Voteknika Voteknika Voteknika Voteknika: Penerapan Metode Template Matching Dalam Menganalisa Cacat Pada Keping PCB

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

VOTEKNIKA

Jurnal Vokasional Teknik Elektronika & Informatika

Vol. 3, No. 1, Januari – Juni 2015 ISSN: 2302-3295

PENERAPAN METODE TEMPLATE MATCHING DALAM MENGANALISA CACAT


PADA KEPING PCB

Mustika Sonsank1, Yasdinul Huda2, Khairi Budayawan2


Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika
Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang
Email: tickha.mustika@yahoo.com

Abstract
Template matching is one of the techniques in digital image processing function to match each
part of an image with an image into a template (reference). Template matching method is often used to
identify the image of the character of letters, numbers, fingerprints, and other matching applications. In
this final project will be made on the damage detection applications PCB track, this is due to PCB
circuit paths that are too small and tight, so the detection manually, by using on the human eye will take
a long time and a high degree of exhaustion. Making an application is intended to speed up the process
detection of damage to the PCB track. The method used in this application is a method of Template
Matching with Delphi programming language. Algorithms method Template Matching will classify the
object, by comparing the image with a reference PCB with PCB input image. The results of applications
showed that PCB track damage detection method can detect with Template Matching damage on the
PCB track, which is marked by a red rectangular box if there is damage on the PCB. If there is no
damage on the PCB, then a warning box appears informing the PCB in good condition, without any
defects.

Keywords: PCB, Template Matching Method, Image Processing, Delphi

A. PENDAHULUAN rangkaian elektronika tergantung pada jalur PCB


yang dirancang.
erkembangan teknologi sangat berarti bagi
Human Error sering terjadi dalam
kehidupan manusia. Teknologi saat ini menjadi
Psalah satu kebutuhan dalam kehidupan sehari- pembuatan jalur PCB, namun tidak ada cara
cepat untuk mengetahui apakah jalur PCB sudah
hari. Pemanfaatan teknologi terbukti dapat
benar atau masih ada cacatnya. Cacat yang
mempermudah kinerja manusia. Hal inilah yang
dimaksud adalah putus jalur, atau
menyebabkan teknologi diterapkan dalam
penyempitan/pelebaran jalur tembaga yang
berbagai bidang, tidak terkecuali bidang
mengakibatkan adanya jalur terbuka, jalur hubung
elektronika.
singkat sehingga membuat PCB tidak berfungsi.
Bidang elektronika tidak lepas dari
Pengidentifikasian cacat pada keping PCB
komponen-komponen yang digunakan untuk
keping PCB menggunakan beberapa cara salah
membuat rangkaian elektronika. Salah satu
satunya menggunakan Ohm Meter. Ohm Meter
komponen yang sangat berpengaruh adalah
berfungsi untuk mengetahui besaran hambatan
papan rangkaian tercetak (Printed Circuit Board,
atau besaran tahanan pada suatu beban dan juga
PCB). Menurut Sugianto (2007) “PCB (Printed
berfungsi untuk mengetahui ada atau tidaknya
Circuit Board) adalah papan rangkaian yang
jalur PCB yang putus.
digunakan sebagai tempat penghubung jalur
Pengidentifikasian menggunakan Ohm
konduktor dan penyusunan letak komponen-
Meter memiliki kekurangan yaitu membutuhkan
komponen elektronika”.
waktu yang lama.Pengidentifikasian dengan
Proses pengerjaan suatu rangkaian
mengandalkan tenaga manusia untuk meneliti
elektronika terutama pembuatan jalur pada PCB
satu persatu jalur sirkuit PCB apakah
yang dikerjakan secara manual yaitu
terdapatkecacatan tidak efesien, hal ini
menggunakan tenaga manusia memungkinkan
disebabkan jalur sirkuit yang sangat kecil dan
terjadinya Human Error, seperti kecacatan dalam
rapat menyulitkan mata manusia untuk meneliti
rangkaian/jalur PCB. Berfungsi atau tidaknya

1
Prodi Pendidikan Teknik Elektronika FT-UNP
2
Dosen Jurusan Teknik Elektronika FT-UNP
186 JURNAL VOTEKNIKA Vol. 3, No. 1 (2015)

jalur, sehingga menyebabkan tingkat kelelahan pembuatan PCB digolongkan menjadi


yang tinggi dan membutuhkan waktu lama. 2, yaitu PCB keras dan PCB lunak.
Cara lain yang digunakan dalam Sedangkan dari teknologi
mengidentifikasi cacat pada keping PCB adalah pengelupasan lapisan tembaga, ada
pengolahan citra digital. Pengolahan citra dua jenis, yaitu pengelupasan mesin
merupakan proses yang bertujuan untuk dan pengelupasan dengan larutan
memanipulasi dan menganalisis citra yang kimia.
banyak melibatkan persepsi visual dengan
bantuan komputer. Menurut Rinaldi Munir (2004 :
Macam-macam bentuk PCB dikutip dari
3)“Pengolahan citra bertujuan untuk memperbaiki
Chogwang (2014) adalah :
kualitas citra agar mudah diinterpretasikan oleh
manusia atau mesin”. a. PCB Matrix Strip Board
Pengolahan citra dapat mengidentifikasi Merupakan jenis PCB yang
jalur PCB yang putus, dimana oleh mata manusia, bentuknya terdiri atas lubang-lubang.
jalur tersebut tidak terlihat, namun oleh Kekurangan PCB ini adalah sulitnya
pengolahan citra akan teridentifikasi. Sistem mengatur pengkabelan yang
pengolahan citra digital sangat luas, salah menghubungkan antara komponen satu
satunya metode Template Matching. dengan komponen lain sehingga
Menurut Achmad Hidayatno (2005:2) menyebabkan kabel-kabel yang
“Metode Template Matching adalah salah satu dihubungkan saling menyilang.
teknik dalam pengolahan citra digital yang Kesulitan lain adalah saat
berfungsi untuk mencocokan tiap-tiap bagian dari penyolderan kaki-kaki komponen dengan
suatu citra dengan citra yang menjadi template 2 kabel penghubung atau lebih.
(acuan)”. Metode Template Matching adalah
salah satu metode yang digunakan untuk b. PCB Cooper Clad
menjelaskan bagaimana otak manusia mengenali PCB jenis Cooper Clad merupakan
kembali bentuk-bentuk atau pola-pola. PCB yang terbuat dari bahan ebonite
Tuntutan praktek kuliah mengharuskan atau fiber glass yang salah satu atau
mahasiswa bekerja cepat, efektif dan efisien kedua sisinya dilapisi oleh lapisan
dalama manajemen waktu maupun penggunaan tembaga. PCB jenis Cooper Clad dapat
biaya. Pengidentifikasian cacat pada keping PCB dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu :
menggunakan pengolahan citra lebih cepat dan 1) PCB Satu Sisi
memberi hasil lebih akurat dibanding yaitu papan PCB yang hanya
menggunakan Ohm meter atau pengidentifikasian memiliki satu sisi yang dilapisi oleh
secara manual. lempeng tembaga.
Tujuan tugas akhir adalah membuat
program uji coba yang mampu mendeteksi 2) PCB Dua Sisi
adanya cacat pada keping PCB secara otomatis yaitu papan PCB yang
dengan menggunakan pendektan metode mempunyai dua sisi yang dilapisi
Template Matching. Tujuan lain adalah untuk oleh lempeng tembaga dan lapisan
mengurangi resiko tidak berfungsinya PCB karena fibernya ada diantara dua lapisan
terdapat cacat pada jalur-jalur PCB. tembaga tersebut.

3) PCB Banyak Sisi


B. METODE PERANCANGAN
yaitu layer yang biasanya hanya
dibuat oleh pabrik pembuat
1. Printed Circuit Board (PCB)
peralatan tersebut. Type multi layer
Menurut Sugianto (2007) “PCB adalah
ini terdiri dari beberapa lapis
papan rangkaian yang digunakan sebagai
tembaga dan fiber yang disusun
tempat penghubung jalur konduktor dan
secara berselingan.
penyusunan letak komponen-komponen
PCB yang akan diidentifikasi dalam
elektronika”.
tugas akhir adalah PCB dengan jenis Cooper
Industri elektronik PCB berkembang
Clad, yang mempunyai satu sisi berbahan
pesat sehingga ada bermacam-macam tipe
keras dan pengelupasannya menggunakan
PCB dilihat dari berbagai sudut pandang.
larutan kimia.
Menurut Adhita Wisnu Wardhana (2008:1)
Pembuatan keping PCB dalam dunia
PCB dilihat dari susunan lapis
industri tidak lepas dari hasil yang sempurna.
digolongkan menjadi 3 jenis yaitu,
Bagian terpenting adalah memisahkan antara
lapis tunggal, lapis ganda dan multi
PCB baik dengan PCB cacat, cacat pada
lapis. Dilihat dari bahan baku
Penerapan Metode Template Matching - Mustika Sonsank 187

keping PCB ada yang cacat sebelum proses


pembuatan dan ada cacat yang setelah
pengemasan.
Beberapa jenis cacat pada keping
PCB menurut Kris (2003:2) diantaranya:
a. Cacat karena proses pelarutan atau
pengelupasan lapisan tembaga yang
tidak sempurna sehingga mengakibatkan Gambar 1. Proses Pencuplikan
pelebaran dan penyempitan lapisan
tembaga, serta juga adanya bercak pada Citra digital mengandung komponen
keping PCB. elemen-elemen dasar, dimana elemen
b. Cacat pada saat pensablonan. tersebut dimanipulasi dalam pengolahan citra
c. Lapisan cat tembaga tidak merata dan digital dan dieksploitasi lebih lanjut dalam
rusak. computer vision. Menurut Rinaldi Munir (2004
d. Penulisan tata letak komponen tidak : 25) elemen-elemen dasar yang penting,
tepat. diantaranya :
e. PCB rapuh dan berubah warna. a. Kecerahan (brightness)
f. Ujung siku PCB rusak karena Menurut Rinaldi Munir (2004:25)
pengemasan salah. “Kecerahan adalah kata lain dari
intensitas cahaya yang dipancarkan
Cacat yang akan diidentifikasi pada piksel dari citra yang dapat ditangkap
tugas akhir ini adalah cacat pelebaran dan oleh sistem penglihatan”. Kecerahan
penyempitan jalur lapisan tembaga yang pada sebuah titik (pixel) di dalam citra
mengakibatkan adanya jalur hubung singkat, merupakan intensitas rata-rata dari area
jalur hubung terbuka sehingga PCB tidak yang melingkupinya.
berfungsi.
b. Kontras (contrast)
2. Pengolahan Citra Digital Kontras menerangkan tentang
Rinaldi Munir (2004 : 15) “Citra adalah terang (lightness) dan gelap (darkness)
fungsi intensitas cahaya dari suatu objek sebuah gambar.Citra yang baik adalah
dalam dua dimensi, yang dinotasikan dalam citra yang komposisi gelap dan
f ( x, y ) , dimana x dan y adalah koordinat titik terangnya tersebar merata.
citra, sedangkan nilai f ( x, y ) merupakan
tingkat intensitas citra pada titik tersebut”. c. Kontur (contour)
Citra dapat di bedakan menjadi 2, Kontur adalah keadaan yang
yaitu : ditimbulkan oleh perubahan intensitas
a. Citra digital pada pixel-pixel bertetangga.Karena
Merupakan suatu matriks yang baris adanya perubahan intensitas ini, mata
dan kolom menunjukkan letak titik di kita mampu mendeteksi tepi-tepi objek di
dalam citra, dan nilai elemen matriks dalam citra.
menunjukkan tingkat keabuan di titik
tersebut. d. Warna (colour)
b. Citra Analog Warna adalah presepsi yang
Citra analog tidak dapat di dirasakan oleh sistem visual manusia
representasikan dalam komputer sehingga terhadap panjang gelombang cahaya
tidak bisa diproses di komputer secara yang dipantulkan objek.Setiap objek
langsung memiliki panjang gelombang yang
berbeda.
Proses pengubahan citra analog Warna yang diterima oleh mata
menjadi citra digital melalui proses konversi manusia merupakan hasil kombinasi
yaitu melalui pembentukan kisi. cahaya dengan panjang gelombang yang
Proses pembentukan kisi-kisi arah berbeda.Warna merah mempunyai
horisontal dan vertikal, sehingga diperoleh panjang gelombang yang paling tinggi,
gambar dalam bentuk larik (array) dua sedangkan warna ungu (violet)
dimensi inilah yang disebut dengan digitasi mempunyai panjang gelombang yang
atau sampling. Setiap elemen larik tersebut paling rendah.Kombinasi warna
dikenal sebagai elemen gambar atau piksel. memberikan rentang warna yang paling
lebar yaitu merah (red), hijau (green) dan
biru (blue).
188 JURNAL VOTEKNIKA Vol. 3, No. 1 (2015)

e. Bentuk (shape) d. Media penyimpanan, adalah piranti yang


Menurut Rinaldi Munir (2004 : 26) mempunyai kapasitas memori besar,
“Shape adalah intrinsik dari objek tiga sehingga gambar dapat disimpan secara
dimensi, dengan pengertian bahwa permanen agar dapat diproses lagi pada
shape merupakan properti intrinsik untuk waktu yang lain.
sistem visual manusia”. Pada umumnya
citra yang dibentuk oleh mata manusia Beberapa jenis citra digital yang
merupakan dwimatra (2 dimensi), sering digunakan adalah:
sedangkan objek yang dilihat umumnya a. Citra biner
berbentuk trimatra (3 dimensi). Yaitu citra yang hanya memiliki 2
f. Tekstur (texture) nilai derajat keabuan yaitu hitam atau
Menurut Rinaldi Munir (2004 : 26) putih.
“Tekstur dicirikan sebagai distribusi
spasial dari derajat keabuan di dalam b. Citra Grayscale
sekumpulan pixel-pixel yang Citra skala keabuan memiliki
bertetangga”. kemungkinan warna antara hitam pada
bagian yang intensitas lemah (minimal)
dan putih pada intensitas kuat
Selain elemen-elemen dasar yang (maksimal).
terkandung dalam citra digital, terdapat juga
elemen sistem pemrosesan citra digital, yang c. Citra Warna
terdiri dari empat komponen, yaitu : Setiap piksel pada citra warna
mewakili warna yang merupakan
kombinasi 3 warna dasar, yaitu R (Red),
G (Green), B (Blue).

3. Metode Template Matching


Menurut Ion Marques (2010 :40)
“Template matching adalah proses mencari
suatu objek (template) pada keseluruhan
objek yang berada dalam suatu citra”.
Template dibandingkan dengan keseluruhan
objek tersebut dan bila template cocok (cukup
dekat) dengan suatu objek yang belum
diketahui pada citra tersebut maka objek
tersebut ditandai sebagai
template.Perbandingan antaratemplate
dengan keseluruhan objek pada citra dapat
Gambar 2. Elemen Pemrosesan Citra dilakukan dengan menghitung selisih jaraknya
sebagai berikut :
a. Digitizer, merupakan sistem penangkap D(m,n)=∑ ∑ , , 2(1)
citra digital yang melakukan penjelajahan
citra dan mengkonversinya ke Dimana f(j,k) menyatakan citra tempat
representasi numerik sebagai masukan objek yang akan dibandingkan dengan
bagi komputer digital. template T(j,k), sedangkan D(m,n)
menyatakan jarak antara template dengan
b. Komputer digital yang digunakan pada objek pada citra.
sistem pemrosesan citra dapat bervariasi Digram Algoritma template matching
dari komputer mikro ke komputer besar terdiri dari akuisisi citra, praprocessing dan
yang mampu melakukan berbagai template matching seperti digambarkan pada
macam fungsi pada citra digital resolusi Gambar 3.
tinggi.

c. Piranti Tampilan, berfungsi mengkonversi


matriks intensitas yang
merepresentasikan citra ke tampilan
yang dapat diinterpretasikan oleh mata
manusia.
Penerapan Metode Template Matching - Mustika Sonsank 189

Gambar 3. Diagram Algoritma Template pada keping PCB. Prosedur kerja dimulai
Matching dengan pengambilan citra PCB acuan, yaitu
citra PCB yang dalam kondisi baik dan
dijadikan sebagai bahan pembanding.
a. Akuisisi Citra
Tahap berikutnya proses
adalah tahap awal untuk Prapengolahan citra dimana PCB acuan
mendapatkan citra digital, yang bertujuan diberikan beberapa perlakuan, seperti
untuk menentukan data yang diperlukan pengubahan citra aras keabuan
dan memilih metode perekaman citra (Grayscale),pengambangan (Threshold) dan
digital. penapisan (Filter). Langkah selanjutnya
mengambil citra PCB masukan, yaitu citra
yang terdapat kerusakan atau cacat, dan
b. Pra Processing
langkah terakhir yaitu proses deteksi yaitu
adalah tahapan-tahapan pengolahan proses yang akan menunjukkan dimana letak
citra digital. cacat pada keping PCB dengan
memunculkan kotak segiempat bewarna
c. Template Matching merah.
adalah metode untuk Prosedur kerja pada program uji coba
membandingkan antara citra acuan dan yang telah dijabarkan dapat digambarkan
flowchartnya sebagai berikut :
citra masukan, untuk mengidentifikasi
cacat pada keping PCB.

Hal-hal yang mempengaruhi dalam


pengidentifikasian cacat pada PCB adalah :
a. Posisi
Citra PCB bisa berbeda-beda
tergantung keadaan saat memindai, oleh
karena itu posisi perlu di perbaiki, apabila
posisi citra kurang tepat.

b. Kondisi Citra
Ketika sebuah citra dibentuk, faktor
seperti pencahayaan dan karakteristik
pemindai mempengaruhi citra PCB.

4. Prosedur Kerja Program Uji Coba


Prosedur kerja pendeteksian cacat
pada keping PCB dimulai dengan
pengambilan citra acuan dan citra masukan
PCB, dilanjutkan dengan proses pengolahan
citra digital oleh bahasa pemograman delphi
dan hasilnya berupa citra yang menunjukkan
ada atau tidaknya cacat pada keping/jalur
PCB, seperti ditunjukkan oleh blok diagram Gambar 5. Flowchart Program Uji Coba
pada Gambar 4.
Tahapan klasifikasi menggunakan
algoritma Template Matching adalah sebagai
berikut :
a. Langkah pertama adalah mengambil citra
acuan dengan menggunakan kamera.
Pengambilan berkas citra akan terbaca
yaitu citra warna (RGB) dengan
Gambar 4. Blok Diagram Identifikasi Cacat format.bmp
pada PCB b. Langkah kedua algoritma adalah
melakukan pengubahan dari citra warna
Gambar 4 menjelaskan secara singkat (RGB) menjadi citra berskala keabuan
prosedur kerja dalam menganalisa cacat
190 JURNAL VOTEKNIKA Vol. 3, No. 1 (2015)

(Grayscale). Pengolahan citra warna C. HASIL DAN PEMBAHASAN


lebih sulit dilakukan, karena mengandung
tiga unsur warna utama yang 1. Hasil Rancangan Program
membutuhkan pengolahan lebih Pembuatan program uji coba dilakukan
kompleks, sehingga citra perlu di ubah
dengan beberapa tahap, yaitu :
menjadi skala keabuan (Grayscale).
Transformasi citra warna (RGB) menjadi a. Pengambilan citra PCB
Citra berskala keabuan (Grayscale) b. Pembacaan citra masukan PCB
dapat dihitung dengan menggunakan c. Processing
persamaan 2. (Grayscale,Filtering,Thresholding)
d. Proses Template Matching. Proses
Deteksi.

Tampilan-tampilan dalam Program uji coba,


Dimana : seperti Gambar-Gambar dibawah ini :
fo (x,y) = fungsi output citra
fiR (x,y) = fungsi input citra untuk Red a. Tampilan Menu Splash
fiG (x,y) = fungsi input citra untuk Green
fiB (x,y) = fungsi input citra untuk Blue.

c. Langkah ketiga algoritma adalah


melakukan proses penyaringan (Filter).
Proses Filter bertujuan untuk
menghilangkan noise yang terdapat pada
berkas yang akan diolah.
d. Langkah keempat algoritma adalah
melakukan proses pengambangan
(Thershold). Syarat batas ambang dan
nilai yang dikehendaki disesuaikan
dengan kebutuhan. Nilai ambang diatur
supaya didapatkan citra biner PCB acuan
yang mendekati sempurna.
e. Langkah selanjutnya, melakukan proses Gambar 6. Tampilan Splash Program Uji Coba
Template Matching dimana proses ini
mencocokkan citra PCB masukan Tampilan Splash Screen adalah tampilan
dengan citra PCB acuan. yang digunakan pada awal aplikasi untuk masuk
f. Langkah akhir Deteksi proses ini akan ke menu utama. Gambar 6 memberikan pilihan
menggambarkan apakah PCB tombol Lanjut untuk memulai aplikasi dan tombol
mengalami cacat pada keping / jalurnya Keluar untuk membatalkan aplikasi.
atau tidak, dimana cacat akan di
gambarkan dengan segi empat pada b. Tampilan Menu Utama
citra masukan. Kotak segi empat merah
yang menunjukkan letak cacat pada PCB
di dapatkan dengan menghitung nilai
korelasi dari kedua citra dengan
persamaan :

Dimana :
x = Template berupa citra keabuan
x = Nilai rata-rata template berupa citra keabuan Gambar 7. Tampilan Program Utama
y = Citra sumber berupa citra keabuan
y = Nilai rata-rata citra sumber, citra keabuan Tampilan program utama seperti yang
N = Jumlah pixel pada citra terlihat pada Gambar 7 terdapat dua menu utama,
r = Nilai korelasi silang pada citra aras keabuan yang didalamnya terdapat dua buah bingkai yaitu
bingkai Citra PCB Acuan dan Citra PCB
Masukan. Tombol Ambil Citra PCB Acuan
berfungsi untuk mengambil citra awal yang
Penerapan Metode Template Matching - Mustika Sonsank 191

berupa citra warna 24 bit, yang terdiri dari 8 bit penampilan citra awal juga dilakukan pada
untuk masing-masing warna pokok R, G, B. jendela utama.
Menu File berisi Open dan Exit serta menu 3) Selanjutnya menekan tombol Citra PCB Aras
Bantuan. Menu Bantuan terdapat form petunjuk Keabuan untuk mengubah citra warna
yang menjelaskan cara pemakaian program. menjadi citra aras keabuan.
Form petunjuk ditunjukkan pada Gambar 8. 4) Proses selanjutnya dilakukan dengan
menekan tombol Filter. Tombol ini akan
menapis citra PCB aras keabuan yang
mengandung derau. Nilai dari penapisan ini
bisa dimasukkan pada kotak samping tombol.
5) Setelah melalui tahap penapisan pada citra
PCB acuan, citra ini diubah untuk menjadi
citra biner dengan menge-klik checkboxBatas
Ambang lalu nilai ambangnya diatur melalui
tombol geser untuk mendapatkan batas
ambang maksimal.
6) Apabila citra PCB acuan mempunyai ukuran
gambar yang besar maka ukuran gambar
dapat diatur dengan menge-klik /
Gambar 8. Tampilan Form Petunjuk mencentangcheckboxUkuran Gambar.
Selanjutnya ukuran gambar dapat diubah
Gambar 8 menjelaskan prosedur dengan mengatur tombol geser.
pemakaian program uji coba untuk memudahkan 7) Tombol setuju ditekan apabila semua langkah
pemakaian program. telah dilakukan mendapatkan hasil
pengolahan yang terbaik serta siap untuk
c. Tampilan Menu Prapengolahan melakukan proses selanjutnya, dan tombol
batal bila tidak jadi digunakan. Hasil dari
semua proses Prapengolahan ditampilkan
secara utuh pada bingkai utama Citra PCB
Acuan.

d. Tampilan Bingkai Citra PCB Masukan

Gambar 9. Tampilan Menu Prapengolahan

Tampilan jendela Prapengolahan pada


Gambar 9 memiliki beberapa tombol yang
menyatakan urutan proses untuk identifikasi cacat
pada keping PCB, dimana prosedur kerja harus Gambar 10. Tampilan Bingkai Citra Masukan
berurutan dimulai dari menekan tombol Ambil Tampilan pada Bingkai Citra Masukan
Citra PCB Acuan sampai pada Deteksi untuk terdapat tombol Ambil Citra Masukan, Berfungsi
melihat PCB terdapat cacat atau tidak. Urutan untuk memasukkan citra masukan ke dalam
proses dijelaskan sebagai berikut : bingkai program uji coba. Tombol Blok Korelasi
1) Citra awal yang akan diproses ditampilkan berfungsi untuk memasukkan nilai/ angka yang
dalam bingkai tampilan dengan memilih akan menunjukkan letak cacat pada PCB.
terlebih dahulu citra PCB yang akan dijadikan Gambar 11 menunjukkan citra PCB
acuan dengan menekan tombol Ambil Citra masukan di bingkai program uji coba dengan
PCB Acuan. menekan tombol Ambil Citra PCB Masukan.
2) Menekan tombol Citra PCB Warnaakan
menampilkan citra keping PCB awal yang
belum mengalami proses pengolahan citra.
Tombol ini hanya bersifat pilihan, dipilih bila
ingin melihat citra PCB awal. Karena
192 JURNAL VOTEKNIKA Vol. 3, No. 1 (2015)

juta lebih warna dengan penimpanan 3


byte.
Citra yang diproses tanpa melihat
ukuran piksel tertentu, karena proses
pengolahan yang dilakukan tidak
berdasarkan ukuran. Citra yang dibaca
hasil pemindaian menggunakan scanner.

b. Pengubahan Citra Asli Menjadi Citra


Aras Keabuan.

Pengubahan citra asli menjadi citra


aras keabuan dilakukan untuk
Gambar 11. Citra PCB Masukan di Bingkai mempermudah proses pengolahan
Program Uji Coba. selanjutnya. Citra warna 24-bit
mengandung tiga komponen warna, yaitu
Setelah Citra PCB masukan berada dalam komponen warna merah (Red), hijau
bingkai program masukan nilai korelasi dan tekan (Green), dan biru (Blue) 8-bit.
tombol Deteksi, maka akan muncul segi empat Pengubahan citra Warna (RGB) menjadi
merah jika pada PCB terdapat cacat, seperti citra aras keabuan di lakukan dengan
Gambar 12. melakukan perhitungan mengunakan
persamaan 2.
Pengolahan citra warna lebih sulit
karena harus dilakukan pada ketiga
komponen warna, sedangkan citra aras
keabuan adalah citra monokrom 8-bit,
yang merupakan citra kanal fungsi
tingkat keabuan dari hitam ke putih.
Warna abu-abu adalah satu-satunya
warna yang komponen merah, hijaudan
biru mempunyai intensitas yang sama
pada ruang RGB.
Bila semua warna pokok
mempunyai intensitas yang sama berada
Gambar 12. Proses Deteksi Cacat Pada Keping diantara 0 dan 1, maka yang tampak
PCB adalah warna abu-abu, jadi warna abu-
abu diambil dari nilai rata-rata ketiga
Gambar 12 menunjukkan Hasil akhir dari komponen warna pokok.
program yang dirancang, yaitu setelah menekan
tombol Deteksi. Segi empat merah menunjukkan c. Penapisan Citra.
adanya cacat pada keping PCB dan menunjukkan Penapisan citra adalah proses
daerah cacat pada keping PCB. yang tidak harus dilakukan pada urutan
Penunjukkan area segi empat merah ini di proses pengolahan citra. Penapisan citra
dapatkan melalui perhitungan dengan persamaan hanya bersifat pilihan yang dilakukan jika
3, hasil dari perhitungan berupa angka di citra dianggap masih memiliki derau
masukkan dalam blok korelasi, dan setelah itu di (noise).
tekan tombol deteksi. Tapis yang digunakan adalah tapis
median, karena tapis ini berguna untuk
2. Pembahasan Prosedur Kerja mempertahankan tepi citra sekaligus
a. Pembacaan Citra. mengurangi derau acak.Tapis ini
merupakan pengolahan tak-linear yang
Citra yang dibaca adalah citra
berguna untuk mengurangi derau salt-
warna 24-bit, setiap warna dasar
and-pepper.
menggunakan penyimpanan 8 bit = 1
Proses yang dilakukan oleh tapis
byte, yang berarti setiap warna
median adalah mengganti piksel asli
mempunyai gradasi sebanyak 255
sebagai masukan dengan nilai tengah
warna, citra warna terdiri dari R (Red), G
(median) dari nilai piksel di sekitarnya.
(Green) dan B (Blue), berarti setiap
Program uji coba yang dirancang
piksel mempunyai kombinasi warna
menggunakan nilai penapisan, yaitu :
sebanyak 28 .28. 28 = 256 x256 x256 =16
Penerapan Metode Template Matching - Mustika Sonsank 193

0 1 2 3 4 5 6 7 8 seringkali kecil dimensinya. Oleh karena


Nilai tapis yang di ambil berada itu untuk jumlah blok korelasi ideal pada
pada nilai 3 dan 4, oleh karena itu citra PCB RAM adalah 20 sampai 30,
diambil angka 3 sebagai nilai median di tergantung ukuran citra yang dideteksi.
dalam proses penapisan citra (Filter).
D. SIMPULAN DAN SARAN
d. Pengambangan Citra.
Operasi pengambangan digunakan 1. Kesimpulan
untuk mengubah citra dengan format Kesimpulan dari pembuatan program
keabuan menjadi format citra biner yang untuk mengidentifikasi cacat pada keping
hanya memiliki 2 nilai ( 0 atau 1). Operasi PCB adalah:
pengambangan mengubah titik dengan a. Tersedianya sebuah aplikasi untuk
nilai rentang keabuan tertentu menjadi mengidentifikasi cacat jalur pada sebuah
bewarna hitam dan sisanya bewarna keping PCB.
putih. b. Metode Template Matching dapat
Pengambangan dalam program uji diterapkan dalam pengolahan citra
coba di rancang dengan menggunakan digital, khususnya untuk mengidentifikasi
Trackbar yang di batasi dengan nilai dan menganalisis cacat pada keping
minimum (0) dan nilai maksimum (255), PCB.
dimana ditonjolkan adalah jalur
rangkaian dari latar belakang yang 2. Saran
bewarna lebih gelap.Pengambangan Saran-saran yang diberikan setelah
dapat diatur dengan menggeser Trackbar membuat program unutk mengidentifikasi
hingga mendapatkan citra biner yang cacat pada keping PCB, adalah:
diinginkan. a. Diperlukan pengembangan penelitian
untuk format berkas pada citra masukan
e. Deteksi yang berguna untuk mengoptimalkan dan
Tahap untuk mendeteksi cacat menambah kemampuan sistem dalam
pada PCB adalah pengaturan posisi citra
mengolah berbagai berkas citra.
dan mengisi jumlah blok korelasi.
Pengaturan posisi citra dalam tugas akhir b. Diperlukan pengembangan penelitian
ini mengatur koordinat pergeseran untuk rotasi citra masukan guna
(kanan, kiri, atas, dan bawah) citra agar mengoptimalkan kemampuan sistem
posisi citra acuan dengan citra masukan dalam mendeteksi cacat pada keping
sama. PCB.
Proses ini sangat penting karena c. Diperlukan pengembangan penelitian
dapat disebut juga sebagai proses awal
lanjutan menggunakan bahasa
template matching, dengan mencuplik
blok citra masukan pada pojok kiri atas pemograman lainnya untuk diteliti
lalu dicocokan dengan citra acuan mulai keefisienan waktu dan keringkasan
pojok kiri atas.Pencocokan dilakukan pengkodean program.
hingga mendapatkan nilai korelasi
tertinggi.Apabila sudah didapatkan Catatan: Artikel ini disusun berdasarkan skripsi
pergeseran, nilai pergeseran ditampilkan penulis dengan Pembimbing I Yasdinul
pada bingkai dengan menampilkan Huda,S.Pd, MT dan Pembimbing II
koordinat pergeseran. Khairi Budayawan, S.Pd, M.Sc
Pada proses pengisian nilai blok
korelasi, besarnya nilai blok menentukan
letak cacat citra PCB masukan. Seperti E. DAFTAR PUSTAKA
pada Citra PCB RAM, citra ini memiliki Achmad Hidayatno dkk.(2005). “Penentuan
ukuran 1567x337, tapi untuk proses Wilayah Wajah Manusia Pada Citra Bewarna
deteksi ukuran piksel dari citra di perkecil Berdasarkan Kulit Wajah Dengan Metode
menjadi 1557x327. Masing-masing Template Matching”. Jurnal Teknologi Elektro.
dikurangi 10 piksel untuk akuisisi data,
sehingga ukuran maksimal blok korelasi Adhita Wishnu Wardhana, (2008). “Penggunaan
adalah 327 piksel. Metode Template Matching Untuk Identifikasi
Nilai blok korelasi 327 terlalu besar Kecacatan PCB”. Jurnal Teknologi Informasi
sehingga penunjukkan letak posisi cacat
tidak akurat, karena cacat pada PCB
194 JURNAL VOTEKNIKA Vol. 3, No. 1 (2015)

Chogwang. 2014. " Mengenal Dasar Jenis dan


Bagian PCB "www.Chogwang.com. Diakses 02
Februari 2015.

Kris Adhy Nugroho. (2003). “ Identifikasi Cacat


Pada Keping PCB Menggunakan Pencocokan
Model (Template Matching).” Jurnal Teknik
Elektro. Universitas Diponegoro

Marques Ion. (2010).Face Regoction Algorithms


.Jurnal. Universidad del Pais Vasco.

Murni,Aniati. (1992). Penghantar Pengolahan


Citra.Elex Media Komputindo.

Nur Wakhidah. (2012). “ Deteksi Plat Nomor


Kendaraan Bermotor Berdasarkan Area Pada
Image Segmentation. Jurnal Transformatika.
Universitas Semarang

Ramadona Nilawati.(2004). “ Definisi dan Simbol


Flowchart”. Jurnal. Universitas Gunadarma.

Rinaldi Munir. (2004). Pengolahan Citra Digital


Dengan Pendekatan Algoritmik.Bandung :
Informatika.

T. Sutoyo. et. al. (2009). Teori Pengolahan Citra


Digital.Yogyakarta : ANDI

Wanahana Komputer. (2003). “Panduan Praktis


Pemograman Borland Delphi7.0.Semarang :
ANDI

You might also like