Professional Documents
Culture Documents
Pemetaan Potensi Dan Dampak Ekonomi Masyarakat Di Kawasan Pertambangan Bukit Tumpang Pitu Banyuwangi
Pemetaan Potensi Dan Dampak Ekonomi Masyarakat Di Kawasan Pertambangan Bukit Tumpang Pitu Banyuwangi
Pemetaan Potensi Dan Dampak Ekonomi Masyarakat Di Kawasan Pertambangan Bukit Tumpang Pitu Banyuwangi
ABSTRACT
Bukit Tumpang Pitu is located in Sumber Agung village, district of Pesanggaran, Banyuwangi region. There ara seven
hills around Bukit Tumpang and it contains gold minning resourses. Since 2000, this area had been minning by local
community with conventional method. On 20008, Local Government of Banyuwangi gave access for doing explaration
in this area to Indo Multi Niaga corporation (IMN ltd). And this made the minners segemented into two types, i.e: a
conventional and labor corporation minner. This research intends to make a map of local potention in this minner area
and to see that there is an economic impact for the community in minning area. The method used is a grounded
research, by using survey method, observation and interview with respondent through sample-questioner. This research
wants to show that there are many economic pontentions to earn in this area. Since minner area, many people will
come to this place. Besides the economic function, this area have tourism destination. It is Red Island beach and reside
at near to the minner area.
Keywords: Potential mapping; Economic impact; labor corporation minner; traditional labor minner; area minning
ABSTRAK
Sejak tahun 2012, Desa Sumber Agung selain sebagai kawasan pertambangan yang sudah hampir 15 tahun, juga
mempunyai potensi wisata Red Island (Pulo Merah). Permasalahan penelitian adalah sejauh mana perubahan sosial
ekonomi terjadi di masyarakat Desa Sumber Agung. Tujuan Penelitian melihat bagaimana perubahan sosial ekonomi
terjadi pada masyarakat Desa tersebut. Penelitian ini penelitian lapangan (grounded research), menggunakan metode
survei lokasi, observasi, dan wawancara menggunakan kuesioner. Teknik sampel secara purposive random sampling
dengan jumlah responden 100 orang. Pengolahan data kuantitatif dengan menggunakan kategorisasi dan tabel
frekuensi. Analisis data secara diskriptif analitik. Hasil penelitian menunjukkan adanya perubahan potensi ekonomi.
Mulai dari jenis mata pencaharian, pendapatan masyarakat, hingga pola dan gaya hidup sehari-hari. Desa Sumber
Agung tidak lagi mencerminkan desa pedalaman namun lebih menunjukkan desa wisatawan. Pemukiman penduduk
desa sudah berubah fungsi menjadi Homestay, dan Guest House karyawan petambang swasta.
Kata Kunci: Pemetaan; perubahan ekonomi; Perusahaan Penambang; Penambang Tradisional, Wilayah Penambangan.
114
115 - Pemetaan Potensi dan Dampak Ekonomi Masyarakat
langsung pada lokasi objek penelitian yaitu 2. Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah
Desa Sumber Agung Kecamatan Pesanggaran dan (PAD) ;
data sekunder dari instansi terkait. Metode 3. Menampung tenaga kerja, terutama
sampel yang digunakan adalah metode masyarakat di sekitar tambang;
purposif sample, yaitu sampel merupakan 4. Meningkatkan ekonomi masyarakat di
perwakilan tertentu yang dianggap bisa sekitar tambang;
mewakili pendapat dari populasi. Indikator yang 5. Meningkatkan usaha mikro masyarakat di
dikaji adalah indikator-indikator sosial ekonomi, sekitar tambang;
seperti tingkat pendidikan, pendapatan, 6. Meningkatkan kualitas SDM masyarakat di
kepemilikan (aset), pekerjaan utama, dan sekitar tambang; dan
pekerjaan sampingan. Hasil dari penelitian dapat 7. Meningkatkan derajat kesehatan
menjadi masukan dan bahan pertimbangan bagi masyarakat di sekitar tambang.
pemerintah daerah dalam menyusun strategi dan Namun secara alami keberadaan deposit
rencana pengembangan potensi lokal yang ada di sumber daya tambang selalu berinteraksi dan
Banyuwangi khususnya di kawasan pertambangan berkaitan dengan lingkungan habitatnya, seperti
Bukit Tumpang Pitu Kecamatan Pesanggaran. tanah, air, dan tumbuh-tumbuhan. Karena itu
salah satu faktor mendasar yang tidak dapat
maupun negatif. Dampak positif kegiatan Lingkungan Hidup Nomor 32 tahun 2009,
terhadap peningkatan pendapatan asli daerah, langsung dan/atau tidak langsung terhadap sifat
lapangan kerja, pengadaan barang dan jasa untuk lingkungan hidup. Beberapa kejadian sebagai
konsumsi dan yang berhubungan dengan kegiatan dampak negatif dari kegiatan pertambangan dapat
produksi, serta dapat menyediakan prasarana bagi dilihat dari terjadinya ancaman terhadap
(Mangkusubroto, 1995). Menurut Salim (2007) ekonomi, dan warisan nasional (Barton, 1993).
1. Memberikan nilai tambah secara nyata tambang emas di Kalgoorie Australia Barat, bekas
kepada pertumbuhan ekonomi nasional; tambang timah di Pulau Dabo Singkep yang
menyebabkan air tergenang pada lubang-lubang
118 - Pemetaan Potensi dan Dampak Ekonomi Masyarakat
bekas galian sebagai sarang malaria, hamparan Rahman Zaki, dkk.(jurnal Administrasi Publik
tanah gundul yang tidak produktif (Kasus (JAP), dalam penelitian “Dampak Sosial Ekonomi
ANTAM Pomala dan PT. Inco), rona kota Pertambangan Minyak dan Gas Banyu Urip,
terkesan sebagai kota mati (Katili, 1998), serta Kabupaten Bojonegoro” memberikan kesimpulan
menurunnya kualitas tanah dan air, serta lubang- bahwa adanya peralihan mata pencaharian
lubang bekas tambang batubara di Kalimantan masyarakat Gayam yang sebelumnya dominan di
Timur dan Kalimantan Selatan. sektor pertanian beralih ke sektor
Dampak penambangan di bidang sosial pertambangan.Tingkat pendapatan meningkat dan
ekonomi sangat terasa menjelang dan berhentinya mengarah lebih sejahtera Multiple effect sektor
operasi perusahaan, seperti pendapatan pertambangan telah mempengaruhi kenaikan upah
masyarakat menurun, terjadi pemutusan tenaga sektor non-pertambangan. Peran Pemerintah
kerja, tidak adanya lapangan kerja, pola produksi Kabupaten Bojonegoro sukses dalam memberikan
dan konsumsi menurun, pendapatan dan kebijakan sektor pertambangan yang mendukung
penerimaan pemerintah dari pajak tambang dan masyarakat.Terlihat dari keadaan sosial ekonomi
retribusi menurun. Dampak lanjutannya yaitu masyarakat Gayam. Adanya perda konten lokal
konflik antaretnis, konflik budaya, konflik tanah, dan keterlibatan masyarakat, dapat meredam
kemiskinan dan pengangguran, persepsi negatif konflik sosial yang terjadi pada masyarakat
terhadap perusahaan, kualitas hidup, partisipasi sekitar pertambangan Banyu Urip.
dan peranan wanita. Lebih lanjut Chusharini Chamid,
Dampak sosial-ekonomi ini menurut mengatakan dalam kesimpulan hasil penelitian
Homenauck (1988, dalam Hadi, 2005) dapat tentang “Keberhasilan Program Community
dikategorikan ke dalam kelompok-kelompok Development di Sekitar Tambang Mencerminkan
real impact dan special impact. Real impact Kinerja Industri Tambang” dikatakan bahwa PT.
adalah dampak yang timbul sebagai akibat dari Kelian Equator Mining (PT. KEM), telah
aktivitas proyek, prakonstruksi, konstruksi, melaksanakan Pengelolaan Mercuri Avereness
operasi, dan pascaoperasi, misalnya migrasi yang bertujuan untuk mengurangi pencemaran air
penduduk, kebisingan, atau polusi udara. Special raksa di lingkungan. Sehingga hal ini bisa
impact adalah suatu dampak yang timbul dari meningkatkan kualitas pengetahuan masyarakat
persepsi masyarakat terhadap resiko dari adanya terhadap resiko terpaparnya air raksa. Dampak
proyek. lebih lanjut hal ini bisa meningkatkan kualitas
Dampak pada kondisi sosial-ekonomi sosial ekonomi masyarakat di kawasan
pada penelitian ini dikaji melalui peluang pertambangan (Jurnal MIMBAR, jurnal Sosial
berusaha, peningkatan pendapatan, perubahan dan Pembangunan).
mata pencaharian, perubahan perilaku Berbeda pula jika kita melihat hasil
masyarakat, dan kejadian konflik sosial. Abdul penelitian Miranti, (2008), tentang “Prospek
119 - Pemetaan Potensi dan Dampak Ekonomi Masyarakat
Industri Batu Bara di Indonesia” Dampak berubah dari dalam diri mereka sendiri; seperti
kegiatan pertambangan batu bara di Kelurahan apa karakter dan karakteristik masyarakat,
Loa Ipuh Darat pada kondisi sosial adalah khususnya dalam menyikapi intervensi sosial;
memicu timbulnya migrasi masuk, timbulnya seperti apakah pola informasi komunikasi yang
kejadian konflik, merenggangnya hubungan terjadi di tengah masyarakat baik penyebaran
kekerabatan, dan memicu timbulnya praktik informasi maupun dalam kerangka pembelajaran;
prostitusi yang dilegalkan oleh pemerintah daerah. Media-media seperti apakah dan sumber belajar
Pada kondisi ekonomi kegiatan pertambangan apakah yang digunakan dan diyakini masyarakat
menimbulkan peluang usaha bagi warga sebagai sarana informasi dan pembelajaran;
masyarakat. Peningkatan atau pun penurunan Kekuatan-kekuatan sosial yang dominan di dalam
tingkat pendapatan masyarakat bervariasi kerangka perubahan social; Faktor-faktor
berdasarkan jenis pekerjaan warga, serta lingkungan apakah yang berpengaruh terhadap
kesempatan kerja di sektor pertambangan, sikap dan perilaku masyarakat.
walaupun untuk warga lokal tergolong minim Menurut Lembaga Pengkajian
disebabkan rendahnya tingkat pendidikan dan Masyarakat Universitas Gadjah Mada (2011)
keterampilan warga lokal. tujuan pemetaan sosial adalah, sebagai langkah
awal pengenalan lokasi sasaran program dan
Pemetaan Potensi Lokal di Kawasan pemahaman fasilitator terhadap kondisi
Pemetaan potensi lokal merupakan suatu diperlukan pendekatan dan metoda pelaksanaan
kegiatan yang dilakukan untuk menemukenali program pemerintah melalui sosialisasi dan
potensi sosial ekonomi dan budaya masyarakat pelatihan. Sedangkan tata cara Pemetaan Sosial
lokal atau disebut juga sebagai kegiatan orientasi (Orientasi Sosial dan Wilayah) ini adalah sebagai
sosial. Kegiatan ini merupakan bagian dari proses dasar penyusunan rencana kerja yang bersifat
sosialisasi awal, dilakukan setelah dan atau taktis terhadap permasalahan yang dihadapi serta
bersamaan dengan kegiatan Kunjungan Informal sebagai acuan dasar untuk mengetahui terjadinya
sosial budaya dan sosial ekonomi yang perlu Lebih lanjut dikatakan bahwa Pemetaan sosial
ditemukenali mencakup beberapa kondisi sebagai diharapkan menghasilkan data dan Informasi
berikut: nilai-nilai apakah yang dianut oleh tentang 1). data Demografi: jumlah penduduk,
masyarakat secara dominan yang mampu komposisi penduduk menurut usia, gender, mata
sosial apakah yang mampu mendatangkan Geografi: topografi, letak lokasi ditinjau dari
lingkungan geografis terhadap kondisi sosial pertambangan di Desa Sumber Agung Kecamatan
masyarakat, 3) Data psikografi: nilai-nilai dan Pesanggaran Kabupaten Banyuwangi maka data
kepercayaan yang dianut, mitos, kebiasaan- yang didapatkan digunakan sebagai dasar
kebiasaan, adat istiadat, karakteristik pertimbangan pengambilan keputusan dalam
masyarakat, pola hubungan sosial yang ada, motif pengembangan potensi daerah bagi pemerintah
yang menggerakkan tindakan masyarakat, kabupaten Banyuwangi.
pengalaman pengalaman masyarakat terutama
terkait dengan mitigasi bencana, pandangan,
sikap, dan perilaku terhadap intervensi luar, Metodologi Penelitian
kekuatan sosial yang paling berpengaruh, serta 4) A. Jenis Penelitian: Penelitian yang dilakukan
Pola komunikasi: media yang dikenal dan termasuk dalam penelitian survei deskriptif.
digunakan, bahasa, kemampuan baca tulis, orang Menurut Morissan (2014) penelitian survei
yang dipercaya, informasi yang biasa dicari, deskrptif (descriptive survei) berupaya
tempat memperoleh informasi. Dalam pemetaan menjelaskan atau mencatat fenomena yang terjadi
dilengkapi adanya penegakan Hukum yang yang terkait dengan permasalahan yang dikaji.
bertujuan untuk mengantisipasi kerusakan Melalui penelitian ini, peneliti melakukan survei
lingkungan di usaha pertambangan. Fenti U. untuk melakukan pemetaan dalam rangka
Puluhulawa, menyatakan dalam kesimpulan mengidentifikasi dan menginventarisasi potensi
penelitian bahwa penegakan hukum dalam bisnis serta mendeskripsikan dampak ekonomi
pertambangan dan batubara belum bisa masyarakat di kawasan pertambangan Bukit
diharapkan untuk mendukung keberadaan Tumpang Pitu Desa Sumber Agung kecamatan
penegak hukum, karena metode yang digunakan Pesanggara Banyuwangi. Metode yang digunakan
masih menggunakan hukum sosial (Jurnal dalam pelaksanaan survei adalah Formal Rapid
Dinamika Sosial, Volume 11 No.2 tahun 2011). Apraisal Participatory Apraisal yakni
Pemetaan sosial di dalam kawasan potensi (Pemantauan Cepat) Participatory Apraisal
pertambangan hendaknya didasarkan pada studi (Pemantauan Secara Partisipatif).
kasus yang terjadi di area tambang tersebut.
B. Teknik Pengumpulan Data: Data yang
Kajian dalam penelitian ini difokuskan
digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
pada pemetaan potensi dan dampak ekonomi
dan sekunder. Data primer diperoleh melalui
masyarakat di kawasan pertambangan dengan
observasi langsung di lapangan, penyebaran
melakukan identifikasi kondisi sosial ekonomi
kuesioner, partisipasi dan wawancara mendalam
dan potensi-potensi yang ada di wilayah studi.
(dept interview) dengan responden dan pejabat
Karena tujuan penelitian ini adalah untuk
terkait. Sedangkan data sekunder diperoleh
mengidentifikasi potensi dan dampak ekonomi
Kecamatan Pesanggaran, Kelurahan Sumber
bagi masyarakat yang tinggal di di daerah potensi
Agung, serta dari studi pustaka dan studi literatur
121 - Pemetaan Potensi dan Dampak Ekonomi Masyarakat
di berbagai instansi dan perguruan tinggi terkait responden berdasarkan jenis kelamin, usia,
tentang permasalahan masyarakat di potensi tingkat pendidikan, pendapatan, jenis
daerah pertambangan. Data sekunder Kelurahan pekerjaan
Sumber Agung adalah data sebelum dilaksanakan - Pengumpulan Identifikasi pencaharian,
kegiatan eksplorasi pertambangan dan data tehun pendapatan mengetahui gambaran tentang
2013. Karena data ini untuk melihat adanya masalah-masalah sosial yang muncul.
perubahan sosial ekonomi jenis mata pencaharian Variabel-variabel yang digunakan dalam
masyarakat. penelitian:
Table 1. Variabel
Dari tabel 2 terlihat bahwa jumlah penduduk penambangan tradisional di sekitar Bukit
terbanyak ada di usia 30-39 tahun sebanyak 2205 Tumpang Pitu. Sejak saat itu perubahan drastis
jiwa dan jumlah paling sedikit ada di usia 50-59 telah terjadi di Pesanggaran dan kawasan
tahun sebanyak 1473 jiwa. sekitarnya. Dampak yang ditimbulkan juga sangat
besar sehingga situasi Desa Sumber Agung
Deskripsi Penambangan Emas Bukit Kecamatan Pesanggaran seperti sebuah kota kecil
ditemukannya “Bukit Emas Tumpang Pitu“ satu desa potensial yang ada di Kecamatan
pada tahun 2006 yang diawali adanya survei dari Pesanggaran. Keberadaan pantai Red Island (Pulo
investor Australia tahun 1999. Beberapa Merah) merupakan potensi lokal yang selalu
perusahaan yang pernah melakukan eksplorasi menarik untuk dikembangkan dan menjadi icon
adalah Flaserdam, Hakma Metalindo, Indo Multi tersendiri bagi Desa Sumber Agung sebagai desa
Niaga, dan sekarang perusahaan Bumi Sukses wisata. Perubahan kehidupan masyarakat
Indo. Keberadaan perusahaan dalam melakukan khususnya dalam bidang ekonomi semakin nyata
eksplorasi, juga telah mendorong masyarakat ketika keberadaan perusahaan pertambangan yang
sekitar untuk mencari dan menemukan sendiri melakukan eksplorasi membutuhkan banyak
tambang emas yang ada di sekitar permukiman tenaga kerja dan kebutuhan akan tempat tinggal
mereka. Salah satu narasumber memberikan yang tidak jauh bagi pekerja perusahaan tambang.
informasi bahwa, penambangan emas secara Di samping itu, anggapan masyarakat bahwa
tradisional dimulai ketika seseorang sedang keberadaan tambang emas juga ada di sekitar
menggali tanah untuk membangun rumah. Dari permukiman penduduk membuat masyarakat
hasil galian pondasi rumah ternyata mereka melakukan penambangan secara tradisional atau
tanah dan bebetauan dari hasil galian. Sejak saat dilakukan di lahan-lahan dekat permukiman yang
itu warga beramai-ramai menggali tanah di sekitar berada dalam pengelolaan perhutani.
perhutani. Masyarakat beranggapan bahwa, “Jika ditemukannya kandungan emas dalam bebatuan
tambang emas yang sedang diteliti pihak investor yang digali untuk pondasi rumah, berhubung
berada di Bukit Tumpang Pitu, maka keberadaan adanya penemuan material tambang tersebut
emas pasti juga dapat ditemukan di kawasan maka bukit itu sekarang terkenal dengan
lainnya yang masih berdekatan dengan Bukit sebutan Bukit “Tumpang Pitu”. Penemuan
Tumpang Pitu”. Sejak saat itulah berdatangan kandungan emas pertama sekali diperoleh pada
orang-orang dari berbagai daerah melakukan kedalaman hanya 2 meter dalam tanah, sejak itu
124 - Pemetaan Potensi dan Dampak Ekonomi Masyarakat
maka semakin banyak masyarakat yang masuk/ mobilitas penduduk serta aktivitas
mengadu nasib mencari emas di lokasi sekitar pertambangan menyebabkan aktivitas
Bukit “Tumpang Pitu” tadi. Semakin lama perdagangan barang dan jasa lain tumbuh
semakin banyak orang yang ingin mencoba dengan subur di Pesanggaran tersebut. Ketika
peruntungan mencari emas. Dulunya penduduk kita memasuki kawasan ini maka kita akan
desa ini yang mengandalkan pertanian dan menjumpai bengkel-bengkel sepeda motor,
nelayan sebagai mata pencahariannya kini beralih bengkel-bengkel las untuk pembuatan
menjadi pengelola, buruh penggali lobang, gelondongan, warung-warung makan, kedai
mandor, lansir, pemecah material batu emas, kopi, kedai dan warung yang menyediakan
buruh gelondongan, dan berbagai kegiatan lain kebutuhan tambang dtambah lagi dengan
yang muncul akibat adanya penambangan batu jejeran gelondongan pemecah batu yang
mulia. Hingga saat ini wilayah ini banyak memenuhi sepanjang jalan Pesanggaran.
mengundang minat pendatang khususnya Kondisi tersebut telah mengubah
penambang yang berasal dari luar Banyuwangi. Pesangggaran menjadi seperti sebuah kota
Adanya perusahaan yang mendapat ijin untuk kecamatan yang lebih ramai dan lebih sibuk
eksplorasi di kawasan Bukit Tumpang Pitu dari ibu kota kecamatan lainnya di daerah ini.
Kecamatan Pesanggaran menambah semakin Setiap hari akan dijumpai ratusan sepeda motor
besarnya arus migrasi di Desa Sumber Agung petambang dan pelansir material lalu lalang di
yang letak desanya berada di sekitar area jalan gampong, bunyi mesin gelondongan
penambangan. material emas seakan tidak pernah berhenti baik
Pencari emas tidak hanya berasal dari siang maupun malam, mobil pribadi atau pun
Pesanggaran, tetapi banyak sekali yang datang mobil perusahaan tambang juga memasuki
dari daerah lain kecamatan lain dari kawasan Bukit Tumpang Pitu. Meskipun bergerak
Banyuwangi atau pun dari luar Banyuwangi dalam kegiatan penambangan yang bersifat
seperti Bali, Probolinggo, Situbondo, dan instan dan spekulatif, harga-harga barang-
Lumajang. Penambang emas ini bahkan ada yang barang dan jasa-jasa di Desa Sumber Agung
berasal dari Lampung (propinsi Sumatera Pesanggaran kawasan Bukit umpang Pitu tidak
Selatan) dan Subang (Propinsi Jawa Barat). terlalu tinggi atau berbeda dengan tempat lain
Masyarakat Sumber Agung Pesanggaran dan yang tidak ada tambang, ini terjadi karena
sekitarnya agaknya sangat terbuka terhadap lokasi gampong dengan ibukota kecamatan
perubahan dan keanekaragaman pendatang dari tidak jauh, lokasi penambangan juga tidak
luar Pesanggaran. Pendatang hanya perlu jauh dari gampong sehingga biaya transportasi
melapor kepada perangkat desa dan selanjutnya tidak bertambah dan persaingan sesama penjual
mereka boleh langsung melakukan penggalian menyebabkan mereka tidak bisa semena-mena
di lokasi penambangan. Derasnya arus keluar- menentukan harga. Satu hal lagi yang menarik
125 - Pemetaan Potensi dan Dampak Ekonomi Masyarakat
bahwa ada larangan dari perangkat gampong dilakukan oleh aparat kepolisian beberapa bulan
untuk tidak berjualan di lokasi penambangan belakangan, kini telah dibuka kembali.
tetapi hanya boleh di perkampungan agar Berbondong-bondong manusia datang mencari
kegiatan ekonomi lebih merata diperoleh dan keberuntungan karena sebelumnya pernah
dirasakan oleh seluruh masyarakat dan tidak mendengar cerita dari mulut ke mulut tentang
menyebabkan kenaikan harga yang tinggi di orang-orang yang diuntungkan dari hasil keringat
lokasi penambangan. mereka di tempat yang sama.
Penambangan emas di kawasan Bukit Dari aspek perekonomian lokal, kegiatan
Tumpang Pitu Kecamatan Pesanggaran pertambangan ini boleh dibilang cukup
sekitarnya menjadi lebih ramai dari merangsang kelesuan pasar lokal yang sempat
sebelumnya, berbagai manfaat yang nyata telah lesu ketika pertambangan rakyat ditutup karena
dinikmati oleh masyarakat. Berdasarkan kasus perusakan peralatan PT IMN dan
wawancara dengan perangkat desa dan perangkat penembakan aparat kepada beberapa penambang
kepemudaan, semua masyarakat di kawasan rakyat. Pasar kembali diramaikan oleh para
penambangan Bukit Tumpang Pitu tersebut penambang yang datang dari berbagai macam
sekarang bekerja dan memperoleh penghasilan daerah. Para pedagang mulai dari sayur mayur
dari tambang emas, apakah bekerja sebagai sampai ke pedagang peralatan ringan yang
karyawan perusahaan atau menambang secara dibutuhkan oleh para penambang untuk sementara
tradisional. Tidak hanya orang dewasa saja, boleh bergembira. Bahkan para pengijon yang
anak-anak sekolah pada hari libur juga ikut menawarkan modal kepada para penambang
menambang dan bekerja pada kegiatan dalam bentuk uang kontan sampai dalam bentuk
penambangan. Hal ini dilakukan sebagai upaya kredit peralatan ringan, juga diuntungkan dengan
untuk memberikan kesempatan bagi mereka dibukanya kembali pertambangan di Petak 56.
memperoleh rahmat Tuhan dari adanya penemuan Manusia lupa bahwa dalam konteks logika
emas di lingkungan sekitar namun tetap menjaga ekonomi segala kemungkinan hidup itu terbukti
lingkungan sekitar. tidak pernah jauh dari hukum. siapa kuat dia
menguasai. Dalam hal pencarian keberuntungan
Perkembangan Penambangan Bukit di Bukit Tumpang Pitu ini pun hukum yang sama
lingkungan hidup binaan, serta lingkungan hidup pertambangan swasta masih eksplorasi belum
alamiah/ekosistem. Peran lingkungan hidup sosial sampai eksploitasi.
dalam hal ini merupakan lingkungan yang sangat Di sini letak ketidakberpihakkan ekonomi
berperan terhadap dua konsep lingkungan lainya. masyarakat di satu sisi dengan modal raksasa di
Penambang rakyat/tradisional dengan sisi lain dengan modal konflik sosial keluarga
modal pas-pasan adalah kelompok lemah yang sebagai modal dasar kegiatan penambang. Dalam
dikalahkan. Informasi tentang letak suatu lobang tradisional biasanya dimiliki oleh
keberuntungan hanya mereka dapatkan dari mulut kelompok dengan jumlah 3-4 orang. Pertama
ke mulut yang ditunjang oleh dupa dan doa para kegiatan pertambangan tidak mampu ditopang
dukun yang pamrih materi hasil produksi atau pun oleh satu orang untuk modal kegiatan, kedua
praproduksi yang tidak jarang membuat para masyarakat pada kemampuan pemahaman tentang
penambang jatuh miskin dari konsultasi semacam tanah/geologi masih sangat dangkal, namun
ini. Peralatan yang mereka miliki hanyalah betel mereka lebih mengerti dengan insting saja mereka
palu dan peralatan sederhana yang hanya bisa mengetahui kandungan tanah mereka
membutuhkan tenaga manual manusia. Kalau pun (wawancara dengan salah satu penambang
mereka menggunakan pompa tradisional, April 2013). Oleh karena itulah dalam
‘submersiveble’yang tidak murah itu, itu pun berita-berita di media cetak selalu mengatakan
hanya bisa dimiliki oleh mereka yang memiliki bahwa kehadiran pertambangan di Gunung
sedikit modal awal dari usaha lain sebelum Tumpang Pitu membawa perpecahan sosial
mereka jadi penambang. Hal lain yang perlu kekerabatan dan sosial kemasyarakatan.
dipahami adalah bahwa kebanyakan dari Penambang tradisional hanya berpikir bahwa
penambang rakyat ini tidak begitu mengerti memindahkan modal kerja selama ini yang
tentang jenis perbatuan dalam konteks geologi. digeluti ke aspek penggalian emas merupakan hal
Sehingga sering mereka berhadapan dengan yang menggiurkan dan membawa keberkahan dan
ketidak beruntungan setelah menghabiskan begitu kehidupan yang lebih tinggi.
banyak harta kekayaan mereka sebelum menjadi Memang tidak mudah untuk memahami
penambang dan pulang dengan tangan hampa tentang eksplorasi dan eksloitasi pertambangan
sebagai orang yang lebih miskin. Setelah survei yang akan didahului dengan modal besar.
dilakukan, terlihat bahwa metode pertambangan Anggapan mereka melakukan pekerjaan
swasta ini dilakukan dengan metode pertambangan lebih mudah dan lebih menjanjikan
“Underground” yakni dengan membuat ekonomi daripada kegiatan pertanian dan
terowongan di bawah Gunung Tumpang Pitu. perladangan. Penelitian ini berawal dari
Sepintas metode ini dipilih agar tidak munculnya konflik sosial sebagai akibat dari
menimbulkan kerusakan gunung. Sampai saat masuknya kegiatan pertambangan emas di
penelitian ini dilakukan (April, 2013) kondisi kawasan Gunung Tumpang Pitu. Penelitian ini
127 - Pemetaan Potensi dan Dampak Ekonomi Masyarakat
berusaha untuk melihat sejauh mana perubahan sebagaimana yang tercantum dalam tabel 3.
ekonomi yang terjadi di masyarakat Desa Sumber Berdasarkan data statistik yang dirilis Badan
Agung dalam waktu sepuluh tahun setelah Pusat Statisik (BPS) kabupaten Banyuwangi
dilakukannya kegiatan pertambangan baik dengan tahun 2013, pertumbuhan ekonomi sumbangan
pertambangan tradisional maupun pertambangan sektor pertanian masih menduduki urutan
swasta. pertama sebesar 46,05 persen, kemudian disusul
Dari sudut tinjauan ekonomi, daerah oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran
Banyuwangi mengalami perkembangan yang kemudian sektor-sektor lainnya termasuk
pesat dalam kurun waktu 5 tahun terakhir pertambangan memberikan rata-rata 26,8%.
Perkembangan positif secara ekonomi Hasil Kajian Pemetaan Potensi Lokal dan
tersebut juga semakin dirasakan masyarakat Dampak Ekonomi Di Kawasan
Pesanggaran, sejak ditemukannya sumber Pertambangan Bukit Tumpang Pitu
tambang emas di kawasan Bukit Tumpang Pitu a. Pemetaan Potensi lokal
sejak tahun 2006. Kegiatan pencarian dan Dari hasil observasi dan survei di lokasi
penambangan emas telah membawa perubahan penelitian, berbagai potensi lokal yang
besar di daerah ini, baik yang dikelola menarik untuk dikembangkan bagi
perusahaan maupun oleh masyarakat yang peningkatan perekonomian masyarakat dan
dilakukan secara tradisional. Tambang emas di pemerintah daerah adalah
kabupaten ini telah banyak memberikan
Banyaknya jumlah pendatang yang bekerja
peningkatan ekonomi dan mendorong
sebagai karyawan perusahaan eksplorasi
munculnya berbagai kegiatan ekonomi lain
tambang membuka kesempatan bagi
akibat multiplier effect dari penambangan
masyarakat lokal untuk mengembangkan
tersebut, meskipun kegiatan ini juga
berbagai usaha ekonomi seperti; kost-
menimbulkan dampak lain yang tidak
kosan, penginapan, warung, laundry
terhindarkan seperti dampak sosial, budaya, dan
(pencucian baju) katering, warnet, warung
lingkungan di sekitarnya.
pulsa, dan usaha lainnya terkait
pemenuhan kebutuhan harian karyawan.
Terdapat 4 (empat) RT dari RW 2 Desa
Sumber Agung yang menjadi kantung-
128 - Pemetaan Potensi dan Dampak Ekonomi Masyarakat
kantung hunian para pendatang baik yang Berdasarkan data Kecamatan Pesanggaran
bekerja sebagai karyawan perusahaan dalam Angka tahun 2013 angka mutasi
maupun penambang tradisional. pendatang tercatat sebagai berikut:
Jumlah: 7 7
(Sumber: Diolah dari data Kecamatan Pesanggaran dalam Angka Tahun 2012)
bahwa masyarakat yang bekerja di perusahaan pekerjaannya, sedangkan 22,2% responden akan
pertambangan 28% mengalami peningkatan mencoba peruntungannya pada usaha dagang/
penerimaan pendapatan lebih tinggi dibandingkan wiraswasta, 16,7% akan kembali ke pekerjaan
dengan penambang tradisional yaitu 20%. asalnya yaitu pada sektor
Meskipun telah terjadi peningkatan pendapatan pertanian,kehutanan,dan perikanan serta 2,8%
namun masih banyak masyarakat yang belum responden memilih jenis usaha lain.
mengelola keuangan untuk kebutuhan jangka Jika dilihat dari tanggapan responden terhadap
panjang seperti menabung atau investasi. ketersediaan bahan baku produksi, 41,75%
Masyarakat penambang, sesuai dengan responden mengatakan lancar dan tidak ada
kebiasaan di kawasan yang baru berkembang masalah dengan hal itu, 44,4% mengatakan
maka tambahan pendapatan pada awalnya lebih tersedia meskipun tidak begitu lancar,
cenderung digunakan untuk kegiatan yang sedangkan 5% mengatakan tidak lancar.
sifatnya konsumtif seperti membangun rumah Responden yang menjawab tidak lancar ketika
yang baru atau merenovasinya, membeli dikonfirmasi mengatakan bahwa lobang yang
kenderaan bermotor baru, menambah konsumsi digali atau dikelola saat ini belum
alat-alat elektronik dan komunikasi yang lebih menghasilkan material tambang yang
mahal dan lainnya. Maka tidak mengherankan mengandung emas.
rumah-rumah di Sumber Agung kecamatan Terakhir, jika ditinjau dari aspek
Pesanggaran dan sekitarnya terlihat sebagian pemasaran maka mayoritas responden (58,3%)
besar permanen, lebih besar dengan peralatan menjawab lancar dan cepat terutama bagi
yang lengkap. Di kawasan Desa Sumber Agung pengelola dan buruh tambang yang tambangnya
jarang ditemukan kondisi rumah dengan kategori sedang menghasilkan kandungan emas. Emas
rumah prasejahtera. yang sudah dipisahkan langsung bisa dijual
Masyarakat petambang khususnya karena pembeli sudah siap jemput bola dengan
sangat sensitif bila mendengar adanya rencana harga yang sangat bersaing karena
penutupan areal penambangan, agaknya mereka banyaknya penampung yang akan
telah terbiasa dan lebih menyukai bekerja di membeli emas di tempat itu.
tambang dengan pendapatan dan kemungkinan Dari berbagai indikator ekonomi
pendapatan saat ini, oleh karena itu ketika tersebut, maka dapat dilihat masyarakat Desa
dikonfirmasi tentang alternatif pekerjaan bila Sumber Agung dan di sekitarnya telah berubah
tambang ditutup atau tidak menghasilkan emas secara drastis. Sebagian besar masyarakat
lagi, 30,6% menjawab “tidak jelas” jenis dengan mata pencaharian utama pertanian,
pekerjaan yang akan dilakukan, berikutnya perkebunan atau peternakan telah berubah
27,8% tidak menjawab yang berarti juga tidak menjadi masyarakat petambang, efek luar biasa
mempunyai gambaran terhadap masa depan juga melebar ke berbagai kegiatan ekonomi
133 - Pemetaan Potensi dan Dampak Ekonomi Masyarakat
lainnya, banyak sekali pekerjaan dan sumber sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
pendapatan yang lain muncul akibat langsung Pasaribu (2010) terhadap dampak ekonomi
maupun tidak langsung dari kegiatan tambang emas di kecamatan Batang Toru
pertambangan emas, maka tidaklah berlebihan Tapanuli Selatan dan oleh Refles (2012)
bila kita sekarang menyebut kawasan sekitar terhadap dampak penambangan emas di
penambangan emas di Pesanggaran menjadi Kabupaten Sijunjung.
sangat lebih baik perekonomiannya. Hal ini
N: 50 N:50
(Sumber: Hasil wawancara kuesioner responden, 2014)
Sejumlah 53 (53 %) responden lampu PLN masuk ke wilayah ini sehingga jika
mengatakan kondisi masyarakat merasa suka dan malam hari desa bertambah ramai, sebanyak 35
senang karena kehidupan masyarakat bertambah (35 %) responden menyatakan masyarakat banyak
guyub dan ramai desanya karena ada tambahan yang berkeluh kesah/resah karena banyaknya
134 - Pemetaan Potensi dan Dampak Ekonomi Masyarakat
karyawan dari luar daerah dengan perilaku yang mereka menjadi lebih mudah sehingga
beraneka ragam dan seringkali terlihat anak diharapkan akan berpengaruh pada pendidikan
remaja yang bermabukkan/minum-minuman generasi penerus di kawasan tersebut.
keras, sebanyak 12 (12 %) responden menyatakan Pengalaman dan pengetahuan mereka
biasa-biasa saja layaknya suatu kawasan yang ada tentang dampak penambangan emas sebelumnya
perusahaan di dalamnya maka sedikit lebih ramai di tempat lain juga menggambarkan bahwa
daripada tidak ada perusahaan. dampak positif yang dihasilkan lebih besar.
Dengan kehadiran perusahaan Terhadap dampak negatif, sebagian besar
pertambangan baik swasta maupun tradisional responden menjawab adalah kebisingan, polusi
saat ini menunjukkan adanya dampak ekonomi udara, dan polusi air bila kegiatan
secara nyata bagi masyarakat. Dari sebanyak 100 penambangan tidak diatur. Oleh karena itu
% responden ada sebanyak 42 (42 %) responden mayoritas responden menginginkan campur
yang mengatakan bahwa rumah-rumah mereka tangan pemerintah untuk mengatur pola
sudah dikontrakan/disewa oleh perusahaan penambangan rakyat agar kemungkinan dampak
pertambangan tersebut. Rata-rata penyewa negatif dari penambangan bisa ditanggulangi
menurut responden mengontrakan paling sedikit 5 dan dikurangi.
tahun, untuk kemudian diperpanjang kembali. Beberapa tokoh masyarakat dan
Aspek lain yang ikut dikaji adalah perangkat Desa Sumber Agung menginginkan
perspektif makro masyarakat terhadap pemerintah menyetujui pembentukan sebuah
keberlangsungan pertambangan emas, perasaan kelompok koperasi usaha pertambangan yang
yang sudah dirasakan serta akibat baik-buruk dilegalkan oleh pemerintah untuk pengaturan
yang akan dirasakan pada masa yang akan dan pengorganisasian para petambang, namun
datang. Semua responden (100%) yang terlibat masih terkendala beberapa peraturan yang belum
dalam kajian ini menjawab setuju dengan mengatur tentang hal itu, namun sangat menolak
keberadaan dan keberlangsungan pertambangan bila pemerintah memberikan lahan tersebut
emas, argumen untuk mendukung jawaban untuk dikelola oleh perusahaan tertentu: karena
setuju adalah penambangan tersebut telah akan menghilangkan kesempatan dan
mampu meningkatkan perekonomian terutama keuntungan langsung bagi penduduk dan
perluasan lapangan kerja dan peningkatan kawasan tersebut.
pendapatan ditambah peningkatan kesehatan
yang lebih mampu mereka dapatkan akibat
adanya tambahan pendapatan yang besar dari
penambangan emas didaerah tersebut. Selain
hal-hal tersebut diatas kemampuan responden
mempersiapkan biaya pendidikan bagi anak-anak
135 - Pemetaan Potensi dan Dampak Ekonomi Masyarakat
Pengetahuan dan Sikap Terhadap terhadap suatu obyek”. Jika pengetahuan tersebut
Keberadaan Tambang Tumpang Pitu Desa sudah masuk dalam pemahaman manusia maka
penambangan emas telah menyebabkan di kawasan Bukit Tumpang Pitu Desa Sumber
peralihan pekerjaan masyarakat menjadi Agung kecamatan Pesanggaran telah membawa
penambang emas, peningkatan pendapatan, dan harapan baru dan peluang ekonomi yang
efek pengganda ekonomi terhadap kegiatan menjanjikan bagi penduduk setempat dan
lainnya. Denyut nadi kehidupan juga mengalami pendatang dengan segala dampak sosial ekonomi
perubahan yang sangat drastis, dimana sebelum yang mengikutinya dan hal ini membutuhkan
ada kegiatan penambangan khususnya yang kearifan dalam menerapkan kebijakan agar
dilakukan perusahaan, kehidupan masyarakat potensi lokal yang ada dapat dikembangkan
Desa Sumber Agung tidak berbeda jauh dengan secara optimal dan bermanfaat untuk
kehidupan masyarakat desa pada umumnya. kesejahteraan masyarakat dan peningkatan
Meskipun ada destinasi wisata pantai Pulo Merah ekonomi daerah secara berkelanjutan.
(Red Island) di kawasan tersebut, kehidupan
masyarakat biasa dimulai pagi hari dan berakhir Saran
sore hari. Namun sejak ada kegiatan
Berdasarkan hasil penelitian, dibutuhkan
penambangan, kondisi kehidupan berubah drastis
adanya payung Regulasi untuk pengelolaan
sejak ada kegiatan penambangan di kawasan
Pertambangan yang Berwawasan Lingkungan.
Bukit Tumpang Pitu Pesanggaran. Kehidupan
Melihat maraknya kegiatan pertambangan dalam
sosial ekonomi masyarakat bergerak sepanjang
satu kawasan Kecamatan Agraris yang sudah
hari atau bisa dikatakan 24 jam. Hilir mudik
mulai mengalami perubahan menjadi kawasan
kendaraan bermotor para pekerja tambang silih
pertambangan. Kekhawatiran terhadap pengalihan
berganti antara pekerja shift pagi-sore dengan
fungsi kawasan hutan konservasi berubah menjadi
pekerja tambang dengan shift kerja malam hingga
hutan produksi bisa mengakibatkan degradasi
pagi hari.
lingkungan kawasan jika tidak terpayungi dalam
Dampak berikutnya adalah menjamurnya
regulasi yang mengikat.
warung kopi-warung kopi yang buka hingga 24
jam untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari Keterbatasan Penelitian
pekerja tambang. Keberadaan tambang emas dan - Periode waktu pengamatan dan observasi
beroperasinya perusahaan (meskipun masih tahap dalam penelitian ini terfokus pada satu
eksplorasi) namun kondisi ini telah menimbulkan tempat, sehingga tidak ada pengamatan
dampak lanjutan yaitu timbulnya arus migrasi kawasan pertambangan di tempat lain
penduduk dari berbagai daerah baik dari daerah - Perusahaan Pertambangan yang saat ini
lain yang masih berada dalam wilayah sedang beroperasi relatif masih kurang
administratif kabupaten Banyuwangi maupun dari baik untuk berkomunikasi, sehingga
di luar, termasuk masuknya penduduk dari luar masih kurang banyak data yang bisa kami
propinsi Jawa Timur. Keberadaan tambang emas akses.
138 - Pemetaan Potensi dan Dampak Ekonomi Masyarakat