Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

OPTIMASI CAMPURAN MANITOL-SUKROSA UNTUK TABLET HISAP

EKSTRAK DAUN DEWA (Gynura procumbens (Lour.) Merr.) SECARA


GRANULASI BASAH DENGAN METODE SIMPLEX LATTICE DESIGN

Youstiana Dwi Rusita


Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Jamu

Abstract: Dewa Leaves, Lozenges, Simplex Lattice Design. Dewa is an


Indonesian traditional medicinal plants are efficacious among others to the
tonsils. Dewa leaf extract can be prepared as lozenges because it is more
practical and effective than the traditional way in the form of infusion. This study
aimed to get the optimum formula mannitol - sucrose using the simplex lattice
design that has more value than triall error. Dewa leaf aqueous extract obtained
by maceration leaf powder dewa with 70% ethanol and then evaporated to obtain
a thick extract is dried with aerosil. This study is based on the method simplex
lattice design with two components, namely FI (100% mannitol), F II (100%
sucrose), F III (50% mannitol: 50% sucrose). The method used in the
manufacture of leaf extract lozenges Dewa was wet granulation using the binder
PVP. The granules tested flow rate, compactibility and granules ditablet to test
the taste responses. Of the value of the response characteristics of the granules
obtained the largest total selected as the optimum formula. Furthermore ditablet
and tested physical properties which include uniformity of weight, hardness and
friability of tablets. Data of physical properties of the granules suction of the
optimum formula theoretically and statistically tested using the t test (T-test). The
results showed that the optimum formula derived from a mixture of mannitol 70%
- sucrosa 30%. From the results of the t test (T-test) and compactibility flow rate
did not different significantly betwen theoretical experiment. To test the taste
responses acceptable 98% of respondents. Dewa leaf extract lozenges optimum
formula produced meets the physical properties of the tablet.

Keywords: Dewa Leaves, Lozenges, Simplex Lattice Design

Abstrak: Daun Dewa, Tablet Hisap, Simplex Lattice Design. Penelitian ini
bertujuan untuk mendapatkan formula optimum pada manitol – sukrosa dengan
menggunakan metode simplex lattice design yang mempunyai nilai lebih
disbanding secara triall error. Ekstrak cair daun dewa diperoleh dengan cara
maserasi serbuk daun dewa dengan penyari etanol 70% kemudian diuapkan
sehingga diperoleh ekstrak kental yang dikeringkan dengan aerosil. Penelitian ini
berdasarkan metode simplex lattice design dengan dua komponen yaitu F I (100 %
manitol), F II (100% sukrosa), F III (50% manitol : 50% sukrosa). Metode yang
digunakan dalam pembuatan tablet hisap ekstrak daun dewa adalah granulasi
basah menggunakan pengikat PVP. Granul diuji kecepatan alir, kompaktibilitas
dan granul ditablet untuk uji tanggapan rasa. Dari nilai karakteristik granul
didapatkan respon total terbesar dipilih sebagai formula optimum. Selanjutnya
ditablet dan diuji sifat fisiknya yang meliputi keseragaman bobot, kekerasan dan
kerapuhan tablet. Data sifat fisik granul hisap dari formula optimum diuji secara
48
49 Jurnal Kebidanan Dan Kesehatan Tradisional, Volume 1, No 1, Maret 2016, hlm 1-99

teoritik dan statistik menggunakan uji t (T-test). Hasil penelitian menunjukkan


bahwa formula optimum didapat dari campuran manitol 70% – sukrosa 30%. Dari
hasil uji t (T-test) kecepatan alir dan kompaktibilitas tidak berbeda signifikan
anatara teoritis dengan percobaan. Untuk uji tanggapan rasa 98% dapat diterima
responden. Tablet hisap ekstrak daun dewa formula optimum yang dihasilkan
memenuhi uji sifat fisik tablet.

Kata Kunci : Daun Dewa, Tablet Hisap, Simplex Lattice Design

PENDAHULUAN sukrosa. Tujuan penelitian ini untuk


Daun dewa merupakan salah satu mendapat formula optimum campuran
tanaman yang telah lama digunakan manitol dan sukrosa yang digunakan
sebagai obat. Daun dewa bersifat sebagai eksipien pembuatan tablet
manis, tawar, dingin, sedikit toksis dan hisap ekstrak daun dewa sehingga
secara tradisional banyak digunakan memberikan sifat fisik tablet hisap
untuk mengatasi berbagai keluhan ekstrak daun dewa yang memenuhi
penyakit misalnya: untuk mengobati persyaratan.
radang pita suara, menghilangkan slem
atau riak, radang tenggorokan, batuk, METODE PENELITIAN
amandel (Winarto dan Tim Karya Sari, Bahan yang digunakan adalah
2005). Sediaan tablet hisap serbuk daun dewa, aquadest, ethanol
penggunaanya lebih praktis, mudah dan 70%, manitol, sukrosa, PVP, Mg
lebih menyenangkan bila dibandingkan stearat, talk. Alat yang digunakan pada
dengan sediaan cair. Maka dibuat penelitian ini adalah timbangan listrik,
dalam sediaan tablet hisap ekstrak daun mesin tablet single punch, hardness
dewa dengan tujuan menjadi salah satu tester, friabilator tester, stop watch,
alternative bentuk sediaan dalam mortar, stamper, jangka sorong,
pengobatan. blender, evaporator, oven, cawan
Manitol berfungsi sebagai bahan penguap, batang pengaduk.
pengisi tablet yang mempunyai rasa Determinasi Tanaman Dewa
manis dari gula dan memberikan rasa (Gynura procumbens (Lour.) Merr.)
dingin di mulut (Ansel, 1981). Manitol (dilakukan oleh Balai Penelitian
relative mahal sehingga perlu Tanaman Obat (BPTO) Tawangmangu,
dilakukan kombinasi dengan bahan lain Karanganyar, Jawa tengah.
yang lebih murah namun tetap dpat Pemeriksaan organoleptis daun dewa :
menghasilkan tablet hisap dengan mutu bentuk, warna, bau dan rasa.
fisik yang baik. Sukrosa merupakan Serbuk daun dewa ditimbang
bahan pengisi dalam pembuatan tablet sebanyak 100 gram kemudian
(Lachman et al., 1986). masukkan botol dan direndam dengan
Pembuatan tablet hisap dengan ethanol 70% sebanyak 750 ml,
menggunakan granulasi basah. Sifat kemudian digijik dan selanjutnya
fisik tablet yang dihasilkan sangat didiamkan selama kurang lebih 5 hari
tergantung pada proses granulasinya. dengan sesekali digojok. Sisa ethanol
Sifat fisik granul dapat dipengaruhi 250 ml digunakan untuk pembilasan
oleh proporsi eksipien yang digunakan, terakhir pada saat penyaringan.
yaitu kombinasi manitol dengan Kemudian cairan ekstrak dimasukkan
Youstiana Dwi Rusita, Optimasi Campuran Manitol-Sukrosa Untuk Tablet 50

ke dalam evaporator dan diatur penutup dibuka, alat pencatat waktu


kecepatannya sampai cairan didalam (stopwatch) dihidupkan sampai
tabung kental, kemudian isa semua granul keluar dari corong.
dilanjutkan dengan diuapkan di Begitu semua granul habis keluar,
waterbath sampai kering. stopwatch dimatikan. Waktu yang
Standarisasi dilakukan diperlukan untuk keluarnya granul
bertujuan untuk mengetahui konsistensi dicatat sebagai waktu alirnya.
ekstrak kental yang akan digunakan Kecepatan alir dihitung sebagai
sebagai bahan aktif dalam pembuatan banyaknya granul yang mengalir
tablet hisap. Standarisasi ekstrak tiap satuan waktu (gram/detik).
meliputi: uji bebas alkohol, uji b. Kompaktibilitas. Punch atas diatur
organoleptik, uji kadar air. pada skala 8,5 sedangkan punch
Berdasarkan simplex lattice bawah pada skala 10, bahan yang
design, untuk mencaru koefisien a, b, diuji dimasukkan ke dalam ruangan
dan ab dalam persamaan : cetak dan diratakan secara manual,
Y= a (A) + b (B) + ab (A) (B), kemudian mesin tablet dijalankan
maka perlu dilakukan penelitian sehingga akan menghasikan tablet
dengan menggunakan 3 formula untuk yang diukur kekerasanya denga
2 variabel yaitu manitol dan sukrosa. menggunakan hardness tester.
Perhitungan dosis per tablet : c. Tanggapan rasa. Uji tanggapan rasa
pemakaian 7 lembar daun dewa = dilakukan terhadap 60 responden.
0,825 g serbuk daun dewa (untuk dua Hal ini sangat penting untuk
kali pemakaian), sehingga satu kali menentukan tingkat keberhasilan
pemakaian adalah 0,4125 g serbuk terhadap formula tablet hisap
daun dewa yang menghasilkan ekstrak ekstrak daun dewa. Tablet hisap
kering 115 mg. harus mempunyai rasa yang enak,
Tabel 1 agar dapat diterima dan disukai oleh
Formulasi granul ekstrak daun dewa responden. Uji tanggapan rasa
dengan campuran manitol dan meliputi : enak, tidak enak, biasa.
sukrosa berdasarkan simplex lattice Tablet hisap dinyatakan
design mememnuhi syarat apabila lebih
Komponen
Formula dari 50% responden menyatakan
I II III dapat menerima rasa tablet hisap
Formulasi
(mg) (mg) (mg)
tersebut (kharis dkk, 1996).
Ekstrak daun
115 115 115 Profil sifat-sifat campuran
dewa
Manitol 1310 0 655 granul dapat ditentukan melalui
Sukrosa 0 1310 655 pendekatan simplex lattice design
PVP 30 30 30 berdasarkan persamaan Y = a (A) + b
Mg : talk 45 45 45 (B) + ab (A) (B), dimana :
Berat per tablet 1500 1500 1500
Y = respon (hasil percobaan)
Pemeriksaan Kualitas Granul
(A) = bagian dari komponen
a. Waktu alir. Uji waktu alir dilakukan
(Manitol)
dengan menimbang 100 gram granul
(B) = bagian dari komponen
dimasukkan kedalam alat penguji
(Sukrosa)
yang berupa corong yang ditutup
pada lubang keluarnya. Disaat
51 Jurnal Kebidanan Dan Kesehatan Tradisional, Volume 1, No 1, Maret 2016, hlm 1-99

a,b,ab = koefisien yang dapat dihitung Formula dengan respon tertinggi dipilih
dari hasil 3 percobaan. sebagai formula optimum.
Formula optimum dipilih Sebanyak 20 tablet ditimbang
berdasarkan nilai total respon yang satu persatu, dan dihitung bobot rata –
paling besar. Total respon ini dihitung rata tiap tablet. Kemudian dihitung CV
dengan rumus : bobot tablet (Anonim1979). Dilakukan
R total = + + ………. uji kekerasan tablet satu persatu sampai
20 tablet dengan alat hardness tester.
+ Angka yang ditunjukkan pada skala ini
adalah respon dengan menunjukkan kekerasan tablet yang
diukur dengan satuan kg.
parameter yang kita tentukan sesuai Membersihkan 20 tablet dari debu
dengan desain yang kita inginkan. yangmelekat pada tablet, kemudian
Bobot , , , dan seterusnya ditimbang (gram), lalu dimasukkan ke
ditentukan oleh peneliti dengan jumlah dalam alat friabilator.Alat diputar
bobot total sama dengan 1. Pada selama 4 menit dengan kecepatan 25
penelitian ini digunakan 3 respon dari rpm. Setelah itu tablet dikeluarkan dari
sifat fisik massa granul yang dianggap alat,dibersihkan dari debu, kemudian
penting yaitu sifat alir dengan bobot x : timbang (gram). Uji tanggapan rasa
kompaktibilitas dengan bobot x dan dilakukan terhadap 60 responden. Hal
tanggapan rasa dengan bobot x. adanya ini sangat penting untuk menentukan
perbedaan besarnya hasil dan selalu tingkat keberhasilan terhadap formula
angka besar identik dengan respon tablet hisap ekstrak daun dewa. Tablet
yang baik, serta adanya perbedaan hisap harus mempunyai rasa yang enak,
satuan, maka perlu dinormalisasi agar dapat diterima dan disukai oleh
penilaian respon tersebut dengan rumus responden. Uji tanggapan rasa meliputi
berikut ini (Shek dkk, 1980) : : enak, tidak enak, biasa. Tablet hisap
dinyatakan mememnuhi syarat apabila
N= lebih dari 50% responden menyatakan
dapat menerima rasa tablet hisap
Keterangan : tersebut (kharis dkk, 1996).
X = respon yang didapat dari Granul formula terpilih diuji
percobaan sifat fisiknya meliputi sifat alir,
X min = respon minimal yang kompaktibilitas dan tanggapan rasa.
diinginkan Tablet hisap ekstrak daun dewa dengan
X max = respon maksimal yang formula terpilih diuji sifat fisiknya
diinginkan meliputi uji keseragaman bobot,
Jadi R dapat dihitung dengan kekerasan, kerapuhan, dan tanggapan
mengkalikan nilai N dengan nilai rasa. Analisis hasil pengujian berbagai
parameter yang sudah ditentukan. parameter tersebut dilakukan dengan 2
Maka rumus perhitungan responnya cara, yaitu pendekatan teoritis dengan
menjadi : membandingkan dengan persyaratan
R total = (bobot x N sifat alir) + dalam kepustakaan dan secara statistic.
(bobot x N kompaktibilitas) + (bobot x Data yang didapat dianalisis secara
N tanggapan rasa) statistik dengan Uji T (T-test) dengan
program SPSS For Window versi 11,0.
Youstiana Dwi Rusita, Optimasi Campuran Manitol-Sukrosa Untuk Tablet 52

HASIL PENELITIAN dengan pendekatan berdasarkan


Hasil pemeriksaan organoleptis simpelx lattice design.
dari ekstrak kental daun dewa yaitu Formula optimum dipilih
bentuk : kental, warna : hijau, bau : berdasarkan nilai total respon yang
tidak berbau, rasa : sedikit manis. Hasil paling besar. Pada perhitungan yang
pemeriksaan bebas alkohol. Pengujian dulakukan formula dengan
bebas alkohol ekstrak kental daun perbandingan 70% manitol : 30%
dewa dengan cara esterifikasi hasil sukrosa merupakan formula optimum.
negatif, hal ini ekstrak bebas alkohol. Sifat fisik granul ekstrak daun dewa
Hasil pemeriksaan kadar air ekstrak. yang paling optimum sebagai berikut
Data hasil uji sifat fisik granul Tabel 3
ekstrak dari ketiga formula dapat Sifat fisik granul ekstrak daun dewa
dilihat pada tabel sebagai berikut: dengan formula optimum
Tabel 2 Sifat fisik granul Nilai
Sifat fisik granul ekstrak daun dewa Kecepatan alir 14,08 ± 0,07
Kompaktibilitas 9,82 ± 0,03
Sifat Fisik FI F II F III
Tanggapan rasa 98,6 ± 2,74
Tablet Hisap
Waktu alir 13,67 ± 11,99 ± 13,91 ± Profil kecepatan alir,
0,20 0,08 0,01 kompaktibilitas, dan tanggapan rasa
Kompaktibilitas 9,21 ± 7,43 ± 9,68 ± granul formula prediksi berdasarkan
0,24 0,3 0,21
persamaan simplex lattice design dan
Tanggapan rasa 95 % 100 % 100%
Susut 2,49 3,96 1,44 formula hasil percobaan
pengeringan
Dari hasil uji terhadap
kecepatan alir granul berdasarkan
pendekatan simplex lattice design
didapatkan persamaan untuk sifat alir
yaitu Y = 13,67 (A) + 11,99 (B) + 4,32
(A)(B)
Untuk kompaktibilitas granul
berdasarkan pendekatan simplex lattice Gambar 1 Profil kecepatan alir granul formula
design didapatkan persamaan prediksi berdasarkan simplex lattice design
kompaktibilitas yaitu Y = 9,21 (A) +
7,43 (B) + 5,44 (A)(B)
Untuk uji tanggapan rasa berdasarkan
pendekatan simplex lattice design
didapatkan persamaan uji tanggapan
rasa yaitu Y = 95 (A) + 100 (B) + 10
(A)(B)
Keterangan :
(A) = fraksi komponen manitol
(B) = fraksi komponen sukrosa
Dari persamaan masing-masing Gambar 2. Profil kompaktibilitas granul
formula prediksi berdasarkan simplex lattice
komponen maka akan bisa diketahui design
besarnya respon yang akan dihasilkan
53 Jurnal Kebidanan Dan Kesehatan Tradisional, Volume 1, No 1, Maret 2016, hlm 1-99

kolom A maupun kolom B. Syarat uji


keseragaman bobot yaitu bobot rata-
rata tablet tidak boleh lebih dari 2
tablet yang menyimpang dari kolom A
(5% dari bobot tablet) dan tidak boleh
ada satu tablet pun yang menyimpang
dari kolom B (10% dari bobot tablet).
Uji keseragaman bobot dipersyaratkan
jika tablet yang diuji tidak bersalut dan
mengandung 50 mg atau lebih zat aktif
Gambar 3. Profil tanggapan rasa granul tunggal yang merupakan 50% atau
formula prediksi berdasarkan simplex lattice lebih dari bobot satuan sediaan
design (Anonim, 1995). Keseragaman bobot
Tabel 4 mengindikasikan keseragaman zat aktif
Hasil analisis uji t (T-test) uji sifat yang terkandung dalam tablet tersebut
fisik granul formula optimum (Sulaiman, T.N.S., 2007).
(manitol : sukrosa) percobaan vs
teoritis PEMBAHASAN
Sifat fisik Sig Sig.terpilih Kesimpulan
granul
Kekerasan tablet hisap
Kecepatan alir 0,636 0,05 Tidak dipersyaratkan mempunyai kekerasan
berbeda yang lebih dari tablet biasa yaitu 10-20
signifikan
Kompaktibilitas 0,801 0,05 Tidak kg (Parrott, 1971). Kerapuhan tablet
berbeda berguna untuk memprediksi
signifikan
Tanggapan rasa 0,637 0,05 Tidak kemampuan tablet agar dapat bertahan
berbeda terhadap goncangan selama proses
signifikan
Hasil uji sifat fisik tablet hisap pembuatan, pengepakan, pengangkatan
ekstrak daun dewa sampai penggunaan oleh konsumen
(Lieberman and Lachman, 1980).
Tabel 5
Kerapuhan tablet memenuhi syarat bila
Hasil Uji sifat fisik tablet hisap
< 1% (Parrott, 1971). Pada formula
ekstrak daun dewa pada formula
optimum kerapuhan tablet hisap
optimum 70% manitol : 30%
memenuhi syarat yaitu 0,39%.
sukrosa
Sifat fisik tablet Nilai Tanggapan rasa erat kaitannya
Keseragaman 1494,75 ± 2,61 dengan diterima atau tidaknya tablet
bobot (mg) hisap ekstra daun dewa, karena ini
Kekerasan (kg) 8,88 ± 0,26 berkaitan langsung dengan
Kerapuhan (%) 0,39 ± 0,006 acceptabillity terhadap konsumen.
Tanggapan rasa (%) 98 ± 1,0 Berdasarkan formula optimum diatas
menunjukkan bahwa responden
Uji keseragaman bobot pada menerima dan suka terhadap sediaan
formula optimum memenuhi tablet hisap ekstrak daun dewa dengan
persyaratan keseragaman bobot sesuai nilai 98%. Hal ini karena komponen
dengan Farmakope Indonesia.. Uji excipient yaitu manitol dan sukrosa
keseragaman bobot tablet yang mempunyai karakteristik manis dan
dilakukan menunjukkan tidak ada satu sesuai untuk bahan pengisi pada
tablet pun yang menyimpang dari sediaan tablet hisap.
Youstiana Dwi Rusita, Optimasi Campuran Manitol-Sukrosa Untuk Tablet 54

Formulation. Journal of
KESIMPULAN DAN SARAN Pharmaceutical Sciences
Dari hasil penelitian didapatkan 6910:1135.
campuran manitol dan sukrosa (70 : 30) Sulaiman TNS. 2007. Teknologi dan
sebagai formula optimum, dan hasil uji Formulasi Sediaan Tablet.
sifat fisik granul dan tablet memenuhi Yogyakarta : Laboratorium
syarat dan dapat diterima oleh Teknologi Farmasi Fakultas
responden. Perlu dilakukan penelitian Universitas Gadjah Mada. hlm.
lebih lanjut dalam optimasi tablet hisap 150,155.
ekstrak daun dewa dengan variasi Winarto, WP., Tim karyasari, 2005,
bahan pengikat yang mungkin dapat Daun Dewa : Budi Daya dan
mempengaruhi tanggapan rasa dari Pemanfaatan untuk Obat, edisi
sediaan tablet hisap. III, 5-20. Penebar Swadaya.
Jakarta.
DAFTAR RUJUKAN
Anonim, 1995. Farmakope Indonesia.
Edisi IV. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Ansel, H.C., 1981 Introduction to
Pharmaceutical Dosage Form 3
rd Ed, 198 ; 212-212, Lea and
Febiger, Philadelphia
Kharis, A.,Alifah, S.O., 1996. Sifat
Fisik Tablet Kunyah Asetosal
Dengan Bahan Pengisi
Kombinasi Manitol-Sukrosa.
Prossiding Kongres Ilmiah XI
ISFI 3-6 Juli, hal. 69-76.
Lachman, L. Lieberman, H.A, Kanig,
J.I., 1986, The Teory and
Practice of Industrial
Pharmacy, 3 nd Ed. 283, Lea
and Febinger, Philadelpia.
Lieberman,H.A., Lachman,L. 1980,
Pharmaceutical Dossage Form
: Tablet, volume 1, New York :
Marcell Dekker. Inc. New
York.
Parrott, E.L. 1971, Pharmaceutical
Technology Fundamental
Pharmaceutics, 158-171; 389-
390, Burgess Publising Co.
Minneapolis.
Shek EM, Jones R. 1980. Simplex in
Optimation of Capsul

You might also like