Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

Enggar Nursasi:Pengaruh Audit Tenure, Opinion Shopping, Leverage dan Pertumbuhan Perusahaan …… 37

PENGARUH AUDIT TENURE, OPINION SHOPPING, LEVERAGE DAN


PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP PENERIMAAN OPINI
AUDIT GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN PERBANKAN DAN
PEMBIAYAAN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA.
Enggar Nursasi
Dosen STIE Malangkuçeçwara
Evi Maria
Dosen STIE Malangkuçeçwara

Abstract
The purpose of this research to prove the effect of Audit Tenure, Opinion Shopping, Leverage and
Growth Company on Admission Going Concern Audit Opinion on banking and finance companies that went
public on the Stock Exchange. Going concern audit opinion can be said to be a sign for the company that
received the auditor's assessment of the continuity of their business. In a sense the company at risk in continuing
the business. Sample criteria are banking and finance company consistently listed on the Stock Exchange from
2008 to 2012 contained the independent auditor's report on the financial statements of the company in a row and
had a negative return of at least one financial period. GESCA (Generalized Structured Component Analysis) is a
component-based structural equation model. The purpose of GESCA is to make predictions.
Results from this study is that the variable Audit Tenure, Opinion Shopping and Company Growth, a
significant result and Leverage variable is not significant. This provides evidence that auditor independence may
be impaired by the length of the engagement that occurs between auditors and their clients. And if the client
received a going concern audit opinion then the following year proved to client opinion shopping practice that
do replacement auditor. While the results indicate that the variable growth company with a significant negative
coefficient, which means the higher the growth rate, the lower the likelihood of receipt of a going concern audit
opinion. For variable Leverage results prove that the going-concern audit opinion is not influenced by the
ability to meet debt equity in the company. But first consider the financial condition of the company as a whole
and other financial factor.
Keywords: Going Concern Audit Opinion, Audit Tenure, Opinion Shopping, Leverage and growth of the
Company.

Abstrak
Tujuan dari penelitian ini untuk membuktikan pengaruh Audit Tenure, Opinion Shopping, Leverage
dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada perusahaan perbankan
dan pembiayaan yang go public di BEI. Opini audit going concern dapat dikatakan merupakan pertanda bagi
perusahaan yang mendapat penilaian dari auditor mengenai kontinyuitas usahanya. Dalam arti perusahaan
mempunyai resiko dalam melanjutkan bisnis. Kriteria sample adalah perusahaan perbankan dan pembiayaan
yang listing secara konsisten di BEI dari tahun 2008 sampai 2012 yang terdapat laporan auditor independent
atas laporan keuangan perusahaan secara berturut-turut dan mengalami laba negatif minimal satu periode
laporan keuangan. GESCA (Generalized Structured Component Analysis) merupakan model persamaan
structural berbasis komponen. Tujuan dari GESCA adalah untuk melakukan prediksi.
Hasil dari penelitian ini yaitu bahwa variabel Audit Tenure, Opinion Shopping dan Pertumbuhan
Perusahaan menunjukkan hasil yang signifikan dan variable Leverage tidak signifikan. Hal ini memberikan
bukti bahwa independensi auditor dapat terganggu dengan lamanya perikatan yang terjadi antara auditor
dengan kliennya. Dan apabila klien mendapat opini audit going concern maka pada tahun berikutnya terbukti
klien melakukan praktik opinion shopping yaitu melakukan pergantian auditor. Sedangkan hasil menunjukkan
bahwa variable pertumbuhan perusahaan signifikan dengan koefisien negative yang berarti semakin tinggi
tingkat pertumbuhan perusahaan maka semakin rendah kemungkinan diterimanya opini audit going concern.
Untuk variable Leverage hasil membuktikan bahwa dalam penerimaan opini audit going concern tidak
dipengaruhi oleh kemampuan ekuitas dalam memenuhi hutang perusahaan. Tetapi lebih mempertimbangkan
kondisi keuangan perusahaan secara keseluruhan dan faktor-faktor keuangan lainnya.
Kata kunci : Opini Audit Going Concern, Audit Tenure, Opinion Shopping, Leverage dan Pertumbuhan
Perusahaan.

PENDAHULUAN. maupun kondisi operasi yang sehat. Hal ini dapat


Kelangsungan hidup suatu perusahaan tercipta jika manajemen melakukan pengelolaan
dapat ditunjukkan dengan kondisi keuangan yang baik dan berusaha agar perusahaan dapat
38 Jurnal JIBEKA Volume 9 Nomor 1 Februari 2015: 37 - 43

bertahan hidup dan selanjutnya berkembang. dirumuskan permasalahan sebagai berikut :


Perkembangan perusahaan dapat dilihat dari tingkat 1. Apakah faktor Audit Tenure berpengaruh
pertumbuhan, kemampuan perusahaan dalam terhadap penerimaan opini audit going
memenuhi kewajibannya dan menghasilkan laba concern
yang positif secara konsisten. 2. Apakah faktor Opinion Shopping berpengaruh
Kondisi perusahaan yang sehat akan lebih terhadap penerimaan opini audit going
mendapat kepercayaan dari masyarakat luas dan concern
investor khususnya jika didukung dengan opini 3. Apakah faktor Leverage berpengaruh terhadap
audit independen. Seperti dalam SPAP seksi 341, penerimaan opini audit going concern
2001 menyatakan bahwa auditor juga 4. Apakah faktor Pertumbuhan Perusahaan
bertanggungjawab untuk menilai apakah terdapat berpengaruh terhadap penerimaan opini audit
kesangsian besar terhadap kemampuan perusahaan going concern
dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya
(going concern) dalam periode waktu tidak lebih Tinjauan Pustaka
dari satu tahun sejak tanggal laporan audit. Dan
opini audit going concern merupakan opini audit Opini Audit Going Concern
yang dikeluarkan oleh auditor untuk memastikan Auditor dalam memberikan opini audit
apakah perusahaan dapat mempertahankan harus berdasarkan kondisi perusahaan yang
kelangsungan hidupnya. sesungguhnya sebagai bentuk tanggungjawabnya
Audit tenure merupakan periode waktu ke publik yang memanfaatkan hasil opini audit
perikatan antara Kantor Akuntan Publik (KAP) dan tersebut. Sehingga diharapkan opini audit tidak
perusahaan klien yang sama. Dalam penelitian yang memberikan informasi yang merugikan dan
dilakukan oleh Januarti (2009), Widodo (2011) menyesatkan bagi pengguna laporan keuangan,
serta Junaidi dan Martono (2010) menyatakan seperti para investor yang akan membuat keputusan
bahwa semakin lama hubungan auditor dengan berinvestasi. Dalam penelitian Nursasi dan Maria,
klien, maka semakin kecil kemungkinan 2012 dinyatakan salah satu unsur untuk
perusahaan mendapat opini audit going concern. menguatkan kepercayaan masyarakat pada suatu
Hal ini merupakan bukti hasil penelitian yang perusahaan adalah dipublikasikannya laporan
menunjukkan bahwa independensi auditor keuangan yang telah diaudit. Auditor dalam
terganggu dengan lamanya perikatan antara auditor mengeluarkan opini atas laporan keuangan
dengan klien. perusahaan harus benar - benar
Chen et al.,(2005) menyatakan dalam hasil memperhatikan kondisi keuangan perusahaan.
penelitiannya bahwa ketika perusahaan mengganti Sebelum opini audit wajar tanpa pengecualian
auditor (switching auditor), maka akan menurunkan dikeluarkan, auditor bisa menambah paragraf
kemungkinan mendapat opini audit yag tidak penjelasan berupa keberlanjutan usaha perusahaan
dikehendaki, dibandingkan dengan perusahaan yang dapat dinyatakan dengan istilah going concern
yang tidak mengganti auditornya untuk beberapa perusahaan tersebut.
periode. Jadi perusahaan yang berhasil melakukan Opini auditor merupakan sumber
opinion shopping, berharap mendapat unqualified informasi bagi pihak di luar perusahaan sebagai
opinion dari auditor yang baru. Lennox (2002) telah pedoman untuk pengambilan keputusan.
membuktikan dalam penelitiannya bahwa opinion Perusahaan yang menerima opini going concern
shopping berpengaruh signifikan terhadap audit akan berdampak terhadap kelangsungan hidup
going concern. perusahaan, oleh karena itu mendorong manajemen
Kemampuan perusahaan dalam memenuhi untuk mempengaruhi auditor agar
kewajibannya ke pihak lain juga dapat mempertimbangkan pemberian opini going concern
menunjukkan kinerja perusahaan. Hasil penelitian yang akan menimbulkan konsekuensi negative
yang dilakukan Rudyawan dan Badera (2009) (Praptitorini dan Januarti, 2011).
menyatakan bahwa semakin tinggi hutang Dalam Ardiani, Nur DP dan Azlina (2012)
perusahaan terhadap kemampuan perusahaan dalam keberadaan entitas bisnis telah banyak diwarnai
membayarnya, semakin buruk kinerja perusahaan oleh kasus hukum yang melibatkan manipulasi
dan menimbulkan ketidakpastian kelangsungan akuntansi. Hal ini terjadi karena salah satunya
hidup perusahaan sehingga berpeluang untuk kegagalan auditor untuk menilai kemampuan
mendapatkan opini audit going concern. perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan
Pertumbuhan perusahaan dapat usahanya. Dalam SPAP (2001) dinyatakan opini
ditunjukkan dengan peningkatan revenue atau hasil audit going concern merupakan opini yang
usaha yang semakin meningkat dari periode ke dikeluarkan oleh auditor untuk memastikan apakah
periode. Perusahaan yang memiliki pertumbuhan perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan
yang signifikan kemungkinan besar tidak hidupnya.
mendapatkan opini audit going concern (Rahayu
dan Pratiwi, 2011). Dari penjelasan di atas dapat Opini Audit dan Audit Tenure
Enggar Nursasi:Pengaruh Audit Tenure, Opinion Shopping, Leverage dan Pertumbuhan Perusahaan …… 39

Audit tenure merupakan periode waktu shopping berpengaruh signifikan terhadp audit
perikatan antara Kantor Akuntan Publik (KAP) dan going concern.
perusahaan klien yang sama. Penelitian yang Sehingga hipotesisnya :
dilakukan oleh Ghos dan Moon (2003) dalam H2 : Opinion Shopping berpengaruh terhadap
Werastuti (2013) menemukan bahwa kualitas audit penerimaan opini audit going concern
semakin meningkat dengan semakin lamanya audit
tenure. Hal ini akan mendukung pendapat yang Opini Audit dan Leverage
menyatakan bahwa pertimbangan auditor akan Leverage merupakan rasio yang
lebih baik seiring dengan masa kerja yang lebih menggambarkan tingkat hutang dibandingkan
lama karena asimetri informasi antara auditor dan dengan aset perusahaan. Perusahaan dengan nilai
klien semakin berkurang. Menurut Wooten (2003) aset lebih kecil jika dibandingkan dengan
terkait dengan lamanya masa perikatan, kegagalan kewajibannya, akan menghadapi bahaya
audit banyak terjadi pada masa kerja yang pendek kebangkrutan ( Susanto, Yulius, 2009) yang juga
atau terlalu lama. didukung penelitian sebelumnya Chen dan Church
Hubungan auditor dengan perusahaan (1992) yang mengkaji variabel kegagalan
klien yang lama ini berpotensi menjadikan auditor pembayaran hutang untuk menjelaskan opini audit.
merasa puas pada apa yang dilakukan seperti Kemampuan perusahaan dalam memeuhi
melakukan audit yang kurang tegas dan terlalu kewajibannya ke pihak lain juga dapat
tergantung pada pernyataan manajemen (Deis dan menunjukkan kinerja perusahaan. Hasil penelitian
Giroux, 1992 dalam Werastuti, 2013). Dalam yang dilakukan Rudyawan dan Badera (2009)
penelitian yang dilakukan oleh Januarti (2009), menyatakan bahwa semakin tinggi hutang
Widodo (2011) serta Junaidi dan Hartono (2010) perusahaan terhadap kemampuan perusahaan dalam
menyatakan bahwa semakin lama hubungan auditor membayarnya, semakin buruk kinerja perusahaan
dengan klien, maka semakin kecil kemungkinan dan menimbulkan ketidakpastian kelangsungan
perusahaan mendapat opini audit going concern. hidup perusahaan sehingga berpeluang untuk
Hal ini merupakan bukti hasil penelitian yang mendapatkan opini audit going concern.
menunjukkan bahwa independensi auditor Sehingga hipotesisnya :
terganggu dengan lamanya perikatan antara auditor H3 : Leverage berpengaruh terhadap
dengan klien. penerimaan opini audit going concern
Sehingga hipotesisnya :
H1 : Audit Tenure berpengaruh terhadap Opini Audit dan Pertumbuhan Perusahaan
penerimaan opini audit going concern Perusahaan yang mempunyai pertumbuhan
yang baik dapat dilihat dengan pertambahan
Opini Audit dan Opinion Shopping pendapatan atau revenue per tahunnya. Dengan
Opinion Shopping menunjukkan pergantian pertumbuhan yang baik perusahaan akan dapat
auditor independen untuk tahun berikutnya apabila tahun melangsungkan usahanya dan kemungkinan besar
berjalan perusahaan mendapatkan opini audit going tidak akan mendapat opini audit going concern
concern. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Teoh, (Rahayu dan Pratiwi, 2011). Tetapi hal tersebut
1992 dalam penelitian Praptitorini dan Januarti, 2007
bertolak belakang dengan hasil penelitian yang
menyatakan bahwa untuk menghindari opini going
concern perusahaan melakukan pergantian auditor dilakukan Fanny dan Saputra (2005), dimana
(auditor switching). Terdapat dua argumen tentang pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh terhadap
opinion shopping yaitu : pertama jika auditor bekerja kemungkinan penerimaan opini audit going
pada perusahaan tertentu, perusahaan dapat mengancam concern.
melakukan pergantian auditor. Kekawatiran untuk diganti Pertumbuhan perusahaan dapat
mungkin dapat menghindari independensi auditor, ditunjukkan dengan peningkatan revenue atau hasil
sehingga tidak mengungkapkan masalah going concern. usaha yang semakin meningkat dari periode ke
Kedua, ketika auditor tersebut independen, perusahaan periode. Perusahaan yang memiliki pertumbuhan
akan menghentikan akuntan publik (auditor) yang
yang signifikan kemungkinan besar tidak
cenderung memberikan opini going concern, atau
menunjuk auditor yang cenderung memberikan opini mendapatkan opini audit going concern (Rahayu
going concern. dan Pratiwi, 2011).
Chen et al.,(2005) menyatakan dalam hasil Sehingga hipotesisnya :
penelitiannya bahwa ketika perusahaan mengganti H4 : Pertumbuhan Perusahaan berpengaruh
auditor (switching auditor), maka akan menurunkan terhadap penerimaan opini audit going concern
kemungkinan mendapat opini audit yang tidak
dikehendaki, dibandingkan dengan perusahaan Tujuan Penelitian
yang tidak mengganti auditornya untuk beberapa Tujuan dalam penelitian ini untuk
periode. Jadi perusahaan yang berhasil melakukan membuktikan apakah perusahaan perbankan dan
opinion shopping, berharap mendapat unqualified pembiayaan yang go publik di BEI untuk periode
opinion dari auditor yang baru. Lennox (2002) telah 2008-2012 dengan penerimaan opini wajar tanpa
membuktikan dalam penelitiannya bahwa opinion pengecualian dengan paragraf penjelasan going
40 Jurnal JIBEKA Volume 9 Nomor 1 Februari 2015: 37 - 43

concern perusahaan, dipengaruhi oleh lamanya audit report (Non-GCAR) diberi nilai 0.
jangka waktu perikatan (audit tenure), berganti- Audit Tenure merupakan periode waktu perikatan
gantinya auditor (opinion shopping) dan rendahnya antara Kantor Akuntan Publik (KAP) dan
nilai rasio leverage perusahaan yang berarti ekuitas perusahaan klien yang sama.pengukuran audit
yang dimiliki lebih sedikit dibanding dengan tenure dilakukan dengan cara menghitung masa
hutang perusahaan dan turunnya pertumbuhan perikatan KAP dengan klien dalam jumlah tahun.
perusahaan. Tahun pertama perikatan dimulai dengan angka 1
Manfaat Penelitian dan ditambah dengan 1 untuk tahun-tahun
Manfaat dari penelitian ini dapat memberikan berikutnya. (Wirastuti, 2013) dan Ardiani, Nur DP
tambahan wawasan bagi pembacanya tentang opini dan Azlina (2012). Berdasarkan keputusan menteri
audit going concern yang dikaitkan dengan audit keuangan No:17/PMK.01/2008 tentang jasa
tenure, opinion shopping, leverage dan akuntan publik dan Peraturan Ketua BAPEPAM No
pertumbuhan perusahaan. Bagi calon kreditor dan Kep-310/BL/2008 tentang jasa akuntan publik yang
investor dapat dijadikan wacana untuk tambahan mengatur tentang pemberian jasa audit umum atas
wawasan dalam menentukan keputusan yang laporan keuangan dari suatu entitas yang dilakukan
berkaitan dengan kredit dan investasi. oleh KAP paling lama enam tahun buku berturut-
turut dan oleh seorang seorang Akuntan Publik
Metode Penelitian paling lama tiga tahun buku berturut-turut.
Pemilihan Sampel dan Pengumpulan Data Opinion Shopping menunjukkan pergantian auditor
Populasi penelitian adalah perusahaan independen untuk tahun berikutnya apabila tahun
perbankan dan pembiayaan yang go publik di BEI untuk berjalan perusahaan mendapatkan opini audit going
tahun 2008 sampai 2012. Dengan metode purposive
concern. Pengukuran opinion shopping
sampling, sampel penelitian yaitu untuk perusahaan yang
memenuhi kriteria sebagai berikut : 1) perusahaan menggunakan metoda yang diterapkan oleh Lennox
perbankan dan pembiayaan untuk periode 2008-2012 (2002). Variable ini diukur dengan menggunakan
minimal 1 kali mengalami laba bersih yang negatif, 2) variable dummy, angka 1 untuk perusahaan diaudit
menerbitkan secara berturut-turut laporan keuangan yang oleh auditor independen yang berbeda untuk tahun
diaudit untuk periode 2008-2012 dengan periode laporan selanjutnya setelah perusahaan mendapatkan opini
1 Januari sampai 31 Desember. audit going concern, angka 0 untuk perusahaan
Data dikumpulkan dengan cara observasi, diaudit oleh auditor independen yang sama untuk
yaitu mengambil dari laporan keuangan yang sudah tahun selanjutnya setelah perusahaan mendapatkan
dipublikasikan oleh perusahaan di BEI.
opini audit going concern.
Analisis data dilakukan uji hipotesis dengan
menggunakan GESCA (Generalized Structured Leverage merupakan rasio yang menggambarkan
Component Analysis) merupakan model persamaan tingkat hutang dibandingkan dengan ekuitas
structural berbasis komponen. Tujuan dari GESCA perusahaan. Supaya perusahaan aman porsi hutang
adalah untuk melakukan prediksi. Wold (1985) harus kecil dibanding ekuitas yang dimilikinya.
menyatakan bahwa PLS maupun GESCA tidak Rasio ini seperti yang digunakan oleh Mutchler
memerlukan syarat normal distribution multivariate, (1984) dalam penelitian Manao dan Nursetyo
variabel atau indikator bisa dalam skala kategori, ordinal, (2002) di penelitian Susanto (2009).
interval sampai rasio dan sampel tidak harus besar. Pertumbuhan perusahaan dapat ditunjukkan
GESCA selain dapat digunakan untuk mengkonfirmasi
dengan peningkatan revenue atau hasil usaha yang
teori juga dapat digunakan untuk menjelaskan bentuk
hubungan antar variabel. Data dalam ini beberapa semakin meningkat dari periode ke periode.
variabel teridentifikasi mempunyai skala pengukuran Pertumbuhan perusahaan diproksikan dengan rasio
ratio sehingga tidak bisa memenuhi asumsi normalitas. pertumbuhan pendapatan. Rasio ini mengukur
Oleh karenanya penggunaan teknik GESCA untuk seberapa baik perusahaan mempertahankan posisi
menjawab hipotesis penelitian sudah sesuai. ekonominya, baik dalam industrinya maupun dalam
kegiatan ekonomi secara keseluruhan ( Weston dan
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Copeland, 1992) dalam Setyarno dkk (2006) di
penelitian Kartika (2012)
Opini Audit merupakan pendapat yang diberikan
auditor atas laporan keuangan yang diaudit. Opini Hasil yang dicapai
audit yang diberikan atas laporan keuangan dengan Penelitian dilakukan untuk membuktikan apakah
kriteria tertentu, auditor wajib memberikan Audit Tenure, Opinion Shopping, Leverage dan
pernyataan atas kelangsungan hidup perusahaan di Pertumbuhan Perusahaan berpengaruh terhadap
masa yang akan datang (going concern). Menurut pemberian Opini Audit Going Concern. Penelitian
Komalasari (2004) dalam Susanto (2009) variabel dilakukan pada perusahaan Perbankan dan
opini audit going concern ini diukur menggunaka Pembiayaan yang go public di BEI untuk periode 5
skala nominal dengan menggunakan variabel tahun, yaitu tahun 2008 sampai 2012. Dengan
dummy, yaitu : opini audit unqualified dengan ketentuan sampel untuk penelitian ini yaitu : 1)
going concern audit report (GCAR) diberi nilai 1. perusahaan perbankan dan pembiayaan untuk
Opini audit audit unqualified tanpa going concern periode 2008-2012 minimal 1 kali mengalami laba
Enggar Nursasi:Pengaruh Audit Tenure, Opinion Shopping, Leverage dan Pertumbuhan Perusahaan …… 41

bersih yang negatif, 2) menerbitkan secara berturut- Independent


turut laporan keuangan yang diaudit untuk periode Opinion
Going
2008-2012 dengan periode laporan 1 Januari Concern OGC
sampai 31 Desember. Hasil observasi peneliti (OGC) (SE) P.value
memperoleh sampel sebanyak 60. Metode analisis
Audit Tenur (AT) 0.213 0.075 0.006312*
dalam penelitian ini dengan menggunakan GESCA Opinion Shopping
(Generalized Structured Component Analysis) yang (OS) 0.548 0.164 0.001503*
merupakan model persamaan structural berbasis
Leverage (LEV) 0.001 0.078 0.989817
komponen. Tujuan dari GESCA adalah untuk Pertumbuhan
melakukan prediksi. Wold (1985) menyatakan Perusahaan (PP) -0.203 0.107 0.063057**
bahwa PLS maupun GESCA tidak memerlukan
syarat normal distribution multivariate, variabel Keterangan:
atau indikator bisa dalam skala kategori, ordinal, Tanda: * Signifikan pada Alpha 5%. ** signifikan
interval sampai rasio dan sampel tidak harus besar. pada Alpha 10%
GESCA selain dapat digunakan untuk Interpretasi
mengkonfirmasi teori juga dapat digunakan untuk
menjelaskan bentuk hubungan antar variabel. Data 1. Terdapat pengaruh positif Audit Tenure (AT)
dalam penelitian ini beberapa variabel terhadap Opini Going Concern (OGC) secara
teridentifikasi mempunyai skala pengukuran ratio statistic terbukti dengan nilai koefisien sebesar
sehingga tidak bisa memenuhi asumsi normalitas. 0.213 (P.Value 0.006312) signifikan pada alpha
Oleh karenanya penggunaan teknik GESCA untuk 5%.
menjawab hipotesis penelitian ini sudah sesuai. 2. Terdapat pengaruh positif Opinion Shopping
Selain itu GESCA mempunyai fasilitas yang (OS) terhadap Opini Going Concern (OGC)
lengkap untuk uji kelayakan model. secara statistik terbukti dengan nilai koefisien
sebesar 0.548 (P.Value 0.001503) signifikan
Pengujian Model dan Keseluruhan Model pada alpha 5%.
(Overall Model Fit) 3. Pengaruh positif Leverage (LEV) terhadap
Opini Going Concern (OGC) secara statistik
Dari uji goodness of fit model diketahui bahwa tidak terbukti dengan nilai koefisien sebesar
nilai FIT : 0.674 dan AFIT : 0.617 relatif baik 0.001 (P.Value 0.989817) signifikan pada alpha
artinya kemampuan model untuk menjelaskan 5%.
variasi dari data sebesar 67,4% . Sedangkan nilai 4. Terdapat pengaruh negatif Pertumbuhan
GFI sebesar 0.984 mendekati 1 dan nilai SMSR Perusahaan (PP) terhadap Opini Going Concern
sebesar 0.292 mendekati 0 menunjukkan a good (OGC) secara statistik terbukti dengan nilai
level of overall model fit. Dengan demikian model koefisien sebesar -0.203 (P.Value 0.063057)
tersebut sudah memenuhi kelayakan. signifikan pada alpha 10%.

Pembahasan

1. Hasil Pengujian Hipotesis Pertama (H1) :Audit


Tenure berpengaruh terhadap penerimaan opini audit
going concern.
Audit Tenure merupakan periode waktu perikatan
antara Kantor Akuntan Publik (KAP) dan perusahaan
klien yang sama. Pengukuran audit tenure dilakukan
dengan cara menghitung masa perikatan KAP dengan
klien dalam jumlah tahun. Berdasarkan hasil
pengujian menunjukkan bahwa hasilnya signifikan
yang ditunjukkan dengan nilai P value 0,006312
(alpha 5%). Hal ini berarti bahwa hipotesis pertama
dapat diterima yang artinya audit tenure berpengaruh
terhadap penerimaan opini audit going concern. Hasil
ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Ardinani, Nur DP dan Azlina (2012) yang hasilnya
Gambar 1. Model Penelitian
menyatakan bahwa audit tenure tidak berpengaruh
terhadap penerimaan opini audit going concern.
Hasil Pengujian Pengaruh antara Variabel
Tetapi hasil ini mendukung penelitian yang
Independen terhadap Variabel Dependen
dilakukan oleh Junaidi dan Hartono (2010) dan
Widodo (2012) yang menyatakan bahwa
Tabel 1. Path Coefficient
semakin lama hubungan auditor dengan klien,
Variabel Variabel Dependent maka akan semakin kecil kemungkinan
perusahaan untuk mendapatkan opini audit
42 Jurnal JIBEKA Volume 9 Nomor 1 Februari 2015: 37 - 43

going concern. Penelitian ini memberikan bukti tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini
empiris bahwa independensi auditor dapat audit going concern. Hasil ini mendukung
terganggu dengan lamanya perikatan yang penelitian yang dilakukan oleh Rahayu dan
terjadi antara auditor dengan kliennya. Dengan Pratiwi (2011) dan Susanto (2009) yang
berdasarkan keputusan menteri keuangan membuktikan bahwa rasio leverage tidak
No:17/PMK.01/2008 tentang jasa akuntan mempengaruhi auditor dalam memberikan opini
publik dan Peraturan Ketua BAPEPAM No audit going concern . Hal ini menunjukkan
Kep-310/BL/2008 tentang jasa akuntan publik bahwa dalam memberikan opini audit going
yang mengatur tentang pemberian jasa audit concern, auditor tidak berdasarkan kemampuan
umum atas laporan keuangan dari suatu entitas ekuitas dapat menutupi hutang perusahaan.
yang dilakukan oleh KAP paling lama enam Tetapi lebih mempertimbangkan kondisi
tahun buku berturut-turut dan oleh seorang keuangan perusahaan secara keseluruhan dan
seorang Akuntan Publik paling lama tiga tahun faktor-faktor keuangan lainnya.
buku berturut-turut.
4. Hasil Pengujian Hipotesis Keempat (H4) :
2. Hasil Pengujian Hipotesis Kedua (H2) : Opinion Pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap
Shopping berpengaruh terhadap penerimaan penerimaan opini audit going concern.
opini audit going concern. Pertumbuhan perusahaan dapat ditunjukkan dengan
peningkatan revenue atau hasil usaha yang semakin
Opinion Shopping menunjukkan pergantian
meningkat dari periode ke periode. Hasil pengujian
auditor independen untuk tahun berikutnya menunjukkan bahwa hasilnya signifikan yang
apabila tahun berjalan perusahaan mendapatkan ditunjukkan dengan nilai P value 0,063057 (alpha
opini audit going concern. Hasil pengujian 10%). Hal ini berarti bahwa hipotesis keempat dapat
menunjukkan bahwa hasilnya signifikan yang diterima yang artinya pertumbuhan perusahaan
ditunjukkan dengan nilai P value 0,001503 berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going
(alpha 5%). Hal ini berarti bahwa hipotesis concern. Hasil ini tidak mendukung penelitian yang
kedua dapat diterima yang artinya Opinion dilakukan oleh Rahayu dan Pratiwi (2011) yang
Shopping berpengaruh terhadap penerimaan membuktikan bahwa pertumbuhan perusahaan tidak
berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going
opini audit going concern. Hasil ini tidak
concern. Tetapi hasil ini mendukung penelitian yang
mendukung penelitian yang dilakukan oleh dilakukan oleh Kartika (2012) yang membuktikan
Ardinani, Nur DP dan Azlina (2012) dan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh
Praptitorini dan Januarti (2007) yang hasilnya terhadap penerimaan opini audit going concern.
menyatakan bahwa Opinion Shopping tidak Dengan koefisien yang negatife menunjukkan bahwa
berpengaruh terhadap penerimaan opini audit semakin tinggi tingkat pertumbuhan perusahaan
going concern. Hasil ini mendukung penelitian semakin kecil kemungkinan diterimanya opini audit
yang dilakukan oleh Lennox (2002) yang dapat going concern. Peningkatan penerimaan
membuktikan bahwa Opinion Shopping menunjukkan bahwa perusahaan mampu
melangsungkan usahanya.
berpengaruh terhadap penerimaan opini audit
going concern. Dengan koefisien positif
Kesimpulan
menunjukkan bahwa perusahaan tidak
1. Hasil Pengujian Hipotesis Pertama (H1)
menerima opini going concern ketika
:Audit Tenure berpengaruh terhadap
mempertahankan auditornya. Dan hasil ini
penerimaan opini audit going concern
mendukung pendapat Teoh (1992) yang
membuktikan bahwa hasilnya signifikan yang
membuktikan bahwa praktik opinion shopping
ditunjukkan dengan nilai P value 0,006312
ini digunakan oleh perusahaan mengancam
(alpha 5%). Hal ini berarti bahwa hipotesis
untuk melakuka pergantian auditor. Dan pada
pertama dapat diterima yang artinya audit
akhirnya auditor mengeluarkan opini audit non
tenure berpengaruh terhadap penerimaan opini
going concern. Bukti empiris ini
audit going concern. Penelitian ini
mengindikasikan kurang independennya
memberikan bukti empiris bahwa
auditor.
independensi auditor dapat terganggu dengan
lamanya perikatan yang terjadi antara auditor
3. Hasil Pengujian Hipotesis Ketiga (H3) :
dengan kliennya.
Leverage berpengaruh terhadap penerimaan
2. Hasil Pengujian Hipotesis Kedua (H2) : Opinion
opini audit going concern. Shopping berpengaruh terhadap penerimaan opini
Leverage merupakan rasio yang audit going concern, membuktikan bahwa
menggambarkan tingkat hutang dibandingkan Opinion Shopping menunjukkan pergantian auditor
dengan ekuitas perusahaan. Hasil pengujian independen untuk tahun berikutnya apabila tahun
menunjukkan bahwa hasilnya tidak signifikan berjalan perusahaan mendapatkan opini audit going
yang ditunjukkan dengan nilai P value 0,989817 concern. Hasil pengujian menunjukkan bahwa
(alpha 5%). Hal ini berarti bahwa hipotesis hasilnya signifikan yang ditunjukkan dengan nilai P
ketiga dapat ditolak yang artinya Leverage value 0,001503 (alpha 5%). Hal ini berarti bahwa
hipotesis kedua dapat diterima yang artinya
Enggar Nursasi:Pengaruh Audit Tenure, Opinion Shopping, Leverage dan Pertumbuhan Perusahaan …… 43

Opinion Shopping berpengaruh terhadap 3. Chen, et.,al, 2005, The Information Contents
penerimaan opini audit going concern. Dengan of Auditor Change In Financial Distress
koefisien positif menunjukkan bahwa perusahaan Prediction-Empirical Findings from The
tidak menerima opini going concern ketika TAIEX-listed firms.
mempertahankan auditornya. Dan pada akhirnya
4. Fanny, Margaretta dan Saputra, S., 2005,
auditor mengeluarkan opini audit non going
concern. Bukti empiris ini mengindikasikan kurang Opini Audit Going Concern : Kajian
independennya auditor. Berdasarkan model Prediksi Kebangkrutan,
3. Hasil Pengujian Hipotesis Ketiga (H3) : Leverage Pertumbuhan Perusahaan dan
berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going Reputasi Kantor Akuntan Publik, Simpusium
concern. Leverage merupakan rasio yang Nasional Akuntansi VII.
menggambarkan tingkat hutang dibandingkan 5. Ghozali, Iman., 2008, Aplikasi Analisis
dengan ekuitas perusahaan. Hasil pengujian Multivariate dengan Program SPSS Cetakan
menunjukkan bahwa hasilnya tidak signifikan yang IV, Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
ditunjukkan dengan nilai P value 0,989817 (alpha
6. IAI, 2001, Standat Profesional Akuntan
5%). Hal ini berarti bahwa hipotesis ketiga dapat
ditolak yang artinya Leverage tidak berpengaruh Publik (SPAP), Jakarta : Salemba Empat.
terhadap penerimaan opini audit going concern. 7. Januarti, I, 2009, Analisis Pengaruh Faktor
Hal ini menunjukkan bahwa dalam memberikan Perusahaan, Kualitas Auditor, Kepemilikan
opini audit going concern, auditor tidak Perusahaan terhadap Penerimaan Opini Audit
berdasarkan kemampuan ekuitas dapat menutupi Going Concern, Jurnal Akuntansi.
hutang perusahaan. Tetapi lebih 8. Junaidi, dan Jogiyanto Hartono, 2010, Faktor
mempertimbangkan kondisi keuangan perusahaan Non Keuagan pada Opini Going Concern,
secara keseluruhan dan faktor-faktor keuangan SNA XIII, Purwokerto.
lainnya. 9. Lennox, C.,2002,, Do Companies Success-fully
4. Hasil Pengujian Hipotesis Keempat (H4) : Engage in Opinion Shopping : Evidence from the
Pertumbuhan perusahaan berpengaruh UK, Journal of Accounting and Economics 29.
terhadap penerimaan opini audit going www.google.com.
concern. 10. Nursasi,Enggar dan Maria,Evi 2013, Analisis Opini
Pertumbuhan perusahaan dapat ditunjukkan Audit Going Concern : Kajian Prediksi
dengan peningkatan revenue atau hasil usaha Kebangkrutan, Leverage dan Pertumbuhan
yang semakin meningkat dari periode ke Perusahaan pada Perusahaan Perbankan dan
periode. Hasil pengujian menunjukkan bahwa Lembaga Pembiayaan yang Go Public di BEI,
Hasil Penelitian akan Dipublikasikan.
hasilnya signifikan yang ditunjukkan dengan
11. Praptitorini dan Januarti, 2007, Analisis pengaruh
nilai P value 0,063057 (alpha 10%). Hal ini kualitas Audit, Debt Default dan Opinion Shopping
berarti bahwa hipotesis keempat dapat terhadap Penerimaan Opini Going Concern, SNA
diterima yang artinya pertumbuhan X, Unhas Makassar 26-28 Juli.
perusahaan berpengaruh terhadap penerimaan 12. Rahayu, Ayu Wilujeng dan Pratiwi C.W, 2011,
opini audit going concern. Dengan koefisien Pengaruh Opini Audit Tahun Sebelumnya,
yang negatif menunjukkan bahwa semakin Pertumbuhan perusahaan, Leverage, dan Reputasi
tinggi tingkat pertumbuhan perusahaan Auditor terhadap Penerimaan opini Audit Going
semakin kecil kemungkinan diterimanya opini Concern, Proceeding PESAT Univiversitas
audit going concern. Peningkatan penerimaan Gunadarma.
menunjukkan bahwa perusahaan mampu 13. Rudyawan, AP, 2007, Opini Audit Going Concern:
Kajian Berdasarkan Model Prediksi Kebangkrutan,
melangsungkan usahanya. Pertumbuhan Perusahaan dan Reputasi Kantor
Akuntan Publik.
Saran 14. Susanto, Yulius Kurnia, 2009, Faktor-Faktor yag
Untuk penelitian berikutnya, disarankan Mempengaruhi Penerimaan opini Audit Going
untuk melengkapi variabel yang mempengaruhi Concern pada Perusahaan Publik Sektor
penerimaan opini audit going concern. Dan Manufaktur, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Volume
mempertimbangkan variabel kontrol dalam proses 11, No. 3.
análisis untuk lebih memberikan hasil yang lebih 15. Teoh, S., 1992, Auditor Independence, Dismissal
baik. Threats, and The Market Reaction to Auditor
Swiches, Journal of Accounting Research 30.
16. Widodo, Dian Mustika Sari, 2011, Faktor-faktor
Daftar Pustaka yang Mempengaruhi Auditor dalam Memberikan
1. Altman, E & T.McGouh, 1974, Evaluation of Opini Audit Going Concern pada Perusahaan
A Company as A Going Concern, Journal of Manufaktur di BEI, Skripsi FE UNDIP,
Accountancy., auditing Journal Practice and Semarang.
Theory Fall. 17. Wold,H. 1985. Partial Least Square . In S Kotz &
2. Chen,K.C & B.K Church, 1992, Default on N.L. Johnson (Eds). Encyclopedia of Statistical
Debt Obligations and the Issuance of Going Sciences. Vol 8 pp. 587-599. New York Wiley.
Concern Report.

You might also like