Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 26

Pengaruh Pemberian Alkohol Secara Akut

Terhadap Memori Pada Tikus


(Rattus norvegicus)

Sri Nabawiyali Nurul Makiyah


Fakultas Kedoheran

The aim ofthis studv is to reveal the effects ofacutely admitted alcohol on memory by
measuring the 8 arm radial maze performance of the r(rts. In this study, rats are
divided randomly into three groups i.e. control group, treatment conlrol group and
lrealment Efoup. Each group contains 5 rats. Rdts were adapted tnto 8 arm radial
maze for 10 minutes Jor seven days subsequently without giving a bait except in the
sixth day which was given a bail into the tip, the middle and the door of arms and in
the seventh day a bait was given into those arms excepl the door of arms.

In the eighth day, a control group was nol given any treatment, a treatment control
group is given aquades 2 ml orally and a treatment group was given 2,5 g/kg abso-
Iute alcohol (2 ml of 20% alcohol, orally). Thirty minutes after treatment' each rat
was put inlo 8 arm radial mqze to test the performance consisting ofa number ofarm
radial maze that were entered by rats and error values ofrats entered arms ofradial
m(Ee. Treatment of 8 arm radial maze was conducted in every rat Jor ten minutes
within l2 days subsequently.

The result of this study showed that treatment group has a lowest ofnumber oJ arm
radial maze that were entered by rats compared with control and treatment control
groups, but an eftor values ofrats that enter lo arms ofradial maze in d treatment
group is the biggest compared with control and trealment control groups. From the
results ofthis study, it is concluded that acutely alcohol given orally would cause the
memory function declines.

Key llords: Alcohol, Acutely, Memory, Maze Radial

Pendahuluan

Latar belakang
Alkohol dalam bidang medis dikenal sebagai salah satu obat tertua yang digunakan
masyarakat. Di negara-negara Barat, alkoholisme rnerupakan salah satu masalah penyalahgunaan
obat yang serius. Data epidemiologis menunjukkan, sekitar 2/3 penduduk dewasa di Amerika
Serikat mengkonsumsi alkohol secara teratur dan l2%o di antaranya termasuk peminum berat
(heavy drinkers) (Tabakoff & Hoffman dalam Meltzer, 1987). Data epidemiologis di negara
berkembang khususnya di Indonesia belum diketahui secara pasti, namun dari berbagai studi

lumal IDA Edisi 5, Tahun I 4 I 9/ I 999


4
disebutkan bahwa alkohol banyak dikonsumsi secara ilegal di kota-kota besar yang aksesibilitas
turisrnenya tinggi (Widharto, 1997).
Alkoholisme adalah masalah ekonomi, sosial dan kesehatan rnasyarakat. Di Amerika Serikat
sendiri kerugian karena menurunnya produktivitas dan kesehatan dalam satu tahun dikaitkan dengan
alkoholisme diperkirakan menelan biaya I 17 milyar dolar. Cangguan neurologis yang berhubungan
dengan alkohol terutama terdapat dalam jumlab besar, menyebar dan menghancurkan dengan
adanya komplikasi medis pada aikoholisme (Charness et al., 1989).
Ambilan (intake) kronik alkohol pada manusia dan tikus mengakibatkan kerusakan
substansial pada fungsi memori seperti terbukti dengan berkurangnya jumlah neuron kolinergik
pada otak depan bagianbasal (basalforebrain) yangmeningkatkan aferensiasi bagian luar korteks.
Perubahan degeneratif pada otak depan bagian basal ini disenai dengan reduksi petand.a (mark-
ers) kolinergik prasinaptik yang menggambarkan penurunan sintesis, kandungan dan pelepasan
asetilkolin pada neokorteks dan hippocampus (Arendt, 1994). Menurut Baek et al. ( 1994), perlakuan
alkohol kronik akan menginduksi berkurangnya memori seperti terlihat pada perubahan anatomis
dan biokimiawi pada otak depan bagian basal dan hippocampus. Neuron-neuron kolinergik,
khususnya pada jalur septohippocampal, mudah terserang oleh neurotoksisitas alkohol.
Menurut Gasbarri et al. (1996), formasio hippocampi telah lamadiketahui memainkan peran
penting dalam belajar dan ingatan (learning and memory). Dari penelitian terdahulu diketahui
adanya organisasi proyeksi mesensefalik formasio hippocampi pada tikus penting untuk
mengevaluasi efek learning and memory, sedangkan menurut Reyes et aI. (1989), formasio hip-
pocampi adalah salah satu area di otak yang memainkan peran penting dalam memori spasial.
Stoltenburg (1994) menyatakan bahwa formasio hippocampi dan masukan (input)
kolinergiknya adalah subslrdt neurobiologis yang penting dalam proses leorning and memory.
Karena perubahan dalam learning and memory biasanya adalah akibat dari pemaparan toksikan,
maka ada kemungkinan bahwa hippocampzs adalah tempat target yang penting untuk
neurotoksisitas. Pada kenyataannya, hippocampus telah terbukti rentan atau peka terhadap
bermacam-macam bahan toksik. Contohnya, hippocampus mengalami kerusakan oleh karena
toksikan dari lingkungan seperti logam berat, obat-obatan yang disalahgunakan seperti alkohol,
benzodiazepam, amfetamin, kokain, morfn dan lain-lain.
Pemberian alkohol secara akut mengurangi pembangkitan neuron hippocampus dan
pemaparan secara kronik atau prenatal mengakibatkan berkurangnya tugas belajar spasial, padahal
tugas tersebut ter gantung pada hippocampus (Malthews et al., 1995).
Maze adalah salah satu teknik untuk mempelajari belajar serial (serial learning) pada hewan
uji. Hal ini disebabkan oleh karena maze melengkapi teknik yang baik untuk studi perbandingan
perilaku pada hewan,juga maze dapat digunakan sebagai sumber informasiyang penting mengenai
belajar serial pada hewan. Tentu saja masih ada teknik lain untuk mempelajari proses belajar
serial pada hewan, akan tetapi maze paling banyak digunakan dan merupakan teknik yang penting
(Deese, 1958). Dalam paper keduanya, Small (1901 dalam Boring, 1950) sangat banyak
mengundang perhatian karena dalam penelitiannya tentang proses-proses mental pada tikus, dia
memperkenalkan metode maze untuk mempelajari kecerdasan pada hewan. Pada kajian perilaku,
ternyata perilaku hewan coba mudah beradaptasi dengan meze tersebut. Tikus putih merupakan
hewan uji yang sangat mengagumkan dalam laboratorium, sehingga tikus putih dalam maze
kemudian menjadi standar dalam rnempelajari learning (Andreas, 1967).
Efek kronik pemberian alkoholterhadap kinerja maze radial diteliti pada tikus di laboratorium
oleh Gal & Bardos (1994). Dari perhitungan total kesalahan masuk ke lengan maze radial, totat

lurnal tD4 Edisi 5, Tahun l4l9/1999


5
waktu yang diperlukan sampai mencapai kriterion dan strategi dalam memasuki lengan yang dipilih,
hasilnya mcnunjukkan bahwa aktivitas masing-masing kelompok tidak berbeda antara tikus yang
diberi alkohol dengan tikus yang bertindak sebagai kontrol,juga tidak ada perbedaan dalam memilih
strategi yang digunakan. Tikus alkoholik sering memasuki lengan yang telah dimasuki dan dalarn
sejumlah kasus, tikus tersebut tidak mampu menyelesaikan tes ini sesuai dengan waktunya. Hal
ini menurut Gal & Bardos ( 1994) dan dari hasil penelitian-penelitian terdahulu, diduga karena
tidak adanya gangguan dalarn kernampuan belajar atau memorijangka pendek, tetapi lebih banyak
sebagai salah satu jenis kekakuan (rigidity) d^n keanekaragaman dalam perilaku (invariability of
behaviow).
Caprioli et al. (1991) melakukan penelitian kinerja maze radial secara longitudinal pada
tikus yang berumur 4 - 25 bulan dengan mengukur jumlah pilihan yang benar dari 8 lengan dan
derajat diversitasnya (DD).
Masuda & Murai (1995) melakukan penelitian dengan menggunakan 3 metode maze yang
berbeda, yaitu multiple maze, T-maze dan radial maze untuk melihat perilaku belajar secara spontan
pada mencit. Hasilnya menunjukkan bahwa mencit yang diperlakukan dalam aparatus dengarr 3
maze yang berbeda tersebut mampu mengadakan negoisasi atau melaksanakan tugasnya pada
ketiga tnaze tersebut secara spontan, dan dianggap bahwa ketiga maze ini bermanfaat untuk menilai
memori pada mencit dengan suatu Iatihan.
Crusio et al. ( 1 987) melakukan penelitian dengan menggunakan 8 galur mencit yang berbeda
-vang diuji deirgan naze radial 8 lengan. Galur yang berbeda dengan
jelas menunjukkan kinerja
yang berbeda pula. Kinerja tersebut berkorelasi sangat erat dengan ukuran hippocampal intra and
inJrapyramidal mossyJ'ihre (iip-MF) terminal field. Hasil ini digabungkan dengan hasil penelitian
terdahulu, menunjukkan bahwa variasi genetik proyeksi iip-MF mempengarulri proses vang
menentukan kemampuan perilaku (behavioural abilities) pada mencit.

Perumusan masalah
Dari latar belakang di atas. dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut.
a Alkoholisme merupakan salah satu nrasalalr penyalal'rgunaan obat yang serius karera
gangguan neurologis yang berhubungan dengan alkohol, terutarna deugan adanva korrplikasi
rnedis pada alkoholisrne, sangat berat dan kompleks.
6. Formasio hippocampi menainkan peran penting dalam belajar dan ingatan (learniug and
mernorv). Penrberiar alkolrot secara akut mengurangi perrbangkitan neuron hippocontpus
c. Maze adalah salah satu teknik untuk mempelajari belajar serial (serial leurning) dan
bennanfaat untuk r.neniiai memori pada hewan coba. Galur hewan uji yang berbeda akan
rnemperlihatkan kiner.ja rnaze radial yang berbeda pula.

Masalah
Dari uraian di atas. nlaka perrrasalahan yang akan dikaji dalanr penelitian ini adalah
bagaimanakah pengaruh petr berian alkohol secara akut terhadap nremori dengan mengukur kiner-ja
maze radial 8 lengan yang diperlihatkan oleh tikus ?

Hipotesis
Adapun hipotesis vang diajukan dalam penelitian ini adalah bahrva pemberian alkohol secara
akut menururkan kinerja rnaze radial 8 lengan pada tikus.

Jumal /DEA Edisi 5- Tahun l4l911999


6
Tinjauan Pustaka

Alkohol
Alkohol, disebut juga etanol, etil alkohol atau hidroksi etana. terdapat di dalam sejumlah
minuman dan sediaan obat dengan rumus umum CH3-CH2-OH. Alkohol adalah cairan tidak
berwarna dengan bau harum. rasanya pahit dan membakar. Alkohol diperoleh melaluifermentasi
pati atau gula pada minurran beralkohol. sedangkan alkohol untuk industri dan pengobatan diperoleh
melalui sintesis dari etilen dan asam sulfat atau hidroksi etilen pada temperatu tinggi, membentuk
azeotrop dengan air selama proses destilasi, sehingga konsentrasi rnaksimum alkohol yang
terdestilasi adalah 94,9 %o (v/v) (Dollery, J99l).

GAMBAR 1

Struktur kimia alkohol

HH
H-
tl
C- C-OH
ll
HH
Alkohol adalah obat tertua yang digunakan oleh nranusia di masa lalu untuk pengobatan
dan untuk kepentingan sosial. Meskipun alkohol mempunyai beberapa indikasi terapeutik, tetapi
dari sudut pandang medis pada saat ini, alkohol biasanya digunakan sebagai obat-obatan yang
disalahgunakan. Pemberian alkohol secara berulang-ulang selama periode waktu tertentu, akan
berakibat terjad inya toleransi dan ketergantungan fisik terhadap alkohol meningkat (Ferko, 1990)
Sistem sarafpusat secara mencolok dipenganrhi oleh alkohol dibandingkan dengan sistem
dalam tubuh yang lain. Meski alkohol diyakini sebagai stimulan, tetapi sifat stimulan ini hanya
sedikit. Seperti pada obat anastesi dan hipnotik yang lain, alkohol bersifat menekan (depressant)
sistem saraf pusat dengan efek menurunkan ketajaman mental serta memperbunrk koordinasi
motorik seperti pada gambaran orang yang mabuk setelah minum alkohol (Kornetsky, 1978).
Penggunaan alkohol secara kronik dikaitkan dengan kerusakan organ karena adanya
metabolisme alkoliol, sirosis hepatis, berkurangnya fungsi otak (keadaan psikotik, dernensia,
cncephalopathy ll'ernicke, serangan hilangnya memori), neuropati perifer dan sebagian myopati,
kanker pada saluran nafas dar saluran cerna bagian atas (beberapa alkoholik adalah perokok berat
dan ini sangat memperburuk), karsinoma hepatis dan kanker payudara pada wanita, pankreatitis
kronis, kardiomyopati, depresi sum-sum tulang termasuk megaloblastosis (karena alkohol
menginduksi defisiensi folat), defisiensi vitam in K yang merupakan salah satu faktor penjendalan
darah (karena kerusakan hepar), psoriasis, efek ganda p adasistem endolcrin/hipofsis/hipothalamus,
kontraktur Dupuytren (Laxrcnce & Bennet, 1992).
Mekanisme aksi alkohol dalam sistem sarafpusat hingga kini belum secarajelas diterangkan.
tetapi diperkirakan bahwa tempat aksinya adalah pada membran sel. Diperkirakan bahwa pemberian
alkohol secara akut akan berpengaruh terhadap perubahan membran secara fisik, sehingga

Iurnal ,rla Edisi 5, Tahun l4l9l1999


7
meningkatkan sifat kelarutan membran. Molekul alkohol akan terlarut dalam membran sel dan
rnenyebabkan lapisan ganda lemak pada membran menjadi kurang kaku. Peningkatan sifat kelarutan
membran neuronal karena adanya alkohol ini dapat mengubah beberapa peristiwa seperli : (l)
lintasan ion lewat mertbran, (2) perubahan konformasi / susunan enzimatik dan (3) rnekanisrre
neurotran sm iter (Ferko, I 990).
Semua perubahan dalarn perilakrr. termasuk yang terkait dengan obat-obatan add iks i, inisiasi
pemberian obatnya rr:embutuhkan penyimpanan informasibaru dalarn sistern saraf. Hasil percobaan
terhadap hewan memperkirakan bah*'a beberapa informasi diproses pada beberapa sistern Iaarn-
ing and ntentory (dalanr ulasan inr ada 3) dalanr otak mamalia. Bahan-bahan pengsat (re inforce r)
dapat berinteraksi dengan sisterr ini dengan 3 jalan, yaitu : ( I ) rnengaktivasi substrat sarof 7,ang
dapat diarnati atau menghasilkan respon; (2) rnenghasilkan keadaar internal yang tidak teramati
yang dapat dipandang sebagai imbalan atau sebaliknya; dan (3) nremodulasi atau rneningkatkan
informasi yang tersimpan pada tiap-tiap sistern memori (White, 1996).
Bukti - bukti menunjukkan bahwa aksi obat - obatan terhadap substrat sarafi yang rumit
dari rcnforcemenl memperkirakan bahwa tidak hanya ada satu faktor yang dapat dipakai untuk
rrenerangkan perilaku adiktifsecara umum ataupun pemberian secara sengaja khususnya (White,
\996).
Dilaporkan bahrva beberapa akibat adanya alkohol ditandai oleh penambahan nasuknya
ion Cl sehingga menyebabkan hiperpolasi membran. Pada membran saraf, hal ini akan rnenstimulasi
aliran masuk ion Cl yang terjad i melalui ionophore chlorrde yaitu suatu kompleks molekuler yang
berisi reseptor - reseptor untuk asam gama arnino butirat (GABA), benzodiazepin dan barbiturat.
Nampaknya alkohol rnemodifikasi lingkungan reseptor pdscasinaptik reseptor GABA yang
diperantarai oleh saluran ion Cl untuk memperbesar masuknya ion Cl. Meskipun denrikian.
rnekanisme in i secara farmakologis belum jelas. Alkoholjuga mengubali aliran ion Iain seperti Na
dan Ca, juga berrracam-macam neurotransmiler misalnya norepinefrin. dopamin, dan GABAyang
dipengaruhi oleh adanya pemberian alkohol (Ferko, 1990).
Apabila alkohol diberikan dalam dosis yang berulang-ulang dalam periode waktu tertentu,
nampakny,a perubahan rrernbran tidak separah pada pemberian dosis tunggal. Adaptas; kornponel
membran terhadap kontak berulang alkohol mungkin berperan dalam fenomena toleransi dan
ketergantungan fisik terhadap alkohol. Alkohol secara cepat diabsorbsi dari dalam larrbung. usus
halus dan usus besar. Setelah diabsorbsi, alkohol didistribusikan secara seragam ke semuajarirgau
dan cairan tubuh (Konretsky. 1976)

Memori
Mernori adalah kemampuan untuk mengingat kembali pikiran yang asalnya diawali oleh
isyarat sensoris yang datang. Mungkin sebagian besar dari proses memori terjadi di dalam korteks
cerebri terutana karena tiga perempat neuron-neuron di dalam otak terletak di korteks cercbri
(Gu1aon. 1985).
Telah diketahui bahu,a setiap area dari sistenr sarafpusat secara esensial berperan serta dalart
fenomena memori. Juga beberapa percobaan telalr nrerrperlihatkan 6ahwa chorda dorsalis dapat
rnenyimpan memori mentalr selama paling sedikit beberapa menit mungkin sarnpai beberapa jam.
Menurut Hodges et al. ( l99l), memori dibagi menjadi 2 yaitu working memory dan refer-
ence memor),! sedangkan menurut Gal & Bardos (1994). menrori dibagi 2 juga yaitu memori
spasial dan memori temporal. Ada 3 tipe memori -vaitu ingatan vang segera (intmediale ). rnernori
.jangka pendek (shorttern? menton,\ dan rnemori jangka panjang (longlerm mamon)). Hippocant-

Jurnal /DlA Edisi 5. Tahun l4l9/1999


8
pua terlibat dalam tnengubah memorijangka pendek (lebih dari 60 men it) menjadi memorijangka
panjang (beberapa hari atau lebih). SLrbstrat anatomis untuk rnemori jangka panjang mungkin
termasLrk lobus temporalis. Pasien dengan peugambilan hippocunpus secara bilareral (sebagai
bagian dari lobectomi temporel bilateral untuk epilepsi) rnemperlihatkan amnesia rctrogr(tde di
mana peristiu'a sebelum pembedahan dipertahankan. tetapi tidak ada memorijangka panjang baru
yang dapat dibangun (Waxman & decroot, 1995)-
Potens iasijangka panjang(Long Term Potentiation = l,IP) adalah proses di mana kekuatan
sinaptik ditambah pada saat input eJerens spesrfk ke hippocampus dirangsang pada pola
berpasangan. Hal ini melengkapi dasar seluler atau molekuler untuk memahami peranan hippoc-
ampus dalam learning and memory. LTP yang dipacu oleh akumulasi kalsium pada neuron
puscasinaptik yang rnengikuti aktivitas dengan frekuensi tinggi, nampaknya memainkan peran
penting dalam proses yang mendasari memori. Pengamatan secara klinis dan eksperimental
memprakirakan bahwa pengkodean (encoding) memorijangka panjang melibatkan ft ippocampus
dan korteks yang berdekatan pada lobus temporalis med ialis. Tholamus nerllalrs dan area sasarannva
pada lobus /rontalrs j uga terlibat bersama-sama dengan nucleus tVeynerl otak depan bagian basal
(hasal forebrain nucleus of Meynerr) (Waxman & deGroot, 1995).
Dalam penelitiannya, Swatzwelder et a l. ( 1995) memprakirakan efek etanol terhadap induksi
LTP di bagian hippocampus pada tikus muda dan tikus dewasa. Besarnya LTP lebih besar pada
tikus muda, sedangkan pada perlakuan etanol selama pemberian stimulus, besarnya LTP pada
tikus dewasa tidak berbeda secara bermakna dengan kontrol, sehiugga etanol benar - benar
menghambat induksi LTP pada tikus muda. Hal ini rnenunjukkan bahwa plastisitas sinapsis yang
dikaitkan dengan memori pada hippocampus d ilemahkan oleh etanol dengan tingkatan pada tikus
muda lebih besar daripada tikus dewasa.
Sistem limbik otak, termasuk amygdala dan hippocampus pada lobr.rs temporalis medialis
dengan pyrus cinpyli dan korteks orbitofi'ontalis, forniks, corpus mamillare, nuclei thalamicis
anterior dengan jelas memainkan peran krusial dalam mengontrol memori dan emosi (Walton,
1984).

Memori Jangka Pendek (Shortterm Memory)


Memorijangka pendek didefinisikan sebagai menetapnya/ bertahannya ingatan yang datang
selama beberapa detik sampai beberapa menit tanpa menyebabkanjejak-jejak permanen pada otak.
Beberapa memorijangka pendek mungkin disebabkan oleh gema dari signal-signal di dalam
otak dalam waktu singkat setelah awal sensasi selesai, sehingga ingatan yang datang merangsang
sel-sel neuronal yang berhubungan dalam sirkuit yang menggema tersebut. Sel-sel neuronal ini
merangsang sel-sel yang lain dan akhirnya signal mencapai kembali pada sel-sel asalnya. Kemudian
signal berjalan berkeliling dan mengelilingi sirkuit selama beberapa detik atau menit setelah sensasi
yang datang melimpah dan selama gema ini berlangsung terus menerus, orang tetap
mempertahankan ingatan dalam pikirannya. Konsep ini didr,rkung oleh kenyataan bahwa beberapa
signal yang menggema dapat diperlihatkan kembali selama setengahjam dan selanjutnya di antara
korreks cerebri dan lhalamus setelah signal sensoris yang kuat menyerang otak. Selanjutnya, sig-
nal gema ini terletak pada area tertentr:, di korteks cerebri tergantung pada tipe sensasi yang terjadi.

Memori Jangka Panjang (Longterm memory)


Kita semuatahu bahwa ada beberapa memori yang berakhir selama beberapa tahun meskipun
signal yang menggema dalam otak tidak dapat memungkinkarr bertahan lebih lama daripada

Jurnal lDll, Edisi 5, Tahun l4l9/1999


9
beberapa jam, itu pun merupakan waktu yang paling lama. Memori jangka panjang ini hampir
pasti adalah hasil dari mekanisme yang berulang-ulang. Pada saat signal melintas sepanjang tempat
yang klrusus pada sinapsis neuronal, sinapsis ini menjadi diperrnudah untuk aliran signal yang
sama pada saat yang lain. Selanjutnya, pada saat ingatan memasuki otak, ia mempermudalr sinapsis
itu yang digunakan untuk ingatan yang khusus tersebut dan ini membuatnya lebih mudah bagi
seseorang untuk mengingat ingat4n yang sama pada waktu yang lain. Namun, lintasan signal
melalui sinapsis yang hanya satu kali biasanya tidak akan menyebabkan fasilitasi yang mencukupi
bagi ingatan untuk diingat, oleh karena itu kita harus mempertanyakan : Bagaimanakah pengalaman
sensoris tunggal yang berakhir hanya selama beberapa detik kadang-kadang dapat diingat selama
bertahun-tahun sesudahnya ?. Satujawaban yang mungkin untuk lial ini nampaknya adalah bahwa
signal yang menggema dari mekanisme memorijangka pendek mengirimkan ingatan yang sama
melalui sinapsis yang sama beribu-ribu kali selarna lebih dari satujam setelah pengalaman sensoris
inisial berlimpah. Alasan untuk meyakini hal ini adalah bahwajika binatang terbentur kepalanya
dengan tiba-tiba setelah mengalami pengalarran sensoris yang sangat kuat, pukulan pada kepala
tersebut dapat menghambat signal yang menggema dan dengan cara demikian dapat menghambat
memori jangka pendek. Pada keadaan tertentu, memori jangka panjang juga dapat gagal
berkembang, oleh karena itu mernorijangka pendek yang bertahan selama periode paling sedikit
beberapa menit, nampaknya menjadi esensiil bagi perkembangan jejak atau engram. Perkembang
jejak/engram memorijangka panjang ini disebut konsolidasi dari memori. Satu kali jejak/engram
initelah dibangun, hampir beberapa signal yang menyimpang dalam otak dapat menempati urutan
signal secara tepat pada saat yang lain seperti pada asalnya yang diawali oleh sensasi yang datang,
sehingga pengalaman seseorang akan sama dengan ingatan awalnya.

Peranqn latihan terhadap perubahan STM menjadi LTM


Beberapa penelitian psikologis telah memperlihatkan bahwa pengulangan infonnasi yang
sarna lagi dan lagi akan mempercepat dan memungkinkan perubahan tingkat rnernorijangka pendek
menjadi menorijangka pan-iang. Hal ini sesuai dengan teori gema rnemorijangka pendek di atas,
karena masing-rnasing gema secara aktual adalah bentuk pengulangan terus menerus informasi
yarg sama.
Sesungguhnya. otak itu nrempunyai kecenderungan secara alami untuk mengulang informasi
baru yalg ditemukan, khususnya yang menarik minat pikiran. Kepeutingan pengulangan untuk
membangun memori jangka panjang dapat dipakai untuk menerangkan mengapa orang dapat
mengineat informasi -vang dipelayari secara mendalam jauh Iebih baik daripada dia dapat rnengingat
se.iurnlah besar inforrnasi yang dipelajari han1,a secara superfisial dan hal inijuga dapat dipakai
untuk menerangkan mengapa orang yang siaga akan mengkonsolidasi memori jauh lebih baik
daripada orang yang dalam keadaan lemah mental.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan pengaruh pemberian alkohol
secara akut terhadap memori dengan mengukur kinerja maze radial yang diperlihatkan oleh tikus.

.lurnal IDA Edisi 5. Tahun l4l911999


l0
Manl'aat Penelitiln
I Iasil yang cliperoleh dari perrelitian inidiharapkan dapat nremberikar surnbangan infbrrrasi
bagi dtrnia ilntu pengetahuan kedokteran, khLtsusnya dalanr bidang Neuropsikobio logi lnengenai
rrrekanisrrre yang rn e Iatarbe lakangi gangguan learning trnd nrcniory pada alkoholisme, sehiugga
dapat nrembuka cakrawala / wawasan pengetahuan kita tentarg alkoholisme, mengetahui bahaya
nemttok,si,yitus alkohol. yang pada gilirannya kernungkirran dapat mengembaugkan obat-obatan
atau cara-cala menganggulangi efek toksik alkohol.

Metode Penelitian

Bahan Pcnelitian

Hcu,cut coltu

Penelitian inirnenggunakan hewan cobatikus(1?r tu:i norvcgica\)iantar galur Spraque-Dawley.


200-250 granr, sebanyak 1 5 ekor', diperoleh dari Un it Perneliharaan
unr ur 3 bLrlan. berat badan t ata-rata
Hervan Percobaar (UPHP) UGM,
I lervan coba dipelihara di dalarrr kandang kisi kawat belr-rkurar (40x40x20) cm3 (lihat gambar
2). Setiap kaldang berisi I ekor tikus. Pakan dari CV PD Kasrnau, Jakafta, diberikan setiap hari pada
pagi hari pukLrl 06.00 WlB. Air minurr diberikal secara od liltitunr.

GAMBAR2.

Kandang yang digunakan untuk memolihara tikus.

2,5 gr/kg BB alkohol absolut (2 ml alkohol 20%) diberikal kepada hewan coba secara
peroral (Matthelvs et al.. 1995)

Alat-Alat Penelitian
Maze ladial dengan 8 lengan (lihat gambar 3). Bagian tengah berbentuk oktagonal dengan

Irrnal IDEA lrdisi i.'lnhun I4l9/1999


11
lerrpeng nrasing-nrasirrg Lrcr uliuran (14x30) crrr Lenrpeng ini tlihLrbrtttgkatt dcugar ti pinlu
bcrrrliLrran idcrrtil< (8x10) onr. Masing rrasing lengan berullrran panjang ll0 crn, lebar l0 cnr clln
tinggi 20 c:rr. Lcnrpcng oklasonal cli bagian tengah telbuat darr plcli.siglas tralspamn rlan lengrn
nraze ter-buat clari pol ivinilclrlor rcla (PVC) btrrarrr.

GAMBAR3.

Mazc radi:rl 8 lengan

Mazc dilielilingi oleh plastili sehirgga tidali mcnrungliinl<an lreu'an coba nrcrasakar isl,at:rt
sltasial clarr menrininall<an isl,amt visual clali sel<elilingrya. olclr karcna itLt nraze selalu tlilctaklian
lrada ar-ah yang sanra Selreutzua i1u. nntuk n)cne1[all(an ,ttittttli olfuktori. pclet dengan i)ela1 I
granr clibungkus clengan plastili bei lubang. Pelet cliletakkan dalarr cangkir kecil lrertrli.Lrratt diarrt-
eter 2.5 cnt dan tinggi I onr, kenrudiar cangkir ini diletal<kan pada LrjLrng nrasing-nrasing lengal
(Capriolielal., l99l:Cnrsioctal., 1987) Di bagiandalarnlcnrpcngoktagonaldengantlianrclcr:
1.1 cnr, tliletakkar silinilel tcrbrrlt dali a lurruuiLrnr dengar dianetel lctrilr l<ecil (+ 32 cnr) schinggr
rnerrrtupi secara ser'npurna nrasing-rrasing pintu nrasuk kc lcngarr uaze ratlial (Gal & Bardos.
t994).

Clr:r Penelitian
Hcl nn coba clibagi nrcn-jadi -1 helompoli. urasing-nrasing ltclompok tcrdiri dar-i 5 eliot ttktts
Kc lonr poli I liontrol. hcrvrn coba tidali dibcri pcrlakuan apa apa.
:

I(e lonr poii Il : hc,"r'an cobii cliberi perlaltuan dcngan 2 nrlakLracles sccitra pcr
oral pacla puliul08.00 WIB sebanyal< satlr liali.
I(clonr poli lll: hcrrur coLra clibcli pcrlakLran dcrrgan 2.5 gr'/kg BR alkolrol
absolLrt (2 nrlalkohol 20%o) secara pcroral pada pukLrl0tt.00
WIB sebanyak satLr kali (Matthovs et al., 1995)

llanclngln Penelitian
Rarcargan penclitiau 1,ang digLruakau clalarn penelitian ini adalah larcargan penelitiarr
sederhana atarr d isebut -jr.rga Tro.rlle.s I <tn Iy con tnt I group dcs i 14n

Irrtitl IDA liiisi 5. I'ahLrn l4l9/ 1999


t2
-- A1-1 X,, ot-r2
R-At-7 - X, ol-12
Al-7 - x" or-12
Keterangan:
-
A,., : adaptasi hewan coba terhadap maze radial 8 lengan selama 7 hari yaitu
pada hari ke- I sampai dengan hari ke-7. tiap-tiap hewan coba diletakkan kedalam
maze radial 8 lengan selama l0 menit tanpa diberi umpan pada ujung-ujung lengan
maze radialnya, kecuali pada hari ke-6 diberi umpan pada ujung, tengah dan pintu
lengan dan pada hari ke-7 diberi umpan pada ujung dan tengah lengan maze radial.
xo: kelompok kontrol tanpa perlakuan
xr : kelompok kontrol dengan perlakuan diberi akuades 2 ml peroral
X": kelompok perlakuan dengan diberi 2,5 gr/kg BB alkohol absolut atau 2 ml
alkohol 20olo peroral.
o,-'r' tiga puluh menit setelah perlakuan, kemudian dilakukan pengamatan uji
kinerja maze radial 8 lengan selama l0 menit. Hewan coba diletakkan ke
dalam bagian tengah bangunan maze radial dengan posisi pintu gerbang
tertutup, setelah 30 detik pintu gerbang lengan dibuka sehingga hewan coba
bebas bergerak ke semua arah lengan maze radial 8 lengan.

Pengamatan Pada Maze Radial 8 Lengan


Pengamatan dikerjakan pada pukul 08.00 - 10.00 WIB.
Ujung masing-masing lengan maze radial diberi umpan dengan pelet seberat I gram,
dimasukkan dalam cangkir (dengan diameter 2,5 cm dan tinggi I cm). Pelet (pellet) dibungkus
plastik yang dilubangi, dengan cara demikian maka ad a tidaknya reward (imbalan/ganjaran) tidak
dapat dibaui oleh hewan coba. Pelet dimasukkan dalam cangkir kecil, hal inidimaksudkan untuk
mencegah hewan coba melihat apakah suatu lengan masih tetap ada umpannya atau tidak.
Pengamatan dilakukan tiga puluh menit setelah perlakuan. Hewan coba diletakkan di dalam
lempeng silindris dengan arah berlawanan dengan peneliti dan dibiarkan beradaptasi selama 30
detik dengan pintu gerbang tertutup. Setelah periode penyesuaian, pintu gerbang d iangkat sehingga
hewan coba bebas bergerak di segala tempat di maze. Sesi diakhiri setelah hewan coba
mengkonsumsi pelet di seluruh lengan atau setelah memakan waktu 10 menit (Gal & Bardos,
1994).
Untuk menentukan skor masuknya hewan coba ke dalam lengan maze, tikus harus berjalan
ke dalam lengan maze lebih dari separo panjang lengan.
Kesalahan atau error dicatatjika hewan coba memasuki lengan maze radial yang umpannya
telah dimakan sebelumnya atau jika tikus tidak memakan pelet (imbalan/reward)
Kinerja maze radial ditentukan menurut parameter sebagai berikut
a. jumlah pilihan yang salah (error) dari 8 lengan,
b. frekuensi kumulatif dari 4 kemungkinan derajat divergensi (DD) tiap hewan coba selama
l2 hari- Tiap pilihan dikelompokkan sebagai DD yang berkisar dari I - 4, menurut kriteria
apakah hewan coba secara berurutan berjalan pada 2 lengan yang berdekatan yang dipisahkan
oleh l, 2 atau 3 lengan secara berurutan (misalnya, urutan jalan tikus adalah 8, 2, 3, 8' 7' 5,
3 dan 7 sehingga DD masing-masing pilihan adalah 2, 1 , 3, l, 2,2 dan 4.

Iurnal |DEL Edisi 5, Tahun l4l911999


l3
Data yang dianalisis hanya dari hewan coba yang secara sempurna menyelesaikan uj i kinerja
mtrze radial.

Variabel Penelitian

Variabel bebos
Variabel bebas yang digunakan dalarn penelitian ini adalah pemberian 2,5 grlkg BB alkohol
(2 rnl alkohol 20%).

Variabel tergantung
Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah memori dengan rnengukur kinerja pada
naze radial 8 lengan berdasarkan jumlah pilihan yang salalr (error) dari 8 )engan dan derajat
divergensinya (DD) (skala rasional).

Variabel kendali
Variabel terkendali dalam penelitian ini adalah:
L Objek penelitian
Yaitu tikus (Rattus norvegicus) jantan, galur Spraque-Dawley, umur 3 bulan, barat badan
rata-rata 200-250 gram.
2.
Sem dalanr kandang kisi kawat berukuran (40x40x20) cm3, diberi
mak ) dan minum ad libitum, dengan pencahayaan 12T:12G(12
jam terang : l2jam gelap).
3. Faklor genetik
Dikontrol dengan memakai Irewan coba dari galur yang sama yaitu galur Spraque-Dawley
dan dilakukan randomisasi dalam menentukan sampel.
I Fakr or jcn is kelantin
Dikontrol dengan menggunakan hewan coba dengan jenis kelamin sarna yaitu jalltarl

Analisis Hasil
Pada penelitian ini tingkat pergukuran (level of measuremenl) Dt'ttLtk pengukuran kinerja
rriaze radial adalah rasional dengan 3 kelompok pengamatan, maka analisis statistik yang digunakan
adalah Anava satu.jalan. dilanjutkan dengan ujit untuk menentukan letak perbedaan pada masing-
rnasing kelornpok (Pratiknya. I 994).

Hasil Dan Pembahasan

Hasil Penelitian
Dalarn penelitian ini ada 5 (lima) ekor tikus (n = 5) sebagai ltewatr coba yang digunakan
untuk mengukur berbagai variabel yang diteliti.
Pada bab lV tentang metode penelitian, dinyatakan bahwa variabel tergantung yang dipakai
dalam penelitian irri adalah memori dengan rnengukur k inerja pada moze radial 8 lengan berdasarkan
atasjunrlah pilihan yang salah (error) dari 8 lengarr dan derajat divergensinya (DD) Akan tetapi
dalarn prakteknva pada penelitian y.aug sesungguhnya untuk menqukur dera-;at divergen s i peneliti

lurnal IDA Edrsr 5. Tahun l4l9/1999


t4
mengalam i kesulitan karerra tidak semua lengan dari 8 lengan maze radial tersebut yang dimasuki
oleh hewan coba padahal yang dimaksudkan dengan derajat divergensi tersebut adalah derajat
penyebaran hewan coba dalam memasuki lengan mcze radial 8 lengan tersebut, sehingga peneliti
membatasi untuk definisi operasional variabel tergantung derajat divergensi adalah banyaknya
lengan maze radial yang dirnasuki oleh hewan coba.
Adapun waktu pemakaian maze radial adalalr selama l0 rnenit untuk setiap hewan coba.
Hal ini sesuai dengan penelitian dari peneliti terdahulu yang rnenyatakan bahwa lamanya hewan
coba dalam maze radial adalah apabila bewan coba telah mernakan semua umpan I ganjaran I
reward yang berupa pelet pada delapan lengan nraze radial atau apabila hewan coba tidak memakau
semua umpan di delapan lengan tersebut maka hewan coba dirrasukkan dalam maze radial dalarr
waktu l0 menit untuk setiap hewan coba (Gal & Bardos, 1994).
Dari hasil perhitungan banyaknya lengan maze radial yang dimasuki oleh hewar coba selama
l2 hari berturut-turut diperoleh rata-rata seperti terlihat pada Tabel 1 .

TABEL I

Rata-rata banyaknya lengan maze radial 8


lengan yang dimasuki oleh hewan coba (n=5).

Hari ke- Kontrol (K) Kontrol Perlakuan (KP) Perlakuan (P)

I l0 + 1,89 8,2 + t,12 4,0 * 0,89


2 8.2 + 3.06 6,2 + t.60 1.8 + 1.60
3 7,8 + 2,04 7,0 + 1,89 5.0 + 3.16
4 7.6 + 1.02 6.8 + 0,75 4.6 +2,06
5 6.2 r 1.17 '7,2 + 1 ,33 f
5,0 0,89
6 6.8 + 1.33 7.6 + t.02 6.8 + 0,75
'7 70+0,63 8.2 + l,l'7 5.4 + 1,36
8 6.8 1 t.72 '7.2 + 2.00 5.6 + 1.49
9 j
6.4 0.110 6.4 r 0.80 6.0 + 0.63
t0 6.6 + I .62 1.2 + I .60 f
6.0 0.89
6.0 + 0.63 7-6 + t,36 6.0 r 0.63
t2 5.2 a 0.75 6.4 i t,02 6,0 + 0.63

Dari angka hasil perhitungan rata-rata banyaknya lengan nraze radial 8 Ieugau vang dinrasuki
oleh hewan coba pada Tabel I di atas terlihat bahwa kelompok kontrol (K) dan kelompok kontrol
perlakuan (KP) nrempunyai nilai banyaknya lengan maze radial yang dimasuki oleh hervan coba
lebih besar dibandingkan dengan nilai banyaknya lengan rnaze radial yang dirnasuki oleh he*'an
coba pada kelonrpok perlakuan (P). Hal ini akan nampak lebih jelas lagi apabila kita lihat dalanr
bentuk grafik seperti terlihat pada Gambar 4.

.lurnal IDH, Edisi i. Tahun l4l91 1999


15
GAMBAR 4.

Grafik perbandingan antara kelompok kontrol, kontrol perlakuan dan perlakuan


yang menunjukkan banyaknya lengan maze radial8lengan yang dimasuki oleh
hewan coba.

l0 --o- Kontrol

I --G- Korltrol PerlrkuNn

Perlakuan
- -

JumlNh-
l"ngnnt
I
J

Ha ri

Pada Gambar 4 terlihat jelas gambaran perbandingan banyaknya lengan maze radial yang
dimasuki oleh hewan coba antara kelompok kontrol, kelompok kontrol perlakuan dan kelompok
perlakuan. Pada kelompok kontrol (K), terlihat bahwa nilai banyaknya lengan maze radial yang
dimasuki oleh hewan coba adalah yang terbesar dan nilai yang terbesar adalah pada hari pertama
yaitu sebesar l0 + I ,89 dan selanjutnya semakin lama, maka nilai banyaknya lengan maze radial
yang dimasuki oleh hewan coba semakin rendah yaitu 8,2 + 3,06 kemudian 7,8 + 2,04 dan seterusnya
semakin menurun, akhirnya pada hari ke-12 mempunyai nilai terendah yaitu sebesar 5,2!0,75.
Walaupun pada kelompok kontrol pada hari ke-7 nilai banyaknya lengan maze radial yang dimasuki
oleh hewan coba mengalami sedikit kenaikan, tetapi secara umum terlihat dari gambaran pada
grafik di atas nilai banyaknya lengan maze radial yang dimasuki oleh hewan coba mengalami
penurunan,
Pada kelompok kontrol perlakuan (KP), itai banyaknyalengan maze radial yang dimasuki
n

oleh hewan coba hampir sama dengan nilai banyaknya lengan maze radial yang dimasuki oleh
hewan coba pada kelompok kontrol (K), tetapi nilai yang terbesar adalah pada hari pertama yaitu
sebesar 8,2 + I ,72 dan selanjutnya pada hari ke-2 nilai banyaknya lengan m aze radial tuatn menjadi
6,2 + 1,60 dan selanjutnya mengalami kenaikan dan penurunan nilai banyaknya lengan maze
raclial yang dimasuki oleh hewan coba sampai akhirnya pada hari ke-12 nilai banyaknya lengan
maze radial yang dimasuki oleh hewan coba adalah 6,4 r 1.02

lurnal IDA Edisi 5, Tahun 1419/1999


l6
I'ada lielompoli pellaliuan (P), nraha nilai balyaknya lengan rrrct.:c radiol yang dimrsrrlii
o lch heu,an cobl adalrh yrng tcrendah cl ib:rnd ingkan dengau lie lour pol< kontrol (K) tlan kclont pok
liontrol pcrlaliuau (l(P) Pada harr kc- l. nilai [.ranyal<rr1,a lerrgitu lrrrc rocliul yrng dinrasuki oleh
hervarr ccrba rclalah.i + 0.89. selan-jutnla pada hari ke-2 nilai banyaknya lengan ntu:e rtrtliul yalng
dinrasLrliioleh herlan coba nrc.lgalarri Pcrturunan tr-ten-iadi i,8 + I.60 kenrudian pada hari ke-3 dan
seterusnyanilai banyaliny'alenganrruzcrudialyargdimasukiolehhewancobarata-rata engalan)i
kcnaikan dibandirgkar pada hzrri kc- I dan ke-2. Nilai banyaknya lengan nraze radial yang dimasuki
oleh her.vau coba 1,ang terbesal adalah pada hari ke-6 yaitLr sebesar 6,8 + 0,75 dan selanjutuya
nrengalanri penuTuriln dar kenaikan sampai akhirlya pada hari ke- I2 nilainya menjadi 6 + 0,63.
Hal in i berbeda dengan l<clonr pok kontrol (K) dan kelompok kontrol perlaliuan (KP) seperti terlihat
pacla Ganrbar 4- clinrana pacla kedLra kelorrpok tersebut (l( clau KP) scnrakin hari nraka nilai
banvalilvl lclgan naze lailial yang dimasrrki oleh heu,al coba sernahin nrenurun. scdangkan
pada l<elonrpok perlal<uan (P) seperti terlihat pada Ganrbar-4 sctraliin hari naka nilai balyakuya
Ielglrr ntaze raclial yang tlinrasLrlii olch lrervan coba senrahin uail\ l'ncnalekati nilai iranyaknya
lcrrgau uraze rltlial yaug c{inrasLrki oleh hervan colra pacla lielonrpoli kontrol (l() dan lielonrpoh
korrtrol pellaliLnn (l(P), schingga gantbarlrt yaug lerlihat pada Gantbar 4 di atas. patla kelompok
liontrol (K) clan liclorrpoli l\ontrol perlaliuan (l(P) semakin llnra semakin nrt:nurun, sedaugkal
pada kelorrpok pcrlal<uan (P) senakin Iatla setnal<itr naik.

TABEL 2.

An:rlisis stntistik untuk iumlirh lcngnn m:rze radial


yang dimasuki oleh hervan coba.

Arrava Lrlrt
K-I(P t(-P I(P.P
I t.3 t+ 0. r0 ,1.01* 511(.)*

KutL'r:]lrgar :

: bcrnrahra (p < 0.05)


t(-t(P : kontrol - kontlol perllkual
K-P - liorrtrol perllkLran
I(P-P : lionlr'ol pcrlakLran - perlakuan

Dari hasil pcrhitungan statistrli dengan analisis varian (Anava) 1 -jalan, tlidapatkan hasil
1,,,,,,,,'F,,,,.,.(4l,lll:'1.29)dengartaral'lienraknarr95o%. Ilal rninrerrun-jLrkkan balrrva ada pengaruh
I'ang bcrmalina 1p<0.05) pcrnbcrian alliohol secara akut terhadap merrori- dalrnr hal ini tlcugrn
rrengLrlirrr nilai brnyaknya letgln tnu:a rtrcliulyang dimasuki olch hovan coba. Adaprru dari hasil
uji statistili dengan t tes seperti tellihat pada Tabel 2 di atas rnenuljukkar bahrva rcla perbedaan
yarg nyata irnlara nilai Lran1,' aknya lengztn tttuza ruditrlyalg dinrasuki oleh hewatr coba lraik antara
kclonrpol< koutlol ( K) clengan lielonr pol< perlakuall (P) n'raupun antara kelorrpok kortrol perlakuan
(KP) clengar ke lonrl;ok per'lakuar (P). sedangkan uji t antara kelonrpol< kontlol (K) dengan
kclorrpoli kortrol perlakuarr (l(P) rnenun-jLrl<kar tidak ada beda nyatr.

.lLtrnitl IDEA. tilisi 5-'lahun l4l9l1999


t7
Pada penelitian ini kelompok kontrol dibagi rnenjadi dua yaitu kelompok kontrol tarpa
perlakuan apa-apa dan kelonrpok kontrol dengan perlakuan pemberian akLrades 2 nrl peroral.
Kelompok kortrol ini dibagi men-iadi dua untuk membedakan atau nrenrbandingkar pengaruh
perlakual pada lrewan coba apakah belar-benar karena pellakuan yang d ilakukan atau pengaruhnya
l<arena instrunren yang d iguuakan.
Dari hasil perhitungan angka kesalahan (error) hewat"t coba dalam nretnasuki letrgau rnaze
ladial selarna l2 hari befturut-turut d idapatkan rata-rata sepefti terlihat pada Tabel 3.
Angka-angka dalan Tabel 3 bukanlalr nilai rnentah dari angka kesalalrarr (errot) hewan
coba dalarl rrerrasuki lengan maze radial, tetapi rnerupakan prosentase nilai dari barryakrya
kesalalran (crror) hewan coba dalam memasuki lengan maze radial dibagi dengan banyaknya
Iengan maze ladial vang diurasLrki oleh hewan coba. Hal ini dilakukan oleh katena apabila nilai
yang digunakar adalah n ilai nrentah dari banyaknya kesalahan (cn-or) Irervan colra dalatn menrasuki
lengan uraze radial, maka nilai yang teramati sangatlah bervariasidan fluktuasinya sangat besar.
sehingga apabila dibuat untuk mengolah data akan sangat tidak baik hasilnya (data terlampir).

TABEL 3.

(error) hewan coba


R2rt2r-rata angka kes2rhhan
dal:rm memasuki lengan maze radial 8 lengan (n=5)'

llir kc- Kortrol (K) I(ontrol Perlakuan (KP) Perlakuan (P)

I 0.64 r {).04 0.59 f 0.05 0.83+0.t5


2 0.49 + 0.21 0-39,t 0.03 0.7i + 0,21
l 0.57 + 0.10 0.40 + 0.02 0,66 + 0,1 8
4 0-17 a 0.04 0.38 r 0,04 0.74 + 0.14
5 0.01t r 0.l0 0,l4 r 0.08 0,69 + 0,06
6 0.29 + 0.09 0. t5 + 0.09 0,59 + 0,13
,7
0.20 r
0.14 0.06 r 0.08 0.53 + 0.08
8 0.19 + 0.14 0,07 + 0.09 0-23 + 0.06
9 0.06 + 0.08 0.ll+0. 0.ll r 0.16
t0 0.05,r 0-06 0 0
ll 0.03 r
0.06 0. t2 + 0,10 0.08 + 0.09
t2 0.07 + 0.09 0.06 + 0.07 0-01 + 0,06

Dari hasil perh iturlgan [ata-rata al]gka kesalahau (crror) hewan coba dalatn metlasttki lengan
Daze radial sepelti yarg terlihat pada Tabel 3 di atas, terlihat bahwa kelompok konh'ol (l() dan
kelonrpok kontrol perlakuan (KP) mernpunyai angka kesalahan (error) hewan coba dalaln
rrremasuki lengan maze raclial lebih kecil dibandingkan dengau angka kesalahau (erntr) hewat]
coba dalaln memasuki lengan maze radial pada kelornpok perlakuan (P). Hal ini akan nampak
lebih jelas lagi apabila kita lihat dalarn bentLrk grafik seperti terlihat pada Cambar 5.

lLrmal /DEA Eciisi 5. Tthun l4l9l1999


18
GAMBAR 5.

Grafik perbandingan antara kelompok kontrol (K), kontrol perlakuan (KP) dan
perlakuan (P) yang menunjukkan angka kesalahan (e or) hewan coba dalam
memasuki lengan maze radial 8 lengan (n=5)
0.9

0.8
_-o- Kontrol
o.1 --if- Kontrol Pcrlakuan

0.6

Angka 0 5
kesalahan
ll -4

0.1

0.2

0.1

Hari

Pada Gambar 5 terlihat.jelas gambaran perbandingan angka kesalahan (error) lrewan coba
dalanr rrenrasuki lergan uraze radial antara kelompok kontrol (K), kelonrpok kontrol perlakuan
(KP) dan kelornpok perlakuan (P). Pada kelornpok kontrol (K). rraka terlilrat bahrva angka kesalahan
(error) Irewan coba dalam rnemasuki lengatl maze radial adalah yang terkecil kedua setelah
kelompok korrtrol perlakuan (KP) dan nilai yang terbesar adalah pada hari pertama vaitu sebesar
0.64 + 0.04 dan selanjutnya semakin Iarna- maka angka kesalahan (error) hewan coba dalan
memasuki lengarr rnaze radial semakin rendah yaitu 0,49 + 0.21 kemudian naik sedikit pada liali
ke-3yaitusebesar0.57+0.l0dauseterusnya akhimyapadahari ke-l2mempunyai nilaiterendah
yaitu sebesar 0.07 + 0.09. Walaupur pada kelornpok kontrol pada hari ke-3 angka kesalahan
(crror) lrewan coba dalam memasuki lengan maze radial nengalam i sedikit kenaikan, tetapi
secara umum terlihat dari gambaran pada Gambar 5 di atas angka kesalahan (error) lrewan coba
dalarr memasuki lengan maze radial mengalamipenurunan.
Pada kelornpok kontrol perlakuan (KP), angka kesalahan (crror) hewan coba dalam
memasuki lengan maze radial hampir sama dengan angka kesalahan (error) kelorrpok kontrol
(K), tetapi nilai yang terbesar adalah 0.59 + 0,05 pada hari ke- I dau selanjutnya pada hari ke-2
angka kesalalran (error) hewan coba dalam memasuki lengan maze radial turun menjadi 0.39 +
0.03 dan selanjutnya mengalami kenaikan dan penurunan nilai angka kesalahan (error) hewan
coba dalam nremasuk i lengan maze radial sarnpai akhirnva pada hari ke- l2 angka kesa lahan (er-

Jurnal ,tEA Edisi 5. Tahun l4l9/1999


l9
ror) hewan coba dalam memasuki lengan maze radial adalah sebesar 0.06 + 0,07. Pada kelompok
perlakuan (P), terlilrat bahwa argka kesalahan {crrr.rr) hewan coba dalam memasuki lengal ztrt:c
rudial rllalah yang terbesar dibandingkan dengan kelornpok kontrol (K) dan kelornpok kontrol
perlakuan (KP). Pada hari ke-1. anqka kesalahan (crror) hewan coba dalam memasuki lengan
rnaze radial adalah sebesar 0.83 + 0,15 . selanjutnya pada hari ke-2 angka kesalahan (error)
hervan coba dalam rremasuki lengan maze radial nengalami penurunan menjadi 0,75 + 0,21
kemudian pada hari ke-3 dan seterusnya angka kesalahan (error) h,ewan coba dalam memasuki
lengan nruzc raclial rata-rata mengalami penurunan dibandingkan pada hari ke- I dan ke-2. Angka
kesalahan (error) hewan coba dalam memasuki lengan maze rudial yang terbesar adalah pada
hari ke- I yaitu sebesar 0.83 + 0. I 5 dan selanj Lttnya mengalam i penurunan dan akliinrya pada hari
ke- L2 nilarnya rnerladi 0,03 + 0,06. Hal ini sama dengan kelompok kontrol (K) dan kelornpok
kontrol perlakuan (KP) seperti terlihat pada Garrbar 5, dimana pada kedua kelompok tersebut (K
dan KP) semakin hari maka angka kesalahan (error) hewan coba dalam memasuki lengan maze
rarllnl semakin menurun, dan pada kelompok perlakuan (P) seperti terlihat pada Gambar 5 semakin
lrari maka angka kesalahan (error\ hewan coba dalam memasuki lengan naze r.rdlal semakin
menurun rnendekati angka kesalahan (error) hewan coba dalam memasttki lengan maze rttdial
pada ke lorn pok kontro I (K) dan kelornpok kontrol perlakuan (KP), sehingga gambaran yang terlihat
pada Gambar 5 di atas, pada kelompok kontrol (K), kelompok kontrol perlakuan (KP) dan kelompok
perlakuan (P) sernakin larna semakin menurun. Bahkan pada kelompok perlakuan (P) dan juga
kelornpok kontrol perlakuan (KP) pada hari ke-10, angka kesalahan (errar) hewan coba dalam
memasuki lengan maze radial adalah nol yang berani sama sekali tidak ada kesalahan (error)
yang dibuat oleh lrewan coba dalam memasuki lengan maze radial

TABEL 4

Analisis statistik untuk angka kesalahan ( error) hewan coba


dalam memasuki lengan maze radial

u' t
Hari ke- K-KP K.P KP-P

I 1.70 l,l0+
2 1,09 1,94 3,84+
l 0.96
4 0.38 5,70" 5,41r
5 r,l4 I t.13' 12,90r
6.62* 6 2,48 4,20' 6, t8+
1 1.87 9,11*
8 1,72 0.49 3.60*
9 0.88 0,87 0,21
l0 t,17 I,1'l 0
lt 1,04 0,62
t2 o.27 0,94 0,75

Kelerangan
, = beriakna (p<0,05) K-KP = kontrol - kontrol perlIkuan, K-P: kontrcl - Perlakuan, KP-P = konlrol perlakuan

Jumal /Dlll, Edisi 5, Tahun l4l9l1999


20
Dari hasil perhitungan statistik dengan analisis varian (Anava) I jalan, didapatkan hasil
>
Fh,,."s F,"h.r (6,62 > J.29) dengan taraf kemaknaan 95%. Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh
yang bermakna (p<0,05) pemberian alkohol secara akut terhadap memori, dalam hal ini dengan
mengukur angka kesalahan (error) hewan coba dalam memasuki lengan maze radial. Adapun
dari hasil uj i statistik dengan t tes seperti terlihat pada Tabel 4 d i atas dengan menghitung 1,". pada
hari ke-i sarnpai dengan hari ke- 12 antara kelompok kontrol (K) dengan kelompok kontrol perlakuan
(KP), kelornpok kontrol (K) dengan kelompok perlakuan (P) dan antara kelornpok kontrol perlakuan
(KP) dengan kelompok perlakuan. Hasilnya menunjukkan bahwa uji t antara kelompok kontrol
(K) dengan kelompok perlakuan (P) sebagian besar tidak ada perbedaan yang nyata, kecuali pada
hari ke-3. Pada uji t antara kelorrpok kontrol (K) dengan kelornpok perlakuan (P) sebagian besar
juga rnenunjukkan tidak adanya perbedaan yang nyata, kecuali pada hari ke-4 sampai dengan hari
ke-7, sedangkan uji t antara kelompok kontrol perlakuan (KP) dengan kelornpok perlakuan (P)
sebagian besar hasilnya menunjukkan ada perbedaan yang nyata, kecuali pada hari ke-9 sampai
dengan hari ke- l2 menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata.
Dalam penelitian ini rata-rata berat badan (BB) hewan coba yang digunakan dalam penelitian
ini tidak dibahas dalam bab ini karena perlakuan yang diberikan hanya satu kali dan selanjutnya
hewan coba baik pada kelornpok kontrol (K), kelompok kontol perlakuan (KP) dan kelompok
perlakuarr (P) diperlakukan sama sehingga data yang diperoleh untuk berat badan hewan coba
pada ketiga kelompok tidaklah berbeda secara nyata yaitu berkisar antara 200 - 250 gram.

Pembahasan
Dari hasil penilaian memori dengalr mengukur kinerja maze radial 8 lengan berdasarkan
atas perlritungan banyaknya lengan nnze radial yang dimasuki olelr hewan coba seperti terlihat
pada Gambar 4 pada kelompok kontrol (K) mempunyai nilai banyaknyalengan maze radial yang
dirnasuki oleh hewan coba lebih besar dibandingkan dengan nilai banyaknya lengan nraze radial
yang dimasuki oleh hewan coba pada kelompok kontrol perlakuan (KP) dan kelompok perlakuan
(P). Pada Gam bar 4 terlihat bahwa nilai banyaknya len gan maze radial yang d imasuki oleh hewan
coba yang terbesar adalah pada hari pertama dan selanjutnya pada hari ke-2 nilai banyaknya lengan
maze radial yang dimasuki oleh lrewan coba semakin rendah kemudian pada hari ke-3 dan
seterusnya semakin rnenurun, akhirnya pada hari ke-12 banyaknya lengan ntaze radial yang
dirnasuki oleh lrewan coba rnempunyai nilai terendah. Walaupun pada kelompok kontrol pada
hari ke-7 nilai banyaknya lengan maze radial yang dimasuki oleh hewan coba mengalami sedikit
kenaikan. tetapi secara unum terlihat dari gambaran pada Gambar 4 di atas nilai banyaknya lengan
naze radial yang dimasuki oleh hewan coba mengalami penurultan.
Pada kelornpok kontrol perlakuan (KP), nilai banyakny a lengan maze radlal yang d irnasuki
olelr hewan coba hampir sama dengan nilai banyaknya lengan maze radial yang dimasuki oleh
hewan coba pada kelompok kontrol (K). akan tetapi pada kelompok kontrol perlakuan ini nilai
banyaknya lengan maze radial 8 lengan yang dirnasuki oleh lrewan coba lebih reudah, nilai yang
terbesar adalah pada hari pertama dan selanjutnya pada hari ke-2 nilai banyaknya lengan ntazc
radial turwt dan selanjutnya mengalami kenaikan dan penurunan nilai banyaknya lengan maze
radial yang dirnasuki oleh he$'an coba sampai akhirnya pada hari ke- l2 nilai banyaknya lengan
maze radial yang dimasuki oleh hewan coba adalah yang terendah. Pada kelompok kontrol
perlakuan ini, walaupun termasuk kelornpok kontrol, tetapi dengan adanya pemberian suntikan
akuades 2 ml secara intraperiloneal, maka hal ini mempengaruhi kondisi psikologis hewan coba
dalarn rrenialankan tugasnya pada maze radial 8lengan.

.lumal /DEA Edisi 5, Tahun l4l9/1999


2t
Pada kelompok perlakuan (P). nilai banyaknya lengan mttze radial yang dimasuki oleh
trewan coba adalah yang terendah dibandingkan dengan kelompok kontrol (K) dan kelompok
kontrol perlakuan (KP). Pada hari ke- I sampai dengan hari ke-5, secara umum nilai banyaknya
lengan maze radial yang dirrasuki oleh hewan coba adalah semakin meningkat, selanjutnya pada
hari ke-6 nilai banyaknyalengan maze radial yang dimasukioleh hewan coba mencapai puncaknya
dan seterusnya nilai banyaknya lengan maze radial yang dimasuki oleh hewan coba rata-rata
mengalami penurunan. Hal ini berbeda dengan kelompok kontrol (K) dan kelompok kontrol
perlakuan (KP) seperti terlihat pada Gambar 4, dimana pada kedua kelompok tersebut (K dan KP)
semakin hari maka nilai banyaknya lengan maze radiai yang dimasuki oleh hewan coba semakin
llenurun, sedangkan pada kelompok perlakuan (P) seperti terlihat pada Gambar 4 semakin hari
maka nilai banyaknyalengan maze radial yangdimasttki oleh hewan coba semakin naik mendekati
nilai banyaknya lengan maze radial yang dimasuki oleh hewan coba pada kelompok kontrol (K)
dan kelompok kontrol perlakuan (KP), kemudian nilai banyaknya lengan rn aze radial yang dirnasuki
oleh hewan coba menurun lagi. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh pemberian alkohol pada
hewan coba bersifat reversibel, artinya dapat dikembalikan pada kondisi sebelumnya (Matthews
et al., 1996), sehingga pada kelompok perlakuan (P) nilai banyaknya lengan maze radial yang
dimasuki oleh hewan coba semakin lama semakin meningkat dibandingkan dengan nilai banyaknya
lengan maze radial yang dimasuki oleh hewan coba pada kelompok kontrol dan kelompok kontrol
perlakuan.
Dari hasil perhitungan statistik dengan analisis varian (Anava) I jalan, didapatkan hasil
Fhi**> F,"b"r (41,81 > 3,29) dengan tarafkemaknaan 95o%. Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh
yanj bermakna (p<0,05) pemberian alkohol secara akut terhadap memori, dalam hal ini dengan
mengukur nilai banyaknya lengan maze radial yang dimasuki oleh hewan coba. Adapun dari hasil
uji statistik dengan t tes seperti terlihat pada Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa ada perbedaan
yang nyata antara nilai banyaknya lengan maze radial yang dimasuki oleh hewan coba baik antara
kelompok kontrol (K) dengan kelompok perlakuan (P) maupun antara kelornpok kontrol perlakuan
(KP) dengan kelompok perlakuan (P), sedangkan uji t antara kelompok kontrol (K) dengan
kelompok kontrol perlakuan (KP) menunjukkan tidak ada beda nyata.
Dari lrasil perhitungan rata-rata angk akesalahan (error) hewan coba dalam memasuki lengan
maze radial seperti yang terlihat pada Tabel 3 di atas, terlihat bahwa kelompok kontrol (K) dan
kelompok kontrol perlakuan (KP) mempunyai angka kesalahan (error) hewan coba dalam
memasuki lengan maze radial lebib kecil dibandingkan dengan angka kesalahan (error) hewan
coba dalam memasuki lengan maze radial pada kelompok perlakuan (P).
Pada Gambar 5 terlihatjelas gambaran perbandingan angka kesalahan (enor) hewan coba
dalarn memasuki lengan maze radial anlara kelompok kontrol (K), kelompok kontrol perlakuan
(KP) dan kelompok perlakuan (P). Pada kelompok kontrol (K), maka terlihat bahwa angka kesalahan
(error) hewan coba dalam memasuki lengan maze radial adalah yang terkecil kedua setelah
kelompok kontrt l perlakuan (KP) dan n ilai yang terbesar adalah pada hari pertama dan selanjutnya
semakin lama, maka angka kesalahan (etor) hewan coba dalarr memasuki lengan maze radial
semakin rendah kemudian naik sedikit pada hari ke-3 dan seterusnya akhirnya pada hari ke-12
mempunyai nilai terendah. Walaupun pada kelompok kontrol pada hari ke-3 angka kesalahan
(error) hewan coba dalam memasuki lengan maze radial mengalami sedikit kenaikan, tetapi
secara umum terlihat dari gambaran pada Gambar 5 di atas angka kesalahan (error) hewan coba
dalam memasuki lengan maze radial mengalami penurunan. Pada kelompok kontrol perlakuan
(KP), angka kesalahan (error) hewan coba dalam memasuki lengan maze radial hampir sama

Jurnal /DlA Edisi 5, Tahun l4l9/1999


.,,
dengarr angka kes alahan (error)kelompok kontrol (K), tetapi nilai yang terbesar adalah pada hari
ke-l darr selanjutlrya pada hari ke-2 angka kesalahan (.error) l'tewan coba dalam memasuki lengan
rraze radial turun dan selanjutnya rnengalani kenaikan dan penurunan nilai angka kesalahan (er-
ror) lrewan coba dalam rnemasuki lengan maze radial satnpai akhirnya pada hari *e-12 angka
kesalalran (error) hewan coba dalam memasuki lengan maze rutdial adalah yang terendah.
Pada kelompok perlakuan (P), terlihat bahwa angka kesalahan (error) hewan coba dalanr
memasuki lengan maze radial ad,alah yang terbesar dibandingkan dengan kelompok kortrol (K)
dan kelompok koutrol perlakuan (KP). Pada hari ke- 1, angka kesalahan (error) lrewan coba dalam
memasuki lengan maze radial adalah yang terbesar, selanjutnya pada hari ke-2 angka kesalahan
(error) hewan coba dalam memasuki lengan maze radial mengalami penurunan kemudian pada
hari ke-3 dan seterusnya angka kesalahan (e*or) hewan coba dalam memasuki lengan maze ra-
dial rata-rara menealami penurunan dibandingkan pada hari ke-1 danke-2.Hal ini samadengan
kelornpok kontrol (K) dan kelompok kontrol perlakuan (KP) seperti terlihat pada Gambar 5, dimana
pada kedua kelompok tersebut (K dan KP) semakin hari rnaka angka kesalahan (crror) hewan
coba dalanr rnemasuki )engan nuze radial semakin menurun, dan pada kelornpok perlakuarr (p)
seperti terlihat pada Gambar 5 semakin hari maka angka kesalahan (error) hewan coba dalanr
rnemasul<i lengar maze radial semakin menurun mendekati angka kesalahan ( error) heq,an coba
dalam memasuki lengan maze radial pada kelompok kontrol (K) dan kelompok kontrol periakuan
(KP), sehingga gambaran yang terlihat pada Gambar 5 di atas, pada kelompok konhol (K), kelompok
kontrol perlakuan (KP) dan kelompok perlakuan (P) sernakin lama semakin menurun. Bahkan
pada kelompok perlakuan (P) danjuga kelompok kontrol perlakuan (Kp) pada hari ke-10, angka
kesalahan (error) hewan coba dalarn memasuki lengan maze radial adalah nol yang berafti sama
sekaii tidak ada kesalahan (error) yang dibuat oleh heuan coba dalam memasuki lengan rnaze
radial. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh pemberian alkoliol pada kelompok perlakuan (p)
bersifat reversibel artinya pengaruhnya dapat dikembalikan pada kondisi sebelumnya (Matthews
et al., 1996). sehingga pada kelompok perlakuan angka kesalahan (error) Irewan coba dalarn
nerrasuki lengan maze radial walauput'r pada arvalnya mempuDyai nilai terbesar. tetapi lama
kelainaatt angka kesalahan (crror) tersebut semakir menurun rrendekali angka kesalahan (error)
pada kelornpok kontrol perlakuan (KP)
Dari hasil perhitungan statistik dengan analisis varian (Anava) I jalan, didapatkal hasil
F,,,,""rt F,"0" (6,62 > 3.29) dengan tarafkernaknaan 950%. Hal ini menunjukkan bahwa ada pengarulr
vang bermakna (p<0.05) pemberian alkohol secara akut teriradap memori, dalam hai iui dengan
rrerrgukur angka kesalahan (error) Itervan coba dalam merrasuki lengan naze r4diai. Adapun dari
hasil u.ii statistik dengan t tes sepefti terlihat pada Tabel 4 di atas dengan menghitung t,..pada hari
ke-1 sampai dengan hari ke-12 antara kelompok kontrol (K) dengan kelompok kontroi-perlakuan
(KP), kelompok kontrol (K) dengan kelompok perlakuan (P) dan antara kelompok kontrol perlakual
(KP) dengan kelompok perlakuan Hasilnya menunjukkan bahwa uji r antara kelompok kontrol
(K) dengan kelornpok perlakuan (P) sebagian besar tidak ada perbedaan yang nvata. kecuali pada
hari ke-3 . Pada u.ii t antara kelompok kontrol (K) dengan kelonrpok perlakuan (p) sebagian besar
.iuga menuniukkan tidak adanl'a perbedaan yang nyata. kecuali pada hari ke-4 sampai dengan hari
ke-7, sedangkan uji t antara kelompok kontrol perlakuan (Kp) dengan kelompok perlakuan (p)
sebagian besar hasilnva rnenunjLrkkan ada perbedaan yang nyata, kecuali pada hari ke-9 sampai
dengan hari ke-J2 rnenunjukkan tidak ada perbedaan vang rvata. Hal ini menunjukkan bahrva
antara kelornpok korttrol dengan kelornpok kontrol perlakuan dalam penilaian nremori berdasarkan
anska kesalalran (crrar) he"ran coba dalam memasuki lengatt ntuzc ratlial tidak ada perbedaan

lurnal IDA Edisi 5. Taiun l4l9/1999


23
yang n)'ata, ini disebabkan oleh karena pada kedua kelompok tersebut memang tidak ada perlakuan
tertentu )'ang akan rnempengaruhi perubahan memori. sedangkan antara kelompok kontrol dengan
kelompok perlakuan dan antara kelompok kontrol perlakuan dengan kelompok perlakuan
rnenunjukkan adanya perbedaan vang nyata, ini disebabkan pada kelornpok perlakuan dengan
pemberian alkohol secara akut akan mempengaruhi perubahan memori.
Dari hasil penelitian mengenai pengaruh pemberian alkohol secara akut terhadap memori
dengan mengukur kinerja maze radial 8 lengan pada hewan coba dalam hal ini yang diukur adalah
banyaknya lengan maze radialyang dimasuki oleh hewan coba dan angka kesalahan (errar) hewan
coba dafam memasuki lengan maze radial 8 lengan menunjukkan bahwa pemberian alkohol secara
akut benar-benar menurunkan kinerja maze radial pada hewan coba. Hal ini disebabkan oleh
karena alkohol mempengaruhi sistem sarafpusat secara mencolok, padahal setiap area dari sistem
saraf pusat secara esensial berperan serta dalam lenomena memori. Dalarn hal ini pemberian
alkohol mengakibatkan perubahan membran secara fisik. oleh karena molekul alkohol akan terlarut
dalam membran sel dan menyebabkan lapisan ganda lemak pada rrembran rnenjadi kurang kaku.
Peningkatan sifat kelarutan membran neuronal ini menyebabkan plastisitas sinaps yang dikaitkan
dengan memori dilemahkan oleh adanya pemberian alkohol.

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan perhitungankinerja maze radial8 lengan yang meliputi banyaknya
lengan maze radial yang di masuki oleh hewan coba dan angka kesalahan (error) hewan coba
dalam memasuki lengan maze radial dan juga dari hasil penelitian dari peneliti yang terdahulu,
maka dapat diambil kesimpulan bahwa perlakuan alkohol secara akut pada hewan coba dapat
menurunkan fungsi memori.

Saran
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih sangat sederhana karena hanya membicarakan
aspek peritaku (behaviour) atau neuropsikologis yang dipengaruhi oleh alkohol, padahal masih
banyak sekali aspek-aspek lain (misalnya aspek neuroanatomis, neurohistologis, neurofisiologi,
neurofarmakologrs, dan lain-lain) yang terkait dengan pengaruh pemberian alkohol terhadap
hewan coba. Untuk itu, dengan sarana dan prasarana yang lebih memadai, maka akan lebih banyak
lagi hal-hal yang terkait dengan penelitian ini yang dapat dijadikan sarana untuk kajian penelitian
lebih lanjut.

REFERENSI
Arendt, T., ( 1994), Impairment in memory function and neurodeg€neratif changes in the cholinergic basal
forebrain system induced by chronic intake ofethanol. J. ofNeurol. Transm. (Suppl ). 44 : 173-87
Baek, J.K., Heaton, M.8., Walker, D.W., (1994), Chronic alcohol ingestion : nerve growth factor gene
expression and neurotropic activity in rat hippocamp]us J. ofAlcohol Clin Exp. Res l8 (6) : 1368-
'78
Boring, E.C., (1950), ,4 History of Experinentql Psycholog). Second Edition Appleton-Century Crofts
lnc. New York. USA. p. 62?
Caprioli, A., Ghirardi, O., Ciuliani, A., Ramacci, M.T., Angelucci, L., l99l Spatial Leaming and Memory

Jumal /DlA Edisi 5, Tahun l4l9i 1999


24
inrheRadial Maze : A Longitudinal Study in Rats From 4 to 25 Mounth of Age J. ol Neurol.ofAge
I2(1991):605-7
Charness. M E. Srmon. R P.. Greenburg, D A . 1989 Ethanol and the Nervous System. V Engl. J. Med.
i2l .412-54
Deese, A., (1958). The Psycholosy^ ol Learning Secong Edition. McCraw-Hill Inc. Japan pp. l5l-60
Dollery. S C.. (1991), Therdpeutic Drug Yol.l. Churchill Livingstone. London. pp. E79 - EE2
Ferko. A.P, (1990). E$anol and Related Alcohols. ln DiPalma, J.R and Dicregorio,G.J. Bqsic Pharma-
cologt, u Nledicine. Third Edition. Mccraw-Hill Intemational Editions Singapore. pp.232-9
Gasbarri, A., Sulli, A., Innocenzi, R., Pacittr, C., Brioni, J D., (1996), Spatial memory impairment induced
by lesion ofthe mesohippocampal dopaminergic system rn the rat. ,1 of Neurosci 71 (4) : 1037-44
Guyton. A.T., ( 1985), Anatomy and Physiolo.gv Firstedition. Holt Saunders Inrernational Editions Saunders
College Publishing. Japan. p.348
Hodges. H.. Allen. Y , Sinden, J., Mitchell, S N.. Arendt, T. Lantos. P.L.. Gray, J.A., (1991). The Effect of
cholinergrc drugs and cholinergic -rich loetal neural transplants on alcohol-induced det'icits in radial
maze perfbrmance in tats .1. of Behov Brain Res.43 (18):1.7-28
Kornetsky, C ,(1916), Pharmacologl. Drugs Affecting Behaviour First Edition. John Wiley & Sons. New
York. pp. 149-57
Laurence, D.R, and Bennet, P.N . (1992), C/rzical Pharmacolog, Seventh Edition Churchill Livingstone
Singapore. pp.335-48
Matthews, D 8., Simson, P E., Best, P J., ( 1995), Acute ethanols impairs spatial memory but nor response
memory in therat.J. ofAlcoholClin Exp Res. 19 (4):902-9
Masuda, Y., And Murai, S., 1995. Three simple maze tests employing mice housed in maze appa.atus J of
Pharmacol l'06 (2)) :7'7-84
Mafthews, D 8.. Simson, P E, Best. P.J, (1995), Acute ethanol impairs spatial memory but nor stimulus/
response memory in the rat. ../ ofAlcoholism Clin. & Exper Res.l9 (4):902-8
Mafthews, D.B., Simson, P.8., Best, P.J., (1996), Ethanol alters spatial processing ofhippocampal place
cells : a mechanism for impaired navigation when intoxicated. J ofAlcoholism Clin & Exper. Res.
20 (2) : 404-6
Meltzer, H.Y ,(1987), PsychoTtharmacology Third edition The Third Generation ofProgress New York.
pp. 1521-6
Pauli, J., Wilce, P, Bedi, K.S., (1995), Spatial learning ability ofrats following acute exposure to alcohol
during early postnatal life. J. of Physiol. Behav.58 (5) : l0l3-20
Pratiknya, A.W., 1994. Statistik untuk Penelitian Kedokteran. Pendekatan Rancangan Terpadu. Kerja sama
UGM dan PAU-PPAI UT. Yogyakarta.
Reyes, E., Wolfe, J., and Savage, D.D., ( 1989), The Effect of prenatal alcohol exposure on radial arm maze
performance in adult rats. J. of Physiol. Behrn. 46 (l) : 45-8
Squire, L.R., 1986 Mechanisms of Memory. Science.232 (4758): l612-9
Stoltenburg, D.G., ( 1994), Neuropathology ofthe hippocampus and its susceptibility to neurotoxic insult. I
ofNeurotoxic. l5 (3) : 445-50
Walton, S.J., (1984), Essentials of Neurologt. Fifth edition. Pitman Books Ltd. England. pp.l20-l
Waxman, S.C. and deGroot, J., 1995. Correlative Neuroanatomy. Twenty two ed. Appleton & Lange. A
Simon & Schuster Company. Connecticut pp.31,247 - 8,273
White, N.M., (1996), Addictive drugs as reinforcers : multiple partial actions on memory system. I o/
Addict.9l (7) : 921-49
Widharto, (1997), Pengaruh Alkohol dalam Tinjauan Medik. Seminar Nasional Fakullas Farmasi UGM.
Yogyakarta. Hal. I

lurnal lDA. Edrsi 5. Tahun l4l9/1999


25
Lampiran I

Data Hasil Penelitian

L Banyaknya lenga.n muze radial yang dimasuki oleh hewan coba

Hari ke- t0 t2

KI ll U 1 85 16 76 5 61
K2 8 5 ll 95 18 41 8 6i
K3 8{5 16 51 97 9 65
K4 l0 ll 9 613 9'l 8? 5 16
KJ ll r0 1 87 6'7 65 6 56
Rata-2 l0 8.2 7.{t 1.6 6.2 6.8 1 6.8 6_4 6.6 6 5.2
KPI 65i 11 81 15 6 76
KP2 't55 68 97 1'/ 6 87
KP3 ll 9 I0 't9 8 l0 91 t0 l0 lJ

KP4 971 11 1 68 61 8 16
KP5 85li 65 't9 76 6 65
Rata-2 8,2 6.2 1 6.8 7,2 1.6 8,2 7,2 6,4 7,2 1,6 6,4
PI 322 44 6J 86 5 66
P2 5 6 ll 16 86 41 7 65
P3 321 24 65 66 5 56
P4 554 li '7 1 4i 6 76
P5 ,+ ,l 5 76 16 66 1 61
Rata-2 43_85 4.6 5 6,8 5,4 5,6 6 6 66

2. Angka kesalahan (error) ltewan coba dalam memasuki lengan maze radial

Hari ke- l0 ll l2

7 9 5 l 0 l I I I 0 0 0
K2 5 I 7 3 0 2 I 0 0 I 0 I

K3 5 2 2 3 0 I 0 3 0 I 0 0
K4 6 4 5 1 2 2 2 2 I 0 I 0
K5 I 6 ,1 3 I 2 I 0 0 0 I

Rata-2
KPI 4 2 ) l I I 0 0 0 0 I 0
KP2 4 2 2 2 0 2 0 0 I 0 2 0
KP] 6 3 4 l 2 2 2 2 I 0 2 I

KP4 5 2 l I 0 0 0 2 0 0 I

KP5 l l 2 I I I I 0 0 0 0
Rata-2
PI 3 2 2 l 3 4 2 2 0 0 0 0
P2 4 4 4 4 6 l I 0 0 0 0
P3 3 2 2 2 3 4 3 I 2 0 I 0
P4 l 3 2 2 l 3 0 I I 0 I

P5 3 2 3 5 4 3 2 0 0 0 I
Rata-2

lurnal .DEA Edisr i, Tahun 14l9l1999


26
3. Prosentase angka kesalahan (arrar) hewan coba dalam mernasuki lengan
mnze radial

X kesalahan (error) lrewan coba


Yo eftor =
X lengan yang dimasuki oleh hewan coba

Hari ke- l0 t2

KI 0,64 0,82 0,7t 0,37 0 0.43 0,17 0.14 0.t7 0 0


K2 0.62 0.20 0.64 0.13 0 0,28 0,t2 0 0 0.12 0 0-2
K3 0.62 0.50 0.40 0.43 0 0,17 0 0.43 0 0.1 I 0 0
K4 0.60 0.36 0.55 0.33 0.25 0.22 0,28 0.2i 0,l4 0 0,t4 0
K5 0,73 0.60 0,57 0,37 0.14 0.33 0,43 0.t6 0 0 0 0.16
Rata-2 0.64 0.49 t),570.37 0,08 0.29 0.20 0.19 0.06 0.05 0.03 0.07
KPI 0.67 0.40 0.40 0.43 0,14 0,12 0 0 00 0,14 0
KP2 0.57 0.40 0,40 0.33 D 0.22 0 0 0, t4 0 0.25 0
KP3 0.54 0.33 0,40 0.43 0.22 0,25 0,20 0.22 0,t4 0 0.20 0. t2
KP4 0.55 0.40 0,43 0,3't 0.14 0 0 0 0.29 0 0 0,17
KP5 0.62 0.43 0,37 0.33 0.20 0, t4 0, I I 0, r 4 0 0 {J0
Rata-2 0.59 0.19 0.40 0,38 0.14 0.15 0,06 0,07 0,11 0 0,l2 0,06
PI l l I 0,75 0,75 0,61 0,67 0,25 0 0 00
P2 0,8 0,61 0.54 0,57 0,67 0,75 0,50 0.25 0 0 0t)
P3 I I 0,67 I 0,75 0,67 0,60 0,16 0,33 0 0,20 0
P4 0.60 0,60 0,50 0,67 0,60 0,43 0,43 0, 6 0,33
t 0 0,20 0
P5 0,15 0,5 0,6 0,71 0,67 0.43 0.50 0.33 0 0 0 0,l4
Rata-2 0,83 0,75 0.66 0,74 0,69 0,59 0.54 0.23 0.13 0 0,08 0,028

Jumal /DEl Edisi 5, Tahun l4l9/1999


)'l
Lampiran 2. Analisis Statistik

Anava untuk X lengan muze rndicl yang dimasuki oleh hewan coba

Kelompok n sum x (sum xr/n)

Kontrol 12 84,6 ,1157,t6 596.43


K Perlakuan 12 86.0 1396 616.33
Perlakuan t2 64,2 4 tzl .64 343,47

36 214.8 18674,8 1556,23


(N) (A) (B) (c)

= A2.il.i : (234.8)2.136 = 1531.4178

TABEL

Rangkuman hasil uji Anava

=C-D= 24,8122 k-l = 2


Antar kel 12,4061 41.8137
= 17118.57 N-k=33
Dalam kel.= B-C 518,7445
Total : = 11143,3822 N-l = 35
B-D

Dari tabel statistik F, diperoleh F.*,:3,29 (a= 0,05)

b. Anava untuk angka kesalahan (error) hewan coba dalam memasuki lengan
maze radial S lengan

Kelompok sum x sum x7 (sum xrln)

Kontrol t2 3,048 oto 0,77 4


K Perlakuan t2 2.417 6,135 0,51I
Perlakuan t2 5,276 27,836 2.319

16 10,801 43,261 3,604


(N) (A) (B) (c)

D : A2,N = (r 0,30 l)2/36 = 3,241

lwra.l lD4, Edisi 5, Tahun l41911999


28
TABEL

Rangkuman hasil uji Anava

Sumber JK db MK F

Antarkel. = C-D = 0.363 k-l= 2 0,1815 6,621


Dalam kel.= B-C = 39-65'7 N-k= 33 1.202
Total = B-D = 40,020 N- l- 35

Dari tabel statistik F. diperoleh F"b.r:4,3027 (a = 0.05)

ltrnal IDA Edisi 5. Iirhun l1l9,il9c)9


29

You might also like