Learning Dan Cooperative Learning Terhadap Motivasi: (Akademi Keperawatan Keperawatan Bina Sehat Ppni Mojokerto)

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 16

0

ABSTRAK

PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED


LEARNING DAN COOPERATIVE LEARNING TERHADAP MOTIVASI
BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM
MATA AJAR KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
MAHASISWA SEMESTER III

(AKADEMI KEPERAWATAN KEPERAWATAN BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO)

By : Binarti Dwi W

Background of the researchCritical thinking abilities that will enhance students' ability to
achieve expected competencies , also need a good motivation to improve the ability to think
critically influenced by the teaching methods adopted by the educational institution in which
the student study space , so that the learning process can be well received by students .
Research PurposeThis study aimed to analyze the differences in the influence of learning
methods Problem Based Learning with Cooperative Learning on the motivation and ability
to teach critical thinking in the lesson Medical Surgery of the respiratory system .
MethodThis study is the True Experimental design , implemented in Nursing Academy Bina
Sehat PPNI Mojokerto . Consisted of 121 respondents with a sampling technique
Randomized control trial .
Research instruments is questionnaire. That is about the learning motivation and the ability to
think critically . All declared valid and reliable .
Analysis of the data analysis using Kruskall Wallis test and to compare between groups using
the Mann Whitney .
Result of the research There are differences in the effect of problem-based learning instructional
methods and cooperative learning on learning motivation demonstrated by the Kruskal-Wallis test
with significant values (p <0.016), while the ability to think critically Kruskall Wallis test results
show the value (p <0.00) in the Healthy Development of Nursing Academy students PPNI district
Mojokerto.Setelah several variables studies conducted with the Mann-Whitney statistical test results
on critical thinking ability differences are statistically significant effect between learning methods
Problem Based Learning with Conventional differences were highly significant effect (p <0.00),
whereas Motivation learning differences that are statistically significant effect between learning
methods Problem based learning with cooperative learning (p <0.005).
Conclusion There are differences that are statistically significant effect on the learning methods
Problem Based Learning and Cooperative Learning in the ability to think kritis.Ada differences
influence learning methods Problem Based Learning and Cooperative Learning on student learning
motivation in the eyes of Medical Surgery Nursing teaching Healthy Development PPNI Mojokerto
Keywords : learning methods , Problem Based Learning , Cooperative Learning ,
conventional , learning motivation, the ability to think
1

PENDAHULUAN kemampuan kognitif, afektif dan


psikomotor. Hal ini akan membawa
A. Latar Belakang
dampak yang kurang baik jika mereka
Motivasi dan kemampuan berfikir tidak menguasai betul seperti yang
kritis mahasiswa merupakan dua faktor diharapkan, padahal dalam pembelajaran
yang sangat penting bagi mahasiswa untuk dilapangan yang dihadapi adalah manusia.
mencapai kompetensi akademis yang Mahasiswa harus dapat memutuskan
diharapkan,menurut teori motivasi yang masalah keperawatan dan tindakan apa
tinggi akan meningkatkan prestasi yang harus dilakukan dengan perawatan
akademis mahasiswa .Demikian juga bio-psiko-sosial-spiritual yang mana
kemampuan berfikir kritis itu akan perawatan yang diberikan bersifat holistik
meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk pemenuhan kebutuhan dasar
untuk mencapai kompetensi yang manusia. (Nursalam, 2006).
diharapkan,baik motivasi maupun
Pendidikan dalam
kemampuan berfikir kritis dipengaruhi
keperawatan adalah suatu proses
oleh metode pembelajaran yang diterapkan
pendidikan yang bertujuan untuk
oleh instansi pendidikan dimana tempat
menyiapkan dan menghasilkan lulusan
mahasiswa belajar.
yang profesional. Lulusan yang
Metode pembelajaran yang dihasilkan diharapkan mampu
kurang tepat yang sering diterapkan adalah memberikan pelayanan keperawatan
metode konvensional ternyata masih berdasarkan ilmu dan teknologi
kurang mencapai hasil pembelajaran yang keperawatan. Dalam melaksanakan
maksimal karena mahasiswa hanya praktek keperawatan,lulusan
mendengarkan dan situasi ini akan keperawatan perlu menguasai
menimbulkan kebosanan yang mana ketrampilan klinik, salah satunya
mereka merasa tidak dituntut untuk adalah komunikasi terapeutik yang akan
berfikir dan cenderung santai karena digunakan dalam pemberian asuhan
kurang berfikir kritis. Hal ini keperawatan. Kemampuan ini hanya
mengakibatkan rendahnya kemampuan dapat ditumbuhkan melalui proses
mahasiswa dalam membuat asuhan pembelajaran.
keperawatan. Padahal pembelajaran
Dalam proses pembelajaran, selain
Keperawatan Medikal Bedah menuntut
mendapatkan teori di dalam kelas,
2

mahasiwa juga mendapatkan perbuataan belajar ke arah tujuan yang


pengalaman belajar di laboratorium telah ditetapkan.Tujuan belajar adalah
dan di lahan praktek dalam suatu penguasaan suatu kompetensi baru untuk
lingkungan yang menopang pertumbuhan mengatasi masalah.Teratasinya masalah
dan pembinaan kemampuan berarti terhindarkannya pembelajaran dari
profesional (Nursalam dan Ferry, 2008). keadaan yang tidak dikehendaki
(Mudjiman,2011)
Kualitas lulusan tenaga kesehatan
sangat dipengaruhi oleh prestasi belajar Perawat melakukan pengambilan
ketika menyelesaikan pendidikannya. keputusan dalam setiap tindakan,
Pedoman umum Penyelenggaraan s e mentara itu perawat juga
pendidikan diploma III Kesehatan merencanakan dan memberikan asuhan.
menyatakan bahwa penilaian hasil belajar Efektifitas dan ketepatan pengambilan
peserta didik dilakukan dengan ihasil keputusan membutuhkan kemahiran
belajar peserta didik dalam menguasai dalam mengumpulkan data dan
setiap bidang studi (Pusdiknakes,2007) keterampilan berpikir kritis. Berpikir kritis
dalam keperawatan merupakan komponen
Metode pembelajaran yang tepat
yang sangat penting dari akuntabilitas
dan mudah diterima oleh mahasiswa
profesional dan salah satu penentu
seperti metode problem based learning dan
kualitas asuhan keperawatan. Perawat
cooperative learning memberikan
yang memiliki kemampuan berpikir
pengalaman pembelajaran diruang kuliah
kritis akan menunjukkan sikap percaya
sendiri dimana mereka dengan
diri, berpandangan konseptual, kreatif,
pembelajaran ini akan mempunyai
fleksibel, rasa ingin tahu, berpikiran
kemampuan untuk berfikir lebih kritis dan
terbuka, tekun dan reflektif (Fesler-
mempunyai kemampuan yang tinggi untuk
Birch, 2005; Ingram, 2008).
menguasai konsep,dan menimbulkan
Ignatavicius & Workman (2006)
motivasi yang tinggi selama proses
mendukung pendapat ini dengan
pembelajaran dimana Motivasi belajar
mengungkapkan bahwa berpikir kritis
adalah kekuatan pendorong dan pengarah
merupakan kompetensi yang perlu
perbuatan belajar.Pendorong dalam arti
dimiliki oleh perawat agar dapat
pemberi kekuatan yang memungkinkan
memberikan asuhan keperawatan yang
perbuatan belajar dijalankan.Pengarah
berkualitas karena berpikir kritis sangat
dalam arti pemberi tuntunan kepada
berkaitan dengan pengambilan keputusan
3

dan penilaian klinisyang tepat. Lebih dengan cepat. Adanya banyaknya tuntutan
lanjut, Christensen & Kenney (2009) dalam dunia pekerjaan perawat
mengemukakan bahwa perawat sebagai membutuhkan pengetahuan yang cukup
seorang praktisi yang berpendidikan, untuk mengambil keputusan,menjembatani
diharapkan mempunyai kemampuan hal tersebut dalam instansi pendidikan
intelektual untuk menggunakan memfasilitasi hal tersebut dengan
pemikiran rasional dan reflektif saat memberikan dasar ilmu pengetahuan
perawat mempertim-bangkan keperawatan yang cukup,sehingga
pengamatan dan informasi tentang nantinya Perawat mampu berfikir secara
kondisi masing-masing pasien. kritis dalam mengambil suatu keputusan.

Dari hasil-hasil test baik UTS dan Belajar mengajar adalah suatu
UAS hampir 50% (20 mahasiswa) dari 45 kegiataan yang bernilai edukatif.Nilai
mahasiswa dalam 1 klas Akper Bina Sehat edukatif mewarnai interaksi yang terjadi
PPNI Mojokerto,kurang tepat bila antara guru dan anak didik.Interaksi yang
diberikan soal jenis triger case karena bernilai edukatif dikarenakan kegiataan
kurang mampunya mereka dalam berfikir belajar mengajar yang dilakukan,diarhkan
kritis,15 mahasiswa (30%) mendekati untuk mencapai tujuan dalam hal ini
tidak bisa merumuskan intervensi dengan membentuk seorang perawat yang
tepat, 5 orang (20 %) dalam menentukan profesianal yang telah dirumuskan diawal
diagnosa keperawatan sudah tepat dan pendidikan,guru dengan sadar
masih banyak intervensi yang belum merencanakan kegiataan pengajarannya
masuk pada diagnosa keperawatan secara sistematis dengan memanfaatkan
tersebut. segala sesuatunya guna kepentingan
pengajaran.
Martin (2002) mendukung
pendapat ini dengan mengemukakan Terbentuknya suatu profil lulusan
bahwa saat ini perawat menghadapi menjadi seorang perawat yang profesional
banyak keputusan karena tidak pernah sirna dan selalu guru tuntut
perkembangan praktik keperawatan adalah bagaimaa bhan pelajaran yang
semakin memperluas otonomi perawat, disampaikan guru dapat dikuasai oleh
sehingga perawat harus mampu peserta didik dengan baik,ini pada
mempertimbangkan lebih dari satu dasarnya mrpk masalah yang sulit
kemungkinan dan membuat keputusan dirasakan guru.Kesulitan itu dikarenakan
4

anak didik bukan hanya sebagi b. Mendiskripsikan motivasi pada


indivudu,tetapi mereka juga mahkluk metode pembelajaran Problem
sosial dengan latar belakang yang Based Learning dan Cooperative
berlainan untuk dicetak menjadi perawat Learning sesudah perlakuan.
yang profesional,ada 3 aspek yang
c. Mendiskripsikan kemampuan
membedakan anak didik yang satu dengsn
berpikir kritis pada metode
yang lain yaitu aspek intelektual,psikologis
pembelajaran Problem Based
dan biologis ( Syaiful ,2010)
Learning dan Cooperative
B. Rumusan Masalah Learning sebelum perlakuan.
Adakah perbedaan pengaruh
d. Mendiskripsikan kemampuan
metode pembelajaran Problem Based
berpikir kritis pada metode
Learning dengan Cooperative Learning
pembelajaran Problem Based
terhadap motivasi dan kemampuan
Learning dan Cooperative
berpikir kritis pada mata ajar Keperawatan
Learning sesudah perlakuan.
Medikal Bedah pada sistem pernapasan?

C. Tujuan
D. Manfaat Penelitian.
1. Tujuan Umum
Hasil penelitian ini diharapkan
Untuk mengetahui perbedaan
dapat memberikann manfaat teoritis
pengaruh metode pembelajaran
atau konfirmatif pengembangan teori
Problem Based Learning dengan
dan manfaat aplikatif proses
Cooperative Learning terhadap
pembelajaran antara lain :
motivasi dan kemampuan berfikir
1. Manfaat Teoritis
Kritis pada mata ajar Keperawatan
Diharapkan penelitian ini dapat
Medikal Bedah pada sistem
dijadikan sarana belajar untuk
pernapasan ?
menambah pengetahuan,wawasan
2. Tujuan Khusus
dan pengalaman serta sebagai bentuk
a. Mendiskripsikan motivasi pada kepedulian terhadap permasalahan
metode pembelajaran Problem mengenai perbedaan pengaruh
Based Learning dan Cooperative metode pembelajaran problem based
Learning sebelum perlakuan. learning dan cooperative learning
terhadap motivasi dan kemampuan
5

berfikir pada mata ajar keperawatan Rata-rata kemampuan berfikir


Medikal Bedah pada sistem kritis adalah 22,12, motivasi 32,03 dan
pernapasan usia 19 tahun. Dengan teknik random
maka subjek yang didapatkan adalah 92
2. Manfaat Praktis perempuan dan 59 laki-laki. Sedangkan
Hasil penelitian ini iharapkan dapat responden yang mengikuti metode
menjadi bahan informasi dan pembelajaran PBL sebanyak 40
evaluasi Prodi DIII Keperawatan mahasiswa, metode CL sebanyak 40
Bina Sehat PPNI Mojokerto mahasiswa dan Konvensional sebanyak 41
mengenai metode pembelajaran yang mahasiswa.
sesuai untuk mata ajar keperawatan
I. Hasil uji normalitas data
medikal bedah sehingga mampu
menumbuhkan motivasi dan Hasil analisis kruskal Wallis
menghasilkan kemampuan berfikir tentang perbedaan metode belajar dengan
kritis pada mahasiswa dalam motivasi belajar disajikan pada tabel
mengerjakan test maupun pada dibawah ini :
pembelajaran klinik. Tabel 4.2 Hasil Uji Kruskal Wallis tentang perbedaan pengaruh metode pembelajaran
terhadap motivasi belajar dan kemampuan berfikir kritis mahasiswa semester III
HASIL DAN PEMBAHASAN Akper Bina Sehat PPNI kabupaten Mojokerto

Kruskall
Variabel n Mean Median SD ρ
A. Hasil Penelitian Wallis
Berfikir Kritis
1. PBL 40 12,4 12 3,49
2. CL 40 8,73 8,50 4,56 26,220 0,000
Karakteristik sampel yang 3. Konvensional 41 6,27 8 5,68
Motivasi
didapat pada penelitian ini dapat 1. PBL 40 1,38 0,00 2,64
2. CL 40 3,68 2 5,78 8,228 0,016
dilihat pada tabel dibawah ini : 3. Konvensional 41 1,76 1 4,53
Sumber data :Penelitian Juli- Agustus 2013

Tabel 4.1 Karakteristik Sampel

Variabel Kontinu Mean SD Minimun Maximum Kemampuan berfikir kritis pada


Kemampuan Berfikir Kritis 22,12 4,42 10 29
Motivasi 32,03 2,65 20 36
masing-masing responden kelompok
Usia 19 0,695 18 20 belajar mempunyai perbedaan yang
Variabel Kategorikal Obs Persen
Jenis Kelamin signifikan dengan nilai probabilitas hasil
1. Perempuan 92 79
2. Laki-laki 59 23 perhitungan sebesar 0,000. Sedangkan
Total 121 100
Metode Pembelajaran perbedaan mean kelompok didapatkan
1. PBL 40 33
2. CL 40 33 pada metode PBL mempunyai nilai mean
3. Konvensional 41 34
Sumber : data penelitian Juli -Agustus 2013 12,4 dalam berfikir kritis, metode belajar
6

Cl mempunyai nilai mean 8,72 dalam Pada kelompok PBL dengan konvensional
berfikir kritis dan metode belajar juga berbeda secara signifikan dengan nilai
konvensional mempunyai nilai mean 6,27 probabilitas sebesar 0,000. Sedangkan
dalam berfikir kritis. pada kelompok CL dengan konvensional
tidak berbeda secara signifikan dengan
Motivasi pada masing-masing
nilai signifikan 0,079. Berdasarkan hasil
responden kelompok belajar mempunyai
diatas dapat disimpulkan bahwa metode
perbedaan yang signifikan dengan nilai
pembelajaran PBL mempunyai pengaruh
probabilitas hasil perhitungan sebesar
yang lebih baik dari pada metode CL dan
0,016. Sedangkan perbedaan mean
Konvensional dalam berfikir kritis.
kelompok didapatkan pada metode PBL
mempunyai nilai mean motivasi sebesar Tabel 4.4 Hasil uji Mann Withney tentang beda pasangan kelompok metode pembelajaran
dalam Motivasi Belajar mahasiswa semester III Akper Bina Sehat PPNI
1,38, metode belajar Cl mempunyai nilai kabupaten Mojokerto

Mann
mean motivasi sebesar 3,68 dan metode Metode Pembelajaran n Mean Median SD
Withney
ρ
1. PBL 40 12,4 12 3,49
belajar konvensional mempunyai nilai 2. CL 40 8,73 8,50 4,56
-2,802 0,005
1. PBL 40 12,4 12 3,49
mean motivasi sebesar 1,76. -0,121 0,904
2. Konvensional 41 6,27 8 5,68
1. CL 40 3,68 2 5,78
-2,146 0,032
2. Konvensional 41 6,27 8 5,68
Tabel 4.3 Hasil uji Mann Withney tentang beda pasangan kelompok metode pembelajaran
Sumber : data penelitian Juli -Agustus 2013

dalam kemampuan berfikir kritis mahasiswa semester III Akper Bina Sehat PPNI
kabupaten Mojokerto Berdasarkan hasil uji mann
withney dengan membandingkan masing-
Mann
Metode Pembelajaran n Mean Median SD ρ masing kelompok belajar dalam hal
Withney
1. PBL 40 12,4 12 3,49 motivasi didapatkan kelompok PBL
-3,448 0,001
2. CL 40 8,73 8,50 4,56
dengan CL berbeda secara signifikan
1. PBL 40 12,4 12 3,49
-4,922 0,00 dengan nilai probabilitas perhitungan
2. Konvensional 41 6,27 8 5,68
1. CL 40 3,68 2 5,78 sebesar 0,005. Pada kelompok PBL
-1,754 0,079
2. Konvensional 41 6,27 8 5,68
dengan konvensional tidak berbeda secara
Sumber : data penelitian Juli -Agustus 2013
signifikan dengan nilai probabilitas sebesar
0,904. Sedangkan pada kelompok CL
Berdasarkan hasil uji mann
dengan konvensional berbeda secara
withney dengan membandingkan masing-
signifikan dengan nilai signifikan 0,032.
masing kelompok belajar dalam berfikir
Berdasarkan hasil diatas dapat disimpulkan
kritis didapatkan kelompok PBL dengan
bahwa metode pembelajaran PBL dan
CL berbeda secara signifikan dengan nilai
Konvensional lebih bak dari pada metode
probabilitas perhitungan sebesar 0,001.
7

CL berdasarkan nilai mean dan metode masukan pada mahasiswa berupa masalah
PBL lebih baik dari pada metode sedangkan sistem saraf otak berfungsi
konvensional. menafsirkan bantuan secara efektif
sehingga masalah yang dihadapi dapat
diselidiki ,dinilai ,dianalisa serta dicari
B. Pembahasan pemecahannya dengan baik,sehingga di
Analisis dengan mengunakan uji dapatkan pengalaman.
Kruskall Wallis dalam penelitian ini Pada Cooperatif Learning menurut
menunjukkan bahwa untuk kemampuan ( Lie, 2008: 23) adalah salah satu model
berfikir kritis pada mahasiswa pembelajaran yang menggunakan
mempunyai nilai yang signifikan yaitu µ struktur tugas dan penghargaan yang
= 0,000 < dari 0,005 ,sehingga ini berbeda untuk meningkatkan
menyatakan H0 ditolak H1 diterima pembelajaran dalam kelompok,
terdapat perbedaan rata- rata kemampuan sedangkan pada Konvensional model
berfikir kritis sesudah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan
intervensi dengan menggunakan metode metode ceramah setiap kali mengajar
pembelajaran Problem Basic ,sehingga pusat belajar berada pada
Learning,Cooperative Learning dan guru,dengan melihat pengertian diatas
Konvensional. bahwa metode pembelajaran problem
Kemampuan berfikir kritis yang terbaik basic learning dirancang dan
adalah mahasiswa yang menggunakan dikembangkan untuk membantu
metode pembelajaran Problem Basic mahasiswa dengan siswa
Learning disusul oleh Metode mengembangkan kemampuan berfikir
Pembelajaran Cooperative Learning yang kritis dalam menyelesaikan masalah
paling rendah adalah dengan sehingga mahasiswa mampu belajar
menggunakan metode pembelajaran secara mandiri.
konvensional .Hal ini sesuai menurut Tabel 4.2 menunjukkan
John Dewey dalam buku Paradigma Baru hasil Analisis dengan mengunakan uji
pembelajaran Model pembelajaran Kruskall Wallis dalam penelitian ini
problem Based learning merupakan menunjukkan bahwa untuk motivasi
interaksi antara stimulud dan pembelajaran mahasiswa untuk mata ajar
respon,hubungan dua arah belajar dan Keperawatan Medikal Bedah pada
lingkungan,dimana lingkungan memberi mahasiswa mempunyai nilai yang
8

signifikan yaitu µ = 0,0016 < dari 0,005 pengembangan kemampuan berpikir kritis
,sehingga ini menyatakan H0 ditolak H1 untuk menyelesaikan masalah,
diterima terdapat perbedaan rata- rata ketrampilan intelektual dan
motivasi mahasiswa untuk mata ajar mensimulasikan menjadi mahasiswa yang
keperawatan medikal bedah sesudah mandiri.
dilakukan intervensi dengan
Hasil uji Mann-Whitney
menggunakan metode pembelajaran
pada tabel 4.4 tentang perbedaan
Problem Basic Learning,Cooperative
perubahan motivasi sebelum dan
Learning dan Konvensional.Dimana
sesudah konseling antara kelas metode
metode problem based learning membuat
pembelajaran problem based learning
mahasiswa mempunyai motivasi yang
dengan cooperative learning ,
paling tinggi, disusul metode cooperative
menunjukkan rata-rata motivasi lebih
Learning dan metode konvensionl paling
tinggi setelah dilakukan pembelajaran
akhir. Menurut teori Purwanto, (2007),
pada mata ajar Keperawatan Medikal
motivasi adalah pandangan suatu untuk
Bedah metode Problem Based Learning
mempengaruhi tingkah laku
dari pada kelas metode cooperative
seseorang,agar ia bergerak hatinya untuk
learning, dan perbedaan itu secara
bertindak melakukan sesuatu sehingga
statistic signifikan (p<0.005). Hal ini
mencapai hasil atau tujuan tertentu. Jadi
sesuai dengan penelitian yang
Metode Pembelajaran Problem Based
dilakukan oleh Samsul Arifin (2009)
Learning ini dianggap oleh mahasiswa
dan Cici Indrayanti (2011) menyatakan
sebagai suatu metode pembelajaran
bahwa terdapat pengaruh konseling
memudah mahasiswa untuk belajar mata
terhadap motivasi belajar. Menurut
ajar Keperawatan Medikal Bedah dengan
Mulyadi (2011) motivasi dibagi dua
mudah,karena pada mata ajar
yaitu instrinsik dan ekstrinsik. Motivasi
Keperawatan Medikal Bedah ini setiap
Intrinsik. Jenis motivasi ini timbul dari
sistemnya mempunyai jenis penyakit
dalam diri individu sendiri tanpa ada
yang berbeda – beda dengan gejala yang
paksaan dorongan orang lain, tetapi atas
berbeda pula sehingga agak sulit untuk
dasar kemauan sendiri. Motivasi
mempelajarinya.Dengan metode
Ekstrinsik. Jenis motivasi ini timbul
Pembelajaran problem based learning
sebagai akibat pengaruh dari µluar
dimana mahasiswa diberikan kasus nyata
individu, apakah karena adanya ajakan,
sehingga mahasiswa memiliki
9

suruhan, atau paksaan dari orang lain metode Konvensional (kelas kontrol)
sehingga dengan keadaan demikian menunjukkan rata –rata motivasi yang
siswa mau melakukan sesuatu atau lebih tinggi pada kelas yang
belajar. Dengan adanya metode menggunakan metode pembelajaraan
pembelajaran Problem Based Learning cooperative learning daripada metode
maka diharapkan motivasi meningkat pembelajaran konvensional dengan
melalui motivasi ekstrinsik. nilai signifikan ( µ = 0.032) hal ini
Pada motivasi mahasiswa dalam diperkuat oleh teori Santrock (2008)
mengikuti kuliah KMB dengan metode dalam pengajaran motivasi
pengajaran problem based learning mengarahkan siswa dan siswi mampu
dengan motivasi mahasiswa yang memiliki kesempatan untuk
mengikuti kuliah KMB metode mengorganisasi, merencanakan,
pengajaran konvensional tidak ada menentukan tujuan dan mencapai
perbedaan yang ditunjukkan oleh nilai tujuan tersebut,motivasi ini sangat
signifikan ( µ = 0,904) ini ditunjang didukung oleh pendekatan kognitif
teori motivasi yang dikemukakan oleh karena individu akan lebih ingin
Djiwandono ( 2006 ) bahwa motivasi melakukan sesuatu yang mencapai
yang berasal dari dalam diri individu tujuannya sendiri,metode pembelajaran
akan berkembang dengan baik apabila cooperative learning (Lita,2009) bahwa
diterapkan banyak metode dan variasi pembelajaran kooperatif learning adalah
saat guru mengajar, jadi meskipun model pembelajaran dimana siswa akan
metodenya dengan menggunakan duduk bersama dalam kelompok
metode konvensional mahasiswa tetap dengan struktur tugas dan penghargaan
termotivasi untuk mengikuti yang diterima oleh siswa untuk
perkuliahaan mata ajar KMB karena menguasai materi yang disampaikan
selain melakukan pengajaran juga oleh guru,sedangkan menurut ,Agus
diselingi oleh kasus yang lucu sesuai Suprijono (2009) adapun manfaat dan
dengan kasus pada mata ajar yang model pembelajaran cooperative
diampuh. learning 1) memudahkan siswa belajar;
Hasil uji Mann Whitney pada 2) tumbuhnya kesadaran siswa untuk
kelas yang mengikuti perkulihaan KMB belajar berfikir mandiri; 3) siswa dapat
metode Cooperatif Learning dengan menyelesaikan masalah yang diberikan
perkuliahaan KMB pada kelas dengan oleh guru, dari teori tersebut diatas
10

jelas sekali kelebihan metode yang menggunakan struktur tugas dan


pembelajaran cooperative Learning penghargaan yang berbeda, dari teori
dibanding konvensional yang sistem diatas jelas sekali perbedaan dalam
pembelajarannya berpusat pada melatih kemampuan berfikir kritis pada
pengajar. mahasiswa pada perkuliahaan
Kemampuan berfikir kritis yang keperawatan medical bedah.
ditunjukkan pada hasil uji Mann Tabel 4.3 menunjukkan hasil uji
Whitney pada tabel 4.3 tentang Mann Whitney tentang kemampuan
perbedaan kemampuan berfikir kritis berfikir kritis tentang perbedaan
pada kelas perkulihaan KMB dengan kemampuan berfikir kritis pada kelas
metode problem based learning dengan perkulihaan KMB dengan metode
kelas perkulihaan KMB metode problem based learning dengan kelas
cooperative learning , rata –rata ada perkulihaan KMB metode konvensional
peningkatan yang signifikan pada , rata –rata ada peningkatan yang
kemampuan berfikir kritis metode signifikan sekali pada kemampuan
problem based learning daripada berfikir kritis metode problem based
cooperative learning yang ditunjukkan learning daripada cooperative learning
nilai signifikan (µ = 0,001) ini yang ditunjukkan nilai signifikan (µ =
ditunjang oleh teori Agus Suprijono 0,00)menurut Nur Asma ( 2006 )
(2009) adapun manfaat dan model Kelebihan penerapan metode
pembelajaran cooperative learning 1) pembelajaran Problem Based Learning
memudahkan siswa belajar; 2) melatih ketrampilan berfikir kritis dan
tumbuhnya kesadaran siswa untuk ketrampilan mengatasi masalah, meniru
belajar berfikir mandiri; 3) siswa dapat peran orang dewasa dalam menghadapi
menyelesaikan masalah yang diberikan situasi kehidupan nyata dan melatih
oleh guru,menurut Riyanto Yatim ( belajar secara mandiri, pendapat John
2009) salah satu cirri motode dewey dalam Trianto (2008) Problem
pembelajaran problem based learning based learning dirangcang dan
adalah melatih ketrampilan berfikir dan dikembangkan untuk membantu siswa
ketrampilan mengatasi masalah melalui mengembangkan kemampuan berfikir
kasus yang diberikan oleh pengajar, kritis,ketrampilan menyelesaikan
sedangkan pada Cooperatif learning Lie masalah dan ketrampilan
(2008) salah satu model pembelajaran intelektualnya, menjalani peran orang
11

dewasa dengan mengalami melalui kompetisi,dimana keberhasilan individu


berbagai situasi riil atau situasi yang diorientasikan pada kegagalan orang
disimulasi dan menjadi pelajaran yang lain,sedangkan tujuan keberhasilan
mandiri dan otonomi. individu ditentukan atau dipengaruhi
Pada pembelajaran cooperative learning keberhasilan kelompok, pada kteori
menurut Lie (2008) Pembelajaran diatas jelas pada metode pembelajaran
cooperative adalah salah satu model cooperative learning dan konvensional
pembelajaran yang menggunakan tidak melatih mahasiswa dalam berfikir
struktur tugas dan penghargaan yang kritis sehingga kedua metode
berbeda untuk meningkatkan mempunyai hasil yang sama dalam
pembelajaran siswa,struktur tugas kemampuan berfikir kritis.
membuat siswa harus bekerja sama
dalam kelompok kecil,setiap siswa C. Keterbatasan
dalam anggota kelompok harus saling 1. Pengukuran motivasi dengan
bekerja sama dan saling membantu menggunakan kuesioner sehingga
untuk memahami materi, dari beberapa terdapat subyektifitas yang tinggi
teori diatas antara PBL dan Cl terdapat sehingga hasilnya kurang
perbedaan metode dalam melatih reliabiliabel.
kemampuan berfikir kritis pada 2. Pada waktu pengambilan data,
mahasiswa yang memang dimiliki oleh kalender akademik diselingi libur
metode problem based learning. hari raya selama 2 minggu
Pada metode perkulihaan KMB sehingga waktu penelitian lebih
pada kelas metode pembelajaran lama.
cooperative Learning dengan kelas PENUTUP
metode pembelajaran konvensional rata
A. Kesimpulan
–rata tidak menunjukkan perbedaan
Ada perbedaan pengaruh metode
dalam kemampuan berfikir kritis
pembelajaran problem based learning
ditunjukkan dalam hasil uji Mann
dan cooperative learning terhadap
Whitney dengan tingkat signifikan (µ =
motivasi belajar ditunjukkan dengan
0.079),sesuai teori Agus Supriyono (
uji Kruskal Wallis dengan nilai
2009) tujuan pembelajaran cooperative
signifikan (p < 0,016) sedangkan
learning berbeda dengan pengajaran
kemampuan berfikir kritis hajil uji
konvensional yang menerapkan system
12

kruskall Wallis menunjukkan nilai (p sehat PPNI perlu meningkatkan


< 0,00 ) pada mahasiswa Akademi metode pembelajaran problem
Keperawatan Bina Sehat PPNI based learning agar lebih sering
kabupaten Mojokerto.Setelah digunakan dalam perkulihaan
beberapa variable penelitian dilakukan sehingga akan meningkatkan
uji statistic Mann Whitney motivasi belajar dan
disimpulkan bahwa dengan Metode kemampuan berfikir kritis pada
pembelajaran Problem Based mahasiswa yang tentunya juga
Learning akan meningkatkan akan meningkatkan prestasi
motivasi belajar dan kemampuan mahasiswa
berfikir kritis dalam mata ajar C. Saran
keperawatan medical bedah pada 1. Bagi dosen atau pembimbing
mahasiswa semester III Akademi pengajar Akademi Keperawatan
Keperawatan Bina sehat PPNI PPNI Kabupaten Mojokerto
kabupaten Mojokerto diharapkan harus lebih dekat
dengan peserta didiknya dan
B. Implikasi sering melakukan berbagai
1. Implikasi teoritis dari penelitian metode pembelajaran yang
ini adalah bahwa bagi yang disenangi oleh mahasiswa yaitu
meneliti Perbedaan pengaruh problem based learning sehingga
metode pembelajaran Problem mahasiswa termotivasi dalam
Based Learning dan Cooperative belajar dan mempunyai
Leraning terhadap motivasi kemampuan berfikir kritis yang
belajar dan kemampuan berfikir baik.
kritis selanjutnya harus di 2. Bagi mahasiswa Akademi
perhatikan pula factor-faktor yang Keperawatan Bina Sehat PPNI
mempengaruhi dari ketiga Kabupaten Mojokerto diharapkan
variabel tersebut agar tidak terjadi dapat mengikuti penerapan
bias. metode pembelajaran Problem
2. Implikasi kebijakan dari Based Learning dengan
penelitian ini adalah institusi mengerjakan tugas yang diberikan
pendidikan, dalam hal ini maupun mengikuti proses
akademi keperawatan bina pembelajaran dengan baik
13

sehingga bisa memiliki kasus yang nyata yaitu pasien


kemampuan berfikir kritis yang yang ada dirumah sakit,sehingga
baik juga prestasi pembelajaran mahasiswa semakin termotivasi
yang tinggi. dalam belajar dan kemampuan
3. Bagi Institusi Akademi berfikir kritis terhadap suatu
Keperawatan Bina Sehat PPNI masalah kesehatan yang diderita
Kabupaten Mojokerto perlu pasien semakin tinggi sehingga
memperhatikan bimbingan tercapai perawat dibidang medical
praktik klinik di institusi rumah yang baik.
sakit juga menggunakan metode
problem based learning pada
Daftar Pustaka kritis siswa kelas X
SMA Negeri 4 Singaraja
Arikunto Suharsimi . 2010. Manajemen tahun ajaran 2007/2008.
Penelitian .Rineka Cipta Tesis (tidak
.Jakarta diterbitkan).Universitas
Pendidikan
Azwar Saifuddin. 2012. Tes Prestasi . Ganesha.Singaraja
Edisi II . Pustaka Pelajar.
Yogyakarta Caia Francis. 2011. Perawatan
Respirasi. Erlangga.
Agus Suprijono. 2009. Cooperative
Learning. Pustaka Jakarta
Pelajar.Yogyakarta
Danusantoso Halim. 2000. Buku Saku
Ilmu Penyakit Paru.
Anas Sudijono. 2006.Pengantar
Statistika Pendidikan. PT. Hipokrates. Jakarta.
Raja Grafindo
Jakarta.
Fajar , Ibnu ,dkk. 2006. Statistika
Anita Lie.2008. Cooperative Learning. Untuk Praktisi Kesehatan.
Gramedia.Jakarta Graha Ilmu. Yogyakarta.

Agung I Gusti Ngurah. 2004. Fatimah Saguni.2009.Efektivitas


Statistika Penerapan Metode Problem Based
Metode Analisis untuk Learning,Cooperative
Tabulasi Sempurna dan Learning Tipe JIGSAW,
Tak Sempurna.PT Raja dan Ceramah Sebagai
Grafindo Persada.Jakarta. Problem Solving dalam
mata kuliah
Aryati, K. N. 2008. Pengaruh model perencanaanpembelajaran.
pembelajaran problem- journal.uny.ac.id/index.ph
based learning dan gaya p/cp/article/view/1478.
kognitif terhadap upload tanggal 10
keterampilan berpikir November 2013
14

Hariyati, Tutik Sri. 2005. Nur Asma. 2006. Model


Pengembangan Model Pembelajaran Kooperatif.
Jakarta: Universitas
Pembelajaran aktif, Negeri Yogyakarta.
mandiri dan inovatif.
www.fik.ui.ac.id/pkko/file Ni Nyoman Sri Lestari, 2009.
s/JUDUL%20PENELITIAN. Pengaruh Model
Pembelajaran Berbasis
doc .diakses tanggal 15
Masalah (Problem Based
maret 2013. Learning) dan Motivasi
Belajar terhadap Prestasi
Indriana Fristanti.2011.Peningkatan Belajar Fisika Bagi siswa
Kemampuan Berpikir Kelas VII SMP.
Kritis Pada Pelajaran IPS Tesis.Universitas
Sejarah Dengan Pendidikan
Ganesha.Singaraja.
Pembelajaran Berbasis
Masalah Pada Siswa MTs Perry, Potter. (2000). Buku Ajar :
Nahdlatul Ulama Fundamental
Malang.jurnal.online.um. Keperawatan Konsep,
ac.id/data/artikel14897 A Proses, dan
63EAE97 CODADI Praktik.EGC.Jakarta.
CB79.pdf. diakses tanggal
Riyanto Yatim. 2009. Paradigma
10 Desember 2013. baru pembelajaran .PT
Kencana Prenada Media
Mimin Maryamah. 2011.Pengaruh Group. Jakarta.
Pembelajaran
Redina, W. 2007. Pengaruh model
Cooperative Learning
problem based learning
Terhadap Prestasi Belajar terhadap hasil belajar
Matematika Ditinjau Dari siswa. Tersedia pada
Aktivitas Belajar Siswa http://perpustakaanonline
...download-tesis-jurnal-
Sekolah Menengah makalah-com.
Pertama Negeri Di
Kecamatan Mojolaban Robert Slavin. 2005. Cooperative
Tahun Ajaran Learning. Nusa
Media.Bandung.
2010/2011.tp.pasca.uns.a
c.id/?p=34. diperoleh Sugiyono. 2007. Statistika Untuk
tanggal 28 Maret 2013. Penelitian. CV
Alfabeta.Bandung.
Murti, B. 2006. Desain dan ukuran
sample untuk penelitian Slavin, Robert
kesehatan kuantitatif dan E.2005.COOPERATIVE
LEARNING Teori, Riset,
kwalitatif di bidang dan Praktik
kesehatan. Yogyakarta: diterjemahkan oleh
Gadjah Mada University Narilita Yusron.Penerbit
15

Nusa Media.Bandung
Tengku Zahara Djaafar. 2001.
Sih Santo, 2004. Pengaruh Model Kontribusi Strategi
Pembelajaran Cooperative Pembelajaran Terhadap
Learning terhadap Hasil Hasil Belajar. Universitas
Belajar Biologi POKOK Negeri Padang. Jakarta
bahasan Virus Pada Siswa
Kelas X MAN 2
Banjarmasin.Tesis. Zalia Muspita. 2013.Pengaruh Model
Institut Agama Islam Pembelajaran Berbasis
Negeri Walisongo . Masalah Terhadap
Semarang. Kemampuan Berfikir
Kritis,Motivasi Belajar dan
Sunartombs. 2009. Pengertian Hasil Belajar IPS siswa Kelas
Cooperative Learning. VII SMPN 1
http://sunartombs.wordpre Aikmel.pasca.undisha.ac.id/e
ss.com/2012/03/20/penger journal/index.php/jurnal.pend
tian-cooperative-learning/. as/article/view/769/554.diaks
diakses tanggal 19 Mei es tanggal 10 Desember 2013
2013.

You might also like