Materials) Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

EduMa Vol. 5 No.

1 Juli 2016 91
ISSN 2086 – 3918

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PERAGA AEM (ALGEBRAIC EXPERIENCE


MATERIALS) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA
POKOK BAHASAN OPERASI BENTUK ALJABAR

Siti Jamilah, Reza Oktiana Akbar


Tadris Matematika, IAIN Syekh Nurjati Cirebon
Jalan perjuangan Bypass Sunyaragi

ABSTRACT

Mathematicts learning process ussually takes place with the lecture method. So that students just
listen, not many ideas put forward, students feel bored, especially math lessons they find difficult.
In mathematical operations form the subject of algebra are abstract elements, they have difficulty
understanding abstract concepts. One effort to help students understand the concept of algebra by
using props AEM (Algebraic Experience Materials). The purpose of this study to determine the
students 'response to the use of props AEM (Algebraic Experience Materials), to determine students'
creative thinking skills in the subject of mathematics learning operations in the algebra of MTs Al-
Hidayah Ciawijapura. In addition, to determine the effect of the use of props AEM (Algebraic
Experience Materials) to creative thinking skills of students on the subject of operations in the
algebra of MTs Al Hidayah Ciawijapura. Based on the results of the study, students' response to the
use of props AEM (Algebraic Experience Materials) in mathematics including a very strong category
with an average of 82.23%. Creative thinking skills of students in mathematics learning test average
of 75.21%, the value of good category. While the results of the use of the analysis of hypothesis testing
showed t_hitung> t_tabel or 2.977> 2.042. This means that the use of props AEM (Algebraic
Experience Materials) to creative thinking skills of students there is the influence of 22.29% and the
remaining 77.71% influenced by other factors not examined.

Kata Kunci : AEM (Algebraic Experience Materials)

PENDAHULUAN Strategi kognitif merupakan suatu


Matematika sering dianggap sebagai ilmu pendekatan belajar yang menekankan
yang hanya menekankan pada kemampuan perkembangan proses dan keterampilan
berpikir logis dengan penyelesaian tunggal berpikir sebagai alat untuk meningkatkan
dan pasti. Hal ini yang menyebabkan pembelajaran yang bertujuan agar seluruh
matematika sering dianggap sebagai mata pembelajar menjadi lebih strategis, percaya
pelajaran yang susah. Anggapan matematika diri, fleksibel, dan produktif dalam usaha
sebagai mata pelajaran yang dianggap susah belajarnya. Strategi kognitif sering disebut
harus disiasati oleh guru mata pelajaran strategi berpikir atau strategi belajar, karena
matematika agar siswa senang dan tertarik strategi ini sering digunakan dalam belajar
untuk belajar matematika. Metode dan yang melibatkan pemikiran (Nurhayati, 2010
media pembelajaran yang bervariasi dapat :25). Menurut teori kognitif bahwa untuk
membantu guru dalam mensiasati membantu anak mencapai taraf berpikir
pembelajaran agar mudah diterima dan abstrak harus banyak diberikan
dapat mengembangkan kreativitas siswa. pengalaman-pengalaman dan untuk
Berpikir kreatif menurut Lawson (1980) memperbanyak pengalaman-pengalaman
dimaknai sebagi suatu proses kreatif, yaitu anak, harus dilakukan dengan berbagai alat
merasakan adanya kesulitan, masalah, peragaan.
kesenjangan informasi, adanya unsur yang Salah satu faktor untuk membangkitkan
hilang, dan ketidakharmonisan, belajar anak adalah dengan penggunaan alat
mendefinisikan masalah secara jelas, peraga. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
membuat dugaan-dugaan atau merumuskan langsung, yaitu memperlihatkan bendanya
hipotesis tentang kekurangan-kekurangan, sendiri, mengadakan percobaan-percobaan
menguji dugaan-dugaan tersebut dan yang dapat diamati peserta didik, misalnya
kemungkinan perbaikannya, pengujian pendidik membawa alat-alat atau benda ke
kembali atau bahkan mendefinisikan ulang dalam kelas. Secara tidak langsung yaitu
masalah, dan akhirnya mengkomunikasikan dengan menunjukkan benda tiruan misalnya
hasilnya. gambar, foto, film, dsb. Peranan alat peraga
EduMa Vol. 5 No. 1 Juli 2016 92
ISSN 2086 – 3918

dalam pembelajaran matematika sangat Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang


penting, karena alat peraga disamping tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi,
membantu guru untuk menjelaskan konsep- material, fasilitas, perlengkapan dan
konsep yang sedang dipelajari, alat peraga prosedur yang saling mempengaruhi
juga membantu siswa agar berpikir kreatif mencapai tujuan pembelajaran (Hamalik,
karena dengan alat peraga siswa mampu 1995: 57).
mengembangkan konsep-konsep yang sudah Dari segi ethimology, alat peraga merupakan
ada dengan mempraktikan langsung atau alat yang mempergunakan suatu konsep
mengaplikasikan teori dalam kondisi riil. atau prinsip. Makna “memperagakan”
Sehingga dalam menentukan masalah atau adalah menjadikannya jelas secara visual,
mengerjakan soal siswa mampu atau menjadikannya konkrit (dapat
mengerjakannya dengan cara yang disentuh), atau menjadikannya bekerja pada
bervariatif (Mustaqim, 2010). suatu konteks.
Konsep – konsep matematika yang dipelajari Menurut Elly Estiningsih (1994) dalam
banyak, diantaranya yang melibatkan Pujiati (2004:3) disebutkan bahwa alat
penggunaan alat peraga, dimana melalui peraga merupakan media pengajaran yang
penggunaan alat peraga akan dapat mengandung atau membawakan ciri-ciri dari
membantu siswa dalam memahami materi konsep yang dipelajari. Alat peraga
ajar yang mereka pelajari. Namun, dapat matematika adalah seperangkat benda
dimaklumi sebab tidak semua alat peraga konkrit yang dirancang, dibuat, dihimpun
dapat dibuat dengan biaya yang murah atau disusun secara sengaja yang digunakan
apalagi banyak terdapat sekolah memiliki untuk membantu menanamkan atau
permasalahan dengan pembiayaan. Terdapat mengembangkan konsep-konsep atau
beberapa guru yang menganggap prinsip-prinsip dalam matematika (Djoko
penggunaan dari alat peraga tidak akan Iswadi dalam Pujiati, 2004:3).
membantu siswa dalam memahami materi Nana Sudjana (1998 : 99 – 100), menyatakan
ajar, tetapi hanya akan menghabiskan jam bahwa ada 6 fungsi pokok dari alat peraga
pelajaran saja. Padahal penggunaan dari alat dalam proses belajar mengajar, keenam
peraga akan dapat memberikan siswa fungsi tersebut adalah :
pengalaman yang nyata dan juga akan 1. Penggunaan alat peraga dalam belajar
memberikan motivasi yang lebih kuat untuk mengajar bukan merupakan fungsi
mempelajari matematika dikarenakan tambahan tetapi mempunyai fungsi
mereka mengetahui kegunaan dari materi tersendiri sebagai alat bantu untuk
ajar yang mereka pelajari. Kemampuan mewujudkan situasi belajar mengajar yang
mengoperasikan bentuk aljabar yang baik efektif.
tidak dapat dipisahkan dari pemahaman 2. Penggunaan alat peraga merupakan
yang baik dari konsep-konsep yang terkait bagian yang integral dari keseluruhan situasi
misalnya pemahaman tentang lambang mengajar. Ini berarti bahwa alat peraga
aljabar berupa suku, faktor, variabel, merupakan salah satu unsuryang harus
konstanta, koefisien, dan dikembangkan oleh guru.
lainnya. Dengan pemahaman yang baik 3. Alat peraga dalam pengajaran
terhadap konsep-konsep itu, diharapkan penggunaannya integral dengan tujuan dan
kompetensi menyelesaikan operasi bentuk isi pelajaran.
aljabar akan dikuasai dengan baik.
Fungsi ini mengandung pengertian bahwa
KAJIAN TEORI penggunaan alat peraga harus melihat
Pembelajaran adalah suatu proses yang kepada tujuan dan bahan pelajaran.
dilakukan oleh individu untuk memperoleh 1. Penggunaan alat peraga dalam
suatu perubahan prilaku yang baru secara pembelajaran bukan semata-mata alat
keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman hiburan, dalam artian digunakan hanya
individu itu sendiri dalam interaksi dengan sekedar melengkapi proses belajar supaya
lingkungannya (Surya, 2004: 7). Menurut lebih menarik perhatian siswa.
Winkel (Siregar & Nara, 2010: 12) 2. Penggunaan alat peraga dalam
pembelajaran adalah seperangkat tindakan pembelajaran lebih diutamakan untuk
yang dirancang untuk mendukung proses mempercepat proses belajar mengajar dan
belajar siswa, dengan memperhitungkan membantu siswa dalam menangkap
kejadian- kejadian ekstrim yang berperanan pengertian yang diberikan guru.
terhadap rangkaian kejadian-kejadian intern 3. Penggunaan alat peraga dalam
yang berlangsung dialami siswa. pembelajaran digunakan untuk
EduMa Vol. 5 No. 1 Juli 2016 93
ISSN 2086 – 3918

mempertinggi mutu belajar mengajar, sengaja diprogram melalui latihan terus


dengan kata lain menggunakan alat peraga menerus. Robert (Wahidin, 2004 ; Nurhayati,
hasil belajar yang dicapai akan tahan lama 2010: 30) berpendapat, berpikir merupakan
diingat oleh siswa sehingga pelajaran proses mental melalui membayangkan,
mempunyai nilai tinggi. memanipulasi dan menggambarkan idea
abstrak berupa anggapan, pendapat,
Menurut Azhar (2009 : 73), ada beberapa tanggapan terhadap sesuatu dalam pikiran
kriteria yang harus diperhatikan dalam (mind) seseorang. Berpikir adalah
memilih alat peraga dalam proses belajar merupakan suatu proses kognitif dalam
mengajar yaitu : tingkat yang lebih tinggi. Dalam berpikir,
1. Sesuai dengan tujuan belajar yang ingin individu akan menggunakan berbagai
dicapai. informasi yang dimilikinya untuk
2. Tempat yang mendukung isi pelajaran memecahkan masalah yang dihadapinya
yang sifatnya fakta, konsep, prinsip atau (Siregar & Nara, 2004: 11).
generalisasi. Berpikir kreatif dapat dikembangkan
3. Praktis, luwes dan bertahan. melalui latihan yang bersifat kognitif,
4. Guru terampil dalam menggunakannya. terutama latihan berpikir, dan latihan non
5. Mengelompokkan sasaran, maksdunya kognitif seperti sikap berani mencoba
alat peraga yang efektif pada kelompok sesuatu yang baru, penambahan motivasi
besar belum tentu efektifnya jika digunakan untuk berkreasi, dan sifap berani
pada kelompok kecil. menanggung resiko, serta pengembangan
6. Alat peraga harus memenuhi persyaratan kepercayaan diri dan harga diri. (Davis &
mutu dan teknis tertentu. Bull, 1978; Lott, 1978; Sobel, 1980;
Munandar, 1985; dalam Nurhayati, 2010).
Alat peraga AEM (Algebraic Experience
Materials) atau istilah lainnya blok aljabar METODOLOGI PENELITIAN
diperkenalkan dan dikembangkan di Victoria Penelitian ini akan dilaksanakan di MTs Al-
pada tahun 1970an oleh Charles Lovitt, Colin Hidayah Ciawijapura Kecamatan
Mariott, dan Ken Swan. Alat peraga ini Susukanlebak Kabupaten Cirebon. Sekolah
merupakan model geometri yang digunakan ini terletak di Jl.Raya Ciawijapura Desa
untuk mengkonkritkan pengertian variabel Ciawijapura Kecamatan Susukanlebak
dan konstanta dalam aljabar yang Kabupaten Cirebon Kode Pos 45185, Telepon
merupakan konsep abstrak. Alat peraga (0231) 8639329. Dengan tenaga pengajar
Algebraic Experience Materials (AEM) terdiri berjumlah 18 guru dan 5 orang tenaga admin.
dari blok-blok yang berbentuk bangun Sedangkan siswanya berjumlah 267 siswa.
geometri seperti: persegi dan persegi panjang Alasan pemilihan lokasi penelitian ini adalah
serta mengacu pada konsep panjang, lebar, karena penelitian yang sejenis belum pernah
dan luas (Teguh Membara, 2012). dilaksanakan di sekolah tersebut. Dalam
Tujuan dari penggunaan alat peraga AEM penelitian ini, penulis mengambil sampel
(Algebraic Experience Materials) ini adalah siswa kelas VIII C MTs. AlHidayah
memberikan kesempatan bagi siswa untuk Ciawijapura yang berjumlah 33 siswa.
mengaplikasikan pengetahuan mereka Metode yang digunakan dalam penelitian ini
tentang penjumlahan bentuk aljabar, adalah menggunakan metode penelitian
penguragan bentuk aljabar, perkalian suku kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif
satu dengan suku dua, dan perkalian suku adalah suatu cara untuk memperoleh ilmu
dua dengan suku dua bentuk aljabar. Dengan pengetahuan atau memecahkan masalah
menggunakan alat peraga AEM (Algebraic yang dihadapi dan dilakukan secara hati-hati
Experience Materials) siswa lebih mudah dan sistematis, dimana data-data yang
memahami konsep aljabar yang diajarkan, dikumpulkan berupa rangkaian atau
sehingga keterampilan berpikir kreatif siswa kumpulan angkaangka
akan meningkat dengan mengerjakan soal (Nasehuddien, 2011: 48).
bentuk open ended (Teguh Membara, 2012). Berdasarkan variabel-variabel yang
digunakan, maka desain yang dipakai dalam
Menurut Nurhayati (2010 : 27), keterampilan judul skripsi ini disesuaikan dengan metode
merupakan kecakapan melakukan suatu penelitian yang digunakan, yaitu one shot
tugas tertentu yang diperoleh dengan cara case study.
berlatih terus menerus, karena keterampilan
tidak serta merta datang sendiri secara
otomatis dan kebetulan, melainkan secara
EduMa Vol. 5 No. 1 Juli 2016 94
ISSN 2086 – 3918

Penulis melakukan analisis angket respon


siswa terhadap penggunaan alat peraga AEM
(Algebraic Experience Materials) dengan
membagi lima kriteria penilaian, yaitu
sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju,
dan sangat tidak setuju. Untuk skor setiap
pernyataan dapat dilihat dari tabel berikut:

HASIL PENELITIAN
Deskripsi data dalam penelitian ini diambil
melalui penyebaran skala sikap (angket) dan
tes yang diberikan kepada siswa kelas VIII C
MTs Al-Hidayah Ciawijapura yang
Untuk menghitung persentase setiap butir berjumlah 33 siswa. Angket digunakan
pernyataan angket yaitu : skor yang untuk mengetahui respon siswa terhadap
diperoleh dibagi skor ideal/skor maksimal penggunaan alat peraga AEM (Algebraic
kemudian dikali 100% (Riduwan, 2012: 89). Eksperience Materials) dalam pembelajaran
Dimisalkan P adalah presentasi jawaban, f operasi bentuk aljabar , angket yang
adalah frekuensi jawaban yang diperoleh, digunakan berupa pernyataan yang terdiri
maka dapat dirumuskan sebagai berikut: dari 20 item.

N Min Max Mean Std. Var


Dev
Penggunaan 33 72 97 82,73 7,090 50,26
Alat Peraga
AEM

Dari tabel di atas diketahui output deskriptif


statistik yang menunjukkan skor minimal
yang diperoleh siswa terhadap respon
penggunaan alat peraga AEM (Algebraic
Eksperience Materials) adalah 72 dengan
kategori kuat, sedangkan skor maksimal
Skala penilaian tes keterampilan berpikir yang diperoleh siswa adalah 97 dengan
kreatif menggunakan skor dengan interval kategori sangat kuat. Perolehan rata-rata
0-100. Adapun kriteria skor yang diperoleh respon siswa terhadap penggunaan alat
dapat dilihat pada tabel berikut: peraga AEM (Algebraic Eksperience
Materials) adalah 82,73 dengan interpretasi
82,73 %, sehingga nilai tersebut dapat
dikategorikan bahwa respon siswa terhadap
penggunaan alat peraga AEM (Algebraic
Eksperience Materials) sangat kuat.
EduMa Vol. 5 No. 1 Juli 2016 95
ISSN 2086 – 3918

Sedangkan standar deviasi yang diperoleh 73,42 dengan interpretasi 73,42%, sehingga
adalah 7,090 dan nilai variansnya adalah nilai tersebut dapat dikategorikan bahwa
50,267. keterampilan berpikir kreatif siswa kuat.
Berdasarkan hasil yang diperoleh data dari Sedangkan standar deviasi yang diperoleh
indikator pertama peran alat peraga AEM adalah 5,990 dan nilai variansnya adalah
(Algebraic Eksperience Materials) dalam 35,877.
pembelajaran matematika dengan nomor Berdasarkan hasil analisis data diperoleh
item 1,5, dan 7. Persentase rata-rata data dari indikator pertama yaitu siswa
perolehan skor sebesar 86,67% dengan mampu memberikan jawaban yang
kategori sangat kuat. Karena alat peraga bervariasi untuk setiap soal. Pertanyaan
AEM (Algebraic Eksperience Materials) dapat nomor 2 ini rata-ratanya adalah 67,58%
memperjelas penyampaian materi aljabar dengan kategori kuat. Sebagian besar siswa
dan dapat menggambarkan unsur-unsur mampu memberikan jawaban yang
yang abstrak menjadi konkrit. bervariasi.
Hasil perhitungan angket respon diketahui Berdasarkan analisis respon diperoleh data
persentase rata-rata indikator ketertarikan dari indikator kedua yaitu siswa mampu
siswa terhadap alat peraga AEM (Algebraic menjawab setiap soal dengan tepat tetapi
Eksperience Materials) sebesar 85,66% tidak terpaku pada satu cara. Pertanyaan
dengan kategori sangat kuat. Siswa merasa nomor 4 ini rata-ratanya adalah 76,97%
senang karena mereka dapat melihat dengan kategori kuat. Sebagian siswa
langsung unsur-unsur aljabar yang mampu menjawab soal dengan tepat.
digambarkan dengan alat peraga AEM Berdasarkan hasil diperoleh data dari
(Algebraic Eksperience Materials). indikator ketiga yaitu siswa mampu
Hasil perhitungan persentase rata-rata dari memberikan jawaban menurut
indikator minat siswa terhadap alat peraga pandangannya sendiri. Dari kedua
AEM (Algebraic Eksperience Materials) pertanyaan di atas diperoleh rata-ratanya
dalam pembelajaran matematika adalah sebesar 66,29% dengan kategori kuat.
sebesar 84,09%. Hal ini menunjukkan bahwa Berdasarkan hasil diperoleh data dari
interpretasi angket pada indikator minat indikator terakhir yaitu siswa mampu
siswa terhadap alat peraga AEM (Algebraic mengembangkan atau memperkaya gagasan
Eksperience Materials). jawaban suatu soal. Persentase rata-ratanya
Persentase rata-rata dari indikator sebesar 90,00% dengan kategori sangat kuat.
pemahaman dan keterampilan berpikir
kreatif siswa ketika belajar menggunakan
alat peraga AEM (Algebraic Eksperience Tes normality
Materials) menunjukkan bahwa kemahaman Var Kolmogorov Smirnov
dan keterampilan berpikir kreatif siswa Statistic Df Sig
sangat kuat dengan interpretasi sebesar Var 1 0,132 33 0,157
84,24%. Sebagian besar siswa sangat setuju Var 2 0,165 33 0,024
bahwa konsep aljabar lebih mudah dipahami Dapat dilihat pada tabel di atas, dengan
dengan menggunakan alat peraga AEM. tingkat kepercayaan a = 0,05 diperoleh nilai
signifikansinya pada kolom Shapiro Wilk
Berdasarkan tabel tersebut, persentase rata- adalah 0,130 dan 0,074. Karena nilai
rata pada indikator efektifitas dan efisiensi signifikansinnya lebih besar dari 0,05 maka
penggunaan alat peraga AEM (Algebraic data berdistribusi normal.
Eksperience Materials) adalah sebesar 2,73% Berdasarkan hasil perhitungan analisis,
dan termasuk kategori kuat. dapat diketahui bahwa nilai signifikansi
Keterampilan berpikiir kreatif sampel semuanya lebih besar dari 0,05, yaitu
N Min Max Mean Std Var 0,068. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
Dev data tersebut homogen.
Ket 33 58 90 73,42 5,990 35,877
Brpikir
kreatif

Skor minimal yang diperoleh siswa dalam


keterampilan berpikir kreatif adalah 58,
sedangkan skor maksimal yang diperoleh
siswa adalah 90. Perolehan rata-rata
keterampilan berpikir kreatif siswa adalah
EduMa Vol. 5 No. 1 Juli 2016 96
ISSN 2086 – 3918

Experience Materials), maka keterampilan


berpikir kreatif siswa pada pokok bahasan
operasi bentuk aljabar adalah sebesar
40,467.
Dari tabel diatas diekathui thitung sebesar
2,977 dan ttabel diperoleh sebesar 2,042.
Karena thitung lebih besar dari ttabel atau
2,977 > 2,042 maka H0 ditolak yang artinya
terdapat pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen.
Untuk menjawab pertanyaan peneliti yang
Dari tabel di atas, diperoleh perhitungan pertama yaitu bagaimana respon siswa
koefisien korelasi pearson sebesar 0,472. ketika dalam pembelajaran matematika
Berdasarkan taraf signifikan 5% maka 𝑟= operasi bentuk aljabar menggunakan alat
0,339 (dalam tabel rProduct Moment). Oleh peraga AEM (Algebraic Experience
karena itu, 𝑟h𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka 𝐻o Materials), dapat dilihat dari hasil analisis
ditolak dan 𝐻a diterima. Sehingga dapat deskriptif angket . Berdasarkan perhitungan
disimpulkan berdasarkan tabel interpretasi setiap indikatornya diperoleh nilai
koefisien. Koefisien determinasi dapat interpretasi rata-rata angket respon siswa
diketahui bahwa : terhadap penggunaan alat peraga AEM
KD = r2 x 100% = (0,472)2 x 100% = 22,29%. (Algebraic Experience Materials) pada pokok
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, bahasan operasi bentuk alajabr sebesar
diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 82,23%. Nilai tersebut termasuk kategori
22,29%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sangat kuat, hal ini berdasarkan pada tabel
pengaruh variabel bebas (Variabel X) yaitu 3.13 pada bab sebelumnya. Peran alat
penggunaan alat peraga AEM (Algebraic peraga AEM (Algebraic Eksperience
Experience Materials) terhadap variabel Materials) dalam embelajaran matematika
terikat (Variabel Y) yaitu keterampilan sangat kuat, karena dengan alat peraga AEM
berpikir kreatif sebesar 22,29% dan sisanya (Algebraic Eksperience Materials) dapat
77,71% ditentukan oleh faktor lain yang memberikan siswa pengalaman yang nyata
tidak diteliti. dan akan memberikan motivasi yang lebih
kuat. Alat peraga AEM (Algebraic
Eksperience Materials) juga memperjelas
penyampaian materi aljabar karena dapat
menggambarkan unsur-unsur aljabar yang
abstrak menjadi konkrit, hal ini ditunjukkan
oleh item angket nomor 7. Selain itu, alat
peraga AEM (Algebraic Eksperience
Materials) dalam pembelajaran matematika
lebih menarik karena ditampilkan dengan
warna AEM-AEM yang cerah, hal ini
ditunjukkan dalam pernyataan angket
Pada tabel tesebut menunjukkan regresi nomor 1. Siswa merasa senang karena
yang dicari. Nilai sig di atas adalah 0,006 mereka dapat melihat langsung unsur-unsur
dan 0,006 < 0,05, dengan demikian dapat aljabar yang digambarkan dengan alat
disimpulkan bahwa nilai pada kolom B peraga AEM (Algebraic Eksperience
adalah signifikan. Artinya, persamaan yang Materials). Selain itu, siswa merasa senang
paling tepat untuk kedua variabel tersebut karena mereka juga dapat menghitung
adalah 𝑌 = 𝑎 + 𝑏𝑋 = 40,467 + 0,398𝑋. operasi bentuk aljabar dengan cara yang
Persamaan tersebut mengandung arti nilai berbeda. Oleh karena itu mereka tertarik
arah regresi sebesar 0,398 (bertanda positif), pada penggunaan alat peraga AEM
menyatakan bahwa nilai keterampilan (Algebraic Eksperience Materials) dalam
berpikir kreatif akan meningkat sebesar pembelajaran matematika pokok bahasan
0,398 kali nilai penggunaan alat peraga AEM operasi bentuk aljabar. Minat siswa
(Algebraic Experience Materials) dari nilai terhadap penggunaan alat peraga AEM
konstanta (Algebr aic Eksperience Materials) dalam
40,467. Dan nilai 40,467 menyatakan bahwa pembelajaran matematika sangat kuat,
jika tidak ada respon baik terhadap karena mereka merasa tidak bosan belajar
penggunaan alat peraga AEM (Algebraic matematika menggunakan AEM (Algebraic
EduMa Vol. 5 No. 1 Juli 2016 97
ISSN 2086 – 3918

Eksperience Materials). Selain itu, pada hipotesis. Berdasarkan hasil perhitungan uji
pernyataan angket nomor 15, sebagian besar regresi linear diperoleh signifikansinya
dari siswa tidak setuju jika penggunaan AEM 0,006, nilai tersebut kurang dari 0,05.
(Algebraic Eksperience Materials) tersebut Artinya model regresi linear dapat
membuat mereka kesulitan menghitung digunakan untuk memprediksi keterampilan
operasi bentuk aljabar. Dengan kata lain, berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan
mereka merasa terbantu dan tidak merasa soal-soal operasi bentuk aljabar. Perhitungan
kesulitan menyelesaikan operasi bentuk uji regresi sederhana diperoleh persamaan
aljabar dengan menggunakan alat peraga regresi yaitu 𝑌 = 𝑎 + 𝑏𝑋 = 40,467 + 0,398𝑋.
AEM (Algebraic Eksperience Materials) Persamaan tersebut mengandung arti nilai
karena mereka mengerti cara arah regresi sebesar 0,398 (bertanda positif),
menggunakannya. Sebagian besar siswa juga menyatakan bahwa nilai keterampilan
sangat setuju bahwa penggunaan AEM berpikir kreatif akan meningkat sebesar
(Algebraic 0,398 kali nilai penggunaan alat peraga AEM
Eksperience Materials) dalam pembelajaran (Algebraic Experience Materials) dari nilai
matematika membuat mereka fokus konstanta 40,467. Dan nilai 40,467
sehingga meningkatkan kreativitas menyatakan bahwa jika tidak ada respon
berpikirnya dalam memecahkan masalah baik terhadap penggunaan alat peraga AEM
operasi bentuk aljabar, hal ini sesuai dengan (Algebraic Experience Materials), maka
pernyataan angket nomor 10. Selain itu, keterampilan berpikir kreatif siswa pada
siswa juga tertarik untuk mencari banyak pokok bahasan operasi bentuk aljabar adalah
cara dalam menyelesaikan operasi bentuk sebesar 40,467. Sedangkan perhitungan uji t
aljabar. Pada umumnya siswa merespon menunjukkan 𝑡hitung >𝑡tabel = 2,977 >
setuju bahwa alat peraga AEM (Algebraic 2,042 maka dapat disimpulkan bahwa
Eksperience Materials) mudah digunakan terdapat hubungan yang signifikan antara
dan tidak menyita banyak waktu. Selain itu, penggunaan alat peraga AEM (Algebraic
biaya untuk membuat alat peraga AEM Experience Materials) dengan keterampilan
(Algebraic Eksperience Materials) sangat berpikir kreatif. Sedangkan hasil
sederhana dan terjangkau, sehingga siswa perhitungan uji korelasi menunjukkan
tertarik untuk mencoba membuatnya di adanya pengaruh yang positif yaitu sebesar
rumah. Siswa juga mengerti cara 0,472. Berdasarkan tabel 3.16 koefisien
menggunakan alat peraga AEM (Algebraic korelasi tersebut tergolong kategori cukup
Eksperience Materials) dengan baik karena kuat. Besarnya pengaruh penggunaan alat
guru menyampaikannya dengan jelas. peraga AEM (Algebraic Experience Materials)
Untuk menjawab pertanyaan peneliti yang terhadap berpikir kreatif siswa sebesar
kedua yaitu bagaimana keterampilan 22,29%, nilai tersebut dapat dilihat dari
berpikir kreatif siswa ketika dalam perhitungan nilai koefisien determinasi.
pembelajaran operasi bentuk aljabar Dengan demikian, hasil penelitian di kelas
menggunakan alat peraga AEM (Algebraic VIII C MTs Al-Hidayah Ciawijapura
Experience Materials), dapat dilihat dari Kecamatan Susukanlebak Kabupaten
hasil analisis deskriptif tes. Berdasarkan Cirebon dapat disimpulkan bahwa adanya
perhitungan setiap indikatornya, diperoleh pengaruh yang positif antara penggunaan
nilai interpretasi rata-rata tes sebesar alat peraga AEM (Algebraic Experience
75,21%. Berdasarkan tabel 3.15 nilai tersebut Materials) terhadap keterampilan berpikir
tergolong dalam kategori kuat . Sebagian kreatif siswa pada pokok bahasan operasi
besar siswa sudah mampu memberikan bentuk aljabar sebesar 22,29% dan sisanya
jawaban yang bervariasi untuk setiap soal, 77,71% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain
siswa mampu menjawab setiap soal dengan yang tidak diteliti. Oleh karena itu,
tepat tetapi tidak terpaku pada satu cara, penggunaan alat peraga dalam pembelajaran
siswa mampu memberikan jawaban menurut matematika sangat perlu, karena dengan
pandangannya sendiri, dan siswa mampu alat peraga siswa akan lebih tertarik dan
mengembangkan atau memperkaya gagasan lebih besar minatnya dalam matematika, hal
jawaban suatu soal. ini sejalan dengan pendapat Ruseffendi di
Sedangkan untuk menjawab pertanyaan dikatakan bahwa anak-anak akan lebih
ketiga yaitu apakah ada pengaruh besar minatnya dalam matematika bila
penggunaan alat peraga AEM (Algebraic pelajaran itu disajikan dengan baik dan
Experience Materials) dalam pembelajaran menarik, dengan digunakan alat peraga
matematika pokok bahasan operasi bentuk maka anak-anak akan lebih tertarik dalam
aljabar, dapat dilihat dari analisis uji matematika. Selain itu, Robert mengatakan
EduMa Vol. 5 No. 1 Juli 2016 98
ISSN 2086 – 3918

bahwa berpikir merupakan proses mental SARAN


melalui membayangkan, memanipulasi dan Alat peraga AEM (Algebraic
menggambarkan idea abstrak berupa Experience Materials) merupakan salah satu
anggapan, pendapat, tanggapan terhadap alat peraga matematika yang dapat
sesuatu dalam pikiran (mind) seseorang. membantu siswa dalam memahami konsep-
Menurut teori kognitif bahwa untuk konsep aljabar. Selain itu penggunaan Alat
membantu anak mencapai berpikir abstrak peraga AEM (Algebraic Experience Materials)
harus banyak diberikan pengalaman- membuat siswa juga merasa senang dan
pengalaman anak, harus dilakukan dengan tidak jenuh ketika dalam pembelajaran
berbagai alat peragaan. operasi bentuk aljabar menggunakan alat
peraga AEM (Algebraic Experience
KESIMPULAN Materials). Jika siswa dapat memahami
1. Respon siswa terhadap penggunaan alat konsep-konsep aljabar yang abstrak dengan
peraga AEM (Algebraic Experience baik, maka keterampilan berpikir mereka
Materials) pada pokok bahasan operasi juga akan meningkat. Oleh sebab itu, guru
bentuk aljabar sangat kuat, Siswa dapat menerapkan alat peraga AEM
erespon baik terhadap penggunaan alat (Algebraic Experience Materials) dalam
peraga AEM (Algebraic Experience pembelajaran matematika pokok bahasan
Materials). Hal itu ditunjukkan dari operasi bentuk aljabar untuk meningkatkan
ratarata persentase Angket setiap keterampilan berpikir kreatif siswa.
indikatornya Sebesar 82,23%. Penelitian yang dilakukan penulis ini
2. Keterampilan berpikir kreatif siswa terbatas pada materi matematika pokok
dilihat dari persentase rata-rata tes bahasan operasi bentuk aljabar yaitu
setiap indikatornya sebesar 75,21% penjumlahan, pengurangan, perkalian suku
tergolong kategori kuat, ketika dalam satu dengan suku dua dan perkalian suku
pembelajaran operasi bentuk aljabar dua dengan suku dua. Variabel X yaitu
menggunakan alat peraga AEM penggunaan alat peraga AEM (Algebraic
(Algebraic Experience Materials). Experience Materials), sedangkan variabel Y
3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa yaitu terhadap keterampilan berpikir kreatif
terdapat hubungan yang signifikan siswa. Sasaran dalam penelitian ini hanya
antara penggunaan alat peraga AEM pada kelas VIII C MTs. Al-Hidayah
(Algebraic Experience Materials) Ciawijapura. Oleh karena itu, untuk peneliti
terhadap keterampilan berpikir kreatif lainnya diharapkan mampu memperluas
siswa kelas VIII MTs. Al-Hidayah permasalahannya, misalnya dapat
Ciawijapura pokok bahasan operasi diterapkan pada materi matematika pada
bentuk aljabar. Hal ini ditunjukkan pokok bahasan yang sama, tetapi ditambah
dengan persamaan regresi 𝑌= 𝑎 + 𝑏𝑋 = dengan koefisien pecahan, diterapkan pada
40,467 + 0,398𝑋, persamaan tersebut materi matematika pada pokok bahasan
mengandung arti bahwa jika tidak ada yang berbeda, diterapkan di jenjang yang
respon baik terhadap penggunaan alat lebih tinggi, atau sampel yang lebih luas.
peraga AEM (Algebraic Experience
Materials), maka keterampilan berpikir
kreatif siswa pada pokok bahasan DAFTAR PUSTAKA
operasi bentuk aljabar adalah sebesar Arikunto, Suharsimi. 2007. Prosedur
40,467. Dan nilai arah regresi sebesar Penelitian Suatu Pendekatan
0,398 (bertanda positif), menyatakan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.
bahwa nilai keterampilan berpikir Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar
kreatif akan meningkat sebesar 0,398 Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
kali nilai penggunaan alat peraga AEM Aksara.
(Algebraic Experience Materials) dari Arsyad, Azhar. 1996. Media Pembelajaran.
nilai konstanta 40,467. Hasil Jakarta: Raja Grafindo Persada.
perhitungan uji t enunjukkan bahwa di unduh Kamis 06 Februari 2014 pukul
𝑡hitung > 𝑡tabel = 2,977 > 2,042 maka 14.32.
dapat disimpulkan bahwa terdapat Ghalia Indonesia.
hubungan yang signifikan antara Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar
menggunaan alat peraga AEM Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.
(Algebraic Experience Materials) dengan Membara, Teguh. 2012. Alat peraga
keterampilan berpikir kreatif. Algebraic Experience Materials
(AEM) diakses dalam
EduMa Vol. 5 No. 1 Juli 2016 99
ISSN 2086 – 3918

http://teguhbharha.blogspot.com/201
2/01/alat-peraga-
algebraicexperience.html
Mustaqim. 2010. Pengaruh Respon Siswa
atas Penggunaan Alat Peraga Papan
Geometri dalam Pembelajaran
Matematika terhadap Kemampuan
Berpikir Kreatifnya pada Pokok
Bahasan Geometri Bidang Datar di
Kelas VII MTs An-Nur Kota Cirebon.
Cirebon: Fakultas Tarbiyah IAIN
Syekh Nurjati Cirebon.
Nasehuddin, Toto Syatori. 2011. Metodologi
Penelitian. Cirebon: Nurjati Press.
Nurhayati, Eti. 2010. Bimbingan
Keterampilan & Kemandirian
Belajar. Bandung: Batic Press.
Pujiati. 2004. Penggunaan Alat Peraga dalam
Pembelajaran Matematika SMP.
PPPG Matematika: Yogyakarta.
Riduwan. 2012. Belajar Mudah Penelitian
untuk Guru Karyawan dan Peneliti
Pemula. Bandung: Alfabeta.
Siregar Eveline dan Hartini Nara. 2010.
Teori Belajar dan Pembelajaran.
Bogor:
Sudjana, Nana.1987. Dasar Dasar Proses
Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Baru Adgensindo .
Surya, Mohamad. 2004. Psikologi
Pembelajaran dan Pengajaran.
Bandung: Pustaka Bani Quraisy.

You might also like