Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 19

63 GIZIDO Volume 8 No.

1 Mei 2016Pemberdayaan Pelayan Rudolf Purba,dkk

PEMBERDAYAAN PELAYAN KHUSUS DI GEREJA DALAM UPAYA


PENGENDALIAN BUDAYA MAKAN DAN FAKTOR RISIKO SINDROM
METABOLIK DI KOTA TOMOHON

Rudolf B. Purba1,, Fred A.Rumagit2, dan Irza N. Ranti3

1,2,3. Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Manado

ABSTRACT

The main risk factors that lead to the occurrence of non-communicable diseases are
hypertension, high blood glucose, obesity and abnormal blood fats. The prevalence of
metabolic syndrome adult population ≥15 years in the province of North Sulawesi of 28%,
exceeding the national prevalence rate of 18.8%, the lowest in Bolaang Mongondow
16.6% and the highest at 36.2% Tomohon.
The research objective is to make religious leaders as promoters of nutrition programmed
in delivering nutrition promotion related dietary risk factors which increased the risk of
metabolic syndrome through education and counseling efforts. Benefits of the research is
to increase the level of acceptance, community participation and increasing the role of
religious leaders in the effort to control the risk factors for metabolic syndrome through
promotion of nutrition and health implications for disease.
This type of research is the study design quasy Experiment Preeksperiment using pre
and post test one group design. A sample size of 40 people, the sampling technique is
based on systematic random sampling.
The conclusion of this study is special maid church can be used as a promoter of nutrition
in delivering nutrition promotion related metabolic syndrome risk factor control.

Keywords: Waiter Special, Metabolic Syndrome

PENDAHULUAN meningkatnya umur harapan hidup


Pembangunan kesehatan (Depkes, 2009)
adalah upaya yang dilaksanakan oleh Rencana Pembangunan
semua komponen bangsa yang Jangka Panjang Bidang Kesehatan
bertujuan meningkatkan kesadaran, (RPJP-2K) Tahun 2005-2025 disusun
kemauan dan kemampuan hidup untuk menjamin keberhasilan dan
sehat bagi setiap orang agar terwujud kesinambungan pembangunan
derajat kesehatan masyarakat yang kesehatan, berisi dasar, visi, misi dan
setinggi-tingginya, sebagai investasi arah pembangunan kesehatan yang
bagi pembangunan sumber daya merupakan pedoman pemerintah dan
manusia yang produktif secara sosial masyarakat termasuk swasta dalam
ekonomis sesuai dengan Undang- penyelenggaraan pembangunan
undang No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan di Indonesia. Untuk
Kesehatan. Derajat kesehatan melaksanakan upaya pokok
masyarakat Indonesia dari waktu ke pembangunan kesehatan diperlukan
waktu menunjukkan perbaikan. Hal ini sumberdaya yang memadai, salah
dapat dilihat dari berbagai indikator satunya adalah sumber daya manusia
kesehatan masyarakat antara lain (SDM) Kesehatan yang terdiri dari
menurunnya angka kematian bayi tenaga kesehatan profesi dan non
dan balita, menurunnya angka profesi serta tenaga
kematian ibu melahirkan, serta pendukung/penunjang kesehatan,
64 GIZIDO Volume 8 No. 1 Mei 2016Pemberdayaan Pelayan Rudolf Purba,dkk

yang terlibat dan bekerja serta sudah mencapai sekitar satu diantara
mengabdikan dirinya dalam upaya lebih dari tiga penduduk dewasa umur
meningkatkan kesehatan masyarakat ≥15 tahun. Sindroma metabolik
(Depkes, 2009) adalahkumpulan gejala-gejala dan
World Health gangguan kesehatan yang terkait
Organization(WHO) memprediksi dengan obesitas sentral ditandai
bahwa penyakit tidak menular dengan resistensi insulin (sel
berkontribusi sebesar 56% dari isletprimer rusak menyebabkan
semua kematian dan 44% dari pengeluaran insulin yang berlebihan
beban penyakit pada negara-negara dan pemakaian tidak normal melebihi
di Asia Tenggara. Di Indonesia kebutuhan normal) dengan atau
penyakit kardiovaskuler merupakan tanpa DM tipe 2, hipertensi,
penyebab utama kematian. Faktor dislipidemia dan penyakit
risiko utama yang menyebabkan kardiovaskuler(Balitbangkes, 2008).
terjadinya penyakit tidak menular Di Indonesia, sektor agama
(PTM) tersebut adalah hipertensi, telah banyak berpartisipasi dalam
glukosa darah yang tinggi, obesitas pembangunan kesehatan sejak abad
dan lemak darah yang tidak normal. yang lalu dengan menyediakan
Perilaku berisiko yang sangat layanan bagi masyarakat termasuk
berpengaruh terhadap faktor risiko masyarakat miskin tanpa melihat
tersebut, antara lain, pola makan agama dan suku. Selain
yang tidak sehat, fisik yang tidak aktif menyediakan perawatan kesehatan,
.Hampir sepertiga (33,1%) orang mereka menyediakan dana bagi
dewasa di Sulawesi Utara termasuk masyarakat miskin dengan cara
dalam kategori berat badan lebih tradisional seperti program amal dan
(overweight) dan obese. Angka ini lainnya. Meningkatkan kapasitas
lebih dari tiga kali angka nasional sektor agama dalam pembangunan
10,3%. Prevalensi orang dewasa kesehatan, adalah penting untuk
dengan berat badan lebih dan obese membangun sistem manajemen
tertinggi ditemukan di perkotaan kesehatan dengan melibatkan
Tomohon dan Manado, masing- sumber daya yang tersedia di semua
masing 40% dan terendah di Bolaang agama : Islam, Katolik, Protestan,
Mongondow (20%). Informasi ini Budha, dan Hindu. Peran yang
semakin menguatkan bahwa dimainkan oleh sektor agama dalam
Sulawesi Utara menghadapi masalah pembangunan kesehatan di
gizi ganda (double burden), baik pada Indonesia telah dimulai dengan
balita maupun dewasa, apalagi pada adanya pembiayaan dan pelayanan
perempuan dewasa(Balitbangkes, kesehatan kepada masyarakat. Peran
2008). ini tampaknya akan meningkat
Prevalensi sindroma metabolik sebagai konsekuensi dari
atau obesitas sentral pada penduduk berkurangnya sumber daya di sektor
dewasa ≥15 tahun secara rerata di publik. Untungnya, semua sektor
Provinsi Sulawesi Utara sebesar agama di Indonesia memiliki sistem
28%, melebihi angka prevalensi penyediaan pelayanan kesehatan
nasional 18,8%, terendah di yang menyediakan perawatan bagi
Kabupaten Bolaang Mongondow semua masyarakat tanpa
16,6% dan tertinggi di Kota Tomohon memandang agama, etnis, dan status
36,2% disusul Kota Bitung dengan sosial. Mereka menyediakan
prevalensi 35,5% dan Kota Manado perawatan holistik-fisik, mental, dan
33,2%. Dengan kata lain obesitas sosial dengan penekanan pada
sentral di Provinsi Sulawesi Utara
65 GIZIDO Volume 8 No. 1 Mei 2016Pemberdayaan Pelayan Rudolf Purba,dkk

promosi kesehatan, pencegahan, disadari memiliki risiko dan


kuratif, dan rehabilitatif(Putri, 2007). berimplikasi pada kejadian penyakit.
Pemimpin agama dipercaya Acara makan bersama sering
dan dihormati oleh masyarakat di dilakukan dalam acara syukuran
seluruh dunia termasuk di Asia. Sewaktu makan bersama terciptalah
Masyarakat percaya kepada mereka petuah-petuah atau nasehat-nasehat
untuk panduan dalam keluarga dan para orang tua kampung demi
hal-hal pribadi, termasuk keputusan- kerukun masyarakat atas dasar saling
keputusan tentang kesehatan, menghargai, saling menghormati dan
pendidikan, mata pencaharian, dan saling mengasihi satu dengan yang
peran dalam masyarakat sipil. Tokoh lain. Budaya “Mappalus” makan
agama, bersama dengan jaringannya bersama yang telah diwariskan nenek
dan masyarakat, memiliki potensi moyang memang harus dilestarikan
untuk mempromosikan dan karena memiliki makna dan peran
mempertahan-kan perubahan positif strategis untuk meningkatkan
dan mempengaruhi perkembangan hubungan baik antar sesama warga.
norma-norma, sikap, dan perilaku Selain itu hakikat sesungguhnya dari
sosial dimasyarakat. United States acara makan bersama ini adalah
Agency for International Development sarana pendidikan informal bagi
(USAID) menggunakan tokoh agama kehidupan masyarakat (Tim
dalam berbagai program bertujuan Penggerak PKK Kota Tomohon,
untuk melibatkan para pemimpin 2011).
agama sebagai aktor pembangunan Sindroma metabolik
yang dapat menyediakan data dan adalahkumpulan gejala-gejala dan
sumber daya yang strategi, prioritas gangguan kesehatan yang terkait
dan substantif dalam upaya mencapai dengan obesitas sentral ditandai
tujuan pembangunan dimasyarakat dengan resistensi insulin (sel
yang mereka layani. Konsisten, isletprimer rusak menyebabkan
keterlibatan mereka memiliki potensi pengeluaran insulin yang berlebihan
untuk memfasilitasi kemitraan yang dan pemakaian tidak normal melebihi
lebih besar, serta pembangunan di kebutuhan normal) dengan atau
komunitas (USAID, 2009). tanpa DM 2, hipertensi, dislipidemia
Sesungguhnya masakan di dan penyakit kardiovaskuler (Stump,
Kota Tomohon pada umumnya identik 2008).
dengan budaya makan orang Faktor genetik pada sindroma
minahasa bagaimana tidak, hampir metabolik lebih dekat dengan adanya
setiap hari ada pesta mulai dari pesta tiga faktor risiko utama: pertama,
kelahiran, ulang tahun, perkawinan, resistensi insulin yang ditandai
ulang tahun perkawinan, masuk dengan peningkatan gula darah,
rumah baru, kedukaan, peringatan kedua hipertensi dan ketiga adanya
kematian,termasuk pesta-pesta kenaikan berat badan yang tidak
keagamaan, seperti Natalan, Paskah, terkontrol yang ditandai dengan
ulang tahun gereja, sambut baru, obesitas sentral. Dalam penelitian
Krisma, Sidi, Kumpulan kaum Bapa, Stern dan Mitchell menyimpulkan
Kaum Ibu, Ibadah Kelompok, idul fitri, bahwa bukti substansial adanya
hari raya ketupat, akikah, kehamilan dasar genetik, insulin sangat dekat
tujuh bulanan. Begitulah tradisi dan dengan kejadian sindroma metabolik
budaya di Kota Tomohon. Karena itu, walaupun gen yang terkait dengan
rasanya tak ada hari tanpa pesta dan insulin memiliki efek pleiotropic yang
setiap pesta selalu tersedia makanan menjelaskan pengelompokan dengan
dan minuman khas yang tanpa kelainan misalnya hipertensi dan
66 GIZIDO Volume 8 No. 1 Mei 2016Pemberdayaan Pelayan Rudolf Purba,dkk

obesitas. Gen dan interaksi pendapatan mempengaruhi pemilihan


lingkungan memainkan peran penting berbagai jenis dan jumlah makanan
dalam etiologi dan patogenesis yang dikonsumsi (Sediaoetomo,
sindroma metabolik (Prabhakaran & 2004).
Anand, 2004). Obesitas sangat erat
Modifikasi gaya hidup dengan kaitannya dengan resistensi insulin.
olahraga teratur dapat meningkatkan kelebihan berat badan (BMI >25
sensitivitas insulin, penurunan kadar kg/m2) dan obesitas (BMI >30 kg/m2)
trigliserida plasma, mengurangi untuk orang Asia >25 kg/m2 obesitas,
morbiditas dan mortalitas lingkar pinggang >40 inci atau 102 cm
kardiovaskular. Melakukan aktivitas untuk pria dan 35 inci atau 88 cm
fisik setiap hari minimal 30 menit untuk orang Asia pria >90 cm dan
sudah cukup untuk membantu wanita >80 cm merupakan Indikator
mengurangi dan menjaga berat yang dapat diukur secara langsung.
badan. Kegiatan ini harus dalam Obesitas juga merupakan faktor risiko
bentuk olahraga dengan intensitas untuk penyakit arteri koroner, dan
sedang seperti naik sepeda, jogging, terkait dengan resistensi insulin.
jalan cepat, berkebun, menyapu Proses alami terjadi pada usia lebih
halaman, atau bermain secara aktif dari 30 tahun, pembakaran energi
dengan anak. Manfaat aktifitas fisik lebih lambat sebanyak 5% dan
bagi kesehatan adalah sebagai menurun 20% setiap 10 tahun maka
tindakan pencegahan primer dan kalori makin sedikit dibakar dan kalori
dokter memiliki peran penting dalam banyak disimpan dalam bentuk lemak
menyampaikan informasi ini kepada jika tidak diikuti dengan aktivitas fisik
pasiennya terutama yang yang sehingga timbul masalah-masalah
kelebihan berat badan dan dengan kesehatan yang serius peningkatan
gaya hidup yang tidak sehat. Tubuh tekanan darah, peningkatan gula
manusia memiliki kemampuan untuk darah dan lain-lainnya, sebab
menyimpan lemak tidak terbatas semakin tua terjadi pengurangan
(sebagian besar di jaringan adiposa) masa otot dan penambahan lemak
simpanan ini digunakan ketika tubuh (Kartasapoetra & Marsetyo, 2002).
kekurangan energi. Lemak jenuh Makan dalam jumlah yang
(terutama susu dan lemak hewan) banyak tidak diimbangi dengan
memperburuk resistensi insulin dan aktivitas fisik dapat menyebabkan
meningkatkan kolesterol LDL. Oleh obesitas yang selanjutnya membawa
karena itu, konsumsi harian lemak risiko masalah kesehatan terutama
harus dibatasi pada 7-10% dari pada penyakit degeneratif dan
asupan kalori (Shankar & Sundarka, Sindroma metabolik. Di negara maju
2003). seperti Amerika, faktor gizi lebih
Dewasa ini, sebagian memiliki risiko relatif 2,9 kali untuk
masyarakat Indonesia cenderung menderita Sindroma metabolik
mempunyai aktivitas kurang gerak dibandingkan dengan kelompok yang
(sedentary activities) yang memiliki asupan gizi normal(Yoo et
disebabkan perubahan gaya hidup al., 2004).
seperti perubahan pola kerja akibat Budaya Mapalus yang ada di
kemajuan dibidang teknologi Sulawesi Utara adalah budaya yang
khususnya dalam bidang elektronik saling tolong menolong untuk
dan transportasi(Hadi & Purba, menghidupkan orang lain hal ini
2005).Perubahan pengetahuan, berlaku juga pada budaya makan
sikap, perilaku dan gaya hidup, pola pada orang minahasa termasuk di
makan, serta peningkatan Kota Tomohon dimana ketika ada
67 GIZIDO Volume 8 No. 1 Mei 2016Pemberdayaan Pelayan Rudolf Purba,dkk

acara keagamaan, kegiatan rukun metabolik melalui promosi kesehatan


sosial suka maupun duka dan hari yang lebih spesifik tentang gizi dan
raya tertentu maka ada budaya implikasinya terhadap penyakit.
memberikan/membawa makanan dan
menyerahkan kepada tuan rumah BAHAN DAN CARA
tempat acara tersebut dan walaupun Jenis penelitian ini adalah
tidak tersurat tapi kebiasaan ini studi Pre eksperiment menggunakan
menjadi beban moral pada tuan rancangan Quasy Experimentpre and
rumah untuk membalas pemberian post test one group design penelitian
itu. ini dilaksanakan di Kota Tomohon
Metode pelatihan Belajar pada Bulan April s/d Desember 2015.
Berdasarkan Masalah (BBM) Populasi dalam penelitian ini adalah
merupakan salah satu alternatif yang semua tokoh agama yang ada di Kota
dapat dipergunakan untuk mengatasi Tomohon yang jumlahnya tidak
kelemahan metode pelatihan diketahui secara pasti tetapi data
Konvensional yang saat ini sering tempat ibadah yang dikeluarkan oleh
digunakan untuk pelatihan kader. kantor Kementerian agama Kota
Prinsip metode BBM adalah suatu Tomohon Tahun 2014 yaitu 100
konsep pendekatan proses belajar tempat ibadah terdiri dari 4 masjid, 74
mengajar yang bermula dari masalah gereja kristen protestan 20 gereja
peserta, sehingga peserta dapat Katholik dan 2 Vihara.
mandiri untuk mencari pemecahan Besar sampel pada penelitian
masalahnya. Di samping itu metode ini sebanyak 40 orang
BBM mempergunakan modul sebagai ditentukanberdasarkan rumus besar
cara penyampaian materi, dimana sampel untuk data proporsi pada
materi disusun sedemikian rupa populasi terbatas Lemeshow et al.,
sehingga peserta aktif dalam (1997) dan teknik pengambilan
mempelajarinya. Hasil penelitian, sampel diambil berdasarkan
menunjukkan bahwa dibandingkan sistematik random sampling.
metode pelatihan yang lain, metode Teknis Pelaksanaan penelitian
BBM lebih dapat meningkatkan ini dimulai dengan pengurusan izin
keterampilan peserta dalam penelitian di Kantor Sinode Gereja
melaksanakan tugasnya (Edy Masehi Injili di Minahasa (GMIM) di
Sukiarko, 2007) Tomohon selanjutnya berkordinasi
Tujuan umum penelitian ini dengan Yayasan Medika sebagai
adalah menjadikan tokoh agama bagian yang bertanggungjawab
sebagai seorang promotor gizi yang terhadapkegiatan pelayanan terkait
terprogram dalam menyampaikan kesehatan jemaat. Setelah izin
promosi gizi terkait risiko pola makan penelitian selesai dilanjutkan dengan
yang berdampak pada peningkatan melakukan kordinasi dengan Yayasan
faktor risiko sindrom metabolik Medika terkait teknis pelaksanaan,
(Obesitas sentral, DM, Hipertensi, waktu dan tempat serta peserta
Hiperkholesterolemia, dalam hal ini adalah Para Pendeta
Hipertrigliserida) melalui upaya Jemaat yang ada di wilayah
penyuluhan dan konseling bagi umat. Tomohon.
Manfaat penelitian ini adalah
Meningkatkan tingkat penerimaan, Hasil Penelitian
dan partisipasi masyarakat serta Gambaran Umum Subjek Penelitian
meningkatkan peran tokoh agama Persiapan penelitian ini dimulai
sebagai bagian dari upaya dengan pengurusan izin penelitian di
pengendalian faktor risiko sindrom Kantor Sinode Gereja Masehi Injili di
68 GIZIDO Volume 8 No. 1 Mei 2016Pemberdayaan Pelayan Rudolf Purba,dkk

Minahasa (GMIM) di Tomohon besar (75%) berasal dari pelayan


selanjutnya berkordinasi dengan khusus Gereja Masehi Injili di
Yayasan Medika sebagai bagian yang Minahasa (GMIM) dan 25% lainnya
bertanggungjawab terhadap kegiatan adalah pelayanan khusus dari luar
pelayanan terkait kesehatan jemaat. GMIM yaitu Gereja Pantekosta dan
Setelah izin penelitian selesai aliran Gereja Karismatikyang berada
dilanjutkan dengan melakukan di wilayahKota Tomohon. Penentuan
kordinasi dengan Yayasan Medika Subjek dalam penelitian ini
terkait teknis pelaksanaan, waktu dan mempertimbangkan banyaknya
tempat serta peserta dalam hal ini jemaatyang dipimpin oleh subjek
adalah Para Pendeta Jemaat yang penelitian dalam hal ini adalah
ada di wilayah Tomohon. Teknis pendeta/gembala.
pelaksanaan kegiatan ini dilakukan
pada tanggal 23-25 November 2015 Karakteristik Subjek Penelitian
namun dalam pelaksanaannya jumlah Data karakteristik subjek dalam
sampel yang hadir belum memenuhi penelitian antara lain umur, jenis
sampel minimal yang harus di penuhi kelamin, penilaian status gizi
hanya berkisar 60% dari 40 sampel berdasarkan indeks masa tubuh (IMT)
yang dibutuhkan sehingga dan hasil pengukuran lingkar perut
pelaksanaan penelitian ini dilakukan subjek selengkapnya dapat dilihat
untuk yang kedua kalinya pada pada tabel berikut ini :
tanggal 3-5 Desember 2015.
Subjek yang mengikuti
penelitian intervensi ini sebagian

Tabel 6 Karakteristik Subjek Penelitian


Variabel Mean±SD Minimum Maksimum p*
Umur (tahun) 41,2±5,3 31 51 0,01
Nilai IMT 24,12±4,3 17 34 0,00
Lingkar Perut (cm) 93,9±1,4 74 127 0,00
Pengetahuan awal 42,16±6,7 29 55 0,21
Pengetahuan akhir 48,0±9,5 19 64 0,26
P* : Uji Normalitas Sampel <50 (Shapiro-Wilk)

Distribusi Frekuensi Variabel


Distribusi Frekuensi Variabel dalam status gizi, pengetahuan sebelum dan
penelitian ini antara lain jenis kelamin, sesudah selengkapnya dilihat pada
umur, tingkat pendidikan, kategori tabel dan grafik berikut ini :
69 GIZIDO Volume 8 No. 1 Mei 2016Pemberdayaan Pelayan Rudolf Purba,dkk

Gambar 2. Jenis Kelamin dan Tingkat Pendidikan Subjek

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Variabel

Variabel Kategori n %
Umur 31-40 thn 25 50.0
41-50 thn 24 48.0
51-60 thn 1 2.0
Total 50 100.0
Status Gizi Gizi Kurang 1 2
Normal 24 48
Overweight 4 8
Obes 21 42
Total 50 100.0

Pengetahuan Tentang Ilmu Gizi Subjek


Pengetahuan subjek dalam degeneratif atau sindrom metabolik
penelitian ini terkait dengan pola yang diperoleh melalui kuesioner awal
makan, budaya makan subjek serta dan akhir hasil eksplorasi
implementasinya dalam kehidupan pengetahuan sebelum dan sesudah
keluarga bahkan jemaat secara intervensi dapat dilihat pada tabel
khusus pengetahuan tentang faktor berikut ini :
risiko dari makanan terhadap penyakit

Tabel 8. Pengetahuan Gizi Subjek


Variabel Kategori n %
Pengetahuan Awal Kurang 26 52
Baik 24 48
Total 50 100.0
Pengetahuan Akhir Kurang 16 32
Baik 34 68
Total 50 100

Sikap dan Perilaku Subjek terhadap Pengendalian Faktor Risiko Sindrom


Metabolik

Sikap dan perilaku yang dikukur keluarga sendiri maupun jemaat


dalam penelitian ini terkait dengan selengkapnya dapat dilihat pada tabel
kebiasaan subjek yang dapat berikut ini :
memberikan teladan baik pada
70 GIZIDO Volume 8 No. 1 Mei 2016Pemberdayaan Pelayan Rudolf Purba,dkk

Tabel 9. Sikap dan Perilaku Subjek dalam Pengendalian


Faktor Risiko Sindrom Metabolik

Variabel Kategori n %
Pernah Mendapat Informasi Ya 37 74
tentang gizi Tidak 13 26
Total 50 100.0
Sumber informasi tentang TV/radio/Majalah 35 70
gizi teman Sekerja 9 18
Anggota jemaat 1 2
Kelurga 5 10
Total 50 100
Kebiasaan sarapan Pagi Ya 37 74
anak Kadang-kadang 13 26
Total 50 100.0
Menu Sarapan Pagi anak Susu dan roti 36 72
Mie Goreng 3 6
Nasi Goreng 11 22
Total 50 100.0
Frekuensi makan anak 3 kali 44 88
sehari 4 kali 1 2
5 kali 4 8
>5 kali 1 2
Total 50 100.0

Susunan hidangan makan Makanan Pokok, lauk pauk,


42 84
anak sayuran, buah dan susu
Makanan Pokok, lauk pauk,
7 14
sayuran
Makanan Pokok, lauk pauk, 1 2
Total 50 100.0
Kebiasaan Jajan luar rumah ya 8 16
tidak 2 4
Kadang-kadang 40 80
Total 50 100.0
Frekuensi Jajan luar setiap hari 4 8
rumah/minggu 1-3 kali/minggu 24 48
1 kali/minggu 20 40
tidak menentu 2 4
Total 50 100.0
71 GIZIDO Volume 8 No. 1 Mei 2016Pemberdayaan Pelayan Rudolf Purba,dkk

Makanan yang digemari mi bakso, nasi goreng 4 8


anak ayam goreng, kentang
26 52
goreng, pitza
Bakso tusuk, snack, coklat 1 2
Senang semua makanan
19 38
diatas
Total 50 100.0
Minuman yang digemari Coca cola dan sejenisnya 6 12
anak Milk Shake 4 8
Ice cream, Es teh Manis 21 42
Senang semua minuman
19 38
diatas
Total 50 100.0
Kebiasaan Makan Selingan Ya 11 22
Sore Anak Tidak 22 44
Kadang-kadang 17 34
Total 50 100.0
Jenis Makanan Selingan Ayam goreng, kentang
25 50
Anak goreng, pitza
mie goreng, mie bakso,
13 26
nasi goreng
Senang semua makanan
12 24
diatas
Total 50 100.0
Sikap Subjek saat dijamu senang 23 46
makanan seteleh selesai Biasa saja/karena
ibadah 27 54
kebiasaan
Total 50 100.0
Cara subjek memilih menu Nasi, daging, sayur 10 20
saat makan Umbi-umbian rebus,
6 12
daging, sayur
Sop, Nasi, daging, sayur 12 24
Buah, Nasi, daging, sayur 4 8
Nasi, daging, sayur, buah 18 36
Total 50 100.0
Perilaku Tuan Rumah Memberikan Makanan
14 28
terhadap subjek setelah mau kesukaan subjek
72 GIZIDO Volume 8 No. 1 Mei 2016Pemberdayaan Pelayan Rudolf Purba,dkk

pulang Tuan rumah menanyakan


menu apa yang nanti 32 64
dibawa pulang
Meminta sendiri kepada
4 8
tuan rumah
Total 50 100.0
Pemahaman makanan dari Sekedar sesuai
32 64
sudut ilmiah yang pengetahuan pribadi
dikhotbahkan pada jemaat mencari referensi 14 28
tidak memahami sama
4 8
sekali
Total 50 100.0

Frekuensi menyampaikan Tidak pernah 2 4


pesan terkait gizi seimbang 1-4 kali 36 72
melalui khotbah pada
5-8 kali 12 24
jemaat/tahun
Total 50 100.0
Motivasi menyampaikan Sekedar mengingatkan
16 32
pesan terkait gizi seimbang jemaat
melalui khotbah pada Menyampaikan dampak
jemaat/tahun dari pola makan yang tidak 20 40
seimbang
mengetahui bahaya
penyakit yang terjadi akibat 14 28
makanan
Total 50 100.0

Analisis Statistik Perbedaan Pengetahuan Subjek Sebelum dan Sesudah


Intervensi

Uji beda dua kelompok kemudian dilanjutkan analisis posthoc


berpasangan (paired sample t test) untuk melihat trend perubahan
digunakan untuk melihat perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah
pengetahuan awal dan akhir terkait intervensi selengkapnya dilihat pada
gizi dan pengendalian faktor risiko tabel berikut :
sindrom metabolik pada subjek

Tabel 10. Uji beda dua kelompok berpasangan (paired sample t test)
Paired Differences
Mea std eror 95% CI sig.(2taile
Variabel SD t df
n mean Lower Upper d)
pengetahuan
awal subjek - 4
-5,86 12,8 1,81 -9,5 -2,21 -3,229 0,002
pengetahuan 9
akhir subjek
73 GIZIDO Volume 8 No. 1 Mei 2016Pemberdayaan Pelayan Rudolf Purba,dkk

Tabel 11 Analisis Posthoc Sebelum dan sesudah intervensi (Wilcoxon test)

Variabel n p
Pengetahuan Akhir Menurun 19
Pengetahuan Akhir Meningkat 29 0,002
Pengetahuan Akhir tetap 2

Pembahasan masyarakat dimana dia berada.


Tokoh agama yang menjadi Mereka juga merupakan sosok yang
subjek dalam penelitian ini sangat dihormati, karena merupakan
mempunyai rerata umur 41,2 tahun orang yang memiliki pengetahuan
umur terendah 31 tahun dan tertinggi tentang agama dan informasi lainnya
51 tahun, dengan rerata nilai indeks dan kemudian menjadi bahan yang
masa tubuh (IMT) adalah 24,12 disampaikan kepada jemaat, melalui
dengan kata lain secara umum subjek kotbah-kotbahnya maupun dalam
dalam penelitian ini mempunyai status pertemuan-pertemuan yang lain serta
gizi overweight atau berat badan kunjungan ke jemaat, dan kegiatan
lebih, IMT terendah 17 dan tertinggi lainnya yang ada di wilayah tempat
adalah 34. Jika dilihat dari hasil tinggalnya. Setelah selesai memimpin
pengukuran lingkar perut rerata nilai ibadah atau memberi khotbah ada
lingkar perut baik pria maupun wanita pelayanan minum ataupun makan
adalah 93,9 cm lingkar perut terendah yang disiapkan oleh jemaat. Tokoh
adalah 74 cm dan tertinggi 127 cm agama ini selalu menjadi prioritas
dengan kata lain secara umum tokoh dalam pelayanan makanan setelah
agama yang menjadi subjek dalam selesai memimpin acara keagamaan.
penelitian ini mempunyai risiko Dan hal ini sangat terkait erat dengan
terjadinya obesitas sentral.Proses budaya dan status sosial masyarakat
alami terjadi pada usia lebih dari 30 yang ada di kota Manado. Kunjungan
tahun, pembakaran energi lebih yang sering ke anggota jemaat, bisa
lambat sebanyak 5% dan menurun menyebabkan asupan makanan yang
20% setiap satu dekade maka kalori berlebihan dan pada akhirnya terjadi
makin sedikit dibakar dan kalori peningkatan berat badan yang
banyak disimpan dalam bentuk lemak merupakan salah satu faktor risiko
jika tidak diikuti dengan aktivitas fisik dari sindroma metabolik.
sehingga timbul masalah-masalah Wiramihardja, (2009)
kesehatan yang serius seperti berpendapat bahwa berat badan di
peningkatan tekanan darah, pengaruhi perilaku makan dan
peningkatan gula darah dan lain- aktivitas fisik. Oleh karenanya perilaku
lainnya, sebab semakin tua terjadi makan dan akifitas fisik dapat
pengurangan masa otot dan dimodifikasi melalui proses
penambahan lemak (Kartasapoetra pembelajaran ulang (re-edukasi).
and Marsetyo, 2002). Proses pembelajaran diperoleh dari
Tokoh agama di Sulawesi lingkungan sekolah, keluarga, teman,
Utara khususnya kota Manado masyarakat dan dari informasi media
merupakan kelompok strategis karena cetak serta elektronik seperti: buku-
dipandang menyandang berbagai buku popular, koran, majalah, televisi,
kelebihan dibanding dengan warga internet, dan lain-lain. Diantara
masyarakat pada umumnya. Segala informasi itu ada yang tepat, tetapi
tindakannya berpengaruh bagi ada pula yang tidak tepat bahkan
74 GIZIDO Volume 8 No. 1 Mei 2016Pemberdayaan Pelayan Rudolf Purba,dkk

menyesatkan terutama dari iklan menular yang melaju cukup cepat


terselubung. Perilaku makan juga (Balitbangkes, 2007).
dibentuk melalui pengalaman awalnya Dari hasil wawancara/indepth
berdasarkan perilaku makan orang interview pada sebagian subjek dalam
tuanya. penelitian ini mereka menyadari
Pengetahuan yang bahwa pengetahuan tentang gizi
dieksplorasi menggunakan kuesioner sangat awam bahkan hanya dapat
memuat sejumlah pertanyaan dan memperoleh informasi praktis melalui
pernyataan tentang berbagai faktor media televisi dalam bentuk iklan
risiko terhadap terjadinya penyakit disatu sisi mereka sangat antusias
sindrom metabolik dengan untuk lebih memahami dari setiap
indikatorfaktor risiko yaitu obesitas materi yang diberikan walaupun
sentral, peningkatan kolesterol LDL sangat sulit untuk dimengerti karena
atau trigliserida, menurunnya tidak mempunyai latar belakang
kolesterol HDL, tekanan darah yang keilmuan yang berpadanan dengan
meningkat, kadar glukosa darah yang ilmu gizi satu hal yang sangat
meningkat, dari hasil pretest dan post membanggakan bagi tim peneliti
test kecenderungan peningkatan bahkan fasilitator bahwa perserta
pengetahuan berdasarkan rerata selama pemberian materi sangat aktif
mean menunjukkan peningkatan dalam proses diskusi dan tanya jawab
pengetahuan walaupun tidak terlalu bahkan setiap sesi materi melebihi
besar perubahannya. dari target waktu yang dialokasikan.
Gambaran nasional di Perubahan pengetahuan, sikap,
Indonesia, telah menunjukkan bahwa perilaku dan gaya hidup, pola makan,
proses transisi epidemiologi telah serta peningkatan pendapatan
berlangsung seiring dengan transisi mempengaruhi pemilihan jenis dan
demografi. Transisi epidemiologi jumlah makanan yang dikonsumsi.
ditandai dengan pergeseran Masyarakat yang mempunyai tingkat
penyebab kematian, proporsi ekonomi lebih baik, biasanya
kematian dari struktur penduduk umur cenderung berubah pola makannya,
muda ke arah penduduk umur yang salah satunya adalah terjadinya
lebih tua. Penurunan proporsi pergeseran dari kebiasaan
penyakit menular sebagai penyebab mengkonsumsi makanan tradisional
dasar kematian tahun 2001-2007 tidak beralih ke fast food(Sediaoetama,
begitu besar bila dibandingkan 2004).
dengan periode sebelumnya (1995- Konsep tentang gizi seimbang
2001). Sedangkan, peningkatan yang dikembangkan dalam intervensi
proporsi penyakit tidak menular ini melalui versi alkitabiah sangatlah
selama periode tahun 1995-2001 dan relevan ketika disandingkan dengan
periode tahun 2001-2007 hampir tidak perkembangan ilmu sehingga sangat
ada perbedaan. Oleh karenanya membantu para tokoh agama
pemerintah terlebih khusus memahami bagaimana konsep
Departemen Kesehatan RI dan Dinas pertumbuhan iman itu tidak cukup jika
Kesehatan yang ada di ibukota hanya sehat rohani tapi juga harus
propinsi maupun di daerah tingkat II sehat jasmani.
menghadapi beban ganda, yaitu Berbagai kemudahan hidup
dengan adanya ancaman penyakit karena kemajuan teknologi,
menular yang penurunannya menyebabkan berkurangnya aktivitas
melambat dan cenderung menetap, fisik. Mekanisasi industri,
serta peningkatan penyakit tidak membanjirnya kendaraan bermotor,
penggunanaan mesin cuci dan
75 GIZIDO Volume 8 No. 1 Mei 2016Pemberdayaan Pelayan Rudolf Purba,dkk

sebagainya, menjadikan jumlah Tingkatkan jalan kaki dan


penduduk yang melakukan pekerjaan bersepeda.
fisik berkurang (Soeharto, 2001). 2. Pola santap dengan mengurangi
Dewasa ini, sebagian masyarakat porsi santap, mengurangi
Indonesia cenderung mempunyai frekwensi santap di luar rumah dan
aktivitas kurang (sedentary activities) menambah frekwensi bersantap
yang disebabkan perubahan gaya dengan keluarga. Tidak
hidup seperti perubahan pola kerja melewatkan sarapan dan
akibat kemajuan dibidang elektronik mengurangi cemilan diantara
dan transportasi (Hadi and Purba, waktu makan.
2005). 3. Jenis santapan antara lain
Hasil penelitian ini menunjukkan membatasi konsumsi minuman
bahwa sebagaian besar tokoh agama manis, membatasi makanan yang
perna memperoleh informasi tentang kaya akan lemak dan gula,
gizi walaupun hanya melalui media menambah konsumsi susu rendah
televisi dalam bentuk iklan /radio dan lemak serta konsumsi buah dan
majalah. Sikap dan perilaku tokoh sayur.
agama dalam penelitian ini ketika Dari hasil kuesioner diperoleh
diaplikasikan dalam kebiasaan atau data bahwa sebagian besar anak dari
rutinitas setiap hari maka diperoleh subjek penelitian/tokoh agama
gambaran bahwa sebagain besar mempunyai kebiasaan makan jajan di
tokoh agama membiasakan anaknya luar rumah dengan kategori kadang-
untuk sarapan pagi dengan kadang (1 minggu 1-3 kali) makanan
memberikan makanan praktis dalam jajanan yang paling digemari adalah
bentuk susu dan roti walaupun ada ayam goreng, kentang goreng, pitza
sebagian yang memberikan nasi (junk food/fast food) dan minuman
goreng dan mie goreng sebagai menu yang paling digemari adalah ice
hidangan sarapan pagi dan menurut cream, dan es teh manis dansebagian
jawaban tokoh agama melalui kecil senang dengan minuman coca
kuesioner menyatakan bahwa cola atau sejenisnya. Sedangkan
sebagian besar anak-anak mereka kebiasaan makan makanan selingan
mempunyai frekuensi makan baik sore atau malam hari pada anak
terbanyak 3 kali sehari walaupun ada dari tokoh agama sebagian besar
juga sebagian kecil yang mempunyai dengan menu pilihan yaitu Ayam
frekuensi makan sehari lebih dari 3 goreng, kentang goreng, pitza
kali sehari dengan susunan hidangan waluapun ada sebagian kecil
terbanyak yaitu menu makanan yangsenang dengan menu seperti mie
pokok, lauk pauk, sayuran, buah dan goreng, mie bakso, nasi goreng.
susu tetapi ada juga yang mempunyai Secara sederhana, obesitas
hidangan makanan sehari yang terdiri menggambarkan suatu keadaan
dari makanan Pokok, lauk pauk, tertimbunnya lemak tubuh sebagai
sayuran tanpa buah dan susu. akibat kelebihan masukan kalori.
Arisman (2011) mengatakan Secara klinis seseorang dinyatakan
perlu adanya modifikasi perilaku mengalami obesitas bila terdapat
sebagai kunci keberhasilan kelebihan berat badan sebesar 15%
penanganan sindroma metabolik. atau lebih dari berat badan idealnya
Perilaku yang dimodifikasi antara lain : (Misnadiarly, 2007).
1. Keaktifan fisik dengan mengurangi Obesitas merupakan faktor
waktu menonton televisi, bermain risiko untuk penyakit kardiovaskuler
video games, computer. dan terkait dengan resistensi insulin.
Indeks masa tubuh merupakan
76 GIZIDO Volume 8 No. 1 Mei 2016Pemberdayaan Pelayan Rudolf Purba,dkk

indikator paling sering digunakan dan teknis menilih menu makanan yang
praktis untuk mengukur berat badan disajikan oleh keluarga tuan rumah
lebih dan obes pada orang dewasa. maka sebagian besar subjek dalam
Kelebihan berat badan (IMT > 25 penelitian ini lebih memilih menu sop,
kg/m2) dan obesitas (IMT > 30 kg/m2) nasi, daging, sayur, buah namun ada
untuk orang Asia > 25 kg/m2 obesitas. sebagian yang memilih menu Umbi-
Lingkar pinggang > 40 inci atau 102 umbian rebus, daging, sayur.
cm untuk pria dan 35 inci atau 88 cm Menurut Stang & Story dalam
untuk orang Asia pria > 90 cm dan Devi (2004) perilaku konsumsi makan
wanita > 80 cm merupakan indikator seperti halnya perilaku lainnya pada
yang dapat diukur secara langsung diri seseorang, satu keluarga atau
(Soegondo, 2009). Hasil penelitian masyarakat dipengaruhi oleh
tentang hubungan lemak perut wawasan, cara pandang dan faktor
dengan sensitivitas insulin lain yang berkaitan dengan tindakan
menggunakan pengukuran langsung yang tepat. Jika ditelusuri lebih lanjut,
dan tidak langsung dengan sistem nilai tindakan itu dipengaruhi
pengukuran antropometri, dan lemak oleh pengalaman pada masa lalu,
diukur dengan dual energi x-ray berkaitan dengan informasi tentang
absorptiometri (DEXA), sensitivitas makanan dan gizi yang pernah
insulin diukur dengan tes toleransi diterimanya dari berbagai sumber.
glukosa oral. Presentase lemak perut Disisi lain, individu adalah faktor yang
(obesitas sentral) berkorelasi secara mempengaruhi perilaku makan,
signifikan lebih kuat dari pada masa sehingga diartikan perilaku makan
lemak yang ada pada bagian tubuh individu pada dasarnya merupakan
yang lain diikuti dengan sensitivitas bentuk penerapan kebiasaan makan.
insulin hal ini memperjelas terjadinya Kebiasaan makan merupakan cara–
sindroma metabolik (Steinbaum, cara individu atau kelompok
2004). masyarakat dalam memilih,
Pada individu obesitas sering mengkonsumsi dan menggunakan
terjadi gangguan metabolik seperti makanan yang tersedia, dan didasari
resistensi insulin (sel islet primer pada latar belakang sosial budaya
rusak menyebabkan pengeluaran setempat.
insulin yang berlebihan dan Dari hasil kajian berdasarkan
pemakaian tidak normal melebihi kuesioner subjek dalam penelitian ini
kebutuhan normal) sebab hormon tokoh agama yang menyampaikan
insulin merupakan regulator yang topik tentang gizi dalam uraian
terpenting pada metabolisme yang khotbah semata hanya karena
dapat mengganggu metabolisme pengetahuan pribadi walaupun ada
berbagai nutrien (Arifin, 2005). juga sebagian besar tokoh agama
Obesitas juga merupakan faktor risiko yang berusaha mencarai referensi
untuk penyakit arteri koroner, dan pengetahuan gizi sebagai bahan
terkait dengan resistensi insulin. khotbah. Jika dilihat frekuensi para
Jika dilihat dari sikap para tokoh tokoh agama yang dijadikan subjek
agama yang dijadikan subjek dalam dalam penelitian ini sebagian besar
penelitian ini terkait dengan sikap pernah menyampaikan materi tentang
Subjek saat dijamu makanan seteleh gizi pada uraian khotbah dengan
selesai ibadah pada umumnya frekuensi 1-4 kali per tahun namun
menyatakan bahwa hal itu adalah ada pula yang menyampaikan materi
sesuatu yang biasa saja karena sudah tentang gizi pada uraian khotbah
menjadi budaya dan merasa senang dengan frekuensi 5-8 kali pertahun.
dengan jamuan seperti itu. Dalam Secara umum motivasi
77 GIZIDO Volume 8 No. 1 Mei 2016Pemberdayaan Pelayan Rudolf Purba,dkk

menyampaikan pesan terkait gizi teknologi. Para tokoh agama


seimbang melalui khotbah pada memberikan pendapat untuk dapat
jemaat oleh tokoh agama yaitu mengaplikasikan materi yang
menyampaikan dampak dari pola diperoleh selama intervensi dalam
makan yang tidak seimbang terhadap bentuk khotbah diberbagai pertemuan
penyakit tertentu. ibadah baik pada skala besar tingkat
Faktor yang sangat jemaat maupun pada tingkat satuan
berpengaruh dalam perubahan kecil misalnya kolom atau pada
perilaku adalah faktor eksternal, yaitu pelayanan kategorian wanita kaum
faktor yang ada di luar diri individu. ibu, pria kaum bapa, pemuda, remaja
Sadar atau tidak individu yang bahkan anak sekolah minggu namun
bersangkutan menghadapi sikap- akan terus berkordinasi dengan tim
sikap tertentu (Azwar, 2007). Menurut peneliti serta fasilitator untuk
Mantra (1997), perilaku adalah respon konfirmasi terkait pengetahuan
individu terhadap stimuli, baik yang tentang ilmu gizi yang benar.
berasal dari luar maupun dari dalam
dirinya. Beberapa rangsangan yang Kesimpulan
dapat menyebabkan individu 1. Pelayan khusus gereja
mengubah perilaku adalah: 1) (pendeta/gembala) dapat dijadikan
Rangsangan fisik; 2) Rangsangan sebagai promotor dalam
rasional; 3) Rangsangan emosional; menyampaikan promosi gizi terkait
4) Keterampilan yaitu rangsangan pengendalian faktor risiko sindrom
yang bersumber pada kemampuan metabolik antara lain pola makan
seseorang untuk mengadopsi dan yang berdampak pada peningkatan
melakukan perilaku yang baru; 5) faktor risiko (Obesitas sentral, DM,
Jaringan perorangan dan keluarga; 6) Hipertensi, Hiperkholesterolemia,
Struktur sosial; 7) Cost, yaitu cost Hipertrigliserida) melalui upaya
ekonomis, cost sosial; 8) Perilaku penyuluhan dan konseling bagi
yang bersaing, yaitu perilaku yang umat
harus dilaksanakan pada waktu 2. Pelayan khusus dapat dijadikan
bersamaan. sebagai promotor gizi yang
secara statistik menunjukkan mampu memahami dan melakukan
bahwa terdapat perbedaan konseling atau penyuluhan dengan
pengetahuan sebelum dan sesudah materi pengendalian faktor risiko
intervensi (p<0,01) dan jika dilihat dari sindrom metabolik karena pelayan
analisis lanjut menunjukkan adanya khusus mempunyai kesempatan
perubahan pengetahuan yang yang terprogram jauh lebih banyak
bervariasi dimana terdapat sebagian baik waktu maupun pengaruh
besar subjek yang mempunyai dalam status sosial dimasyarakat.
kenaikan nilai pengetahuan namun 3. Pelayan khusus dapat dijadikan
ada pula yang turun dan yang tetap. sebagai pilar utama dalam
Dari pengakuan subjek dalam penyampaian promosi kesehatan
penelitian ini intervensi semacam ini terutama pada budaya makan dan
tidak cukup jika diberikan hanya implikasinya pada penyakit pada
beberapa hari sebaiknya dijadikan bidang tugasnya sebagai pelayan
sebagai suatu program yang jemaat
terstruktur proses pembelajarannya 4. Hasil intervensi ini dapat
dan berkelanjutan sehingga meningkatkan pemahaman baik
pemahaman dan pengetahuan dapat pelayan khusus maupun
bertambah seiring dengan masyarakat terhadap asupan
perkembangan ilmu pengetahuan dan makanan berisiko dan dampaknya
78 GIZIDO Volume 8 No. 1 Mei 2016Pemberdayaan Pelayan Rudolf Purba,dkk

terhadap penyakit sindrom Family Physician, 69 No.121-


metabolik 13.
Depkes, 2009. Sistem Kesehatan
Kata Kunci : Pelayan Khusus Gereja, Nasional.
Pengendalian faktor risiko Sindrom Despres, J.-P., Lemieux, I., Bergeron,
Metabolik J., Pibarot, P., Mathieu, P.,
Larose, E., Cabau, J. R.,
DAFTAR PUSTAKA Bertrand, O. F. & Poirier, P.
(2008) Abdominal Obesity and
Ahmed, S., Atkin, K., Hewison, J. & the Metabolic Syndrome:
Green, J. (2006) The influence Contribution to Global
of faith and religion, and the Cardiometabolic Risk [Online].
role of religious and American Heart Association,
community leaders in prenatal Inc.
decisions for sickle cell Available:http://atvb.ahajournal
disorders and thalassaemia s.org/cgi/content/full/28/6/1039
major. Wiley Online Library, [Accessed 8 Pebruari 2015].
26(6), 801-809. Dewi, I. G. A. S. K., Pramantara, I. D.
Alberti, K. G. M. M., Zimmet, P. & P. & Pangastuti, R. (2010)
Shaw, J. (2006) Metabolic Pola makan berhubungan
Syndrome-a New World Wide dengan sindrome metabolik
Definition. A Consensus pada lanjut usia di Poli Geriatri
Statement From The RSUP Sanglah Denpasar.
International Diabetes Jurnal Gizi Klinik Indonesia, 6
Federation. Journal No. 3.pp 105-113
Compilation. Diabetes UK . Eckel, R. H., Grundy, S. M. & Zimmet,
Diabetic medicine, 23469-480. P. Z. (2005) Patofisiologi
Arisman, M. (2011). Buku ajar ilmu Sindroma Metabolik. The
gizi Obesitas, Diabetes Lancet, 365,1415-1428.
Mellitus, & Dislipidemia Edy Sukiarko,2007. Pengaruh
Konsep, Teori, dan Pelatihan dengan Metode
Penanganan Aplikatif, Jakarta, Belajar Berdasarkan Masalah
EGC. Terhadap Pengetahuan dan
Asdie, A. H. (2000) Patogenesis dan Keterampilan Kader Gizi dalam
Terapi Diabetes Mellitus Tipe Kegiatan Posyandu.Diakses
2, Yogyakarta, Medika 12 Januari 2011 dari
Fakultas Kedokteran UGM. eprint.undip.a.c.id/15497/1/edy
Balitbangkes (2008) Riset Kesehatan .sukiarko.pdf
Dasar 2007. Jakarta: Depkes. Gibson, R. S. (2005) Principles of
Balitbangkes, 2013. Riset Kesehatan Nutritional Assesment, second
Dasar Tahun 2013. edition, Oxford University.
Balitbangkes, 2014. Survey Diet Total Gropper, S. S., Smith, J. L. & Groff, J.
Tahun 2014 L. (2005) Advanced Nutrition
Bappenas (2010) Lampiran Peraturan and Human Metabolism, ,
Presiden Republik Indonesia Belmont, USA, Thomson
Nomor 5 Tahun 2010 tentang Wadsworth.
Rencana Pembangunan Grundy, S. M., Cleeman, J. I., Daniels,
jangka Menengah nasional S. R., Donato, K. A., Eckel, R.
2010-2014 Jakarta: Bappenas. H., Franklin, B. A., Gordon, D.
Deen, D. (2004) Metabolic Syndrome. J., Krauss, R. M., Savage, P.
Journal Action American J., Smith, S. C., John, J. A.,
79 GIZIDO Volume 8 No. 1 Mei 2016Pemberdayaan Pelayan Rudolf Purba,dkk

Spertus & Costa, F. (2005) Kerja, Cetakan ke tiga,


Association/Nation Heart, Jakarta, PT. Mahasatya.
Lung, and Blood Institute Karyadi, E. (2003) Hidup Bersama
Scientific Statement Diagnosis Penyakit Hipertensi, Asam
and Management of the Urat, jantung Koroner, Jakarta,
Metabolic Syndrome: An PT Intisari Mediatama.
American Heart Lung, and Kantor Kementerian Agama Kota
Blood Institute Scientific Tomohon, 2014. Peraturan
Statement Circulation [Online]. Menteri Agama (PMA) Nomor
Available:http://circ.ahajournal 13 Tahun 2012 tanggal 16
s.org/cgi/content/full/ Agustus 2013 tentang
112/17/1735 [Accessed Organisasi Dan Tata Kerja
Pebruari 08 2015]. Instansi Vertikal Kementerian
Hadi, H. (2004) Gizi Lebih Sebagai Agama
Tantangan baru dan Keim, M. L., Blanton, C. A. & Kretsch,
implikasinya terhadap M. J. (2004) America's obesity
kebijakan pembangunan epidemic: Measuring Physical
kesehatan nasional. Jurnal Activity to Promote an Activity
Gizi Klinik Indonesia 1 No. Lifestyle. J Am Diet Assoc,
251-58. 1041398-1409.
Hadi, H. & Purba, M. (2005) Ko, G. T. C. & Tang, J. S. F. (2007)
International Seminar On Metabolic Syndrome in the
Obesity, Yogyakarta, Medika Hongkong Community: The
Press. United Christian Nethersole
Jones, D. L., Adams, R. J., Todd, M., Community Health Service
Smoller, W., Wong, N. D., Primary Health Care
Rosett, J. W., Rosamond, W., Programme 2001-2002.
Sacco, R., Sorlie, P., Stafford, Singapore Med Journal,
R., Thom, T., Mozaffarian, S. 48(12), 1111-1115.
D., Mussolino, M., Nichol, G., Kurnia, Y. (2003) Abstrak Sindroma X
Roger, V. L., Lackland, D., Dan Obesitas [Online].
Lisabeth, L., Marelli, A., Jakarta: FK Ukrida. Available:
McDermott, M. M., Meigs, M., http://svl.petra.ac.id/docs/uncdi
Hailpern, S., Michael, H. P., gitalresdetail.php?
Howard, V., Kissela, B., knokat=883_ JKUNUKR
Kittner, S., Ford, E., Furie, K., [Accessed Pebruari 04 2015].
Gillespie, C., Alan, G., Lemeshow, S., Hosmer, D. W., Klar,
Greenlund, K., Haase, N., J. & Lwanga, S. K. (1997)
Brown, Carnethon, M., Dai, S., Besar Sampel dalam
De Simone, G. & Ferguson, T. Penelitian Kesehatan
B. (2010) A Report From the Yogyakarta, Gajah Mada
American Heart Association University Press.
Heart Disease and Stroke Lohsoonthhorn, V., Lertmaharit, S. &
Statistics 2010 Update. Wiliams, M. (2007) Prevalence
Circulation is published by the of Metabolic Syndrome Among
American Heart Association, Professional and Office
121e46-e215. Workers in Bangkok, Thailand.
Kartasapoetra, G. & Marsetyo (2002) Jurnal medical Association
Ilmu Gizi Dalam Korelasi Gizi Thailand 90(9), 1908-1915.
Kesehatan, dan Produktivitas Misnadiarly (2007). Obesitas
SebagaiFaktor Risiko
80 GIZIDO Volume 8 No. 1 Mei 2016Pemberdayaan Pelayan Rudolf Purba,dkk

Beberapa Penyakit, Jakarta, management. JIACM., 4(4),


Pustaka Obor Populer. 275-281.
Nestel, P., Lyu, R., Low, L. P., Sheu, Sherwood, L. (2001) Human
W. H., Nitiyanant, W., Saito, I. physiology from cell to system
& Tan, C. E. (2007) Metabolic 2/E, Jakarta, EGC.
syndrome: recent prevalence Soegondo, S. (2009) Obesitas. In:
in East and Southeast Asian Sudoyo, A. W., Setiyohadi, B.,
population. Asia Pacific Clinic Alwi, I., Simadibrata K, M. &
Nutrition, 16(2), 362-367. Setiati, S. (eds.) Buku Ajar
Notoatmodjo, S. (2005). Ilmu Promosi Ilmu Penyakit Dalam 5ed.
Kesehatan Teori dan Jakarta: Internal Publishing.
Aplikasinya, Jakarta, Rineka Soegondo, S. & Purnamasari, D.
Cipta. (2009) Sindrom Metabolik. In:
Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Sudoyo, A. W., Setiyohadi, B.,
Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Alwi, I., Simadibrata K, M. &
Jakarta, Rineka Cipta. Setiati, S. (eds.) Buku Ajar
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Ilmu Penyakit Dalam. V ed.
Penelitian Kesehatan, Jakarta, Jakarta: InternaPublishing.
Rineka Cipta. Soeharto, I. (2004) Penyakit Jantung
Prabhakaran, D. & Anand, S. S. Koroner dan Serangan
(2004) The metabolic Jantung, Pencegahan
syndrome: an emerging risk Penyembuhan Rehabilitasi,
state for cardiovascular Jakarta, PT Gramedia.
disease [Online]. Vascular Edy Sukiarko, 2007. Pengaruh
Medicine. Available: Pelatihan Dengan Metode
http://vmj.sagepub. Belajar Berdasarkan Masalah
com/cgi/content/abstract/9/ Terhadap Pengetahuan Dan
1/55 [Accessed Pebruari 13 Keterampilan Kader Gizi
2015]. Dalam Kegiatan Posyandu.
Putri, A. E. (2007) Increasing Health Tesis Pasca Sarjana UNDIP,
Insurance Coverage Through Juni 2007
Religious Sector Participation : Stang, J. Dan Story M.
A New Oppotunity for 2005.Guidelines For Adolecent
Providing Health Care for the Nutrition Services. Universiry
poor [Online]. Available: Of innesota : Minneapolis.
http://www.searo.who.i Steinbaum, S. R. (2004) The
nt/..../NationalhealthAccounts Metabolic Syndrome : An
(NHA)CS23Asih EkaPutri Emerging Health Epidemic in
[Accessed Pebruari 12 2015]. Women, Progress in
Runtuwene, L. (2008) Sindrome Cardiovascular Diseases
Metabolic sebagai Prediktor [Online].
Outcome Pasien Stroke Available:http://www.ncbi.
Iskemik Akut. Pasca Sarjana nlm.nih.gov/pubmed/49614[Ac
Thesis, Universitas Gajah cessed Pebruari 10 2015].
Mada. Stump, S. E. (2008) Nutrition and
Sediaoetoma, A. D. (2004) Ilmu Gizi, Diagnosis-Related care,
Jakarta Dian Rakyat. Wolters Kluwer I, Lippincot
Shankar, P. & Sundarka, M. (2003) Wiliams & Wilkins.
Metabolic syndrome: It's Tim Penggerak PKK Kota Tomohon,
pathogenesis and 2011. Hidangan Populer
Sulawesi Utara Kahs Kota
81 GIZIDO Volume 8 No. 1 Mei 2016Pemberdayaan Pelayan Rudolf Purba,dkk

Tomohon. PT Gramedia Gizi Klinik Indonesia 2011, 7 p


Pustaka Utama, Jakarta 3.
September 2007. Windutama, I. M., Adam, F. M. S. &
USAID. (2009) Peran Pemimpin Adam, J. M. F. (2009)
agama dan Masyarakat Dalam Adiponectin And Metabolic
Upaya Pengembangan di Asia Syndrome. The Indonesian
dan Timur Tengah [Online]. Journal of Medical Science, 2
Available: p 1.
http://www.usaid.gov/locations/ Wiramihardja, S. A. (2009). Pengantar
asia/documents/ReligionAMEb Psikologi Klinis [Edisi Revisi].
rief.pdf [Accessed Pebruari 13 Bandung: Refika Aditama
2015]. Yoo, S., Theresa , N., Tom, B., Issa,
Waspadji, S., Suyono, S., Sukardji, K. F. Z. S., U-Jau, Y., Sathanur,
& Hartati, B. (2003 ) R. S. & Gerald, S. B. (2004)
Pengkajian Status Gizi Studi Comparison Of Dietary Intakes
Epidemiologi, Jakarta, Pusat Associated With Metabolic
Diabetes dan Lipid RSCM, Syndroma Risk Factors In
FKUI. Young Adults : The Bogalusa
Wiardani, N. K., Sugiani, P. P. S. & Heart Study. The American
Gumala, N. M. Y. (2011) Journal Of Clinical Nutrition,
Konsumsi lemak total, lemak 80 No.41-12.
jenuh, dan kolesterol sebagai
faktor risiko sindroma
metabolic pada masyarakat
perkotaan di Denpasar Jurnal

You might also like