Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 7

PEDOMAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS

Sebelumnya kita telah membagikan tentang Pedoman


Lokakarya Mini Puskesmas, dan saat ini kami akan
membagikan bagian dari Manajemen Puskesmas yang
terakhir yaitu Pedoman Penilaian Kinerja Puskesmas.

Berdasarkan buku pedoman penilaian kinerja yang ada,


pedoman penilaian kinerja terdiri dari beberapa pembahasan
sehingga dalam posting ini kami membagi dalam beberapa
bagian seperti yang tercantum pada daftar pembahasan
berikut ini:

Daftar Pembahasan:

Bab I : Konsep Dasar Penilaian Kinerja Puskesmas


Bab II : Pelaksanaan Penilaian Kinerja Puskesmas
Bab III : Pedoman Pengumpulan Data pada Penilaian Kinerja
Puskesmas
Bab IV : Pedoman Pengolahan Data pada Penilaian Kinerja
Puskesmas
Bab V : Penyajian, Analisa Data dan Pemecahan Masalah
pada Penilaian Kinerja Puskesmas
Bab VI : Pembinaan Penilaian Kinerja Puskesmas

Konsep Dasar Penilaian Kinerja Puskesmas

Sebagaimana yang tercantum pada daftar pembahasan di


atas yang mana pada Bab I membahas tentang Konsep Dasar
Penilaian Kinerja Puskesmas, maka pada Pembahasan kali ini
kami akan membagikan tentang Konsep Dasar Penilaian
Kinerja Puskesmas yang terdiri dari:
A. Pendahuluan
B. Pengertian
C. Tujuan dan Manfaat
D. Ruang Lingkup
Visualisasi Hasil Penilaian Kinerja

Kita langsung saja pada pembahasan sebagai berikut:

A. Pendahuluan

Dalam rangka pemerataan pelayanan kesehatan dan


pembinaan kesehatan masyarakat telah dibangun
Puskesmas. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas
kesehatan kabupaten/kota yang bertanggungjawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah
kerja tertentu Puskesmas berfungsi sebagai:
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan
kesehatan;
2. Pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat;
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
Untuk menunjang pelaksanaan fungsi dan penyelenggaraan
upayanya, Puskesmas dilengkapi dengan instrumen
manajemen yang terdiri dari:
1. Perencanaan tingkat Puskesmas ;
2. Lokakarya Mini Puskesmas ;
3. Penilaian Kinerja Puskesmas dan manajemen
sumber daya termasuk alat, obat, keuangan dan tenaga,
serta didukung dengan manajemen sistem pencatatan
dan pelaporan disebut sistem informasi manajemen
Puskesmas (SIMPUS) dan upaya peningkatan mutu
pelayanan (antara lain melalui penerapan quality
assurance).
Mempertimbangkan rumusan pokok-pokok program dan
program-program unggulan sebagaimana disebutkan dalam
Rencana Strategis Departemen Kesehatan dan program
spesifik daerah, maka area program yang akan menjadi
prioritas di suatu daerah, perlu dirumuskan secara spesifik
oleh daerah sendiri demikian pula strategi dalam pencapaian
tujuannya, yang harus disesuaikan dengan masalah,
kebutuhan serta potensi setempat. Puskesmas merupakan
ujung tombak terdepan dalam pembangunan kesehatan,
mempunyai peran cukup besar dalam upaya mencapai tujuan
pembangunan kesehatan tersebut di atas, maka pedoman
stratifikasi Puskesmas yang telah dipergunakan selama ini
telah disempurnakan, dan selanjutnya digunakan istilah
Penilaian Kinerja Puskesmas.
B. Pengertian

Penilaian Kinerja Puskesmas adalah suatu upaya untuk


melakukan penilaian hasil kerja/ prestasi Puskesmas.

Pelaksanaan penilaian dimulai dari tingkat Puskesmas,


sebagai instrumen mawas diri karena setiap Puskesmas
melakukan penilaian kinerjanya secara mandiri, kemudian
dinas kesehatan kabupaten/ kota melakukan verifikasi
hasilnya. Adapun aspek penilaian meliputi hasil pencapaian
cakupan dan manajemen kegiatan termasuk mutu pelayanan
(khusus bagi Puskesmas yang telah mengembangkan mutu
pelayanan) atas perhitungan seluruh Puskesmas.
Berdasarkan hasil verifikasi, dinas kesehatan kabupaten/kota
bersama Puskesmas dapat menetapkan Puskesmas ke dalam
kelompok (I,II,III) sesuai dengan pencapaian kinerjanya.

Pada setiap kelompok tersebut, dinas kesehatan kabupaten/


kota dapat melakukan analisa tingkat kinerja Puskesmas
berdasarkan rincian nilainya, sehingga urutan pencapaian
kinerjanya dapat diketahui, serta dapat dilakukan pembinaan
secara lebih mendalam dan terfokus.

C. Tujuan dan Manfaat

Tujuan

Tujuan Umum:

Tercapainya tingkat kinerja Puskesmas yang berkualitas


secara optimal dalam mendukung pencapaian tujuan
pembangunan kesehatan kabupaten/kota.

Tujuan Khusus:
1. Mendapatkan gambaran tingkat pencapaian hasil
cakupan dan mutu kegiatan serta manajemen
Puskesmas pada akhir tahun kegiatan.
2. Mengetahui tingkat kinerja Puskesmas pada akhir
tahun berdasarkan urutan peringkat kategori kelompok
Puskesmas.
3. Mendapatkan informasi analisis kinerja Puskesmas
dan bahan masukan dalam penyusunan rencana
kegiatan Puskesmas dan dinas kesehatan kabupaten/
kota untuk tahun yang akan datang.
Manfaat
1. Puskesmas mengetahui tingkat pencapaian
(prestasi) kunjungan dibandingkan dengan target yang
harus dicapainya
2. Puskesmas dapat melakukan identifikasi dan
analisis masalah, mencari penyebab dan latar belakang
serta hambatan masalah kesehatan di wilayah kerjanya
berdasarkan adanya kesenjangan pencapaian kinerja
Puskesmas (out put dan out come).
3. Puskesmas dan dinas kesehatan kabupaten/ kota
dapat menetapkan tingkat urgensi suatu kegiatan untuk
dilaksanakan segera pada tahun yang akan datang
berdasarkan prioritasnya. d. Dinas kesehatan
kabupaten/ kota dapat menetapkan dan mendukung
kebutuhan sumber daya Puskesmas dan urgensi
pembinaan Puskesmas
D. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penilaian kinerja Puskesmas meliputi penilaian


pencapaian hasil pelaksanaan pelayanan kesehatan,
manajemen Puskesmas dan mutu pelayanan. Penilaian
terhadap kegiatan upaya kesehatan wajib Puskesmas yang
telah ditetapkan di tingkat kabupaten/ kota dan kegiatan
upaya kesehatan pengembangan dalam rangka penerapan
ketiga fungsi Puskesmas yang diselenggarakan melalui
pendekatan kesehatan masyarakat.

Sesuai dengan UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan


di Daerah, maka kabupaten/ kota dapat menetapkan dan
mengembangkan jenis program kesehatan yang sesuai
dengan kebutuhan masyarakat yang sudah diukur dengan
kemampuan sumber daya termasuk ketersediaan dan
kompetensi tenaga pelaksananya, dengan tetap
memperhatikan arahan dan kebijakan tingkat provinsi dan
pusat, yang dilandasi oleh kepentingan daerah dan nasional
termasuk konsensus global/ kesepakatan dunia (antara lain
penanggulangan penyakit polio, TBC, malaria, diare, kusta,
dan lain-lain).

Puskesmas yang telah melaksanakan upaya kesehatan


pengembangan baik berupa penambahan upaya maupun
suatu upaya kesehatan inovasi, tetap dilakukan penilaian.
Hasil kegiatan (output atau outcome) yang dilakukan
Puskesmas merupakan nilai tambah dalam penilaian
kinerjanya dan tetap harus diperhitungkan sesuai dengan
kesepakatan.

Apabila upaya kesehatan pengembangan tersebut


merupakan kebutuhan daerah yang telah didukung dengan
ketersediaan dan kemampuan sumber daya di daerah yang
bersangkutan maka dimungkinkan untuk dikembangkan
secara lebih luas di seluruh Puskesmas dalam suatu wilayah
kabupaten/kota. Oleh karenanya, kegiatan tersebut sudah
harus diperhitungkan untuk dilakukan penilaian di seluruh
Puskesmas.

Dengan pendekatan demikian maka penilaian pelaksanaan


kegiatan untuk masing-masing Puskesmas kemungkinan
“tidak lagi sama di seluruh Puskesmas“, melainkan hanya
berdasarkan “kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh
Puskesmas yang bersangkutan” . Sedangkan kegiatan-
kegiatan pengembangan yang belum menjadi kegiatan utama
di kabupaten/ kota, hanya akan dilakukan oleh Puskesmas
tertentu saja di kabupaten/ kota yang bersangkutan.

You might also like