Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 25

0

MAKALAH PENGANTAR MANAJEMEN OPERASIONAL


DESAIN BARANG DAN JASA
Di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas
Mata Kuliah Pengantar Manajemen Operasional

Disusun oleh :

Radepi dwi noviani (160461201037)


Intan saleha (160461201038)

Dosen pengajar/pembimbing:
Akhirman
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG 2017/2018
1

Kata pengantar

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia
dan rahmatnya kami bisa menyelesaikan makalah dengan baik walapun masih banyak
kekurangan di dalamnya. Serta kami juga berterima kasih kepada bapak akhirman
selaku dosen mata kuliah Pengantar Manajemen Operasional yang sudah memberikan
kepercayaan menyelesaikan tugas ini.
Kami sangat berharap makalah ini akan bermanfaat dalam rangka menambah
pengetahuan juga wawasan kita tentang Disaint barang dan jasa . Kami pun menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang sudah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Mudah-mudahan makalah sederhana ini bisa dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang sudah disusun ini dapat bermanfaat bagi kami
sendiri ataupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf jika terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang
membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di saat yang akan datang.
penulis

Daftar Isi
Contents
2

Kata pengantar......................................................................................................................................1
BAB I......................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................3
1.2 Rumusan masalah........................................................................................................................3
BAB II.....................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN........................................................................................................................................4
1.2 Definisi Produk............................................................................................................................4
1.2 Strategi produk dengan keunggulan bersaing..............................................................................5
1.3 Siklus Kehidupan Produk ( Product Life Cycle).............................................................................6
1.4 Analisis Produk Berdasarkan Nilai................................................................................................6
1.5 Pengembangan Produk................................................................................................................7
1.6 Quality Function Deployment (QFD)............................................................................................9
1.7 Kemampuan Untuk Diproduksikan dan Rekayasa Nilai................................................................9
1.8 Permasalahan Desain Produk....................................................................................................10
1.9 Desain Pelayanan dan Jasa ........................................................................................................11
BAB III..................................................................................................................................................13
PENUTUP.............................................................................................................................................13
Kesimpulan......................................................................................................................................13
Daftar pustaka.....................................................................................................................................14
3

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semua organisasi mempunyai maksud dan tujuan. Mereka membuat dan
menjual berbagai produk atau menawarkan jasa jasa tertentu. Organisasi organisasi
perusahaan harus selalu menyesuaikan desain produk dan jenis jenis jasa yang mereka
tawarkan dengan apa yang dibutuhkan dan diinginkan para komsumen. Organisasi
organisasi kemsyarakatan seperti kantor kantor pemerintah , juga harus mencoba untuk
melaksanakan misinya dengan sebaik mungkin untuk melayani masyarakat. Salah satu
fungsi manajerial terpenting dalam semua jenis organisasi itu adalah menjamin bahwa
masukan masukan berbagai sumber daya organisasi menghasilkan produk produk dan
jasa jasa yang dirancang secara tepat, atau ‘keluaran keluaran “ yang dapat memuaskan
keinginan para pelanggan.
Berbagai desain produk dan jasa baru muncul menjadi kenyataan karena
seseorang percaya bahwa ada kenutuhan akan produk atau jasa tersebut. Adalah
tanggung jawab para manajer untuk selalu menemukan produk produk dan jasa jasa
baru yang mungkin ditawarkan oleh organisasi. Selain itu manajer operasi harus
membangun sebuah sistem pengembangan produk yang memiliki kemampuan untuk
melahirkan, merancang dan memproduksi produk yang yang mrmbuat perusahaan
memiliki keunggulan bersaing. Disaat produk berjalan melintasi siklus hidupnya
(perkenalan, pertumbuhan, kematangan daan penurunan) , pilihan yang harus diambil
oleh manajer operasi berubah ubah. Baik produk yang di produksi maupun jasa
mempunyai teknik yang bervariasi untuk membantu menjalankan aktivitas ini secara
efisien.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa itu penilaian dan pelaporan kas?
2. Apa saja pengendalian kas?
3. Apa saja yang terdapat dalam sisitem voucher ?
4

BAB II
PEMBAHASAN
1.2 Definisi Produk
Setiap barang atau jasa yang masuk pada fase perkenalan, dapat didefinisikan.
Yaitu berdasarkan fungsinya, untuk apa barang atau jasa itu digunakan. Perusahaan
mendesain suatu produk dengan tujuan bagaimana meningkatkan fungsi fungsinya.
Selanjutnya, definisi suatu produk dilihat dari aspek desain seperti warna,bentuk dan
ukurannya yang dapat diterima pasar.
Gambaran teknis (engineering drawing) merupakan dimensi dan toleransi atas
bahan baku yang beli, atau bahan baku yang di produksi yang dapat dipergunakan
sebagai komponen di dalam proses produksi. Gambaran ini menunjukkan standar
kualitas atau mutu bahan baku yang menjadi komponen yang akan dipakai dalam proses
produksi.
Kartu stok (Bill of Materials/BOM) merupakan daftar dari tiap tiap komponen
dengan uraiannya, jumlahnya dan berapa kebutuhan yang diperlukan untuk
memproduksi suatu barang. BOM merupakan dokumen yang dibuat berdasarkan hasil
desain produk dan menjadi dasar bagi manajer produksi untuk melaksanakan proses
produksi, sehingga proses produksi dapat menghasilkan suatu produk yang sesuai
dengan desain yang ditentukan dalam pengembangan produk.
Suatu produk yang telah didesain untuk memproduksinya membutuhkan dokumen
seperti berikut ini:
 Gambaran teknis assembling (assembly drawing), yang merupakan cara
pengelolahan suatu produk. Gambaran teknis biasanya merupakan gambaran
tiga dimensi, berupa gambaran isometrik (yang menggambarkan setiap
komponen dan cara penggabungannya)
 Urutan penggabungan komponen (chart assembling), merupakan bentuk
skematik bagaimana suatu produk di assemblinh, dibeli komponennya atau
dikombinasikan serta alur tiap komponen sesuai dengan subassembling yang ada
untuk menghasilkan suatu produk akhir.
5

 Daftar alir komponen (route shett), merupakan aturan operasonal untuk


mengakseskan dan inspeksi kebutuhan untuk memprodukasi suatu komponen
dengan bahan baku yang spesifik berdasarkan bill of materials
 Order (work order) adalah instruksi untuk membuat sejumlah item produk dan
bagian bagiannya yang dilengkapi dengan skedul pembuatannya.
 Pemberitahuan perubahan teknik (engineering change notice/ECN), merupakan
koreksi teknik akibat modifikasi dari gambaran teknik atau bill of materials.
 Sistem perencanaan produk (cofiguration management), merupakan sistem dari
perencanaan produk dan perubahan komponen yang secara akurat dikenali dan
kendalikan secara akuntabiliotas atas perubahan pemeliharaan.

1.2 Strategi produk dengan keunggulan bersaing


Strategi produk disusun dengan melakukan seleksi atas keinginan
pelnggan. Baik pelanggan tingkat lokal, regional maupun tingkat dunia yang
sesuai dengan acuan patokan (benchmarking) yang ditetapkan perusahaan.
Selanjutnya mendefinisikan produk yang akan dihasilkan ke dalam sistem
manajemen operasional dan implikasinya, dilanjutkan dengan membuat desain
produk yang akan diproduksi melalui manajemen operasional.
Sebagai contoh : strategi toyota yaitu merespons secara cepat perubahan
pelanggan. Desain produk mobil A didalam industrinya dilakukan sebelum umur
desai A mencapai dua tahun, kemudian ditindaklanjuti dengan penghentian
produksi desain A pada tahun ke tiga. Maksudnya bahwa produk berdasarkan
satu desain produkasinya paling lama hanya tigab tahun , sesudah itu sudah
harus ada perubahan dengan menciptakan desain produk baru.
Produk jam tangan seiko di desain dengan strategi multi desain , dan
setiap desain dikembangkan dengan tipe generasi seperti : untuk orang tua
(lelaki dan wanita ) , orang muda (teeneger’s), sampai untuk anak anak sekolah
dasar (SD) .
McDonalds mendesain produk siap saji ( fast food’s) dengan bahan daging ayam
yang berdasarkan budaya tiap tiap negara adalah daging yang tidak haram.
Seperti india, indonesia dan malaysia serta Timur Tengah. Selanjutnya produk
dikembangkan dengan pelengkap minuman ringan yang bervariasi.
6

1.3 Siklus Kehidupan Produk ( Product Life Cycle)


Sebagaimana seorang manajer harus siap untuk mengembangkan produk
baru, mereka juga harus siap untuk mengembangkan strategi untuk produk baru
dan produk yang sudah ada. Pengujian berkala produk sangat perlu dilakukan,
karena strategi berubah sejalan dengan perubahan produk melintasi siklus
hidupnya. Strategi produk yang berhasil mengharuskan penetapan strategi
terbaik untuk setiap produk berdasarkan posisinya pada siklus hidup
Product Life Cycle (PLC) yang menggabarkan lahirnya suatu produk
baru sampai pada kematian suatu produk yang dikatakan sudah lama. Secara
sederhana , konsep ini menyatakan bahwa hampir semua produk baru yang
ditawarkan kepada msyarakat akan menjalani suatu siklus kehidupan yang
terdiri atas empat tahap dalam periode waktu terbatas . tiap tahap dalam PLC ,
membuka kesempatan kesempatan baru dan menimbulkan masalah masalah baru
bagi manajemen produksi. Maka dapat dirumuskan rencana perbaikan desain
dan pengmbangan produk yang lebih baik. secara ringkas keempat tahap PLC
tersebut dapat diperinci sebagai berikut:
1. Tahap pengenalan (introduction).
Karena produk pada fase perkenalan ini sebagaimana teknik produksi
mereka masih sedang disesuaikan dengan pasar, kondisi ini mungkin
memerlukan adanya pengeluaran lain – lain untuk
1) Penelitian
2) Pengembangan produk
3) Modifikasi dan perbaikan proses
4) Pengembangan pemasok
Sebagai contoh, saat telepon genggam dikenalkan pertama kali,
keistimewaan pada telepon genggam yang diinginkan oleh masyarakat masih
belum ditetapkan. Pada waktu bersamaan, manajer operasi masih mencari- cari
teknik manufaktur yang terbaik

2. Tahap pertumbuhan
Dalam fase pertumbuhan, desain produk telah mulai stabil, dan
diperlukan peramalan kebutuhan kapasitas yang efektif. Penambahan kapasitas
7

atau peningkatan kapasitas yang sudah ada untuk menampung peningkatan


permintaan produk mungkin diperlukan.

3. Tahap Kematangan
Pada saat sebuah produk dewasa,pesaing mulai bermunculan. Produksi
jumlah besar dan inovatif sangat sesuai pada fase ini. Pengendalian biaya yang
lebih baik, berkurangnya pilihan dan pemotongan lini produk mungkin efektif
atau diperlukan untuk meningkatkan keuntungan
4. Tahap penurunan
Manajemen mungkin perlu agak kejam terhadap produk yang siklus
hidupnya mendekati akhir. Produk yang hampir mati biasanya produk yang
buruk bagi investasi sumber daya dan kemampuan manajerial. Kecuali jika
produk yang hampir mati ini membuat kontribusi yang unik bagi reputasi
perusahaan atau lini produknya, atau bisa dijual dengan harga yang tinggi,maka
produksi mereka harus dihentikan.

1.4 Analisis Produk Berdasarkan Nilai


Manajer operasi yang efektf memilih produk yang terlihat paling
menjanjikan . ini merupakan prinsip pareto (yakni, focuspada permasalahan
yang sedikit tetapi penting, dan bukan pada permasalahan yang banyak tetapi
sepele ) yang ditetapkan pada bauran produk. Analisis produk berdasarkan nilai )
product by value analysis) mengurutkan produk secara menurun berdasarkan
kontribusi dollar individu masing masing produk bagi perusahaan . analisis ini
juga mengurutkan kontribusi dollar tahunan total dari suatu produk. Kontribusi
rendah perunit dari satu produk tertentu mungkin akan terlihat sama sekali
berbeda jika ia mewakili sebagian besar penjualan perusahaan.
Laporan produk berdasarkan nilai membuat manajemen dapat
mengevaluasi strategi yang mungkin untuk setiap produk. Hal ini mungkin
meliputi penambahan arus kas ( seperti contoh , peningkatan kontribusi dengan
meningkatkan harga jual atau menurunkan biaya ), peningkatan total
penerimaan darinpenjualan dan laba bersih, peningkatan penetrasi pasar
(meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya atau harga), atau mengurangi
8

biayab (memperbaiki proses produksi ). Laporan juga memberitahu manajemen,


produk masa yang harus dihilangkan dan yang mana yang gagal dan tidak
membolehkan adanya investasi lebih lanjut pada manajemen pada arahan
strategi untuk setiap produk serta analisis biaya operasional agar tetap efisien .
Mengetahui bagaimana menemukan dan mengmbankan produk baru
dengan sukses merupakan suatu keharusan. Satu teknik untuk menghasilkan ide
produk baru adalah brainstorming. Walaupun perusahaan dapat memasukkan
brainstorming dalam beragam tahapan pengembangan produk baru, umumnya
akan bermanfaat bila secara langsung disertai semangat dapatmemusatkan
perhatian pada peluang tertentu , sebagaimana dituliskan di bawah:

1. Memahami pelanggan merupakan permasalahan dasar dalam


pengembangan produk baru. Banyak produk penting biasanya dipikirkan
pertama kali dan bahkan dibentuk oleh pengguna dan bukan oleeh
produsen.
2. Perubahan ekonomi menyebabkan meningkatnya tingkat kemakmuran
pada jangka panjang tetapi siklus ekonomis dan harga berubah pada
jangka pendek.
3. Perubahan secara sosiologis dan demografis mungkin muncul pada
beberapa faktor seperti berkurangnyab ukuran keluarga . trend ini
mengubah prefensi pada ukuran rumah, apartemen dan mobil.
4. Perubahan teknologi yang membuat segalanya mungkin, mulai dari
komputer genggam, telepon genggam hingga jantung buatan.
5. Perubahan politik/ peraturan menghasilkan perjanjian perdagangan yang
baru , tarif dan juga persyaratan kontrak dengan pemerintah.
6. Perubahan lain dapat muncul melalui kebiasaan pasar, standar
profesional,pemasok dan distributor.

1.5 Tahapan dalam Desain Produk dan Pengembangan Produk


Banyak perusahaan semakin menyadari bahwa pengembangan produk
baru dan perbaikan produk secara terus menerus merupakan kunci pertumbuhan
dan kelangsungan hidup perusahaan. Dalam kondisi persaingan modern ,
perusahaan yang tidak melakukan usaha inovasi akan menghadapi risiko lebih
besar untuk kehilangan pasarnya. Konsumen dan industri pemakai
9

selalumenginginkan produk baru dan produk lebih “baik” yang dapat


meningkatkan pemenuhan kepuasan mereka.

Dalam menciptakan dan mengembangkan produk yang berkualitas, terdapat berbagai


langkah atau tahap yang biasa terjadi ketika kita sedang menciptakan atau
mengembangkan produk yaitu:

1. Penciptaan Ide : Tahapan ini adalah tahapan awal bagi kita dalam menentukan
produk yang ingin diciptakan. Dalam tahapan ini biasanya kita memikirkan ide
tentang produk apa yang ingin kita buat. Baik produk tersebut sudah ada di
pasaran atau belum.
2. Penyaringan Ide : Pada tahapan ini, kita mulai menyaring, menseleksi atau
bahkan mengkombinasikan ide – ide yang ada.

3. Pembuatan & Pengujian Ide : Pada tahapan ini kita mulai membuat serta
menguji ide yang telah terbentuk hingga menjadi sebuah produk yang
berkualitas dan sesuai dengan harapan.

4. Pengembangan Strategi Pemasaran : Tahap ini adalah tahapan kita dalam


membuat dan menyusun strategi pemasaran efektif yang dapat digunakan dalam
memperkenalkan produk tersebut kepada konsumen.

5. Analisis Usaha : Dalam tahapan ini adalah kita melihat dan menganalisa apakah
produk yang telah dipasarkan dapat memperoleh keuntungan atau tidak.

6. Pengembangan Produk : pada tahapan ini kita mulai mengembangkan produk


yang telah di konsep menjadi sebuah produk yang sesuai dengan hasil analisis
yang telah dilakukan sebelumnya.

7. Market Testing : tahap ini adalah tahapan dalam mempelajari performance


terhadap produk yang dipasarkan. Apakah produk tersebut sudah memenuhi
target atau belum. Selain itu tahap ini juga biasa digunakan untuk mengetahui
pendapat konsumen mengenai produk yang di pasarkan.
10

8. Komersialisasi : tahapan ini merupakan tahapan terakhir dalam penciptaan dan


pengembangan produk. Tahap ini adalah tahap yang dilakukan demi menunjang
penjualan yang telah diciptakan dan dikembangkan

Rantai pasokan dapat menjadi sumber ide yang kaya. Pelanggan,


pemasuk, penyalur,karyawan, serta pegawai bagian pemeliharaan dan perbaikan
dapat memberikan wawasan yang berharga. Masukan pelanggan dapat diperoleh
dari survey, kelompok focus, keluhan, serta saran perbaikan yang tidak diminta.
Masukan pemasok, penyalur, karyawan, serta pegawai bagian pemeliharaan atau
perbaikan dapat berasal dari wawancara,siaran langsung atau tidak langsung atau
keluhan
Salah satu penggarak terkuat produk atau jasa baru yang telah diperbaiki
ialah produk dan jasa competitor. Dengan mempelajari produk atau jasa
competitor dan bagaimana competitor beroperasi ( kebijakan penentuan harga,
kebijakan retur, garansi, strategi lokasi, dan lain lain), organisasi dapat
memperoleh banyak ide secara berangsur angsur.

1. Analisis Kelayakan
Analisis kelayakan memerlukan analisis pasar ( permintaan ),
analisi ekonomi ( biaya pengembangan dan biaya produksi, potensi laba ,
serta analisis teknik ( kebutuhan dan ketersediaan kapasitas,
keterampilan yang dibutuhkan).

2. Spesifikasi produk
Spesifikasi produk meliputi uraian terperinci mengenai apa yang
diperlukan untuk memenuhi atau ( melebihi ) keinginan pelanggan, serta
memerlukan kolaborasi antara bagian hokum , pemasaran dan operasi.

3. Spesifikasi Proses
Setelah menetapkan spesifikasi produk, perhatian beralih ke
spesifikasi proses yang akan dibutuhkan untuk menghasilkan produk.
Alternatif harus ditimbang dari segi biaya, ketersediaan sumber daya,
potensi laba,dan mutu. Tahap ini melibatkan kolaborasi antara bagian
akuntasi dengan operasi.
11

4. Pengembangan Contoh Produk.


Dengan adanya spesifikasi produk dan proses yang utuh, satu
( beberapa unit dibuat guna melihat apakah ada suatu masalah dalam
spesifikasi produk atau proses.

5. Tinjauan Desain
Pembuatan segala perubahan yang diperlukan, atau sengaja
menelantarkannya. Tahap ini melibatkan kolaborasi antara bagian
pemasaran dan keuangan, rekayasa, desain dan operasi.

6. Uji Pasar
Uji pasar digunakan untuk menetukan tingkat penerimaan
konsumen . Jika tidak sukses, kembali ke tahap tinjauan desain.
Tahap ini ditangani oleh bagian pemasaran.

7. Pengenalan Produk
Mempromosikan, produk. Tahap ini ditangani oleh bagian
pemasaran.

8. Evalusi Tindak Lanjut


Menentukan perubahan apa yang diperlukan dan menyaring
ramalan. Tahap ini ditangani oleh bagian pemasaran.

Bagi perusahaan perusahaan jasa, tahap desain akhir bersangkutan


dengan penetapan standar standar dan prosedur prosedur pelayanan. Sebagai
contoh, dalam kasus sebuah bank , standar waktu tunggu untuk berbagai tipe
pelayanan bank dapat ditentukan.
Pengembangan produk baru ini bukanlah pekerjaan yang mudah, karena adanya
berbagai hambatan, antara lain:
1. Kurangnya gagasan (idea) pengembangan produk baru yang baik.
2. Kondisi pasar yang semakin bersaing, karena banyaknya persaingan dan
berbagai produk substitusi.
3. Batasan batasan yang semakin bertambah dari masyarakat dan
pemerintah. Sebagai contoh : perlindungan dan keselamatan lingkungan,
dan keamanan pemakaian produk.
12

4. Biaya proses pengembangan produk baru yang sangat mahal, karena


untuk dapat menghasilkan beberapa produk baru, perusahaan harus
mengembangkan sejumlah besar gagasan produk baru. Dan dari
sejumlah besar gagasan ini hanya sedikit yang sukses diperkenalkan ke
pasar sebagai produk.
5. Tingginya tingkat kegagalan produk dalam pemasaran, karena ternyata
tidak memenuhi pengharapan konsumen atau tidak dapat memuaskab
kebutuhan dan keinginan konsumen.
6. Jangka waktu kehidupan produk baru yang pendek, karena setelah
produk abru secara komersial sukses, maka dalam waktu singkat bayak
perusahaan lain meniru dan membanjiri pasar dengan produk mereka.

1.6 Quality Function Deployment (QFD)


Quality function Deployment (QFD) berkaitan dengan 1. menetapkan
apa yang akan memuaskan pelanggan dan 2 menerjemahkan keinginan
pelanggan pada desain yang ditargetkan. Idenya adalah untk memahami
keinginan pelanggan dan memperkenalkan solusi proses alternatif. Informasi ini
kemudian dipadukan dalam desain produkn yang terus berubah. QFD digunakan
di awal proses desain utnuk membantu menetapkan apa yang dapat memuaskan
pelanggan dan kemana penyebaran uasauasaha berkualitas.
Satu alat QFD adalah rumah kualitas (house of quality). Rumah kualitas
merupakan teknik grafis untukn menjelaskan hubungan antara keinginan
pelanggan dan produk atau jasa. Hanya dengan menetapkan hubungan ini
seorang manajer operasi dapat membangun produk dan proses dengan
keistimewaan yang diinginkan pelnggan. Penetapan hubungan inilah yang
merupakan langkah awal membangun sistem produksi tingkat dunia. Untuk
membuat rumah kualitas, dilakukan enam langkah dasar:
1. Kenali keinginan pelanggan
2. Kenali bagaimana produk/jasa akan memuaskan keinginan pelanggan.
3. Hubungan keinginan pelanggan dengan bagaimana produk akan dibuat
untuk memenuhi keinginan pelanggan tersebut.
4. Kenali hubungan antar sejumlah bagaimana pada perusahaan.
5. Buat tingkat kepentingam
6. Evaluasi produk pesaing
13

1.7 Kemampuan Untuk Diproduksikan dan Rekayasa Nilai

Kemampuan untuk diproduksi dan rekayasa Nilai (manufacturability and


value engineering) memperhatikan perbaikan desain dan spesifikasi pada
tahapan pengembangan produk mulai dari penelitian, pengembangan desain dan
produksi. Selain pengurangan biaya yang nyata dan langsung terlihat,desain agar
barang dapat di produksi dan rekayasa nilai juga menghasilkan keuntungan lain.
Diantaranya adalah:

1. Mengurangi kompleksitas produk


2. Standardisasi tambahan komponen
3. Perbaikan aspek fungsional
4. Memperbaiki desain pekerjaan dan keamanan pekerjaan
5. Memperbaiki kemudahan pemeliharaan produk
6. Desain yang tanggung

Kemampuan untuk diproduksi dan aktivitas rekayasa nilai mungkin


merupakan teknik yang ada untuk menghindari biaya pada manajemen operasi.
Hal tersebut dapat menghasilkan peningkatan nilai dengan memusatkan
perhatian untuk mencapai spesifikasi fungsional yang dibutuhkan untuk
memenuhi kebutuhan pelanggan dengan cara yang optimal. Desain produk
mempengaruhi kebutuhan pelanggan dengan cara yang optimal. Karena itu juga,
pengembangan proses perlu memastikan evaluasi desain secara menyeluruh
sebelum berkomitmen untuk memproduksi.

1.8 Permasalahan Desain Produk

Untuk mengembangkan sebuah system dan struktur organisasi yang


efektif, telah ditambahkan beberapa teknik penting untuk merancang suatu
produk yaitu:

1. Desain yang Tangguh


Desain yang tangguh ( robust design ) berarti produk didesain
sedemikian rupa sehingga variasi pada produksi atau perakitan tidak
14

berdampak banyak pada produk. Sebagai contoh, AT&T mengembangkan


sebuah IC ( integrated circuit ) yang dapat digunakan pada banyak produk
untuk memperkuat sinyal suara. Seperti telah didesain sebelumnya,IC harus
diproduksi dengan sangat tepat untuk menghindari adanya variasi kekuatan
sinyal. Sebuah IC bisa menghabiskan banyak biaya karena dibutuhkan
pengendalian kualitas yang ketat selama proses produksi. Setelah menguji
dan menganalisis desain,insinyur AT&T menyadari bahwa jika resistansi IC
dikurangi – yang merupakan sebuah perubahan kecil tanpa biaya – maka IC
akan jauh kurang sensitif terhadap variasipada proses produksi. Hasilnya
adalah perbaikan kualitas sebesar 40%.

2. Desain Modular
Produk yang didesain dalam komponen yang terbagi- bagi dikenal
sebagai desain modular( modular design ) . Desain modular menawarkan
fleksibilitas pada produksi dan pemasaran. Departemen produksi biasanya
menemukan pemilahan – pemilahan ini sangat membantu, karena hal ini
membuat pengembangan produk,produksi, dan perubahan berikutnya lebih
mudah . Lebih lagi, pemasaran mungkin menyukai pemilahan – pemilahan
karena hal ini menambahkan fleksibilitas yang menjadi jalan untuk
memberikan kepuasan pelanggan. Sebagai contoh, semua stereo yang
mempunyai high – fidelity diproduksi dan dijual dengan cara ini.
Penyelarasan ( customization ) yang disediakan oleh komponen yang terbagi
– bagi membuat pelanggan dapat memadukan stereo sesuai dengan selera
mereka

3. Computer-Aided Design (CAD)


Perancangan dengan bantuan komputer ( computer-aided design-
CAD ) adalah penggunaan komputer untuk merancang produk secara
interaktif dan menyiapkan dokumentasi teknis. Walaupun penggunaan dan
variasi software CAD sangat luas, CAD secara umum masih digunakan
untuk membuat gambaran kasar dan gambar tiga dimensi. Software CAD
menjadi perancang menghemat waktu dan uang dengan memperpendek
15

siklus pengembangan hampir semua produk. Kecepatan dan kemudahan


dengan desain khusus yang dapat dimanipulasi,dianalisis,dan dimodifikasi
dengan CAD membuat kajian dari banyak pilihan sangat mungkin dilakukan
sebelum keputusan akhir dibuat. Pengembangan yang lebih cepat,produk
yang lebih baik, aliran informasi ke departemen lain yang lebih akurat-
semua ini menghasilkan pengembalian dana yang luar biasa bagi CAD.
Pengembalian dana ini sangat berarti karena hampir semua biaya produk
ditetapkan pada tahap desain.

4. Computer-Aides Manufacturing (CAM)


Produksi dengan bantuan komputer ( computer-aided manufacturing –
CAM) merujuk pada pengunaan program komputer khusus untuk memandu dan
mengendalikan peralatan produksi. Saat informasi CAD diterjemahkan menjadi
perintah untuk CAM , hasil dari kedua teknologi ini disebut sebagai CAD/CAM.
Keuntungan dari CAD dan CAM ini adalah :
1. Kualitas produk. CAD menjadi perancang dapat meneliti lebih banyak
alternatif, kemungkinan masalah, dan bahaya yang mungkin terjadi.
2. Waktu desain yang lebih pendek. Fase desain yang lebih pendek
menyebabkan biaya menjadi lebih murah, dan menyebabkan respons cepat
pada pasar.
3. Pengurangan biaya produksi.Pengurangan persediaan, penggunaan
karyawan yang lebih efisien dengan penjadwalan yang lebih baik, serta
penerapan perubahan desain yang lebih cepat, kesemuanya dapat
mengurangi biaya.
4. Ketersediaan data. Konsolidasi data produk yang akurat, sehingga semua
orang beroperasi dengan informasi yang sama, dapat menghasilkan
pengurangan biaya yang sangat besar.
5. Kemampuan baru. Sebagai contoh, kemampuan untuk memutar dan
menggambarkan objek dalam bentuk tiga dimensi, memeriksa jarak ruangan,
menghubungkan komponen dan tambahannya, memperbaiki penggunaan
peralatan mesin yang dikendalikan secara numerik – semua menyajikan
16

kemampuan produksi yang baru. CAD/CAM menghilangkan cukup banyak


pekerjaan rinci, sehingga peransang dapat berkonsentrasi pada aspek
konseptual dan imajinasi sebagai tugas mereka.

5. Teknologi Virtual Reality


Teknologi virtual reality merupakan bentuk komunikasi secara tampilan
di mana gambar menggantikan benda aslinya, tetapi masih memungkinkan
pengguna untuk menanggapi secara interaktif. Akar teknologi virtual reality
dalam operasi ada pada CAD. Saat infromasi desain ada dalam sebuah
sistem CAD, maka desain ini juga ada dalam bentuk digital elektronis untuk
penggunaan lainnya.

6. Analisis Nilai
Analisis nilai merupakan kajian dari produk sukses yang dilakukan
selama proses produksi. Analisis nilai (value analysis ) berusaha
memperbaiki cara untuk menghasilkan produk yang lebih baik atau lebih
ekonomis.

7. Desain yang Ramah Lingkungan


Satu aktivitas penting manajer operasi yang peka terhadap lingkungan
adalah meningkatkan produktivitas. Manajer operasi yang baik dapat
menurunkan biaya selagi membatasi penggunaan sumber daya tersebut. Tim
lingkungan hidup dimana satu cara untuk menyelesaikan program seperti ini
adalah dengan cara membebankan biaya lingkungan pada tim rekayasa nilai
dan analisis nilai. Tim ini harus mempertimbangkan dua permasalahan.Yang
pertama, mereka harus memandang dampak desain produk dari sudut
pandang “sistem”, yaitu memandang produk dari segi dampaknya pada
ekonomi keseluruhan. Produksi Ramah Lingkungan adalah membuat produk
yang ramah lingkungan melalui proses yang efisien yang bisa menjadi bisnis
yang menguntungkan.
17

Perusahaan dapat menunjukkan sesnsivitas mereka akan produksi ramah


lingkungan pada desain produk dan proses dengan beberapa cara :
1. Membuat produk yang dapat didaur ulang.
2. Menggunakan bahan baku yang dapat didaur ulang.
3. Menggunakan komponen yang tidak membahayakan.
4. Menggunakan komponen yang lebih ringan.
5. Menggunakan energi lebih sedikit.
6. Menggunakan bahan baku yang lebih sedikit.

1.9 Desain Pelayanan dan Jasa


Desain pelayanan merupakan cara perusahaan untuk memberikan
pelayanan yang terbaik terhadap konsumen. Tujuan dari desain pelayanan adalah
mengurangi tingkat complain dari konsumen untuk diantisipasi oleh perusahaan
secara maksimal.
Cara untuk memaksimalkan pelayanan terhadap konsumen dapat dilakukan
dengan jalan:
1. Membuat desain pelayanan
2. Membuat desain pelayanan
3. Membuat desain pelayanan

Devinisi Jasa
Jasa mengacu pada tindakan, sesuatu yang dilakukan kepada atau untuk
pelanggan (klien, pasien, dan sebagainnya). Jasa disediakan melalui system
penyampaian jasa (service delivery system), yang mencakup fasilitas, proses,
dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menyediakan jasa. Banyak jasa bukan
jasa murni, tetapi bagian dari gabungan produk (product bundle) kombinasi
barang dan jasa yang disediakan kepada pelanggan . Komponen jasa dalam
produk meningkat. Kemampuan untuk menciptakan dan menyampaikan jasa
andal berorientasi pelanggan sering kali merupakan pembeda kompetetif utama.
Perusahaan yang sukses mengombinasikan jasa berorientasi pelanggan dengan
produknya.
desain jasa meliputi pengembangan atau perbaikan seluruh paket atau
jasa :
1. Sumber daya fisik yang dibutuhkan
18

2. barang yang menyertainya yang dibeli atau dikonsumsi pelanggan atau


disediakan dengan jasa
3. jasa eksplisit (fitur mutlak/ jasa, seperti persiapan pajak)
4. Jasa implisit (fitur pendukung/ tambahan , seperti keramahan, kesopanan

Karakteristik Sistem Jasa yang Didesain dengan baik


ada sejumlah karakteristik system jasa yang di desain dengan baik. Karakteristik
tersebut bisa berfungsi sebagai panduan untuk mengembangkan system jasa.
Karakteristik tersebut meliputi hal hal sebagai berikut:
1. Konsisten dengan misi organisasi
2. Ramah bagi pengguna
3. Tangguh ketika variabilitas merupakan factor penting
4. Mudah untuk dipertahankan
5. Berbiaya efektif
6. Memiliki nilai yang nyata bagi pelanggan
7. memiliki hubungan efektif antara operasi di belakang layar ( misalnya, tidak
ada hubungan dengan pelanggan ) dengan operasi di depan layar ( misalnya ,
ada hubungan langsung dengan pelanggan). Operasi di depan layar harus
berfokus pada pelayanan pelanggan sedangkan operasi di belakang layar
harus berfokus pada kecepatan dan efisiensi
8. Memiliki tema sederhana yang menyatukan, seperti kenyamanan atau
kecepatan
9. Memiliki fitur desain dan pengendali yang memastikan jasa itu andal dan
bermutu tinggi.

Tantangan Desain Jasa


Desain jasa menyajikan beberapa tantangan khusus yang cenderung
jarang ditemukan pada desain produk, sebagian karena desain jasa juga
melupti desain system penyampaian tantangan desain jasa antara lain sebagai
berikut :
1. Ada kemungkinan yang berubah ubah. Kondisi ini menciptakan
kebutuhan desain yang tangguh sehingga akan menampung berbagai
input dan output.
2. Jasa dapat sulit diuraikan. Sesuai dengan sifatnya, uraian verbal
biasanya agak tidak tepat
3. Hubungan dengan pelanggan biasanya jauh lebih tinggi dalam bidang
jasa
19

4. Desain jasa harus mempertimbangkan pertemuan penyedia jasa


dengan pelanggan terdapat kemungkinan jumlah variable yang
relative besar untuk menghadapi pertemuan penyedia jasa dengan
pelanggan.

Pedoman untuk Desain Jasa yang Sukses

1 Mendefinisikan paket jasa secara rinci . Cetak biru juga dapat bermanfaat
dalam hal ini.
2 Berfokus pada operasi dan perspektif pelanggan. Perhatikan bagaimana
harapan serta persepsi pelanggan dikelola selama dan setelah layanan
3 Perhatikan cira ketika paket jasa akan disajikan kepada pelanggan dan calon
pelanggan
4 Kenali bahwa pengetahuan pendesain mengenai system dapat memberikan
mereka perspektif yang sangat berbeda dibandingkan dengan perspektif
pelanggan, lalu ambil langkah untuk mengatasi hal ini.
5 Memastikan bahwa manajer terlibat dan akan mendukung desain setelah
desain dilaksanakan
6 mendefinisikan mutu untuk hal berwujud dan hal tidak berwujud. Standar
yang tidak berwujud lebih sulit didefinisikan tetapi standar tersebut harus
ditangani
7 Memastikan bahwa kebijakan perekrutan, pelatihan dan imbal jasa sesuai
dengan harapan jasa
8 Menetapkan prosedur untuk menangani peristiwa yang dapat diprediksi dan
tidak dapat diprediksi
9 Menetapkan system untuk memantau, mempertahankan dan memperbaiki
jasa.

1.10 Aplikasi Pohon Keputusan dalam Desain Produk


Pohon keputusan dipergunakan untuk memutuskan suatu produk baru
secara baik, juga untuk beragam permasalahan manajemen lainnya . Pohon
keputusan sangat bermanfaat terutama saat terdapat serentetan keputusan dan
hasil yang juga beragam yang mengakibatkan keputusan selanjutnya yang
diikuti hasil lain. Banyaknya variasi yang dibutuhkan sesuai dengan
permasalahan menajemen. Bentuk pohon keputusan dapat diikuti melalui
prosedur berikut:
20

1. Mencari alternative yang memungkinkan dan pernyataan kebiasaan yang


terjadi ke dalam pohon, termasuk pernyataan alternative dengan “tidak
melakukan apa apa”.
2. Setiap hasil akan merupakan cabang dari pohon. Merupakan tempat untuk
mengembangkan hasil menjadi penambahan cabang.Ini merupakan tempat
untuk menghitung pengembalian hasil dengan mencapai cabang ini.
3. Pohon keputusan bertujuan untuk mengetahui pengaruh nilai harapan
(expected value) dari setiap keputusan yang diambil. Hal ini dicapai dengan
memulainya pada akhir pohon (sisi sebelah kanan) dan bekerja menuju awal
pohon (sebelah kiri), menghitung nilai pada setiap langkah, dan “ memotong
“ alternative yang tidak sebaik alternative lainnya dari titik yang sama.

1.11 Transisi Menuju Produksi

Akhirnya, suatu produk, baik itu berupa barang atau jasa, telah dipilih,
didesain dan ditetapkan. Produk telah berkembang dari sebuah ide menjadi
definisi yang fungsional dan kemudian mungkin menjadi sebuah desain.
Sekarang, manajemen harus membuat keputusan untuk mengembangkan lebih
lanjut dan memproduksi atau menghentikan ide produk.
Saat keputusan dibuat, biasanya ada satu periode produksi percobaan
untuk memastikan desain benar benar dapat di produksi. Ini merupakan uji
kemampuan untuk produksi. Percobaan ini juga memberikan staf operasi
kemungkinan untuk mengembangkan peralatan yang sesuai, prosedur
pengendalian kualitas dan pelatihan karyawan untuk memastikan bahwa produk
dapat dimulai dengan sukses. Pada akhirnya saat produk dianggap dapat
dipastikan dan diproduksi , manajemen lini akan melimpahkan tanggung jawab.
Beberapa perusahaan menunjukkan seorang manajer proyek, sementara
yang lainnya menggunakan tim pengembangan produk untuk memastikan
transisi dari pengembangan ke produk berjalan dengan sukses. Kedua
pendekatan ini memungkinkan rentang yang luas perlunya sumber daya dan
potensi sukses untuk memastikan produksi yang memuaskan dari sebuah
produk yang masih dalam kondisi berflukturasi. Pendekatan ketiga adalah
perpaduan pengembangan produk dan organisasi manufaktur. Pendekatan ini
menjadikan perpindahan sumber daya antara dua organisasi mudah, disaat
21

kebutuhan berubah. Tugas manajer operasi adalah membuat perpindahan dari


litbang ke produksi tanpa gejolak atau sehalus mungkin

1.12 Perbedaan antara Desain Jasa dan Desain Produk


Manajer Operasi Jasa harus berjuang dengan masalah masalah yan
mungkin tidak signifikan atau tidak ada bagi manajer dalam pengaturan
produksi. Masalah masalah itu termasuk hal hal berikut:
1. Produk umumnya berwujud ; jasa umumnya tidak berwujud.
Konsekuensinya,desain jasa seringkali lebih berfokus pada factor factor
tidak berwujud ( misalnya, ketenangan pikiran, suasana) bukan pada desain
produk.
2. Dalam banyak kasus, jasa diciptakan dan disampaikan pada waktu yang
sama (misalnya, pangkas rambut, tempat cuci mobil ). Dalam kasus seperti
itu, ada sedikit kebebasan untuk menemukan dan memperbaiki kesalahan
sebelum pelanggan berkesempatan menemukannya. Konsekuensinya,
pelatihan, desain proses, dan hubungan pelanggan sangat penting.
3. Jasa tidak dapat diinventarisasi. Hal ini menimbulkan kendala fleksibilitas
dan membuat masalah kapasitas menjadi sangat penting.
4. Jasa sangat terlihat oleh pelanggan dan harus didesain dengan pemikiran
seperti itu, hal ini akan menambah dimensi tambahan pada desain proses,
salah satu dimensi biasanya tidak ada dalam desain proses.
5. Beberapa jasa memiliki hambatan masuk dan keluar yang rendah. Hal ini
menempatkan tekanan tambahan pada desain jasa yang inovatif dan berbiaya
efektif.
6. Lokasi seringkali penting bagi desain jasa, dengan kenyamanan sebagai
factor utama. Oleh karena itu, desain jasa dan pilihan lokasi sering kali
terkait erat.
7. Sistem jasa berkisar dari system dengan sedikit atau tanpa hubungan dengan
pelanggan sampai system yang memiliki tingkat hubungan dengan
pelanggan yang sangat tinggi. Dibawah ini ada beberapa contoh dari jenis
system jasa yang berbeda beda.
Inti Teknis Terisolasi ;Sedikit atau tanpa hubungan dengan pelanggan
(misalnya, pengembangan perangkat lunak)
Lini Produksi ; Sedikit atau tanpa hubungan dengan pelanggan (misalnya,
tempat cuci mobil otomatis)
Jasa untuk kebutuhan pribadi (misalnya, pangkas rambut,jasa kesehatan)
22

Keterlibatan pelanggan (misalnya, program diet, pelajaran menari)


Jasa pribadi (misalnya, toko serba ada)
Apabila ada sedikit atau tidak ada hubungan dengan pelanggan,desain
system jasa seperti desain system produk.
8. Variabilitas permintaan berganti ganti menciptakan antrean atau sumber jasa
yang tidak berfungsi.Ketika variabilitas permintaan adalah factor penting,
pendesain dapat mengambil pendekatan desain jasa dari satu atau dua
perspektif. Salah satunya adalah perspektif biaya dan efisiensi, perspektif
lain adalah perspektif pelanggan.
23

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Setelah berbagi produk dan jasa dirancang, spesifikasi spesifikasinya harus
diterjemahkan ke berbagai system pemrosesan yang mencipatakan produk atau
menyediakan jasa. Disain proses phisik untuk produksi barang barang dan jasa jasa ini
menyangkut serangkaian keputusan tentang seleksi proses, pemilihan teknologi dan
perencanaan proses. Kuputusan keputusan harus dibuat tentang tipe proses, derajat
otomatisasi, macam mesin yang akan digunakan an sebagainya. Disain proses tidak
semata mata hanya merupakan masalah teknik tetapi juga menyangkut perimbangan
pertimbangan social,ekonomi dan lingkungan.
24

Daftar pustaka
http://8thinktank.co.id/business/8-tahapan-dalam-proses-
mengembangkan-produk/
http://www.academia.edu/35270189/MAKALAH_MANAJEMEN_OPERASIONAL_DESAIN_PROD
UK_DAN_JASA_Disusun_untuk_memenuhi_tugas_Manajemen_Operasi

https://www.scribd.com/doc/27327260/Makalah-Manajemen-Operasional-Desain-Produk

http://monicafebiyola.blogspot.co.id/2017/09/makalah-pembuatan-desain-dan-
pengemasan.html

You might also like