Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 9

HUBUNGAN PERAWATAN PAYUDARA DENGAN KELANCARAN

PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM DI DESA WONOREJO


KECAMATAN TROWULAN KABUPATEN MOJOKERTO

*Ariu Dewi Yanti, Liana Anggraeni


*STIKes Bina SEhat PPNI Mojokerto

Abstract

Mammae’s caring was an action to caring mammae, especially in chilbed (in


suckle) for ekskretion smoothness of ASI. Based on research which done at Desa
Wonorejo Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto, appeared still more
childbed mother that did mammae’s caring not good so that ASI’s production was
not ekskretion smoothness too. As for purpose this research was to know relation
between mammae’s caring and the ekskretion smoothness of ASI’s production at
Desa Wonorejo Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto. Design of this
research was analytic corelation survey with approximation cross sectional. The
population was all childbed mother in day 4-7 as much as 12 persons, used
purposive sampling technical, therefore sample which used in this reseach was 10
persons. The independence variable was mammae’s caring and dependence
variable was the ekskretion smoothess of ASI’s production. Instrument which
used in this research was kuesioner. The result of research show that 3 person
(30%) mammae’s caring is good and ASI’s production is ekskretion smoothness 7
person (70%) than 3 person (30%) mammae’s caring isn’t good and ASI’s
production isn’t ekskretion smoothness 7 person (70%). After analyzed if the
meaning is relation between mammae’s caring with ekskretion smoothness of
ASI’s production in childbed mother at Desa Wonorejo Kecamatan Trowulan
Kabupaten Mojokerto.

Keyword : Mammae’s caring, ekskretion smoothness of ASI’s production


PENDAHULUAN Perawatan payudara adalah suatu
Laktasi adalah keseluruhan proses tindakan perawatan payudara yang
menyusui mulai dari ASI di produksi sampai dilaksanakan baik oleh ibu post partum
proses bayi menghisap dan menelan ASI. maupun dibantu oleh orang lain yang
Sementara itu, yang dimaksud dengan dilaksanakan mulai hari pertama atau kedua
managemen laktasi ialah suatu upaya yang setelah melahirkan yang berguna untuk
dilakukan oleh ibu, ayah dan keluarga untuk memperlancar pengeluaran ASI dengan cara
menunjang keberhasilan proses menyusui. menjaga agar payudara senantiasa bersih dan
Ruang lingkup pelaksanaan managemen terawat (Reni, 2014).
laktasi dimulai pada masa kehamilan, setelah Berdasarkan survei yang dilakukan
persalinan dan masa menyusui bayi.Aktivitas oleh badan penelitian dan pengembangan di
menyusui bayi dapat merangsang rahim untuk bidang kesehatan pada tahun 2002 didapatkan
mengecil pada akhir minggu ke enam dari 46% ketidaklancaran ASI terjadi akibat
hasil pemeriksaan dokter.Masa laktasi perawatan payudara yang kurang,25% akibat
mempunyai tujuan meningkatkan pemberian frekuensi menyusui yang kurang dari 8 kali
ASI eksklusif dan meneruskan pemberian ASI per hari,14% akibat BBLR,10% akibat
sampai anak umur 2 tahun secara baik dan prematur dan 5% akibat penyakit akut maupun
benar serta anak mendapatkan kekebalan kronis (Depkes,2010).
tubuh secara alami (Prasetyono, 2009). Berdasarkan studi pendahuluan yang
Mengingat banyak terjadi perubahan dilakukan di BPM Riyati, SST Desa Wonorejo
perilaku dalam masyarakat khususnya ibu – Kecamatan Trowulan Kabupaten
ibu yang cenderung menolak menyusui Mojokerto,didapatkan data jumlah ibu post
bayinya sendiri terutama pada ibu – ibu yang partum pada tanggal 02-31 Januari 2015
bekerja dengan alasan air susunya hanya sebanyak sebanyak 10 ibu post partum, dari
sedikit atau tidak keluar sama sekali, keadaan data tersebut 10 ibu post partum mengatakan 3
ini memberikan dampak negatif terhadap ibu post partum melakukan perawatan
status kesehatan, gizi serta tingkat kecerdasan payudara dan 7 ibu post partum mengatakan
anak. Oleh karena itu, untuk menanggulangi tidak melakukan perawatan payudara. Hasil
permasalahan diatas perlu dilakukan upaya wawancara terhadap 10 responden didapatkan
preventif dan promotif dalam meningkatkan informasi 3 ibu post partum melakukan
penggunaan ASI dengan memberikan perawatan payudara tetapi tidak rutin dan ASI
pendidikan kesehatan tentang perawatan yang keluar tidak lancar sedangkan 6 ibu post
payudara ibu menyusui, sehingga membantu partum tidak pernah melakukan perawatan
pengeluaran ASI secara lancar (Prasetyono,
2009).
payudara dan ASI yang keluar tidak lancar dan Pendekatan yang digunakan adalah
1 ibu post partum mengalami bendungan ASI. pendekatan cross sectional, desain ini
Berdasarkan data diatas dapat diketahui menekankan pada pendekatan observasi atau
bahwa ketidaklancaran ASI banyak pengumpulan data sekaligus pada suatu waktu
dipengaruhi oleh perawatan payudara yang (Notoatmodjo, 2010).
kurang.Oleh karena itu, perawatan payudara Pengumpulan data dalam penelitian ini
sangat penting dilakukan untuk memperkuat menggunakan wawancara dan observasi yang
kulit sehingga mencegah terjadinya luka atau bertujuan untuk mendapatkan data tentang
lecet pada saat mulai menyusui (Reni, 2014). perawatan payudara di BPM Riyati, SST Desa
Berdasarkan data dan fenomena Wonorejo Kecamatan Trowulan untuk
diatas,maka peneliti tertarik untuk melakukan mengukur kelancaran pengeluaran produksi
penelitian dengan judul “Hubungan Perawatan ASI pada ibu post partum sebelum dan sesudah
Payudara dengan Kelancaran Pengeluaran dilakukan perawatan payudara. Penelitian ini
Produksi ASI Pada Ibu Post Partum di Desa menggunakan kuesioner tertutup yang diisi
Wonorejo Kecamatan Trowulan Kabupaten langsung oleh responden.
Mojokerto”. Tujuan penelitian ini adalah untuk Populasi dalam penelitian ini adalah
mengetahui hubungan perawatan payudara seluruh ibu post partum dalam masa 2-7 hari
dengan kelancaran pengeluaran produksi ASI post partum di BPM Riyati, SST Desa
pada ibu post partum di Desa Wonorejo Wonorejo Kecamatan Trowulan Kabupaten
kec.Trowulan Kab.Mojokerto Mojokerto sebanyak 10 responden.
Teknik pengambilan sampel ini
METODE PENELITIAN menggunakan sampel jenuh atau sampel total,

Dalam penelitian ini jenis penelitian yaitu teknik penentuan sampel apabila semua

yang digunakan adalah penelitian analitik anggota populasi digunakan sebagai sampel

korelasional. Penelitian korelasional adalah (Suyanto dan Salama, 2008).

penelitian hubungan antara dua variabel pada Waktu penelitian ini dimulai dari 15 Juli

suatu situasi atau kelompok subjek. Untuk sampai 08 Agustus 2015. Analisa data yang

mengetahui korelasi antara suatu variabel digunakan dalam penelitian ini adalah analisa

dengan variabel lain tersebut diusahakan deskriptif, setelah data terkumpul setelah itu

dengan mengidentifikasi variabel yang ada dianalisis menggunakan tabel distribusi

pada suatu objek, Kemudian di identifikasi pula frekuensi dengan crosstabs.

variabel lain yang ada pada objek yang sama


dan lihat apakah ada hubungan antara keduanya
(Notoatmodjo, 2010).
HASIL PENELITIAN Jumlah 3 7 10
Sumber : Data primer 2015
4.1.1 Data Khusus
Berdasarkan dari hasil tabulasi silang antara
Tabel 4.6 Distribusi perawatan payudara di
Desa Wonorejo Kecamatan perawatan payudara dengan kelancaran produksi
Trowulan Kabupaten Mojokerto ASI pada ibu post partum dari 10 responden
Perawatan Frekuensi Prosentase didapatkan 3 reponden melakukan perawatan
No
Payudara (f) (%) payudara dan pengeluaran produksi ASI nya lancar
1. Dilakukan 3 30 %
2. Tidak 7 70 % sedangkan 7 responden mengalami ketidaklancaran
Dilakukan pengeluaran produksi ASI dan pengeluaran

Jumlah 10 100 % produksi ASI nya tidak lancar. Hal ini


Sumber : Data primer 2015 menunjukkan bahwa ada hubungan perawatan
payudara dengan kelancaran produksi ASI pada ibu
Tabel 4.7 Distribusi Kelancaran Pengeluaran
post partum. Karena semakin banyak responden
Produksi ASI Pada Ibu Post Partum
di Desa Wonorejo Kecamatan yang melakukan perawatan payudara maka
Trowulan Kabupaten Mojokerto pengeluaran produksi ASI nya lancar.

Kelancaran PEMBAHASAN
No Pengeluaran Frekuensi Prosentase
Produksi ASI (f) (%) 1. Perawatan Payudara
1. Lancar 3 30 % Berdasarkan hasil penelitian (lihat tabel 4.6)
2. Tidak Lancar 7 70 % menunjukkan bahwa sebanyak 10 responden

Jumlah 10 100 % yang melakukan perawatan payudara sebanyak


Sumber : Data Primer 2015 3 responden (30%) dan 7 responden tidak

Tabel 4.8 Tabulasi Silang Antara Hubungan melakukan perawatan payudara (70%).
Perawatan payudara yang kurang tersebut
Perawatan Payudara dengan
Kelancaran Pengeluaran Produksi banyak terjadi akibat adanya kesalahan dalam
melakukan pengurutan pada payudara, karena
ASI
Kelancaran antara langkah pengurutan yang satu dengan

Perawatan Pengeluaran Produksi yang lainnya hampir sama sehingga responden


Total
Payudara ASI terkadang sulit untuk membedakan.
Lancar Tidak Lancar
Pada ibu post partum sebaiknya melakukan
Dilakukan 3 0 3
perawatan payudara secara teratur karena selain
Tidak
0 7 7 untuk memelihara kebersihan puting. Perawatan
Dilakukan
payudara juga dapat memperlancar produksi
ASI.Langkah-langkah dalam melakukan dalam perawatan payudara terlalu rumit maka
perawatan payudara hendaknya dilakukan sebaiknya mengajarkan pada ibu post partum
secara berurutan. tiap-tiap langkah dalam melakukan perawatan
payudara sampai ibu post partum benar-benar
Perawatan payudara tersebut merupakan
mengerti, memahami dan mampu melakukan
suatu tindakan untuk merawat payudara
perawatan payudara secara mandiri.
terutama pada ibu post partum (masa menyusui)
untuk memperlancar pengeluaran ASI. Apabila 2. Kelancaran Pengeluaran Produksi ASI
perawatan payudara dilakukan dengan baik, Berdasarkan hasil penelitian (lihat tabel 4.7)
maka produksi ASI akan berjalan dengan lancar. menunjukkan bahwa sebagian besar responden
Sedangkan pada perawatan payudara yang tidak 3 responden (30%) mengalami kelancaran
dilakukan, maka produksi ASI tidak akan pengeluaran produksi ASI dan 7 responden
berjalan dengan lancar. Adapun langkah- (70%) yaitu mengalami ketidaklancaran
langkah dalam melakukan perawatan payudara produksi ASI. Ketidaklancaran produksi ASI ini
yang baik, yaitu : mengompres kedua puting banyak terjadi akibat dari perawatan payudara
dengan baby oil selama 2-3 menit, yang kurang.
membersihkan puting, melakukan pegurutan
Ketidaklancaran produksi yang terjadi
dengan gerakan memutar sebanyak 20-30 kali
tersebut dapat diketahui dari tanda-tanda ASI
pada tiap payudara, pengurutan dengan
yang tidak lancar, seperti : ASI tidak dapat
menggunakan sisi kelingking sebanyak 20-30
keluar secara spontan dan memerlukan alat
kali pada tiap payudara, pengurutan dengan
bantu, sebelum disusukan payudara terasa
posisi tangan mengepal sebanyak 20-30 kali
lembek, bayi kencing kurang dari 8 kali per hari
pada tiap payudara dan kompres dengan air
dan berat bayi tidak mngalami kenaikan yang
hangat lalu air dingin kemudian keringkan
sesuai dengan umur.
dengan handuk kering (Weny Kristiyansari,
2009). Adapun hal-hal yang dapat mempengaruhi
kelancaran produksi ASI tersebut, antara lain :
Untuk mengatasi masalah diatas, maka
perawatan payudara, makanan, factor isapan
pada ibu post partum yang malas melakukan
anak atau frekuensi penyusuan, berat lahir bayi,
perawatan payudara sebaiknya diberikan
umur kehamilan saat melahirkan , stress dan
motivasi mengenai pentingnya perawatan
penyakit.
payudara dan pada tiap kali kunjungan ibu post
partum dianjurkan untuk menerapkan langkah Perawatan payudara yang dilakukan
perawatan payudara .selain itu, bagi ibu nifas tersebut bermanfaat mempengaruhi hipofise
yang menganggap bahwa langkah-langkah untuk mengeluarkan hormon prolaktin dan
oksitosin, hormon prolaktin mempengaruhi produksi ASI dan pengeluaran produksi ASI
jumlah produksi ASI dan hormon nya tidak lancar. Hal ini menunjukkan bahwa
mempengaruhi pengeluaran ASI. Makanan yang ada hubungan perawatan payudara dengan
dikonsumsi ibu menyusui sangat berpengaruh kelancaran produksi ASI pada ibu post partum.
terhadap produksi ASI, apabila makanan yang Karena semakin banyak responden yang
ibu makan cukup akan gizi dan pola makan melakukan perawatan payudara maka
teratur maka produksi ASI akan berjalan dengan pengeluaran produksi ASI nya lancar.
lancar. Pada faktor isapan anak atau frekuensi
Pada ibu post partum sebaiknya melakukan
penyusuan ini maka paling sedikit bayi disusui 8
perawatan payudara secara teratur karena selain
kaliper hari, karena semakin sring bayi menyusu
untuk memelihara kebersihan puting, perawatan
pada payudara ibu, maka produksi dan
payudara juga dapat memperlancar produksi
pengeluaran ASI nya semakin lancar (Weny
ASI. Langkah-langkah dalam melakukan
Kristiyansari, 2009).
perawatan payudara hendaknya dilakukan
Untuk mengatasi masalah ketidaklancaran secara berurutan. Pada ketidaklancaran produksi
produksi ASI, maka anjurkan pada ibu post yang terjadi tersebut dapat diketahui dari tanda-
partum untuk makan makanan yang bergizi tanda ASI yang tidak lancar, seperti : ASI tidak
sehingga kebutuhan nutrisinya dapat terpenuhi dapat keluar secara spontan dan memerlukan
dengan baik, anjurkan ibu post partum minum alat bantu, sebelum disusukan payudara terasa
air putih yang banyak agar ibu post partum tidak lembek, bayi kencing kurang dari 8 kali per hari
mengalami dehidrasi sehingga suplai ASI dapat dan berat bayi tidak mengalami kenaikan yang
berjalan lancar dan ibu post partum harus sesuai dengan umur.
banyak istirahat agar kondisinya tetap terjaga Perawatan payudara merupakan suatu usaha
dengan baik. yang dilakukan agar kondisi payudara baik,
demi mencapai keberhasilan menyusui.
3. Hubungan Perawatan Payudara dengan
Perawatan payudara sebaiknya dilakukan 2 kali
Kelancaran Pengeluaran Produksi ASI
sehari pada waktu mandi pagi dan sore
Pada Ibu Post Partum
hari.Untuk mengurangi rasa sakit pada payudara
Berdasarkan dari hasil tabulasi silang antara
maka lakukan pengurutan payudara secara
perawatan payudara dengan kelancaran
perlahan, kompres air hangat sebelum menyusui
produksi ASI pada ibu post partum dari 10
bayi karena panas dapat merangang aliran ASI
responden didapatkan 3 reponden melakukan
kemudian kompres air dingin setelah menyusui
perawatan payudara dan pengeluaran produksi
untuk mengurangi rasa sakit dan
ASI nya lancar sedangkan 7 responden
pembengkakan. Adapun kriteria untuk
mengalami ketidaklancaran pengeluaran
mengetahui lancarnya produksi ASI pada ibu
post partum, antara lain : ASI yang banyak SIMPULAN
merembes keluar melalui puting, sebelum
Berdasarkan hasil penelitian tentang
disusukan payudara teraasa tegang, bayi
hubungan perawatan payudara dengan
kencing sering sekitar 8 kali per hari, berat
kelancaran pengeluaran ASI pada ibu post
badan bayi naik sesuai umur dan jika ASI cukup
partum di Desa Wonorejo Kecamatan
bayi akan tertidur selama 3-4 jam per hari
Trowulan Kabupaten Mojokerto dapat ditarik
(Ambarwati, 2009).
simpulan sebagai berikut :
Untuk mengatasi masalah perawatan
1. Perawatan payudara pada ibu post partum
payudara yang kurang tersebut, maka pada ibu
di Desa Wonorejo Kecamatan Trowulan
post partum yang tidak melakukan perawatan
Kabupaten Mojokerto yang melakukan
payudara sebaiknya diberikan motivasi
perawatan payudara yaitu 30% (3
mengenai pentingnya perawatan payudara dan
responden) dan tidak melakukan perawatan
pada tiap kali kunjunagn ibu post partum
payudara yaitu 70% (7 responden) dari 10
dianjurkan untuk menerapkan langkah
responden.
perawatan payudara. Bagi ibu post partum yang
2. Kelancaran pengeluaran produksi ASI pada
menganggap bahwa langkah-langkah dalam
ibu post partum di Desa Wonorejo
melakukan perawatan payudara terlalu rumit
Kecamatan Trowulan Kabupaten
maka sebaiknya mengajarkan tiap-tiap langkah
Mojokerto yang mengalami kelancaran
dalam melakukan perawatan payudara sampai
pengeluaran produksi ASI yaitu 30% (3
ibu post partum benar-benar mengerti,
responden) dan yang tidak mengalami
memahami dan mampu melakukan perawatan
kelancaran pengeluaran produksi ASI yaitu
payudara secara mandiri. Sedangkan untuk
70 % (7 responden) dari 10 responden.
mengatasi masalah ketidaklancaran pengeluaran
3. Ada hubungan perawatan payudara dengan
produksi ASI, maka anjurkan pada ibu post
kelancaran pengeluaran produksi ASI di
partum untuk makan-makanan yang bergizi
Desa Wonorejo Kecamatan Trowulan
sehingga kebutuhan nutrisinya dapat terpenuhi
Kabupaten Mojokerto.
dengan baik, anjurkan ibu post partum minum
air putih yang banyak agar ibu post partum tidak
mengalami dehidrasi sehingga suplai ASI dapat
berjalan dengan lancar dan ibu post partum
harus banyak istirahat agar kondisinya tetap
terjaga dengan baik.
SARAN

Berdasarkan hasil penelitian, maka


saran yang dapat disampaikan oleh peneliti
adalah sebagai berikut :

1. Bagi Tenaga Kesehatan


Diharapkan meningkatkan pelayanan asuhan
yang diberikan kepada ibu post partum,
misalnya memberikan penyuluhan mengenai
perawatan payudara kepada seluruh ibu post
partum.
2. Bagi Institusi
Berdasarkan hasil penelitian diatas diharapkan
institusi tetap memberikan pelatihan bagi
mahasiswa agar mampu menerapkan
perawataan payudara dalam masyarakat.
3. Bagi Masyarakat
Pentingnya peran serta masyarakat, utamanya
ibu post partum dalam mengikuti pelayanan
kesehatan yang diberikan kepada masyarakat
untuk meningkatkan kesehatan.
4. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan untuk
mengembangkan lagi pada penelitian
selanjutnya dengan meneliti semua faktor-
faktor yang mempengaruhi hubungan
perawatan payudara dengan kelancaran
pengeluaran produksi ASI pada ibu post
partum.
DAFTAR PUSTAKA Terhadap Penyakit Payudara.Yogjakarta :
Mitra Cendekia Press.
Setiawan dan Saryono. 2010. Metode Penelitian
Ambarwati dan Wulandari. 2008. Asuhan Kebidanan DIII, DIV, S1 dan S2.
Kebidanan Nifas. Jogjakarta: Mitra Yogjaakarta : Nuha Medika.
Cendekia Press. Sinsin, Lis. 2008. Masa Kehamilan dan
Anggraini, Yetti. 2010. AsuhanKebidanan Masa Persalinan.Jakarta : PT Elex Media
Nifas. Yogyakarta: Pustaka Rihana. Komputindo.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Sugiono Prof. Dr. 2010. Statistik untuk Penelitian.
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Bandung: Alfabetha.
Cipta. Suherni, dkk. 2008. Perawatan Masa Nifas.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Jogjakarta: Fitramaya.
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Suradi, Ruliana Prof. Dr. 2008. Manajemen
Cipta. Laktasi. Jakarta: Perkumpulan Perinatologi
Astutik, Y. Reni. 2014. Payudara dan Laktasi. Indonesia.
Jakarta: Salemba Medika.
Depkes RI. 2005. Manajemen Laktasi Buku
Panduan Bagi Petugas Kesehatan di
Puskesmas. Jakarta: Direktorat Gizi
Masyarakat
Hidayat, A. Aziz. 2007. Metode Penelitian
Keperawatan dan Teknik Analisis Data.
Jakarta: Salemba Medika.
Indriarti, M. T. 2007. Panduan Lengkap
Kehamilan, Persalinan dan Perawatan
Bayi.Yogjakarta : Diagnosis Media.
Jenny, Sr. 2006. Perawatan Masa Nifas Ibu dan
Bayi. Yogyakarta: Sahabat Setia.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2002. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Polit. DF & Back, CT. 2012.Nursing
Research.Generating and Assesing
Evidence for Nursing Practice. 9thEd.
Philadelpia : JB. Lippincott.
Proverawati dan Rahmawati. 2010. Kapita Selekta
ASI dan Menyusui. Yogjakarta ; Nuha
Medika.
Rulina, Suradi. 2004. Manajemen Laktasi. Modul
4. Jakarta: Perkumpulan Perinatologi
Indonesia.
Saryono dan Pramitasari.2008. Perawatan
Payudara Dilengkapi dengan Deteksi Dini

You might also like