Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 11, No.

2 Juni 2015

HUBUNGAN RESPONSE TIME DENGAN LUARAN


KEBERHASILAN PENANGANAN PERDARAHAN POSTPARTUM
DI RSU MARGONO SOEKARDJO PURWOKERTO

Dyah Puji Astuti1, Mohammad Hakimi2, Shinta Prawitasari2


STIkes Muhammadiyah Gombong
2, 3, Obstetrics and Gynecology Department, Medical Faculty,

Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

ABSTRACT
Maternal mortality rate is still high. PPH is a major cause of
maternal mortality in the world and in developing countries. Handling
cases of postpartum hemorrhage is right in health facilities can reduce
the incidence of maternal death from postpartum hemorrhage cases,
therefore, required response time appropriate in health care facilities.
This objective of this study is to determine the relationship of
response time with the successful outcome of the handling of cases of
PPH. An observational study design was used with case-control study
design (case control study. The subjects were all mothers who referred to
the Hospital of Purwokerto Soekardjo 2008-31Desember from 1 January
2011 due to PPH. Mechanical sampling with purposive sampling . Data
collected by observation medical record and in-depth interviews, analysis
of the data used to use univariable analysis, and multivariable bivariable.
The results of X ² statistical test known value of 0.058 with p
0.810 (OR 1.22 95% CI 0.39 to 3.20) greater that 0.05 is not statistically
significant meaning there is no relationship of response time to the
successful outcome of treatment of bleeding post partum.
Conclusion: There is no relationship of response time with the successful
outcome of the handling of cases of postpartum hemorrhage in RSU
Margono Soekardjo Purwokerto.

Keywords: response time, postpartum hemorrhage

PENDAHULUAN perdarahan postpartum adalah


Setiap tahun diperkirakan pencegahan, penghentian
150.000 wanita meninggal dunia perdarahan dan mengatasi syok
setiap tahunnya dan perdarahan Selain strategi
postpartum menjadi penyebab penanganan tersebut,
utama di dunia dan negara pendekatan risiko masih dapat
berkembang(1, 2). Adapun yang digunakan dalam penanganan
menjadi faktor penyebab kasus perdarahan postpartum
perdarahan postpartum antara sebaiknya dirujuk ke tempat
lain atonía uteri, retensio fasilitas pelayanan kesehatan
plasenta dan laserasi jalan yang mempunyai unit transfusi
lahir(3). Salah satu strategi dan perawatan intensif. Oleh
pencegahan postpartum dengan karena perdarahan postpartum
melakukan manajemen aktif sebagai penyebab kematian
kala III (PAKT)(4). Sedangkan maternal (miss) dan keadaan
tujuan utama penanganan hampir mati (near-miss)(5).Dari

60
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 11, No. 2 Juni 2015

data di Rumah Sakit Umum populasi mempunyai


Margono Soekardjo Purwokerto karakteristik sama dengan
jumlah perdarahan postpartum kelompok kasus(8).
masih cukup tinggi dan terdapat Subjek penelitian ini
kasus kematian. semua ibu bersalin dirujuk ke
Berdasarkan Kepmenkes Rumah Sakit Margono Soekardjo
No 1051/Menkes/SK/XI/2008 Purwokerto dari mulai 1 Januari
tentang pedoman 2008- 31Desember 2011 karena
penyelenggaraan pelayanan perdarahan postpartum
obstetri neonatal emergensi sebanyak 645. Pengambilan
komprehensif (PONEK) 24 jam di sampel dengan cara purposive
RS, ditetapkan bahwa response sampling(9). Subjek penelitian ini
time kasus kegawatdaruratan terdiri dari kasus: ibu bersalin
khususnya kasus obstetri mengalami perdarahan
neonatal di UGD < 5 menit, di postpartum dini di RS Margono
kamar bersalin < 30menit, Soekardjo Purwokerto mulai 1
pelayanan darah < 1 jam dan di Januari 2008- 31Desember 2011
kamar operasi < 30 menit. mengalami kematian. Sedangkan
Sehingga response time tepat control: ibu bersalin mengalami
diharapkan dapat menurunkan perdarahan postpartum dini di
angka kematian akibat RS Margono Soekardjo
keterlambatan penanganan di Purwokerto mulai 1 Januari
rumah sakit(6). Tujuan penelitian 2008- 31Desember 2011 yang
ini untuk mengetahui hubungan hidup/near-miss. Sampel
response time dengan penelitian ini dihitung
keberhasilan penanganan kasus menggunakan software
perdarahan postpartum di RSU sampelsize, dari perhitungan
Margono Soekardjo Purwokerto. tersebut dan dengan
perbandingan kelompok kasus
METODE PENELITIAN dan kontrol 1:1, maka jumlah
Jenis penelitian yang sampel sebesar 72(10).
digunakan observasional Variabel penelitian ini
analitik, dengan rancangan atau meliputi: variabel bebas
desain studi kasus kontrol (case (independent) yaitu response
control study)(7). Selain itu, time. Variabel terikat adalah
dilakukan kajian dengan metode luaran keberhasilan perdarahan
wawancara mendalam (indepth postpartum (near miss dan kasus
interview) terhadap pihak rumah mati) dan variabel luar
sakit terkait response time. Studi (confounding variable) adalah
kasus kontrol dilakukan dengan kadar hb, waktu rujukan,
mengidentifikasi kelompok kasus penolong pertama, tempat
(kasus perdarahan postpartum melahirkan pertama dan kondisi
yang mengalami kematian/miss penyerta. Lokasi penelitian ini di
cases) dan kelompok kontrol RSU Margono Soekardjo
(kasus perdarahan postpartum Purwokerto dan waktu penelitian
yang masih hidup/near-miss akan dilaksanakan pada bulan
cases), secara retrospektif Mei 2012
(penelusuran ke belakang). Instrumen penelitian ini
Kelompok kontrol dipilih dari berupa data studi rekam medis

61
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 11, No. 2 Juni 2015

terhadap kasus perdarahan Soekarjo (RSMS) merupakan


postpartum nyaris mati (near- salah satu RS Ponek di wilayah
miss cases) dan perdarahan Kabupaten Banyumas. Rumah
postpartum mengalami kematian. sakit ini sekarang telah menjadi
Wawancara mendalam (indepth rumah sakit terbesar dan
interview) untuk menggali terlengkap di kawasan Jawa
response time terhadap petugas Tengah barat selatan dengan
di ruang IGD dan ruang VK. fasilitas layanan: medis,
Analisis data menggunakan penunjang medis, asuhan
analisis univariabel, bivariabel, keperawatan serta non medis,
dan multivariabel dengan uji yang lengkap dan modern,
statistik χ2 (chi-square) dan menjadikan RSMS menjadi pusat
regresi logistik dan tingkat rujukan kesehatan dari berbagai
kemaknaan p < 0, 05 confidence institusi pelayanan kesehatan di
interval 95%. sekitarnya (11).
HASIL DAN BAHASAN
Rumah Sakit Umum
Daerah Prof. Dr. Margono

Analisis Univariat
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Variabel Penelitian
No Variabel Frekuensi (f) Persentase (%)
1. Respon time
a. Tidak 29 40,28
tepat/terlambat
b. Tepat /tidak 43 59,72
terlambat
2. Kadar Hb
a. Berat 21 29,17
b. Sedang 24 33,33
c. Ringan 27 37,50
3. Tempat melahirkan
pertama
a. Rumah 33 45,83
b. BPS 39 54,17
4. Penolong pertama
a. Bidan 72 100
5. Waktu rujukan
a. Terlambat/tidak 31 43,06
tepat
b. Tidak 41 56,94
terlambat/tepat
6. Kondisi penyerta
a. Ada 31 43,06
b. Tidak ada 41 56,94
Sumber: Data primer terolah, tahun 2013
Berdasarkan Tabel 1, sebesar 39 (54,17%), penolong
diketahui bahwa sebagian besar pertama semuanya (72)
variabel response time adalah ditangani bidan. Berdasarkan
response time tepat (tidak variabel waktu rujukan sebagian
terlambat) yaitu sebesar 43 besar waktu rujukan tidak
(59,72%), kadar Hb ringan terlambat yaitu sebesar 41
sebesar 27 (37,50%), tempat (56,94%), kondisi penyerta
melahirkan pertama di BPS sebagian besar tidak ada kondisi

62
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 11, No. 2 Juni 2015

penyerta yaitu sebesar 41 (56,94%).

Analisis Bivariat
Hasil analisis variabel bebas terhadap variabel terikat dapat
dilihat pada tabel berikut
:
Tabel 2. Hubungan respon time terhadap luaran keberhasilan
penanganan perdarahan post partum
Respon Perdarahan post partum x² p OR CI
time Kasus % Kontrol % 95%
Tidak 15 41,67 14 38,89 0,058 0,810 1,22 0,39-
tepat 3,20
Tepat 21 58,33 22 61,11
Sumber: Data primer terolah 2013
(61,11%). Hasil uji statistik
Tabel 2 diketahui diketahui bahwa nilai x² 0,058
hubungan respon time terhadap dengan p sebesar 0,810 (OR 1,22
luaran keberhasilan penanganan dengan 95% CI 0,39-3,20) lebih
perdarahan post partum pada besar dari 0,05 sehingga secara
kelompok kasus dengan respon statistik tidak bermakna yang
time tepat (tidak terlambat) berarti tidak ada hubungan
sebesar 21 responden (58,33%), response time terhadap luaran
sedangkan kelompok kontrol keberhasilan penanganan
dengan respon time tepat (tidak perdarahan post partum.
terlambat) sebesar 22 responden

63
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 11, No. 2 Juni 2015

Tabel 3. Hubungan variabel luar dengan perdarahan post partum


Perdarahan post partum CI
Variabel luar x² p OR
Kasus % Kontrol % 95%
Kadar Hb 49,50 0,000
Berat 21 58, 0 0,00
33
Sedang 15 14, 9 25,0
67 0
Ringan 0 0,0 27 75,0
0 0
Tempat 6,77 0,009 3,57 1,21-
melahirkan 10,6
pertama 6
Rumah 22 61, 11 30,5
11 6
BPS 14 38, 25 69,4
89 4
Penolong
pertama thd
perdarahan
Bidan 36 100 36 100,
,0 0
Waktu 6,85 0,009 3,64 1,22-
rujukan 11,0
4
Terlambat/ 21 58, 10 27,7
tdk tepat 33 8
Tdk 15 41, 26 72,2
terlambat/t 67 2
epat
Kondisi
penyerta
Ada 22 61, 9 25,0 9,57 0,002 4,71 1,55-
11 0 14,7
6
Tidak ada 14 38, 27 75,0
89 0
Sumber: Data primer terolah 2013
Pada variabel kadar Hb 0,009, berarti secara statistik
berat terhadap perdarahan post signifikan ada hubungan antara
partum kelompok kasus sebesar tempat melahirkan pertama
58,33%, sedangkan kelompok dengan luaran keberhasilan
kontrol 75% mengalami kadar penanganan perdarahan post
Hb ringan. Hasil uji statistik partum.
menunjukkan nilai x² 49,50 Variabel waktu rujukan
dengan p 0,0001, artinya secara terlambat kelompok kasus
statistik ada hubungan antara 58,33%, kelompok kontrol
kadar Hb dengan luaran dengan waktu rujukan tidak
keberhasilan penanganan terlambat 72,22%. Hasil uji
perdarahan post partum. statistik nilai x² 6,85 dengan p
Variabel tempat melahirkan 0,009, berarti secara statistik
pertama di rumah kelompok signifikan ada hubungan antara
kasus 61,11%, pada kelompok waktu rujukan dengan luaran
kontrol tempat melahirkan di keberhasilan penanganan
BPS 69,44%. Hasil uji statistik perdarahan post partum. Pada
diketahui nilai x² 6,77 dengan p variabel kondisi penyerta

64
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 11, No. 2 Juni 2015

kelompok kasus 61,11%, hubungan antara kondisi


kelompok kontrol tidak ada penyerta luaran keberhasilan
kondisi penyerta 75%. Hasil uji penanganan perdarahan post
statistik diketahui nilai x² 9,57 partum.
dengan p 0,002, berarti secara
statistik signifikan ada
Tabel 4. Hubungan Variabel Luar dengan Response Time
Respon time
Variabel
Tdk x² p OR CI 95%
luar % Tepat %
tepat
Kadar Hb 5,61 0,61 4 1,06-
15,53
Berat 8 27,59 13 30,23
Sedang 14 48,28 10 23,26
Ringan 7 24,14 20 46,57
Tempat 7,58 0,006 3,93 1,31-
melahirka 12,09
n pertama
Rumah 19 65,52 14 32,56
BPS 10 34,48 29 67,44
Waktu 7,16 0,007 3,78 1,26-
rujukan 11,50
Terlamb 18 62,07 13 30,23
at/tdk
tepat
Tdk 11 37,93 30 69,77
terlamb
at/tepat
Kondisi 1,49 0,22 1,81 0,63-
penyerta 5,24
Ada 15 51,72 16 37,21
Tidak 14 48,28 27 62,79
ada
Sumber: Data primer terolah 2013
Tabel 4 menunjukkan hubungan tempat melahirkan
variabel kadar Hb sedang pertama terhadap response time.
terhadap response time tidak Variabel waktu rujukan
tepat 48,28%, variabel kadar Hb terlambat terhadap response
ringan terhadap response time time tidak tepat sebesar 62,07%,
tepat 46,57%. Hasil uji statistik waktu rujukan tidak terlambat
diketahui nilai x² 5,61 dengan p terhadap respon time tepat
0,61 yang berarti secara statistik 69,77%.
tidak signifikan, tidak ada Hasil uji statistik
hubungan kadar Hb terhadap diketahui nilai x² 7,16 dengan p
response time Variabel tempat 0,007 berarti secara statistik
melahirkan pertama di rumah signifikan, ada hubungan waktu
terhadap response time tidak rujukan terhadap response time.
tepat 65,52%, tempat Sedangkan variabel ada kondisi
melahirkan pertama di BPS penyerta terhadap response time
terhadap response time tepat tidak tepat sebesar 15 responden
67,44%. Hasil uji statistik (51,72%), tidak ada kondisi
diketahui nilai x² 7,58 dengan p penyerta terhadap response time
0,006 yang berarti secara tepat sebesar 27 responden
statistik signifikan, ada (62,79%). Hasil uji statistik

65
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 11, No. 2 Juni 2015

diketahui bahwa nilai x² 1,49 kondisi penyerta terhadap


dengan p sebesar 0,22 yang response time.
berarti secara statistik tidak
signifikan, tidak ada hubungan
Analisis Multivariat
Tabel 5. Hasil Analisis Multivariat
Variabel Model 1 Model 2 Model 3 Model 4 Model 5 Model 6
OR OR OR OR OR OR (95%
(95% (95% (95% (95% (95% CI)
CI) CI) CI) CI) CI)
Response
time
Tidak 1,12* 0,25* 0,69* 0,70* 0,89* 0,36*
tepat (0,44- (0,04- (0,24- (0,24-2,05) (0,32- (0,10-
2,88) 1,62) 2,03) 2,49) 1,30)
Tepat
Tempat
melahirkan
pertama
Rumah 4,05* 4,17
(1,41- (1,29-
11,66) 13,53)
BPS
Waktu
rujukan
Terlamba 4,10* 3,91*
t (1,42- (1,19-
11,87) 12,80)
Tdk
terlambat
Kondisi
penyerta
Ada 4,79* 3,49*
(1,72- (1,16-
13,35) 10,58)
Tidak ada
N 72 72 72 72 72 72
Deviance 99,8 29,4 92,4 92,4 89,8 78,2
Pseudo R² 0,0006 0,07 0,07 0,07 0,09 0,21
Sumber: Data primer terolah 2013
Berdasarkan hasil dapat memprediksi luaran
permodelan di atas, maka dapat keberhasilan penanganan
disimpulkan bahwa model 6 perdarahan post partum sebesar
lebih efektif dan efisien dalam 21%, sisanya 79% dapat
memberikan kontribusi terhadap dipengaruhi faktor lain.
luaran keberhasilan penanganan Perdarahan post partum
perdarahan post partum. masih menjadi penyebab utama
Responden yang mengalami kematian ibu di dunia dan di
perdarahan post partum dengan negara berkembang, termasuk
response time yang terlambat juga Indonesia. Perdarahan post
berisiko 0,36 kali lebih besar partum terjadi bila mana seorang
mengalami kematian ibu melahirkan akan
dibandingkan response time yang mengeluarkan darah secara
tidak terlambat. Variabel fisiologis sampai jumlah melebihi
response time pada model 6 500 ml dan menyebabkan

66
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 11, No. 2 Juni 2015

gangguan homeostatis. (40,28%) eperti pada Tabel 3.


Gangguan tersebut seperti Hasil analisis bivariat antara
pasien mengeluh lemas, variabel bebas (response time)
berkeringat dingin, menggigil, terhadap variabel terikat
sistolik < 90 mmHg, nadi (perdarahan post partum)
>100x/menit, kadar Hb < 8 gr%. diperoleh hasil bahwa nilai p
Hasil penelitian 0,810 > 0,05. Hal tersebut tidak
berdasarkan variabel yang bermakna secara statistik, yang
diteliti diperoleh hasil bahwa berarti tidak ada hubungan
respon time tepat (tidak antara response time dengan
terlambat) sebesar 43 responden luaran keberhasilan penanganan
(59,72%), kadar Hb ringan perdarahan post partum.
sebesar 27 responden (37,50%), Berkaitan response time
tempat melahirkan pertama yang menjadi variabel utama,
sebagian besar di BPS yaitu variabel ini mengukur waktu
sebesar 39 responden (54,17), diperlukan dalam memperoleh
penolong pertama semuanya pelayanan di tempat pelayanan
(100%) dilakukan oleh bidan, kesehatan rujukan dari pasien
waktu rujukan sebagian besar datang hingga mendapat
tepat (tidak terlambat) yaitu prosedur penanganan dari
sebesar 41 responden (56,94%), dokter, dengan kriteria: UGD <
kondisi penyerta sebagian besar 5menit, di kamar bersalin <
tidak ada kondisi penyerta yaitu 30menit, pelayanan darah <
sebesar 41 responden (56,94%) 1jam dan penanganan di kamar
seperti pada Tabel 1.Faktor operasi < 30 menit (6, 13). Kondisi
penyebab perdarahan post dan keadaan di RSU Margono
partum antara lain atonia uteri, secara umum sebagaimana hasil
retensio plasenta dan laserasi penelitian ini, apabila dilihat dari
jalan lahir(3). Faktor risiko response time yang diberikan
perdarahan post partum antara kepada pasien sudah cukup
lain gangguan sirkulasi bagus, di mana sebagian besar
maternal, riwayat retensio response time yang diberikan
plasenta, perdarahan adalah respon time tepat (tidak
antepartum, laserasi genetalia, terlambat). Hal tersebut sesuai
makrosomia,, induksi dengan Kepmenkes No
persalinan, korioamnionitis, 1051/Menkes/SK/XI/2008(6).
perdarahan intrapartum, Hasil penelitian ini
malpresentasi, anestesi epidural, menyimpulkan bahwa tidak ada
kala I dan kala II lama, hubungan response time luaran
pesalinan forcep dan kegagalan keberhasilan penanganan
vakum, dan usia ibu(12). perdarahan post partum. Hal
Berdasarkan variabel tersebut tidak sejalan dengan
response time diperoleh hasil penelitian yang pernah
bahwa sebagian besar response dilakukan di RSUP Dr. Sardjito(5,
time tepat (tidak terlambat) yaitu 13). Response time dipengaruhi

sebesar 43 responden (59,72%), oleh kadar Hb, waktu rujukan,


dan sebagian kecil response time penolong pertama, tempat
tidak tepat (tidak terlambat) melahirkan pertama dan kondisi
yaitu sebesar 29 responden penyerta. Hasil penelitian

67
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 11, No. 2 Juni 2015

diperoleh bahwa kadar Hb responden (69,44%) seperti


sedang pada response time yang terlihat pada Tabel 4. Hasil
tidak tepat diperoleh sebesar 4 análisis bivariat antara variabel
responden (48,28%), sedangkan waktu rujukan terhadap
kadar Hb ringan pada response response time diperoleh nilai p
time tepat sebesar 20 responden 0,007 lebih kecil dari 0,05 secara
(46,57%) seperti pada Tabel 3. statistik signifikan, ada
Pada análisis bivariat antara hubungan antara waktu
variabel kadar Hb terhadap rujukan terhadap response time.
response time diperoleh hasil Nilai OR sebesar 3,78 yang
bahwa nilai p 0,61 lebih besar berarti waktu rujukan terlambat
dari 0,05 yang berarti secara (tidak tepat) berisiko 3,78 kali
statistik tidak signifikan, tidak lebih besar dibanding waktu
ada hubungan kadar Hb rujukan tidak terlambat (tepat)
terhadap response time. terhadap response time. Pada
Apabila dilihat dari variabel kondisi penyerta
variabel tempat melahirkan diperoleh hasil bahwa ada
pertama yang berhubungan kondisi penyerta pada response
terhadap response time, time tidak tepat sebesar 15
diperoleh hasil bahwa tempat responden (51,72%) sedangkan
melahirkan pertama sebagian tidak ada kondisi penyerta pada
besar di rumah pada response response time tepat sebesar 27
time tidak tepat yaitu sebesar 19 responden (62,79%). Seperti
responden (65,52%) seperti pada terlihat pada tabel 4. Hasil
Tabel 3. Hasil análisis bivariat análisis bivariat antara variabel
variabel tempat melahirkan kondisi penyerta terhadap
pertama terhadap response time response time diperoleh nilai p
diperoleh hasil nilai p 0,006 0,22 lebih besar dari 0,05 yang
lebih kecil dari 0,05. Secara berarti secara statistik tidak
statistik signifikan yang signifikan, tidak ada hubungan
menunjukkan ada hubungan kondisi penyerta terhadap
tempat melahirkan pertama response time
terhadap response time. Nilai OR Luaran keberhasilan
sebesar 3,93 yang berarti bahwa penanganan perdarahan post
responden yang melahirkan di partum dipengaruhi juga oleh
rumah berisiko 3,93 kali lebih faktor kadar Hb, tempat
besar mengalami response time melahirkan pertama, penolong
tidak tepat (terlambat) pertama terhadap perdarahan,
dibandingkan tempat waktu rujukan dan kondisi
melahirkan di BPS. penyerta. Pada hubungan
Berdasarkan variabel variabel kadar Hb dengan luaran
waktu rujukan terhadap keberhasilan penanganan
response time, diperoleh hasil perdarahan post partum
bahwa waktu rujukan terlambat diperoleh hasil bahwa kadar Hb
(tidak tepat) pada respon time berat pada kelompok kasus
tidak tepat sebesar 18 responden sebesar 21 responden (58,33%)
(62,07%), dan waktu rujukan dan pada kelompok kontrol
tidak terlambat (tepat) pada dengan kadar Hb ringan sebesar
response time tepat sebesar 30 27 responden (75%) seperti

68
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 11, No. 2 Juni 2015

terlihat pada tabel 3. Hasil sebesar 21 responden (58,33%),


análisis bivariat kadar Hb pada kelompok kontrol dengan
dengan luaran keberhasilan waktu rujukan tidak terlambat
penanganan perdarahan post sebesar 26 responden (72,22%).
partum diperoleh nilai p 0,0001 Hasil uji statistik diketahui
lebih kecil dari 0,05 yang berarti bahwa nilai p sebesar 0,009,
secara statistik signifikan, ada yang berarti secara statistik
hubungan antara kadar Hb signifikan ada hubungan antara
dengan luaran keberhasilan waktu rujukan dengan luaran
penanganan perdarahan post keberhasilan penanganan
partum. Menurut Febriani, 2007 perdarahan post partum. Nilai
anemia memberikan risiko relatif OR sebesar 3,64 yang berarti
15,3 kali untuk terjadinya responden yang terlambat waktu
kematian maternal bila dirujuk berisiko 3,64 kali lebih
dibandingkan dengan ibu yang besar mengalami mengalami
tidak menderita anemia. Wanita kematian akibat perdarahan post
yang menderita anemia berat partum dibanding yang tidak
akan lebih rentan terhadap terlambat waktu rujukannya.
infeksi selama kehamilan dan Pada variabel ada kondisi
persalinan, akan meningkatkan penyerta pada kelompok kasus
risiko kematian akibat sebesar 22 responden (61,11%),
perdarahan dan akan memiliki kelompok kontrol dengan tidak
risiko terjadinya komplikasi ada kondisi penyerta sebesar 27
operatif bila dibutuhkan responden (75%). Hasil uji
persalinan dengan seksio statistik diketahui bahwa nilai p
sesaria. sebesar 0,002, yang berarti
Pada variabel tempat secara statistik signifikan ada
melahirkan pertama di rumah hubungan antara kondisi
pada kelompok kasus sebesar 22 penyerta dengan luaran
responden (61,11%), pada keberhasilan penanganan
kelompok kontrol tempat perdarahan post partum. Nilai
melahirkan di BPS sebesar 25 OR sebesar 4,71 yang berarti
responden (69,44%). Hasil uji responden dengan ada kondisi
statistik diketahui bahwa nilai p penyerta berisiko 4,71 kali lebih
sebesar 0,009, yang berarti besar mengalami kematian
secara statistik signifikan ada akibat perdarahan post partum
hubungan antara tempat dibanding dengan yang tidak ada
melahirkan pertama dengan kondisi penyerta.
luaran keberhasilan penanganan
perdarahan post partum. Nilai SIMPULAN
OR sebesar 3,57 yang berarti Tidak ada hubungan
responden yang melahirkan response time dengan luaran
pertama di rumah berisiko 3,57 keberhasilan penanganan kasus
kali lebih besar mengalami perdarahan post partum di RSU
kematian akibat perdarahan Margono Soekardjo Purwokerto
postpartum dibandingkan bila (p 0,810). Ada hubungan kadar
tempat melahirkan di BPS. Hb ibu dengan luaran
Variabel waktu rujukan keberhasilan penanganan kasus
terlambat pada kelompok kasus perdarahan post partum di RSU

69
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 11, No. 2 Juni 2015

Margono Soekardjo Purwokerto UGM/ RS. Dr. Sardjito;


(p 0,0001). Ada hubungan 2009.
tempat melahirkan pertama 6. Menkes RI. Keputusan
dengan luaran keberhasilan Menteri Kesehatan Republik
penanganan kasus perdarahan Indonesia Nomor:
post partum di RSU Margono 1051/MENKES/SK/XI/2008
Soekardjo Purwokerto (p 0,009). Tentang Pedoman
Ada hubungan waktu rujukan Penyelenggaraan Pelayanan
dengan luaran keberhasilan Obstetri Neonatal Emergensi
penanganan kasus perdarahan Komprehensif (Ponek) 24
post partum di RSU Margono Jam di Rumah Sakit.
Soekardjo Purwokerto (p 0,009). Jakarta: Kemeterian
Ada hubungan kondisi penyerta Kesehatan RI; 2008.
dengan luaran keberhasilan 7. Gordis L. Epidemiology.
penanganan kasus perdarahan Philadelphia: W.B. Saunders;
post partum di RSU Margono 2004.
Soekardjo Purwokerto (p 0,002). 8. Sastroasmoro S, Ismail S.
Metodologi Penelitian Klinis.
DAFTAR PUSTAKA Jakarta: Binarupa Aksara;
1. WHO. Managing 2002.
Complications in Pregnancy 9. Notoatmodjo S. Metodologi
and Childbrith: a Guide for Penelitian Klinis. Jakarta:
Midwives and Doctors Rineka Cipta; 2005.
(MCPC). Geneva: WHO, 10. Lemeshow S, Hosmer DW,
2000. Klar J, Lwanga S. Besar
2. Homer CSE, Passant L, sampel dalam penelitian
Brodie PM, Kildea S, Leap N, kesehatan. Yogyakarta:
Pincombe J, et al. The role of Gajah Mada University.
the midwife in Australia: 1997.
Views of women and 11. RSUD Prof. Dr. Margono
midwives. Midwifery. Soekarjo. Profil Rumah Sakit
2009;25(6):673-81. Umum Daerah Prof. Dr.
3. Ahonen J, Stevanovic V, Margono Soekarjo
Lassila R. Management of Banyumas: RSUD Prof. Dr.
post-partum haemorrhage. Margono Soekarjo; 2012.
Acta Anaesthesiologica 12. Maughan KL, Heim SW,
Scandinavica. Galazka SS. Preventing
2010;54(10):1164–78 postpartum hemorrhage:
4. Anderson JM, Etches D. Managing the third stage of
Prevention and management labor. Am Fam Physician.
of postpartum hemorrhage. 2006;73(6):1025-8.
Am Fam Physician. 13. Tambunan JN. Faktor-
2007;75(6):875-82. Epub Faktor yang Mempengaruhi
2007/03/30. Terjadinya Kematian
5. Siswosudarmo R. Pengaruh Maternal dan Nyaris Mati
Keterlambatan Terhadap Maternal di RSUD. Medan:
Kejadian Miss dan Near Miss Universitas Sumatera Utara;
Cases. Yogyakarta: Bagian 2008.
Obstetri dan Ginekologi FK

70

You might also like