Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

See

discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/284464579

UJI PRAKLINIK ANTIHIPERURISEMIA SECARA


IN VIVO PADA MENCIT PUTIH JANTAN GALUR
BALB-C DARI EK....

Article · February 2014

CITATIONS READS

0 1,766

8 authors, including:

Muhtadi Muhtadi Andi Suhendi


Universitas Muhammadiyah Surakarta Universitas Muhammadiyah Surakarta
40 PUBLICATIONS 64 CITATIONS 43 PUBLICATIONS 22 CITATIONS

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

I'm working the research on anti-diabetic and anti-inflammatory of extract from Channa striata fish
and some Indonesian medicinal plants View project

I had finished to study anti hyperuricemic properties of some Indonsesian plants View project

All content following this page was uploaded by Muhtadi Muhtadi on 24 November 2015.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


UJI PRAKLINIK ANTIHIPERURISEMIA SECARA
IN VIVO PADA MENCIT PUTIH JANTAN GALUR
BALB-C DARI EKSTRAK DAUN SALAM
(Syzigium polyanthum Walp) DAN DAUN BELIMBING
WULUH (Averrhoa bilimbi L.)

Muhtadi1*), Andi Suhendi1), Nurcahyanti W.2), dan EM. Sutrisna3)


1
Bagian Kimia Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta
2
Bagian Biologi Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta
3
Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran & Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta

ABSTRACT
Antihyperuricemia activity in vivo testing has been done of single and combined extracts of Salam
(Syzigium polyanthum Walp) and Belimbing Wuluh leaves (Averrhoa bilimbi L.), and also standardized extracts.
Salam leaves extraction and Belimbing Wuluh leaves carried by the water solvent. Dried extract of each ingredient
had been done antihyperuricemia preclinical in vivo testing against male white mice strain Balb-C induced by
potassium oxonate dose of 250 mg / kg b.w. Antihyperuricemia preclinical in vivo testing results showed that the
single extracts of Salam and Belimbing Wuluh at a dose of 200 mg / kg b.w. had lower activity levels of uric acid
in the blood serum of male white mice, respectively 0.640 and 0.680. While the activity of the combination of
extracts of Salam-Belimbing Wuluh is 1.380.

Keywords: Antihyperurisemia preclinical in vivo testing; Salam leaves extract, Belimbing Wuluh leaves extract,
male white mice Balb-C

PENDAHULUAN sisa metabolisme zat purin yang berasal dari sisa


Asam urat adalah senyawa turunan purina makanan yang kita konsumsi. Purin sendiri adalah
dengan rumus kimia C5H4N4O3 dan rasio plasma zat yang terdapat dalam setiap bahan makanan
antara 3,6 mg/dL (~214µmol/L) dan 8,3 mg/ yang berasal dari tubuh makhluk hidup. Dengan
dL (~494µmol/L) (1 mg/dL = 59,48 µmol/L) . kata lain, dalam tubuh makhluk hidup terdapat
Kelebihan (hiperurisemia, hyperuricemia) atau zat purin ini, lalu karena kita memakan makhluk
kekurangan (hipourisemia, hyporuricemia) kadar hidup tersebut, maka zat purin tersebut berpindah
asam urat dalam plasma darah ini sering menjadi ke dalam tubuh kita. Berbagai sayuran dan buah-
indikasi adanya penyakit atau gangguan pada tubuh buahan juga terdapat purin. Purin juga dihasilkan
manusia. Pada manusia, asam urat adalah produk dari hasil perusakan sel-sel tubuh yang terjadi
terakhir lintasan katabolisme nukleotida purina, secara normal atau karena penyakit tertentu.
sebab tiadanya enzim urikase yang mengkonversi Biasanya asam urat menyerang pada usia lanjut,
asam urat menjadi alantoin. Kadar asam urat yang karena penumpukan bahan purin ini.Pemanfaatan
berlebih dapat menimbulkan batu ginjal dan/atau obat tradisional atau jamu di Indonesia pada
pirai di persendian (Hediger, 2004). hakekatnya merupakan bagian kebudayaan
Penyakit asam urat merupakan akibat dari bangsa Indonesia. Keuntungan dari penggunaan
konsumsi zat purin secara berlebihan. Purin diolah obat (ramuan) tradisional pada prinsipnya adalah
tubuh menjadi asam urat, tapi jika kadar asam efek samping yang relatif kecil dibandingkan obat
urat berlebih, ginjal tidak mampu mengeluarkan modern. Meskipun secara empiris obat tradisional
sehingga kristal asam urat menumpuk di mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit,
persendian. Akibatnya sendi terasa nyeri, bengkak tetapi khasiat dan kemampuannya belum banyak
dan meradang. Asam urat adalah penyakit dari dibuktikan secara ilmiah maupun klinis. Selain

Biomedika, Volume 6 Nomor 1, Februari 2014 17


itu, belum banyak diketahui senyawa kimia apa ekstrak kental yang diproleh dikeringkan dalam
yang bertanggung jawab terhadap khasiat obat Vaccum Dryer dan Vaccum Oven sampai kering.
tradisional tersebut (Wijayakusuma, 2002). Pembuatan Hiperurisemia dilakukan
Hasil penelitian sebelumnya, menunjukkan dengan cara menginjeksikan secara intraperitonial
bahwa dekokta daun salam pada dosis 1,25 g/ potasium oksonat 250 mg/kg BB atau 5 mg/20 g
kg BB mampu menurunkan kadar asam urat BB pada mencit (Zhao et al., 2005).
dalam darah mencit putih jantan secara efektif Uji pendahulun ini dilakukan untuk tujuan
(Handadari, 2007). Sedangkan infusa daun Salam mendapatkan data tentang dosis ekstrak, waktu
pada dosis 2,5 g/kg BB mampu menurunkan kadar pengambilan darah, dan ekstrak tunggal yang aktif
asam urat yang setara dengan allopurinol dosis 10 dalam menurunkan kadar asam urat.
mg/kg BB (Ariyanti, 2007). Belimbing wuluh Hewan uji dibagi menjadi beberapa
dilaporkan oleh Muhtadi dkk. memiliki aktivitas kelompok perlakuan, yaitu meliputi: kelompok
antihiperurisemia yang cukup kuat dibandingkan
kontrol negatif / hiperurisemia (potassium oksonat
dengan meniran, tempuyung dan jinten hitam
dosis 250 mg/kgBB), kontrol positif (allopurinol
dengan nilai penurunan sebesar 78,06% (Muhtadi
dosis 10 mg/kgBB), ekstrak air daun salam dan
dkk., 2010).
Belimbing Wuluh dosis tunggal (200 mg/kgBB).
Tulisan ini menjelaskan tentang pengujian
aktivitas antihiperurisemia secara in vivo pada Pemberian sediaan uji dilakukan satu jam setelah
mencit putih jantan galur Balb-C dari ekstrak air induksi hiperurisemia (potassium oksonat dosis
daun Salam, dan Belimbing Wuluh, baik dosis 250 mg/kgBB). Pengambilan darah dilakukan
tunggal maupun dosis kombinasi. satu jam setelah pemberian sediaan uji atau dua
jam setelah induksi hiperurisemia (potassium
Metode oksonat dosis 250 mg/kgBB), darah diambil lewat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini mata mencit dengan cara menusuk cabang vena
adalah spuit injeksi volume 3,0 ml (Terumo), spuit opthalmicus yang terletak pada saccus medianus
injeksi untuk insulin 1,0 ml, spuit oral ukuran 15 orbitales dengan pipa kapiler. Darah yang
gauge, flakon, timbangan mencit kapasitas 2610 mengalir lewat pipa kapiler ditampung dalam
gram (Lark, Cina), timbangan analitik (Presica tabung ependorf, setelah darah menggumpal
A-SCS), pipa kapiler (Assistent), mikrotube disentrifus untuk mendapatkan serum.
sentrifuge (eppendorf), sentrifuge (mini spin),
Kadar asam urat ditetapkan berdasarkan
vortex, mikropipet ukuran 5-40 µl dan 200-1000
reaksi enzimatik menggunakan reagen uric acid
µl, blue tip, yellow tip, alat-alat gelas (Pyrex),
FS* TBHBA. Serum darah yang telah dicampur
StarDust FC* 15 (DyaSys) dan kuvet disposibel.
homogen dengan pereaksi uric acid FS* TBHBA
Bahan penelitain adalah Ekstrak air daun Salam
diinkubasi selama 10 menit pada suhu 37º C.
dan daun Belimbing Wuluh, Potasium oksonat
p.a (Aldrich Chemical Company), Allopurinol p.a Selanjutnya larutan sampel, standart dan blangko
(Sigma), NaCl 0,9 %, Aquadest dan reagen kit uric dibaca absorbansinya dengan menggunakan
acid FS*TBHBA (DyaSys). spektrofotometer StartDust FC*15 pada panjang
Hewan percobaan: mencit putih jantan gelombang 546 nm.
galur Balb-C dengan berat badan rata-rata 30-40 HASIL DAN PEMBAHASAN
gram dan berumur 2-3 bulan.
Uji pendahuluan dilakukan untuk
Ekstraksi dilakukan dengan cara serbuk
mengetahui bagaimana model hiperurisemia
daun salam atau daun Belimbing Wuluh direbus
pada mencit putih jantan, yaitu dengan
dengan air sampai volume menjadi separoh
mencari dosis efektif potasium oksonat dalam
dari volume awal, kemudian disaring dan filtrat
dievaporasi dengan rotary evaporator (RE)
menaikkan kadar asam urat dari kondisi
sehingga diperoleh ekstrak kental. Kemudian normal.

18 Biomedika, Volume 6 Nomor 1, Februari 2014


Tabel 1- Data uji pendahuluan pembuatan model hiperurisemia
Perlakuan No. HU Kadar Asam Urat (mg/dL) Rata-rata SD
1 1.3
Kontrol normal
2 1.7 1.433 0.231
(Tanpa Perlakuan)
3 1.3
1 3.1
Potasium oksonat
2 4 3.067 0.950
Dosis 250 mg/kgBB
3 2.1

Dari hasil uji pendahuluan tersebut dapat jantan tidak mempunyai hormone estrogen,
dilihat bahwa dengan potassium dosis 250 mg/ jikalaupun ada hanya dalam jumlah yang relative
kgBB telah mampu menikkan kadar asam urat sedikit serta kondisi hormonal pada jantan lebih
mencit yaitu dari kadar normal dengan rata- stabil jika dibandingkan dengan mencit betina
rata 1,433 mg/dL menjadi 3,067 mg/kgBB. Hal karena pada mencit betina mengalami perubahan
ini sesuai dengan pernyataan yang mengatakan hormonal pada masa-masa tertentu seperti pada
bahwa mencit dikatakan hiperurisemia jika kadar masa siklus estrus, masa kehamilan dan menyusui
asam urat darahnya berkisar antara 1,7-3,0 mg/dL. dimana kondisi tersebut dapat mempengaruhi
Dan setelah diuji statistik diperoleh hasil bahwa kondisi psikologis hewan uji tersebut. Selain
antara kontrol normal dan kelompok potassium itu tingkat stress pada mencit betina lebih tinggi
oksonat sangat berbeda signifikan yaitu dengan dibandingkan dengan mencit jantan yang mungkin
nilai signifikansi sebesar 0,205 (p > 0,05). Jadi, dapat mengganggu pada saat pengujian.
dari hasil tersebut metode dalam penelitian dapat Potasium oksonat digunakan sebagai
dilanjutkan penelitian selanjutnya yaitu perlakuan induktor hiperurisemia karena potasium oksonat
dengan ekstrak. merupakan inhibitor urikase yang kompetitif
Hewan uji yang digunakan pada penelitian ntuk meningkatkan kadar asam urat dengan
ini adalah mencit putih jantan (Mus muculus) jalan mencegah perubahan asam urat menjadi
yang memiliki enzim urikase yang dapat allantoin. Dimana allantoin bersifat larut air dan
memecah asam urat dengan membentuk produk dapat diekskresi lewat urin, sehingga dengan
akhir allantoin yang bersifat mudah larut dalam dihambatnya enzim rikase oleh potassium
air (Martin, 1987). Untuk memperkecil variasi oksonat maka asam urat akan tertumpuk dan tidak
biologis, maka peneliti melakukan pengendalian tereliminasi dalam bentuk urin.
terhadap beberapa variabel antara lain dengan cara Kontrol positif yang digunakan adalah
menggunakan hewan uji yang kurang lebih sama allopurinol yaitu salah satu obat pirai atau gout yang
variasi biologisnya yaitu diantaranya dengan berat sering digunakan dalam pengobatan. Allopurinol
badan sekitar 30 – 40 gram, umur 2-3 bulan, galur merupakan satu-satunya urikostatikum yang saat
Balb-C, jenis kelamin jantan dan diperlakukan ini digunakan secara terapeutik, dimana bekerja
sama yaitu ditempatkan dalam kandang dengan untuk mengurangi pembentukan asam urat.
jumlah tiap kandangnya sama dan diberi makanan Sedangkan yang bekerja untuk meningkatkan
yang sama serta sebelum diberi perlakuan eliminasi asam urat disebut urikosurika
hewan uji dipuasakan terlebih dahulu selama (Mutschler, 1991). Allopurinol merupakan
± 2 jam dengan tetap diberi minum ad libitum. substrat ksantin oksidase dan dieliminasi melalui
Hal ini dilakukan agar kondisi hewan uji sama ginjal terutama sebagai oksipurinol (sering juga
dan untuk mengurangi pengaruh makanan yang disebut dengan istilah yang salah yaitu aloksantin)
dikonsumsi terhadap sediaan iji yang diberikan (Schunack dan Mayer, 1990). Allopurinol maupun
dalam penelitian. Dan untuk mengurangi tingkat oksipurinol, menghambat ksantin dan asam
kestresan hewan uji diadaptasikan dengan kondisi urat, dimana dalam dosis rendah mekanisme
laboratorium selama 7 hari. penghambatan berlangsung secara kompetitif dan
Pemilihan jenis kelamin jantan lebih dalam dosis tinggi bekerja secara tidak kompetitif.
didasarkan pada pertimbangan bahwa mencit Allopurinol yang memiliki waktu paroh dalam

Biomedika, Volume 6 Nomor 1, Februari 2014 19


plasma sekitar 40 menit, dihidrolisis oleh ksantin vacuum dryer sampai tebentuk ekstrak kering.
oksidase menjadi metabolit (Mutschler, 1991). Hal ini dimaksudkan untuk menjaga stabilitasnya
Metabolit allopurinol-1-ribonukleotida, yang selama penyimpanan karena jika disimpan dalam
dapat dinyatakan kecil dalam ekstrak organ, bentuk cair sangat rentan terkontaminasi serta
mungkin bertanggung jawab untuk inhibisi cepat ditumbuhi oleh jamur.
tambahan dari sintesis de novo purin (Schunack Penetapan kadar asam urat ditetapkan
dan Mayer, 1990). Melalui penghambatan ksantin dengan metode enzimatik dengan menggunakan
oksidase maka hipoksantin dan ksantin diekskresi reagen Uric acid FS*TBHBA (2,4,6-tribromo-
lebih banyak dalam urin sehingga kadar asam urat 3hydroxybenzoic acid) dengan menggunakan alat
dalam darah dan urin menurun (Mutschler, 1991). spektrofotometer StarDust FC 15. Mekanisme
Sediaan uji yang digunakan untuk yang terjadi adalah asam urat dioksidasi oleh
menurunkan kadar asam urat dalam penelitian enzim urikase dengan bantuan H 2O dan O2 menjadi
ini adalah ekstrak air dari daun belimbing wuluh. allantoin, karbondioksida dan hidrogen peroksida.
Metode penyarian yang digunakan adalah Hidrogen peroksida yang terbentuk akan bereaksi
ekstraksi dengan pelarut air, dimana metode dengan 4-aminoantipirin dan TBHBA menjadi
tersebut mirip dengan penggunaan bahan nabati kuinonimin yang berwarna merah muda dimana
sebagai obat tradisional (jamu) yaitu dengan reaksi tersebut dikatalisis oleh enzim peroksidase
merebus bahan dan mengambil konsentratnya (POD). Besarnya intensitas warna yang dihasilkan
untuk diminum sehingga kesetaraan perlakuan oleh kuinonimin tersebut ekuivalen dengan kadar
secara tradisional dan perlakuan dalam penelitian
asam urat dalam darah. Mekanisme reaksi tersebut
identik. Bedanya dalam penelitian ini konsentrat
dapat dilihat pada gambar 1.
yang diperoleh setelah perebusan diuapkan dalam

Gambar 1- Mekanisme Reaksi Pembentukan Senyawa Kuinonimin (Schunack et al., 1990)

Dalam penetapan kadar perlu diperhatikan mengurangi ganguan tersebut digunakan darah
kemungkinan adanya senyawa pengganggu yang tidak hemolisis, sehingga dalam penelitian
yaitu terutama dari sel-sel darah merah. senyawa ini yang digunakan adalah serum bukan plasma
dalam sel darah merah yang diketahui paling untuk mencegah agar glutation dan ergation tidak
mengganggu adalah glutation dan ergotion. Untuk lepas dari sel darah merah (Dawiesh, 1989).

20 Biomedika, Volume 6 Nomor 1, Februari 2014


Gambar 2- Histogram hubungan antara kelompok perlakuan dengan rata-rata
kadar asam urat darah (mg/dL) pada mencit putih jantan

Data kadar asam urat dalam serum mencit pemberian sediaan uji ekstrak dosis tunggal 200
setelah diinduksi dengan potasium oksonat dan mg/kgBB tersaji pada tabel berikut:

Tabel 2- Data Kadar Asam Urat Dalam Serum Setelah Perlakuan dengan Ekstrak
KADAR ASAM URAT
No. HU KELOMPOK PERLAKUAN BB (Gram) RATA-
SETELAH PERLAKUAN SD
RATA
1 39.3 3.1
2 30.5 3.7
Kontrol Negatif
3 30 2.9 3.100 0.3464
(Potasium Oksonat 250 mg/kgBB)
4 36 2.9
5 39 2.9
1 37.5 0.1
2 36.5 0.2
Kontrol Positif
3 36 0.3 0.2000 0.1000
(Allopurinol 10 mg/kgBB)
4 39 0.3
5 38.5 0.1
1 36 0.5
2 36.5 0.5
Ekstrak Daun Salam
3 37.5 0.9 0.6400 0.1673
(200 mg/kgBB)
4 38.5 0.6
5 39 0.7
1 35 1
2 34 0.3
Ekstrak Belimbing Wuluh
3 32.5 0.3 0.6800 0.3493
(200 mg/kgBB)
4 36 0.9
5 35 0.9
1 36.5 1.3
2 37.5 1.3
Ekstrak Salam – Belimbing Wuluh
3 (200 mg/kgBB) 36.5 1.6 1.3800 0.4087
1:1
4 38 1.9
5 37 0.8

Biomedika, Volume 6 Nomor 1, Februari 2014 21


Dari hasil yang tertera dalam tabel diatas, masing-masing kelompok perlakuan seperti
setelah diuji statistik diperoleh hasil signifikansi tertera pada tabel berikut:
Tabel 3- Hasil Uji Anova Setelah Perlakuan Dengan Ekstrak Tunggal
Kelompok I II III IV V
I - 0,000* 0,000* 0,000* 0,000*
II - - 0,031* 0,020* 0,000*
III - - - 0,835 0,001*
IV - - - - 0,001*
V - - - - -

Ket: * : menunjukkan perbedaan yang signifikan yaitu P < 0,05.


Kelompok I : kontrol negatif/hiperurisemia (potassium oksonat 250 mg/kgBB)
Kelompok II : kontrol positif (allopurinol 10 mg/kgBB)
Kelompok III : ekstrak air daun Salam (200 mg/kgBB)
Kelompok IV : ekstrak air daun Belimbing Wuluh (200 mg/kgBB)
Kelompok V : ekstrak kombinasi Salam-Belimbing Wuluh (200 mg/kgBB)

Dari hasil uji anova diatas dapat dilihat mencit jika digabungkan akan memberikan hasil
bahwa kadar asam urat antara kontrol negative yang lebih baik karena senyawa aktif masing-
dengan kontrol positif maupun dengan kelompok masing ekstrak berbeda.
ekstrak menunjukan hasil yang berbeda signifikan
dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Hal ini SIMPULAN
menunjukkan bahwa allopurinol dan ekstrak daun Ekstrak daun Salam dan daun Belimbing
salam, Belimbing Wuluh maupun kombinasi Wuluh dosis tunggal 200 mg/kgBB terbukti
ekstrak salam dan Belimbing Wuluh mampu berpotensi menurunkan kadar asam urat dalam
menurunkan kadar asam urat dalam darah mencit darah mencit putih jantan galur Balb-C yang
putih jantan galur Balb-C jika dibandingkan dinduksi potassium oksonat dimana prosentase
dengan kontrol negatif (Potasium oksonat). penurunan kadar asam urat yang diberikan oleh
Jika dibandingkan dengan kontrol positif, ekstrak Salam kurang lebih sebesar 79,35%
penurunan yang dihasilkan oleh ekstrak tunggal dan ekstrak Belimbing Wuluh sebesar 78,06%
daun salam dan Belimbing Wuluh berbeda sedangkan penurunan oleh allopurinol sebesar
signifikan dengan nilai berturut-turut 0,031 dan 93,55%. Penurunan kadar asam urat dalam serum
0,020 (P < 0,005). Dari hasil yang diperoleh dari kombinasi eksrak Salam dan Belimbing Wuluh
dapat dikatakan bahwa kedua ekstrak dengan dengan perbandingan sama (1 : 1) memberikan
dosis tunggal memiliki potensiasi yang sama hasil yang berbeda tidak signifikan dengan kontrol
dalam menurunkan kadar asam urat mencit putih positif yaitu dengan prosentase penurunan sebesar
jantan galur Balb-C dimana hal tersebut didukung 55,48%.
dengan hasil statistik antara kedua ekstrak adalah DAFTAR PUSTAKA
berbeda tidak signifikan dengan nilai signifikansi
Ariyanti, R., 2007, Pengaruh Pemberian Infusa Daun
sebesar 0,835 (P > 0,05). Salam (Eugenia polyantha Wight.)Terhadap
Sedangkan kombinasi ekstrak Salam- Penurunan Kadar Asam Urat dalam Darah
Belimbing Wuluh jika dibandingkan dengan Mencit Putih Jantan hiperurisemia, Fakultas
kontrol positif berbeda signifikan dengan nilai Farmasi Universitas Muhammadiyah
P = 0,000 (P < 0,05). Hal ini berarti penurunan Surakarta, Surakarta.
yang dihasilkan oleh kombinasi ekstrak salam Dawiesah, I. S., 1989, Penentuan Nutrien dalam
dan Belimbing Wuluh berbeda jauh dengan Jaringan dan Plasma Tubuh, Hal 54-61,
penurunan yang dihasilkan oleh allopurinol. Dan PAU Pangan dan Gizi, UGM. Yogyakarta.
jika dibandingkan dengan ekstrak tunggal Salam Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1978.
maupun Belimbing wuluh memberikan hasil yang Materia Medika Indonesia. Jilid 4. Jakarta.
berbeda tidak signifikan. Dari hasil tersebut dapat 109-111.
disimpulkan bahwa pemberian ekstrak kombinasi Handadari, H. R., 2007, Efek Decocta Daun Salam
dari dua ekstrak tunggal yang masing-masing (Eugenia polyantha Wight.) Terhadap
potensial dalam menurunkan asam urat darah Penurunan Kadar Asam Urat dalam

22 Biomedika, Volume 6 Nomor 1, Februari 2014


Darah Mencit Putih (Mus muculus) Jantan Mutschler, E., 1991, Dinamika Obat, Buku Ajar
hiperurisemia, Fakultas Farmasi Universitas Farmakologi dan Toksikologi, Edisi Kelima,
Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. ITB, Bandung, 217-221.
Hediger MA. 2004 . Physiology and biochemistry of Schunack, W., Mayer, and K., Manfred, H.,
uric acid. Review. Ther Umsch. PubMed 1990, Senyawa Obat Kimia Farmasi,
PMID: 15493112. 61(9):541-5 diterjemahkan oleh Joke, Witlmena dan
Martin, D. W., 1987, Metabolisme Nukleotida Purin Soebita, S., Gajah Mada University Press,
dan Pirimidin dalam Biokimia Harper, Edisi Yogyakarta.
20, diterjemahkan oleh Darmawan, Iyan, Wijayakusuma, H., 2002, Tumbuhan Berkhasiat Obat
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Indonesia Rempah, Rimpang dan Umbi.
Muhtadi, Andi Suhendi, Nurcahyanti W., EM. Prestasi Instan Indonesia, Jakarta.
Sutrisna, 2010, Pengembangan Agen
Fitoterapi Asam Urat Dari Beberapa Tum-
Buhan Obat Indonesia Untuk Peningkatan
Kapasitas Bahan Alam Obat Menjadi
Produk Obat Herbal Terstandar (OHT),
Laporan Penelitian RAPID, Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

Biomedika, Volume 6 Nomor 1, Februari 2014 23

View publication stats

You might also like