913 16375 2 PB PDF

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

Penerapan Sistem Manajemen Mutu dalam Meningkatkan Kinerja Usaha UKM

(Kasus di PT Sapukurata Kharisma)


1 2 2
Rafida Wardana , Musa Hubeis dan Darwin Kadarisman

Abstract

The objective of this study was to observe the application of system quality management (SQM) at
PT Sapukurata Kharisma by applying eight principles of quality management as well as the effect on the
improvement of PT Sapukurata Kharisma performance. In this study, data and information was collected,
and the observation to analyze the factors that affect the dynamics of the company performance was also
conducted. In this study, work questionnaire method was used as an instrument, meanwhile descriptive
analysis was used for data processing.
This study showed that PT Sapukurata Kharisma was a small-medium enterprise which had been
applying SQM since 2002. Based on the average questionnaire, the percentage of SQM application at
PT. Sapukurata Kharisma in 2004 was 77.50%. The details of the study could be described further as
follow : company’s customer orientation was 69.14%, leadership level was 90.86%, employee
involvement was 72.67%, process approach was 77.71%, approach system in management was 80%,
continual innovation was 86.14%, data and information-based decision making was 90.86% and mutual
relationship with suppliers was 53.71%. The company’s profit increased by 13.23% in average per year
from 2001 to 2004, average profit margin was 6.93% per year. There were also improvements at the
human resource manager level through ISO 9000 training, quality awareness, computer, strategic
management, tax and financial analysis. Based on the results of the data analysis, we concluded that
the SQM application is the most important factor in the company dynamics with score 5; the second factor
is the competition of the cleaning appliance products namely 3.8; the third factor is capital increase, score
3; the fourth factor is the political and economic condition of a country, score 2 and the fifth is human
resources factors, score 1.
Based on the results of the SQM application analysis in the company, it is found that there is a
significant increase in the company performance (total value and profit). The analysis of dynamic factors
affecting a company performance suggests that there is a positive correlation between the application of
SQM and a company performance.

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Perusahaan PT Sapukurata Kharisma didirikan pada tahun 1987, dengan bentuk usaha
industri rumah tangga alat-alat kebersihan dan pendirian usaha ini dilakukan karena adanya
permintaan langsung pihak pembeli dari Jepang. Sejak tahun 1991 kerjasama dengan pembeli dari
Jepang tersebut tidak dilanjutkan akibat persaingan produk sejenis yang cukup kompetitif, sehingga
produk yang dihasilkan tersebut dialihkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Pada tahun
yang sama berdirilah perusahaan PT Sapukurata Kharisma, dengan akta notaris Nomor. 2.277
tahun 1991 yang mendapat pengesahan Menteri Kehakiman dengan surat keputusan nomor C2-
a
1653 H.T.01.01 tahun 1991 (PT Sapukurata Kharisman, 2004 ).
Dalam perjalannya, perusahaan ini mengalami pasang surut sesuai dengan perekonomian
maupun politik dalam negeri. Jenis usaha utama (bisnis utama) yang dijalankan saat ini adalah
memproduksi alat-alat kebersihan rumah tangga seperti sapu, pel, sikat, keset dan kemoceng.
Dalam bisnis tersebut ada 4 (empat) pemain utama, yaitu Indomop, Nagata, Elephant dan
Sapukurata sendiri. Sedangkan pemain lainnya adalah Dragon LImstar, Livina, Gunung Sewu dan
Sakura.
Suksesi pengelolaan perusahaan dari pendiri perusahaan kepada penerusnya dilakukan
dengan baik, sehingga sampai dengan saat ini kondisi perusahaan berada pada posisi tumbuh dan
komitmen manajemen di dalam menjalankan roda perusahaan yang didukung seluruh karyawan.
Untuk pemasok bahan baku, perusahaan menerapkan pola sub kontrak kepada pengrajin dengan
mutu produk yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan dikoordinasikan oleh kepala bagian bahan
baku.

1
Alumni PS MPI, SPs IPB
2
Staf Pengajar PS MPI, SPs IPB
102

Kinerja pemasok bahan baku dan bahan penolong masih perlu peningkatan mutu produknya,
hal ini terlihat dengan masih belum konsistennya mutu barang yang disuplai oleh pemasok, sehingga
mengakibatkan terhambatnya proses produksi. Untuk itu, saat ini beberapa perusahaan telah
mensyaratkan kepada pemasok-pemasoknya untuk menerapkan Sistem Manajemen Mutu (SMM)
dalam menjalankan bisnisnya (Safari, 2001).
Produk PT Sapukurata Kharisma secara umum dijual pada modern market (supermarket,
hypermarket dan sejenisnya), seperti Sogo Departemen Store, Matahari, Makro, Metro, Carrefour
dan toko-toko kategori kecil dan menengah, sehingga dapat dikatakan bahwa perkembangan pangsa
pasar penjualan alat-alat kebersihan PT Sapukurata Kharisma sangat tergantung kepada
perkembangan dan kondisi di modern market, yang merupakan basis utama untuk pasar produk
perusahaan.
Secara umum, kelemahan utama UKM terletak pada lemahnya kemampuan manajerial, baik
dalam perencanaan, pengorganisasian, pemasaran maupun akuntansi (Hubeis, 2004). Salah satu
alternatif pemberdayaan kepada UKM yang sangat mendesak untuk dilakukan adalah Penerapan
SMM. Penerapan SMM ini pada dasarnya bukan hanya tuntutan pasar semata, akan tetapi dengan
penerapan tersebut diharapkan adanya dampak positif UKM, khususnya pada mutu produk, pelayan-
an, efektivitas operasional, kinerja keuangan, adanya fokus arah perusahaan, lingkungan kerja yang
nyaman, memperbaiki kinerja, meningkatkan kepuasan pelanggan dan meningkatkan laba.
Mengadopsi SMM merupakan keputusan strategis organisasi, desain dan penerapan SMM
dipengaruhi oleh kondisi yang berubah, sasaran tertentu, produk yang disediakan dan ukuran, serta
struktur organisasi (Rudi, 2001). Agar implementasi sistem mutu dapat dilaksanakan secara optimal,
maka UKM perlu memperhatikan dan menerapkan 8 (delapan) prinsip manajemen mutu, yaitu
organisasi berorientasi pada pelanggan, kepemimpinan, keterlibatan karyawan, pendekatan proses,
pendekatan sistem manajemen, perbaikan berkesinambungan dan pendekatan faktual dalam
mengambil keputusan dan hubungan saling menguntungkan dengan pemasok, penerapan prinsip
SMM dapat dilakukan dengan cara berbeda oleh setiap perusahaan, tergantung jenis perusahaan
dan tantangan yang akan dicapai (Safari, 2001).

2. Permasalahan
a. Bagaimana penerapan SMM di PT Sapukurata Kharisma ?
b. Apakah pengaruh dari penerapan SMM terhadap kinerja perusahaan ?

3. Tujuan
a. Mengetahui tingkat penerapan SMM di PT Sapukurata Kharisma.
b. Menganalisis pengaruh penerapan SMM beserta faktor-faktornya terhadap kinerja perusahaan.

METODOLOGI

1. Lokasi
Kajian dilakukan di PT Sapukurata Kharisma, sebuah usaha kecil yang memproduksi alat-alat
kebersihan, berlokasi di Jakarta.

2. Metode Kerja
Pengumpulan data
Kajian ini bersifat deskriptif kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data primer dan
sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara terstruktur, observasi dan studi
kepustakaan.

Pengolahan dan analisis data


a. Tingkat penerapan SMM
Tingkat penerapan SMM dianalisis berdasarkan persentase jumlah pendapat responden
terhadap 5 (lima) pertanyaan untuk masing-masing kelompok prinsip manajemen mutu berikut :
1) Organisasi berorientasi kepada pelanggan
2) Kepemimpinan
3) Keterlibatan karyawan
4) Pendekatan proses
5) Pendekatan sistem dalam manajemen

Jurnal MPI Vol. 2 No. 2. September 2007


103

b. Peningkatan kinerja perusahaan


Peningkatan kinerja perusahaan dianalisis dengan membandingkan kinerja rataan 3 (tiga) tahun
sebelum menerapkan SMM (1999-2001) dan kinerja rataan 3 (tiga) tahun setelah menerapkan
SMM (2002-2004). Kinerja perusahaan yang dibandingkan terdiri atas aspek produksi, aspek
keuangan (omset penjualan, laba perusahaan dan efisiensi biaya) dan aspek SDM.
c. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan kinerja
Analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan kinerja perusahaan dilakukan
dengan metode THURTON (Smith, 1990) yang merupakan metode skala ulang (rescalling) untuk
membandingkan beberapa hasil pengukuran yang diperoleh dengan skala Likert.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Deskripsi Umum
Pada tahun 2004, perusahaan mempunyai 102 konsumen yang terdiri dari konsumen aktif
sebanyak 78 toko dan konsumen pasif 24 toko. Untuk jenis produk yang dihasilkan PT Sapukurata
Kharisma, kategori sapu masih mempunyai pangsa pasar di atas 50%, terutama untuk sapu
menggunakan injuk dan rayung, serta jenis lainnya masih di bawah 50% dari pangsa pasar. Jumlah
karyawan PT Sapukurata Kharisma pada tahun 2004 sebanyak 41 orang, terdiri dari karyawan
kontrak (1 orang), karyawan harian (24 orang) dan karyawan bulanan (16 orang).
Kinerja perusahaan merupakan pencapaian target perusahaan yang telah ditetapkan
dibandingkan dengan rencana kerja pada tahun berjalan. Kinerja PT Sapukurata Kharisma pada
tahun 2004 meningkat dibandingkan tahun 2003, yaitu omset penjualan meningkat 8,11%, harga
pokok penjualan meningkat 2,53% dan biaya meningkat 17%. Rinciannya sebagai berikut :
a. Produksi
Berdasarkan data produksi PT Sapukurata Kharisma pada tahun 2004, pemakaian bahan baku
Rp. 1.652.054.220, upah langsung Rp. 183.117.141, beban langsung dan tak langsung Rp.
150.153.151,90 dan beban barang dalam proses Rp. 2.001.259, sehingga beban produksi pada
tahun 2004 Rp. 1.983.323.253,90.
b. Omset Penjualan
Berdasarkan laporan laba rugi PT Sapukurata Kharisma pada tahun 2004, jumlah omset
penjualan Rp. 2.969.198.494, atau meningkat 8,11% dari tahun 2003, peningkatan penjualan
tersebut terjadi akibat adanya peningkatan penjualan bruto dan menurunnya retur (pengembalian)
penjualan.
c. Laba Perusahaan
Laba perusahaan pada tahun 2004 Rp. 1.118.139.204,63, atau meningkat 15,63% dari tahun
2003. Peningkatan laba ini terjadi akibat peningkatan penjualan bersih 8,113%, dari tahun 2003.
d. Efisiensi Biaya
Berdasarkan data laporan keuangan PT Sapukurata Kharisma pada tahun 2004, secara umum
didapatkan peningkatan biaya 17% dibandingkan dengan tahun 2003. Peningkatan biaya
disebabkan adanya kenaikan bahan bakar minyak dan tarif dasar listrik.
e. Kemampuan SDM
Dalam meningkatkan mutu SDM, perusahaan telah melakukan upaya-upaya melalui kegiatan
pelatihan-pelatihan berdasarkan kebutuhan dasar dari masing-masing karyawan, terdiri dari
pelatihan bahasa Inggris, komputer, kepemimpinan, manajemen strategis, pelatihan manajemen
mutu/ISO, manajemen keuangan dan analisa pajak. Dengan mengikutsertakan karyawan pada
pelatihan tersebut, didapatkan peningkatan kinerja karyawan yang cukup nyata dan metode
pelatihan dilaksanakan per bagian sesuai dengan kebutuhannya, misalnya untuk bagian produksi
dilaksanakan pelatihan manajemen produksi yang diikuti oleh bagian produksi dengan instruktur
dari internal maupun mendatangkan dari luar perusahaan.

2. Hal yang Dikaji


Pada tahun 2001 sebelum diterapkannya SMM pada perusahaan, PT Sapukurata Kharisma
telah mengalami berbagai kendala di dalam menjalankan bisnisnya, baik kendala internal seperti
lemahnya keterampilan SDM perusahaan, rasa memiliki dan motivasi dalam bekerja masih rendah,
kurang memahami terhadap peraturan perusahaan, rendahnya inisiatif dan sikap inovatif dalam
bekerja.
Kendala eksternal adalah adanya kebijakan Pemerintah untuk menaikan harga bahan bakar
minyak, tarif dasar listrik dan telepon, yang sangat berpengaruh terhadap biaya produksi perusahaan,

Jurnal MPI Vol. 2 No. 2. September 2007


104

terjadi musibah Bom Bali yang mengakibatkan banyaknya pembeli dari luar negeri membatalkan
komitmennya dengan perusahaan, serta aspek lainnya berupa kemajuan teknologi yang mulai
masuk ke dalam sektor usaha alat-alat kebersihan mulai mempengaruhi secara serius pasar
PT Sapukurata Kharisma, karena produk yang dihasilkannya mempunyai rancangan baru yang lebih
menarik dengan bentuk dan warna lebih menarik, serta harga relatif murah. Dengan kondisi
tersebut, maka manajemen perusahaan perlu melakukan upaya-upaya perbaikan yang
berkesinambungan melalui perbaikan mutu produk, konsistensi produksi dan pelayanan purna jual.

Realisasi Penerapan SMM


Realisasi penerapan SMM diperusahaan dirintis sejak tahun 2001 melalui pembenahan sistem
dan prosedur di semua sektor perusahaan, dengan dasar pertimbangan bahwa penerapan SMM
akan meningkatkan kinerja perusahaan lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Manajemen telah
menetapkan Visi Perusahaan yang harus dipahami oleh seluruh unsur yang ada di perusahaan, baik
komisaris, direksi, kepala bagian dan staf. Visi perusahaan adalah ”Menjadi perusahaan alat-alat
kebersihan terbaik, yang dapat menyediakan produk dengan harga bersaing, terjangkau dan
bervariasi, dengan mutu terkontrol dan inovatif, serta didukung oleh SMM terdokumentasi dengan
baik dan berwawasan islami, untuk menciptakan tempat berkarya yang baik bagi kesejahteraan
perusahaan, investor dan seluruh karyawan”.
Untuk mencapai visi yang telah ditetapkan, perusahaan telah menetapkan kebijakan dan
sasaran mutu. Kebijakan mutu PT Sapukurata Kharisma adalah meraih kemajuan bersama dengan
menjaga kepuasan pelanggan dan membina loyalitas pemasok melalui penerapan SMM yang
istiqomah dengan perbaikan berkelanjutan. Untuk memenuhi kebijakan mutu yang telah ditetapkan
oleh perusahaan, manajemen menetapkan sasaran mutu yang menjadi acuan peningkatan kinerja
manajemen dan seluruh karyawan. Sasaran mutu harus disebarluaskan secara keseluruhan dengan
mendefinisikan tanggungjawab dan dikomunikasikan secara secara efektif pada masing-masing
karyawan. Dalam hal ini, sasaran mutu harus ditinjau secara periodik dan direvisi sesuai dengan
kepentingan perusahaan. Sasaran mutu perusahaan setiap tahunnya berubah-ubah disesuaikan
kepentingan. Contohnya service level, yaitu tingkatan pelayanan yang diminta oleh pelanggan.
Perusahaan setiap tahunnya menargetkan pencapaian service level 95%, tetapi pencapaian service
level pada tahun 2003 88% dan pada tahun 2004 meningkat menjadi 90%, sehingga target service
level belum tercapai sesuai sasarannya.
Dalam merealisasikan sasaran mutu yang telah ditetapkan, perusahaan telah membuat manual
mutu yang merupakan pedoman utama bagi perusahaan. Manual mutu digunakan perusahaan,
diantaranya mendokumentasikan kebijakan dan sasaran mutu sebagai bukti dari komitmen
manajemen puncak, mengkomunikasikan kebijakan dan sasaran mutu kepada seluruh personil
diperusahaan dan menggambarkan apa yang menjadi kebijakan perusahaan untuk memenuhi
setiap persyaratan SMM. Agar SMM dilaksanakan sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan,
manajemen perusahaan menunjuk Kepala Bagian Sumber Daya Manusia (SDM), Quality Control
(QC) dan Umum sebagai penanggungjawab penerapan SMM.
Untuk memastikan setiap unsur yang terlibat didalam perusahaan menjalankan fungsinya
sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan, dilakukan audit internal yang dilakukan oleh wakil
manajemen setiap 6 (enam) bulan sekali. Sedangkan ditingkat manajemen dan karyawan telah
dilaksanakan kegiatan rapat rutin. Kunci keberhasilan penerapan SMM adalah keterlibatan secara
total seluruh karyawan, maka pengembangan SDM menjadi perhatian utama perusahaan.

Analisis Penerapan SMM


Dari pengisian kuesioner oleh responden didapatkan hasil berikut :
a. Organisasi berorientasi pada pelanggan
PT Sapukurata Kharisma masih perlu meningkatkan perbaikan secara kontinu terkait dengan
hubungan pelanggan, karena 69,14% telah berorientasi kepada pelanggan dan 30,86% belum
berorientasi kepada pelanggan.
b. Kepemimpinan
PT Sapukurata Kharisma mempunyai pimpinan yang memiliki kemampuan untuk menarik orang
lain secara bersama-sama dalam mewujudkan visinya, serta dapat menginspirasi dan
memberdayakan karyawan untuk mewujudkan visinya, yaitu secara rataan (90,86%) menyatakan
ya dan sisanya (9,14%) menyatakan tidak.
c. Keterlibatan karyawan
Faktor rasa memiliki karyawan terhadap perusahaan cukup dominan, yaitu 91,43%. Sedangkan
skor rataan (72,67%) menyatakan dilibatkan dalam perusahaan dan sisanya (27,43%)
menyatakan tidak.

Jurnal MPI Vol. 2 No. 2. September 2007


105

d. Pendekatan proses
Dari data yang diperoleh bahwa skor terendah atas pertanyaan yang disampaikan adalah 60%,
menyatakan bahwa pimpinan dan karyawan telah memahami pendekatan proses. 77,71%
responden menyatakan bahwa perusahaan telah melakukan pendekatan proses secara kontinu
dan sisanya (22,29%) belum dilakukan.
e. Pendekatan sistem dalam manajemen
Dari data diperoleh skor terendah atas pertanyaan yang disampaikan, 51,43% dari tujuan dan
target setiap proses selaras dengan tujuan organisasi. Skor tertinggi (91,43%) menyatakan
bahwa pendekatan sistem terhadap pengelolaan SDM memberikan peranan dan tanggungjawab
lebih baik dalam mencapai tujuan umum. Rataan skor yang didapat atas pertanyaan terkait
dengan pendekatan sistem dalam manajemen yang dilakukan oleh perusahaan adalah 80%
menyatakan ya dan sisanya (20%) tidak.
f. Penyempurnaan berkesinambungan
Perusahaan telah melibatkan karyawan dalam melakukan proses berkelanjutan (94,29%); telah
memberikan dorongan kepada karyawan untuk memperbaiki produk, proses dan sistem dengan
97,14%. Skor rataan (85,14%) menyatakan bahwa perusahaan telah melaksanakan penyempur-
naan berkesinambungan dan sisanya (14,86%) tidak.
g. Pendekatan faktual dalam mengambil keputusan
Skor tertinggi (100%) menyatakan bahwa data dan informasi merupakan dasar untuk memahami
kinerja proses dan sistem sebagai panduan perbaikan dan mencegah masalah di masa datang.
Skor rataan (90,86%) menyatakan bahwa perusahaan telah melaksanakan pendekatan faktual
dalam mengambil keputusan dan sisanya (9,14%) tidak.
h. Hubungan saling menguntungkan dengan pemasok
Skor tertinggi (97,14%), menyatakan bahwa perusahaan tidak memberikan penghargaan
terhadap prestasi dari pemasok dan sisanya (68,57%) menyatakan bahwa perusahaan tidak
memastikan bahwa output dari pemasok sesuai dengan persyaratan perusahaan. Sedangkan
skor rataan (53,71%) perusahaan telah melaksanakan hubungan saling menguntungkan dengan
pemasok dan sisanya (46,29%) tidak.

Secara umum tingkat penerapan SMM sesuai dengan delapan prinsipnya dapat dilihat pada
Gambar 1.

OP
100
80
HP KP
60
40
20
Ya
PF 0 KK
Tdk

PB PP

SM

Gambar 1. Radar chart penerapan SMM


Keterangan gambar :
- OP adalah organisasi berorientasi pada pelanggan
- KP adalah kepemimpinan
- KK adalah keterlibatan karyawan
- PP adalah pendekatan proses
- SM adalah pendekatan sistem dalam manajemen
- PB adalah penyempurnaan berkesinambungan
- PF adalah pendekatan faktual dalam mengambil keputusan
- HP adalah hubungan saling menguntungkan dengan pemasok

Jurnal MPI Vol. 2 No. 2. September 2007


106

Dari Gambar 1, terlihat bahwa tingkat penerapan SMM untuk tiga prinsip mutu telah menjauhi pusat
”radar chart”, yaitu kepemimpinan, pendekatan faktual dalam pengambilan keputusan dan
penyempurnaan berkesinambungan. Sedangkan dua prinsip mutu mendekati pusat ”radar chart”,
yaitu prinsip hubungan saling menguntungkan dengan pemasok dan organisasi berorientasi pada
pelanggan. Hasil ini menunjukan bahwa PT Sapukurata Kharisma lebih terfokus kepada upaya
penjualan dibandingkan penguatan manajemen internal. Hal ini menunjukan bahwa manajemen
perusahaan lebih mengedepankan penetrasi pasar dibandingkan masalah penguatan manajemen
internal.

Kinerja Perusahaan pada Periode Tahun 1999 – 2004


Aspek Produksi
Berdasarkan data produksi periode tahun 1999 – 2004, secara rataan terjadi peningkatan pembelian
bahan baku periode tahun 2002 – 2004 setelah diterapkannya SMM bila dibandingkan dengan
periode tahun 1999 – 2001, yaitu Rp. 411.836.373,88 atau 27,11% (Tabel 1).

Tabel 1. Pembelian bahan baku periode tahun 1999 – 2004

No. Periode Tahun Rataan Pembelian Bahan Baku (Rp.) %


1. 1999 – 2001 1.518.852.189,67
2. 2002 – 2004 1.930.688.563,55
Kenaikan 411.836.373,88 27,11
b
Sumber : PT. Sapukurata Kharisma, 2004 .

Aspek keuangan
a. Omzet penjualan
Berdasarkan laporan rugi laba PT Sapukurata Kharisma, rataan omset penjualan perusahaan
periode tahun 1999 – 2001 dibandingkan dengan periode tahun 2002 – 2004 memberikan
kenaikan 28,8% pada periode tahun 2002 – 2004 (Tabel 2).

Tabel 2. Omzet penjualan periode tahun 1999 – 2004

No. Periode Tahun Rataan Omzet Penjualan (Rp.) %


1. 1999 – 2001 2.154.710.143,33
2. 2002 – 2004 2.775.340.760,00
Kenaikan 620.630.616,67 28,8
b
Sumber : PT. Sapukurata Kharisma, 2004 .

b. Laba perusahaan
Laba perusahaan secara rataan periode tahun 1999 – 2001 dibandingkan periode tahun 2002 –
2004 memberikan peningkatan 12,25% (Tabel 3).

Tabel 3. Laba perusahaan pada periode tahun 1999 – 2004


Rataan Laba Perusahaan
No. Periode Tahun %
(Rp.)
1. 1999 – 2001 579.615.411,17
2. 2002 – 2004 650.633.577,34
Kenaikan 71.018.166,17 12,25
b
Sumber : PT Sapukurata Kharisma, 2004 .

c. Aspek Biaya
Berdasarkan data laporan keuangan PT Sapukurata Kharisma secara rataan terjadi peningkatan
biaya yang cukup nyata pada periode tahun 2002 – 2004, yaitu 96,24% dibandingkan dengan
periode tahun 1999 – 2001 (Tabel 4). Peningkatan pada periode tahun 2002 – 2004 terjadi
karena adanya kenaikan tarif dasar listrik, BMM dan upah minimum regional.

Jurnal MPI Vol. 2 No. 2. September 2007


107

Tabel 4. Aspek biaya pada periode tahun 1999 – 2004

No. Periode Tahun Aspek Biaya (Rp.) %


1. 1999 – 2001 488.153.361,82
2. 2002 – 2004 957.946.008,99
Kenaikan 469.792.647,17 96,24
b
Sumber : PT Sapukurata Kharisma, 2004 .

d. Kemampuan SDM
Periode tahun 1999 – 2001, kemampuan SDM perusahaan belum optimal, yaitu terlihat dengan
masih rendahnya kinerja masing-masing karyawan disetiap bagian. Periode tahun 2002 – 2004
perusahaan telah mengupayakan peningkatan wawasan dan pengetahuan SDM perusahaan
melalui kegiatan pelatihan secara bertahap yang terdiri dari pelatihan pemahaman prosedur
kerja, dengan tujuan agar setelah menjalani pelatihan ini karyawan dapat memahami instruksi
kerja, termasuk memahami standar produk yang telah ditetapkan oleh perusahaan dalam
mencapai mutu barang. Pelatihan pemahaman prosedur tindakan dan pencegahan,
pengendalian dokumen dan data, pelatihan manajemen mutu, pelatihan komputer, perpajakan
dan pelatihan manajemen
Tingkat pendidikan karyawan PT Sapukurata Kharisma periode tahun 1999 – 2004 adalah
sebagian besar pendidikan SLTA dan SD.

Analisis Faktor Perubahan Kinerja pada Perusahaan


Berdasarkan hasil kuesioner terhadap 20 orang responden yang dipilih secara acak diperoleh
hasil bahwa sebanyak 13 orang (65%) telah bekerja sebelum tahun 1999 dan 7 orang (35%)
bekerja antara tahun 1999 – 2001. 19 orang (95%) menyatakan adanya perubahan yang nyata pada
periode tahun 1999 – 2004 dan 1 orang (5%) menyatakan tidak. 100% menyatakan bahwa pada
periode tahun 1999 – 2004 terjadi perubahan kearah yang lebih baik, 100% menyatakan bahwa
perubahan tersebut mempengaruhi kinerja perusahaan, 12 orang (63%) menyatakan bahwa
perubahan terjadi pada periode tahun 2002 – 2004 dan 8 orang (27%) menyatakan bahwa
perubahan terjadi periode tahun 1999 – 2001.
Langkah-langkah penilaian kepentingan faktor perubahan kinerja perusahaan dengan metode
skala adalah :
1. Dari 20 responden, diperoleh penilaian kepentingan masing-masing faktor sebagai berikut, (faktor
dengan nilai 1 merupakan faktor paling penting, faktor dengan nilai 5 sebagai faktor paling tidak
penting), yaitu :
Responden Fk1 Fk2 Fk3 Fk4 Fk5
1 1 5 2 5 5
2 1 4 3 2 5
3 1 4 3 2 5
4 2 1 3 5 4
5 1 5 2 5 3
6 2 3 1 4 5
7 1 3 4 2 5
8 3 4 1 2 5
9 3 4 1 2 5
10 3 4 1 2 5
11 1 5 3 2 5
12 1 4 3 2 5
13 1 5 3 2 5
14 1 5 2 3 5
15 1 2 3 4 5
16 1 2 3 4 5
17 1 3 2 4 5
18 2 1 3 5 4
19 1 5 2 5 5
20 1 5 2 3 5

Jurnal MPI Vol. 2 No. 2. September 2007


108

Faktor 1 (Fk1) : faktor diterapkannya SMM di perusahaan; Faktor 2 (Fk2) : kondisi ekonomi dan
politik Negara; Faktor 3 (Fk3) : persaingan produk alat-alat kebersihan; Faktor 4 (Fk4) :
penambahan modal kerja; Faktor 5 (Fk5) : ketersediaan tenaga kerja.
2. Membandingkan kepentingan masing-masing faktor pasang demi pasang pada masing-masing
responden, yaitu mengambil faktor-i dan membandingkan dengan faktor-j (i,j = 1, 2, 3, 4, 5), lalu
diberi skor 1 jika dinilai lebih penting, 0 jika kurang penting, dan 0.5 jika sama penting. Hasilnya
seperti termuat berikut :
Fk-1 dengan Fk- Fk-2 dengan Fk- Fk-3 dengan Fk- Fk-4 dengan Fk- Fk-5 dengan Fk-
2 3 4 5 1 3 4 5 1 2 4 5 1 2 3 5 1 2 3 4
1 1 1 1 0 0 0,5 0,5 0 1 1 1 0 0,5 0 0,5 0 0,5 0 0,5
1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0
1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0
0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1
1 1 1 1 0 0 0,5 0 0 1 1 1 0 0,5 0 0 0 1 0 1
1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0
1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0
1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0
1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0
1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0
1 1 1 1 0 0 0 0,5 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0,5 0 0
1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0
1 1 1 1 0 0 0 0,5 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0,5 0 0
1 1 1 1 0 0 0 0,5 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0,5 0 0
1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0
1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0
1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0
0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1
1 1 1 1 0 0 0,5 0,5 0 1 1 1 0 0,5 0 0,5 0 0,5 0 0,5
1 1 1 1 0 0 0 0,5 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0,5 0 0

3. Menjumlahkan skor masing-masing faktor, sehingga diperoleh hasil :


Fk1 71
Fk2 30,5
Fk3 53
Fk4 37,5
Fk5 8
4. Menghitung proporsi faktor, yaitu Pr i = Fk i /(∑Fk i ), i = 1, 2, 3, 4, 5 :
Pr1 0,355
Pr2 0,1525
Pr3 0,265
Pr4 0,1875
Pr5 0,04
5. Menghitung Nilai-Z, masing-masing faktor, yaitu :
Z1 1,17976
Z2 -0,4972
Z3 0,4972
Z4 0
Z5 -1,17976
6. Membuat skala baru dengan interpolasi {min(Z) – max(Z)} ke {1 – 5}, dimana nilai 1 paling tidak
penting dan 5 paling penting, yaitu :
Sc1 5
Sc2 2,2
Sc3 3,8
Sc4 3
Sc5 1

Jurnal MPI Vol. 2 No. 2. September 2007


109

Dari hasil perhitungan urutan kepentingan faktor-faktor perubahan kinerja perusahaan adalah
faktor yang paling penting atas terjadinya perubahan diperusahaan adalah penerapan SMM dengan
skor 5 (Fk1), faktor ke 2 adalah persaingan produk alat-alat kebersihan dengan skor 3,8 (Fk3),
faktor ke 3 adalah penambahan modal kerja dengan skor 3 (Fk4), faktor ke 4 adalah kondisi ekonomi
dan politik negara dengan skor 2,2 (Fk2) dan faktor ke 5 adalah ketersediaan tenaga kerja dengan
skor 1 (Fk5).

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan
a. Hasil penerapan SMM PT Sapukurata Kharisma berjalan baik, yaitu (1) berorientasi kepada
pelanggan, (2) kepemimpinan yang kuat, (3) keterlibatan karyawan, (4) pendekatan proses, (5)
pendekatan sistem dalam manajemen, (6) penyempurnaan berkesinambungan, (7) pendekatan
faktual dalam mengambil keputusan dan (8) hubungan saling menguntungkan dengan pemasok.
Secara keseluruhan penerapan SMM di PT Sapukurata Kharisma telah dianggap lebih baik
(rataan 77,5%).
b. Hasil radar chart menunjukan bahwa PT Sapukurata Kharisma lebih terfokus kepada upaya
penjualan dibandingkan penguatan manajemen internal. Sedangkan faktor yang paling penting
atas terjadinya perubahan kinerja di perusahaan adalah penerapan SMM, persaingan produk
alat-alat kebersihan, penambahan modal kerja, kondisi ekonomi dan politik negara, serta
ketersediaan tenaga kerja. Sedangkan analisis deskriptif terhadap penerapan SMM terhadap
kinerja perusahaan didapatkan (1) Omset penjualan meningkat, (2) Laba perusahaan meningkat,
(3) Efisiensi di beban produksi, (4) Retur penjualan menurun 85%, (5) Pencapaian tingkat
pelayanan dalam pemenuhan purchase order 83%, serta (6) Peningkatan level manajerial SDM
melalui pelatihan ISO 9000, kesadaran mutu, komputer, manajemen strategis, analisa pajak dan
analisa keuangan.

2. Saran
a. Manajemen PT. Sapukurata Kharisma masih harus membenahi sistem dan prosedur SMM,
khususnya sistem dan prosedur hubungan dengan pemasok, mengingat perusahaan belum
optimal memastikan bahwa output dari pemasok sesuai dengan persyaratan perusahaan dan
tidak memberikan penghargaan terhadap prestasi dari pemasok.
b. Pelayanan kepada pelanggan di pasar modern perlu ditingkatkan dengan melakukan evaluasi
terhadap kepuasan pelanggan dan program temu pelanggan secara kontinu.

DAFTAR PUSTAKA

Hubeis, M. 2004. Profil Usaha di Indonesia (Makalah). Program Studi Industri Kecil Menengah, Sekolah
Pascasarjana IPB, Bogor.
a
PT. Sapukurata Kharisma. 2004 . Company Profile. Jakarta.
b
_____________________. 2004 . Laporan Keuangan. Jakarta.
Rudi, S. 2001. Sistem Manajemen Mutu ISO 9000:2000 Penerapannya untuk Mencapai TQM. PPM,
Jakarta.
Safari, A. 2001. Materi Presentasi SPSM PT Sucofindo. Jakarta.
Smith, M.S. 1990. PC-MDS Multidimensional Statistics Package : Thurstone Case 5 Scaling. Institut of
Bussiness MGT Brigham Young, Utah.

Jurnal MPI Vol. 2 No. 2. September 2007

You might also like