Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 11

PROPOSAL

KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

“Program Penanganan Keperawatan Terpadu Masalah Kesehatan pada Anak/Remaja

di Pusat Layanan Anak Terpadu (PLAT) Kota Pontianak”

Pelaksana:

Dosen STIKes Yarsi Pontianak

UNIT PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT (UPPM)


STIKES YARSI PONTIANAK
TAHUN 2017
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak adalah bagian yang tidak terpisahkan dari keberlangsungan hidup manusia dan

keberlangsungan sebuah bangsa dan Negara. Agar kelak mampu bertanggung jawab dalam

keberlangsungan bangsa dan Negara, setiap anak perlu mendapat kesempatan seluas-

luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, baik fisik, mental maupun sosial.

Untuk itu, perlu dilakukan upaya perlindungan untuk mewujudkan kesejahteraan anak yang

memberikan jaminan terhadap pemenuhan hak-haknya tanpa perlakuan diskriminatif.

Negara, pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, keluarga, dan orang tua

berkewajiban untuk memberikan perlindungan dan menjamin terpenuhinya hak asasi anak

sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya. Hal ini sejalan dengan amanat UUD RI tahun

1945, terkait jaminan hak asasi manusia, termasuk anak sebagai manusia yang memiliki hak

untuk tumbuh dan kembang. Selain itu, ditetapkan UU nomor 23 tahun 2002 tentang

perlindungan anak, dan UU nomor 35 tahun 2014 tentang perubahan atas UU nomor 23

tahun 2002 tentang perlindungan anak, yang secara substantif telah mengatur beberapa hal,

antara lain: persoalan anak yang sedang berhadapan dengan hukum, anak dari kelompok

minoritas, anak dari korban eksploitasi ekonomi dan seksual, anak yang diperdagangkan,

anak korban kerusuhan, anak yang menjadi pengungsi, dan anak dalam situasi konflik

bersenjata.

Meskipun instrumen hukum tentang perlindungan anak telah dimiliki, dalam

pelaksanaannya masih banyak terdapat tumpang tindih antar peraturan perundang-undangan

sektoral terkait dengan definisi anak. Di sisi lain, maraknya kejahatan pada anak termasuk

perilaku penelantaran pada Anak, memerlukan komitmen yang lebih serius dari Pemerintah,

Pemerintah Daerah, dan Masyarakat serta semua pemangku kepentingan yang terkait
dengan penyelenggaraan perlindungan anak. Perilaku kejahatan dan penelantaran pada anak

sering kita jumpai dalam permasalahan anak jalanan.

Anak jalanan adalah anak yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk

melakukan kegiatan hidup sehari-hari di jalanan, baik untuk mencari nafkah atau berkeliaran

di jalan dan tempat-tempat umum lainnya. Masalah anak jalanan merupakan masalah

kesejahteraan sosial yang serius dan perlu mendapat perhatian. Keberadaan anak jalanan

menunjukkan bahwa banyak pihak belum melaksanakan fungsinya dengan benar. Anak

seharusnya berada dalam keluarga yang melindungi dan memberikan pemenuhan kebutuhan

mereka.

Keberadaan anak jalanan semakin mengkhawatirkan ditinjau dari jumlah dan kondisi

anak. Data anak jalanan hasil dari Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2009

adalah 85.146.600 jiwa dan jumlah tersebut cenderung meningkat bila dibandingkan tahun

2007 sebanyak 104.000 anak. Kondisi anak tampil dalam kehidupan yang makin

mengkhawatirkan, anak-anak jalanan kian menunjukkan kondisi psikososial yang

bermasalah, penyimpangan perilaku dan tampilan fisiknya yang juga semakin

memprihatinkan. Kondisi ini tidak mengherankan karena sebagian besar hidup anak-anak

tersebut ada di jalanan dengan kehidupan yang keras, sehingga tidak mengherankan jika

mereka memiliki perilaku dan moral agak berbeda dengan anak-anak seusianya.

Mencermati perkembangan situasi anak jalanan di beberapa kota, ada kesamaan,

yaitu bahwa anak jalanan pada masa sekarang, bukan lagi berasal dari luar kota yang

memasuki sebuah kota tertentu. Tetapi, anak jalanan sekarang ini sebagian besar dapat

berasal dari kota itu sendiri. Artinya, anak-anak bukan dalam masa ”pelarian” dari rumah

dan lingkungannya. Secara moral, anak-anak jalanan baru, tidak memiliki ketakutan bahwa

kegiatan yang dilakukan di jalanan bisa diketahui oleh orangtua atau keluarga dan teman-

teman sebayanya (peer group), baik di lingkungan tempat tinggal maupun di sekolah. Oleh
karena itu, penanganan anak jalanan akan menghadapi tantangan baru yang berkaitan

dengan nilai-nilai sosial yang telah bergeser. Hal ini tentu akan menyulitkan mendorong

anak untuk keluar dari jalanan dan tinggal bersama orangtua/keluarganya kembali. Padahal

sesungguhnya keadaan mereka dijalanan juga tidak mudah bagi mereka. Anak di jalanan

seringkali menjadi objek kekerasan baik fisik, emosi, seksual maupun kekerasan sosial.

Pelaku kekerasan bisa berasal dari sesama anak jalanan, maupun dari orang dewasa yang

berada di jalanan. Pergaulan di jalanan dengan situasi keras juga sangat mempengaruhi

kepribadian dan perilaku sosial mereka.

Kondisi serupa juga terjadi di kota Pontianak, puluhan anak jalanan terjaring razia

dan diantara mereka sebagian besar berada pada kondisi yang cukup memprihatinkan,

dimana kian menunjukkan kondisi psikososial yang bermasalah, penyimpangan perilaku

dan tampilan fisiknya yang juga semakin memprihatinkan, dengan melakukan tato

keseluruh tubuhnya, melakukan tindik bahkan melubangi telinganya. Di sisi lain perilaku

mereka menunjukkan ketidakwajaran seperti pada anak pada umumnya dan seusianya.

Fenomena ini menunjukkan perlu penanganan serius dari berbagai pihak terkait melalui

lintas sektoral dalam penanganan masalah anak jalanan, yang tidak hanya cukup dengan

memenuhi kebutuhan pangan, sandang dan papan saja.

Penanganan masalah anak jalanan oleh pemerintah kota Pontianak, dilaksanakan

secara institusi melalui Pusat Layanan Anak Terpadu (PLAT). Pelaksana program dilakukan

secara lintas sektoral oleh Dinas Sosial Kota Pontianak, Dinas Kesehatan, Badan

Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, Anak dan Keluarga Berencana (BPMPAKB), dan

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Wadah ini dibangun dengan tujuan meningkatkan

upaya pencegahan dan penanganan masalah kesejahteraan sosial anak secara menyeluruh

demi terpenuhinya hak dasar dan perlindungan sosial anak dari penelantaran, eksploitasi,

diskriminasi dan tindak kekerasan fisik, psikis, maupun seksual.


PLAT berdaya tampung 50 anak atau lebih, dengan rata-rata terisi 30 anak. Selain

berfungsi sebagai tempat untuk menampung anak yang terlantar, tempat pendampingan

hukum, dan tempat pendidikan, PLAT juga berfungsi sebagai tempat penguatan kapasitas

anak. Beberapa program penguatan kapasitas anak yang telah dilaksanakan, diantaranya

program pendidikan akademik, pendidikan agama, dan pendidikan keterampilan.

Namun perlu disadari, permasalahan anak jalanan memerlukan penanganan yang

holistik, meliputi aspek bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual dengan melibatkan tim ahli.

Keperawatan sebagai salah satu tim kesehatan, memiliki kapasitas sekaligus tanggung

jawab dalam menangani masalah kesehatan secara terpadu di masyarakat, termasuk masalah

kesehatan pada Anak dengan masalah khusus. Untuk itu, STIKes Yarsi Pontianak ingin

mengambil bagian dalam mengatasi masalah tersebut sebagai bentuk pengabdian

masyarakat dosen sebagai salah satu wujud nyata pelaksanaan Tri Dharma Perguruan

Tinggi.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Terwujudnya penanganan masalah kesehatan pada Anak secara terpadu meliputi aspek

bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual di PLAT.

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan screening terhadap seluruh Anak di PLAT.

b. Menetapkan masalah, meliputi aspek bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual.

c. Merencanakan kegiatan pembinaan kesehatan anak sesuai dengan klasifikasi

d. Melaksanakan kegiatan pembinaan kesehatan anak sesuai dengan klasifikasi

e. Melakukan kerjasama lintas program dan sektoral dalam penyelesaian masalah

kesehatan pada anak


C. Waktu/Tempat Pelaksanaan
a. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan selama satu tahun, mulai Januari-
Desember 2017 (jadual kegiatan terlampir).
b. Tempat Pelaksanaan
Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan di Pusat Layanan Anak Terpadu
(PLAT) Kota pontianak

D. Sasaran

Sasaran kegiatan penanganan masalah kesehatan pada Anak secara terpadu, adalah:

1. Anak sebagai penghuni PLAT

2. Orang tua/keluarga anak penghuni PLAT

3. Pengasuh anak di PLAT atau pemegang program Puskesmas

4. Masyarakat sekitar tempat anak dipulangkan

E. Kegiatan

1. Screening kesehatan jiwa pada anak/remaja yang tinggal di PLAT

Kegiatan ini didesain untuk mengklasifikasikan kondisi kesehatan jiwa anak/remaja,

dengan klasifikasi: sehat jiwa, masalah psikososial, dan gangguan kejiwaan/perilaku.

Kegiatan ini dilakukan oleh perawat bidang keilmuan keperawatan jiwa, menggunakan

instrumen yang telah dipersiapkan sebelumnya, dengan hasil screening berupa

diagnosa keperawatan.

2. Layanan pendidikan transisional

Layanan ini berupa konseling untuk mempersiapkan mental anak yang putus sekolah

untuk memasuki sistem pendidikan formal dan non-formal atau kembali ke masyarakat

3. Layanan pemenuhan kebutuhan dasar anak

Layanan ini didesain untuk membimbing anak dalam membuat dan menerapkan

program “Activity Daily Living” selama anak tersebut menjalani pembinaan di panti
sosial, bagaimana memanfaatkan waktu luang untuk hal yang bermanfaat misalnya

bercocok tanam, dan keterampilan lain.

4. Kegiatan Layanan Dukungan

Layanan ini didesain dalam rangka memperkuat mental dan memulihkan masalah

psikososial yang dialami anak. Kegiatan ini berupa konseling rutin yang dilakukan

perawat spesialis jiwa, pelaksanaan terapi aktivitas kelompok, dan pelaksanaan terapi

pada orang tua/keluarga.

E. Tim

1. Ns.Wahyu Kirana, M.Kep., Sp.Jiwa

2. Ns. Dodik Limansyah, M.Kep. Sp. Kom.

3. Ns. Lintang Sari, M.Kep.

4. Ns. Masmuri, M.Kep.

F. Dana Pelaksanaan Program

Program pengabdian masyarakat ini didanai oleh institusi STIKes Yarsi Pontianak yang

dialokasikan pada program P2M

G. Proses Kegiatan

1. Persiapan

Kegiatan pengabdian masyarakat ini di awali dengan tahap persiapan. Persiapan tersebut

melalui proses sebagai berikut:

a. Penjajakan lokasi pengabdian masyarakat

b. Pembuatan proposal pengabdian masyarakat

c. Koordinasi dengan Ketua LPPM selaku penanggung jawab


d. Koordinasi dengan Kepala Puskesmas Puskesmas Karya Mulya Kota Pontianak

e. Penyusunan jadwal aplikasi program pengabdian masyarakat

2. Proses Kegiatan

a. Setelah proses persiapan selesai, selanjutnya kegiatan diawali dengan screening

anak-anak yang terjaring oleh dinas sosial. Screening ini bertujuan untuk mendeteksi

masalah kesehatan jiwa pada anak. Screening ini menggunakan tehnik interview 2

menit yang biasa dilakukan dalam mendeteksi pasien dengan masalah kesehatan

jiwa. Kegiatan ini dilaksanakan sebelum melakukan konseling.

b. Setelah screening selesai, selanjutnya dilakukan kegiatan penanganan masalah

kesehatan jiwa pada anak, secara individu maupun kelompok, diantaranya:

1) Kegiatan penanganan secara individu dilaksanakan sesuai dengan diagnosa

keperawatan yang ditemukan, menggunakan pendekatan proses keperawatan.

2) Kegiatan penanganan secara kelompok, dapat dilakukan melalui kegiatan:

kegiatan:

a) Layanan Pendidikan Transisional.

Layanan ini berupa konseling untuk mempersiapkan mental anak yang putus

sekolah untuk memasuki sistem pendidikan formal dan non-formal setelah

menjalani pembinaan di dinas sosial. Kegiatan ini dilaksanakan dengan

frekuensi selama 2 kali dalam 1 bulan.

b) Layanan pemenuhan kebutuhan dasar anak.

Hal ini perlu dilakukan karena berdasarkan hasil observasi yang dilakukan,

anak-anak yang berada dalam penampungan tersebut tidak memiliki

kegiatan yang sistematis sebagai activity daily living. Kegiatan ini dilakukan

untuk membimbing anak dalam membuat dan menerapkan program “Activity

Daily Living” selama anak tersebut menjalani pembinaan di panti sosial agar
anak-anak tersebut dapat belajar bertanggung jawab terhadap tugas yang

diberikan. Selain itu kegiatan lain yang akan dilakukan adalah bagaimana

mengajarkan mereka memanfaatkan waktu luang untuk hal yang bermanfaat

sesuai dengan tahap perkembangan berdasarkan usia. Kegiatan ini termasuk

membuat jadwal kegiatan setiap hari.

3) Kegiatan layanan dukungan. Kegiatan ini akan ditangani oleh perawat spesialis

jiwa dalam rangka menangani masalah kesehatan jiwa yang ditemukan sesuai

hasil screening. Kegiatan ini berupa pemberian terapi spesialis keperawatan

jiwa melalui pendekatan individu, kelompok, dan keluarga. Kegiatan layanan

dukungan dilakukan 2 kali dalam 1 bulan.


TENTATIVE PROGRAM PENGABDIAN MASYARAKAT
STIKES YARSI PONTIANAK TAHUN 2017

Minggu PJ
No Jenis Kegiatan
I II III IV
1 Screening pasien WK/ LS

Latihan pembuatan program Activity Daily Living WK/LS

(Terapi Aktivitas: Stimulasi Tumbuh Kembang


2 Anak)

3 Pelatihan peningkatan kreativitas anak/remaja LS/MM

4 Konseling persiapan kembali ke lingkungan DL/MM

5 Konseling rutin masalah psikososial DL/WK

Kegiatan layanan dukungan lintas sektoral DL/MM


(persiapan lingkungan rumah/masyarakat bagi
6 anak)
Estimasi Dana Pengabdian Masyarakat
Program Penanganan Keperawatan Terpadu Masalah Kesehatan
pada Anak/Remaja di Pusat Layanan Anak Terpadu (PLAT) Kota Pontianak
Tahun 2017

1. Konsumsi Audiensi dan Rapat 2 x @ Rp. 150.000 Rp. 300.000

2. Alat Bahan Terapi 4 x 12 bulan x @ Rp 50.000 Rp. 2.400.000

3. Fotocopy dan jilid Proposal dan Laporan 2 x @ 50.000 Rp. 100.000

4. Transport dan snack Pelaksana 4 x 2 orang x 12 x @30.000 Rp. 2.880.000

5. Tak terduga Rp. 320.000

Rp. 6.000.000

You might also like