Professional Documents
Culture Documents
72-Article Text-138-1-10-20141028
72-Article Text-138-1-10-20141028
ABSTRACT
Background: Diabetes mellitus results from insulin malfunction. Although, amount of excess
glucose was used in the organs or tissues is very low. Medication adherence in patients with
Diabetes Mellitus is important in achieving treatment goals and effective in preventing some of the
complications of Diabetes Mellitus, so the importance of research on the analysis of factors
affecting medication adherence in patients with Diabetes Mellitus in PHC Bluto Sumenep.
Objective: To analyze the factors affecting medication adherence in patients with Diabetes
Mellitus in PHC Bluto Sumenep.
Methods: The study was a analitic correlation with cross sectional approach. Data analyze by
using simple logistic regression statistical test with α of 5%.
Results: There were between factors influence the characteristics of the disease and its treatment
to medication adherence in patients with Diabetes Mellitus in PHC Bluto Sumenep, There is no
effect between intra-personal factors on medication adherence in patients with Diabetes Mellitus in
Sumenep Bluto health center that included age, type of sex, educational level and marital status,
There is the influence of interpersonal factors on medication adherence in patients with Diabetes
Mellitus in health centers and Sumenep Bluto, There is the influence of environmental factors on
medication adherence in patients with Diabetes Mellitus in PHC Bluto Sumenep
Conclusions: Factors characteristic of the disease and its treatment and environmental factors are
dominant factors affecting medication adherence in patients with diabetes mellitus in PHC Bluto
Sumenep
47
48 Jurnal Kesehatan “Wiraraja Medika”
tahun 2025 diperkirakan meningkat menjadi Bluto Kabupaten Sumenep sesuai dengan
12,4 juta penderita. kondisi pasien yang terjadi yaitu dengan
Terapi Diabetes Mellitus bertujuan untuk meperhitungkan keadaan pasien Diabetes
mencegah akibat-akibat defisiensi insulin yang Mellitus diantaranya pasien Diabetes Mellitus
akan segera timbul, yang meliputi hiperglikemia pada usia 40 tahun keatas, penderita
simptomatik, ketoasidosis diabetika (KAD) dan mengalami penyakit Diabetes Mellitus kurang
sindroma hyperosmolar nonketotic (SHNK) dari 3 tahun, memperhitungkan berat badan
untuk mencegahkan atau meminimalkan pasien, hasil gula darah puasa atau kurang dari
komplikasi-komplikasi penyakit yang 200 mg/dl serta fungsi ginjal dan hepar masih
berlangsung lama yang timbul akibat diabetes normal, dianjurkan dengan pemberian obat
mellitus. Petunjuk yang menyarankan bahwa antidiabetik oral pada pasien Diabetes Mellitus
komplikasi-komplikasi kronis Diabetes Mellitus di Puskesmas Bluto Kabupaten Sumenep
berasal dari kelainan-kelainan metabolik dalam adalah obat tolbutamid 0,5-2 mg, di anjurkan
pengendalian hiperglikemia untuk menurunkan diminum 2 kali/hari dengan lama kerja obat 6-
terjadinya komplikasi-komplikasi Diabetes 12 jam, dan obat Tolazamid 100-250 mg yang
Mellitus (Putri, 2009). dianjurkan diminum 1 kali/hari dengan lama
Kepatuhan minum obat pada pasien kerja obat 10-24 jam.
Diabetes Mellitus merupakan hal penting dalam Hasil wawancara yang dilakukan peneliti di
mencapai sasaran pengobatan dan efektif wilayah kerja Puskesmas Bluto Kabupaten
dalam mencegah beberapa komplikasi pada Sumenep kepada pasien Diabetes Mellitus
penyakit Diabetes Mellitus, dimana terapi terhadap 10 orang yang menderita Diabetes
pengobatan yang baik dan benar akan sangat Mellitus, 3 orang yang menyatakan patuh
menguntungkan bagi pasien, baik dari segi dikarenakan faktor sosial ekonomi yang sangat
kesehatan atau kesembuhan penyakit yang cukup, dukungan keluarganya yang
diderita yaitu dengan kepatuhan pasien dalam memperhatikan keadaan keluarganya yang
mengkonsumsi obat tersebut terutama bagi mengalami penyakit DM, sedangkan 7 orang
pasien yang harus mengkonsumsi obat dalam yang menyatakan tidak patuh minum obat yang
waktu yang lama, bahkan seumur hidupnya sebabkan banyaknya kesibukan pekerjaan
pada penyakit diabetes mellitus (Sasmito, yang mayoritas adalah petani, kurangnya
2007). perhatiannya keluarga yang mengigatkan akan
Penderita Diabetes Mellitus cenderung minum obat, kurang mengerti akan resep yang
mengalami peningkatan, semakin tingginya di beriakan oleh dokter. Dari hasil wawancara di
usia harapan hidup menjadi penyebab atas tingkat kepatuahan minum obat pasien
meningkatnya penderita Diabetes Mellitus. Diabetes Mellitus di Puskesmas bluto 30% dan
Sebab selain faktor keturunan, pola makan dan ketidak patuhan minum obat pasien Diabetes
kerusakan saluran pencernaan Diabetes Mellitus 70%.
Mellitus biasa menyerang pada usia diatas 40 Berdasarkan latarbelakang diatas, maka
tahun. Meski Diabetes Mellitus tidak dapat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
disembuhkan namun Diabetes Mellitus dapat tentang faktor yang mempengaruhi kepatuhan
dikendalikan (Zaenab, 2009). minum obat pasien Diabetes Mellitus di
Tingginya tuntutan masyarakat terhadap Puskesmas Bluto Kabupaten Sumenep, dimana
peningkatan pelayanan di bidang Diabetes tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor
Mellitus, telah dibentuk pusat-pusat Diabetes di - faktor yang mempengaruhi kepatuhan minum
Puskesmas dan Rumah Sakit sebagai sarana obat pada pasien Diabetes Mellitus di
kesehatan yang langsung memberikan Puskesmas Bluto Kabupaten Sumenep.
pelayanan Diabetes kepada penyandang
Diabetes Mellitus secara paripurn, pusat METODE PENELITIAN
Diabetes Mellitus di rumah sakit mengelola Jenis penelitian ini adalah penelitian
kasus-kasus Diabetes Mellitus yang disertai kuantitatif menggunakan rancangan non
komplikasi. exsperimental dengan menggunakan
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pendekatan cross sectional yang disajikan
pada Bulan November 2012 di Puskesmas secara analitik. Populasi dalam penelitian ini
Bluto, data yang didapatkan sebagian besar adalah semua pasien yang datang
penderita Diabetes Mellitus adalah golongan memeriksakan dirinya ke Puskesmas Bluto dan
usia lanjut dan sulit untuk mematuhi kepatuhan telah terdiagnosa Diabetes Mellitus. Sampel
minum obat secara rutin, dimana pemberian dalam penelitian ini adalah penderita Diabetes
terapi obat Diabetes Mellitus di Puskesmas Mellitus yang di Rawat jalan di Puskesmas
Jurnal Kesehatan “Wiraraja Medika” 49
Duda 1 1 2 6,5
pada kategori sedang terhadap tingkat
Total 21 10 31 100 kepatuhan minum obat pada kategori tidak
a
x² hitung = 2,353 ; df = 2 ;p = 0,308 (> 0,05) patuh sebanyak 11 orang. Sedangkan
Tabel 12 menunjukkan bahwa sebagian Bedasarkan hasil korelasi menggunakan
besar responden dengan faktor intra rumus uji chi-square dengan sistem
personal pada masing-masing faktor komputerisasi, dimana untuk menghitung
diantaranya umur responden sebagian besar besarnya korelasi, peneliti menggunakan
> 40 tahun dan pada kategori tidak patuh koefisien korelasi bivariat, dengan taraf
dalam minum obat DM sebanyak 19 orang, signifikan (p)= 0,05, dan N= 31 Hasil x²
pada faktor Jenis kelami responden hitung = 11,424a dengan taraf sig 0, 003 (≤
sebagian besar perempuan dan pada 0,05), hal ini menyatakan ada pengaruh
kategori tidak patuh dalam minum obat DM yang signifikan antara faktor inter personal
sebanyak 11 responden, serta sebagian terhadap kepatuhan minum obat pada
besar pada tingkat pendidikan respoden pasien diabetes mellitus di Puskesmas
yaitu tidak sekolah dengan kategori tidak Bluto Sumenep.
patuh dalam minum obat DM sebanyak 13 14. Pengaruh Faktor Lingkungan Dengan
responden dan pada status perkawinan Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien
dengan kategori menikah sebagian besar Diabetes Mellitus Di Puskesmas Bluto
pada kategori tidak patuh sebanyak 16 Sumenep
responden. Sedangkan bedasarkan hasil Tabel 14. Distribusi Frekuensi Pengaruh
korelasi menggunakan rumus uji chi-square Faktor Lingkungan Dengan Kepatuhan
dengan sistem komputerisasi, dimana untuk Minum Obat
menghitung besarnya korelasi, peneliti Faktor
Tingkat
menggunakan koefisien korelasi bivariat, Kepatuhan
No Lingkunga ∑ %
Tidak
dengan taraf signifikan (p)= 0,05, dan N= 31 n Patuh
Patuh
Hasil pada variabel umur terhadap kaptuhan 1 Rendah 10 0 10 32,3
minum obat yaitu x² hitung = 2,100b; df = 1 2 Sedang 11 4 15 48,4
;p = 0,147 (> 0,05), hasil pada variabel jenis 3 Tinggi 0 6 6 19,4
kelamin terhadap kaptuhan minum obat Total 21 10 31 100
a
x² hitung = 17,577 ; df = 2 ;p = 0,000 (≤ 0,05)
yaitu x² hitung = 2,917b; df = 1 ;p = 0,088 (>
52 Jurnal Kesehatan “Wiraraja Medika”
harus dilakukan oleh pasien itu sendiri, dibandingkan dengan laki-laki, dimana pada
misalnya frekuensi minum obat dalam sehari. reosponden laki-laki sebagain besar sudah
Pasien akan lebih patuh pada dosis yang berusia lanjut sehingga menyebabkan
diberikan satu kali sehari daripada dosis yang sesitivitas insulin mulai berkurang. Kepatuhan
diberikan lebih sering, misalnya tiga kali sehari. pasien, perlu diterapkan prinsip bahwa tidak
Secara umum, semakin kompleks regimen ada satupun strategi yang dapat secara efektif
pengobatan, semakin kecil kemungkinan menangani semua masalah kepatuhan pasien
pasien akan mematuhi terapi kepatuhan secara umum (Badan POM RI, 2006).
munum obat. Lamanya penyakit tampaknya
memberikan efek negatif terhadap kepatuhan Pengaruh Faktor Inter Personal Terhadap
pasien. Makin lama pasien mengidap penyakit Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien
diabetes. Diabetes Mellitus
Hasil korelasi menggunakan rumus uji chi-
Pengaruh Faktor Intra Personal Terhadap square dengan sistem komputerisasi, dimana
Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien untuk menghitung besarnya korelasi, peneliti
Diabetes Mellitus menggunakan koefisien korelasi bivariat,
Hasil korelasi menggunakan rumus uji chi- dengan taraf signifikan (p)= 0,05, dan N= 31
square dengan sistem komputerisasi, dimana Hasil x² hitung = 11,424a dengan taraf sig 0,
untuk menghitung besarnya korelasi, peneliti 003 (≤ 0,05), hal ini menyatakan ada pengaruh
menggunakan koefisien korelasi bivariat, yang signifikan antara faktor inter personal
dengan taraf signifikan (p)= 0,05, dan N= 31 terhadap kepatuhan minum obat pada pasien
Hasil pada variabel umur terhadap kaptuhan diabetes mellitus di Puskesmas Bluto
minum obat yaitu x² hitung = 2,100b; df = 1 ;p Sumenep. Hal ini menunjukkan bahwa
= 0,147 (> 0,05), hasil pada variabel jenis dukungan dari keluarga dekat pasien yaitu
kelamin terhadap kaptuhan minum obat yaitu dengan mengingatkan pola makan sehari-hari
x² hitung = 2,917b; df = 1 ;p = 0,088 (> 0,05), serta selalu mengingatkan jadwal minum obat
pada varibel tingkat pendidikan terhadap secara teratur serta didukung dengan
kaptuhan minum obat yaitu x² hitung = 3,956a; pelayanan yang baik oleh petugas kesehatan
df = 3 ;p = 0,226 (> 0,05) dan pada variabel yang ditunjukkan dengan komunikasi yang baik
status perkawinan terhadap kaptuhan minum kepada pasien oleh petugas kesehatan sangat
obat yaitu x² hitung = 2,353a; df = 2; p = 0,308 memperbaiki kepatuhan pasien dalam
(> 0,05), hal ini menyatakan pada masing- pengobatannya.
masing faktor intrapersonal tidak ada pengaruh Keluarga dapat menjadi faktor yang
yang signifikan dengan kepatuhan minum obat berpengaruh dalam menentukan tentang
pada pasien diabetes mellitus di Puskesmas program pengobatan yang dapat mereka
Bluto Sumenep. Dimana faktor umur, jenis terima. Dukungan sosial dalam bentuk
kelamin, tingkat pendidikan dan status dukungan emosional dari anggota keluarga
perkawinan tidak mempengaruhi kaptuhan merupakan faktor penting dalam kepatuhan
minum obat pada pasien dimana yang terhadap program medis. Keluarga dapat
sebagain besar umur pasien lebih dari 40 tahun membantu mengurangi anxietas karena
dengan usia yang sudah lanjut menyebabkan penyakit tertentu, menghilangkan godaan pada
pasien kurang aktif dalam melakukan aktifitas ketidaktaatan dan menjadi kelompok
seperti olahraga dan lain sebagainya, menurut pendukung untuk mencapai kepatuhan (Niven,
Wardani (2009) pada usia tua sesitivitas insulin 2000). Dimana menurut Sacket cit Niven (2000)
mulai berkurang berbeda dengan dewasa muda kepatuhan merupakan suatu istilah yang
yang resisten insulin dapat meningkat. biasanya digunakan untuk mengatakan
Persentase karakteristik responden bahwa kesepakatan atau kerjasama, melakukan apa
yang terkena diabetes mellitus sebagian besar yang disarankan petugas kesehatan atau
dengan menikah sebanyak (80,6%) dan mengikuti nasehat untuk melakukan sikap
dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak tertentu mengenai kebiasaan kesehatan atau
(58,1%) responden, hal ini menunjukkan bahwa yang berkaitan dengan kesehatan. Dalam
angka terbanyak penderita diabetes mellitus pemberian obat pada pasien perlu suatu
cenderung lebih besar pada laki-laki. Penelitian arahan dan petunjuk agar pasien mengerti jelas
ini berbanding terbalik dengan penelitian yang apa yang harus dilakukan pasien nanti dirumah
dilakukan oleh Gusrini L. (2007) yang sehingga lebih patuh dalam minum obatnya.
menunjukkan bahwa penderita diabetes
mellitus lebih banyak terjadi pada perempuan
54 Jurnal Kesehatan “Wiraraja Medika”
pengaruh antara faktor intra personal terhadap Misnadiarly, 2006. Diabetes Mellitus: Gangren,
kepatuhan minum obat pada pasien Diabetes Ulcer, Infeksi. Mengenal Gejala,
Mellitus yang meliputi umur, jenis kelamin, Menanggulangi, dan Mencegah
tingkat pendidikan dan status perkawinan, ada Komplikasi, Penerbit Pustaka Populer
pengaruh antara faktor inter personal terhadap Obor, Jakarta
kepatuhan minum obat pada pasien Diabetes Muryani, R. 2006. Aktivitas Rutin Pasien DM
Mellitus, ada pengaruh antara faktor lingkungan yang Berobat ke Poliklinik Penyakit
terhadap kepatuhan minum obat pada pasien Dalam RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta,
Diabetes Mellitus dan faktor karakteristik dari Skripsi, Fakultas Kedokteran UGM,
penyakit dan pengobatannya dan faktor Yogyakarta. Tidak di publikasikan
lingkungan merupakan faktor dominan yang Niven, N. 2002. Psikologi Kesehatan, Edisi II,
mempengaruhi kepatuhan minum obat pada Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
pasien diabetes mellitus di Puskesmas Bluto Perhimpunan Endokrinologi Indonesia
Kabupaten Sumenep. (PERKENI), 1998, Konsesus
Pengelolaan Diadetes Mellitus di
SARAN Indonesia,
1. Bagi Puskesmas Bluto Sumenep http://endokrinologi.freeservers.
Petugas kesehatan Puskesmas agar selalu com/konz_dm98 diakses: Jum’at 23
memberikan informasi pada pasien DM Novemberv 2012
tentang cara minum obat DM yang benar Putri, 2008, Analisis Efektivitas Biaya
dan mengajurkan untuk teratur minum obat Penggunaan Antidiabetik Kombinasi
sesuai anjuran serta dapat memberi pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2
informasi kepada keluarga pasie DM untuk Rawat Jalan Di RSU Pandan Arang
mendukung menemani untuk selalu Boyolali. Skripsi, universitas
melakukan kontrol secara rutin pada pasien muhammadiyah surakarta. Surakarta,
diabetes mellitus, serta tingkatkan tidak dipublikasikan
komunikasi teraeutik kepada pasien DM. Sasmito. 2007. Penggunaan Antidiabetik Oral
2. Responden/pembaca Gololang Sulfonilurea pada Diabetes
Dapat menjadi tambahan informasi Mellitus. http:// diabetes mellitus
mengenai pentingnya upaya kuratif yaitu freeservers.com/konz_dm07 diakses:
dengan melakukan kontor kesehatan Jum’at 23 Novemberv 2012
dengan baik khususnya pentungnya Subekti, I. 2004. Apa itu diabetes:
mematuhi jadwal minum obat secara teratur Patofisiologi,Gajala dan Tanda, Balai
untuk meningkatkan kesehatannya. Penerbit FKUI, Jakarta
Subroto, A. 2006. Ramuan Herbal untuk
DAFTAR PUSTAKA Diabetes Mellitus.Cetakan I.Penebar
Asdie, A. H. 2000. Patogenesis dan terapi DM Swadaya, Jakarta
tipe 2, Medika Vol. 24 (2), FK UGM, Sugiyono, 2005. Metodologi Penelitian,
Yogyakarta Alfabeta, Bandung
Sutantri, (2008). Hubungan Tingkat Dukungan
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian. Rineka Keluarga Dengan Kepatuhan Pasien
Cipta, Jakarta Diabetes Mellitus Tipe 2 Dalam
BADAN POM RI,2006. Kepatuhan Pasien: Menjalankan Terapi Diet Paska Rawat
Faktor Penting dalam Keberhasilan Inap Di RS PKU Muhammadiyah
Terapi, www.perpus.pom.go.id. di akses: Yogyakarta. Skripsi. Fakultas Kedokteran
Jum’at 23 Novemberv 2012 UGM, Yogyakarta. Tidak di publikasikan
Brunner & Suddart, 2002. Buku Ajar Suparno, A. 2008. Hubungan Tingkat
Keperawatan Medikal Bedah, Vol 3, Edisi Pengetahuan Dan Dukungan Sosial
8, Penerbit RGC, Jakarta Terhadap Tingkat Kepatuhan Pasien
Gusrini, L 2006. Faktor-Faktor Resiko Yang Diabetes Mellitus dalam Menjalankan
Berhubungan Dengan Kejadian Diabetes Pengobatan Di Poliklinik Penyakit Dalam
Mellitus Di Wilayah Kerja Puskesmas RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta. Skripsi.
Gondokusuman l Yogyakarta. Skripsi. Fakultas Kedokteran UGM, Yogyakarta.
Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta. Tidak di publikasikan
Tidak di publikasikan