Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

Gambaran Penerimaan Diri (Self-Acceptance) Pada Orang Yang Mengalami Skizofrenia (Vera Permatasari, Witrin Gamayanti)

GAMBARAN PENERIMAAN DIRI (SELF-ACCEPTANCE) PADA


ORANG YANG MENGALAMI SKIZOFRENIA
Vera Permatasari, Witrin Gamayanti
UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Jl. A.H. Nasution No. 105 Bandung
e-mail: w.gamayanti@gmail.com

Abstract
In general, people with schizophrenia have damaged reality testing which make them disconnected
from their social environment. Despite being entered in the residual phase, it is still reluctant to
interact with other people and have not productive yet in utilizing his/her capabilities. But the
researchers also saw some people with residual schizophrenic who able to be productive as well
as socialization; it associated with their acceptance to his/her self and its disorders. This study
intended to figure out the image of self-acceptance of people with residual schizophrenia while
they suffered with a large of pressures. This study used a qualitative method with case study
design. The subjects of research were the people with residual schizophrenia with age range of 20
to 40 years old. From the research, it was found that the people with residual schizophrenia that
can be productive and actively involved in social environment effected by the acceptance of
him/herself although the self-acceptance quality was different among subjects

Keywords: residual schizophrenic, self-acceptance, adulthood

Abstrak
Penderita skizofrenia umumnya mengalami kerusakan reality testing yang membuatnya terputus
dari lingkungan sosialnya walaupun sudah masuk pada fase residual, sehingga masih saja enggan
untuk berinteraksi dengan orang lain dan belum bisa produktif dengan kemampuan yang
dimilikinya. Namun peneliti melihat ada juga penderita skizofrenia residual yang sudah mampu
produktif serta bisa bersosialisasi dengan baik, hal ini terkait dengan penerimaan diri pasien
terhadap diri dan gangguannya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana gambaran
penerimaan diri orang yang mengalami skizofrenia residual mekipun tekanan yang mereka hadapi
cukup besar. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode kualitatif dengan rancangan
penelitian studi kasus. Subjek penelitian adalah ODS yang residual dan berada di rentang usia
dewasa (20-40). Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa para subjek yang mengalami gangguan
skizofrenia residual yang terlihat bisa produktif dan kembali aktif dilingkungan sosialnya karena
bisa menerima diri dirinya sendiri meskipun kualitas penerimaan dirinya berbeda pada setiap
subjek.

Kata Kunci: skizofrenia residual, penerimaan diri, masa dewasa


PENDAHULUAN Carson dan Butcher (1994) me-
nyebutkan bahwa skizofrenia merupakan
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Ris- kelompok gangguan psikosis atau psikotik
kesdas) tahun 2013, menunjukan preva- yang ditandai terutama oleh distorsi-
lensi ganggua mental emosional yang di- distorsi mengenai realitas, juga sering
tunjukan dengan gejala depresi dan terlihat adanya perilaku menarik diri dari
kecemasan adalah 6 % untuk usia 15 tahun interaksi sosial, serta disorganisasi dan
keatas atau sekitar 14 juta orang, sedang- fragmentasi dalam hal persepsi, pikiran
kan prevalensi gangguan jiwa berat seperti dan kognisi.
skizofrenia adalah 1,7 per 100 penduduk Menurut Davison (2014) Gangguan
atau sekiar 400.000 orang. berdasarkan yang ditandai dengan terganggunya pi-
jumlah tersebut 14,3 % diantaranya atau kiran, emosi dan perilaku, atau gangguan
sekitar 57.000 orang pernah atau sedang yang ditandai dengan Gangguan utama
dipasung. Angka pemasungan di pedesaan dalam pikiran, emosi dan tingkah laku,
adalah sebesar 18,2 %, dan dikota sebesar pemikiran yang tidak logis, persepsi dan
10,7 % (www.depkes.go.id, 2014) perhatian yang salah, afek datar dan tidak

139
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Juni 2016, Vol. 3, No. 1, Hal: 139 - 152

relevan, gangguan motorik yang bizzare, lani hidup. Seseorang yang mampu mene-
menarik diri dari lingkungan dan kenya- rima dirinya, maka ia tidak akan takut
taan, masuk kedalam kehidupan fantasi memandang dirinya secara jujur, baik di
yang dipenuh oleh delusi ( waham ) & dalam (hati/pikiran/perasaan) maupun di
halusinasi. luar (perilaku, penampilan), karena kita
Kalau dilihat dari karakter gangguan tidak bisa lari dari diri sendiri, walau
skizofrenia maka orang dengan ski- apapun yang kita lakukan. Penerimaan diri
zoprenia (ODS) akan menghalami banyak ini diperlukan untuk menyatukan tubuh,
hambatan dalam kehidupan sehari-harinya. pikiran dan jiwa. Rogers (dalam Marvin,
Mulai dari pikirannya tidak logis, kesa- 1957:145) telah menyarankan bahwa “self
lahan dalam persepsi dan atensi, ekspresi acceptance is good criterion for progress
emosi yang bermasalah atau tidak tepat in psychotherapy”, yaitu bahwa pene-
nya ekspresi emosi, terganggunya gerakan rimaan diri adalah kriteria yang baik untuk
dan perilaku, tampilan yang tidak terurus, kemajuan dalam psikoterapi.
kotor, bau, rambut acak acakan, menarik Berdasarkan penjelasan sebelumnya,
diri dari lingkungan, aneh, ada halusinasi peneliti tertarik untuk meneliti mengenai
dan delusi. penerimaan diri penderita skizofrenia
Apalagi jika orang tersebut sudah (ODS) dengan tipe gangguan tipe residual,
memasuki usia dewasa yang lebih banyak atau ODS yang dianggap sudah bisa me-
tuntutannya, baik tuntutan dalam dunia nyesuaikan diri lebih baik diling-kunganya
sosialnya yang dianggap harus mampu dikarenakan banyak simtom yang sudah
bersosialisasi dengan masyarakat dengan tidak muncul atau hanya tersisa sedikit
baik, maupun tuntutan dalam hal lain simtom skizofrenia.
seperti harus mampu membina rumah
tangga, mempunyai anak, bekerja dan lain Penerimaan Diri
sebagainya, yang pada kenyataannya Hurlock (1974) mendefinisikan self
kebanyakan penderita skizofrenia sulit atau acceptance sebagai “the degree to which
bahkan gagal menjalani itu semua karena an individual having considered his
gejala-gejala gangguannya muncul dan personal characteristics, is able and
menghambat aktivitasnya. willing to live with them” yaitu derajat
Penderita gangguan jiwa sering dimana seseorang telah mem-pertim-
mendapat stigma dan diskriminasi yang bangkan karakteristik personalnya, merasa
lebih besar dari masyarakat disekitarnya mampu serta bersedia hidup dengan
dibanding individu yang menderita karakteristiknya tersebut.
penyakit medis lainnya. Hal ini tampak Sedangkan Aderson (dalam Sugiarti,
lebih jelas dialami oleh penderita ski- 2008, p.11) menyatakan bahwa
zofrenia, mereka sering mendapatkan per- penerimaan diri berarti kita telah berhasil
lakuan yang tidak manusiawi, misalnya menerima kelebihan dan kekurangan diri
perlakuan kekerasan, diasingkan, diisolasi apa adanya. Menerima diri berarti kita
atau dipasung. Hal ini membuat pasien telah menemukan karakter diri dan dasar
ODS menjadi sulit untuk mendapatkan yang membentuk kerendahan hati dan
kepercayaan diri lagi saat harus menjalani intergritas.
kehidupan sehari-hari. Dari definisi-definisi diatas, maka
Penerimaan diri dianggap sebagai dapat disimpulkan bahwa penerimaan diri
ciri-ciri penting kesehatan mental dan juga adalah derajat dimana seseorang telah
sebagai karakteristik aktualisasi diri dan mengetahui karakteristik personalnya baik
ketenangan. Menurut Anderson (dalam itu kelebihan maupun kekurangannya dan
Sugiarti, 2008:6), penerimaan diri sangat dapat menerima karakteristik tersebut
berpengaruh bagaimana seseorang menja-

140
Gambaran Penerimaan Diri (Self-Acceptance) Pada Orang Yang Mengalami Skizofrenia (Vera Permatasari, Witrin Gamayanti)

dalam kehidupannya sehingga membentuk menjadi realistis jika dibuat sendiri


integritas pribadinya. oleh diri sendiri.
1. Ciri-ciri Penerimaan Diri c. Tidak adanya hambatan dari
Secara rinci Jersild (dalam Hurlock, lingkungan (absence of environment
1974), menyebutkan ciri-ciri penerimaan obstacles). Ketidakmampuan dalam
diri adalah mencapai tujuan yang realistis, dapat
a. Orang yang menerima dirinya terjadi karena hambatan dari
memiliki harapan yang realistis terha- lingkungan yang tidak mampu
dap keadaannya dan menghargai diri- dikontrol oleh seseorang seperti
nya sendiri. Artinya orang tersebut diskriminasi ras, jenis kelamin, atau
mempunyai harapan yang sesuai agama. Apabila hambatan-hambatan
dengan kemampuannya. itu dapat dihilangkan dan jika
b. Yakin akan standar-standar dan keluarga, peer atau orang-orang yang
pengatahuan terhadap dirinya tanpa berada disekelilingnya memberikan
terpaku pada pendapat orang lain. motivasi dalam mencapai tujuan, maka
c. Memiliki perhitungan akan keter- seseorang akan mampu memperoleh
batasan dirinya dan tidak melihat pada kepuasan terhadap pencapaiannya.
dirinya sendiri secara irasional. Arti- d. Sikap social yang positif Jika
nya orang tersebut memahami menge- seseorang telah memperoleh sikap
nai keterbatasannya namun tidak men- social yang positif, maka ia lebih
generalisir bahwa dirinya tidak ber- mampu menerima dirinya. Tiga
guna. kondisi utama menghasilkan evaluasi
d. Menyadari asset diri yang dimilikinya positif antara lain adalah tidak adanya
dan merasa bebas untuk menarik atau prasangka terhadap seseorang, adanya
melakukan keinginannya. penghargaan terhadap kemampuan-
e. Menyadari kekurangan tanpa menya- kemampuan social dan kesediaan
lahkan diri sendiri. Orang yang me- individu mengikuti tradisi suatu
nerima dirinya mengetahui apa saja kelompok social.
yang menjadi kekurangan yang ada e. Tidak adanya stress yang berat. Tidak
dalam dirinya. adanya stress atau tekanan emosional
yang berat membuat seseorang bekerja
2. Faktor-faktor yang Membentuk secara optimal dan lebih berorientasi
Penerimaan Diri lingkungan daripada berorientasi diri
Menurut Hurlock (2008) ada beberapa dan lebih tenang dan bahagia.
factor yang membentuk penerimaan diri f. Pengaruh keberhasilan. Pengalaman
seseorang, yaitu: gagal dapat menyebabkan penolakan
a. Pemahaman diri (self understanding). diri, sedangkan meraih kesusksesan
Pemahaman diri merupakan persepsi akan menghasilkan penerimaan diri.
diri yang ditandai oleh genuiness, g. Identifikasi dengan orang yang
realita, dan kejujuran. Semakin memiliki penyesuaian diri yang baik.
seseorang memahami dirinya, semakin Sikap ini akan menghasilkan penilaian
baik penerimaan dirinya. diri yang positif dan penerimaan diri.
b. Harapan yang realistis. Ketika Proses identifikasi yang paling kuat
seseorang memiliki harapan yang terjadi pada masa kanak-kanak.
realistis dalam mencapai sesuatu, hal h. Perspektif diri yang luas. Seseorang
ini akan mempengaruhi kepuasan diri yang memandang dirinya sebagaimana
yang merupakan esensi dari orang lain memandang dirinya akan
penerimaan diri. Harapan akan mampu mengembangkan pemahaman

141
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Juni 2016, Vol. 3, No. 1, Hal: 139 - 152

diri daripada seseorang yang jukkan kemunduran yang jelas dalam fung-
perspektif dirinya sempit. si pekerjaan dan sosial.
i. Pola asuh yang baik pada masa anak-
anak. Pendidikan di rumah dan 2. Ciri-ciri Skizofrenia
sekolah sangat penting, penyesuaian Menurut DSM-5, kriteria
terhadap hidup, terbentuk pada masa schizophrenia bisa dilihat dari ciri-ciri
kanak-kanak, karena itulah pelatihan berikut ini:
yang baik di rumah maupun sekolah a. Terdapat dua atau lebih simptom
pada masa kanak-kanak sangatlah dengan porsi yang signifikan,
penting. sekurang-kurangnya 1 bulan
j. Konsep diri yang stabil. Hanya konsep 1) Delusi
diri positif yang mampu mengarahkan 2) Halusinasi
seseorang untuk melihat dirinya secara 3) Disorganisasi pembicaraan
tidak konsisten. 4) Disorganisasi perilaku atau katatonik
5) Simtom-simtom negative (hilangnya
3. Dampak Penerimaan Diri motivasi dan ekspresi emosi)
Hurlock (1974) membagi dampak 6) Social Occupational Dysfunction
penerimaan diri menjadi dua kategori:
a. Dalam penyesuaian diri. Mampu b. Sejak terjadinya gangguan beberapa
mengenali kelebihan dan kekurangan- area fungsi sosial terganggu, seperti
nya, memiliki keyakinan diri (self bekerja, relasi interpersonal, pera-
confidence) dan harga diri (self watan diri.
esteem), lebih bisa menerima kritik, c. Ketika serangan pertama kali terjadi
penerimaan diri yang disertai dengan pada periode anak / remaja, maka
rasa aman memungkinkan seseorang mereka akan terganggu dalam hal
untuk menilai dirinya secara lebih interpersonal, akademik dan pekerjaan
realistis sehingga dapat meng-gunakan d. Duration
potensinya secara efektif. 1) Gejala tersebut berlangsung secara
b. Dalam penyesuaian social. Orang yang terus menerus selama 6 bulan.
memiliki penerimaan diri akan merasa 2) Sekurang-kurangnya satu bulan untuk
aman untuk menerima orang lain, simtom pertama, simptom negatif atau
memberikan perhatiannya pada orang ketika fase prodromal atau residual
lain, menaruh minat terhadap orang simtom negative, dua atau lebih
lain, seperti menunjukan rasa empati simtom ini no1-4 berkurang kepa-
dan simpati. rahannya.
PPDGJ III (Pedoman Penggolongan
Skizofrenia dan Diagnosa Gangguan Jiwa) dan ICD-10
1. Definisi Skizofrenia (The International Statistical Classification
Bleuler (dalam Fausiah, 2008, p.122 ) of Diseases and Related Health Problems)
memperkenalkan istilah skizofrenia yaitu pun mengeluarkan ciri-ciri skizofrenia
yang menunjukkan pemisahan antara residual, yaitu:
pikiran, emosi dan perilaku orang yang a. Gejala negatif dari skizofrenia yang
mengalaminya. Arango, Kirkpatrick & menonjol misalnya perlambatan psiko-
Buchanan (dalam Nevid, 2003, p.110) motorik, aktivitas menurun, afek yang
mendefinisikan skizofrenia sebagai penya- menumpul, sikap pasif dan ketiadaan
kit pervasive yang mempengaruhi lingkup inisiatif, kemiskinan dalam kuantitas
yang luas dari proses psikologi yang atau isi pembicaraan, komunikasi non-
mencakup kognisi, afek dan perilaku. verbal yang buruk seperti dalam
Orang-orang dengan skizofrenia menun- ekspresi muka, kontak mata, modulasi

142
Gambaran Penerimaan Diri (Self-Acceptance) Pada Orang Yang Mengalami Skizofrenia (Vera Permatasari, Witrin Gamayanti)

suara, dan posisi tubuh, perawatan diri emosi yang tidak tepat. Sampai pasien
dan kinerja sosial yang buruk; mengalami gejala psikotik, seorang
b. Sedikitnya ada riwayat satu episode dokter tidak dapat mendiagnosa ski-
psikotik yang jelas di masa lampau zofrenia.
yang memenuhi kriteria untuk b. Tahap akut. Ketika seseorang menga-
diagnosis skizofrenia; lami gejala psikotik seperti halusinasi,
c. Sedikitnya sudah melampaui kurun delusi, atau perilaku sangat tidak ter-
waktu satu tahun dimana intensitas atur, mereka dikatakan dalam tahap
dan frekuensi gejala yang nyata seperti akut atau tahap aktif skizofrenia.
waham dan halusinasi telah sangat Ketika pasien berada dalam fase aktif,
berkurang (minimal) dan telah timbul maka muncul gejala psikotik. Pasien
simtom negatif dari skizofrenia; dalam fase aktif skizofrenia sering
d. Tidak terdapat dementia atau penyakit perlu obat antipsikotik untuk mengu-
/ gangguan otak organik lain, depresi rangi gejala mereka. Dalam sedikit
kronis atau institusionalisasi yang kasus, gejala dalam fase aktif dapat
dapat menjelaskan disabilitas negatif menghilang tanpa pengobatan.
tersebut. c. Tahap sisa/ residual. Tahap akhir dari
3. Spektrum Schizoprenia dan psikotik skizofrenia disebut tahap residual.
lainnya Fitur dari fase residual sangat mirip
dengan tahap prodromal. Pasien dalam
tahap ini tidak muncul psikotik tetapi
mungkin mengalami beberapa gejala
negatif seperti kurangnya ekspresi
emosional atau energi yang rendah.

5. Etiologi Gangguan
Nevid (2005) mengemukakan
beberapa etiologi/ penyebab skizofrenia
pada seseorang melalui beberapa
perspektif, yaitu:
a. Perspektif Psikodinamika. Menurut
4. Tahapan Skizofrenia pandangan psikodinamika, skizofrenia
Veague (2009) menyatakan terdapat 3 mencerminkan ego yang dibanjiri oleh
tahap dalam skizofrenia, yaitu: dorongan-dorongan seksual primitif
a. Tahap prodromal. Prodromal berasal atau agresi atau impuls yang berasal
dari kata Yunani prodromos, yang dari id. Impuls-impuls tersebut
berarti "sesuatu yang datang sebelum mengancam ego dan berkembang
dan sinyal acara". Dalam istilah medis, menjadi konflik antarpsikis yang kuat.
prodrom mengacu pada gejala awal Dibawah ancaman seperti itu, orang
dan tanda-tanda penyakit yang datang tersebut mundur ke periode awal dari
sebelum gejala khas muncul. Orang tahap oral, yang disebut sebagai
dalam tahap prodromal skizofrenia narsisme primer. Karena ego menjem-
sering mengisolasi diri, banyak tinggal batani hubungan antara diri dengan
sendirian di kamar tidur dan berhenti dunia luar, kerusakan pada fungsi ego
menghabiskan waktu bersama ini berpengaruh terhadap adanya jarak
keluarga atau teman. Mereka mungkin terhadap realistis yang khas
menunjukkan tanda-tanda penurunan skizofrenia. Masukan dari id menye-
motivasi di sekolah atau pekerjaan, babkan fantasi menjadi disalahartikan
kehilangan minat dalam aktivitas, dan sebagai realitas, menyebabkan halu-

143
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Juni 2016, Vol. 3, No. 1, Hal: 139 - 152

sinasi dan waham. Impuls-impuls pasien skizofrenia. Korteks prefrontalis


primitive mungkin juga membawa terlibat dalam pengendalian berbagai
beban yang lebih berat daripada fungsi kognitif dan emosional, jenis-jenis
norma-norma sosial dan diekspresikan fungsi yang sering kali mengalami hendaya
pada perilaku yang aneh dan tidak pada orang yang mengalami skizofrenia.
sesuai secara sosial. c. Teori-teori keluarga
b. Perspektif Biologis. Banyak peneliti Orang tua dari orang-orang
saat ini mengetahui bahwa faktor skizofrenia menunjukkan tingkat penyim-
biologis memainkan peranan penting. pangan komunikasi yang lebih tinggi
Banyak faktor yang termasuk dalam daripada orang tua yang tidak menderita
perspektif ini, yaitu: skizofrenia. Orangtua dengan penyim-
1) Faktor Genetis. Satu sumber bukti tentang pangan komunikasi yang tinggi juga me-
faktor genetis didasarkan pada penelitian ngalami kesulitan memfokuskan pada apa
keluarga. Secara keseluruhan keluarga yang disampaikan oleh anal mereka.
tingkat pertama dari orang-orang yang Mereka cenderung untuk menyerang anak
mengalami skizofrenia (orang tua atau secara verbal daripada menawarkan kritik
saudara kandung) memiliki sekitar sepuluh yang membangun.
kali lipat resiko yang lebih besar untuk Pengukuran lain dari komunikasi
mengalami skizofrenia dibandikan anggota keluarga yang terganggu disebut sebagai
populasi umum. ekspresi emosi (expressed emotion).
2) Faktor biokimia. Teori dopamin berang- Expressed emotion melibatkan kecen-
gapan bahwa skizofrenia melibatkan ter- derungan anggota keluarga untuk bersikap
lalu aktifnya reseptor dopamin di otak kejam, mengkritik, dan tidak mendukung
yaitu reseptor yang terletak di neuron pada anggota keluarga yang menderita
pascasinaptik, dimana molekul dopamine skizofrenia. Orang dengan skizofrenia
terikat. yang memiliki keluarga dengan expressed
3) Infeksi virus. Walaupun sudah ada yang emotion yang tinggi cenderung menun-
meneliti mengenai penyebab dari virus, jukkan penyesuaian diri yang lebih buruk
namun teori virus dimusim dingin yang dan memiliki rata-rata kampuh yang tinggi
dianggap sebagai penyebab skizofrenia dibandingkan dengan mereka yang me-
masih sangat tidak meyakinkan. miliki keluarga yang mendukung.
4) Ketidaknormalan otak. Serangkaian bukti d. Model Diatesis-stress
yang layak diperhitungkan menunjukkan Bagan 2.1. Skema Model Diatesis Stres
ketidaknormalan korteks prefrontalis dari
Factor-faktor
Pelindung potensial

Gaya komunikasi yang sehat


dalam keluarga, lingkungan
keluarga yang mendukung,
tingkat stress yang rendah
dalam kehidupan

Diatesis Factor stress


potensial
Kerentangan genetis yang Tauma prenatal, komplikasi
menyebabkan abnormalitas saat lahir, lingkungan keluarga
otak dan/atau terganggunya + yang kasar dan mengkritik, Skizofrenia
fungsi transmitter situasi kehidupan yang penuh
stres

144
Gambaran Penerimaan Diri (Self-Acceptance) Pada Orang Yang Mengalami Skizofrenia (Vera Permatasari, Witrin Gamayanti)

Prinsip utama model diathesis stress 1. Penderita skizofrenia subtipe residual


bahwa hereditas berinteraksi dengan pe- yang telah diperkuat oleh diagnosa
ngaruh lingkungan dalam menentukan ke- psikiater dan psikolog
rentanan terhadap skizofrenia. Namun 2. Berada pada fase dewasa awal (20 –
factor-faktor lingkungan tertentu, seperti 40 tahun)
pengasuhan orang tua yang baik, mungkin 3. Penderita yang sudah bisa produktif,
sesungguhnya memiliki peran sebagai yaitu dapat menghasilkan karya atau
perlindungan dalam mencegah perkem- bekerja.
bangan gangguan pada orang-orang Metode pengumpulan data yang
dengan resiko genetis yang meningkat. digunakan dalam penelitian ini yaitu
wawancara dan observasi. Peneliti me-
6. Penerimaan Diri dalam Perspektif ngambil data tambahan dari dokumen
Islam pribadi milik subjek yaitu sebuah buku
Penerimaan diri dalam islam meru- berupa memoar (autobiografi yang mem-
pakan bagian dari kajian qona‟ah. Arti bahas satu tema tertentu) mengenai per-
qanaa‟ah adalah merasa ridha dan cukup jalanan skizofrenia yang dialami subjek.
dengan pembagian rizki yang Allah Ta‟ala Analisis dokumen pribadi ini khusus untuk
berikan. Sifat qana‟ah adalah salah satu subjek pertama (Anta). Teknis analisis data
ciri yang menunjukkan kesempurnaan menggunakan tiga langkah yaitu reduksi
iman, karena sifat ini menunjukkan data, penyajian data, dan penarikan kesim-
keridhaan orang yang memilikinya ter- pulan/verifikasi. Validitas dan reliabilitas
hadap segala ketentuan dan takdir Allah, menggunakan triangulasi dengan sumber
termasuk dalam hal pembagian rizki sebagai uji keabsahan data.
(http://muslim.or.id, 2012).
HASIL PENELITIAN DAN PEM-
Rasulullah shallallahu „alaihi wa BAHASAN
sallam bersabda, “Akan merasakan
kemanisan (kesempurnaan) iman, orang Subjek I Subjek II
yang ridha kepada Allah Ta‟ala sebagai Nama Anta Yani
Rabb-nya dan islam sebagai agamanya (Samaran)
serta (nabi) Muhammad shallallahu „alaihi Jenis Laki-laki Perempuan
wa sallam sebagai rasulnya” (HR. Muslim Kelamin
no. 34) Usia 33 Tahun 35 Tahun
Arti “ridha kepada Allah sebagai Pendidikan SMA D1
Rabb” adalah ridha kepada segala perintah Terakhir
dan larangan-Nya, kepada ketentuan dan Suku Bangsa Sunda Sunda
pilihan-Nya, serta kepada apa yang dibe- Agama Islam Islam
rikan dan yang tidak diberikan-Nya. Begi- Status Belum Janda
tupun dengan firman Allah dalam Al-Qur- Perkawinan Menikah
an surat Az Zukhruf : 32 : Anak - 1 Laki-laki
Pasangan - -
METODOLOGI PENELITIAN Urutan 5 dari 5 5 dari 6
dalam Bersaudara Bersaudara
Pendekatan yang digunakan dalam Keluarga
penelitian ini yaitu penelitian kualitatif. Mengetahui 2002 2002
Desain penelitian yang digunakan dalam Diagnosa
penelitian ini adalah studi kasus. Subjek Subjek 1 (Anta)
yang dilibatkan dalam penelitian ini Setelah beberapa lama Anta
memiliki karakteristik sebagai berikut: mengalami skizofrenia, Anta sempat

145
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Juni 2016, Vol. 3, No. 1, Hal: 139 - 152

memberontak kepada Allah karena tidak bekerja dengan mengembangkan potensi-


kuat menanggung cobaan menderita nya.
skizofrenia. Menurut Kubbler Ross (1970), Yakin akan standar-standar dan
sebelum seseorang menerima keadaan pengahuan terhadap dirinya tanpa terpaku
yang terjadi pada dirinya, orang tersebut pada pendapat orang lain. Pemahaman diri
terlebih dahulu mengalami fase marah dan penerimaan diri merupakan dua hal
(anger) dalam dirinya. Hal inipun terjadi yang beriringan. Semakin seseorang me-
pada Anta yang sempat merasa bahwa mahami dirinya, semakin baik penerimaan
Tuhan tidak adil dengan memberi dirinya. Menurut Fisbein (1975) penge-
gangguan skizofrenia kepada Anta. Seiring tahuan adalah salah satu faktor penentu
dengan proses pengobatan skizofrenianya, terbentuknya persepsi selain kebutuhan,
Anta banyak melakukan pembelajaran pengalaman, suasana hati, ingatan, moti-
untuk memahami gangguannya serta vasi serta perhatian. Sehingga bila pe-
banyak berinteraksi sosial, sehingga Anta ngetahuan sebagai salah satu faktor
banyak belajar untuk menyikapi penentu terbentuknya persepsi itu baik,
gangguannya dan dapat menerimanya. Dari maka dapat mengakibatkan terbentuknya
hal tersebut, terlihat Anta sudah memenuhi persepsi yang baik pula.
ciri-ciri penerimaan diri yang dikemukakan Anta sudah dapat memahami dirinya,
oleh Jersild. tahu bagaimana kekurangan dan kele-
Orang yang menerima dirinya me- bihannya. Oleh karena itu pandangan Anta
miliki harapan yang realistis terhadap yang tadinya negatif terhadap skizofrenia
keadaannya dan menghargai dirinya sen- berubah menjadi positif dalam menyi-
diri. Menurut Hurlock (dalam Sugiarti, kapinya.
2008) ketika seseorang memiliki harapan Selain itu juga sudah dapat me-
yang realistis dalam mencapai sesuatu, nyesuaikan diri dengan gangguannya, se-
maka tingkah lakunya akan tampil sesuai hingga Anta tahu apa yang harus dilakukan
dengan harapannya itu. Hal ini akan ketika gejala gangguannya sesekali mun-
mempengaruhi kepuasan diri yang meru- cul, tanpa terpaku pada orang lain yang
pakan esensi dari penerimaan diri. Disini memberikan pendapat megenai ganggu-
Anta memiliki harapan untuk membantu annya. Karena menurut Hurlock (1976),
orang lain, maka Anta berusaha untuk orang yang dapat menerima dirinya akan
menggapai harapan tersebut dengan men- dapat melakukan penyesuaian diri dengan
jadi aktivis kesehatan jiwa yang melakukan baik.
kegiatan support dan edukasi bagi pasien Memiliki perhitungan akan keter-
dan keluarga pasien. Anta juga ingin batasan dirinya dan tidak melihat pada
menulis buku dan banyak baca serta be- dirinya sendiri secara irasional.Anta me-
lajar melalui internet untuk mencapai nyadari bahwa dirinya terkadang masih
targetnya tersebut. Oleh karena itu dapat muncul gejala-gejala skizofrenianya, maka
dikatakan bahwa harapan Anta adalah Anta menyesuaikan dirinya dengan hal ter-
realistis. sebut. Anta memanfaatkan waktunya untuk
Anta menjadi berharga saat dia sudah mengembangkan potensi saat kondisinya
mampu pulih dari skizofrenianya dengan sedang fit. Anta tidak lagi berfikir bahwa
berbagai usaha yang telah dilakukannya, hidupnya akan berakhir disini dan bahwa
mulai dari pengobatan yang rutin dan men- ia adalah orang yang paling hina. Namun
cari tahu secara mendalam mengenai ia juga merasa memiliki potensi yang dapat
gangguannya dengan banyak membaca dikembangkan dan hal itu bermanfaat un-
buku atau berdiskusi dengan psikiaternya. tuk kehidupannya saat ini maupun untuk
Sehingga Anta dapat berinteraksi dengan masa depannya.
orang lain dengan normal dan dapat

146
Gambaran Penerimaan Diri (Self-Acceptance) Pada Orang Yang Mengalami Skizofrenia (Vera Permatasari, Witrin Gamayanti)

Menyadari asset diri yang di- siklotimik yang dideritanya membuat satu
milikinya dan merasa bebas untuk menarik kesatuan sehingga Anta lebih mudah
atau melakukan ke-inginan-nya.Anta memahami diri sendiri dan menerima diri.
mengetahui potensi yang ada dalam Menyadari kekurangan tanpa menya-
dirinya, yaitu menulis dan dalam bidang lahkan diri sendiri. Anta meyakini bahwa
IT. Menurut Jersild (1963), orang yang gangguan yang ada dalam dirinya
menerima dirinya mengenali kemam-puan merupakan salah satu rencana yang telah
dirinya dan mereka dapat meng-gunakan Allah siapkan untuk dirinya. Menurut
kemampuan dirinya dengan bebas hadits riwayat at-Tirmidzi dan Ahmad,
walaupun tidak semua dari kemampuannya Rasulullah bersabda “…Ridhahlah
tersebut diinginkan. Anta lebih memilih (terimalah) pembagian yang Allah
untuk mengembangkan kedua potensinya tetapkan bagimu maka kamu akan menjadi
tersebut dibandingkan mengembangkan orang yang paling kaya (merasa
potensi bahasa inggrisnya. kecukupan).” Oleh karena itu dalam diri
Disisi lain, Anta tidak menyadari Anta muncul sikap menerima dan Anta
kelebihan lain yang dimilikinya, yaitu dapat mengambil manfaat dari skizofrenia
bekerja tidak kenal lelah. Kelebihan ini yang dialaminya.
terkait dengan gangguan mood yang Anta menjadi banyak berinteraksi
dimilikinya yaitu gangguan siklotimik.. dengan orang lain, membuat Anta bisa
Orang dengan gangguan siklotimik dapat bangkit dari keterpurukan selama
menjadi seseorang yang sangat produktif skizofrenia karena dengan sering berinter-
dan kreatif, jika kadar manik yang ada aksi tersebut Anta menjadi mendapat du-
didalam dirinya digunakan untuk hal yang kungan sosial dari mereka. Menurut House
bermanfaat. Menurut Davison (2006), pen- (dalam Nurviana, 2009), salah satu bentuk
derita siklotimik sering mengalami ber- dukungan sosial adalah dukungan emo-
bagai periode mood tertekan dan hipo- sional, yaitu mencakup ungkapan empati,
mania. Namun dalam keadaan hipomania, kepedulian dan perhatian terhadap orang
pikiran mereka menjadi tajam dan kreatif yangbersangkutan.
serta produktivitasnya meningkat. Anta berinteraksi dengan para
Begitupun dengan Anta, dengan psikiater dan juga dengan orang-orang
adanya gangguan siklotimik disamping yang terlibat dalam komunitas kesehatan
gangguan skizofrenianya, Anta bisa jiwa. Dalam komunitas tersebut Anta
menghabiskan waktu sepanjang hari untuk mendapat sikap sosial yang positif,
bekerja maupun belajar mengenai masalah sehingga dapat membantu Anta bangkit.
kejiwaan, kepenulisan dan IT yang Karena menurut Hurlock (1974) suatu
merupakan minatnya. Dari modal inilah kelompok social terhadap seseorang
yang membuat Anta melakukan up grading membentuk sikap penerimaan diri orang
mengenai pengetahuannya sehingga lebih tersebut. Jika seseorang telah memperoleh
memahami dirinya. sikap social yang positif, maka ia lebih
Menurut Hurlock (1976), pema- mampu menerima dirinya.
haman terhadap diri merupakan salah satu Dalam Alquran Surat Al-Baqarah
faktor yang menentukan penerimaan diri ayat 153, Allah berfirman "Sungguh akan
seseorang. Semakin seseorang memahami Kami berikan cobaan kepadamu, dan
dirinya, semakin baik pula penerimaan sedikit ketakutan, penyakit, kelaparan,
dirinya. Pemahaman diri itu sendiri di- kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan.
pengaruhi oleh intelektualitas seseorang. Dan berikanlah berita gembira kepada
Sejak sekolah Anta merupakan anak yang orang-orang yang sabar ".Anta bersabar
berprestasi, selain itu juga keingintahuan atas gangguan yang dialaminya dengan
terhadap ilmu yang tinggi serta gangguan cara terus berobat. Selain itu dengan

147
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Juni 2016, Vol. 3, No. 1, Hal: 139 - 152

banyaknya interaksi dengan lingkungan gaji yang cukup untuk merealisasikan


sosialnya dan banyak belajar mengenai keinginannya tersebut. Termasuk ke-
psikologi, Anta mulai lebih memahami inginan untuk meni-kah lagi, Yani masih
gangguan yang dialaminya, sehingga selain mengatakan bahwa saat ini dirinya belum
dapat menerima diri, Anta juga bersyukur siap secara mental untuk menikah dan
karena memiliki gangguan skizofrenia. membangun rumah tangga lagi. Selain itu
Jika dulu Anta memiliki keterbatasan jika pun Yani tidak melakukan usaha untuk
harus berinteraksi sosial, justru setelah mewujudkan cita-citanya tersebut.
mengalami skizofrenia Anta menjadi lebih Ciri lain orang yang menerima
mudah bergaul, lebih empati pada orang dirinya adalah yakin akan standar-standar
lain dan sangat ingin membantu orang lain. diri sendiri tanpa terpaku oleh pendapat
Dengan mengalami skizofrenianya, orang lain. Yani merupakan tipe orang
muncul sisi humanis dalam diri Anta. Ini yang sangat suka bercerita ataupun sharing
lah yang Anta syukuri disamping dengan orang lain. Jika ada masalah atau
menerima gangguannya. ada hal yang dipikirkannya, maka Yani
akan merasa lega jika sudah bercerita pada
Subjek 2 (Yani) orang lain. Orang-orang disekelilingnya
Awal Yani mengalami skizofrenia, merasa Yani sudah pulih, namun Yani
Yani merasa marah karena diberi gangguan sendiri merasa dirinya belum pulih dan
tersebut. Yani sempai tidak mau meminum merasa masih sakit, masih mudah ter-
obatnya karena kesal dengan apa yang singgung dan merasa mentalnya tidak kuat.
dialaminya, hal ini senada dengan Selain itu juga Yani masih terlalu
pandangan Kubbler Ross (1970), sebelum memikirkan hal-hal yang belum terjadi
seseorang menerima keadaan yang terjadi sehingga terkadang paranoidnya muncul
pada dirinya, orang tersebut terlebih kembali.
dahulu mengalami fase marah (anger) Disamping itu, Yani memiliki
dalam dirinya. potensi di dalam dirinya yaitu menjahit dan
Menurut Jersild (dalam Hurlock, memasak, namun potensinya tersebut tidak
1976), orang yang menerima dirinya dikembangkan, baru sekedar potensi yang
memiliki harapan yang relistik, Yani ingin ia gunakan untuk membantu kakaknya
berhenti mengonsumsi obat diumur 40 sehari-hari.
tahun, ingin menikah dan ingin membantu Disisi lain, Yani menilai bahwa
kakaknya merenovasi rumah. Menurut gangguan yang dialaminya adalah takdir
Wicaksono (2012), orang dengan ski- dari Allah. Menurut hadits riwayat Muslim
zofrenia (ODS) harus mengonsumsi obat dan Tirmidzy, Rasulullah bersabda
secara teratur dalam waktu yang sangat “Lihatlah orang yang dibawah kalian dan
panjang untuk tidak mengatakan seumur janganlah melihat orang di atas kalian,
hidup. Diusia Yani yang saat ini menginjak karena yang demikian itu lebih layak bagi
35, maka keinginan ingin berhenti kalian untuk tidak memandang hina nikmat
mengonsumsi obat diusia 40 tahun dapat Allah yang dilimpahkan kepada kalian”.
dinilai kurang realistis, karena sampai sat Yani memang tidak terlalu memahami
ini pun Yani masih mengonsumsi 4 macam mengenai gangguan yang dialaminya
obat untuk mengurangi gejala psikotiknya. secara mendalam, namun disini muncul
Ingin membantu kakaknya mereno- sikap Yani yang menerima dirinya saat
vasi rumah merupakan keinginannya untuk melihat orang-orang (pasien rumah sakit)
berbalas budi kepada kakaknya yang selalu yang kondisinya lebih parah dari dirinya.
membantu dirinya sejak ia mulai sakit Selain, Yani merupakan orang yang
hingga saat ini. Namun, sekarangpun Yani sering membaca buku keagamaan dan
belum memiliki pekerjaan yang memiliki menjalankan apa yang ia baca. Beberapa

148
Gambaran Penerimaan Diri (Self-Acceptance) Pada Orang Yang Mengalami Skizofrenia (Vera Permatasari, Witrin Gamayanti)

diantaranya adalah dzikir, membaca menjadi bersyukur, meskipun hal-hal


alquran dan sholat sunat. Yani menjadikan yang disyukurinya berbeda satu sama
ibadah tersebut sebagai cara untuk lain (menemukan hal positif yang
meredakan gejala-gejala skizofrenianya masih bisa disyukuri). Yani menjadi
bila sedang muncul. Sesuai dengan firman lebih rajin melakukan ritual keaga-
Allah dalam QS. Ar-Rad ayat 28 “(yaitu) maan seperti dzikir ataupun sholat jika
orang-orang yang beriman dan hati gejala paranoidnya muncul sebagai
mereka manjadi tenteram dengan usaha untuk mengendalikan diri dan
mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan menjadi lebih tenang. Untuk kasus
mengingati Allah-lah hati menjadi Anta, ia menjadi lebih memahami
tenteram”. Maka Yani mendapat Allah tidak akan memberikan ujian
ketenangan melalui ritual ibadah yang pada seorang hamba diluar batas
sering dilakukannya. kemampuan hamba-Nya tersebut dan
Dari kondisi yang dialaminya memandang Allah memiliki rencana
tersebut Yani mulai mengambil hikmah, terbaik untuk nya.
bahwa dengan memiliki gangguan ski-
zofrenia, merupakan jalan untuk SARAN
mendekatkan diri kepada Allah, sehingga 1. Saran Metodologis. Melakukan
ia menerima semua itu. Begitupun se- penelitian terhadap aspek-aspek
baliknya, dengan ia mendekatkan diri psikologis lainnya yang berpengaruh
kepada Allah dengan cara melakukan terhadap subjek dalam menghadapi
ibadah, maka ia lebih mudah untuk gangguan skizofrenianya misalnya
mengatasi gejala-gejala gangguannya dan rasa syukur ataupun dukungan sosial.
ini merupakan sisi religiusitas dari Yani. 2. Saran praktis
a. Untuk Kasus Anta
SIMPULAN 1) Keluarga penderita skizofrenia
residual, sebaiknya selalu
Berdasarkan analisis hasil wawan- memberikan dukungan sehing-
cara dan observasi terhadap ketiga par- ga mengurangi rasa tertekan
tisipan, dapat disimpulkan bahwa: dan mengurangi rasa ketidak-
1. Sebelum muncul penerimaan diri berdayaan terhadap gangguan
keuanya sempat tidak menerima kalau yang dialaminya.
keduanya sakit. Dari kedua subjek, 2) Mengajak masyarakat juga
hanya Anta yang memenuhi seluruh sebaiknya memberikan du-
aspek dari ciri-ciri penerimaan diri. kungan sosial yang positif
Pada kasus Yani, aspek pertama yaitu kepada orang yang mangalami
memiliki harapan yang realistis dan gangguan skizofrenia agar me-
menghargai diri sendiri tidak mudahkan mereka menerima
terpenuhi. Selain itu pula pemenuhan dirinya. Hal ini bisa dilakukan
aspek-aspek lainnya pada kasus Yani dengan memanfaatkan peran
kurang begitu kuat terlihat, walaupun puskesmas
sudah terpenuhi.Justru yang lebih b. Untuk Kasus Yani
terlihat pada Yani adalah aspek 1) Keluarganya sebaiknya selalu
religiusitasnya memberikan dukungan dan
2. Berdasarkan simpulan diatas, peneliti menjadi teman berbagi sehing-
menemukan hal lain yang dapat ga mengurangi rasa tertekan
membuat subjek lebih terlihat bagi Yani.
menerima diri, yaitu aspek spiritual. 2) Bagi psikiater atau psikolog
Dengan gangguanya, kedua subjek yang menangani masalah pene-

149
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Juni 2016, Vol. 3, No. 1, Hal: 139 - 152

rimaan diri skizofrenia resi- Kabupaten Trenggalek).Tidak


dual, menguatkan keyakinan dipublikasikan skripsi, Jurusan
Yani mengenai aspek reli- Psikologi Fakultas Psikologi
giusitasnya yang kuat sebagai Universitas Islam Negeri Maulana
media untuk terapi. Malik Ibrahim Malang.
Seperti halnya untuk Anta, masya- Nevid, J.S., dkk. (2003). Psikologi
rakat agar tidak memberikan stigma yang Abnormal Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
negatif dan diskriminasi sosial kepada Papalia, D.E., dkk. (2009). Human
penderita skizofrenia. Development Edisi 10 Buku 2.
Jakarta: Salemba Humanika.
Rahayu, M.A. (2008). Psychological Well-
DAFTAR PUSTAKA Being pada istri Kedua Dalam
Pernikahan Poligami. Skripsi.
American Psychiatric Association. (2005). Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi
Diagnostic and Statistical Manual of Universitas Indonesia.
Mental Disorder Fourth Edition. Sugiarti, L. (2008). Gambaran Penerimaan
Washington DC: American Diri pada wanita Involuntary
Psychiatric Assosiation. Childless. Skripsi. Jurusan Psikologi
Davison, G.C., dkk. (2006). Psikologi Fakultas Psikologi Universitas
Abnormal edisi 9. Jakarta: Rajawali Indonesia.
Pers Wenar, C., dan Kerig, P. (2006).
Elisabeth, N. (2010). Hubungan Antara Developmental Psychopathology
Penerimaan Diri terhadap Kondisi From Infancy Through Adolescence.
Kesehatan Fisik dengan Derajat New York: McGraw-Hill
Depresi pada Penderita Epilepsy di International Edition.
Perjan Rumah Sakit dr. Hasan Wiramihardja, S.A. (2007). Pengantar
Sadikin. Tidak dipublikasikan Psikologi Abnormal. Bandung:
skripsi, Jurusan Psikologi Universitas Refika Aditama.
Padjadjaran. http://muslim.or.id/tazkiyatun-
Fausiah, F. dan Widury, J. (2008). nufus/keutamaan-sifat-qonaah.html.
Psikologi Abnormal Klinis Dewasa. Abdullah. Keutamaan Sifat Qona‟ah.
Jakarta: UI-Press. Diunggah pada 08/05/2011.
Hurlock, E.B. (1974). Personality http://www.scribd.com/doc/69544375/Ach
Development. New Delhi: McGraw- mad, K. Aspek Psikososial dari
Hill. Inc. Skizofrenia. Referat Bagian Ilmu
Indriani, P.A. (2010). Gambaran Pola Kedokteran Jiwa Fakultas
Asuh Penderita Skizofrenia. Tidak Kedokteran Universitas Hasanuddin.
dipublikasikan skripsi Jurusan Diunggah pada tahun 2010.
Psikologi Fakultas Psikologi Univer- http://kesehatan.kompasiana.com/kejiwaan
sitas Muhammadiyah Surakarta. . Kelompok Masyarakat Peduli
Marvin, Z., dan Monashkin, I. (1957). Self Orang dengan Skizofrenia.
Acceptance and Psychopathology. Kelompok-masyarakat-peduli-orang-
Jurnal of Consulting Psychology dengan-skizofrenia-ods. Diunggah
Vol. 21, No. 2, 1957. pada tahun 2008.
Mindarwati, P. (2011). Fenomena Pulung http://id.wikipedia.org/wiki/Skizofrenia.
Edan(Telaah Psikoanalisa atas Skizofrenia. Diunduh tanggal 25
Pandangan Masyarakat terhadap November 2011
Gangguan Jiwa di Desa http://nasional.kompas.com/read/2008/07/2
Karanggandu, Kecamatan Watulimo, 7/14212334/Skizofrenia. Skizofrenia,

150
Gambaran Penerimaan Diri (Self-Acceptance) Pada Orang Yang Mengalami Skizofrenia (Vera Permatasari, Witrin Gamayanti)

Penanganan Dini Menentukan. http://www.harianhaluan.com/


Diunduh tanggal 25 November 2011 index.php?option=com_content&vie
http://cetak.bangkapos.com/opini/read/463. w=article&id=9385:19-juta-
html. Basri. al-Majnun Haqq al- penduduk-indonesia-gangguan-
Majnun. Diunggah pada 24/06/2009 jiwa&catid=43:inspirasi&Itemid=15
Haycock, Dean A. ____. Undifferentiated 7. 19 Juta Penduduk Indonesia
and Residual Schizophrenia. Gangguan Jiwa. Diunggah pada
Diunduh tanggal 5 Mei 2012 dari 16/10/2011.
http://www.netplaces.com/schizophr http://www.health.am/psy/more/stages-of-
enia/what-type-of-schizophrenia-are- schizophrenia/. Veague, H.B. Stages
you-dealing-with/undifferentiated- of Schizophrenia. Diunggah pada
and-residual-schizophrenia.htm 11/06/2009.

151
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Juni 2016, Vol. 3, No. 1, Hal: 139 - 152

152

You might also like