HPP, Cogm PDF

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 17

Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No.

4 (2014)

PENERAPAN METODE TARGET COSTING DALAM PERHITUNGAN


HARGA POKOK PRODUKSI

Erni Apriyanti
erni.apriyanti89@ymail.com
Yuliastuti Rahayu

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya

ABSTRACT

This research is meant to give description and information about the implementation of target
costing method in the calculation of cost production at PT Semen Gresik (Persero) in cement price per
sack. The research subject is PT Semen Gresik (Persero) and the research object is carried out in the
form of documents records of consolidation financial statement, cost production achievement
percentage, cost production components, operational overview and approach by using qualitative
research with descriptive study. The data collection technique is originated from the primary and
secondary data in which the primary data is based on the direct information with the head of cost
accounting bureau while the secondary data is based on the related documents record in this research.
The result of the research shows that in conducting the implementation analysis of target costing in
the calculation of production base price shows that the planning of RKAP as the result of the cost
enhancement in the production process so the determination of selling price of cement per sack after
the mark up has been done, it also undergoes enhancement in order to be able to compete with the
similar product.
Keywords: Target Costing, Production Cost, Price Determination

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran dan informasi tentang penerapan metode
target costing dalam perhitungan biaya produksi pada PT. Semen Gresik (Persero) dalam
harga semen perzak. Subyek yang diteliti adalah PT. Semen Gresik (persero) dan obyek
penelitian dilakukan berupa catatan dokumen-dokumen pada berupa laopran keuangan
konsolidasi,persentase pencapaian biaya produksi, kompponen biaya produksi, ikhtisar
operasional dan pendekatan yang digunakan menggunakan penelitian kualitatif dengan
studi deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan bersumber dari data primer dan
data sekunder. Dimana data primer didapat berdasarkan informasi langsung dengan
pimpinan biro akutansi biaya, sedangkan data sekunder didapat berdasarkan catatan
dokumen yang terkait dalam penelitian. Hasil studi menunjukkan bahwa dalam melakukan
analisa penerapan target costing pada perhitungan harga pokok produksi menunjukkan
kenaikan dari perencanaan RKAP akibat adanya peningkatan biaya dalam proses produksi
sehingga penetapan harga jual perzak semen setelah dilakukan mark up juga mengalami
peningkatan untuk dapat bersaing dengan produk sejenis.
Kata Kunci: Target Costing, Biaya Produksi, Penentuan Harga
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 4 (2014)
2

PENDAHULUAN
Dalam era globalisasi perkembangan dunia usaha semakin meningkat, hal ini terlihat
dari banyaknya aktifitas usaha terutama dalam hal perindustrian. Dalam dunia industri
sering terjadi persaingan dalam menciptakan dan memperkenalkan produk–produk
ungulan dari masing–masing perusahaan. Keunggulan yang dimiliki perusahaan untuk
memenangkan suatu persaingan dapat mempermudah perusahaan dalam mencapai tujuan
utama perusahaan yaitu memperoleh laba. Namun kelangsungan hidup dari perusahaan
dapat dipertaruhkan ketika perusahaan tidak dapat mengatisipasi pasar yang kompetitif.
Maka perusahaan harus benar–benar dapat mempertahankan kelangsungan hidup
perusahaan dengan mengatisipasi pasar yang kompetitif.
Antisipasi pasar dapat dilakukan dengan menganalisis kekuatan perusahaan.
Keunggulan perusahaan dapat digambarkan dengan produk unggulan dengan produk yang
dapat memperhatikan harga jual, kualitas, dan fungsional produk yang diterima pasar.
Berkaitan dengan penentuan harga jual, dimana yang harus diperhatikan dengan
adanya persaingan yang semakin ketat dan kompetitif membuat penetapan harga jual
menjadi tidaklah mudah. Harga jual kerap ditentukan oleh pasar, sehingga harga pasar
(market price) digunakan untuk menentukan target biaya yang disesuaikan dengan biaya-
biaya yang dikeluarkan dalam produksi.
Harga jual yang rendah sering kali menjadi daya tarik tersendiri bagi pasar, hal ini
diperkuat dengan banyaknya fakta tentang produk yang mendominasi pasar adalah harga
jual yang rendah, karena dengan harga jual yang rendah akan menghasilkan laba
dibandingkan dengan kualitas. Dalam memperoleh produk unggulan dan menetapkan
harga jual yang kompetitif perusahaan dapat memfokus pada harga pokok produksi. Harga
pokok produksi adalah biaya-biaya yang timbul karena adanya aktivitas produksi. Proses
produksi suatu perusahaan akan mengeluarkan biaya-biaya yang akan digunakan untuk
menghasilkan barang atau jasa. Biaya-biaya yang timbul tersebut dinamakan biaya
produksi. Dimana biaya produksi terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead pabrik.
Target costing merupakan penentuan biaya maksimum yang dimungkinkan bagi
pembuatan sebuah produk dan kemudian merancang prototipe yang menguntungkan
dengan kendala biaya maksimum yang telah ditetapkan. Mengingat begitu penting masalah
target costing, maka hal ini perlu diperhatikan oleh perusahaan PT. Semen Gresik (persero)
Tbk, dimana dalam menjalankan kegiatan produksi semen, maka perusahaan perlu
menerapkan target costing dalam produksinya. Tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan
dengan menerapkan target costing adalah untuk menentukan harga pokok produk sesuai
dengan yang diinginkan (target) sebagai dasar penetapan harga jual produk untuk
memperoleh laba yang diinginkan oleh perusahaan.
Agar dapat bersaing dalam pasar saat ini, perusahaan harus dapat menciptakan
suatu produk baik barang maupun jasa yang harganya lebih rendah atau harganya sama
dengan harga yang ditawarkan para pesaingnya. Untuk dapat memperoleh produk seperti
itu, perusahaan harus berusaha mengurangi biaya yang harus dikeluarkan pada proses
porduksinya. Konsep target costing sangat sesuai sejalan dengan meningkatnya persaingan
serta tingkat penawaran yang jauh melampaui tingkat permintaan, maka kekuatan pasar
memberi pengaruh yang semakin besar terhadap tingkat harga. Untuk itulah diperlukan
target costing untuk dapat mencapai tujuan perusahaan dalam rangka pengurangan biaya
(cost reduction), yang pada akhirnya akan membawa dampak terhadap tingkat harga yang
kompetitif.
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran dan informasi tentang
penerapan metode target costing dalam pengelolaan biaya produksi pada PT Semen Gresik
(persero) Tbk dalam penentuan harga jual semen perzak.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 4 (2014)
3

TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS


Teori Biaya (Cost Theory)
Dalam bidang akuntansi terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga perolehan.
Harga perolehan merupakan harga perolehan aktiva tetap meliputi semua biaya yang
dikeluarkan untuk mendapatkan aktiva tetap tersebut sehingga siap untuk dipakai dalam
kegiatan normal perusahaan, yang tergolong kedalam kelompok harga perolehan adalah
harga beli dan pengorbanan lainnya yang dilakukan untuk mempersiapkan aktiva yang
bersangkutan sampai siap digunakan. Beban merupakan biaya yang tidak dapat
memberikan manfaat di masa yang akan datang atau identik dengan biaya atau harga
perolehan yang sudah habis masa manfaatnya. Berkenaan dengan batasan yang terakhir ini
dimana terdapat biaya yang langsung diperlakukan sebagai beban dalam pelaporan
keuangan konvensional, maka istilah biaya sering digunakan secara bergantian dengan
istilah beban.
Biaya adalah sebagai nilai tukar, pengeluaran, pengorbanan untuk memperoleh
manfaat. Dalam akuntansi keuangan, pengeluaran atau pengorbanan pada saat diakuisisi
diwakili oleh penyusutan saat ini atau dimasa yang akan datang dalam bentuk kas atau
aktiva lain (Carter dan Usry, 2004:29) dan adapula yang berpendapat bahwa biaya adalah
pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi, sedang
terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. (Mulyadi, 2005)
Sedangkan pengertian biaya dalam arti luas adalah penggunaan sumber-sumber
ekonomi yang diukur dengan satuan mata uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan
terjadi untuk obyek atau tujuan tertentu. Misal biaya tenaga kerja, adalah merupakan
penggunaan sumber ekonomi (berupa tenaga kerja) yang dinyatakan dengan satuan uang
dengan tujuan untuk menghasilkan suatu produk (jasa) atau untuk kegiatan produksi
(Mardiasmo, 1994:9). Sedangkan menurut pendapat lain biaya merupakan kas atau nilai
ekuivalen kas yang dikorbankan untuk barang atau jasa yang diharapkan membawa
keuntungan masa ini dan masa datang untuk organisasi. (Hansen dan Mowen, 2006:40)
Biaya dikeluarkan untuk menghasilkan manfaat di masa depan. Dalam perusahaan
penghasil laba, manfaat di masa depan biasanya berarti pendapatan. Karena biaya
digunakan dalam memperoleh pendapatan, biaya ini dimaksudkan untuk biaya yang
digunakan disebut beban. Adapula yang beranggapan bahwa “biaya adalah pengorbanan
sumber daya untuk mencapai suatu tujuan tertentu.” (Witjaksono, 2006:6)
Berdasarkan beberapa pengertian tentang biaya dari para ahli diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa biaya merupakan pengorbanan yang dapat diukur dengan nilai satuan
uang dan pengorbanan tersebut dilakukan untuk mendapatkan manfaat pada masa yang
akan datang.

Klasifikasi Biaya
Informasi biaya disajikan untuk memenuhi keperluan pemakainya. Penggunaan
informasi biaya harus disesuaikan dengan tujuan penggunaan informasi biaya oleh
pemakainya. Teknik penyajian informasi biaya berpedoman pada konsep “different
classification of costs for different purpose”. Artinya, untuk tujuan penggunaan informasi biaya
yang berbeda, diperlukan klasifikasi biaya yang berbeda pula. Dengan demikian, suatu
klasifikasi biaya tidak dapat digunakan untuk memenuhi berbagai tujuan. jika pemakaian
memerlukan informasi biaya untuk tujuan yang berbeda-beda, maka diperlukan informasi
biaya dalam klasifikasi yang berbeda-beda pula sesuai dengan tujuan penggunaan informasi
biaya.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 4 (2014)
4

Carter dan Usry (2004:40) berpendapat bahwa klasifikasi biaya sangat penting guna
membuat ikhtisar yang berarti atas data biaya. Klasifikasi yang paling umum digunakan
berdasarkan pada hubungan antara biaya, antara lain:
1. Klasifikasi Biaya dalam Hubungan Antara Biaya dengan Produk
2. Klasifikasi Biaya dalam Hubungan Antara Biaya dengan Volume produksi
3. Klasifikasi Biaya dalam Hubungan Antara Biaya dengan Departemen Produksi atau
Segmen Lain.
4. Klasifikasi Biaya dalam Hubungan Antara Biaya dengan Periode akuntansi
5. Klasifikasi Biaya dalam Hubungan Antara Biaya dengan Suatu Keputusan, Tindakan,
atau Evaluasi.

Harga Pokok Produksi


biaya produksi adalah biaya produksi itu sendiri mencakup semua biaya yang terkait
dengan pemerolehan atau pembuatan suatu produk. (Garrison et al.,2006), adapula yang
berpendapat bahwa harga pokok produksi meliputi keseluruhan bahan langsung, tenaga
kerja langsung dan overhead pabrik yang dikeluarkan untuk memproduksi barang atau jasa.
Penetapan jumlah harga pokok produksi diawali dengan jumlah harga pokok produksi
barang dalam proses pada awal periode. (Raybun, 1999:31)

Unsur-unsur Harga Pokok produksi


Unsur-unsur harga pokok produksi adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan
biaya tidak langsung pabrik atau biaya overhead pabrik. Berikut ini penjelasan unsur-usur
harga pokok produksi atau biaya produksi, antara lain:
1. Biaya Bahan Baku
Bahan baku merupakan bahan yang dapat diidentifikasikan secara langsung dengan produk
yang dihasilkannya, nilainya relative besar, dan umumnya sifat bahan baku masih melekat
pada produk yang dihasilkannya. (Mardiasmo, 1994:45) biaya persediaan harus meliputi
semua biaya pembelian, biaya konversi, dan biaya lain yang timbul sampai persediaan
barang dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dijual atau dipakai. ( Ikatan Akuntan
Indonesia, 2002:14)
2. Biaya Tenaga Kerja
Definisi tenaga kerja adalah harga yang dibebankan untuk penggunaan tenaga kerja
manusia tersebut. (Mulyadi, 2001:343) istilah biaya tenaga kerja digunakan untuk
pembayaran kompensasi kepada tenaga kerja yang bekerja dalam fungsi produksi, fungsi
pemasaran, dan fungsi administrasi umum. Biaya tenaga kerja pada fungsi produksi
diklasifikasikan atas biaya tenaga kerja langsung dan biaya tenaga kerja tidak langsung.
(Mardiasmo, 1994:63-64)
3. Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik merupakan biaya bahan tidak langsung, biaya tenaga kerja tidak
langsung dan semua biaya pabrik lainnya yang tidak dapat dibebankan langsung ke produk.
(Sidharta danYessica, 2008) selain itu juga biaya overhead pabrik adalah termasuk seluruh
biaya yang tidak termasuk dalam bahan langsung dan tenaga kerja langsung. Biaya
overhead pabrik termasuk bahan tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung, pemeliharaan
dan perbaikan peralatan produksi, listrik dan penerangan, pajak properti, depresiasi, dan
asuransi fasilitas-fasilitas produksi. (Garrison et al., 2006)

Penetapan Harga Jual


penetapan harga jual adalah proses penentuan apa yang akan diterima suatu
perusahaan dalam penjualan produknya. (Grifin dan Ebert, 2006:20)
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 4 (2014)
5

Nurmawan (dalam Apriyono,2007) berpendapat bahwa ada sejumlah cara dalam


menetapkan harga, tetapi cara apapun yang digunakan seharusnya memperhitungkan
faktor-faktor situasional. Faktor-faktor itu meliputi:
1. Strategi perusahaan dan komponen-komponen lain didalam bauran pemasaran.
2. Perluasan produk sedemikian rupa sehingga produk dipandang berbeda dari produk-
produk lain yang bersaing dalam mutu atau tingkat pelayanan konsumen.
3. Biaya dan harga pesaing.
4. Ketersediaan dan harga dari produk pengganti.
Pengertian Target Costing
Target costing adalah metode yang paling baik digunakan selama costlife cycle. Cost
life cycle adalah urutan aktivitas dalam perusahaan yang dimulai dari riset dan
pengembangan tingkat pelayanan sampai pada pelanggan. (Blocher et al., 2000:169)
Target Costing adalah suatu metode penentuan biaya produk atau jasa yang
didasarkan pada harga (target price) yang diperkirakan dapat diterima oleh konsumen.
(Mulyadi, 2007:421) Jadi target costing adalah metode penentuan biaya produksi dimana
perusahaan terlebih dahulu menentukan biaya produksi yang harus dikeluarkan
berdasarkan harga kompetitif, dengan demikian perusahaan memperoleh laba yang
diharapkan. Berikut ini adalah rumusan sederhana dari target costing :

Biaya Target = Harga Target – laba Target

Blocher et al. (2008:618-619) berpendapat bahwa perusahaan mempunyai dua pilihan


untuk menurunkan biaya sampai pada target biaya sebagai berikut:
a. Dengan cara mengintegrasikan teknologi produksi baru, menggunakan teknik-teknik
manajemen biaya yang canggih seperti perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (activity-
based costing), dan mencari produktivitas yang lebih tinggi.
b. Dengan melakukan desain ulang terhadap barang atau jasa. Metode ini menguntungkan
bagi banyak perusahaan karena mengakui bahwa keputusan-keputusan atas desain
sangat mempengaruhi total biaya selama siklus hidup produk. Dengan pemberi
perhatian yang cermat pada desain, menurunkan biaya total secara signifikan adalah hal
yang mungkin.

Karakteristik Target Costing


Target costing adalah metode penghitungan selisih antara harga jual yang diperlukan
untuk sesuai dengan market share yang dikehendaki dan keuntungan yang diinginkan oleh
perusahaan. Apabila biaya target (target cost) lebih kecil dibanding dengan biaya yang
dkeluarkan selama satu periode, maka manajemen anggaran harus berusaha untuk
mengarahkan biaya aktual mendekati target biaya atau manajemen harus menghilangkan
biaya yang dianggap tidak penting dan tidak berpengaruh terhadap produksi produk.
Supriyono (1997:155) berpendapat bahwa Karakteristik target costing adalah sebagai berikut:
a. Target costing diterapkan dalam tahap pengembangan dan perencangan serta costing ini
berbeda dari system pengendalian biaya standar yang diterapkan dalam tahap produksi.
b. Target costing bukan merupakan metode manajemen untuk pengendalian biaya dalam
pemikiran tradisional, namun salah satu tujuannya adalah untuk mengurangi biaya.
c. Dalam proses penentuan biaya target, banyak metode ilmu manajemen digunakan, sebab
tujuan manajerial penentuan biaya target meliputi teknik-teknik pengembangan dan
perancangan produk.
d. Kerjasama banyak departemen diperlukan dalam melaksanakan target costing.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 4 (2014)
6

Peran Target Costing Dalam Penetapan Harga


Penetapan harga bukan masalah yang sederhana, kesalahan dalam pengambilan
keputusan harga akan berakibat fatal bagi perusahaan, sebab perubahan terhadap harga
dapat mempengaruhi persepsi customer. Manajemen dapat menggunakan pendekatan
ekonomi mikro dalam penetapan harga, namun karena kurva permintaan tidak selamanya
diketahui, banyak perusahaan yang menggunakan metode cost plus pricing dalam penetapan
harga.
Di era global ini, disamping jumlah pesaing meningkat, intensitas persaingan juga
meningkat. Dalam kondisi ini, perusahaan yang mampu bertahan hanya perusahaan yang
dapat menghasilkan produk yang mengandung customer value. Customer sebagai pemegang
kendali pasar, yang akan menentukan produk yang mereka butuhkan. Untuk itu dalam
penetapan harga atas dasar kos, dalam kondisi perusahaan tidak efisien, akan
mengakibatkan harga lebih tinggi dari harga para pesaing, hal ini tentu akan menurunkan
customer value.
Target costing merupakan pendekatan dalam menentukan kos produk atas dasar
harga target yang dapat dibayar customer, metode ini disebut juga price driven costing. Target
costing merupakan sistem untuk mendukung proses reduksi kos pada tahap pengembangan
dan perancangan produk baru, perubahan model, baik secara penuh maupun secara
sebagian. Sulastiningsih dan Zulkifle (2006:298) berpendapat bahwa implementasi target
costing memerlukan tiga tahap, yaitu:
a. Merencanakan produk baru yang memuaskan customer,
b. Menentukan kos produk berdasarkan harga jual target, yaitu harga yang dapat dibayar
oleh para customer,
c. Merealisasikan kos target dengan perekayasaan nilai (value engineering). Target cost
adalah harga jual yang dapat dibayar customer dikurangi dengan target laba

Prinsip-prinsip Bagi Penerapan Target Costing


Target costing adalah suatu proses yang sistematis yang menggabungkan manajemen
biaya dan perencanaan laba. Perhitungan biaya target (target costing) menjadi suatu
pendekatan khusus yang berguna untuk pembuatan tujuan penurunan biaya.
Priyadi (2006:250) berpendapat bahwa secara konseptual ada lima prinsip penerapan
target costing, yaitu:

a. Price Led Costing


Target price (competitive market price) akan mempengaruhi target cost dengan
mengeluarkantarget profit dari target price. Target price dikendalikan oleh situasi dipasar
dan target profit ditentukan oleh efektivitas pengelolaan keuangan perusahaan dan
industrinya sehingga target costing menunjukkan standar pergerakan pasar (market driven
standard), yaitu harga pasar kompetitif dikurangi dengan target laba sama dengan target
biaya (harga pokok) yang diperkenankan.
b. Focus On Customer
Pengembangan produk dilakukan apabila produk tersebut memenuhi harapan pelanggan.
Harapan pelanggan atas kualitas, biaya, dan waktu secara simultan diintegrasikan kedalam
keputusan produk, proses dan mengarahkan ke analisis biaya.
c. Focus On Design And Life Cycle Orientation
Sistem target costing mempertimbangkan prancangan produk dan proses sebagai focus
terhadap manajemen biaya. Pengaruh perancangan atas biaya dari penelitian dan
pengembangan sampai dispotition yang memungkinkan upaya pengurangan biaya
sepanjang siklus hidup suatu produk secara keseluruhan.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 4 (2014)
7

d. Cross Functional Involvement


Target costing melibatkan pihak intern dan ekstern secara lintas fungsi, mulai dari bagian
riset dan pengembangan, desain dan rekayasa, produksi, pemasaran, pengadaan bahan,
akutansi biaya, jasa dan pendukung sampai dengan pelanggan, diler distributor dan
penyedia jasa purna jual.
e. Value Chain Involvement
Target costing mengembangkan usaha pengurangan biaya sepanjang lantai nilai dengan
mengembangkan hubungan kerja sama jangka panjang dengan seluruh bagian perusahaan
yang diperluas termasuk dengan pemasok dan pelanggan.
Penelitian Terdahulu

Penerapan Metode Target Costing sebagai Alat Bantu Manajemen dalam


Mengoptimalkan Perencanaan Laba (Studi Kasus PT XYZ)
Himawan dan Pendajaya (2005) menyatakan bahwa dengan cara membandingkan metode
drifting cost dan Target Costing untuk melihat apakah drifting cost dapat mencapai target cost
kemudian proses value engineering dilakukan untuk mengupayakan pengurangan biaya.
Melalui proses value engineering, penerapan metode target costing dapat menghasilkan
penghematan biaya produksi sebesar Rp10.789.466.075,00. Drifting cost yang sebelumnya
Rp10.362.694,00 dapat ditekan menjadi Rp9.971.772,00 atau lebih kecil dari target cost
sebesar Rp9.987.600,00. Dengan penghematan tersebut laba target yang direncanakan untuk
Motor X dapat dioptimalkan menjadi 18,13% dari perencanaan sebelumnya sebesar 18% per
unit produk.
Peranan Target Costing dalam Pengendalian Biaya Produksi (Studi Kasus pada CV
Bandung Mulia)
Tandiontong dan Anggraini (2011) menyatakan bahwa penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui bagaimana peranan target costing dalam pengendalian biaya produksi, dengan
melakukan perhitungan target costing ini dapat memberikan informasi kepada manajemen
untuk memutuskan apakah akan meneruskan memproduksi produk-produk tersebut tetapi
dengan mengefisienkan biayanya atau dengan cara lain yakni mengganti produk tersebut
dengan variasi jenis produk baru (misalnya memproduksi celana jeans).

Pendekatan Target Costing Sebagai Alat Penilaian Efisiensi Produksi Pada PT. Tropica
Cocoprima
Gerungan (2013) menyatakan bahwa penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana
peranan target costing dapat dijadikan sebagai alat penelian efisiensi dalam proses produksi,
dengan membandingkan antara total biaya menurut perusahaan dengan menurut target
costing, menurut peneliti dengan target costing, diketahui lebih efisien menggunakan target
costing, dimana perusahaan dapat memperoleh penghematan biaya tahun 2011 sebesar
18,21%, dan tahun 2012 sebesar 2,70%.

METODE PENELITIAN

Populasi dan Sampel Penelitian


Populasi merupakan wilayah generalisasi terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti subjek
penelitian dilakukan pada PT Semen Gresik (persero). Teknik pengambilan data yang
digunakan bersumber dari data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang
berasal dari sumbernya langsung atau informasi yang diperoleh dari tangan pertama, melalui
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 4 (2014)
8

responden individu yaitu pimpinan dari perusahaan yang telah diteliti dan memberikan
jawabannya berupa informasi mengenai hal-hal yang bersangkutan tentang pokok masalah
yang telah diteliti. Sedangkan data sekunder merupakan data yang berasal dari catatan
dokumen perusahaan yang berkaitan dengan penelitian.

Definisi Operasional
Penelitian deskriptif kualitatif perlu menjelaskan satuan kajian yang merupakan satuan
terkecil obyek penelitian yang diinginkan peneliti sebagai klasifikasi pengumpulan data dan
memberikan gambaran sesuai dengan kenyataan yang ada pada saat diadakan penelitian.
Satuan kajian pada penelitian ini menitikberatkan pada perhitungan harga pokok produksi
menggunakan target costing dalam penghematan biaya produksi PT Semen Gresik (persero)
untuk produk Portland Composite Cement (PCC). Dapat dilihat satuan kajian pada penelitian
ini meliputi:
1. Pencapaian Biaya Produksi dari Realisasi Produksi
Perhitungan pencapaian biaya produksi dilakukan terlebih dulu untuk mencari berapa
jumlah nominal yang diperoleh alokasi persentase total biaya produksi konsolidasi untuk
semen gresik. Alokasi pencapaian biaya produksi dari realisasi produksi untuk tahun 2011
sebesar 0,37 atau 37% dan tahun 2012 sebesar 0,40 atau 40%, dimana persentase tersebut
diperoleh dari perusahaan, adapun rumus yang digunakan antara lain:
Rumus = Total biaya produksi x Persentase pencapaian biaya produksi

2. Perhitungan Standar dari Pencapaian Biaya Produksi


Perhitungan standard ini dilakukan agar diketahui berapa biaya standard setelah terjadi
kenaikan 0,05 atau 5% dan 0,10 atau 10% dari standard biaya produksi, dimana persentase
menurut analisa penulis kenaikan biaya produksi diperoleh dari selisih biaya target
produksi berdasarkan RKAP dan pencapaian realisasi produksi pada perhitungan
penentuan target produksi. Adapun rumus yang digunakan antara lain:
a. Kenaikan biaya produksi
Rumus = Total realisasi produksi x Persentase kenaikan biaya produksi
b. Standar dari biaya produksi
Rumus = Total realisasi produksi – Total Kenaikan biaya produksi

Dimana hasil perhitungan ini akan digunakan penulis sebagai dasar total biaya produksi
berdasarkan RKAP.
3. Target Costing
Sebelum dilakukan perhitungan biaya target atau target costing penulis melakukan
perhitungan target produksi dan target penjualan sebagai dasar perhitungan target costing
untuk produksi tahun 2011 dan 2012 sebagai berikut:

a. Target produksi dan target penjualan


1) Target produksi
Rumus = Produksi semen (ton) x Harga pokok produksi per-ton
2) Target penjualan
Rumus = Realisasi penjualan semen (ton) x Harga pokok produksi per-ton
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 4 (2014)
9

b. Target costing atau biaya target

Biaya target atau target costing = Harga target – Laba target


4. Penetapan Harga Jual
Penetapan harga jual dilakukan guna menentukan berapa harga jual untuk per-zak semen
berdasarkan harga pabrik, sebelum menentukan harga jual per-zak semen sebaiknya
lakukan terlebih dulu perhitungan harga pokok produksi per-ton setelah adanya markup.
Sesudah dilakukan perhitungan tersebut maka dapat diketahui berapa harga jual perzak
semen, dimana untuk menentukan perzak semen penulis menetapkan bahwa tiap 1 ton
dapat menghasilkan 25 zak dengan berat 40 kg. Adapun rumus yang digunakan antara lain:
a. Harga pokok produksi per-ton setelah markup
Rumus = HPP per-ton sebelum markup + (HPP per-ton sebelum markup x 80%)
b. Penetapan harga jual per-zak semen
Rumus = Harga pokok produksi per-ton setelah markup / 25 zak

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Analisa Harga
Berdasarkan pada jenis-jenis produksi yang banyak, maka penulis melakukan analisa
harga pada produk Portland Composite Cement (PCC) kemasasan 40kg atau yang lebih dikenal
dengan nama Portland Cement. Analisa harga ini dilakukan dengan tujuan untuk menambah
informasi pada tahap selanjutnya, dimana perbandingan harga semen Portland cement
dengan berat 40kg pada perusahaan semen gresik dengan perusahaan lain yang sejenis
(competitor). Dimana perbedaan harga semen ini diambil berdasarkan jenis produk semen
yang terdiri dari semen tiga roda, semen holcim, semen gresik yang didasarkan pada jenis
produk dan berat semen 40 kg.
Tabel 1
Perbandingan Harga Semen 40 kg
di Pasaran
(dalam rupiah)

Jenis Produk
Nama Produk Semen
Portland Cement

Tiga Roda 52.000,-


Holcim 51.000,-
Semen Gresik 50.000,-
Sumber: Data diolah dari analisa harga di pasar

Target Laba

Pada prinsipnya perusahaan berorientasi pada profit, dimana jika profit yang diterima
perusahaan lebih besar maka perusahaan dapat menjaga kelangsungan hidup perusahaan serta
dapat meningkatkan kesejahteraan karyawan perusahaan. Sehingga penulis berasumsi bahwa
target laba yang diharapkan perusahaan sebesar 60% dari target produksi.

Pencapaian Biaya Produksi Terhadap Realisasi Produksi


Berdasarkan total biaya produksi konsolidasi untuk tahun 2011 sebesar
Rp8.891.868.000,00 dan 2012 sebesar Rp10.300.667.000,00 ternyata terdapat pencapaian biaya
produksi dari total biaya produksi untuk 2011 sebanyak 37% dan 2012 sebanyak 40%, maka
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 4 (2014)
10

perolehan untuk pencapaian biaya produksi. Berikut penjelasan perhitungan pencapaian


biaya produksi terhadap total biaya produksi:

Tabel 2
Pencapaian Biaya Produksi Terhadap Realisasi Produksi
PT Semen Gresik
2011 dan 2012
(dalam ribuan Rupiah)

2011 2012
Total Biaya
Total Realisasi Total Biaya Total Realisasi
Produksi Pencapaian Pencapaian
Produksi Produksi Konsol Produksi
Konsol
8.891.868.000 37% 3.289.991.160 10.300.667.000 40% 4.120.933.800
Sumber: hasil olahan data

Berdasarkan data diatas maka realisasi produksi tahun 2011 sebesar


Rp3.289.991.160,00 dimana jumlah nominal ini diperoleh dari (37% x Rp8.891.868.000,00)
sedangkan realisasi produksi tahun 2012 sebesar Rp4.120.933.800,00 dimana jumlah nominal
ini diperoleh dari (40% x Rp10.300.667.000,00). Jadi total realisasi produksi tahun 2011
sebesar Rp3.289.991.160,00 dan tahun 2012 sebesar Rp4.120.933.800,00 digunakan sebagai
dasar nilai nominal dalam perhitungan realisasi produksi.

Standar dari Pencapaian Biaya Produksi


Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa total pencapaian biaya produksi tahun 2011
sebesar Rp3.289.991.160,00 dan 2012 sebesar Rp4.120.933.800,00 berdasarkan data tersebut
maka terlebih dulu mencari nilai nominal standar total biaya produksi perusahaan.

Tabel 3
Standar Total Biaya Produksi
PT Semen Gresik
2011 dan 2012
(dalam rupiah)

2011 2012
Jumlah % Jumlah %
Total Pencapaian Biaya Produksi 3.289.991.160 4.420.933.800
Kenaikan biaya produksi ( 164.499.558) 5% ( 412.026.680) 10 %
Standar Total Biaya Produksi 3.125.491.602 3.708.240.120
Sumber: hasil olahan data

Setelah diketahui total pencapaian biaya produksi langkah selanjutnya menghitung


standar total biaya produksi untuk digunakan sebagai standar biaya produksi perusahaan.
Berdasarkan data diatas perolehan standar total biaya produksi tahun 2011 sebesar
Rp3.125.491.602,00 dimana jumlah nominal ini diperoleh dari (Rp3.289.991.160,00 –
Rp164.499.558,00) sedangkan pencapaian biaya produksi tahun 2012 sebesar
Rp3.708.240.120,00 dimana jumlah nominal ini diperoleh dari (Rp4.120.933.800,00 –
Rp412.026.680,00). Dimana standar total biaya produksi digunakan sebagai dasar nilai
nominal dalam perhitungan biaya produksi berdasarkan RKAP dan sedangkan perhitungan
total realisasi produksi digunakan sebagai dasar perhitungan pencapaian realisasi produksi,
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 4 (2014)
11

maka dapat dilakukan perhitungan komposisi biaya produksi, sebagaimana tampilan pada
tabel 4:
Tabel 4
Komposisi Biaya Produksi Berdasarkan RKAP dan Pencapaian Realisasi Produksi
PT Semen Gresik
2011 dan 2012
(dalam ribuan rupiah)

RKAP Pencapaian Realisasi Produksi


2011 2012 2011 2012
Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Bahan Baku 343.804.076 11% 444.988.814 13% 394.798.939 12% 494.432.016 12%
Bahan Bakar 906.392.565 29% 1.075.389.635 29% 921.197.525 28% 1.153.674.704 28%
Listrik 500.078.656 16% 667.483.222 18% 559.298.497 17% 700.445.356 17%
Tenaga Kerja 281.294.244 9% 407.906.413 11% 263.199.293 8% 329.621.344 8%
Pemeliharaan 250.039.328 8% 296.659.210 8% 361.899.028 11% 453.229.348 11%
Deplesi, Penyusutan dan Amort 156.274.580 5% 185.412.006 5% 164.499.558 5% 247.216.008 6%
Urusan Umum dan Adm 93.764.748 3% 111.247.204 3% 98.699.735 3% 123.608.004 3%
Perniagaan 218.784.412 7% 185.412.006 5% 164.499.558 5% 206.013.340 5%
Kemasan 375.058.992 12% 333.741.611 9% 361.899.028 11% 412.026.680 10%
3.125.491.602 100% 3.708.240.120 100% 3.289.991.160 100% 4.120.266.800 100%

Sumber: hasil olahan data

Harga Pokok Produksi


Setelah melakukan perhitungan bahan baku, tenaga kerja serta biaya overhead
pabrik berdasarkan data-data diatas maka penulis melakukan perhitungan harga pokok
produksi, dengan melakukan perhitungan ini dapat diketahui perbedaan antara harga
pokok produksi per-ton berdasarkan RKAP dengan harga pokok produksi per-ton setelah
mengalami kenaikan pencapaian biaya produksi sebesar 0,05 atau 5% dan 0,10 atau 10%
dengan jumlah produksi semen se-tahun (ton) berdasarkan produksi semen 2011 sebesar
9.800 ton dan 2012 sebesar 11.100 ton, dan penjualan semen untuk 2011 sebesar 10.300 ton
dan 2012 sebesar 11.500 ton maka akan didapat perbedaan harga pokok produksi tersebut:

Tabel 5
Laporan Harga Pokok Produksi
PT Semen Gresik (Persero)
2011 dan 2012
(dalam ribuan rupiah)
RKAP Pencapaian Realisasi Produksi
2011 2012 2011 2012
Biaya Bahan Baku 343.804.076 444.988.814 394.798.939 494.432.016
Biaya Tenaga Kerja 281.294.244 407.906.413 263.199.293 329.621.344
Biaya Overhead Pabrik 2.500.393.282 2.855.344.892 2.631.992.928 3.296.213.440
Harga Pokok Produksi 3.125.491.602 3.708.240.120 3.289.991.160 4.120.266.800
Jumlah produksi semen se-tahun (ton) 9.800 11.100 9.800 11.100
Harga Pokok Produksi (perton) 318.928 334.076 335.713 371.195
Sumber: hasil olahan data

Berdasarkan tabel laporan harga pokok produksi diatas dapat diketahui bahwa
biaya produksi berdasarkan RKAP pada tahun 2011 dengan produksi semen sebanyak 9.800
ton, mengeluarkan biaya produksi per-ton sebesar Rp318.928,00 ternyata pada saat realisasi
biaya produksi per-ton untuk 2011 sebesar Rp335.713,00 Sedangkan pada tahun 2012 dengan
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 4 (2014)
12

produksi semen sebanyak 11.100 ton, mengeluarkan biaya produksi per-ton sebesar
Rp334.076,00 ternyata pada saat realisasi biaya produksi per-ton untuk 2012 sebesar
Rp371.195,00
Target Costing
Untuk mengetahui target costing atau target biaya setelah terjadi pencapaian kenaikan
biaya produksi perusahaan. Penulis menetapkan bahwa penetapan harga target sebesar
target produksi 2011 sebanyak 9.800 ton dan 2012 sebanyak 11.100 ton, namun ternyata
penjualan semen pada tahun 2011 sebanyak 10.300 ton dan 2012 sebanyak 11.500 ton.
Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung target produksi dan target realisasi:

Target produksi dan Target penjualan = Produksi semen x HPP per-ton


Target
Tabel 6
Penentuan Target Produksi
Berdasarkan RKAP
(dalam ribuan rupiah)

Produksi Penjualan Target Target


Tahun HPP (RKAP) Selisih
(ton) (ton) Produksi Penjualan

2011 9.800 10.300 318.928 3.125.491.602 3.284.955.459 159.463.857


2012 11.100 11.500 334.076 3.708.240.120 3.841.870.395 133.630.275
Sumber: hasil olahan data
Berikut ini penjelasan perhitungan Target produksi dan Target penjualan:

1. Target produksi
a. 2011
Target produksi = Produksi semen (ton) x HPP per-ton
= 9.800 x 318.928
= Rp3.125.491.602,00
b. 2012
Target produksi = Produksi semen (ton) x HPP per-ton
= 11.100 x 334.076
= Rp3.708.240.120,00
2. Target Penjualan
a. 2011
Target realisasi = Penjualan semen (ton) x HPP per-ton
= 10.300 x 334.076
= Rp3.284.955.459,00
b. 2012
Target realisasi = Penjualan semen (ton) x HPP per-ton
= 11.500 x 371.195
= Rp3.841.870.395,00
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 4 (2014)
13

Berdasarkan penjelasaan pada tabel diatas maka selisih target produksi dan target penjualan
maka selisih untuk 2011 menguntungkan (M) sebesar Rp159.463.857,00 sedangkan untuk
2012 menguntungkan (M) sebesar Rp133.630.275,00. Berikut ini perhitungan target produksi
berdasarkan pencapaian realisasi produksi.
Tabel 7
Penentuan Target Produksi
Berdasarkan Pencapaian Realisasi Produksi
(dalam ribuan rupiah)

HPP (Pencapaian
Tahun Produksi Penjualan Target Target Selisih
Realisasi
(ton) (ton) Produksi Penjualan
Produksi)
2011 9.800 10.300 335.713 3.289.991.160 3.457.847.852 167.856.692
2012 11.100 11.500 371.195 4.120.266.800 4.268.744.883 148.478.083
Sumber: hasil olahan data

Berikut ini penjelasan perhitungan Target produksi dan Target penjualan:

1. Target produksi
a. 2011
Target produksi = Produksi semen (ton) x HPP per-ton
= 9.800 x 335.713
= Rp3.289.991.160,00
b. 2012
Target produksi = Produksi semen (ton) x HPP per-ton
= 11.100 x 371.195
= Rp4.120.266.800,00
2. Target Penjualan
a. 2011
Target realisasi = Penjualan semen (ton) x HPP per-ton
= 10.300 x 335.713
= Rp3.457.847.852,00
b. 2012
Target realisasi = Penjualan semen (ton) x HPP per-ton
= 11.500 x 371.195
= Rp4.268.744.883,00
Berdasarkan penjelasaan pada tabel diatas maka selisih target produksi dan target produksi
berdasarkan realisasi maka selisih untuk 2011 munguntungkan (M) sebesar Rp167.856.692,00
sedangkan untuk 2012 menguntungkan (M) sebesar Rp148.478.083,00 dikarenakan
perusahaan mampu memenuhi target penjualan karena perusahaan efektifitas dalam
mengelolah produksi.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 4 (2014)
14

Setelah menentukan harga target berdasarkan target produksi, maka dapat


diketahuilah target costing adapun rumus untuk menghitung target costing sebagai berikut :

Biaya Target = Harga Target – Laba Target

1 Tahun 2011
a. RKAP
Biaya Target = Harga Target – Laba Target
= Rp3.125.491.602,00 – (60% x Rp3.125.491.602,00)
= Rp1.250.196.641,00
b. Pencapaian Realisasi Produksi
Biaya Target = Harga Target – Laba Target
= Rp3.289.991.160,00 – (60% x Rp3.289.991.160,00)
= Rp1.315.996.464,00
2 Tahun 2012
a. RKAP
Biaya Target = Harga Target – Laba Target
= Rp3.708.240.120,00 – (60% x Rp3. 708.240.120,00)
= Rp1.315.996.464,00
b. Pencapaian Realisasi Produksi
Biaya Target = Harga Target – Laba Target
= Rp4.120.266.800,00 – (60% x Rp4.120.266.800,00)
= Rp1.648.106.720,00

Berdasarkan data diatas untuk menentukan target harga berdasarkan target produksi maka
target biaya berdasarkan RKAP yang diperoleh 2011 dan 2012 sebesar Rp1.250.196.641,00
dan 2012 sebesar Rp1.483.296.048,00 sedangkan target biaya berdasarkan pencapaian
realisasi produksi yang diperoleh 2011 sebesar Rp1.315.996.464,00 dan 2012 sebesar
Rp1.648.106.720,00.

Penetapan Harga Jual


Sebelum perusahaan melakukan penjual semen maka harus melakukan penetapan
harga jual untuk per-zak semen yang dimana selama proses produksi semen dalam satuan
ribuan ton. Setelah dilakukan perhitungan harga pokok produksi berdasarkan RKAP
diketahui bahwa harga pokok produksi per-ton untuk 2011 sebesar Rp318.928,00 dan 2012
sebesar Rp334.076,00 sedangkan perhitungan harga pokok produksi berdasarkan realisasi
produksi diketahui bahwa harga pokok produksi per-ton untuk 2011 sebesar Rp335.713,00
dan 2012 sebesar Rp371.195,00 berikut ini tabel penetapan harga jual sebelum markup:
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 4 (2014)
15

Tabel 8 Perbandingan Penetapan Harga Jual Sebelum Markup

Keterangan RKAP Realisasi Produksi


1 ton = 25 zak 2011 2012 2011 2012
Harga pokok produksi
Rp318.928 Rp334.076 Rp335.713 Rp371.195
per ton

Harga per-zak Rp12.757 Rp13.368 Rp13.429 Rp14.848


Sumber: hasil olahan data

Berdasarkan data diatas penetapan harga jual berdasarkan RKAP harga pokok
produksi per ton tahun 2011 dan 2012 sebesar Rp318.928,00 dan Rp334.076,00 dengan harga
jual per-zak dengan berat 40kg pada tahun 2011 dan 2012 sebesar Rp12.757,00 dan
Rp13.368,00 sedangkan penetapan harga jual berdasarkan realisasi produksi harga pokok
produksi per ton tahun 2011 dan 2012 sebesar Rp335.713,00 dan Rp371.195,00 dengan harga
jual per-zak dengan berat 40 kg pada tahun 2011 dan 2012 sebesar Rp13.429,00 dan
Rp14.848,00
Apabila penetapan harga jual per zak semen dilakukan setelah dilakukan markup
sebesar 80%, dilakukan penambahan markup ini dikarenakan adanya peningkatan produksi.
Berikut ini penjelasaan pada tabel dibawah ini:

Tabel 9 Perbandingan Penetapan Harga Jual Sesudah Markup

Keterangan RKAP Realisasi Produksi


1 ton = 25 zak 2011 2012 2011 2012
Harga pokok produksi
Rp574.070 Rp601.336 Rp604.284 Rp668.151
per ton

Harga per-zak Rp22.963 Rp24.053 Rp24.171 Rp26.726

Sumber: hasil olahan data

Adapun perhitungan harga pokok produksi per-ton sesudah markup:

Rumus = HPP per-ton sebelum markup + (HPP per-ton sebelum markup x 80%)

1. RKAP
2011 = Rp318.928,00 + (Rp318.928,00 x 0,80) = Rp574.070,00
2012 = Rp334.076,00 + (Rp334.076,00 x 0,80) = Rp601.336,00
2. Realisasi Produksi
2011 = Rp335.713,00 + (Rp335.713,00 x 0,80) = Rp604.284,00
2012 = Rp371.195,00 + (Rp371.195,00 x 0,80) = Rp668.151,00
Berdasarkan tabel diatas setelah dilakukan markup 80% ternyata harga pokok
produksi perton berdasarkan RKAP untuk 2011 dan 2012 sebesar Rp574.070,00 dan
Rp601.336,00 sehingga harga jual yang ditetapkan untuk per-zak untuk tahun 2011 dan 2012
sebesar Rp22.963,00 dan Rp24.053,00 sedangkan harga pokok produksi perton berdasarkan
realisasi produksi untuk 2011 dan 2012 sebesar Rp604.284,00 dan Rp668.151,00 sehingga
harga jual yang ditetapkan untuk per-zak dengan berat 40kg untuk tahun 2011 dan 2012
sebesar Rp 21.486 dan Rp23.756,00. Maka penentuan harga jual semen per zak yang dijual ke
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 4 (2014)
16

pasar berdasarkan ralisasi produksi pada tahun 2011 sebesar Rp24.171,00 dan tahun 2012
Rp26.726,00 dimana harga ini berdasarkan pada harga pabrik.

SIMPULAN DAN SARAN


Simpulan
Simpulan hasil penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut: (1) Setelah
dilakukan perhitungan target costing berdasarkan RKAP dan pencapaian realisasi produksi
ternyata perolehan target costing untuk tahun 2011 mengalami kenaikan dari perencanaan
RKAP sebesar Rp65.799.823,00 sedangkan untuk 2012 juga mengalami kenaikan hanya lebih
besar dari perencanaan RKAP sebesar Rp164.810.672,00. Dimana hal ini dikarenakan adanya
peningkatan biaya dalam proses produksi sehingga menyebabkan target produksi
meningkat dari RKAP, (2) Apabila dilakukan perhitungan biaya produksi dengan target
costing maka perusahaan dapat menghemat biaya produksi sebesar 2% sampai 4%, (3)
Sedangkan dalam penetapan harga jual per-zak semen setelah dilakukan markup
berdasarkan RKAP dan pencapaian realisasi produksi ternyata terdapat peningkatan dalam
menentukan harga jual per-zak dimana untuk tahun 2011 mengalami kenaikan dari
perencanaan RKAP sebesar Rp1.209,00, sedangkan untuk 2012 juga mengalami kenaikan
sebanyak Rp2.673,00. Dikarenakan adanya peningkatan biaya produksi dari RKAP sehingga
dalam penenetapan harga jual dilakukannya markup untuk dapat bersaing dengan produk
sejenis.
Saran
Saran hasil penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut: (1) Untuk dapat
mengurangi biaya penyusutan dan amortisasi dan dapat meningkatkan produksi maka
sebaiknya perusahaan dapat meningkatkan anggaran biaya pemeliharaan tiap tahun.
Terutama pemeliharaan mesin dikarenakan mesin merupakan faktor utama dalam
melakukan proses produksi dan apabila tidak dilakukan perawatan setiap bulan maka akan
dapat mengurangi produksi semen untuk tiap tahun jika banyak mesin produksi yang
rusak, (2) Penyebab terjadinya deplesi dikarenakan bahan baku utama dalam proses
pembuatan semen berasal dari sumber alam yang tidak dapat diperbarui. Untuk dapat
mengurangi peningkatan deplesi tiap tahun ada baiknya perusahaan melakukan penyediaan
bahan baku pada lokasi penambangan yang masih belum diolah dan juga untuk lokasi
penambangan yang tidak digunakan dapat melakukan pemeliharaan alam agar tidak
menyebabkan kerugian bagi penduduk sekitar.
Keterbatasan
Penelitian ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan yang dapat dijadikan bahan
pertimbangan bagi penelitian berikutnya agar mendapatkan hasil yang lebih baik.
Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu:
1. Bahwa dalam pengelolahan data biaya produksi menggunakan data pada tahun
yang sama dari alokasi biaya produksi perusahaan, sehingga mungkin belum
dirasakan efek dari penerapan target costing dalam perhitung biaya produksi pada
perusahaan.
2. Obyek penelitian yang dilakukan berdasarkan data biaya produksi selama 2 tahun.
3. Penelitian ini hanya menggunakan waktu pengamatan selama 2 minggu.
Untuk penelitian selanjutnya, dalam melakukan penelitian target costing untuk
perusahaan go publik sebaiknya dikembangkan menggunakan perbandingan biaya produksi
selama periode 5 tahun terakhir.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 4 (2014)
17

Daftar Pustaka
Apriyono, A. 2007. Prosedur Penetapan Harga Jual.
http://ilmumanajemen.wordpress.com/2007/06/15/penetapan-harga-jual/. Diakses tanggal
12 November 2013.
Blocher, J. E., K. H. Chen, dan T. W. Lin. 2000. Manajemen Biaya dengan Tekanan Stratejik. Jilid
Satu. Terjemahan A. Susty Ambarriani. Salemba Empat. Jakarta.
, , dan . 2008. Cost Management. Edisi Tiga. Terjemahan Tim Penerjemah
Penerbit Salemba. Salemba Empat. Jakarta.
Carter, W. K., dan M. F. Usry. 2004. Akuntansi Biaya. Edisi Tiga belas. Salemba Empat.
Jakarta.
Garrison, H. R., E. W. Noreen, dan P. C. Brewer. 2006. Manajerial Accounting. Edisi Sebelas.
Terjemahan Nuri Hinduan. Salemba Empat. Jakarta.
Gerungan, H. P. 2013. Pendekatan Target Costing Sebagai Alat Penilaian Efisiensi Produksi
Pada PT. Tropica Cocoprima. Jurnal EMBA 1(3): 863-870.
Griffin, W. R. and R. J. Ebert. 2006. Bisnis. Terjemahan Benyamin Molan. Prenhallindo.
Jakarta.
Hansen, D. R dan M. M. Mowen. 2006. Akuntansi Manajemen. Edisi Tujuh. Salemba Empat.
Jakarta.
Himawan, F. A. dan R. Pendajaya. 2005. “Penerapan Metode Target Costing Sebagai Alat Bantu
Manajemen dalam Mengoptimalkan Perencanaan Laba”. Jurnal ESENSI 8(2): 7-27.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2002. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat. Jakarta.
Mardiasmo. 1994. Akuntansi Biaya: Penentuan Harga Pokok Produksi. Penerbit Andi Offset.
Yogyakarta.
Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen Konsep, Manfaat & Rekayasa. Edisi Ketiga. Salemba
Empat. Jakarta.
. 2005. Akuntansi Biaya. Edisi Enam. STIE YKPN. Yogyakarta
. 2007. Activity Based Cost System. UPP STIM YKPN. Yogyakarta
Priyadi, M. P. 2006. Akuntansi Biaya: Pendekatan Tradisional dan Kontemporer. Edisi
Kedua. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA). Surabaya
Raybun, G. L. 1999. Akuntansi Biaya: Dengan Menggunakan Pendekatan Manajemen Biaya.
Terjemahan: Alfonsus Sirait. Jilid I dan II. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Sidharta, J. dan Yessica. 2008. “Perbandingan Penerapan Metode Tradisional dengan Metode
Activity Based Costing dalam Perhitungan Biaya Produksi pada Perusahaan XYZ”. Buletin
Ekonomi Vol XII No.2 (September): 48-65.
Sulastiningsih, dan Zulkifli. 2006. Akuntansi Biaya: Dilengkapi Isu-isu Kontemporer. Edisi
Kedua. UPP STIM YKPN. Yogyakarta.
Supriyono, R. A. 1997. Akuntansi Biaya Dan Akuntansi Manajemen Untuk Teknologi Maju Dan
Globalisasi. Edisi Pertama. BPFE UGM. Yogyakarta.
Tandiontong, M. dan N. F. Anggraini. 2011. “Peranan Target Costing dalam Pengendalian Biaya
Produksi (Studi Kasus pada CV Bandung Mulia Konveksi)”. Jurnal Universitas Paramadina
8(4): 178-198.
Witjaksono, A. 2006. Akuntansi Biaya. Edisi Pertama. Graha Ilmu. Yogyakarta.

●●●

You might also like