Professional Documents
Culture Documents
Uji Fitokimia Pada Daun Tumbuhan Pulai (Alstonia Scholaris) : Ita Emilia
Uji Fitokimia Pada Daun Tumbuhan Pulai (Alstonia Scholaris) : Ita Emilia
Uji Fitokimia Pada Daun Tumbuhan Pulai (Alstonia Scholaris) : Ita Emilia
32-38
Ita Emilia
ABSTRACT
ABSTRAK
Penelitian yang berjudul Uji Fitokimia pada Daun Tumbuhan Pulai (Alstonia
scholaris) ini menggunakan metode kimia analisa kualitatif . Daun tumbuhan pulai
banyak sekali khasiatnya yaitu potensial dijadikan sebagai sumber senyawa
antibakteri yaitu sebagai obat gatal-gatal dan obat diare oleh kebanyakan masyarakat
Desa Batu Gajah dan Desa Maut di Kecamatan Rupit Kabupaten Musi Rawas untuk
itulah diharapkan melalui penelitian ini diketahui senyawa organik golongan apa yang
ada pada daun tumbuhan pulai apakah golongan alkaloida, flavonoida , terpenoida ,
atau golongan fenol melalui uji pendahuluan atau uji fitokimia. Ternyata setelah
dilakukan penelitian terdapat senyawa organik golongan fenol yang dibuktikan
dengan perubahan warna kuning yang terjadi setelah sampel ditambahkan dengan
larutan asam sulfat 10% yang dibiarkan selama 15 menit. Sedangkan senyawa organik
golongan alkaloida, flavonoida dan terpenoida tidak terkandung dalam dun tumbuhan
pulai dibuktikan dengan perubahan warna yang terjadi setelah sampel ditetesi dengan
beberapa tereaksi. Penelitian disarankan dilanjutkan untuk mengisolasi senyawa dari
daun tumbuhan pulai untuk mendapatkan senyawa yang lebih murni.
ISSN 1829.586x 32
Uji Fitokima Pada Daun Tumbuhan Pulai, .Ita Emilia,..Sainmatika,. Volume 6,…No. 2, Desember…., 2009...32-38
ISSN 1829.586x 33
Uji Fitokima Pada Daun Tumbuhan Pulai, .Ita Emilia,..Sainmatika,. Volume 6,…No. 2, Desember…., 2009...32-38
oleh karena itu perlu dilakukan uji penggiling sehingga diperoleh berat
pendahuluan atau uji fitokimia dari kering sebanyak 500 gr.
daun tumbuhan ini .
Adapun tujuan dari penelitian b. Pengujian Senyawa Alkaloid
ini adalah untuk mengetahui senyawa
organik golongan apakah yang terdapat Sebanyak 10 gr sampel yang
pada daun tumbuhan pulai (Alstonia telah dihaluskan dimasukkan ke dalam
scholaris) melalui uji pendahuluan tabung reaksi dan setelah ditambahkan
atau uji fitokimia. amoniak 10 ml dalam kloroform
larutan disaring, ditambahkan asam
BAHAN DAN METODE sulfat 2N sebanyak 10 tetes. Campuran
dikocok dibiarkan sampai terbentuk 2
Penelitian dilakukan di lapisan. Lapisan di atas diteteskan pada
Laboratorium Kimia Organik, UNSRI plat , dan larutan tersebut diuji dengan
Inderalaya dengan menggunakan pereaksi Meyer dan Dragendroff.
metode kimia analisa kualitatif yaitu Pereaksi Meyer akan memberikan
dilakukan perlakuan sampel terlebih endapan putih, adanya endapan orange
dahulu seperti pengeringan sampel membuktikan bahwa ada senyawa
(daun pulai), penggilingan sampel alkaloid (dengan pereaksi
sampai halus lalu dilakukan ekstraksi Dragendroff), sebagai pembanding
dengan cara maserasi (perendaman) digunakan larutan Brucine dalam HCL
menggunakan pelarut yang non polar 2N.
dulu baru yang polar , selanjutnya
dilakukan pengujian sampel dengan c. Pengujian Flavonoid
menggunakan beberapa macam reagent
yang lebih spesifik (khusus). Uji dengan pereaksi Shinoda,
yaitu sebanyak 0.5 gr sampel yang
Alat dan Bahan telah dihaluskan diekstrak dengan 5 ml
etanol panas selama 5 menit di dalam
Adapun alat dan bahan yang tabung reaksi. Selanjutnya hasil
digunakan meliputi tabung reaksi, ekstrak disaring filtratnya lalu
bekker glas, pipet tetes, , mesin ditambahkan beberapa tetes HCL pekat
penggiling, hot plate, daun tumbuhan dan ditambahkan 0.2 gr bubuk Mg.
pulai sebanyak 1 kg, amoniak , asam Bila timbul warna merah tua,
sulfat 2N, pereaksi meyer, pereaksi mengidentifikasikan sampel
dragendroff, pereaksi shinoda, dan mengandung senyawa golongan
pereaksi Lieberman-Burchard, asam flavonoid.
sulfat 10 %.
d. Pengujian Terpenoid
Cara Kerja
a. Penyiapan sampel Sebanyak 10 gr sampel yang
telah dihaluskan ditambah dengan
Daun tumbuhan pulai sebanyak petroleum eter secukupnya lalu
1 kg dikeringkan pada suhu ruang ditempatkan pada plat tetes, kemudian
tanpa penyinaran sinar matahari secara ditambahkan asam asetat anhidrid
langsung, lalu digiling dengan mesin sampai terendam semua, dibiarkan
sampai 15 menit. Enam tetes larutan
ISSN 1829.586x 34
Uji Fitokima Pada Daun Tumbuhan Pulai, .Ita Emilia,..Sainmatika,. Volume 6,…No. 2, Desember…., 2009...32-38
tersebut dipindahkan ke plat tetes lain, infeksi Staphylococcus dari kulit dapat
perlahan-lahan ditambahkan tetes demi berlanjut pergeseran dari kulit yang
tetes asam sulfat pekat, perubahan menjurus pada pembengkakan dan
warna yang terjadi diamati. Adanya kemerahan (Gupte, 1990).
terpenoid ditunjukkan dengan Penyakit infeksi disebabkan
perubahan warna merah jingga atau oleh adanya kolonisasi yang dilakukan
ungu. oleh mikroorganisme asing terhadap
inang, sehingga dapat membahayakan
e. Pengujian Fenol inang tersebut. Mikroorganisme asing
menggunakan sarana yang dimiliki
Sebanyak 10 gr sampel yang inang untuk dapat memperbanyak diri,
telah dihaluskan ditambahkan H2SO4 yang pada akhirnya akan merugikan
10 % , dibiarkan sampai 15 menit. inang dan dapat berakibat luka kronik,
Adanya senyawa golongan fenol kehilangan organ tubuh, bahkan
ditunjukkan dengan perubahan warna kematian (Wijaya, 2007 dalam Putri,
kuning. 2008).
Penyakit kulit mempunyai
HASIL DAN PEMBAHASAN gambaran khas yang disebut lesi. Lesi
ini dapat tersembunyi oleh lesi yang
Penyakit infeksi merupakan diakibatkan oleh pengobatan,
masalah yang besar dalam dunia penggarukan, atau infeksi. Aspek
kedokteran dan telah menghabiskan penting untuk menentukan
dana yang sangat besar. Infeksi patofisiologi penyakit kulit mencakup
ataupun penyakit akibat infeksi telah karakteristik kulit, distribusi beberapa
menyebabkan kematian sebesar 13 juta lesi, lama waktu terjadi dan
orang diseluruh dunia setiap tahun, kekambuhan, obat-obatan yang
terutama dinegara-negara berkembang digunakan, riwayat keluarga tentang
seperti Indonesia. 43 % kematian penyakit serta pemajanan lingkungan
dinegara-negara tersebut disebabkan atau pada materil berbahaya. Inflamasi
oleh penyakit infeksi (Syaifudin,2003). mengubah pembuluh darah sekitar dan
Pada umumnya infeksi kulit jaringan sekitar yang menyebabkan
bisa terjadi akibat luka atau goresan kemerahan (Tambayong, 2000 ).
sedikit pada kulit, kemudian dimasuki Pulai mempunyai beberapa
mikroorganisme yang banyak terdapat nama lokal yaitu lame (Sunda), pule
pada permukaan kulit yaitu umumnya (Jawa), polay (Madura), kayu gabus,
golongan Staphylococcus aureus dan pulai (Sumatera), hanja lutung
Escherihia coli sebagai infeksi (Kalimantan), kaliti rite (Ambon),
sekunder. Staphylococus aureus masuk tewer (Banda), dan Aliag (Irian) .
ke kulit selain melalui goresan luka, Pulai merupakan tanaman yang
dapat juga melalui folikel-folikel tersebar di seluruh Nusantara. Di Jawa
rambut sehingga terjadilah infeksi. pulai tumbuh di hutan jati, hutan
Infeksi oleh Staphylococcus pada kulit campuran dan hutan kecil di pedesaan,
biasanya berakibat pada penumpukan ditemukan dari dataran rendah sampai
nanah di tempat, dikenal sebagai bisul 900 m dpl. Tanaman berupa pohon,
bernanah. Area yang terpengaruh tinggi 20 - 25 m, batang lurus,
mungkin menjadi merah, diameter mencapai 60 cm, berkayu,
membengkak, dan terasa sakit. Infeksi- percabangan menggarpu. Kulit batang
ISSN 1829.586x 35
Uji Fitokima Pada Daun Tumbuhan Pulai, .Ita Emilia,..Sainmatika,. Volume 6,…No. 2, Desember…., 2009...32-38
pulai rapuh, rasa sangat pahit dan secara turun-temurun dari berbagai
bergetah putih. Daun tunggal, tersusun negara dan daerah, tumbuhan pulai
melingkar 4 - 9 helai, bertangkai yang dapat menyembuhkan penyakit
panjangnya 7,5 - 15 mm, bentuknya diantaranya demam, hipertensi, nyeri
lonjong sampai lanset, permukaan atas (di sisi dada, atau karena tusukan),
licin, permukaan bawah buram, tepi tonikum, perut kembung, ginjal
rata, pertulangan menyirip dan warna membesar, demam nifas, sakit kepala,
hijau. Perbungaan majemuk tersusun cacing keremi, bisul, koreng dan borok
dalam malai yang panjang. Bunga hewan, Sifilis, beri-beri, sakit usus,
harum berwarna hijau terang sampai cacing, disentri, diabetes, dan malaria.
putih kekuningan. Biji kecil, panjang Dari hasil uji pendahuluan atau
1,5 - 2 cm, berambut pada bagian uji fitokimia yang telah dilakukan
tepinya dan berjambul pada ujungnya. terhadap daun tumbuhan pulai
Perbanyakan dengan biji atau setek (Alstonia scholaris) diperoleh hasil
batang dan cabang. Berdasarkan sebagai berikut:
berbagai literatur mencatat pengalaman
ISSN 1829.586x 37
Uji Fitokima Pada Daun Tumbuhan Pulai, .Ita Emilia,..Sainmatika,. Volume 6,…No. 2, Desember…., 2009...32-38
ISSN 1829.586x 38