417 892 1 SM

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan Volume 4 Nomor 2 Desember 2016

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN


(Suatu Kasus Pada Kedai Kopi Di Wilayah Majalengka)

CUSTOMER SATISFACTION ANALYSIS COFFEE SHOP


(A Case At Coffee Shop at Majalengka Region)

ERIK SETIAWAN¹ dan SRI AYU ANDAYANI²

1. Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Majalengka


2. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Majalengka
Alamat : Jl. K.H. Abdul Halim No.103 Majalengka 45418
Email : romanemeror.erik@gmail.com

ABSTRACT

This research was conducted at the Kedai Kopi Apik Majalengka. The purpose of this study to
determine 1). Overview The coffee shop business Charmingly 2). Correlation between Quality Products,
Quality Services and Quality Area with Customer Satisfaction. The method used is descriptive method
verification with the number of respondents as many as 64 people. Technical analysis used the analysis of
correlation Kendall's Tau. The results showed that Kedai Kopi Apik is a company that does agroindustrial
arabica and robusta coffee is processed into coffee drinks and marketed itself with the vision, mission, goals
and organization structure obvious. Revenue coffee shop slick is no difference between the owner and the
employees, where revenues owner larger than the employees and revenues owners and employees compared
with the UMR Majalengka turns out there is a difference, for the owner above the minimum wage and for
employees is still below the minimum wage (income Own Rp. 7399. 440, - the average employee income is
Rp. 625,000,- UMR Majalengka Rp. 1,200,000, -). While at the coffee shop slick showed a correlation
between the quality of product and service quality to customer satisfaction, while the quality of the location
correlation with customer satisfaction.

Keywords : copy, revenue, quality, service, customer, satisfaction

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan di kedai Kopi Apik Majalengka. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui 1).
Gambaran umum usaha kedai Kopi Apik 2). Korelasi antara Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan dan
Kualitas Lokasi dengan Kepuasan Konsumen. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif
verifikatif dengan jumlah responden sebanyak 64 orang. Teknis analisis yang digunakan yaitu analisis
korelasi Kendall’s Tau. Hasil penelitian menunjukan bahwa Kedai Kopi Apik adalah suatu perusahaan yang
melakukan agroindustri kopi arabika dan robusta yang diolah menjadi minuman kopi dan dipasarkan sendiri
dengan visi, misi, tujuan dan strukutur organisasi yang sudah jelas. Pendapatan kedai kopi apik ada
perbedaan antara pemilik dengan karyawan, dimana pendapatan pemilik lebih besar dibandingkan dengan
karyawan dan pendapatan pemilik dan karyawan ini dibandingkan dengan UMR Majalengka ternyata ada
perbedaan, untuk pemilik diatas UMR dan untuk karyawan masih dibawah UMR (Pendapatan Pemilik Rp.
7.399.440,- Pendapatan karyawan rata-ratanya adalah Rp. 625.000,- UMR Majalengka Rp. 1.200.000,-).
Sementara pada kedai kopi apik menunjukan adanya korelasi antara kualitas produk dan kualitas pelayanan
dengan kepuasan konsumen, sedangkan untuk kualitas lokasi tidak korelasi dengan kepuasan konsumen.

Kata kunci : Kopi, Pendapatan, Kualitas, Kepuasan, Konsumen, Kepuasan

138
Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan Volume 4 Nomor 2 Desember 2016

PENDAHULUAN a. Expectations
Mengkonsumsi kopi telah menjadi Pemahaman mengenai kepuasan
salah satu kebutuhan dan gaya hidup (life konsumen dibangun selama fase prapembelian
style) masyarakat saat ini. Kedai kopi menjadi melalui proses pengambilan keputusan yang
tujuan yang sangat diminati terutama dilakukan oleh konsumen.
kalangan muda untuk sekedar bersantai atau b. Performance
berkumpul dengan teman.Tidak hanya Selama mengkonsumsi suatu produk,
kalangan muda, kalangan pebisnis pun sering konsumen menyadari kegunaan produk aktual
menghabiskan waktunya di kedai kopi untuk dan menerima kinerja produk tersebut sebagai
membahas rencana bisnisnya atau untuk dimensi yang penting bagi konsumen.
bertemu dengan rekan kerjanya. Dari c. Comparison
banyaknya permintaan akan kopi membuat Setelah mengkonsumsi, terdapat adanya
para wiraswasta tertarik untuk membuka harapan prapembelian dan persepsi kinerja
usaha kedai kopi sehingga saat ini banyak aktual yang pada akhirnya konsumen akan
bermunculan kedai kopi yang membuat membandingkan keduanya.
persaingan semakin ketat. Dalam menghadapi d. Confirmation/disconfirmation
persaingan yang semakin ketat ini Hasil dari perbandingan tersebut akan
pengelolaan kedai kopi dituntut untuk lebih menghasilkan confirmation ofexpectation,
tanggap mengetahui apa saja yang menjadi yaitu ketika harapan dan kinerja berada pada
kebutuhan, keinginan serta selera konsumen level yang sama atau akan menghasilkan
di masa sekarang dan di masa akan datang disconfirmation of expectation, yaitu jika
(Wulandari, 2012). kinerja aktual lebih baik atau kurang dari level
Bisnis kedai kopi di Indonesia mulai yang diharapkan.
marak sejak masuknya kedai kopi asal Seattle, e. Discrepancy
Amerika yaitu Starbucks. Kemunculan Jika level kinerja tidak sama,
Starbucks mampu membawa fenomena baru, discrepancy mengindikasikan bagaimana
kini kita melihat sudah banyak bermuculan perbedaan antara level kinerja dengan
coffee shop atau kedai kopi seperti J.CO harapan. Untuk negative disconfirmations,
Donuts and Coffee, Morning glory, coffee yaitu ketika kinerja aktual berada dibawah
smith, common ground, dan lainnya yang ikut level harapan, kesenjangan yang lebih luas
meramaikan kedai kopi di Indonesia. lagi akan mengakibatkan tingginya level
Pemilik kedai-kedai akhirnya dituntut ketidakpuasan.
untuk selalu melakukan perubahan atau
inovasi dan memberikan pelayanan, produk Kualitas produk (product quality)
juga kualitas lokasi yang terbaik kepada menurut Kotler dan Amstrong (2008) adalah
konsumen agar konsumen merasa puas kemampuan suatu produk untuk
terhadap kedai-kedai kopi tersebut. Setiap menunjukkan berbagai fungsi termasuk
pelaku usaha di tiap kategori bisnis dituntut ketahanan, keterandalan, ketepatan dan
untuk memiliki kepekaan terhadap setiap kemudahan dalam penggunaan. Kualitas
perubahan yang terjadi dan menempatkan produk menggambarkan sejauh mana
orientasi kepada kepuasan pelanggan sebagai kemampuan produk tersebut adalah
tujuan utama (Kotler, 2005). memenuhi kebutuhan konsumen. Menurut
Tjiptono (2007), untuk menentukan dimensi
MATERI DAN METODE kualitas produk, dapat melalui delapan
Kepuasan adalah perasaan senang atau dimensi sebagai berikut :
kecewa seseorang yang muncul setelah a. Performance, hal ini berkaitan dengan
membandingkan kinerja (hasil) produk yang aspek fungsional suatu barang dan
dipikirkan terhadap kinerja (hasil) yang merupakan karakteristik utama yang
diharapkan (Kotler, 2002). dipertimbangkan pelanggan dalam
Wilkie dalam Dinarty (2009), membagi membeli barang tersebut.
kepuasan konsumen kedalam lima elemen,
yaitu :

139
Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan Volume 4 Nomor 2 Desember 2016

b. Features, yaitu aspek performansi yang dipergunakan (teknologi), serta


berguna untuk menambah fungsi dasar, penampilan pegawainya.
berkaitan dengan pilihan-pilihan produk b. Keandalan (Reliability)
dan pengembangannya. Kemampuan untuk memberikan pelayanan
c. Reliability, hal yang berkaitan dengan sesuai dengan yang telah dijanjikan dengan
probabilitas atau kemungkinan suatu tepat yang meliputi kesesuaian kinerja
barang berhasil menjalankan fungsinya dengan harapan pelanggan yang berarti
setiap kali digunakan dalam periode ketepatan waktu, pelayanan yang sama
waktu tertentu dan dalam kondisi tertentu untuk semua pelanggan, sikap simpatik
pula. dan akurasi yang tinggi.
d. Conformance, hal ini berkaitan dengan c. Ketanggapan (Responsiveness)
tingkat kesesuaian terhadap spesifikasi Kemauan untuk membantu dan
yang telah ditetapkan sebelumnya memberikan pelayananan yang cepat
berdasarkan keinginan pelanggan. (responsif) dan tepat kepada pelanggan
e. Durability, yaitu suatu refleksi umur dengan informasi yang jelas. Dimensi ini
ekonomis berupa ukuran daya tahan atau menekankan pada perilaku personel yang
masa pakai barang. memberi pelayanan untuk memperhatikan
f. Serviceability, yaitu karakteristik yang permintaan, pertanyaan, dan keeratan dari
berkaitan dengan kecepatan, kompetensi, para pelanggan.
kemudahan, dan akurasi dalam d. Jaminan (Assurance)
memberikan layanan untuk perbaikan Kemampuan untuk melahirkan
barang. kepercayaan dan keyakinan pada diri
g. Asthetics, merupakan karakteristik yang pelanggan yang meliputi pengetahuan,
bersifat subyektif mengenai nilai-nilai kesopan santunan dan kemampuan para
estetika yang berkaitan dengan pegawai perusahaan untuk menumbuhkan
pertimbangan pribadi dan refleksi dari rasa percaya para pelanggan kepada
preferensi individual. perusahaan.
Perceived quality, konsumen tidak e. Empati (Empathy)
selalu memiliki informasi yang lengkap Menekankan pada perlakuan konsumen
mengenai atribut-atribut produk. Namun sebagai individu yang meliputi syarat
demikian, biasanya konsumen memiliki untuk peduli, memiliki pengertian dan
informasi tentang produk secara tidak pengetahuan tentang pelanggan,
langsung. memahami kebutuhan pelanggan secara
Menurut Kotler dalam Jasfar (2005), spesifik, serta memiliki waktu
kualitas harus dimulai dari kebutuhan pengoperasian yang nyaman bagi
pelanggan dan berakhir pada persepsi pelanggan.
pelanggan Hal ini berarti citra kualitas yang Pemilihan lokasi dinilai sangat penting
baik bukan berdasarkan dari persepsi pihak untuk kelangsungan hidup sebuah usaha yang
penyedia jasa, melainkan berdasarkan sudut ada pada saat ini, karena lokasi yang strategis
pandang atau persepsi pelanggan. memudahkan seorang konsumen untuk
Kualitas pelayanan (service quality) menjangkau tempat usaha tersebut. Menurut
dapat diukur dengan menggunakan lima Tjiptono dan Chandra (2005), pemilihan
dimensi. Kelima dimensi tersebut menurut lokasi fisik memerlukan pertimbangan cermat
Parasuraman, Zeithaml dan Berry (1985) terhadap faktor-faktor berikut :
dalam Tjiptono (2005) adalah : a. Akses, yaitu lokasi yang dilalui mudah
a. Bukti Fisik (Tangibles) dijangkau sarana transportasi umum.
Berfokus pada elemen-elemen yang b. Visibilitas, yaitu lokasi atau tempat yang
merepresentasikan pelayanan secara fisik dapat dilihat dengan jelas dari jarak
yang meliputi fasilitas fisik (gedung, pandang normal.
warna, dekorasi, dan lain sebagainya), c. Lalu lintas, menyangkut dua pertimbangan
lokasi (jarak yang sulit dijangkau atau utama, yaitu Banyak orang yang berlalu
tidak), perlengkapan dan peralatan yang lalang bisa memberikan peluang besar
terjadinya impulse buying, yaitu keputusan

140
Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan Volume 4 Nomor 2 Desember 2016

pembelian yang sering terjadi spontan atau sampel yang tidak terbatas menurut Ibnu
tanpa perencanaan, epadatan dan Widiyanto (2008) menentukan jumlah sampel
kemacetan lalu lintas bisa juga menjadi (n) dengan tingkatan kepercayaan 90%, maka
hambatan. digunakan rumus sebagai berikut:
d. Tempat parkir yang luas, nyaman dan
aman. 𝑝𝑞
e. Ekspansi, yaitu tersedia tempat yang cukup RAE = ±2 𝑛
luas untuk perluasan usaha dikemudian
hari. Keterangan :
f. Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang
mendukung jasa yang ditawarkan. RAE = Relative Allowable Error
g. Kompetisi, yaitu lokasi pesaing dalam P = Estimasi
menentukan lokasi sebuah usaha,perlu q =1–p
dipertimbangkan apakah di jalan atau n = Jumlah Sampel
daerah tersebut telah terdapat banyak
usaha yang sejenis atau tidak. Diketahui nilai propersi p = 20% karena
h. Peraturan Pemerintah yang berisi jawaban kuesioner menggunakan skala Likert,
ketentuan untuk mengatur lokasi dari yang terdiri dari lima kategori yang memiliki
sebuah usaha-usaha tertentu, misalnya skor nilai berjumlah 100, maka 1 : 5 = 0,20.
bengkel kendaraan bermotor dilarang Dari perhitungan tersebut sampel penelitian
berlokasi yang terlalu berdekatan dengan ini adalah 64 orang responden yang mewakili
tempat ibadah. populasi sebagian konsumen kedai kopi apik
Metode yang digunakan adalah survey Majalengka. Penelitian dari sampel tersebut
dengan pendekatan analisi deskriptif dapat menggambarkan karakteristik populasi,
veritijatif. Menurut Sugiyono (2009) analisis yaitu dengan cara membagikan langsung
deskriptif adalah analisis yang dilakukan angket isian yang harus dijawab oleh
untuk menganilisis dengan cara responden yang akan dijadikan sampel.
mendeskripsikan atau menggambarkan data
yang terkumpul sebagai mana adanya. Teknik Analisis
Kemudian menurut Ety Rochaety (2007) Gambaran umum kedai kopi apik dapat
mengemukakan bahwa analisis veritikatif diketahui dengan teknik analisis deskriptif.
merupakan penelitian yang bertujuan untuk Analisi deskriptif merupakan metode yang
menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang digunakan untuk membuat deskripsi,
dilakukan melalui pengumpulan data di gambaran atau lukisan secara sistematis,
lapangan. faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan
Sebagai variabel dalam penelitian ini sifat-sifat serta hubungan antara fenomena
adalah Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan, yang diselidiki. Menurut Sugiyono (2009)
kulitas Lokasi dan Kepuasan Konsumen. mengemukakan bahwa Analisis deskriptif
Responden adalah Konsumen. Teknik adalah analisis yang dilakukan untuk
penarikan responden yang digunakan dalam menganalisis data dengan cara
penelitian ini adalah Teknik pengambilan mendeskripsikan atau menggambarkan data
sampel yang digunakan dalam penelitian ini yang terkumpul sebagai mana adanya tanpa
adalah probability sampling dengan sample bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku
random sampling. Probability sampling untuk umum atau generalisasi. Pendapatan
adalah teknik sampling untuk memberikan kedai kopi apik dapat diketahui dengan
peluang yang sama pada setiap anggota mengitung biaya tetap, biaya variabel. Lebih
populasi untuk dipilih menjadi anggota jelasnya megenai bagaimana dan seperti apa
sampel (Akdon dan Riduwan, 2008). Simple cara perhitungan setiap variabel dapat
Random Sampling yaitu cara pengambilan diruaikan sebagai berikut :
sampel dari anggota populasi secara acak
tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam a. Menghitung Biaya Total (Pengeluaran).
anggota populasi tersebut (Akdon dan Biaya total yang dikeluarkan untuk
Riduwan, 2008). Untuk mengetahui jumlah melakukan usaha Kedai Kopi Apik dalam

141
Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan Volume 4 Nomor 2 Desember 2016

1 bulan. Biaya total ini dapat diketahui ordinal mempunyai tingkatan yang lebih
dengan menjumlahkan biaya tetap dengan tinggi dibandingkan dengan skala nominal.
biaya variabel yang dihitung dengan rumus Skala ordinal, misalnya sangat setuju, setuju,
sebagai berikut : ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju.
Batas Nilai dari koefisien korelasi kendall
TC = TFC + TVC sama dengan koefisien korelasi pada
umumnya yaitu akan bernilai 1 apabila
Dimana : variabel X dan Y berkorelasi positif
TC = Total Cost (Biaya Total) (sebanding Lurus) dan bernilai -1 apabila X
TFC = Total Fixed Cost (Biaya Tetap dan Y berkorelasi negatif (Berbanding
Total) terbalik). Ada beberapa variabel dalam
TVC = Total Variable Cost (Biaya penelitian ini yaitu Kualitas Produk (X1),
Variabel Total) Kualitas Pelayanan (X2), Kualitas Lokasi
(X3) dan Kepuasan Konsumen (Y).
2. Menghitung Penerimaan Usaha Kedai
Kopi Apik Formulasi uji Kendall’s Tau
Penerimaan usaha Kedai Kopi Apik adalah
hasil kali antara jumlah penjualan dengan
harga jual produk yang dihitung dalam
satuan rupiah 1 bulan penjualan.
Penerimaan ini dapat dianalisis dengan
menggunakan rumus sebagai berikut : Keterangan :
= nilai koefisien Kendall’s Tau
R = P x Q S = Pembilang yang berasal dari
Dimana : jumlah konkordansi dan
R = Revenue (Penerimaan) diskonkordansi jenjang secara
P = Price (Harga) keseluruhan.
Q = Quantity (Jumlah Produksi) n = Jumlah sampel
1 dan 2 = konstanta
3. Menghitung pendapatan bersih usaha
Kedai Kopi Apik , dinyatakan dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
rupiah. Pendapatan usaha Kedai Kopi Apik Gambaran Umum Usaha Kedai Kopi Apik
adalah hasil nilai penerimaan dikurangi Awalnya kedai kopi yang berada
biaya produksi selama proses produksi. dijalan Satari 239 Majalengka Kelurahan
Majalengka Kulon, Kecamatan Majalengka
I = R – TC Kabupaten Majalengka ini berdiri karena hobi
dan kecintaan pemilik terhadap kopi. Pemiliki
Dimana : kedai kopi yaitu Agung Faisal, Khairil Faisal
I = Income (Pendapatan) dan Gilang Pramudhita, memiliki lahan
R = Revenue (Penerimaan) pekarangan yang cukup luas, hal itu membuat
TC = Total Cost (Biaya Total) pemilik mempunyai ide untuk membuka kedai
kopi.Lingkungan di daerah tersebut juga
Korelasi antara kualitas produk, belum memiliki tempat umum untuk bersantai
kualitas pelayanan dan kualitas lokasi dengan dan bercengkrama sesama penduduk
kepuasan konsumen dapat diketahui dengan setempat, oleh karena itu lah pemilik
analisis korelasi rank kendall’s tau. Korelasi membuka kedai kopi didepan rumahnya.
rank Kendall digunakan untuk mencari Kedai Kopi ini dimulai dari 13 september
hubungan dan menguji hipotesis antara dua 2014 oleh tiga orang yaitu Agung M.Faisal,
variabel atau lebih, bila datanya berbentuk Khairil Faisal dan Gilang Pramudhita, kedai
ordinal atau ranking (Sugiono, 2014). kopi ini dinamakan Kedai Kopi Apik, Nama
Suatu variabel/data dikatakan berskala Kopi Apik merupakan ide yang berasal dari
ordinal apabila pengukuran data menunjukan gagasan pemilik untuk menanamkan nama
adanya tingkatan atau data ranking. Skala kedai melalui seduhan kopi yang apik.Diawali

142
Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan Volume 4 Nomor 2 Desember 2016

dengan metode penyeduhan manual dengan adalah karena kekuatan pertemanan yang
tujuan untuk menambah pengalaman ada,sehingga di kedai kopi inilah akhirnya
pengunjung dalam menikmati kopi. Metode mendapatkan jaringan pertemanan yang
seduh yang diperkenalkan diantaranya adalah saling terhubung antara yang satu dengan
dengan menggunakan Vietnam drip, Pour yang lain. Pertemanan adalah faktor
over maupun French press dan moka pot. terpenting didalam mendapatkan rejeki,
Kedai Kopi Apik berdiri karena apapun jenis usahanya. Jadi, dengan alasan
banyaknya pecinta kopi dari berbagai itulah Kedai Kopi Apik mengusung Motto
kalangan. Kedai kopi ini menjual berbagai “Meracik Ukhuwah Kaffeinniyah”
varian kopi nusantara yang bertujuan untuk Produk yang dijual di Kedai Kopi Apik
memperkenalkan kepada masyarakat harganya terjangkau dan telah ditentukan
bahwasanya Indonesia memiliki berbagai dengan pertimbangan strategis serta
macam kopi yang saat ini masih belum memungkinkan untuk bersaing dengan
diketahui oleh masyarakat pada umumnya, produk-produk lain. Produk-produk utama
seperti Aceh Gayo, Bali Kintamani, Sumatera yang ditawarkan adalah Kopi single origin
Lintong, Toraja, Flores Bajawa, Malabar, dan dari berbagai daerah di Indonesia.
Maniis Majalengka. Kopi Single Origin adalah kopi yang
Respon masyarakat tentang Kedai Kopi asli dihasilkan dari daerah tertentu tanpa
Apik cukup positif mengingat edukasi yang tercampur dari daerah laiinnya, dan
diberikan serta produk yang ditawarkan kedai mempunyai karakteristik rasa dan aroma yang
kopi Apik cukup beragam dengan harga yang berbeda dari setiap daerahnya. Kopi Sumatera
terjangkau sehingga masyarakat tertarik untuk dengan Aroma rempah yang kuat dan tekstur
menikmati dan merasakan pengalaman halus dan berbau tajam, Sulawesi dengn rasa
meminum kopi nusantara yang beraneka yang kuat dan kadar asam yang tinggi, Aceh
ragam. Gayo dengan rasa lebih pahit dan tingkat
keasaman yang rendah, Bali Kintamani
Visi dan Misi Kedai Kopi Apik memiliki cita rasa buah-buahan yang asam
dan segar, Papua Wamena dengan tingkat
1. Visi keasaman rendah, rasa ringan dan lembut,
Visi Kedai Kopi Apik yaitu Memuliakan serta aroma yang tajam dan nyaris tanpa
Petani Kopi Indonesia. ampas, Flores Bajawa memiliki aroma fruity
2. Misi dan sedikit bau tembakau pada after taste-nya,
Misi Kedai Kopi Apik yaitu Kedai Kopi dan kopi Pulau Jawa memiliki aroma rempah
Apikdengan memberdayakan petani lokal yang unik dan rasa yang lembut.
agar hasilnya dapat dinikmati secara luas Secara garis besar produk Kopi Apik
dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu
Tujuan perusahaan adalah : coffee dan noncoffee. Menu yang berbahan
1. Menjaga eksistensi perusahaan dan dasar kopi yaitu espressso, vietcong, black
pengembangan usahanya serta coffee , iced vanillla dan banyak lagi produk
meningkatkan kesejahteraan pemilik usaha lainnya yang berbahan dasar kopi, sedangkan
dan karyawan. untuk non coffee yaitu iced tea, iced teh tarik,
2. Meningkatkan jumlah pelanggan/ flav. black tea, coklat.
konsumen baru.
3. Memuaskan pelanggan. Biaya Total Kedai Kopi Apik
4. Mencapai visi dan misi yang didukung Biaya usaha Kedai Kopi Apik dapat
oleh perkembangan teknologi dalam dibedakan menjadi biaya tetap dan biaya
perusahaan variabel. Biaya tetap terdiri dari sewa
5. Motto bangunan dan penyusutan alat, sedangkan
Kedai Kopi Apik mengusung motto biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan
yang cukup unik yaitu “Meracik Ukhuwah yang cenderung berubah-ubah dalam kurun
Kaffeinniyah”. Kedai Kopi Apik bisa waktu tertentu seperti kopi, coklat, gula, es
bertahan diantara kedai-kedai yang lain batu, sirup dan tenaga kerja.
yang ada di Majalengka ini tidak lain

143
Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan Volume 4 Nomor 2 Desember 2016

Biaya tetap didefinisikan sebagai biaya sebagai biaya yang sifatnya berubah-ubah
yang sifatnya tidak dipengaruhi oleh besarnya sesuai dengan besarnya produksi. Lebih
produksi, pada Kedai Kopi Apik, biaya tetap jelasnya dijelaskan seperti Tabel 1. berikut
ini terdiri dari sewa bangunan dan ini:
penyusutan alat. Biaya variabel didefinisikan

Tabel 1. Biaya Total kedai Kopi Apik

Harga Jumlah Biaya


No Uraian Kebutuhan
(Rp) (Rp)
Biaya tetap
1 Sewa Bangunan(per bulan) 1 1.500.000
2 Penyusutan alat 17 500.660
Total Biaya Tetap 2.000.660
Biaya variabel
1 Black Tea 3 Bungkus 20.000 60.000
2 Cemilan Ringan 275 Bungkus 1.000 275.000
3 Coffee Bag 1Pack 129.000 129.000
4 Coklat Bendico 1Zak 528.000 528.000
5 Es Batu 86 Bungkus 1.000 86.000
6 Flav Bakck Tea 1 Bungkus 20.000 20.000
7. Gaji Pegawai 3.200.000
8. Gelas Plastik 1Pack 15.000 15.000
9. Green Bean Gayo 2 Kg 207.000 207.000
10. Green Malabar 2 Kg 180.000 180.000
11. Gula Palm 2 Bungkus 23.000 46.000
12. Gula Pasir 12 kg 8.000 96.000
13. Kertas Kasir 1Roll 9.000 9.000
14. Kertas Memo 2 Pack 22.500 45.000
15. Kertas Print 1Pack 19.000 19.000
16. Kopi Kohlie 5 kg 1.158.000 1.158.000
17. Kopi Tanamera 1 kg 560.000 560.000
18. Lampu Bohlam 2 15.000 30.000
19. Listrik 102.000 102.000
20. Marjan Mocha 1Botol 20.000 20.000
21. Marjan Vanilla 2Botol 20.000 40.000
22. Omela 4 Kaleng 9.000 36.000
23. Paper Cup 1Pack 50.000 50.000
24. Parkir Yogya 1 1.000 1.000
25. Retur Dapur 2.587.000 2.587.000
26. Sedotan 4Pack 7.000 28.000
27. Sirup Caramel 3Botol 17.000 51.000
28. Susu Diamond 3Dus 487.000 487.000
29. Teh Celup 5Pack 5.000 5.000
30. THR Pegawai 1.400.000
31. Tisu Gulung 1Roll 23.900 23.900
Total Biaya Variabel 11.513.900
Jumlah 13.514.560
Sumber : Data Primer Penelitian diolah Tahun 2016.

144
Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan Volume 4 Nomor 2 Desember 2016

Berdasarkan Tabel 1. Di atas, biaya keseluruhan. Biaya tenaga kerja merupakan


total yang dikeluarkan dalam Usaha Kedai komponen biaya yang paling besar yaitu
Kopi Apik Pada Bulan Juli 2016 adalah mencapai Rp. 3.200.000 ,- atau sekitar 27%
sebesar Rp13.514.560.,- terdiri dari biaya dari seluruh biaya total, diurutan kedua Retur
tetap dan biaya variabel. Biaya tetap Kedai Dapur yaitu sebesar Rp. 2.587.000,- sekitar
Kopi Apik terdiri dari sewa Bangunan dan 22%, diurutan yang ketiga yaitu Kopi kohlie
penyusutan alat sebesar Rp. 2.000.660,- sebagai bahan baku utama yaitu mencapai
Biaya variabel terdiri dari biaya untuk Rp.1.158.000,- atau sekitar 9 % dari seluruh
Black tea, green Bean Gayo, Green Bean biaya total.
Malabar, Gaji Pegawai dan Kebutuhan Penerimaan atau output merupakan
lainnya dalam biaya variabel. Besarnya biaya nilai dari produk Kedai Kopi Apik yang
variabel Usaha Kedai Kopi Apik dihasilkan. Penerimaan dalam suatu usaha
Rp11.513.900,- atau sekitar 85% dari dipengaruhi jumlah produk yang dihasilkan
keseluruhan biaya total. Biaya varibel atau produktivitas dan harga pada saat
merupakan biaya yang paling besar dari penjualan. Penerimaan usaha kedai Kopi Apik
keseluruhan biaya total apabila dibandingkan Kabupaten Majalengka tertera pada Tabel 2.
dengan biaya tetap yang hanya sebesar Rp. berikut ini.
2.000.660,- atau hanya 15% saja dari biaya

Tabel 2. Penerimaan Usaha Kedai Kopi Api

Harga Satuan Jumlah


No Menu Jumlah
(Rp) (Rp)
1 Espresso 18 11.000 198.000
2 Vietcong 342 7.000 2.394.000
3 Latte 63 12.000 756.000
4 Cappuccino 40 12.000 480.000
5 Iced Vanilla 93 14.000 1.302.000
6 Iced Coffee Latte 40 14.000 560.000
7 Iced Mocha Latte 40 14.000 560.000
8 Iced Caramel Latte 57 14.000 798.000
9 Iced Coffee 90 12.000 1.080.000
10 Iced Cappuccino 30 14.000 420.000
11 Iced Tea 154 4.000 616.000
12 Iced Flav Blacktea 41 9.000 369.000
13 Hot Tea 15 3.000 45.000
14 Teh Tarik 25 10.000 250.000
15 Hot Chocolate 65 8.000 520.000
16 Iced Chocolate 173 10.000 1.730.000
17 Black Coffe 111 6.000 666.000
18 Long Black 25 10.000 250.000
19 Iced Teh Tarik 79 12.000 948.000
20 Black Coffee Pourover 87 10.000 870.000
21 Nasi Goreng 149 10.000 1.490.000
22 Mie Tektek 86 10.000 860.000
23 Otak-Otak 114 9.000 1.026.000
24 Pisang Bakar 18 7.000 126.000
25 Roti Panggang 133 6.000 798.000
26 Kacang (Cemilan) 402 1.000 402.000
Jumlah 19.514.000
Sumber : Data Primer diolah Tahun 2016

145
Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan Volume 4 Nomor 2 Desember 2016

Berdasarkan Tabel 2. di atas mempunyai keunikan dalam penyeduhannya


menunjukan bahawa penjualan yang terbesar yaitu dengan vietnam drip yang membuat
pada bulan juli adalah Vietcong dengan 342 konsumen tertarik untuk membelinya.
atau sebesar Rp.2.394.000,-, penjualan yang
terbesar ke dua pada bulan juli adalah iced Pendapatan Usaha Kedai Kopi Apik
chocolate dengan 173 atau sebesar Pendapatan adalah selisih antara penerimaan
Rp.1730.000,-. Sehingga dapat disimpulkan dikurangi dengan biaya total. Data hasil
bahwa penjualan terbesar bahwa penjualan analisis pendapatan bersih Usaha Kedai Kopi
pada bulan juli adalah Vietcong, sealain Apik dapat dilihat pada Tabel 3. berikut ini :
karena harganya terjangkau vietcong juga

Tabel 3. Pendapatan Usaha Kedai Kopi Apik Majalengka

No Komponen Variabel Nilai (Rp)


1 Biaya Total 12.114.560
2 Penerimaan 19.514.000
3 Pendapatan Bersih 7.399.440
Sumber : Data Primer diolah Tahun 2016.

Berdasarkan Tabel 3. di atas dapat 95%. Berdasarkan hasil uji kolerasi tersebut
dijelaskan bahwa pendapatan usaha kedai maka diperoleh :
Kopi Apik pada bulan juli tahun 2016 tahun 1. Nilai signifikansi (Sig.) Kualitas produk
2015 adalah sebesar Rp7.399.440,-. Besar sebesar 0,004 < 0,005. Maka dapat
pendapatan pada Kedai Kopi Apik ini apabila disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha
kita bandingkan dengan Upah Minimum diterima, artinya ada hubungan antara
Regional (UMR) Kabupaten Majalengka Kualitas Produk dengan kepuasan
mulai tahun 2016 sebesar Rp.1.200.000,- Konsumen.
adalah sangat besar sekali dan sangat jauh 2. Nilai Signifikansi Kualitas Pelayanan
bedanya dengan UMR Kabupaten sebesar 0,000 < 0,005 dan nilai. Maka
Majalengka. dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan
Ha diterima, artinya ada hubungan antara
Uji Hipotesis Kualitas pelayanan dengan kepuasan
Sebelum membuat kesimpulan dari Konsumen.
hasil analisis tersebut maka langkah pertama Nilai signifikansi (Sig.) Kualitas Lokasi
adalah membuat hipotesis terlebih dahulu. sebesar (Sig.) 0,666 > 0,05. Maka dapat
Adapun hipotesis yang dibuat adalah sebagai disimpulkan bahwa H0 diterima dan Ha
berikut : ditolak, artinya Tidak Ada Hubungan antara
Ho : Tidak Ada hubungan antara kualitas Kualitas Lokasi dengan kepuasan konsumen.
produk Kualitas pelayanan dan Hasil analisis juga menunjukkan bahwa nilai
kualitas lokasi dengan kepuasan korelasi (r) pada masing-masing variabel.
konsumen Berdasarkan panduan interpretasi koefisien
Ha : Ada hubungan antara Kualitas korelasi yang dikemukakan sugiyono (2007) :
Produk, Kualitas Pelayanan dan 0,00 – 0,199 = Sangat Rendah
Kualitas Lokasi dengan kepuasan 0,20 – 0,399 = Rendah
konsumen. 0,40 – 0,599 = Sedang
Kriteria pengujian adalah; terima Ho, 0,60 – 0,799 = Tinggi
apabila Nilai signifikansi lebih kecil dari 0,80 – 1,000 = Sangat Kuat
0,005 pada tingkat kepercayaan 95%, dan Koefisien korelasi (r) Kualitas Produk
tolak Ho apabila angka signifikansi lebih sebesar 0,351 menunjukkan bahwa korelasi
besar dari 0,005 pada tingkat kepercayaan (keeratan hubungan) antara Kualitas Produk

146
Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan Volume 4 Nomor 2 Desember 2016

dengan Kepuasan Konsumen termasuk dalam (keeratan hubungan) antara Kualitas Lokasi
kategori hubungan Rendah. dengan Kepuasan Konsumen termasuk dalam
Koefisien korelasi (r) Kualitas Produk kategori hubungan yang Sangat Rendah.
sebesar 0,651 menunjukkan bahwa korelasi Hasil analisis bagaimana Korelasi
(keeratan hubungan) antara Kualitas antara Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan
Pelayanan dengan Kepuasan Konsumen dan Kualitas Lokasi dengan Kepuasan
termasuk dalam kategori hubungan Tinggi. Konsumen dapat dilihat dari hasil uji Kolerasi
Koefisien korelasi (r) Kualitas Produk Kendall’s Tau_b yang disajikan pada Tabel 4.
sebesar -0,051 menunjukkan bahwa korelasi berikut. :

Tabel 4. Korelasi Antara Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan dan Kualitas Lokasi dengan
Kepuasan Konsumen Kepuasan Konsumen

Correlations
Kualitas Kualitas Kualitas
Produk Pelayanan Lokasi Kepuasan Konsumen
Kendall's Kualitas Correlation
1.000 .149 -.004 .351**
tau_b Produk Coefficient
Sig. (2-tailed) . .221 .971 .004
N 70 64 64 64
Kualitas Correlation
.149 1.000 -.098 .605**
Pelayanan Coefficient
Sig. (2-tailed) .221 . .407 .000
N 64 64 64 64
Kualitas Correlation
-.004 -.098 1.000 -.051
Lokasi Coefficient
Sig. (2-tailed) .971 .407 . .666
N 64 64 64 64
Kepuasan Correlation
.351** .605** -.051 1.000
Konsumen Coefficient
Sig. (2-tailed) .004 .000 .666 .
N 64 64 64 64
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2 taililed).
Sumber : Data Primer diolah Tahun 2016

Berdasarakan hasil uji Kolerasi dari Terdapat Hubungan antara Kualitas


ketiga variabel (Kualitas Produk, Kualitas Produk dengan kepuasan konsumen dengan
Pelayanan dan Kualitas Lokasi). Terdapat nilai signifikansi 0,004 < 0,005 dan Koefisien
Hubungan antara Kualitas Pelayanan dengan Kolerasi (r) sebesar 0,351 pada kategori
Kepuasan Konsumen dengan nilai rendah. Hal ini disebabkan karena Karateristik
siginifikansi 0,000 < 0,005 dan koefisien dari produk Kopi apik sudah sesuai dengan
kolerasinya (r) sebesar 0,651 pada Kategori apa yang diharapkan (Kekentalan, aroma dan
tinggi. Ini disebabkan karena Karyawan Kedai rasa), Menu produk yang bervariasi,
Kopi Apik selalu bernampilan rapi dan Ketetapan ukuran dan kesesuaian dengan
menarik, karyawan kedai kopi apik juga selalu harga yang diberikan, Kecepatan, kemudahan
sopan dan murah senyum. Kedai Kopi apik dalam perbaikan produk (kekentalan, aroma
selalu memperhatikan dekorasi ruangan dan dan rasa), Produk yang disajikan mempunyai
juga fasilitas yang disediakan seperti meja dan penampilan yang menarik. Koefisien Kolerasi
kursi, wifi dan fasilitas lainnya sehingga kualitas produk ada pada kategori rendah, hal
konsumen merasa nyaman. ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan
konsumen tentang berbagai jenis kopi

147
Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan Volume 4 Nomor 2 Desember 2016

misalnya kopi arabika dan robusta, konsumen masih dibawah UMR (Pendapatan Pemilik
juga masih terbiasa menikmati kopi dengan Rp. 7.399.440,- Pendapatan karyawan rata-
gula atau creamer dan produk kopi apik ratanya adalah Rp. 625.000,- UMR
khususnya menu makanan di kedai kopi apik Majalengka Rp. 1.200.000,-)
masih kurang banyak dan perlu ditambah lagi b. Pada perusahaan kedai kopi apik
variasi menu makanannya. menunjukan ada korelasi antara kualitas
Tidak terdapat hubungan antara produk dan kualitas pelayanan dengan
Kualitas Lokasi dengan kepuasan konsumen kepuasan konsumen, sedangkan untuk
dengan angka signifikansi 0,666 > 0,005 dan kualitas lokasi tidak korelasi dengan
Koefisien Kolerasi (r) sebesar -0,051 pada kepuasan konsumen.
kategori sangat rendah. Hal ini disebabkan
karena sebagian konsumen ragu dengan DAFTAR PUSTAKA
pernyataan terhadap akses dan visibilitas AKDON dan RIDUWAN. 2008. Rumus dan
yaitu lokasi kopi apik mudah di jangkau oleh data statistika. Cetakan
transportasi umum dan mudah dilihat dengan pertama.Bandung : Alfabeta
jelas dari jarak pandang normal, sebagian IBNU, WIDIYANTO. 2008. Pointers :
konsumen ragu bahwatempat parkir dan Metodologi Penelitian. Semarang :
ekspansi yaitu tempat parkir yang luas serta BP Undip.
aman dan tersedia tempat yang cukup luas FARIDA, JASFAR. 2005. Manajemen Jasa
untuk perluasan usaha dikemudian hari , dan Pendekatan Terpadu.Bogor : Galia
tidak ada kompetisi yaitu lokasi usaha Indonesia.
terdapat banyak usaha sejenis (pesaing). Tidak KOTLER, PHILIP dan G. ARMSTRONG.
adanya hubungan antara kualitas lokasi 2008.Prinsip-prinsip Pemasaran.
dengan kepuasan konsumen ini juga karena Edisi 6. Jilid ke 1”.Jakarta :Penerbit
interpretasi jawaban responden terhadap Erlangga
penilaian kualitas lokasi sebesar 1161 pada KOTLER, PHILIP. 2005. Manajamen
kategeri sedang. Pemasaran, Jilid 1 dan 2. Jakarta: PT.
Indeks Kelompok Gramedia.
KESIMPULAN MANURUNG, D. 2005. Pengaruh Variable
Berdasarkan hasil penelitian dan Kepuasan Konsumen Terhadap
analisis data yang telah dilakukan di Kedai Loyalitas Merek. Jurnal Riset
Kopi Apik di Majalengka mengenai faktor- Ekonomi dan Manajemen.
faktor yang mempengaruhi kepuasan ROCHAETY, ETY, R. TRESNATI dan A.
konsumen di kedai kopi apik, maka peneliti M. LATIEF. 2009. Metodologi
mengambil kesimpulan sebagai berikut : Penelitian Bisnis Dengan Aplikasi
a. Kedai Kopi Apik adalah suatu perusahaan SPSS. Edisi Revisi. Jakarta : Mitra
yang melakukan agroindustri kopi arabika Wacana Media.
dan robusta yang menjadi minuman kopi SUGIYONO. 2009. Metode Penelitian Bisnis.
dan dipasarkan sendiri dengan visi, misi, Jakarta : Raja Grafindo Persada.
tujuan dan strukutur organisasi yang sudah . 2014. Metode Penelitian
jelas. Dimana kepemilikannya gabungan Pendidikan Kualitatif dan Kuantitatif.
dari 3 orang dan berkontribusi terhadap Bandung : Alfabeta.
kesempatan berusaha, dimana kedai kopi FANDY, T. 2005. Service, Quality and
apik dipekerjakan 3 orang pegawai selain Satisfaction. Yogyakarta : Andi.
pemilik. Pendapata kedai kopi apik ada .2007. Strategi Pemasaran.
perbedaan dilihat dari besarnya antara Yogyakarta : Andi.
pemilik dan karyawan, dimana pendapatan WULANDARI, I. SEVIA. 2012. Analisis
pemilik lebih besar dibandingkan dengan Pengaruh Kualitas Pelayanan
karyawan dan pendapatan pemilik dan Terhadap Kepuasan Konsumen pada
karyawan ini dibandingkan dengan UMR Kedai Kopi Starbucks Cabang Alam
majalengka ternyata ada perbedaan, untuk Sutera .Jurnal ekonomi Manajemen.
pemilik diatas UMR dan untuk karyawan Jakarta : Universitas Guna Darma
.

148

You might also like