Professional Documents
Culture Documents
Survei Tentang Manajemen Fisioterapi Pada Pasien Pasca Bedah Torak Dan Abdomen Atas Di Rumah Sakit Tipe A Dan B Di Jawa Dan Bali
Survei Tentang Manajemen Fisioterapi Pada Pasien Pasca Bedah Torak Dan Abdomen Atas Di Rumah Sakit Tipe A Dan B Di Jawa Dan Bali
Survei Tentang Manajemen Fisioterapi Pada Pasien Pasca Bedah Torak Dan Abdomen Atas Di Rumah Sakit Tipe A Dan B Di Jawa Dan Bali
A dan B di
Jawa dan Bali
Nur Basuki
Jurusan Fisioterapi, Poltekes Depkes, Surakarta
Jl. Adi Sumarmo, Solomadu Karanganyar, Solo
nurbasuki@yahoo.com
Abstract
The happening of complication paru pasca operation often found in patients after done
operation action in abdomen part on and piston operation. physiotherapy as one of has
character to minimalizing risk the happening of complication lung. Technics physio-
therapy that used in patient pasca operation highly varied and still to be controversy
about technics best to overcome that troubleshoot pasca surgery action. Aim from this
watchfulness detects description about physiotherapy management in patient pasca ope-
ration action abdomen part on and piston operation in this time done at home ill type a
and b at java and balinese. Watchfulness method: a questioner sent to 35 hospital
widespread at Java and Balinese that ask about about reference pattern, patient profile,
technics physiotherapy that given in patient pasca operation abdomen part on and piston
operation. As much as 68,5% from respondent gives response towards this watchfulness.
Data analyzed to use independent t-test and chi-square. Result from this watchfulness is
identificated that fisioterapis doesn't has direct access in patient without get reference
from doctor. Although in the case of physiotherapy technics kind that is given, fisioterapis
only get a little information from doctor. Assumpted that a large part fisioterapis in ope-
rated base in erudition that obtained during follow education from in base in scientific.
More than 50%respondent doesn't has access towards watchfulness result. Technics
breath practice in (deep breating exercise) be technics most commonly used to increase
lung function.
berakibat tekanan transpulmonary menjadi ne- fisioterapis dalam memberikan fisioterapi pada
gatif. Tekanan negatif ini menyebabkan saluran pasien pasca tindakan pembedahan. Tujuan
napas yang kecil akan menyempit atau bahkan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan
menutup (Craig, 1981; Nunn, 1990; Wahba, gambaran tentang manajemen fisioterapi ter-
1991). Penyempitan saluran napas ini ber- kini pada pasien pasca tindakan bedah torak
akibat pada penurunan ventilasi pada area de- dan bedah abdomen bagian di rumah sakit tipe
penden, sehingga mengakibatkan rendahnya A dan B se Jawa dan Bali.
ratio ventilasi/perfusi, sehingga hal ini ber-
pengarug terhadap timbulnya gangguan pertu- Metode Penelitian
karan gas yang pada akhirnya terjadi arterial Desain dari penelitian ini adalah studi
hypoxaemia. Saluran napas kecil yang me- deskriptif berbentuk survei. Subyek dalam pe-
nyempit tadi kadang gagak untuk membuka nelitian ini adalah senior fisioterapist yang
kembali, sehingga akan menimbulkan total bekerja di bangsal bedah pada rumah sakit tipe
kolaps dari paru bagian dependent yang dapat A dan tipe B di Jawa dan Bali. Semua subyek
memunculkan terjadinya syndroma atelectasis yang berpartisipasi dalam penelitian ini diminta
(Craig, 1981). untuk menjawab pertanyaan yang telah di-
Sampai saat ini belum ada data yang susun dalam bentuk kuesener yang telah dipi-
dipublikasikan tentang gambaran manajemen lotkan sebelumnya. Sebanyak 35 fisioterapis
fisioterapi untuk mengurangi terjadinya kom- dari 35 rumah sakit pemerintah telah diminta
plikasi paru pada pasien pasca tindakan bedah untuk berpartisipasi dengan cara mengirimkan
torak dan bedah perut bagian atas di melalui pos berisi tentang surat permohonan
Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian yang berpartisipasi dalam penelitian beserta pen-
dilakukan di Australia dan New Zealand ten- jelasannya, satu set kuesener dan surat per-
tang gambaran fisioterapi manajemen pada nyataan kesediaan berpartisipasi dalam pene-
pasien pasca perasi bedah jantung koroner litian. Dalam penelitian ini tidak ada rumah
ditemukan bahwa fisioterapi berperan baik se- sakit swasta yang dilibatkan. Subyek penelitian
belum maupun sesudah operasi. Beberapa tek- diberi waktu lima minggu untuk melengkapi
nik yang diberikan antara lain: Deep Breathing kuesener ini, kemudian mengirinkannya kem-
Exercise (DBE), Thoracic Expansion Exercise bali ke peneliti melalui amplop berperangko
(TEE), Sustained Maximal Inspriration (SMI), yang telah disediakan.
Active Cycle of Breathing Technigue (ACBT), Tiga minggu dari tanggal dikirimkannya
Incentive Spirometry, Positioning, Latihan Ba- kuesener, seluruh subyek penelitian ditelepon
tuk efektif, Huffing, Forced Expiration Tech- untuk menanyakan apakah sudah menerima
nigue (FET), Intermittent Positive Pressure kuesener dan mengingatkannya untuk mengisi
Breathing (IPPB), Continuous Positive Airway kuesener dan mengirimkannya kembali. Kera-
Pressure (CPAP), Positive Expiratory Pressure hasiaan nama responden sangat dijaga dalam
(PEP) dan Manual Hyperinflation (MH) (Tucker prosedur penelitian ini, masing-masing kuese-
et al, 1996). Tehnik-tehnik tersebut ada yang ner diberi kode, bukannya nama responden
dilakukan sendirian oleh fisioterapis mapun pe- ataupun nama rumah sakit.
rawat, tetapi ada pula yang dilakukan ber- Semua data yang terkumpul dianalisa
sama-sama. Disamping tehnik-tehnik di atas menggunakan bantuan software SPSS 11.0 for
pasien juga diberikan latihan-latihan seperti: windows. Dalam penelitian ini utamanya
latihan pada anggota gerak atas dan bawah, menggunakan analisa statistik deskriptif. Se-
latihan pada leher dan badan, latihan ambulasi, dang untuk membandingkan dua variabel yang
latihan naik tangga, home program serta pem- berbeda digunakan uji statistik inferential de-
berian informasi melalui leaflet. ngan t-test. Nilai probabilitas alfa (p) sama
Disamping belum adanya data tentang dengan 0,05 digunakan untuk menyatakan
gambaran tentang manajemen fisioterapi, be- adanya data statistik yang bermakna.
lum diketahui pula tentang pengaruh dari hasil-
hasil penelitian terkini terhadap para praktisi
108 Jurnal Fisioterapi Indonusa Vol. 7 No. 2, Oktober 2007
Survei Tentang Manajemen Fisioterapi pada Pasien Pasca Bedah Torak dan Abdomen atas di Rumah Sakit Tipe A dan B di
Jawa dan Bali
Tabel 2
Tehnik fisioterapi untuk membersihkan jalan napas
Sebelum Operasi Sesudah Operasi
Sering Kadang2 Tak Sering Kadang2 Tak
(%) (%) Pernah (%) (%) Pernah
(%) (%)
ACBT 29,4 47,1 23,5 17,6 47,1 35,3
PD 66,7 33,3 0 70,0 25,0 0
Perkusi 64,7 29,4 5,9 63,2 36,8 0
Vibrasi 76,5 23,5 0 78,9 21,1 0
SC 82,4 17,6 0 85 15 0
FET 55,6 33,3 11,1 52,9 29,4 17,6
Neb 35,3 35,3 29,4 31,6 42,1 26,3
Suction 18,8 50,0 31,3 26,3 52,6 21,1
pun sesudah operasi untuk mendapatkan gam- otot tersebut akan lebih dipermudah beker-
baran tentang mukus dan penurunan suara janya untuk meningkatkan inspirasi (Ross &
pernapasan yang menurun yang sering terjadi Dean, 1992). Disamping itu FRC juga lebih
pada pasca operasi bedah torak dan abdomen besar pada posisi duduk tegak dari pada tidur
atas. terlentang. FRC yang optimum berhubungan
Penemuan tentang tehnik fisioterapi erat dengan penurunan penutupan saluran na-
yang digunakan pada pasien pasca bedah to- pas dan memaksimalkan oksigenasi di alveolus.
rak dan abdomen bagian atas pada survei ini Oleh karena itu tidur terlentang harus dihindari
sangat bervariasi. Dari kelima tehnik yang di- dan duduk tegak harus diupayakan untuk men-
gunakan untuk meningkatkan volume paru, cegah penutupan jalan napas dan gangguan
DBE merupakan tehnik yang paling umum dila- pertukaran gas (Craig, 1981; Dean, 1996).
kukan diikuti oleh latihan duduk di luar bed dan Latihan batuk efektif yang dugunakan
ambulasi, urutan selanjutnya adalah incentive oleh fisioterapis dalam upaya untuk member-
sprirometry. Di Indonesia belum ada riset yang sihkan jalan napas biasanya dilakukan bersa-
dipublikasikan yang mendukung tehnik terse- maan dengan incentive spirometry. Dua pene-
but pada pasien pasca bedah torak dan abdo- litian yang meneliti tentang manfaat dari tehnik
men atas. Hasil studi yang dilakukan di luar ini pada pasien pasca operasi bedah abdomen
negeri menunjukkan bahwa pemberian DBE atas menemukan bahwa pemberian latihan
dapat meningkatkan jumlah udara yang batuk efektif dan incentive spirometry menu-
dihirup, memperbaiki distribusi ventilasi melalui runkan insiden dari komplikasi paru pasca ope-
sistem ventilasi kolateral (Menkes & rasi (Celli etal, 1984; Roukema etal, 1988).
Traystman, 1977; Webber & Pryor, 1993). Dalam penelitian ini, latihan batuk efektif meru-
Disamping itu mekanisme peningkatan jumlah pakan tehnik paling umum digunakan untuk
udara yang diinspirasi juga disebabkan oleh membersihkan jalan napas baik sebelum ope-
fenomena interdependecy (Mead et al, 1970). rasi maupun sesudah operasi.
Selama inspirasi alveoli yang sehat akan me- Akan tetapi sangat mengejutkan sekali,
ngembang dan akan menggunakan tenaga ternyata dalam penelitian ini ditemukan bahwa
inflasinya pada alveolus disebelahnya yang da- lebih dari separo responden melaporkan sering
pat membantu untuk re-ekspansi pada alveoli menggunakan perkusi (63,2%) dan vibrasi
yang kolaps (Pryor, 1992). Peneliti lain me- (78,9%) untuk membersihkan jalan napas.
nemukan bahwa pernapasan tidal yang dang- Penggunaan perkusi dan vibrasi pada kasus
kal dan cepat dapat mencetuskan terjadinya pasca bedah merupakan hal yang tidak lazim
kolaps secara bertahap, sedang napas dalam dilakukan, karena dapat mencetuskan nyeri in-
mencapai Total Lung Capacity (TLC) dapat me- cisi dan penurunan saturasi oksigen. Oleh ka-
ngembalikan alveolus yang kolaps (Ferris & rena itu penggunaan tehnik ini tidak dianjurkan
Pollard, 1960). Dua penelitian yang dilakukan pada pasien pasca pembedahan (Gallon, 1992).
pada pasien pasca bedah abdomen atas Postural drainage juga merupakan the-
menemukan bahwa incentive spirometry efektif nik yang sering digunakan untuk member-
untuk mencegah terjadinya komplikasi paru sihkan jalan napas dalam survei ini. 70% res-
pasca operasi jika digunakan bersamaan de- ponden melaporkan menggunakan tehnik ini
ngan tehnik fisioterapi yang lain (Celli etal, pada pasca operasi, namun tidak jelas posisi
1984; Roukema et al, 1988). mana yang dipergunakan. Diasumsikan bahwa
Duduk diluar bed sebagi tehnik yang mereka tidak menggunakan posisi kepala ke-
paling sering kedua dilakukan oleh fisioterapis bawah mengingat posisi ini tidak sesuai untuk
Indonesia untuk meningkatkan volume paru beberapa kasus seperti abdominal distention
didukung oleh beberapa literatur. Pada saat dan gastro-oesophageal reflux (Pryor & Web
duduk tegak, isi abdomen turun kebawah men- ber, 1998). Relevansi penggunaan postural
jauhi diafragma karena pengaruh gravitasi dan drainage pada kasus pasca pembedaahan perlu
otot-otot inspirasi seperti intercostal dan sca- dipertanyakan jika tidak ditemukan mukus yang
leni jadi teregang. Hal ini menyebabkan otot- banyak, mengingat bahwa postural drainage