Professional Documents
Culture Documents
Uji Aktivitas Antidiabetes Dari Ekstrak Metanol Bu
Uji Aktivitas Antidiabetes Dari Ekstrak Metanol Bu
Fakultas Farmasi, Universitas 17 Agustus 1945, Jalan Sunter Permai Jaya, Jakarta Utara 14356
Article Info:
Received: 02Juli 2017
ABSTRACT
in revised form: 18 Juli 2017
Accepted: 30 Agustus 2017 Diabetes melitus (DM) is defined as a chronic metabolic disease or disorder
Available Online: 01Oktober 2017 with multiple etiologies characterized by high blood sugar levels. One way
to treat diabetes mellitus is inhibiting the α-glucosidase enzyme. This study
Keywords:
Diabetes melitus, aims to determine the inhibition of α-glucosidase of methanol extract of kiwi
Phytochemicals, fruit (Actinidia deliciosa) . Kiwi fruit (Actinidia deliciosa) contains saponins
Kiwi fruit characterized by the formation of foam, positive flavonoid characterized by
Actinidia deliciosa the formation of a yellow color (orange) and positive alkaloid which is
IC50.
characterized by brown color in wagner test. The inhibition activity test of α-
Corresponding Author: glucosidase enzyme was performed by using spectrophotometric method.
Okpri Meila The results of the inhibition activity test of α-glucosidase enzyme in
Fakultas Farmasi acarbose showed the value of 13,672 μg/mL, while the methanol extract of
Universitas 17 Agustus 1945,
Indonesia kiwi fruit showed IC50 value of 7.219 μg/mL. It demonstrated that the
Phone : +62 82123677577 methanol extract of kiwi fruit has the inhibition activity greater than
Email: okprimeila@gmail.com acarbose.
132
Meila et al./Jurnal Farmasi Galenika (Galenica Journal of Pharmacy) 2017; 3 (2): 132-137
ABSTRAK
Diabetes melitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis
dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah. Salah satu cara pengobatan
diabetes melitus adalah dengan mekanisme kerja penghambatan enzim α-glukosidase. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui penghambatan enzim α-glukosidase pada ekstrak metanol buah kiwi (Actinidia
deliciosa). Buah kiwi (Actinidia deliciosa) mengandung saponin yang ditandai dengan terbentuknya busa,
positif flavonoid yang ditandai dengan terbentuknya warna kuning (jingga) dan positif alkaloid dengan
terbentuknya endapan warna coklat pada uji wagner. Pengujian aktifitas penghambatan enzim α-
glukosidase menggunakan metode spektrofotometri. Hasil uji aktivitas penghambatan enzim α-glukosidase
pada acarbose menunjukan nilai 13,672 ug/mL sedangkan ekstrak metanol buah kiwi menunjukkan nilai
IC50 sebesar 7,219 ug/mL. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak metanol buah kiwi memiliki aktivitas
penghambatan enzim α-glukosidase lebih besar dari pada akarbose.
Kata Kunci : Diabetes Melitus, Fitokimia, Buah kiwi (Actinidia deliciosa), IC50.
0,25 ug/mL, 1 ug/mL, 2 ug/mL, 5 ug/mL,7 ug/mL Persen penghambatan dihitung menggunakan
dan 10 ug/mL. rumus:
𝑐−𝑠
% hambatan = 𝑐
Persiapan Ekstrak Keterangan :S= absorbansi sampel
Ekstrak sebanyak 10 mg dilarutkan dengan 100 C=absorbansi kontrol (Blanko DMSO)
μL dimetil sulfoksida (DMSO) kemudian dicukupkan
volumenya dengan dapar fosfat pH 7,0 pada labu Sedangkan, IC50 dihitung dengan menggunakan
ukur 10 ml sehingga diperoleh larutan ekstrak dengan persamaan regresi linear, konsentrasi sampel sebagai
konsentrasi 10.000 ug/mL, selanjutnya dilakukan sumbu x dan % inhibisi sebagai sumbu y.
pengenceran menjadi 125 ug/mL, 250 ug/mL, 500 Dari persamaan: y = a + bx dapat dihitung
ug/mL, 1000 ug/mL, 1500 ug/mL dan 2000 ug/mL. nilai IC50 dengan menggunakan rumus:
50−𝑎
Uji Efek Inhibisi α-Glukosidase IC50=
Pada ekstrak metanol, dilakukan uji efek 𝑏
inhibisi α-glukosidase.
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Pengujian Blanko
Pemeriksaan organoleptis ekstrak
Larutan dapar fosfat pH 7,0 sebanyak 50 μL
Adapun organoleptis yang dihasilkan adalah :
ditambahkan dengan 10 μL larutan dimetil sulfoksida
Ekstrak yang diperoleh berbentuk cairan kental,
(DMSO), 25 μL paranitrofenil α-D- glukopiranosida
berwarna coklat dan berbau khas
dengan konsentrasi 10 mM, dan enzim α-
Hasil ekstraksi buah kiwi dengan pelarut
glukosidase 0,01 U/mL sebanyak 25 μL. Kemudian
metanol menghasilkan bobot ekstrak sebesar 119
campuran diinkubasi selama 30 menit pada suhu
gram dengan nilai rendemen 23,81%. Untuk nilai
37oC. Setelah masa inkubasi selesai, ditambahkan
susut pengering yang diperoleh dari ekstrak
100 mL Na2CO3 200 mM. Larutan kemudian diukur
metanol buah kiwi sebesar 6,86 %.
adsorbansinya dengan microplate reader pada
Maserasi dilakukan selama 3 x 24 jam. Filtrat
panjang gelombang 410 nm.
hasil ekstraksi tersebut disaring agar terpisah dari
b. Pengujian Sampel
residunya. Seluruh filtrat yang didapat ditampung dan
Larutan dapar fosfat pH 7,0 sebanyak 50 μL
diuapkan dengan menggunakan rotary evaporator
ditambahkan dengan 10 mL larutan sampel (ekstrak)
pada suhu 50ºC hingga metanol menguap seluruhnya
yang konsentrasinya 125 ug/mL, 250 ug/mL, 500 pm,
Keuntungan penggunaan rotary evaporator yaitu
1000 ug/mL, 1500 ug/mL, 2000 ug/mL dan juga
suhu pada proses penguapan dapat dikontrol sehingga
ditambahkan 25 μL p-nitrofenil-α-D-glukopiranosida
dapat menghindari kerusakan zat aktif karena
dengan konsentrasi 10 mM Campuran diinkubasi
pemanasan. Selanjutnya ekstrak metanol yang
selama selama 30 menit pada suhu 37oC lalu
diperoleh, ditimbang untuk menghitung rendemen.
ditambahkan 25 μL laruitan enzim dengan
(Depkes RI, 2000).
konsentrasi 0,01 U/mL. Setelah masa inkubasi
Ekstrasi cara maserasi dipilih karena metode
selesai, kemudian ditambahkan 100 μL Na2CO3 200
maserasi adalah salah satu metode ektraksi cara
mM. Larutan sampel kemudian diukur
dingin yang mudah dilakukan karena alat dan caranya
absorbansinya dengan microplate reader pada
sederhana, dan memungkinkan senyawa aktif yang
panjang gelombang 410 nm.
terkandung didalam simplisia tidak rusak karena cara
c. Pengujian Larutan Standar Akarbose
dingin dapat digunakan untuk simplisia yang tahan
Larutan dapar fosfat pH 7,0 sebanyak 50 μL
dan tidak tahan akan pemanasan. Sedangkan metode
ditambahkan dengan 10 μL larutan sampel yang
ekstraksi cara panas hanya dapat digunakan untuk
konsentrasinya 0,25 ug/mL, 1 ug/mL, 2 ug/mL, 5
simplisia yang tahan dalam pemanasan. Bila
ug/mL, 7 ug/mL, 10 ug/mL dan 25 μL p-nitrofenil-α-
dibandingkan dengan metode cara dingin yang lain
D-glukopiranosida dengan konsentrasi 10 mM,
(perkolasi), metode maserasi di nilai lebih efisien dan
enzim α-glukosidase 25 μL , kemudian diinkubasi
mudah dilakukan, karena metode perkolasi
selama 30 menit pada suhu 37oC. Setelah masa
membutuhkan waktu ektraksi dan pelarut yang lebih
inkubasi selesai, tambahkan 100 μL Na2CO3 200 nm.
banyak
Larutan sampel diukur adsorbansinya dengan
Skrining Fitokimia dilakukan terhadap
microplate reader pada panjang gelombang 410 nm.
senyawa kimia golongan alkaloid, flavonoid,
135
Meila et al./Jurnal Farmasi Galenika (Galenica Journal of Pharmacy) 2017; 3 (2): 132-137
saponin, tanin dan triterpenoid dari ekstrak metanol persamaan regresi linier tersebut diperoleh nilai
buah kiwi. Dari hasil skrining fitokimia dapat koefisien korelasi (r atau r2) sebesar 0,971 dan IC50
disimpulkan bahwa ekstrak metanol dari buah kiwi pada ekstrak metanol buah kiwi sebesar 7,219
(Actinidia deliciosa) positif mengandung flavonoid, ug/mL. Berdasarkan hasil uji aktivitas ekstrak
saponin dan alkaloid pada uji wagner. metanol buah kiwi, apabila dilihat hasil IC50 yang
Metanol dapat menarik alkaloid, steroid, dicapai maka ekstrak metanol buah kiwi memiliki
saponin, dan flavonoid dari tanaman nilai hambatan yang lebih besar dari akarbose
(Thompson,1985). Penelitian Suryanto (2009)
menunjukkan bahwa metanol mampu menarik lebih KESIMPULAN
banyak jumlah metabolit sekunder yaitu senyawa Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan,
fenolik, flavonoid, dan tanin. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Hasil
Sebelum dilakukan uji aktivitas penghambat uji aktivitas penghambatan enzim α-glukosidase pada
enzim α-glukosidase , uji pendahuluan dilakukan akarbose menunjukan nilai IC50 13,672 ug/mL
terlebih dahulu, yang bertujuan untuk mencari termasuk katagori kuat, sedangkan ekstrak Metanol
kondisi yang optimum untuk uji aktivitas enzim. buah kiwi menunjukkan nilai IC50 sebesar 7,219
Prinsip uji pendahuluan dan aktivitas penghambatan ug/mL hal ini menunjukkan bahwa ekstrak metanol
enzim α-glukosidase adalah enzim α- glukosidase buah kiwi memiliki aktivitas penghambatan α-
akan menghidrolisis p-nitrofenil-α-D-glukopiranosida glukosidase, hal ini menunjukkan aktivitas ekstrak
menjadi p-nitrofenol yang berwarna kuning dan etanol buah kiwi menghambat α-glukosidase lebih
glukosa. Aktivitas enzim diukur berdasarkan hasil kuat daripada akarbose.
absorbansi warna kuning p-nitrofenol (Sugiwati dkk,
2009). Uji aktivitas penghambat enzim α-glukosidase DAFTAR PUSTAKA
digunakan metode spektrofotometri. . Faktor koreksi Arum YP, Supartono, Sudarmin. (2012). Isolasi dan
dibuat untuk sampel (S) dan blanko (B). Koreksi Uji Daya Antimkroba Ekstrak Daun Kersen
sampel meliputi dua hal yaitu memastikan bahwa (Muntingia calabura), Jurnal MIPA, 35(2),
natrium karbonat benar-benar sudah menghambat 165-174
kerja enzim dan mengetahui apakah ada absorbansi
yang terbaca dari senyawa selain p-nitrofenol dengan Bosenberg, L. H. (2008). The mechanism of action of
spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang oral antidiabetic drugs :a review of recent
410 nm. (Dewi, et al. 2007). literatur. The Journal of Endocrinolgy,
Pengujian di lakukan dengan berbagai Metabolism andDiabetes of South Africa,
konsentrasi ekstrak buah kiwi agar mengetahui 13(3),80-88
pengaruh konsentrasi ekstrak terhadap daya inhibisi
yang dapat dinyatakan dalam persen inhibisi atau Departemen Kesehatan Republik Indonesia, (2000).
IC50. Persen inhibisi menunjukkan jumlah persentase Parameter Standar Umum Ekstrak
enzim yang dihambat oleh konsentrasi sampel, Tumbuhan Obat, Jakarta
sehingga makin besar nilai persen menunjukkan
makin besar inhibisinya terhadap enzim, dan Farnsworth, N.R, (1996), Biological and
sebaliknya (Hardoko dkk, 2015). IC50 menunjukkan Pytochemical Screening of Plants, Journal of
kemampuan dari sampel dalam menghambat aktivitas Pharmaceutical Sciences, 55(3), 226-227
enzim sebesar 50 persen, sehingga makin kecil nilai
IC50 menunjukkan aktivitas inhibisi makin tinggi, dan Hardoko, Febriani A, Siratantri T. (2015). Aktivitas
sebaliknya. Mardawati et al (2008) menyatakan Antidiabet Secara In vitro Agar-agar,
bahwa IC50 < 50 ug/mL sangat kuat jika bernilai 50- Agarosa, Dan Agaropektin Dari Rumput
100 ug/mL, sedang jika IC50 bernilai 100-150 ug/mL, Laut Gracilaria gigas. Jurnal pengolahan
lemah jika IC50 adalah 150-200 ug/mL, dan sangat Hasil Perikanan Indonesia, 18(2), 128-139
lemah jika nilai IC50> 200 ug/mL. Pengujian terhadap
akarbose digunakan sebagai acuan atau pembanding Harborne JB. (1987). Metode Fitokimia, Bandung,
pada pengujian terhadap ekstrak metanol . Akarbose ITB
mempunyai IC50 sebesar 13,672 ug/mL, sedangkan
ekstrak metanol buah kiwi, persamaan regresi linier International Diabetes Federation. (2011). Diabetes
yang diperoleh adalah y=-12,618+8,673x. Dari Evidence Demands Real Action From The
136
Meila et al./Jurnal Farmasi Galenika (Galenica Journal of Pharmacy) 2017; 3 (2): 132-137
137