Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

Jurnal Farmasi Galenika (Galenika Journal of Pharmacy) 2017; 3 (2): 132 – 137

ISSN : 2442-8744 (electronic)


http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/Galenika/index
DOI : 10.22487/j24428744. 2017.v3.i2.8814

Uji Aktivitas Antidiabetes dari Ekstrak Metanol Buah Kiwi (Actinidia


deliciosa) melalui Penghambatan Aktivitas α-Glukosidase
(Antidiabetic Activity of Kiwi Fruit (Actinidia deliciosa) Extract through Inhibition of α-
Glucosidase Activity)

Okpri Meila*, Noraini

Fakultas Farmasi, Universitas 17 Agustus 1945, Jalan Sunter Permai Jaya, Jakarta Utara 14356

Article Info:
Received: 02Juli 2017
ABSTRACT
in revised form: 18 Juli 2017
Accepted: 30 Agustus 2017 Diabetes melitus (DM) is defined as a chronic metabolic disease or disorder
Available Online: 01Oktober 2017 with multiple etiologies characterized by high blood sugar levels. One way
to treat diabetes mellitus is inhibiting the α-glucosidase enzyme. This study
Keywords:
Diabetes melitus, aims to determine the inhibition of α-glucosidase of methanol extract of kiwi
Phytochemicals, fruit (Actinidia deliciosa) . Kiwi fruit (Actinidia deliciosa) contains saponins
Kiwi fruit characterized by the formation of foam, positive flavonoid characterized by
Actinidia deliciosa the formation of a yellow color (orange) and positive alkaloid which is
IC50.
characterized by brown color in wagner test. The inhibition activity test of α-
Corresponding Author: glucosidase enzyme was performed by using spectrophotometric method.
Okpri Meila The results of the inhibition activity test of α-glucosidase enzyme in
Fakultas Farmasi acarbose showed the value of 13,672 μg/mL, while the methanol extract of
Universitas 17 Agustus 1945,
Indonesia kiwi fruit showed IC50 value of 7.219 μg/mL. It demonstrated that the
Phone : +62 82123677577 methanol extract of kiwi fruit has the inhibition activity greater than
Email: okprimeila@gmail.com acarbose.

Copyright © 2017 JFG-UNTAD


This open access article is distributed under a Creative Commons Attribution (CC-BY-NC-SA) 4.0 International license.

How to cite (APA 6th Style):


Meila O., Noraini. (2017). Uji Aktivitas Antidiabetes dari Ekstrak Metanol Buah Kiwi (Actinidia deliciosa) melalui
Penghambatan Aktivitas α-Glukosidase. Jurnal Farmasi Galenika (Galenika Journal of Pharmacy), 3(2), 132-137.
doi:10.22487/j24428744.2017.v3.i2.8814

132
Meila et al./Jurnal Farmasi Galenika (Galenica Journal of Pharmacy) 2017; 3 (2): 132-137

ABSTRAK

Diabetes melitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis
dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah. Salah satu cara pengobatan
diabetes melitus adalah dengan mekanisme kerja penghambatan enzim α-glukosidase. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui penghambatan enzim α-glukosidase pada ekstrak metanol buah kiwi (Actinidia
deliciosa). Buah kiwi (Actinidia deliciosa) mengandung saponin yang ditandai dengan terbentuknya busa,
positif flavonoid yang ditandai dengan terbentuknya warna kuning (jingga) dan positif alkaloid dengan
terbentuknya endapan warna coklat pada uji wagner. Pengujian aktifitas penghambatan enzim α-
glukosidase menggunakan metode spektrofotometri. Hasil uji aktivitas penghambatan enzim α-glukosidase
pada acarbose menunjukan nilai 13,672 ug/mL sedangkan ekstrak metanol buah kiwi menunjukkan nilai
IC50 sebesar 7,219 ug/mL. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak metanol buah kiwi memiliki aktivitas
penghambatan enzim α-glukosidase lebih besar dari pada akarbose.

Kata Kunci : Diabetes Melitus, Fitokimia, Buah kiwi (Actinidia deliciosa), IC50.

PENDAHULUAN (Actinidia deliciosa) adalah flavonoid dan polifenol.


Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu Diketahui bahwa buah kiwi mengandung zat-zat yang
masalah kesehatan yang besar. Data dari studi global dapat dimanfaatkan sebagai antioksidan karena
menunjukan bahwa jumlah penderita Diabetes kemampuannya melindungi DNA didalam inti sel
Melitus pada tahun 2011 telah mencapai 366 juta manusia dari kerusakan akibat radikal bebas, untuk
orang. Jika tidak ada tindakan yang dilakukan, menghambat penuaan dini dan beberapa jenis
jumlah ini diperkirakan akan meningkat menjadi 552 penyakit degeneratif, untuk mencegah kanker dan
juta pada tahun 2030 (IDF, 2011). Diabetes mellitus kardiovaskuler, penyumbatan darah, stroke dan
telah menjadi penyebab dari 4,6 juta kematian. tekanan darah tinggi, gagal ginjal, diabetes, katarak
Diabetes mellitus (DM) didefinisikan sebagai dan glukoma. Penelitian lain (Anitha Roy, 2011)
suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis menyebutkan bahwa buah kiwi mempunyai senyawa
dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya bioaktif terutama polipenol. Hal ini menunjukan
kadar gula darah disertai dengan gangguan bahwa buah-buahan dan sayuran mencegah insitol
metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein sebagai gula alkohol alami pada buah kiwi berperan positif
akibat insufisiensi fungsi insulin. Penyebab dari dalam mengatur diabetes. Menurut hasil tersebut,
insufisiensi fungsi insulin adalah defisiensi produksi ekstrak metanol buah kiwi memiliki menyerahkan
insulin oleh sel-sel β Langerhans kelenjar pankreas efek yang menguntungkan terhadap penyakit
atau kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap diabetes.
insulin. Pengujian aktivitas penghambat enzim α-
Salah satu cara pengobatan diabetes melitus glukosidase dalam penelitian ini dilakukan pada
tipe 2 yaitu dengan penghambatan kerja enzim α- ekstrak metanol dari buah kiwi. pengujian ini
glukosidase yang berperan dalam konversi menggunakan metode spektrofotometri. Jika ternyata
karbohidrat menjadi glukosa. Dengan dihambatya efektif, buah kiwi tersebut sebagai terapi diabetes
kerja enzim α-glukosidase kadar glukosa dalam darah melitus data penelitian ini akan dijadikan data
dapat dikembalikan dalam batas normal (Bösenberg, pendukung pada uji klinis ekstrak buah kiwi terhadap
2008). pasien diabetes melitus. Selanjutnya ekstrak ini
Banyak tumbuhan yang mengandung diharapkan dapat menjadi suplemen dalam terapi
senyawa bioaktif seperti glukosida, alkaloid, pasien diabetes melitus yang pada akhirnya mampu
terpenoid, dan flavonoid mempunyai aktifitas sebagai menurunkan morbiditas (angka kesakitan) dan
antioksidan dan antidiabetes (Suarsana, et al. 2008). mortalitas (angka kematian) akibat penyakit
Salah satu tumbuhan tersebut adalah buah kiwi tersebut.
sebagai antioksidan. Berdasarkan penelitian Msc
Herry Santoso, Senyawa yang di miliki buah kiwi
133
Meila et al./Jurnal Farmasi Galenika (Galenica Journal of Pharmacy) 2017; 3 (2): 132-137

METODE PENELITIAN ml air panas kemudian didinginkan lalu dikocok


Alat kuat-kuat selama 10 detik lalu ditambahkan 1 tetes
Timbangan analitik, rotary vacum evaporator (Buchi HCL 2 N. Uji positif ditunjukkan dengan
R-125, Jerman), dan microplate reader. terbentuknya buih selama tidak kurang dari 10 menit.
Dapat terbentuk busa dikarenakan oleh sifat saponin
Bahan yang dapat menurunkan tegangan permukaan air.
Bahan kimia yang akan digunakan adalah enzim α- Seperti sabun atau detergen, saponin mempunyai
glukosidase yang berasal dari rekombinan molekul besar yang mengandung gugus hidrofilik
Saccharomyces cereviasiae (Sigma Aldrich, USA), dan lipofilik (hidrofobik) (Farnsworth, 1996).
akarbose, p-nitrofenil-α-Dglukopiranosidasi (PNPG) d. Identifikasi Alkaloid
(Wako Pure Chemical Industries Ltd., Jepang), Ekstrak kental buah kiwi ditambahkan
dimetil sulfoksida (DMSO) (Merck, Jerman), Bovine dengan HCl 2 N. Jika pada penambahan HCl 2 N
Serum Albumin (BSA) (Merck, Jerman), dan diperoleh larutan bening, maka dapat langsung diuji
Metanol. dengan pereaksi Meyer, Dragendorf dan Bouchardad.
Jika tidak bening, maka tambahkan NH4OH + CHCl3,
Cara Kerja lalu tambahkan HCl 2 N, kocok lalu ambil lapisan air
Pembuatan ekstrak Metanol Buah Kiwi dan reaksikan dengan pereaksi Meyer, Dragendrorf
Sebanyak 500 gram serbuk buah kiwi dan Bouchardad. Adanya senyawa alkaloid
diambil dan proses ekstraksi dilakukan dengan ditunjukkan oleh terjadinya endapan putih dengan
menggunakan metode maserasi dengan pelarut pereaksi Meyer, endapan coklat jingga dengan
metanol. Proses maserasi selama 3 x 24 jam. pereaksi Dragendrorf, dan endapan coklat pada
Kemudian dilakukan penyaringan dan didapat pereaksi wagner (Depkes RI, 2000).
filtratnya. Filtrat yang didapat diuapkan dengan e. Identifikasi Triterpenoid
menggunakan rotary evaporator pada suhu 500C Sebanyak 2 mL ekstrak buah kiwi
hingga diperoleh ekstrak kental yang bebas dari ditambahkan CH3COOH glasial sebanyak 10 tetes
pelarut. Ekstrak Buah Kiwi yang dihasilkan akan dan H2SO4 pekat sebanyak 2 tetes. Larutan
digunakan untuk pengujian selanjutnya. dikocok perlahan dan dibiarkan selama beberapa
menit. triterpenoid memberikan warna merah atau
Uji Skrining Fitokimia ungu (Harborne, 1987).
Skrining fitokimia bertujuan untuk
mengetahui kandungan metabolit sekunder yang Penyiapan Larutan Enzim
terkandung dalam ekstrak Metanol buah kiwi Pembuatan larutan enzim dilakukan dengan
sehingga dapat diketahui senyawa yang berpotensi cara menimbang 2,9 mg α-glukosidase dan dilarutkan
sebagai antibakteri. dalam 100 ml larutan dapar fosfat pH 7,0 yang
a. Identifikasi Tanin mengandung 200 mg Bovine Serum Albumin (BSA)
Ekstrak kental ditambahkan 3 tetes larutan dalam kondisi dingin sehingga diperoleh larutan
FeCl3 lalu diamati perubahan warna. Jika terbentuk induk 0,8 U/ml. Selanjutnya di pipet 5 ml dari larutan
warna biru kehijauan maka positif tanin (Farnsworth, induk enzim, diencerkan dengan dapar fosfat pH 7,0
1996). yang megandung Bovine Serum Albumin (BSA) 200
b. Identifikasi Flavonoid mg hingga 10 ml ,kemudian dipipet kembali 1 ml
Ekstrak kental 2 mL ditambahkan 1 mL HCl dari pengenceran kemudian di encerkan dengan
pekat dan ditambahkan 0,05 serbuk Mg. Jika buffer fosfat pH 7,0 hingga 10 ml. hingga diperoleh
terbentuk busa berwarna merah atau jingga, berarti larutan enzim 0,01 U/mL. Larutan enzim dapat
positif tanin. Kemudian dinginkan dan ditambahkan disimpan dalam freezer dengan temperature -20oC
amil alkohol, kocok. Jika warna merah naik ke atas dan tetap stabil hingga 1 bulan.
positif flavonoid. Ekstrak metanol positif terhadap
flavonoid dengan terbentuknya warna merah setelah
direaksikan dengan HCl dan serbuk Mg (Arum et al, Penyiapan Larutan StandarAkarbose
2012). Ditimbang 100 mg akarbose kemudian
c. Identifikasi Saponin dilarutkan dalam buffer fosfat 10 ml. hingga di
Ekstrak kental sebanyak 2-3 mL dimasukkan dapatkan konsentrasi 10 ug/mL. kemudian dilakukan
ke dalam tabung reaksi, lalu dikocok ditambahkan 10 pengenceran sampai diperoleh konsentrasi larutan
134
Meila et al./Jurnal Farmasi Galenika (Galenica Journal of Pharmacy) 2017; 3 (2): 132-137

0,25 ug/mL, 1 ug/mL, 2 ug/mL, 5 ug/mL,7 ug/mL Persen penghambatan dihitung menggunakan
dan 10 ug/mL. rumus:
𝑐−𝑠
% hambatan = 𝑐
Persiapan Ekstrak Keterangan :S= absorbansi sampel
Ekstrak sebanyak 10 mg dilarutkan dengan 100 C=absorbansi kontrol (Blanko DMSO)
μL dimetil sulfoksida (DMSO) kemudian dicukupkan
volumenya dengan dapar fosfat pH 7,0 pada labu Sedangkan, IC50 dihitung dengan menggunakan
ukur 10 ml sehingga diperoleh larutan ekstrak dengan persamaan regresi linear, konsentrasi sampel sebagai
konsentrasi 10.000 ug/mL, selanjutnya dilakukan sumbu x dan % inhibisi sebagai sumbu y.
pengenceran menjadi 125 ug/mL, 250 ug/mL, 500 Dari persamaan: y = a + bx dapat dihitung
ug/mL, 1000 ug/mL, 1500 ug/mL dan 2000 ug/mL. nilai IC50 dengan menggunakan rumus:
50−𝑎
Uji Efek Inhibisi α-Glukosidase IC50=
Pada ekstrak metanol, dilakukan uji efek 𝑏
inhibisi α-glukosidase.
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Pengujian Blanko
Pemeriksaan organoleptis ekstrak
Larutan dapar fosfat pH 7,0 sebanyak 50 μL
Adapun organoleptis yang dihasilkan adalah :
ditambahkan dengan 10 μL larutan dimetil sulfoksida
Ekstrak yang diperoleh berbentuk cairan kental,
(DMSO), 25 μL paranitrofenil α-D- glukopiranosida
berwarna coklat dan berbau khas
dengan konsentrasi 10 mM, dan enzim α-
Hasil ekstraksi buah kiwi dengan pelarut
glukosidase 0,01 U/mL sebanyak 25 μL. Kemudian
metanol menghasilkan bobot ekstrak sebesar 119
campuran diinkubasi selama 30 menit pada suhu
gram dengan nilai rendemen 23,81%. Untuk nilai
37oC. Setelah masa inkubasi selesai, ditambahkan
susut pengering yang diperoleh dari ekstrak
100 mL Na2CO3 200 mM. Larutan kemudian diukur
metanol buah kiwi sebesar 6,86 %.
adsorbansinya dengan microplate reader pada
Maserasi dilakukan selama 3 x 24 jam. Filtrat
panjang gelombang 410 nm.
hasil ekstraksi tersebut disaring agar terpisah dari
b. Pengujian Sampel
residunya. Seluruh filtrat yang didapat ditampung dan
Larutan dapar fosfat pH 7,0 sebanyak 50 μL
diuapkan dengan menggunakan rotary evaporator
ditambahkan dengan 10 mL larutan sampel (ekstrak)
pada suhu 50ºC hingga metanol menguap seluruhnya
yang konsentrasinya 125 ug/mL, 250 ug/mL, 500 pm,
Keuntungan penggunaan rotary evaporator yaitu
1000 ug/mL, 1500 ug/mL, 2000 ug/mL dan juga
suhu pada proses penguapan dapat dikontrol sehingga
ditambahkan 25 μL p-nitrofenil-α-D-glukopiranosida
dapat menghindari kerusakan zat aktif karena
dengan konsentrasi 10 mM Campuran diinkubasi
pemanasan. Selanjutnya ekstrak metanol yang
selama selama 30 menit pada suhu 37oC lalu
diperoleh, ditimbang untuk menghitung rendemen.
ditambahkan 25 μL laruitan enzim dengan
(Depkes RI, 2000).
konsentrasi 0,01 U/mL. Setelah masa inkubasi
Ekstrasi cara maserasi dipilih karena metode
selesai, kemudian ditambahkan 100 μL Na2CO3 200
maserasi adalah salah satu metode ektraksi cara
mM. Larutan sampel kemudian diukur
dingin yang mudah dilakukan karena alat dan caranya
absorbansinya dengan microplate reader pada
sederhana, dan memungkinkan senyawa aktif yang
panjang gelombang 410 nm.
terkandung didalam simplisia tidak rusak karena cara
c. Pengujian Larutan Standar Akarbose
dingin dapat digunakan untuk simplisia yang tahan
Larutan dapar fosfat pH 7,0 sebanyak 50 μL
dan tidak tahan akan pemanasan. Sedangkan metode
ditambahkan dengan 10 μL larutan sampel yang
ekstraksi cara panas hanya dapat digunakan untuk
konsentrasinya 0,25 ug/mL, 1 ug/mL, 2 ug/mL, 5
simplisia yang tahan dalam pemanasan. Bila
ug/mL, 7 ug/mL, 10 ug/mL dan 25 μL p-nitrofenil-α-
dibandingkan dengan metode cara dingin yang lain
D-glukopiranosida dengan konsentrasi 10 mM,
(perkolasi), metode maserasi di nilai lebih efisien dan
enzim α-glukosidase 25 μL , kemudian diinkubasi
mudah dilakukan, karena metode perkolasi
selama 30 menit pada suhu 37oC. Setelah masa
membutuhkan waktu ektraksi dan pelarut yang lebih
inkubasi selesai, tambahkan 100 μL Na2CO3 200 nm.
banyak
Larutan sampel diukur adsorbansinya dengan
Skrining Fitokimia dilakukan terhadap
microplate reader pada panjang gelombang 410 nm.
senyawa kimia golongan alkaloid, flavonoid,

135
Meila et al./Jurnal Farmasi Galenika (Galenica Journal of Pharmacy) 2017; 3 (2): 132-137

saponin, tanin dan triterpenoid dari ekstrak metanol persamaan regresi linier tersebut diperoleh nilai
buah kiwi. Dari hasil skrining fitokimia dapat koefisien korelasi (r atau r2) sebesar 0,971 dan IC50
disimpulkan bahwa ekstrak metanol dari buah kiwi pada ekstrak metanol buah kiwi sebesar 7,219
(Actinidia deliciosa) positif mengandung flavonoid, ug/mL. Berdasarkan hasil uji aktivitas ekstrak
saponin dan alkaloid pada uji wagner. metanol buah kiwi, apabila dilihat hasil IC50 yang
Metanol dapat menarik alkaloid, steroid, dicapai maka ekstrak metanol buah kiwi memiliki
saponin, dan flavonoid dari tanaman nilai hambatan yang lebih besar dari akarbose
(Thompson,1985). Penelitian Suryanto (2009)
menunjukkan bahwa metanol mampu menarik lebih KESIMPULAN
banyak jumlah metabolit sekunder yaitu senyawa Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan,
fenolik, flavonoid, dan tanin. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Hasil
Sebelum dilakukan uji aktivitas penghambat uji aktivitas penghambatan enzim α-glukosidase pada
enzim α-glukosidase , uji pendahuluan dilakukan akarbose menunjukan nilai IC50 13,672 ug/mL
terlebih dahulu, yang bertujuan untuk mencari termasuk katagori kuat, sedangkan ekstrak Metanol
kondisi yang optimum untuk uji aktivitas enzim. buah kiwi menunjukkan nilai IC50 sebesar 7,219
Prinsip uji pendahuluan dan aktivitas penghambatan ug/mL hal ini menunjukkan bahwa ekstrak metanol
enzim α-glukosidase adalah enzim α- glukosidase buah kiwi memiliki aktivitas penghambatan α-
akan menghidrolisis p-nitrofenil-α-D-glukopiranosida glukosidase, hal ini menunjukkan aktivitas ekstrak
menjadi p-nitrofenol yang berwarna kuning dan etanol buah kiwi menghambat α-glukosidase lebih
glukosa. Aktivitas enzim diukur berdasarkan hasil kuat daripada akarbose.
absorbansi warna kuning p-nitrofenol (Sugiwati dkk,
2009). Uji aktivitas penghambat enzim α-glukosidase DAFTAR PUSTAKA
digunakan metode spektrofotometri. . Faktor koreksi Arum YP, Supartono, Sudarmin. (2012). Isolasi dan
dibuat untuk sampel (S) dan blanko (B). Koreksi Uji Daya Antimkroba Ekstrak Daun Kersen
sampel meliputi dua hal yaitu memastikan bahwa (Muntingia calabura), Jurnal MIPA, 35(2),
natrium karbonat benar-benar sudah menghambat 165-174
kerja enzim dan mengetahui apakah ada absorbansi
yang terbaca dari senyawa selain p-nitrofenol dengan Bosenberg, L. H. (2008). The mechanism of action of
spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang oral antidiabetic drugs :a review of recent
410 nm. (Dewi, et al. 2007). literatur. The Journal of Endocrinolgy,
Pengujian di lakukan dengan berbagai Metabolism andDiabetes of South Africa,
konsentrasi ekstrak buah kiwi agar mengetahui 13(3),80-88
pengaruh konsentrasi ekstrak terhadap daya inhibisi
yang dapat dinyatakan dalam persen inhibisi atau Departemen Kesehatan Republik Indonesia, (2000).
IC50. Persen inhibisi menunjukkan jumlah persentase Parameter Standar Umum Ekstrak
enzim yang dihambat oleh konsentrasi sampel, Tumbuhan Obat, Jakarta
sehingga makin besar nilai persen menunjukkan
makin besar inhibisinya terhadap enzim, dan Farnsworth, N.R, (1996), Biological and
sebaliknya (Hardoko dkk, 2015). IC50 menunjukkan Pytochemical Screening of Plants, Journal of
kemampuan dari sampel dalam menghambat aktivitas Pharmaceutical Sciences, 55(3), 226-227
enzim sebesar 50 persen, sehingga makin kecil nilai
IC50 menunjukkan aktivitas inhibisi makin tinggi, dan Hardoko, Febriani A, Siratantri T. (2015). Aktivitas
sebaliknya. Mardawati et al (2008) menyatakan Antidiabet Secara In vitro Agar-agar,
bahwa IC50 < 50 ug/mL sangat kuat jika bernilai 50- Agarosa, Dan Agaropektin Dari Rumput
100 ug/mL, sedang jika IC50 bernilai 100-150 ug/mL, Laut Gracilaria gigas. Jurnal pengolahan
lemah jika IC50 adalah 150-200 ug/mL, dan sangat Hasil Perikanan Indonesia, 18(2), 128-139
lemah jika nilai IC50> 200 ug/mL. Pengujian terhadap
akarbose digunakan sebagai acuan atau pembanding Harborne JB. (1987). Metode Fitokimia, Bandung,
pada pengujian terhadap ekstrak metanol . Akarbose ITB
mempunyai IC50 sebesar 13,672 ug/mL, sedangkan
ekstrak metanol buah kiwi, persamaan regresi linier International Diabetes Federation. (2011). Diabetes
yang diperoleh adalah y=-12,618+8,673x. Dari Evidence Demands Real Action From The
136
Meila et al./Jurnal Farmasi Galenika (Galenica Journal of Pharmacy) 2017; 3 (2): 132-137

Un Summit On Non-Communicable Diseases,


retrieved from http://www.idf.org/diabetes-
evidence-demands-real-action-un- summit-
non-communicable-diseases.

International Diabetes Federation. (2011). One Adult


In Ten Will Have Diabetes By 2030.
Retrueved fromhttp://www.idf.org/media-
events/press-releases/2011/diabetes-atlas-
8th-edition.

Mardawati E, Filianty F, Marta H. (2008). Kajian


Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kulit Manggis
(Garcinia Mangostana L ) Dalam Rangka
Pemanfaatan Limbah Kulit Manggis Di
Kecamatan Puspahiang Kabupaten
Tasikmalaya, Jurnal Teknotan, 2(3)

Sugiwati, Sri., Siswati Setiasih, & Efy Afifah.


(2009). Antihyperglycemic activity of the
mahkota dewa (Phalerria macrocarpa
(Scheff.) Boerl.J leaf extracts as an alpha-
glucosidase inhibitors. Makara Kesehatan,
3(2), hal berapa? .

Suryanto E, & Katja DG. (2009). Aktivitas


Penangkal Radikal bebas dan Penstabil
Oksigen Singlet dari Ekstrak Daun Kunyit
(Curcuma domestica Val.), Chemistry
Progress., 2(2); 87-95

Thompson, E. B. (1985). Drug Bioscreening.


America, Graceway Publishing Company,
Inc. Pp. 40, 118.

Roy, Anitha & friends. (2011). Edible Fruits-


Nature’s Gift For Diabetes paritients –A
Comprhensive Review. Retrieved from http:
// globalresearchonline.net/jounalcontents/
volume9issue2/article-029.pdf.

137

You might also like