Professional Documents
Culture Documents
Makalah Ob 4 Nurul Annisa
Makalah Ob 4 Nurul Annisa
Makalah Ob 4 Nurul Annisa
Disusun Oleh:
Nurul Annisa
04031181520006
Dosen Pembimbing:
198010022005012001
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2016/2017
PengaruhKopi Robusta (Coffeacanephora) sebagaiAntimikrobaPenyakitPeriodontal
Nurul Annisa
04031181520006
Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
ABSTRACT
PENDAHULUAN
Penyakitperiodontalmerupakanpenyakitgigidanmulut yang
memilikipenyebabmultifaktorial, yaitufaktor sistemik, obat-obatan, malnutrisi,
danutamanyadisebabkanolehbakteri yang terakumulasidalamplakgigi.Penyakit
periodontal inidiawalidaritahapringan, yaituperadanganpadagusi yang
jikatidakdirawatdapatbertambahparahhinggamenyebabkanhilangnyaperlekatanjaringan
periodontal padagigi, terjadinyakerusakanpadatulangpendukung, hinggakehilangan
gigi.1
PENYAKIT PERIODONTAL
Penyakit periodontal merupakan salah satu penyakit yang sangat meluas dalam
kehidupan masyarakat dan umumnya menyebabkan tanggalnya gigi akibat inflamasi
dari bakteri yang menghasilkan kerusakan progresif pada jaringan penunjang gigi.
Penyakit periodontal dibagi menjadi 2 kategori utama yaitu gingivitis dan periodontitis.
Gingivitis adalah bentuk penyakit periodontal yang ringan, dengan tanda klinis gingiva
berwarna merah, bengkak, dan mudah berdarah, sedangkan periodontitis ditandai
dengan kehilangan perlekatan dan pembentukan poket yang disebabkan oleh
perkembangan bakteri patogen dan penurunan mekanisme pertahanan diri pasien.3
Coffea canephora atau yang dikenal dengan kopi Robusta (Coffea robusta)
adalah jenis kopi yang berasal dari Afrika bagian pantai barat sampai Uganda. Nama
Robusta dipergunakan untuk tujuan perdagangan, sedangkan Canephora adalah nama
botanis. Kopi Robusta memiliki kelebihan dari segi produksi yang lebih tinggi
dibandingkan jenis kopi lainnya seperti kopi Arabica dan Liberica.5 Kopi Robusta
hingga saat ini merupakan jenis kopi yang mendominasi perkebunan kopi di Indonesia
karena jenis kopi ini memiliki beberapa sifat unggul, salah satu diantaranya yaitu
resisten terhadap penyakit HIV dan memiliki aktivitas antimikroba yang lebih baik jika
dibandingkan kopi Arabica.6Berikut ini penggolongan tingkatan taksonomi Coffea
robusta:
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionita
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Rubiaceace
Genus : Coffea
Kopi Robusta adalah tanaman budidaya berbentuk pohon yang termasuk dalam
ordoRubiaceae dan genus Coffea. Daunnya berbentuk bulat telur dengan ujung sedikit
meruncing. Daun tumbuh berhadapan dengan batang, cabang, dan ranting-ranting
pohon. Permukaan atas daun mengkilat, rata pada tepi daun, pangkal daun tumpul,
panjang 5-15 cm, lebar 4.0-6.5 cm, pertulangan menyirip, tangkai panjang 0.5-1.0 cm,
dan berwarna hijau.5Ciri-ciri umum kopi Robusta secara umum adalah memiliki rasa
seperti cokelat, memiliki bau khas yang manis, tekstur yang lebih kasar dibanding kopi
Arabika, dan tumbuh pada suhu rata-rata 22-30℃.
PEMBAHASAN
Kopi Robusta (Coffea canephora) merupakan biji dari tanaman yang memiliki
kandungan chlorogenic acid yang aktif sebagai antimikroba. Kopi Robusta efektif
dalam menghambat bakteri yang terdapat pada jaringan periodontal seperti
Porphyromonas gingivalis (Pg), Prevotella intermedia(Pi), Fusobacterium nucleatum
(Fn), and Aggregatibacter actinomycetemcomitans (Aa). Berbagai penelitian telah
dilakukan untuk menguji efek antimikrobial dari kopi Robusta terhadap bakteri
periodontal. Penelitian in vitro dilakukan oleh Viral V. Methta et al. dengan
menggunakan metode disc diffusion untuk melihat zona inhibisi dari kopi Robusta yang
diekstrak dengan air steril terhadap bakteri periodontal. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa kopi Robusta adalah jenis kopi yang dengan efek antimikrobial
paling tinggi terhadap bakteri Prevotella intermedia yang ditunjukkan pada tabel
berikut.
Tabel diatas menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak, maka akan
semakin tinggi diameter zona inhibisinya (mm). Pada konsentrasi 1%, 5% dan 10%,
ekstrak kopi Robusta resisten terhadap bakteri Prevotella intermedia, yang berarti tidak
memiliki aktivitas antibakteri, sehingga tidak berpengaruh dan tidak dapat menghambat
bakteri tersebut. Namun pada konsentrasi 15% dan 20%, menunjukkan diameter zona
inhibisi yang tinggi, lebih tinggi dari konsentrasi terhadap bakteri P. gingivalis, yaitu
15% = 18mm dan 20% = 20mm. Oleh karena itu, ekstrak kopi Robusta lebih efektif
antimikrobial terhadap bakteri P. intermedia. Untuk Fluconazole, hanya dapat
menghambat bakteri C. albicans namun tidak dapat menghambat bakteri P. intermedia
dan P. gingivalis, sedangkan Ciprofloxacin dapat menghambat bakteri P. intermedia
dan P. gingivalis namun tidak dapat menghambat S.mutan. Berbeda dengan
chlorhexidin sebagai kontrol positif dapat menghambat semua bakteri periodontal.8
Tabel 2. Perbandingan nilai rata-rata ekstrak 20% dengan kontrol positif (0.2% chlorhexidin)
dan gold standard(fluconazole dan ciprofloxacin) pada bakteri-bakteri periodontal.8
Sebagai perbandingan dari ekstrak kopi 20% dengan 0.2% chlorhexidin sebagai
kontrol positif dan gold standard (fluconazole dan ciprofloxacin), tabel diatas
menunjukkan bahwa 20% ekstrak kopi Robusta lebih baik dari 0.2% chlorhexidine
untuk menghambat petumbuhan bakteri P. intermedia, namun pada bakteri P.
gingivalis, 0.2% chlorhexidine lebih baik daripada ekstrak 20% kopi Robustadalam
menghambat pertumbuhan bakteri tersebut. Namun apabila dibandingkan dengan gold
standard, Ciprofloxacin jauh lebih baik menghambat pertumbuhan bakteri P.
intermedia dan P. gingivalis daripada ekstrak 20% kopi Robusta dan 0.2%
chlorhexidine.8
Uji antibakteri dari kopi Robusta juga telah diteliti dengan metode micro
dilution dan culture oleh Bharat, et al. secara in vitro dengan menggunakan kopi
Robusta yang diekstrak dengan Chlorogenic acid (CGA) dengan 10 konsentrasi berbeda
untuk melihat MIC dan MBC yang ditunjukkan pada tabel berikut:2
Senyawa 100μg/ 50μg 25μg 12.5μg 6.25μg 3.125μg 1.5μg 0.8μg 0.4μg 0.2μg
ml /ml /ml /ml /ml /ml /ml /ml /ml /ml
Aa* Sensitif Sensitif Sensitif Sensitif Sensitif Sensitif Sensitif Sensitif Sensitif Sensitif
Pg* Sensitif Sensitif Sensitif Sensitif Sensitif Sensitif Sensitif Sensitif Sensitif Sensitif
Pi* Sensitif Sensitif Sensitif Sensitif Sensitif Sensitif Sensitif Sensitif Sensitif Sensitif
Fn* Sensitif Sensitif Sensitif Sensitif Sensitif Sensitif Sensitif Resisten Resisten Resisten
NG
Aa* 1.5 μg/ml 0.8 μg/ml 0.4 μg/ml 0.2 μg/ml
Pg* 1.5 μg/ml 0.8μg/ml 0.4μg/ml 0.2μg/ml
Pi* 1.5 μg/ml 0.8μg/ml 0.4μg/ml 0.2μg/ml
Fn* 25 μg/ml 12.5 μg/ml 6.25 μg/ml 3.125 μg/ml
NG: No growth;*Aa: Aggregatibacter actinomycetemcomitans, *Pg: Porphyromonas gingivalis,
*Pi: Prevotella intermedia, *Fn: Fusobacterium nucleatum; MBC : Minimum bactericidal
concentration
Penelitian lain juga dilakukan oleh F.M. da Silva et al. dengan menggunakan
Coffea canephora aqueous extract (Cc), trigonelline (Tg), dan 5-caffeoylquinic acid (5-
CQA) untuk melihat MIC dan MBC dengan metode culture, yang hasilnya ditunjukkan
pada tabel berikut.9
KESIMPULAN