Pengaruh Relaksasi Benson Terhadap Penurunan Kecemasan Pada Pasien Kanker Serviks Riska, Misrawati, Agrina

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 8

PENGARUH RELAKSASI BENSON TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN

PADA PASIEN KANKER SERVIKS

Riska1, Misrawati2, Agrina3


Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Riau
Kampus Binawidya Pekanbaru, 28293, Indonesia
Email: riska_tarmidi@yahoo.co.id

Abstrak
The aim of this research was to determine the influence of Benson relaxation to reduce
anxiety in patient with cervical cancer. This research used a design “Quasy experiments”
approach pretest-posttest design with control group was divided into experimental group
and control group. The sampling technique used accidental sampling with 30 patients with
cervical cancer which selected based on inclusion criteria. A measuring tool used in both
group was Hamilton Anxiety Ratting Scale (HARS). The analysis used univariate and
bivariate analysis with the dependent sample t test and independent sample t test. The
results showed that there was a decreased anxiety level (p value= 0,000) of experimental
group after given Benson relaxation. It means the benson relaxation is effective to reduce
anxiety in patient with cervical cancer. The results of this research is expected to be one of
the nursing interventions to reduce anxiety in patient with cervical cancer.

Key words: anxiety, Benson relaxation, cervical cancer

PENDAHULUAN serviks menempati urutan kedua (10,3%)


Kanker adalah proses penyakit pada pasien rawat inap di seluruh Rumah
yang bermula ketika sel abnormal diubah Sakit di Indonesia.
oleh mutasi genetik dari Deoxyribo Menurut data Medical Record
Nucleid Acid (DNA) selular. Sel Camar 3 Rumah Sakit Umum Daerah
abnormal ini membentuk klon dan mulai (RSUD) Pekanbaru, kasus kanker serviks
berproliferasi secara abnormal, setiap tahunnya terjadi peningkatan. Hasil
mengabaikan sinyal mengatur data tahun (2010) terdapat 113 kasus dan
pertumbuhan dalam lingkungan sekitar pada tahun (2011) terjadi peningkatan
sel tersebut (Smeltzer & Bare, 2001). menjadi 132 kasus. (Medical Record
Salah satu kanker yang paling Camar III, RSUD Arifin Achmad, 2012).
sering menyerang wanita di seluruh dunia Kanker serviks merupakan kanker
adalah kanker serviks. Pada tahun 2008, yang tumbuh dari sel-sel serviks, kanker
kanker ini menempati urutan kedua serviks dapat berasal dari sel-sel di leher
setelah kanker payudara. Dengan rahim tetapi dapat pula tumbuh dari sel-
kejadian rata-rata 15 per 100.000 sel mulut rahim atau keduanya
perempuan di dunia (Depkes, 2012). (Nurwijaya, Andrijono, & Suhaemi,
Sedangkan di negara berkembang, kanker 2010). Kanker serviks disebabkan oleh
serviks menempati urutan pertama infeksi Human Pavilloma Virus (HPV).
dengan prevalensi 30-45 per 100.000 Lebih dari 90% kanker serviks jenis
orang per tahun (Emilia, Kusumanto, skuamosa mengandung DNA virus HPV
Hananda, & Freitag, 2010). Menurut data dan 50% kanker serviks berhubungan
dari Sistem Informasi Rumah Sakit tahun dengan HPV tipe 16 (Aziz, Andijono, &
(2008, dalam Depkes 2012), kanker Saifuddin, 2006).
Pada permulaan kanker, tidak ada khusus dan ancaman tersendiri. Reaksi
tanda dan gejala yang khusus pada seperti tidak berdaya, putus asa, cemas,
penderita. Tanda seperti keputihan yang depresif atau berontak dapat
tidak gatal dan perdarahan abnormal per mendominasi sehingga efek gejala
vaginam setelah melakukan aktivitas tambahan dan penyulit semakin
seksual atau keluarnya darah dari vagina mengganggu (Jong, 2004).
diluar saat menstruasi merupakan keluhan Kecemasan yang berat akan
utama pasien yang dicurigai menderita mempengaruhi sistem kerja saraf manusia
kanker serviks (Rasjidi, 2007). Selain itu yaitu hipotalamus yang berfungsi
tanda perdarahan yang diwaspadai adalah mengontrol dan mengatur sistem saraf
perdarahan yang lebih lama dan banyak otonom. Pada kondisi cemas, sistem
saat menstruasi dan keluarnya darah dari syaraf ini akan mengeluarkan
vagina setelah menopause. Hal-hal ini noreepinefrin melalui hasil sekresi pada
dapat ditemui saat kanker sudah ujung saraf yang berhubungan langsung
mencapai stadium II atau lebih. Pada dengan ujung organ yang dituju.
stadium III atau lebih, penderita mulai Akibatnya frekuensi jantung meningkat,
mengalami penurunan berat badan, terjadi vasokontriksi perifer
terjadi perdarahan terus-menerus melalui mengakibatkan tekanan darah meningkat.
vagina yang bisa menyebabkan anemia Glukosa darah meningkat, pupil akan
atau kurang darah, nyeri pada panggul, berdilatasi, dan aktifitas akan mental
kaki, maupun punggung, adanya masalah meningkat. Rasa kesiapsiagaan menjadi
perkencingan karena hambatan atau lebih besar (Smeltzer & Bare, 2001).
penjalaran kanker pada saluran kencing Salah satu terapi yang dapat
atau ginjal dan adanya pendarahan dari menurunkan kecemasan adalah relaksasi
saluran kencing maupun anus (Emilia, Benson (Djauzi, dalam Green &
Kusumanto, Hananda, & Freitag, 2010). Setyowati, 2004). Relaksasi Benson
Tanda dan gejala yang terjadi merupakan tekhnik relaksasi yang
pada penderita kanker serviks juga digabung dengan keyakinan yang dianut
mempengaruhi gangguan emosional oleh pasien. Benson dan Proctor (2000)
penderita. Penderita merasa kanker menjelaskan bahwa relaksasi Benson
sebagai ancaman baru dan penyakit yang akan menghambat aktifitas saraf simpatis
tidak ada akhirnya. Pengingkaran, yang dapat menurunkan konsumsi
kecemasan dan penerimaan adalah reaksi oksigen oleh tubuh dan selanjutnya otot-
emosional yang normal dari penderita otot tubuh menjadi relaks sehingga
dan orang-orang terdekat saat dihadapkan menimbulkan perasaan tenang dan
pada suatu diagnosis buruk. Mulai dari nyaman.
putus harapan, tidak lagi melihat sinar Menurut hasil penelitian Purwati
cerah, muncul ketidakpercayaan dan dkk (2012) mengatakan ada perbedaan
pengingkaran (Jong, 2004). tekanan darah sebelum dan sesudah terapi
Tindakan untuk terapi kanker relaksasi Benson. Terapi relaksasi mampu
serviks biasanya diberikan berupa menurunkan kadar kortisol yaitu hormon
tindakan pembedahan dan pengobatan. stress yang berkontribusi besar dalam
Tindakan pembedahan seperti terapi tekanan darah tinggi. Selain itu, relaksasi
radiasi dan histerektomi. Sedangkan Benson juga efektif untuk menurunkan
tindakan pengobatan berupa rasa nyeri selain menggunakan terapi
kemoterapi(Benson & Pernoll, 2008). analgetik. Pernyataan ini diperkuat
Terapi farmakologi dengan dengan hasil penelitian Datak (2008)
penanganan berupa pembedahan dan yang melakukan penelitian mengenai
pengobatan ini dapat menjadi beban efektifitas relaksasi Benson terhadap
nyeri pasca bedah pada pasien 2013.Analisa data yang digunakan adalah
transurethral resection (TUR) prostat analisa univariat dan bivariat
menunjukkan bahwa kombinasi relaksasi menggunakan uji Dependent sample T
Benson dan terapi analgetik lebih efektif Test dan Independent sample T Test.
untuk menurunkan rasa nyeri pasca bedah Penelitian ini menggunakan
pada pasien TUR Prostat dibandingkan pengumpulan data dengan menggunakan
hanya terapi analgetik saja. lembar skala kecemasan Hamilton
Berdasarkan hasil studi Anxiety Ratting Scale (HARS). Skala
pendahuluan peneliti di Rumah Sakit HARS digunakan sebagai lembar
Umum Daerah (RSUD) Pekanbaru pada observasi kecemasan penderita kanker
tanggal 9 November 2012 pada 3 orang serviks yang telah memenuhi kriteria.
pasien kanker serviks. Hasil wawancara
dan kuesioner didapatkan 1 orang pasien HASIL PENELITIAN
sedang mengalami kecemasan ringan, Berdasarkan hasil penelitian
dan 2 orang mengalami kecemasan didapatkan hasil sebagai berikut
sedang. Salah satu pasien mengatakan Tabel 1
kecemasan dirasakan meningkat saat Distribusi responden berdasarkan
akan menjalani radioterapi. Kecemasan karakteristik umur
yang dirasakan pasien dapat Karakteristik Eksperimen Kontrol
mempengaruhi proses penyembuhan.
Pasien mengatakan apabila kecemasan
N % N %
tidak diatasi maka dapat terjadi Umur
peningkatan perdarahan dan jika 20-35 tahun 0 0 1 6,7
kecemasan berkurang, perdarahanpun > 35 tahun 15 100 14 93,3
berkurang.
Berdasarkan fenomena diatas
Tabel 1 diatas menunjukkan
peneliti merasa kecemasan pada penderita
bahwa kelompok umur tertinggi pada
kanker serviks sangat perlu diatasi.
responden berada pada kelompok umur
Peneliti mencoba untuk memberikan
>35 tahun yaitu 29 orang (96,6%).
terapi relaksasi Benson ini untuk
mengetahui pengaruh relaksasi Benson
Tabel 2
terhadap penurunan kecemasan pada
Rata-rata skor kecemasan pretest dan
pasien kanker serviks.
posttest pada kelompok eksperimen
METODOLOGI PENELITIAN Eksperimen Mean SD P
Penelitian ini merupakan Pretest 24,13 8,717 0,000
penelitian kuantitatif dengan Posttest 15,27 8,216
menggunakan desain penelitian quasi Berdasarkan tabel 2 diatas, mean
experimental, dengan pendekatan pretest- skor kecemasan pretest pada kelompok
posttest design with control group. eksperimen adalah 24,13 dengan standar
Tujuannya untuk mengungkapkan deviasi 8,717. Nilai posttest didapatkan
hubungan sebab akibat dengan cara mean skor kecemasan adalah 15,27
melibatkan kelompok kontrol disamping dengan standar deviasi 8,216. Hasil uji
kelompok eksperimen (Nursalam, 2003). statistik didapatkan nilai 0,000 maka
Penelitian dilakukan di RSUD Arifin dapat disimpulkan ada perbedaan yang
Achmad yaitu ruang Camar 3. Karena signifikan antara kecemasan sebelum dan
RSUD Arifin Achmad. Kegiatan sesudah diberikan perlakuan.
penelitian dilakukan pada bulan Maret
2012 sampai dengan bulan Juni
Tabel 3 (serviks). Semakin tua umur
Rata-rata skor kecemasan pretest dan seseorang akan mengalami proses
posttest pada kelompok kontrol kemunduran, proses tersebut tidak
Kontrol Mean SD P terjadi pada suatu alat saja tetapi pada
seluruh organ tubuh. Semua bagian
Pretest 21,80 7,399 0,340
tubuh mengalami kemunduran,
Posttest 22,40 8,407
sehingga pada usia lanjut lebih
Berdasarkan tabel 3 diatas, mean banyak kemungkinan jatuh sakit, atau
skor kecemasan pretest adalah 21,80 mudah mengalami infeksi.
dengan standar deviasi 7,399. Nilai
posttest didapatkan mean skor 2. Rata-rata skor kecemasan pretest dan
kecemasan adalah 22,40 dengan standar posttest sebelum dan sesudah pada
deviasi 8,407. Hasil uji statistik kelompok eksperimen
didapatkan nilai 0,340 maka dapat Hasil analisa uji statistik
disimpulkan tidak ada perbedaan yang dengan menggunakan uji t dependent,
signifikan antara kecemasan sebelum dan mean skor kecemasan pretest pada
sesudah tanpa diberikan perlakuan. kelompok eksperimen adalah 24,13,
sedangkan mean skor kecemasan
Tabel 4 posttest pada kelompok eksperimen
Perbedaan rata-rata skor kecemasan adalah 15,27. Berdasarkan hasil
posttest pada kelompok eksperimen dan tersebut dapat disimpulkan bahwa
kelompok kontrol terjadi penurunan mean skor
Kelompok Mean SD P kecemasan pada kelompok
Eksperimen 15,27 8,216 0,026 eksperimen sesudah diberikan
Kontrol 22,40 8,407 relaksasi Benson. Hal ini dapat
Berdasarkan tabel 4 diatas, mean disimpulkan ada pengaruh yang
skor kecemasan posttest pada kelompok signifikan antara kecemasan pretest
eksperimen adalah 15,27 dengan standar dan posttest pada kelompok
deviasi 8,216 dan 22,40 pada kelompok eksperimen.
kontrol dengan standar deviasi 8,407. Hal ini sejalan dengan
Hasil uji statistik didapatkan nilai 0,026 pernyataan Benson dan Proctor
maka dapat disimpulkan relaksasi Benson (2000) yang mengembangkan
lebih efektif untuk mengurangi relaksasi Benson dari metode respons
kecemasan daripada tanpa diberikan relaksasi dengan melibatkan faktor
perlakuan. keyakinan (faith faktor). Pasien
melakukan relaksasi dengan
PEMBAHASAN mengulang kata atau kalimat yang
1. Umur Responden sesuai dengan keyakinan responden
Berdasarkan hasil penelitian dapat menghambat impuls noxius
didapatkan umur pasien yang banyak pada sistem kontrol desending (gate
mengalami kanker serviks berada control theory) dan meningkatkan
pada rentang umur >35 tahun yaitu kontrol terhadap nyeri.
sebanyak 29 orang (96,6%). Hal ini
sejalan dengan pernyataan yang 3. Rata-rata skor kecemasan pretest dan
dikemukakan oleh Sukaca (2009), posttest pada kelompok kontrol
bahwa wanita yang menderita kanker Hasil uji statistik dengan
serviks sebagian besar berumur >35 menggunakan uji t dependent, mean
tahun. Pada usia 35-55 tahun skor kecemasan pretest pada
memiliki resiko 2-3 kali lipat untuk kelompok kontrol adalah 21,80,
menderita kanker mulut rahim
sedangkan mean skor kecemasan terapi relaksasi Benson. Hasil
posttest adalah 22,40. Berdasarkan penelitian menunjukkan ada
hasil tersebut dapat disimpulkan perbedaan tekanan darah sebelum dan
bahwa terjadi peningkatan mean skor sesudah terapi relaksasi Benson pada
kecemasan pada kelompok kontrol. pasien hipertensi. Dilihat dari hasil
Hal ini dapat disimpulkan tidak ada analisis uji paired sample T-test
pengaruh yang signifikan antara didapatkan p-value sebesar 0,0001<
kecemasan pretest dan posttest pada 0,05. Peneliti mengatakan relaksasi
kelompok kontrol. Benson mampu menurunkan kadar
Hal ini kemungkinan kortisol yaitu hormon stress yang
disebabkan faktor penyakit kronis dan berkontribusi besar dalam tekanan
kesehatan fisik yang dialami darah tinggi.
responden sehingga menyebabkan Hasil penelitian lain juga
meningkatnya kecemasan (VideBeck, membuktikan relaksasi Benson juga
2008). Menurut hasil penelitian yang efektif untuk menurunkan rasa nyeri
dilakukan oleh Tanjung (2012) selain menggunakan terapi analgetik.
menyatakan ada beberapa faktor Penelitian yang dilakukan oleh Datak
internal dan eksternal yang (2008) tentang efektifitas relaksasi
mempengaruhi kecemasan pasien Benson terhadap nyeri pasca bedah
kanker serviks meliputi faktor pada pasien transurethral resection
potensial stresor, maturitas, (TUR) prostat. Hasil penelitian
pendidikan dan status ekonomi, menunjukkan bahwa kombinasi
keadaan fisik, tipe kepribadian dan relaksasi Benson dan terapi analgetik
faktor dukungan keluarga, dukungan lebih efektif untuk menurunkan rasa
sosial, serta akses informasi. Hasil nyeri pasca bedah pada pasien TUR
penelitian menunjukkan faktor Prostat dibandingkan hanya terapi
internal yang paling besar analgetik saja.
menyebabkan kecemasan adalah Menurut Smeltzer & Bare
faktor maturitas (57,1%). Sedangkan (2001) dalam teorinya mengatakan
faktor eksternal yang paling besar respon stress bermula dari
menyebabkan kecemasan adalah hipotalamus mensekresi
faktor dukungan sosial (14,2%). corticotropin-releasing factor, yang
menstimulasi pituitari anterior untuk
4. Pengaruh relaksasi Benson terhadap memproduksi adenocorticotropic
penurunan kecemasan pada kelompok hormone (ACTH). Kemudian ACTH
eksperimen dan kelompok kontrol akan menstimulasi pituitari anterior
Berdasarkan hasil uji statistik untuk memproduksi glukokortikoid,
dengan menggunakan uji t terutama kortisol. Stress mental dapat
independent didapatkan nilai p value meningkatnkan kortisol. Sehingga
kecemasan adalah 0,026 berati p memacu respon saraf simpatis seperti
value < 0,05 maka Ho ditolak, yang frekuensi jantung meningkat, tekanan
berarti bahwa kecemasan pada darah meningkat, glukosa darah
penderita kanker serviks dengan meningkat, pupil akan berdilatasi dan
menggunakan relaksasi Benson lebih aktivitas mental meningkat. Secara
efektif untuk menurunkan kecemasan. subjektif seseorang akan merasa kaki
Hal ini sejalan dengan dingin, kulit dan tangan lembab,
penelitian yang dilakukan oleh menggigil, berdebar-debar dan kejang
Purwati dkk (2012) tentang perbedaan pada perut. Apabila individu
tekanan darah sebelum dan sesudah melakukan relaksasi ketika ia
mengalami ketegangan atau dan posttest pada kelompok kontrol yang
kecemasan, maka reaksi-reaksi tidak diberikan relaksasi Benson.
fisiologis yang dirasakan individu Hasil uji statistik dengan
akan berkurang. menggunakan uji t independent
Hasil penelitian ini diperoleh p (0,026) < α (0,05). Hal ini
melaporkan, bahwa responden yang dapat disimpulkan kecemasan pada
telah melakukan relaksasi Benson penderita kanker serviks dengan
selama 15 menit melaporkan menggunakan relaksasi Benson lebih
mengalami rasa tenang dan nyaman efektif untuk menurunkan kecemasan.
sehingga kecemasan menjadi
berkurang. Hal ini disebabkan SARAN
relaksasi Benson dapat menghambat 1. Bagi Pelayanan Keperawatan
aktivitas saraf simpatik yang Intervensi relaksasi Benson
mengakibatkan penurunan terhadap terbukti efektif untuk menurunkan
konsumsi oksigen oleh tubuh dan kecemasan pada penderita kanker
selanjutnya otot-otot tubuh menjadi serviks, sehingga diharapkan sebagai
relaks sehingga menimbulkan bahan pertimbangan dan digunakan
perasaan tenang dan nyaman. Selain oleh institusi pelayanan keperawatan
itu, relaksasi Benson berfokus pada sebagai salah satu standar operasional
kata atau kalimat tertentu yang prosedur pada pasien yang mengalami
diucapkan berulang kali dengan ritme kecemasan baik yang menderita
teratur dan disertai sikap yang pasrah kanker serviks atau menderita
pada Tuhan Yang Maha Kuasa sesuai penyakit lainnya.
keyakinan pasien memiliki makna 2. Bagi institusi pendidikan
menenangkan sehingga kecemasan Hasil penelitian ini diharapkan
dapat berkurang (Benson & Proctor, dapat dijadikan sebagai evidence
2000). based practice dalam upaya
Dengan demikian pada pengembangan ilmu pengetahuan
penelitian ini dapat disimpulkan khususnya pada penyakit terminasi
bahwa pemberian relaksasi Benson atau pasien yang mengalami
dapat menurunkan kecemasan pada kecemasan.
penderita kanker serviks. 3. Bagi penderita kanker serviks
Wanita yang mengalami
SIMPULAN kanker serviks hendaknya selalu
Hasil penelitian menunjukkan berpikir positif dalam menghadapi
bahwa karakteristik responden penyakit dan menjalani hidup untuk
berdasarkan umur paling banyak berusia meningkatkan koping yang positif
> 35 tahun yaitu 29 orang (96,6%). Hasil dengan menggunakan relaksasi
uji statistik dengan menggunakan uji t Benson.
dependent pada kelompok eksperimen 4. Bagi peneliti selanjutnya
diperoleh p (0,000) < α (0,05) dan uji t Peneliti selanjutnya
dependent pada kelompok kontrol diharapkan dapat meneliti mengenai
diperoleh p (0,340) > α (0,05). Hal ini faktor-faktor yang mempengaruhi
dapat disimpulkan ada perbedaan yang kecemasan pada penderita kanker
signifikan antara kecemasan pretest dan serviks agar peneliti mengetahui
posttest pada kelompok eksperimen yang sumber utama penyebab kecemasan
diberikan relaksasi Benson. Pada yang dialami penderita kanker
kelompok kontrol tidak ada perbedaan serviks. Selain itu karakteristisk
yang signifikan antara kecemasan pretest responden diharapkan dapat lebih
spesifik seperti berapa lama pasien http://www.depkes.go.id/index.php/be
menderita kanker serviks. rita/press-release/1668-gerakan-
perempuan-melawan-kanker-serviks.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih penulis Emilia, O., Kusumanto, A., Hananda, I.
sampaikan kepada beberapa pihak yang P. Y., dan Freitag, H. (2010). Bebas
telah banyak memberikan bimbingan, ancaman kanker serviks. Yogyakarta:
arahan dan inspirasi kepada penulis. Ibu Media Pressindo.
Misrawati, M.Kep., Sp. Mat, Ibu Ns.
Agrina, M.Kep.,Sp.Kom serta Ibu Veny Green, C. W., & Setyowati, H. (2004).
Elita MN (MH). Seri buku kecil terapi alternatif.
Yogyakarta: Yayasan Spritia
1
Riska, Mahasiswa Program Studi Ilmu
Jong, W. D. (2004). Kanker, apakah itu?
Keperawatan Universitas Riau
2 pengobatan, harapan hidup, dan
Misrawati, M.Kep.,Sp.Mat, Dosen dukungan keluarga. Jakarta: Arcan
Departemen Keperawatan Maternitas
Program Studi Ilmu Keperawatan Nursalam. (2003). Konsep & penerapan
Universitas Riau penelitian ilmu keperawatan
3
Ns. Agrina,M.Kep.,Sp.Kom, Dosen pedoman skripsi, tesis dan
Departemen Keperawatan Komunitas instrumen penelitian keperawatan.
Program Studi Ilmu Keperawatan Jakarta: Salemba Medika

DAFTAR PUSTAKA Nurwijaya, H., Andrijono, dan Suhaemi.


Aziz, F., Andijono., dan Saifuddin, A. B. (2010). Cegah dan deteksi kanker
(2006). Onkologi ginekologi: buku serviks. Jakarta: Flex Media
acuan nasional. Jakarta: Yayasan Komputindo.
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Purwati, dkk. (2010). Perbedaan tekanan
Benson, R. C & Pernoli, M. L. (2008). darah sebelum dan sesudah terapi
Buku saku obstetri & ginekologi. edisi relaksasi Benson pada pasien
9. Jakarta: EGC. hipertensi. Diperoleh tanggal 17
November 2012 dari
Benson, H & Proctor, W. (2000). Dasar- http://ejournal.stikestelogorejo.ac.id
dasar respons relaksasi. Bandung:
Kaifa. Rasjidi, I. (2007). Panduan
penatalaksanaan kanker ginekologi
Datak, G. (2008). Efektivitas relaksasi berdasarkan evidence base. Jakarta:
Benson terhadap nyeri pasca bedah EGC.
pada pasien transurethral resection
of the prostate di Rumah Sakit Umum Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2001).
Fatmawati Jakarta. Tesis. Program Buku ajaran keperawatan medikal-
Pascasarjana Kekhususan bedah brunner & suddarth (8thed).
Keperawatan Medikal Bedah Fakultas Jakarta: EGC.
Ilmu Keperawatan Universitas
Indonesia. Sukaca, B.E. (2009). Cara cerdas
menghadapi kanker serviks /genius.
Depkes (2012). Gerakan perempuan Yogyakarta: Genius.
melawan kanker serviks. Diperoleh
20 November 2012 dari
Tanjung, M.U & Nasution, M.L. (2012).
Faktor internal dan eksternal
kecemasan pada pasien kanker
serviks di RSUP H.Adam Malik
Medan. Diperoleh tanggal 01
Februari 2013 dari
http://jurnal.usu.ac.id
Videbeck, S. L. (2008). Buku ajar
keperawatan jiwa. Jakarta: EGC.

You might also like