4535 7089 1 PB PDF

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 15

IMPLEMENTATION OF JALIN KESRA PROGRAM IN NGASINAN VILLAGE JETIS

DISTRICT PONOROGO CITY

Vian Aristya

ABSTRACT

Social problem that crusial in East Java is a high poverty. East Java Provincial
Government issued Jalin Kesra Program to provide proverty in this area. Jalin Kesra
is a program to provide poverty focus for RTSM, which have not been subjected to
various management programs of central government policies. In the
implementation of the program of Jalin Kesra, there are many problems, such as
data of RTSM that unnvalid, and some pets that given to RTSM are sicks. The
purpose of this study was to description Jalin Kesra program in Ngasinan Village Jetis
District Ponorogo city.
This type of research is a descriptive study with a qualitative approach.
Research sites in the Ngasinan village because this village is a village that have the
biggest beneficiaries in Jetis District. Beside that, Ngasinan village have large farm
with good irrigation and availability of pets feed that much, so Ngasinan village
suitable to get funds from Jalin Kesra program as natura produktif. The focus of the
research is the implementation of the Jalin Kesra program the theory of George
Edward III. Analysis using Miles and Hubberman.
Based on this research, the implementation of the program has reached the
intended beneficiaries in implementation but still found the problem. Socialization
from goverment does not involve the entire RTSM, consequently information
submitted becomes unclear. Then there is a shortage of financial resources, facilities
and number of assistants. RTSM motivation in managing the assistance provided is
still low. In addition, there is a program implementers who do not get the incentives
and organizational structure of the program implementing long. So often the
distortion of the message. Advice given is more intense socialization should be done,
there needs to be additional sources of funding and facilities and assistants.

Keywords: implementation, poverty, Jalin Kesra


IMPLEMENTASI PROGRAM JALAN LAIN MENUJU KESEJAHTERAAN RAKYAT (JALIN
KESRA) BANTUAN RUMAH TANGGA SANGAT MISKIN (BANTUAN RTSM) DI DESA
NGASINAN KECAMATAN JETIS KABUPATEN PONOROGO

Vian Aristya

ABSTRAK

Permasalahan sosial yang krusial di Provinsi Jawa Timur adalah tingginya


angka kemiskinan. Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengeluarkan Program Jalin
Kesra Bantuan RTSM untuk mengatasi masalah kemiskinan di daerahnya. Program
Jalin Kesra Bantuan RTSM merupakan program pengentasan kemiskinan yang
fokusnya untuk RTSM, yang selama ini tidak menjadi sasaran berbagai program
penanganan kebijakan dari pemerintah pusat. Dalam implementasi Program Jalin
Kesra di lapangan, terdapat berbagai permasalahan, seperti data RTSM yang tidak
valid, dan sebagian bantuan hewan ternak yang diberikan kepada RTSM sakit-
sakitan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripisikan Program Jalin Kesra di
Desa Ngasinan Kecamatan Jetis Kabupaten Ponorogo.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Lokasi penelitian di Desa Ngasinan, karena desa ini
merupakan desa penerima bantuan Jalin Kesar terbesar di Kecamatan Jetis. Selain
itu, Desa Ngasinan memiliki lahan pertanian dengan pengairan yang cukup baik serta
ketersediaan pakan untuk hewan ternak yang cukup banyak, sehingga cocok untuk
mendapat dana program Jalin Kesra yang berupa natura produktif. Fokus penelitian
adalah implementasi Program Jalin Kesra dengan teori George Edward III yang
meliputi komunikasi, sumber daya, disposisi dan struktur birokrasi. Analisis data
yang digunakan menurut Miles dan Hubberman.
Berdasarkan hasil penelitian, implementasi program telah mencapai target
penerima bantuan tetapi dalam implementasi masih ditemukan masalah. Masalah
tersebut antara lain, proses sosialisasi program tidak melibatkan seluruh RTSM,
akibatnya informasi yang disampaikan menjadi tidak jelas. Kemudian terdapat
kekurangan sumber daya dana, fasilitas dan jumlah tenaga pendamping. Motivasi
RTSM dalam mengelola bantuan yang diberikan juga masih rendah. Selain itu,
terdapat pelaksana program yang tidak mendapatkan insentif dan struktur
organisasi pelaksana program yang panjang. Sehingga sering terjadinya distorsi
pesan. Saran yang diberikan adalah sosialisasi sebaiknya dilakukan lebih intens,
perlu adanya penambahan sumber dana dan fasilitas serta tenaga pendamping.

Kata Kunci: implementasi, kemiskinan, Jalin Kesra


Latar Belakang Provinsi Jawa Timur dalam rangka
Fenomena masalah kemiskinan melaksanakan kewajiban negara
merupakan isu global yang cukup tersebut, memberikan perhatiannya
mendapat perhatian di berbagai secara serius dalam menanggulangi
negara. Banyak studi menunjukkan masalah kemiskinan dan membuat
bahwa kemiskinan merupakan muara suatu kebijakan atau program yang
dari masalah sosial lainnya. Masalah berkaitan dengan pertumbuhan
anak jalanan, perlakuan salah kesejahteraan masyarakat secara adil
terhadap anak (child abuse), rumah dan merata. Salah satu program
kumuh, kejahatan, alkoholisme, Pemerintah Provinsi Jawa Timur
kebodohan dan pengangguran dalam mengurangi angka kemiskinan
merupakan masalah sosial yang adalah melalui program Jalan Lain
terkait dengan kemiskinan (Suharto, Menuju Kesejahteraan Masyarakat
2010). Kemiskinan biasanya banyak Bantuan Rumah Tangga Sangat (Jalin
terdapat di negara-negara Kesra Bantuan RTSM).
berkembang, seperti Indonesia. Program Jalin Kesra ditetapkan
Di Indonesia, jumlah penduduk melalui Peraturan Gubernur Nomor
miskin senantiasa menunjukkan 56 Tahun 2011 Tentang Pedoman
angka yang tinggi. Berdasarkan data Umum Program Jalan Lain Menuju
Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun Kesejahteraan Rakyat Bantuan Rumah
2012 jumlah penduduk Indonesia Tangga Sangat Miskin untuk
mencapai 230 juta jiwa dan jumlah direalisasikan pelaksanaannya selama
penduduk miskin mencapai 28.59 periode 2010-2013. Tujuan dari
juta orang (13,31 %). Selain jumlah program Jalin Kesra adalah
penduduk miskin yang besar, menciptakan ketahanan sosial
persebaran jumlah penduduk miskin ekonomi rumah tangga sangat miskin
di Indonesia juga tidak merata. Jumlah untuk memenuhi kebutuhan hidup
penduduk miskin di Indonesia banyak minimal mereka sehari-hari,
terdapat di Pulau Jawa, khususnya di meningkatnya motivasi berusaha
Provinsi Jawa Timur. Berdasarkan data RTSM dan mendorong terjadinya
BPS pada tahun 2012, jumlah mobilitas sosial ke atas dikalangan
penduduk miskin di Jawa Timur RTSM. Program Jalin Kesra merupakan
mencapai 4.960.000 juta jiwa sebuah program percepatan
(13.08%) (www.bps.go.id). penanggulangan kemiskinan dengan
Melihat fenomena masih sasaran utama Rumah Tangga Sangat
tingginya angka kemiskinan di Provinsi Miskin (RTSM). Kelompok RTSM ini
Jawa Timur, maka Pemerintah menjadi target spesifik program Jalin
Provinsi Jawa Timur berkewajiban Kesra Bantuan RTSM karena selama
untuk melakukan upaya ini mereka belum pernah menjadi
penanggulangan kemiskinan, karena target spesifik prioritas berbagai
masyarakat miskin merupakan penanggulangan kemiskinan secara
tanggung jawab negara. Pemerintah
eksklusif(Pedoman Umum Jalin Kesra, Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
2011). (PNPM). Masyarakat penerima
Kabupaten Ponorogo bantuan juga cenderung bersikap
merupakan salah satu daerah di Jawa konsumtif dalam memanfaatkan
Timur yang berkesempatan untuk bantuan yang diberikan, sehingga
melaksanakan program Jalin Kesra pemanfaatan bantuan menjadi kurang
Bantuan RTSM. Program Jalin Kesra optimal.
Bantuan RTSM di Kabupaten Dengan banyaknya
Ponorogo dilaksanakan mulai tahun permasalahan dalam implementasi
2010 sampai tahun 2013 dan Program Jalin Kesra Bantuan RTSM,
ditargetkan menjangkau 15.093 maka peneliti tertarik untuk meneliti
RTSM. Desa Ngasinan di Kecamatan proses implementasi program
Jetis merupakan salah satu desa yang tersebut. Karena apabila
menerima bantuan program Jalin implementasi Program Jalin Kesra
Kesra pada tahun 2012 di Kabupaten Bantuan RTSM gagal, maka tujuan
Ponorogo. program untuk meningkatkan
Desa Ngasinan merupakan kesejahteraan RTSM tidak akan
desa yang mempunyai potensi besar tercapai. Penelitian skripsi ini akan
di bidang pertanian dan peternakan. dianalisis oleh peneliti dengan
Pada bidang pertanian, terdapat lahan menggunakan teori implementasi dari
pertanian yang cukup luas dengan George Edward III dengan empat
adanya irigasi yang cukup baik. variabel yaitu variabel komunikasi,
Sedangkan pada bidang peternakan sumber daya, disposisi, dan struktur
terdapat pakan hijau yang mencukupi. birokrasi. Sehubungan dengan
Melihat potensialnya kedua bidang penjelasan yang telah dipaparkan di
tersebut, maka bantuan Program Jalin atas maka peneliti tertarik untuk
Kesra, yang berupa natura produktif, melakukan penelitian dalam skripsi ini
seperti hewan ternak dan bibit padi dengan judul: “Implementasi Program
telah sesuai dengan potensi desa. Jalan Lain Menuju Kesejahteraan
Sehingga dalam implementasinya, Rakyat Bantuan Rumah Tangga
akan berjalan lebih mudah. Sangat Miskin di Desa Ngasinan
Namun, terdapat berbagai Kecamatan Jetis Kabupaten
permasalahan dalam implementasi Ponorogo”
Program Jalin Kesra di Desa Ngasinan,
yakni masih banyaknya masyarakat Rumusan Masalah
miskin di Desa Ngasinan. Padahal Berdasarkan uraian latar
mereka sudah mendapatkan Program belakang di atas, maka dapat rumusan
Jalin Kesra, maupun program bantuan masalahnya adalah sebagai berikut :
lain untuk masyarakat miskin dari “Bagaimanakah implementasi
pemerintah pusat, seperti Beras program Jalinkesra Bantuan RTSM di
Miskin (Raskin), Program Keluarga Desa Ngasinan Kecamatan Jetis
Harapan (PKH) dan Program Nasional Kabupaten Ponorogo ?”
Tujuan Penelitian Implementasi Kebijaka
Berdasarkan rumusan masalah Donald S.Van Meter dan Carl
diatas, maka terdapat tujuan yang E.Va (dalam Widodo, 2009:87),
ingin dicapai adalah untuk menekankan bahwa implementasi
mendeskripsikan implementasi kebijakan pada suatu tindakan, baik
program Jalinkesra Bantuan RTSM di yang dilakukan pemerintah maupun
Desa Ngasinan Kecamatan Jetis individu atau kelompok swasta yang
Kabupaten Ponorogo. diarahkan untuk mencapai tujuan-
tujuan yang telah ditetapkan dalam
Manfaat Penelitian suatu keputusan kebijakan
Manfaat teoritis dari penelitian sebelumnya.
ini diharapkan dapat memperkaya Unsur-Unsur Implementasi Kebijakan
perkembangan ilmu Administrasi Unsur-unsur penting dalam
Negara khususnya tentang kajian yang implementasi kebijakan menurut
berhubungan dengan implementasi Abdullah dan Smith (dalam Tachjan
kebijakan. Manfaat praktis dari 2006: 26) yaitu :
penelitian ini sebagai bahan tambahan 1. Unsur pelaksana
referensi dalam rangka menambah Pihak utama yang mempunyai
dan melengkapi kajian yang kebijakan untuk melaksanakan
diperlukan, khususnya tentang kebijakan publik adalah unit-unit
implementasi progam Jalinkesra administratif atau unit-unit birokratik
Bantuan RTSM. pada setiap tingkat pemerintahan. Hal
serupa disampaikan oleh Smith
Kajian Pustaka (dalam Tachjan 2006: 27) bahwa
Kebijakan Publik birokrasi pemerintahan yang
Pengertian kebijakan menurut mempunyai tanggung jawab dalam
Kartasasmita (dalam Widodo, melaksanakan kebijakan publik.
2009:12) merupakan upaya untuk 2. Adanya program yang akan
memahami dan mengartikan apa yang dilaksanakan
dilakukan pemerintah mengenai suatu Kebijakan administrasi yang
masalah, dan apa yang menyebabkan masih berupa pernyataan-pernyataan
atau yang mempengaruhinya, dan apa umum yang masih berisikan tujuan,
pengaruh dan dampak dari kebijakan sasaran serta berbagai macam sarana
publik tersebut. Pakar Prancis agar dapat diimplementasikan, hal
Lemieux (dalam Wahab 2012: 15) tersebut perlu dijabarkan kembali ke
merumuskan kebijakan publik dalam program-program yang bersifat
sebagai: “The product of activities operasional
aimed at the resolution of public 3. Target group
problems in the environment by Target group merupakan
political actors whose relationship are kelompok sasaran di mana terdiri dari
structured. The entire process evolves sekelompok orang atau organisasi
over time.” dalam masyarakat yang akan
menerima barang dan jasa atau yang 2. Sumber daya
akan dipengaruhi perilakunya oleh Faktor sumber daya berkenaan
kebijakan (Tachjan 2006: 35). dengan ketersediaan sumber daya
pendukung dalam implementasi
Model Implementasi kebijakan kebijakan. Sumber daya tersebut
Edward III meliputi :
Model Edward III (dalam a. Sumber daya manusia
Widodo 2009: 96) mengajukan empat Sumber Daya Manusia (SDM)
faktor atau variabel yang berpengaruh menurut Edward III (dalam Widodo
terhadap keberhasilan atau kegagalan 2009: 98) menegaskan bahwa:
implementasi kebijakan, yakni : “Probably the most essential
1. Komunikasi (communication) resources implementing policy is
Komunikasi kebijakan berarti staff.”
proses penyampaian informasi b. Sumber daya anggaran
kebijakan dari pembuat kebijakan Terbatasnya anggaran yang
kepada pelaksana kebijakan. Dimensi tersedia menyebabkan kualitas
komunikasi kebijakan adalah dimensi pelayanan pada publik yang harus
transformasi (transmission), kejelasan diberikan pada masyarakat juga
(clarity) dan konsistensi. terbatas.
Dimensi transformasi c. Sumber daya peralatan
menghendaki agar kebijakan publik Edward III (dalam Widodo
dapat ditransformasikan atau 2009: 102) menjelaskan:“Sumber
disampaikan pada para pelaksana daya peralatan merupakan sarana
kebijakan, kelompok sasaran yang digunakan untuk
kebijakan dan pihak lain yang terkait operasionalisasi implementasi
dengan kebijakan baik secara suatu kebijakan yang meliputi
langsung atau tidak langsung. Dimensi gedung, tanah dan sarana yang
kejelasan menghendaki agar semuanya akan memudahkan
kebijakan yang ditranmisikan kepada dalam memberikan pelayanan
para pelaksana kebijakan, target goup dalam implementasi kebijakan.”
dan pihak yang berkepentingan
langsung maupun tidak langsung d. Sumber daya informasi dan
terhadap kebijakan dapat diterima kewenangan
dengan jelas. Sehingga di antara Terdapat informasi yang
mereka mengetahui apa yang menjadi relevan, cukup dan informasi
maksud, tujuan dan sasaran sera tentang kerelaan/kesanggupan dari
substansi dari kebijakan publik berbagai pihak yang terlibat dalam
tersebut. Dimensi konsistensi pelaksanaan kebijakan. George
menhindaki adanya keajegan atau Edward III (dalam Widodo 2009:
konsistensi informasi yang ada. 103) menegaskan bahwa
kewenangan (authority) yang
cukup untuk membuat keputusan
sendiri yang dimiliki oleh suatu sehingga memerlukan koordinasi”
lembaga akan memengaruhi (Winaryo, 2005;155).
lembaga itu dalam melaksanakan Menurut Winarno (2005:150)
suatu kebijakan. Standars operational procedure (SOP)
adalah “SOP merupakan
3.Disposisi perkembangan dari tuntutan internal
Edward III (dalam Widodo, akan kepastian waktu, sumber daya
2009:104) menegaskan bahwa serta kebutuhan penyeragaman dalam
keberhasilan implementasi kebijakan organisasi kerja yang kompleks dan
bukan hanya ditentukan oleh sejauh luas”.
mana pelaku kebijakan Jenis Penelitian
(implementors) mengetahui apa yang Penelitian ini merupakan jenis
harus dilakukan dan mampu penelitian deskriptif dengan
melakukannya, tetapi juga ditentukan menggunakan pendekatan kualitatif
oleh kemauan para pelaku kebijakan yaitu penelitian yang berusaha
tadi memiliki disposisi yang kuat menekankan pada pemaknaan pada
terhadap kebijakan yang pemaknaan dari suatu fenomena yang
diimplementasikan. secara spesifik berkaitan dengan ilmu
Disposisi implementator ini pengetahuan. Pendekatan penelitian
mencakup beberapa hal penting, yang digunakan peneliti adalah
yang meliputi :(a) Respons pendekatan kualitatif. Penelitian
implementator terhadap kebijakan, dengan pendekatan kualitatif menurut
yang akan mempengaruhi Azwar (2005: 5):“Penelitian yang lebih
kemauannya untuk melaksanakan menekankan analisisnya pada proses
kebijakan; (b) kognisi, yakni penyimpulan deduktif dan induktif
pemahaman para implementator serta pada analisis terhadap dinamika
terhadap kebijakan yang hubungan antar fenomena yang
dilaksanakan; (Subarsono,2005: 101). diamati dengan menggunakan logika
4. Struktur Birokrasi ilmiah.”
Struktur birokrasi mencakup Alasan memilih penelitian
dimensi fragmentasi dan dimensi deskriptif kualitatif adalah karena
standar prosedur operasional (SOP). sesuai dengan judul penelitian
Dimensi fragmentasi menegaskan “Implemantasi Program Jalin Kesra di
bahwa struktur birokrasi yang Desa Ngasinan Kecamatan Jetis
terfragmentasi dapat meningkatkan Kabupaten Ponorogo”. Hasil
gagalnya komunikasi, di mana para penelitian yang dibutuhkan yaitu
pelaksana kebijakan akan mempunyai mendeskripsikan bagaimana
kesempatan yang besar implementasi Program Jalin Kesra di
berita/instruksinya akan terdistorsi.. Desa Ngasinan Kecamatan Jetis
Fragmentasi merupakan “penyebaran Kabupaten Ponorogo, sehingga cocok
tanggung jawab suatu kebijakan untuk dijadikan penelitian deskriptif
kepada beberapa badan yang berbeda kualitatif yang digunakan untuk
menjawab rumusan masalah, dengan Sumber dan Jenis Data
data yang dikumpulkan berupa Sumber data yang digunakan
kalimat, bagan, gambar yang dalam penelitian ini adalah sumber
berfungsi menjelaskan permasalahan. data primer dan sumber data
sekunder. Data primer diperoleh dari
Lokasi Penelitian hasil wawancara dengan pihak-pihak
Lokasi penelitian dilakukan di yang terlibat dalam pelaksanaan
Desa Ngasinan Kecamatan Jetis Progam Jalin Kesra yang meliputi
Kabupaten Ponorogo. Adapun Kepala Subbidang Pengembangan
pertimbangan memilih lokasi tersebut Lembaga Keuangan Bapemas Provinsi
karena Desa Ngasinan merupakan Jawa Timur, Pendamping Program
salah satu desa yang menerima Jalinkesra Bantuan RTSM Desa
program Jalinkesra Bantuan RTSM Ngasinan, Kepala Desa Ngasinan,
terbesar di Kabupaten Ponorogo. Beberapa RTSM produktif di Desa
Kemudian, Program Jalin Kesra Ngasinan yang menerima program
Bantuan RTSM telah dilaksanakan di Jalinkesra Bantuan RTSM berupa
Desa Ngasinan sejak pertengahan natura produktif.
tahun 2012, namun masih menemui Data sekunder adalah data
berbagai hambatan dalam yang diperoleh dari sumber data lain
pelaksanaan program. Selain itu, Desa secara tidak langsung dari obyek
Ngasinan mempunyai potensi besar penelitian. Data sekunder dalam
di bidang pertanian dan peternakan, penelitian ini, data profil desa/potensi
ditambah lagi dengan pekerjaan Desa Ngasinan, Pedoman Umum
penduduk sebagai petani. Maka Pelaksanaan Program Jalinkesra
Program Jalin Kesra, dengan bantuan Bantuan RTSM, Data penerima
natura produktif, seperti hewan dan program Jalinkesra Bantuan RTSM,
bibit padi dirasa sesuai untuk RTSM di dan Laporan pelaksanaan program
Desa Ngasinan. oleh Pendamping
Fokus Penelitian
Adapun fokus penelitian dalam Instrumen Penelitian
skripsi ini implementasi program Jalin Dalam penelitian ini,
Kesra Bantuan RTSM yang akan instrumen yang digunakan dalam
dianalisis menggunakan model proses pengumpulan data yaitu
implementasi kebijakan George kamera dan panduan wawancara.
Edward III, yang meliputi komunikasi Penggunaan instrumen tersebut
(transmisi, kejelasan dan konsistensi), dimaksudkan untuk mendapat
sumber daya (SDM, sumber dana, kelengkapan informasi yang diperoleh
fasilitas, sumber informasi dan dilapangan.
kewenangan), disposisi dan struktur
birokrasi. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif kualitatif,
sehingga teknik yang dibutuhkan Teknik Analisis Data
dalam penelitian ini adalah : Teknis analisis data yang
1. Observasi digunakan dalam penelitian ini adalah
Observasi yang dilakukan dengan menggunakan analisis data
dalam penelitian ini adalah kualitatif sesuai dengan model yang
bagaimana implementasi program dikemukakan oleh Miles dan
Jalinkesra di Desa Ngasinan. Dalam Huberman (1995) dalam Sugiyono
hal ini peneliti melakukan observasi (2010:246-247) dimana analisis data
keadaan ekonomi RTSM yang dilakukan melalui beberapa tahap
menerima bantuan, keadaan yang digambarkan dalam bagan di
bantuan yang diterima oleh RTSM bawah ini :
dan cara yang dilakukan oleh RTSM 1. Pengumpulan data
untuk mengelola bantuan. Proses analisis data dimulai
2. Wawancara dengan pengumpulan data. Sesuai
Kegiatan wawancara ini dengan teknik pengumpulan data,
diperlukan untuk memperoleh maka pengumpulan data dapat
data-data ataupun informasi dari dilakukan dengan cara observasi,
informan saat dilakukan penelitian wawancara dan dokumentasi.
di lapangan mengenai pelaksanaan Seluruh data yang terkumpul dari
program Jalin Kesra Bantuan RTSM. berbagai sumber tersebut dibaca,
Data yang diperoleh akan didapat dipelajari dan ditelaah. Analisis
melalui proses wawancara kepada data dilakukan sejak pengumpulan
Kepala Subbidang Pengembangan data sewaktu di lapangan,
Usaha Mikro Bapemas Provinsi meskipun analisis secara intensif
Jatim, Pendamping Program baru dilakukan setelah
Jalinkesra Desa Ngasinan, pengumpulan data berakhir. Pada
Perangkat Desa Ngasinan dan awalnya data dari hasil observasi,
RTSM di desa Ngasinan yang wawancara dan dokumentasi
menerima program Jalinkesra dikumpulkan menjadi satu.
Bantuan RTSM. 2. Reduksi Data
3. Dokumentasi Reduksi data diartikan
Pengumpulan dokumentasi ini sebagai proses pemilihan,
dilakukan dengan cara melihat dan pemusatan perhatian pada
mencatat data-data dari arsip yang penyederhanaan dan informasi
berkaitan dengan program Jalin data kasar yang muncul dari
Kesra, data-data tersebut bisa catatan-catatan tertulis di
berupa Laporan Satminkal dan lapangan. Reduksi data ini terus
Laporan Pendampingan, profil Desa berlanjut sampai penulisan suatu
Ngasinan dan data jumlah RTSM penelitian selesai. Seluruh data
yang menerima program Jalin Kesra yang diperoleh dari penelitian
di Desa Ngasinan. kemudian dipilah-pilah dan
memfokuskan data yang sesuai
dengan kajian dalam masalah Pembahasan Implementasi Program
penelitian. Data yang diperoleh Jalin Kesra di Desa Ngasinan
berkaitan dengan Implementasi Kecamatan Jetis Kabupaten
Program Jalin Kesra di Desa Ponorogo
Ngasinan Kecamatan Jetis Program Jalin Kesra Bantuan
Kabupaten Ponorogo RTSM dianalisis oleh peneliti dengan
3. Penyajian data teori George Edward III yang terdiri
Penyajian data dalam empat variabel yaitu komunikasi,
penelitian kualiatif dapat dilakukan sumber daya, disposisi, dan struktur
melalui uraian singkat, bagan, birokrasi. Dari keempat variabel,
hubungan antar kategori dan teks peneliti bisa melihat bagaimana
yang bersifat naratif. Penyajian berjalannya suatu program untuk
data diperoleh dari hasil mencapai tujuan dan sasaran yang
penelitian, yang berbentuk teks direncanakan. Keempat variabel
naratif maupun bagan mengenai tersebut adalah sebagai berikut
implementasi Program Jalin Kesra a. Komunikasi
di Desa Ngasinan Kecamatan Jetis Komunikasi Program Jalin
Kabupaten Ponorogo. Penyajian Kesra merupakan proses
data dalam bentuk teks naratif agar penyampaian informasi kebijakan
data yang merupakan hasil dari pembuat kebijakan Program
penelitian mudah dipahami. Jalin Kesra kepada pelaksana
2. Penarikan Kesimpulan Program Jalin Kesra serta RTSM
Dari data awal yang diperoleh penerima bantuan. Menurut
di lapangan, penulis sejak awal Edward dalam Joko Widodo
mulai melakukan penarikan (2006:97), komunikasi kebijakan
kesimpulan. Kesimpulan itu mula- memiliki tiga dimensi, yakni
mula masih belum jelas dan masih dimensi transmisi, dimensi
bersifat sementara, kemudian kejelasan dan dimensi konsistensi.
meningkat sampai kesimpulan yang Transmisi dari Program Jalin
mantap, yaitu pernyataan yang Kesra merupakan penyampaian
telah memiliki landasan kuat dari informasi program kepada unsur
proses analisis data terhadap pelaksana program Jalin Kesra di
fenomena yang ada. Desa Ngasinan, yakni SKPD
Proses penarikan kesimpulan eksekutor, dinas/instansi
dari kategori-kategori data yang kabupaten, pendamping program
telah direduksi dan disajikan untuk dan aparat desa juga kepada
menuju pada kesimpulan akhir kelompok sasaran, yakni para
yang mampu menjawab RTSM penerima bantuan Program
permasalahan dalam penelitian. Jalin Kesra. Penyampaian
informasi dalam dimensi transmisi
dari Program Jalin Kesra dilakukan
melalui proses sosialisasi secara
terpadu mulai dari sosialisasi menampaikan perubahan informasi
tingkat provinsi sampai sosialisasi tersebut. Sehingga informasi yang
tingkat desa. ada tentang pelaksanaan program
Dimensi kejelasan (clarity) tidak simpang-siur. Begitu juga
menghendaki agar kebijakan yang dengan pendamping yang selalu
ditrasmisikan kepada pelaksana, mendapatkan informasi yang
target grup dan pihak lain yang konsisten. Sebab jika ada
berkepentingan dapat diterima perubahan informasi, pendamping
secara jelas sehingga diantara selalu dihubungi oleh SKPD
mereka mengetahui apa yang Ekskutor maupun oleh Crisis Center
menjadi maksud, tujuan, sasaran, Kabupaten Ponorogo.
serta substansi dari kebijakan
publik tersebut sehingga masing- b. Sumber Daya
masing akan mengetahui apa yang Indikator-indikator yang
harus dipersiapkan serta digunakan untuk melihat sejauh
dilaksanakan untuk mensukseskan mana sumberdaya mempengaruhi
kebijakan tersebut secara efektif implementasi kebijakan terdiri dari
dan efisien. Para pihak pelaksana sumber daya manusia (SDM),
Program Jalin Kesra sudah cukup sumber daya anggaran, sumber
jelas dengan informasi yang daya fasilitas dan sumber daya
diberikan terkait dengan informasi dan kewenangan.
mekanisme pelaksaan program. SDM merupakan salah satu
Sebab para pelaksana program, faktor yang mempengaruhi
mendapatkan informasi yang cukup keberhasilan implementasi
saat proses sosialisasi berlangsung. kebijakan. Kebijakan akan berhasil
Dimensi konsistensi jika jumlah SDM cukup dan SDM
(consistency) diperlukan agar tersebut memiliki keahlian sesuai
kebijakan yang diambil tidak dengan tugas yang diberikan.
simpang siur sehingga Untuk jumlah SDM pelaksana
membingungkan pelaksana Program Jalin Kesra dari Bappemas
kebijakan, target grup dan pihak- Provinsi Jatim, SKPD pelaksana dan
pihak yang berkepentingan. Untuk dari dinas/instansi kabupaten
dimensi konsistensi dalam sudah cukup banyak, namun
pelaksaan kepada pelaksana jumlah SDM dari pendamping
Program Jalin Kesra sudah berjalan program masih kurang. Saat ini
dengan baik. Hal ini bisa jumlah pendamping program untuk
dibuktikan, ketika ada perubahan Kabupaten Ponorogo berjumlah 9
informasi tentang peraturan orang. Sedangkan jumlah RTSM
maupun pelaksaan program, yang perlu mendapatkan
Bappemas langsung berkoordinasi pendampingan cukup banyak dan
dengan SKPD pelaksana dan wilayah yang harus didampingi juga
pendamping program untuk banyak. Sehingga perlu adanya
penambahan jumlah tenaga untuk mendukung pelaksanaan
pendamping lagi guna program. Saat ini, fasilitas gedung
mengoptimalkan proses untuk tempat sosialisasi pada
pendampingan ke RTSM. tingkat provinsi sampai tingkat
Sedangkan dari segi kecamatan sudah cukup baik, di
ketrampilan dan keahlian, para mana terdapat gedung yang
pelaksana program memiliki memadai untuk tempat
keahlian dan kerampilan yang diadakannya sosialisasi.
cukup. Hal ini bisa diketahui dari Fasilitas peralatan kantor
setiap instansi yang terlibat dalam untuk mendukung pelaksanaan
pelaksanaan Program Jalin Kesra program yang diterima oleh para
mendapatkan tugas sesuai dengan pegawai dari instansi pemerintah
keahlian dan ketrampilannya. cukup memadai. Sumber daya
Sedangkan agar keahlian dan informasi mengenai mekanisme
ketrampilan pelaksana meningkat, pelaksanaan kegiatan juga sudah
maka setiap instansi pelaksana cukup jelas. Informasi yang cukup
memberikan pelatihan dan dan relevan terkait cara
pembekalan materi pada mengimplementasikan Program
pegawainya. Hal ini dilakukan agar Jalin Kesra Bantuan RTSM didapat
para pegawai yang terlibat dalam dari adanya sosialisasi yang
pelaksanaan program, bisa bekerja dilakukan mulai dari tingkat
dengan baik. provinsi sampai desa. Selain itu,
Anggaran memiliki Pergub No.56 Tahun 2011 Tentang
peranan penting untuk mendukung Pedoman Umum Program Jalin
tercapainya pelaksanaan program. Kesra Bantuan RTSM dan Buku
Adanya anggaran yang cukup akan Juknis Pendampingan Program Jalin
mendorong program berjalan Kesra merupakan salah satu
efektf, sehingga dapat mencapai sumber daya informasi yang
tujuan dan sasaran yang telah relevan.
ditetapkan. Anggaran Program Jalin Sedangkan sumber daya
Kesra di Desa Ngasinan untuk mengenai kerelaan/kesanggupan
setiap RTSM produktif adalah berbagai pihak yang terlibat dalam
senilai Rp 2,5 juta. Sedangkan implementasi program dapat
untuk RTSM non-produktif dilihat dari keanggotaan para
dianggarkan beras 20 kg dan uang Pendamping Program Jalin Kesra
sebesar Rp.180.000 setiap bulan yang secara sukarela menjadi
selama setahun. pendamping program Jalin Kesra.
Sumber daya fasilitas dalam Sumber daya kewenangan yang
program ini meliputi meliputi cukup untuk membuat keputusan
fasilitas gedung-gedung untuk sendiri yang dimiliki oleh suatu
tempat sosialiasi dan eksekusi lembaga akan mempengaruhi
bantuan serta peralatan kantor lembaga itu dalam melaksanakan
suatu kebijakan. Kewenangan ini 101). Dalam hal ini, para pelaksana
menjadi penting kehadirannya, Program Jalin Kesra merespon
ketika ditemui permasalahan dan positif adanya program Jalin Kesra.
mengharuskan suatu lembaga Karena bantuan ini sebagaibentuk
untuk segera menyelesaikannya. pemberdayaan kepada RTSM, yang
Sumber daya kewenangan dalam selama ini kurang diprioritaskan
Program Jalin Kesra adalah dalam berbagi program pemerintah
kewenangan yang dimiliki oleh pusat. Adanya respon positif
SKPD pelaksana program untuk tersebut, membuat para pelaksana
mengganti hewan/barang yang sanagt mendukung pelaksanaan
rusak atau mati dan kewenangan program Jalin Kesra. Sedangkan
menentukan kelayakan spesifikasi pemahaman pelaksana program
barang/hewan. terkait kebijakan juga sudah cukup
baik. Hal ini bisa dilihat dari
3.Disposisi penguasaan materi, ketika mereka
Menurut Edward III dalam memberikan sosialisasi.
Winarno (2006:104-105)
mengemukakan ”kecenderungan- 4.Struktur Birorasi
kecenderungan atau disposisi Dimensi struktur birokrasi
merupakan salah-satu faktor yang mencangkup adanya struktur
mempunyai konsekuensi penting organisasi, serta SOP. SOP menjadi
bagi implementasi kebijakan yang pedoman bagi setiap
efektif”. Dalam hal ini, para implementator dalam bertindak
pelaksana Program Jalin Kesra agar dalam pelaksanaan kebijakan
memberikan dukungan penuh tidak melenceng dari tujuan dan
terhadap pelaksanaan Program sasaran kebijakan. SOP dari
Jalin Kesra. Salah satu bentuk Program Jalin Kesra dapat dilihat
dukungan dari para pelaksana dari Peraturan Gubernur Jawa
program adalah adanya sikap dan Timur Nomor 56 Tahun 2011
komitmen dari mereka untuk Tentang Pedoman Umum Jalin
melaksanakan tugas yang berkaitan Kesra Bantuan RTSM Provinsi Jawa
dengan pelaksanaan program. Timur.
Disposisi mplementator ini Struktur birokrasi yang
mencakup beberapa hal penting, berpengaruh dalam implementasi
yang meliputi :(1) Respons kebijakan adalah fragmentasi.
implementator terhadap kebijakan, Fragmentasi merupakan
yang akan mempengaruhi penyebaran tanggung jawab suatu
kemauannya untuk melaksanakan kebijakan kepada beberapa badan
kebijakan; (2) kognisi, yakni yang berbeda sehingga
pemahaman para implementator memerlukan koordinasi. Pada
terhadap kebijakan yang umumnya, semakin besar
dilaksanakan; (Subarsono, 2005: koordinasi yang diperlukan untuk
melaksanakan kebijakan, semakin bagus. Tetapi jumlah SDM dari tenaga
berkurang kemungkinan pendamping masih kurang banyak.
keberhasilan program atau Sumber daya fasilitas untuk
kebijakan. Unsur pelaksana dalam mendukung pelaksanaan Program
Program Jalin Kesra dilakukan oleh Jalin Kesra, seperti gedung untuk
beberapa instansi yang berbeda. tempat sosialisasi ditingkat provinsi
Sehingga untuk pelaksanaan sampai kecamatan sudah bagus..
program, memerlukan koordinasi Sedangkan sumber daya informasi dan
antar berbagai instansi, agar tidak kewenangan yang ada juga sudah
terjadi distorsi komunikasi. cukup baik. Terdapat informasi yang
cukup dan selalu up to date tentang
Kesimpulan pelaksanaan program. Selain itu juga
Berdasarkan penelitian masing-masing pihak memiliki
yang telah dilakukan mengenai kewenangan apabila nanti terdapat
Implementasi Program Jalin Kesra di permasalahan dalam implementsi
Desa Ngasinan, maka dapat ditarik program.
kesimpulan tentang implementasi Dari segi disposisi, terdapat
program Jalin Kesra di Desa Ngasinan respon positif dan dukungan dari
yang masih ditemukan masalah- pelaksana kebijakan terhadap
masalah. Program Jalin Kesra. Dalam hal ini
Dari segi komunikasi, para pelaksana kebijakan mempunyai
sosialisasi Program Jalin Kesra di Desa sikap dan komitmen yang kuat untuk
Ngasinan untuk pelaksana program melaksanakan kebijakan. Mereka
sudah berjalan dengan baik. Namun melaksanakan tugas yang diberikan
sosialisasi program untuk kelompok oleh atasan dan mematuhi peraturan
sasaran, yakni RTSM masih kurang. yang berlaku. Sedangkan komitmen
Untuk kejelasan informasi RTSM untuk mengembangkan
pelaksanaan program bagi para bantuan masih rendah,
pelaksana kebijakan sudah cukup Untuk struktur birokrasi, telah
jelas. Terdapat informasi yang terdapat SOP yang jelas tentang
konsisten dari pelaksana program dan mekanisme pelaksanaan program.
apabila terdapat perubahan informasi SOP ini membantu pelaksana
tentang pelaksanaan program, maka memahami prosedur pelaksanaan
Bappemas akan segera berkoordinasi program. Selain itu, karena Program
dengan para pelaksana program di Jalin Kesra melibatkan beberapa
tingakt provinsi maupun tingkat lembaga instansi yang berbeda dalam
kabupaten untuk menyampaikan pelaksanaan programnya, maka perlu
perubahan informasi tersebut. adanya koordinasi. Sejauh ini
Untuk sumber daya SDM baik koordinasi antar instansi sudah
jumlah maupun keahlian dari terjalin cukup baik.
Bapemas maupun dari SKPD
pelaksana program sudah cukup
Saran Pasca Penyerahan Bantuan
1. Sebaiknya pelaksana program Kepada RTSM 2013
memberikan sosialisasi yang Subarsono, AG,2005, Analisis
lebih intens kepada RTSM Kebijakan Publik, Konsep, Teori
sebagai kelompok sasaran. dan Aplikasi, Pustaka Pelajar,
2. Perlu adanya penambahan Yogyakarta
jumlah tenaga pendamping Sugiyono. 2011. Metode Penelitian
agar para pendamping bisa Kuantitatif Kualitatif dan R &
bekerja secara proporsional D. Bandung:Alfabeta
3. Perlu adanya dana tambahan Tachjan. 2006. Implementasi
untuk bantuan paket kambing Kebijakan Publik. Bandung:
agar bantuan kambing yang AIPI (Asosiasi Ilmu Politik
diserahkan ke RTSM sesuai Indonesia)
kriteria Wahab, Solichin Abdul. 2012. Analisis
4. Pendamping program Kebijakan: Dari Formulasi ke
sebaiknya memberikan Penyusunan Model-Model
motivasi yang kuat bagi RTSM Implementasi Kebijakan Publik.
agar dapat mengembangkan Jakarta: Bumi Aksara
paket bantuan yang diberikan Widodo, Joko. 2009. Analisis
dengan sebaik-baiknya. Kebijakan Publik: Konsep dan
Aplikasi AnalisisProses
DAFTAR PUSTAKA Kebijakan Publik. Malang:
Bayumedia
Arikunto, S. , 2006. Prosedur Winarno,Budi. 2007. kebijakan publik
Penelitian Suatu Pendekatan Teori dan Proses. Yogyakarta:
Praktik.. Jakarta:Rineka Cipta Media Pressindo

Azwar, Saifuddin. 2005. Metode INTERNET


Penelitian. Yogyakarta: www.bps.go.id diakses pada tanggal
Pustaka Belajar 12 Maret 2013
Effendi, Onong Uchana. 2000. Ilmu www.bapemas.jatimprov.go.id
Teori & Filsafat Komunikasi , PT diakses pada tanggal 4 April 2013
Citra Aditya Bakti, Bandung
www.desangasinan.blogspot.com
Peraturan Gubernur Nomor 56 Tahun diakses pada tanggal 20 Mei 2013
2011 Tentang Pedoman
Umum Jalan Lain Menuju www.jalinkesra.net diakses pada
Kesejahteraan Rakyat (Jalin tanggal 4 April 2013
Kesra) www.jalinkesra.com diakses pada
Petunjuk Teknis Pendampingan tanggal 6 April2013
Pelaksanaan Program dan

You might also like