Professional Documents
Culture Documents
Sap Kejang Demam
Sap Kejang Demam
(SAP)
Analisis Tugas
o Know :
Pengertian kejang demam
Bahaya kejang demam
Penyebab kejang demam
Pencegahan kejang demam
Tindakan pertolongan pertama pada kejang demam
1
o Show :
Memberikan tanggapan dan pertanyaan tentang materi yang
diberikan
Menunjukkan sikap memperhatikan materi yang diberikan
D. Pokok Bahasan
Kejang demam
H. Strategi Instruksional
Menjelaskan materi-materi pengajaran
Menggunakan media pengajaran untuk mempermudah pemahaman
peserta didik
Memberikan kesempatan bertanya pada peserta didik jika ada yang kurang
dimengerti
Mengadakan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peserta
didik
Memberikan penguatan tentang materi yang telah diberikan
2
I. Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan Kegiatan
Tahap Metode Media
Pendidik Peserta Didik
Kegiatan 1. Menyiapkan
Awal perlengkapan
2. Menyiapkan
ruangan/ tempat
Kegiatan Melakukan Menyimak
Pembuka/ perkenalan
Apersepsi Menjelaskan Menyimak
tujuan
penyuluhan
Menjelaskan Menyimak Ceramah Slide
gambar yang
berhubungan
dengan materi
Uraian Menjelaskan M C Slide
Materi pengertian
kejang demam E E
Menjelaskan Poster
penyebab kejang N R
demam
Menyebutkan Y A Slide
bahaya yang
dapat I M
ditimbulkan dari
kejang demam M A
Menjelaskan Slide
pencegahan A H
kejang demam
K
Mini Memberikan Mengutarakan Tanya
Clossure kesempatan pada pertanyaan, jawab
3
peserta untuk pendapat dan
mengajukan ide
pertanyaan dan
komentar
Menjawab Menyimak Tanya
pertanyaan dan jawab
komentar dari
peserta
Mengajukan Mengutarakan Tanya
pertanyaan kepada pertanyaan jawab
peserta tentang
materi yang telah
diberikan
(evaluasi)
Clossure Menjelaskan Menyimak Ceramah
kesimpulan dari
pembahasan
yang telah
diberikan
Menutup
rangkaian
penyuluhan dan
mengucapkan
terima kasih atas
kesediaan
mengikuti
penyuluhan
J. Metode Pengajaran
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
K. Variasi Media
1. Infocus
4
2. Poster/ Leaflet
3. Model
L. Evaluasi
Evaluasi diberikan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik menangkap,
memahami dan mempraktekan tentang materi yang telah dikemukakan oleh pendidik
dalam penyuluhan yang telah diberikan, dengan memberikan pertanyaan.
5
LAMPIRAN MATERI
1. Definisi
Kejang demam atau febrile convulsion ialah bangkitan kejang yang terjadi
pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 38oC) yang disebabkan oleh proses
ekstakramium. Menurut Consensus Statement on Febrile Seizures, kejang demam
adalah bangkitan kejang pada bayi dan anak, biasanya terjadi antara umur 3 bulan
sampai 5 tahun, berhubungan dengan demam tetapi tidak terbukti adanya infeksi
intrakranial atau penyebab tertentu. Anak yang pernah kejang tanpa demam dan
bayi berumur kurang dari 4 minggu tidak termasuk dalam kejang demam. Kejang
demam harus dibedakan dengan epilepsi yaitu yang ditandai dengan kejang berulang
tanpa demam.
Pada saat mengalami kejang, anak akan terlihat aneh untuk beberapa saat,
kemudian kaku, dan memutar matanya. Anak tidak responsif untuk beberapa waktu,
nafas akan terganggu, dan kulit akan tampak lebih gelap dari biasanya. Setelah
kejang, anak akan segera normal kembali.. Serangan kejang pada penderita kejang
demam dapat terjadi satu, dua, tiga kali atau lebih selama satu episode demam. Jadi,
satu episode kejang demam dapat terdiri dari satu, dua, tiga atau lebih serangan
kejang
6
b. Menunjukkan tanda-tanda kejang fokal yaitu kejang yang
hanya
melibatkan salah satu bagian tubuh.
c. Kejang berulang/multipel atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam.
7
membran tadi dapat berubah karena adanya : perubahan konsentrasi ion di ruang
ekstraseluler, rangsangan yang datang mendadak seperti rangsangan mekanis,
kimiawi, atau aliran listrik dari sekitarnya, dan perubahan patofisiologi dari
membran sendiri karena penyakit atau keturunan.
Pada keadaan demam, kenaikan suhu 1°C akan mengakibatkan kenaikan
metabolisme basal 10-15% dan meningkatnya kebutuhan oksigen sebesar 20%.
Pada seorang anak usia 3 tahun, sirkulasi otak mencapai 65% dari seluruh
sirkulasi tubuh, dibandingkan dengan orang dewasa yang hanya 15%. Jadi
kenaikan suhu tubuh pada seorang anak dapat mengubah keseimbangan
membran sel neuron dan dalam waktu singkat terjadi difusi ion Kalium dan ion
Natrium melalui membran tersebut sehingga mengakibatkan terjadinya lepas
muatan listrik. Lepasnya muatan listrik ini demikian besar sehingga dapat
meluas ke seluruh sel maupun ke membran sel lain yang ada
didekatnya dengan perantaraan neurotransmitter sehingga terjadilah kejang.
8
faktor penyebab terjadinya kerusakan neuron otak selama berlangsung kejang
lama. Faktor terpenting adalah gangguan peredaran darah yang mengakibatkan
hipoksia sehingga meningkatkan permeabilitas kapiler dan timbul edema otak
yang mengakibatkan kerusakan neuron otak.
5.3. Retardasi Mental, terjadi akibat kerusakan otak yang parah dan tidak
mendapatkan pengobatan yang adekuat.
5.4. Epilepsi, terjadi karena kerusakan pada daerah medial lobus temporalis
setelah mendapat serangan kejang yang berlangsung lama.
Ada 3 faktor risiko yang menyebabkan kejang demam menjadi epilepsi
dikemudian hari, yaitu :
a. Riwayat epilepsi pada orangtua atau saudara kandung.
b. Kelainan neurologis atau perkembangan yang jelas sebelum kejang
demam
pertama.
c. Kejang demam pertama merupakan kejang demam kompleks.
Menurut American National Collaborative Perinatal Project, 1,6% dari semua
anak yang menderita kejang demam akan berkembang menjadi epilepsi, 10%
dari semua anak yang menderita kejang demam yang mempunyai dua atau tiga
faktor risiko di atas akan berkembang menjadi epilepsi.
5.5. Hemiparesis, yaitu kelumpuhan atau kelemahan otot-otot lengan, tungkai
serta wajah pada salah satu sisi tubuh. Biasanya terjadi pada penderita yang
mengalami kejang lama (kejang demam kompleks). Mula-mula kelumpuhan
bersifat flaksid, setelah 2 minggu timbul spasitas.
9
Jika status gizi anak baik maka akan meningkatkan daya tahan
tubuhnya sehingga dapat terhindar dari berbagai penyakit infeksi yang
memicu terjadinya demam.
b. Menjaga sanitasi dan kebersihan lingkungan. Jika lingkungan bersih
dan sehat akan sulit bagi agent penyakit untuk berkembang biak
sehingga anak dapat terhindar dari berbagai penyakit infeksi.
6.2. Pencegahan Primer
Pencegahan Primer yaitu upaya awal pencegahan sebelum seseorang anak
mengalami kejang demam. Pencegahan ini ditujukan kepada kelompok yang
mempunyai faktor risiko. Dengan adanya pencegahan ini diharapkan
keluarga/orang terdekat dengan anak dapat mencegah terjadinya serangan kejang
demam.
Upaya pencegahan ini dilakukan ketika anak mengalami demam. Demam
merupakan faktor pencetus terjadinya kejang demam. Jika anak mengalami
demam segera kompres anak dengan air hangat dan berikan antipiretik untuk
menurunkan demamnya meskipun tidak ditemukan bukti bahwa pemberian
antipiretik dapat mengurangi risiko terjadinya kejang demam.
6.3. Pencegahan Sekunder
Yaitu upaya pencegahan yang dilakukan ketika anak sudah mengalami
kejang demam. Adapun tata laksana dalam penanganan kejang demam pada anak
meliputi :
a. Pengobatan Fase Akut
Anak yang sedang mengalami kejang, prioritas utama adalah menjaga
agar jalan nafas tetap terbuka. Pakaian dilonggarkan, posisi anak
dimiringkan untuk mencegah aspirasi. Sebagian besar kasus kejang
berhenti sendiri, tetapi dapat juga berlangsung terus atau berulang.
Pengisapan lendir dan pemberian oksigen harus
dilakukan teratur, bila perlu dilakukan intubasi. Keadaan dan kebutuhan
cairan, kalori dan elektrolit harus diperhatikan. Suhu tubuh dapat
diturunkan dengan kompres air hangat dan pemberian antipiretik.
Pemberantasan kejang dilakukan dengan cara
memberikan obat antikejang kepada penderita. Obat yang diberikan
adalah diazepam.
Dapat diberikan melalui intravena maupun rektal
10
b. Mencari dan mengobati penyebab
Pada anak, demam sering disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan
akut, otitis media, bronkitis, infeksi saluran kemih, dan lain-lain. Untuk
mengobati penyakit infeksi tersebut diberikan antibiotik yang adekuat.
Kejang dengan suhu badan yang tinggi juga dapat terjadi karena faktor
lain, seperti meningitis atau ensefalitis. Oleh sebab itu pemeriksaan
cairan serebrospinal (lumbal pungsi) diindikasikan pada anak penderita
kejang demam berusia kurang dari 2 tahun.
Pemeriksaan laboratorium lain dilakukan atas indikasi untuk mencari
penyebab, seperti pemeriksaan darah rutin, kadar gula darah dan
elektrolit. Pemeriksaan EEG dilakukan pada kejang demam kompleks
atau anak yang mempunyai risiko untuk mengalami epilepsi.
11
DOKUMENTASI KEGIATAN
12