Professional Documents
Culture Documents
Pemodelan Molekul Dan Hubungan Kuantitatif Struktur-Aktivitas Sitotoksik Turunan Benzoilurea Sebagai Antitumor
Pemodelan Molekul Dan Hubungan Kuantitatif Struktur-Aktivitas Sitotoksik Turunan Benzoilurea Sebagai Antitumor
ABSTRACT
Molecular modeling and QSAR of ring-substituted Benzoylurea derivatives was done to find compound(s) which
would be promoted as antitumor agent(s). Molecular modeling which had been performed using Molegro
Virtual Docker 5.5, explored interaction between Benzoylureas and Ribonucleotide Reductase (pdb. 3HNC) and
determined total interaction energy of ligand-protein complex as Rerank Score (RS). QSAR analysis used Log
P, cMR, and RS as predictor against LC50 cytotoxicity which was determined using Brain Shrimp Lethality Test
(BST). The result showed that each of seven Benzoylureas bound to 3HNC with the same pattern as hydroxyurea
where amino acid involved in ligand-protein interaction via hydrogen bonding is Asn 270, and docking scores
(RS) of all compounds are higher than hydroxyurea. The BST showed that their cytotoxic activities were higher
than hydroxyurea. QSAR analysis indicated linear relationship between RS value and LC50 cytotoxic activity
(pLC50= -0.018RS –0.797; n= 8, r= 0.767, p= 0.027, F= 8.546, s= 0.236), and between CMR and cytotoxic
activity (pLC50= 0.231CMR –0.770; n= 8, r= 0.925, p= 0.001, F= 35.562, s= 0.1396). It was concluded that
Benzoylurea derivatives had potency as antitumor agent, the activity test in silico could described the cytotoxic
activity in vitro, and physicochemical properties that supported the activity were molar volume CMR and
interaction energy (RS).
Pada tabel 1 tampak bahwa perbedaan ditampilkan pula nilai LC50 yang kemudian diubah
substituen pada cincin aromatik yang menghasilkan menjadi pLC50 yang nilainya digunakan dalam
perbedaan sifat fisikokimia molekul (Log P dan analisis HKSA.
CMR) menunjukkan perbedaan aktivitas sitotoksik Menurut data pada tabel 2, adanya cincin
di antara turunan benzoilurea. Semua turunan benzena dalam struktur urea (pada BU-1 sampai
benzoilurea menghasilkan aktivitas sitotoksik yang BU-7) dapat meningkatkan nilai RS, yang
lebih tinggi dibanding hidroksiurea menurut metode menunjukkan peningkatan kekuatan interaksi
BST. Hasil ini menunjukkan bahwa turunan dengan protein reseptor. Masuknya cincin benzena
benzoilurea tersubstitusi pada cincin memiliki tanpa substituen (BU-1) menambah terbentuknya
potensi sebagai senyawa antitumor. Turunan ikatan hidrogen. Substituen pada cincin benzena
benzoilurea yang menunjukkan aktivitas tertinggi berkontribusi pada kekuatan interaksi melalui
adalah BU-3 dengan LC50 sebesar 0,17 mM. pembentukan interaksi sterik (ikatan van der
Waals), kecuali untuk substituen klor (BU-5).
Pemodelan Molekul Adanya halogen yang diwakili klor dan brom (BU-
Untuk mengetahui pengaruh cincin benzena dan 6) tidak menambah jumlah ikatan hidrogen, tetapi
peran substituen pada cincin tersebut dalam substituen nitro dapat menambah interaksi melalui
aktivitas biologisnya telah dilakukan pemodelan pembentukan ikatan hidrogen sehingga senyawa
molekul yang menghasilkan nilai RS (total energi BU-7 mempunyai skor docking paling tinggi. Hasil
interaksi ligan-protein) dan menunjukkan adanya pemodelan molekul menunjukkan bahwa semua
interaksi antara molekul dengan protein dalam senyawa yang berinteraksi dengan protein dalam
cavity-3 reseptor 3HNC, berupa ikatan hidrogen active site 3HNC dapat membentuk ikatan hidrogen
serta van der Waals (interaksi sterik) yang dengan residu asam amino Asp 270 reseptor
ditampilkan dalam tabel 2. Pada tabel tersebut ribonukleotida reduktase.
a
dengan asam amino dalam active site reseptor 3HNC; b nilai –log LC50; tanda (-) : tidak ada interaksi.
Gambar 1. Konformasi-docking 3D molekul HU (1A) dan BU-1(1B) dalam cavity-3 (grid hijau) reseptor 3HNC,
menunjukkan ikatan hidrogen (garis putus warna biru) dengan residu asam amino Asn 270. Gambar struktur diperoleh
dengan program Molegro 5.5.
Gambar 1 menunjukkan ikatan hidrogen yang hidrogen (-N ⋅ ⋅ ⋅ H-O=C dan (-N ⋅ ⋅ ⋅ O=C).
terbentuk dari interaksi antara molekul senyawa Interaksi molekul turunan benzoilurea dengan asam
HU dan BU-1 (benzoilurea) dengan residu asam amino dalam cavity-3 dibandingkan dengan
amino Asn 270 dalam active site ribonukleotida hidroksiurea secara 3 dimensi ditampilkan pada
reduktase (cavity-3). HU membentuk satu ikatan gambar 2, sedangkan secara 2 dimensi ditampilkan
hidrogen (-N ⋅ ⋅ ⋅ H-O=C), sementara hampir semua gambar3.
turunan benzoilurea membentuk dua ikatan
Gambar 2. Konformasi-docking 3D interaksi ikatan hidrogen (garis putus warna biru) antara molekul senyawa uji dengan
asam amino dalam active site enzim RR. Molekul HU (2A) hanya membentuk satu ikatan hidrogen, sedangkan turunan
benzoilurea BU-1 (2B), BU-7 (2C) senyawa dengan skor docking tertinggi dan BU-3 (2D) senyawa dengan bioaktivitas
tertinggi dapat membentuk 2 ikatan hidrogen. Gambar struktur diperoleh dengan program Molegro 5.5.
Gambar 3. Gambar 2 dimensi interaksi ikatan hidrogen (garis putus warna biru) dan interaksi sterik (garis putus warna
merah) antara molekul senyawa uji dengan asam amino dalam active site enzim RR. Molekul HU (gambar 3A) hanya
membentuk satu ikatan hidrogen dengan asam amino Asn 270; BU-1 (gambar 3B) membentuk dua ikatan hidrogen dengan
Asn 270; senyawa dengan skor docking tertinggi BU-7 (gambar 3C) menunjukkan dua ikatan hidrogen dengan Asn 270, satu
ikatan hidrogen dengan Arg 256, dan interaksi sterik dengan Asp 226; senyawa dengan bioaktivitas tertinggi BU-3 (gambar
3D) membentuk dua ikatan hidrogen dengan Asn 270 dan menunjukkan empat interaksi sterik dengan Ile 228, Asp 226, Arg
256, Ser 227. Gambar diperoleh dari program Molegro 5.5.
Gambar 3 menunjukkan interaksi antara juga mengadakan interaksi sterik dengan beberapa
molekul senyawa uji dengan asam amino dalam asam amino yang membentuk cavity-3, antara lain
active site RR (cavity-3 reseptor 3HNC), baik Arg 256, Asp 226, Ser 227, Ile 228. Tidak adanya
ikatan maupun interaksi sterik. Turunan benzoilurea interaksi sterik pada senyawa BU-5 adalah karena
membentuk ikatan hidrogen dengan asam amino pada senyawa ini gugus klor terletak pada posisi
yang sama dengan yang diikat hidroksiurea (HU), orto gugus karbonil sehingga dapat menimbulkan
yaitu Asn 270, tetapi turunan benzoilurea dapat halangan sterik.
membentuk dua ikatan hidrogen. Di samping itu, Hasil pemodelan dan docking molekul
molekul turunan benzoilurea yang mengandung menunjukkan bahwa Asn 270 , 256 Arg , Asp 226 ,
substituen pada cincin benzenanya, kecuali BU-5, Ile 228 , dan Ser 227 adalah residu asam amino
Gambar 4. Korelasi antara skor docking (RS) dan aktivitas sitotoksik in vitro (pLC50) turunan benzoilurea tersubstitusi pada
cincin.
Hasil analisis regresi dan gambar 4 fisikokimia (hidrofobik log P dan sterik CMR) dan
menunjukkan bahwa makin tinggi Rerank Score energi interaksi (RS) sebagai prediktor untuk
(makin rendah energi interaksi ligan-protein), bioaktivitas senyawa, diperoleh beberapa
makin tinggi aktivitas biologisnya. Dari persamaan regresi. Dipilih persamaan yang
perhitungan dengan menggunakan dua sifat memenuhi persyaratan r2 > 0,8 dan P < 0,05 yaitu :