Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

PEMODELAN MOLEKUL DAN HUBUNGAN KUANTITATIF STRUKTUR-

AKTIVITAS SITOTOKSIK TURUNAN BENZOILUREA SEBAGAI ANTITUMOR

NUZUL WAHYUNING DIYAH1*, SISWANDONO2, SUKO HARDJONO3, BAMBANG TRI


PURWANTO4
1,2,3,4
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, Jl. Dharmawangsa Dalam Surabaya
* e-mail : nuzul_wd@yahoo.com

ABSTRACT
Molecular modeling and QSAR of ring-substituted Benzoylurea derivatives was done to find compound(s) which
would be promoted as antitumor agent(s). Molecular modeling which had been performed using Molegro
Virtual Docker 5.5, explored interaction between Benzoylureas and Ribonucleotide Reductase (pdb. 3HNC) and
determined total interaction energy of ligand-protein complex as Rerank Score (RS). QSAR analysis used Log
P, cMR, and RS as predictor against LC50 cytotoxicity which was determined using Brain Shrimp Lethality Test
(BST). The result showed that each of seven Benzoylureas bound to 3HNC with the same pattern as hydroxyurea
where amino acid involved in ligand-protein interaction via hydrogen bonding is Asn 270, and docking scores
(RS) of all compounds are higher than hydroxyurea. The BST showed that their cytotoxic activities were higher
than hydroxyurea. QSAR analysis indicated linear relationship between RS value and LC50 cytotoxic activity
(pLC50= -0.018RS –0.797; n= 8, r= 0.767, p= 0.027, F= 8.546, s= 0.236), and between CMR and cytotoxic
activity (pLC50= 0.231CMR –0.770; n= 8, r= 0.925, p= 0.001, F= 35.562, s= 0.1396). It was concluded that
Benzoylurea derivatives had potency as antitumor agent, the activity test in silico could described the cytotoxic
activity in vitro, and physicochemical properties that supported the activity were molar volume CMR and
interaction energy (RS).

Key words : Ring-Substituted Benzoylurea; Molecular Modeling; QSAR; LC50 BST.

PENDAHULUAN Terdapat hubungan kuat antara aktivitas RR dan


Kanker adalah salah satu penyakit penyebab laju replikasi sel kanker sehingga RR dapat
utama kematian di negara berkembang dan juga di dipertimbangkan sebagai target yang sangat baik
seluruh dunia. Di Indonesia, kanker menjadi untuk kemoterapi kanker (Saban and Bujak, 2009).
penyumbang kematian ketiga terbesar RR dalam sel mamalia mengandung dua komponen
setelah penyakit jantung (DepKes RI, 2006). protein, yaitu R1 dan R2 yang dikode oleh dua gen
Hingga kini masih terus dilakukan usaha untuk pada kromosom yang berbeda. Protein R1 dan R2
menemukan obat antikanker baru karena obat-obat berinteraksi pada C-terminal untuk membentuk
yang sudah lama digunakan lambat laun menjadi holoenzim aktif. Sejumlah senyawa baru telah
kurang efektif dan banyak tumor yang masih dikenal sebagai inhibitor RR seperti:
kurang sensitif terhadap obat antikanker (Finch et hidroksiguanidin, tiosemikarbazida, dan turunan
al., 2000). Kemoterapi kanker telah memasuki era asam benzohidroksamat, tetapi hidroksiurea (HU)
baru molecularly targeted therapy, yaitu terapi adalah penghambat RR pertama dan satu-satunya
dengan mekanisme hambatan pada molekul target yang digunakan di klinik untuk pengobatan
spesifik yang sangat diperlukan dalam beberapa penyakit kanker. Ada dua kelompok
karsinogenesis dan pertumbuhan sel kanker inhibitor RR : kelompok pertama meliputi analog
(Zhukov and Tjulandin, 2008). nukleosida yang mengikat subunit R1, kelompok
Ribonukleotida reduktase (RR) adalah enzim kedua adalah inhibitor RR yang mengikat zat besi
yang bertanggung jawab pada konversi de novo non-heme dengan afinitas tinggi; HU termasuk
ribonukleosida difosfat menjadi kelompok yang kedua (Giles, 2007). HU terbatas
deoksiribonukleotida difosfat yang esensial untuk efektivitasnya karena afinitasnya terhadap RR
replikasi DNA (Saiko et al., 2011). Meskipun relatif rendah. Oleh karena itu perlu dikembangkan
aktivitas reduktasenya tinggi pada sel normal, inhibitor RR yang lebih efektif untuk
aktivitas RR meningkat lebih tinggi dalam sel meningkatkan keberhasilan kemoterapi kanker.
tumor. Aktivitas RR juga berhubungan dengan Di samping HU, beberapa turunan urea telah
derajat transformasi keganasan (Finch et al., 2000) digunakan sebagai antikanker antara lain :

Berkala Ilmiah Kimia Farmasi, Vol. 2 No. 2, November 2013


karmustin dan lomustin yang merupakan senyawa METODE PENELITIAN
pengalkil, serta sorafenib yang termasuk kelompok Bahan
kemoterapi molekul target (Jin et al., 2011). Turunan benzoilurea adalah hasil sintesis
Pengembangan turunan urea sangatlah menarik menurut prosedur yang telah dilaporkan oleh
untuk dilakukan karena potensial sebagai senyawa Siswandono (2003), obat antikanker hidroksiurea
antikanker. Siswandono (2003) melaporkan bahwa (HU) sebagai senyawa standar diperoleh dari
turunan benzoilurea mempunyai aktivitas penekan Sigma. Untuk uji kematian larva udang (nauplii),
sistem saraf pusat pada mencit. Hardjono (2012) senyawa dilarutkan dalam campuran
telah mensintesis 9 turunan 1-(benzoiloksi)urea dimetilsulfoksida (DMSO) dan air laut dengan
yang mempunyai aktivitas sitotoksik in vitro teknik pengenceran untuk mendapatkan larutan
terhadap se HeLa lebih tinggi dibanding dengan konsentrasi antara 1–300 mg/mL.
hidroksiurea dan menyimpulkan bahwa ada
hubungan linier antara aktivitas sitotoksik in vitro Uji kematian larva udang (Brine shrimp lethality
dengan hasil uji in silico terhadap reseptor test)
ribonukleotida reduktase yeast (pdb. 2EUD). Brine shrimp lethality test (BST) digunakan
Adanya cincin benzena dalam struktur urea dapat untuk mengetahui aktivitas sitotoksik senyawa (Mc
meningkatkan aktivitas sitotoksiknya. Laughlin and Rogers, 1999). 50 mg telur Artemia
Dalam rangka menelusuri potensi turunan salina Linn. diaerasi dalam bejana gelas 1 L yang
benzoilurea sebagai antikanker, dilakukan uji berisi air laut. Setelah 24 jam inkubasi pada suhu
aktivitas sitotoksik turunan benzoilurea secara in kamar (29 °C), larva yang baru menetas (nauplii)
vitro dengan uji kematian larva udang (Brain dan berenang bebas dipanen dan digunakan 10 ekor
Shrimp Lethality Test). Hasil uji sitotoksik in vitro untuk tiap senyawa uji. Dibuat larutan induk
beserta sifat fisikokimia senyawa digunakan untuk senyawa uji dari 25 mg tiap senyawa yang
studi hubungan kuantitatif struktur-aktivitas dilarutkan dalam 25 mL aseton. Sejumlah volume
(HKSA) sitotoksik. Kemampuan molekul senyawa tertentu larutan dipipet ke dalam tabung gelas 5 mL
untuk berinteraksi dengan ribonukleotida reduktase yang telah ditera untuk memperoleh berbagai
manusia dipelajari melalui pemodelan molekul konsentrasi (1, 25, 50, 100, 150, 200, 250, 300
menggunakan struktur kristal enzim ribonukleotida mg/L) dalam 5 mL larutan akhir, dan kemudian
reduktase yang membentuk kompleks dengan ligan aseton diuapkan. Senyawa dalam tabung dilarutkan
TTP (pdb. 3HNC). Permasalahannya adalah: (1) kembali dengan 50,0 L DMSO dan diberi 10 ekor
apakah aktivitas sitotoksik turunan benzoilurea nauplii, kemudian ditambahkan air laut untuk
lebih tinggi dibanding hidroksiurea berdasarkan uji memperoleh volume 5 mL.
kematian larva udang, (2) apakah terdapat Setelah 24 jam, nauplii yang masih hidup dalam
hubungan antara aktivitas sitotoksik in vitro dengan tiap tabung diamati menggunakan kaca pembesar
afinitasnya terhadap ribonukleotida reduktase dan dihitung jumlahnya. Kematian nauplii
secara in silico, dan (3) sifat fisikokimia manakah didefinisikan sebagai tidak adanya gerak maju
yang berperan pada aktivitas sitotoksik turunan terkendali nauplii selama 30 detik pengamatan
benzoilurea. Adapun tujuan penelitian ini adalah (Apu et al., 2010). Sebagai kontrol positif
mengetahui potensi antitumor turunan benzoilurea digunakan HU dan sebagai kontrol negatif
dan menentukan hubungan antara aktivitas digunakan pelarut DMSO-air laut. Konsentrasi
sitotoksik dengan sifat fisikokimia dan afinitas larutan uji yang menyebabkan 50% kematian
molekul terhadap enzim ribonukleotida reduktase. nauplii setelah 24 jam terpapar larutan uji
Model HKSA akan dijadikan acuan untuk dinyatakan sebagai LC50, yang dihitung dengan
merancang struktur turunan benzoilurea yang analisis regresi probit pada interval kepercayaan 95
mempunyai aktivitas antitumor lebih tinggi. % menggunakan SPSS 11.5 for windows. Nilai
LC50 yang lebih besar dari 200 mg/L dianggap
sebagai tidak aktif, dan kemudian nilai LC50
dikonversi menjadi miliMolar .

Berkala Ilmiah Kimia Farmasi, Vol. 2 No. 2, November 2013


Pemodelan Molekul molekul ligan dilakukan terhadap cavity-3
Software dan Program menggunakan algoritma SE MolDock dengan
ChemBioDraw Ultra 11.0 digunakan untuk iterasi maksimum 1500. Afinitas ligan dengan
menggambar struktur 3 dimensi molekul senyawa protein enzim ditentukan dari docking score yang
(ligan) dan menentukan sifat fisikokimianya (log P dinyatakan dalam Rerank Score (RS). RS
dan CMR). Geometri molekul ligan dioptimasi merupakan total energi interaksi ligan-protein dan
menggunakan metode MMFF94 untuk mencapai energi internal ligan, termasuk ikatan hidrogen
tingkat energi minimal, kemudian struktur molekul ligan-protein. Kompleks ligan-protein dengan
disimpan dalam format sybyl mol2. Molegro energi terendah (pose dengan skor tertinggi)
Virtual Docker 5.5 digunakan untuk docking dan menunjukkan model interaksi yang paling baik.
pemodelan molekul. SPSS 11.5 for windows Validasi docking dilakukan dengan redocking ligan
digunakan untuk analisis regresi dan studi HKSA TTP terhadap active site 3HNC (cavity-3).
setelah docking molekul. Struktur dan sifat Makin rendah energi menunjukkan makin kuat
fisikokimia turunan benzoilurea disajikan pada interaksi. Struktur senyawa post-docking yang
Tabel 1. terbaik harus memenuhi syarat : mempunyai energi
paling rendah dan molekul berada dalam active site
Reseptor dan ligan yang sama dengan TTP, yang dapat diamati secara
Struktur X-ray ribonukleotida reduktase (PDB : visual dalam cavity-3 struktur 3HNC. Pengamatan
3HNC) dengan resolusi 2,41 Ao diunduh dari RCSB interaksi ligan-protein yang meliputi : ikatan
Protein Data Bank (www.pdb.org), yaitu struktur hidrogen, interaksi sterik (van der Waals), dan
kristal RR1 manusia yang mengikat ligan TTP. elektrostatik dilakukan untuk pose dengan skor
TTP (Timidin Trifosfat) adalah ligan dalam struktur tertinggi. Analisis HKSA setelah docking dilakukan
3HNC. Struktur RR yang digunakan sebagai model dengan analisis regresi menggunakan deskriptor
adalah kompleks RR1-RR2 yang menjaga fisikokimia log P (hidrofobik), CMR (sterik), serta
keseimbangan dNTP. RR1 adalah subunit katalitik RS (elektronik) sebagai variabel bebas, dan LC50
dan RR2 adalah tempat radikal bebas yang sitotoksisitas terhadap larva udang sebagai variabel
diperlukan untuk katalisis. RR diregulasi secara tergantung.
alosterik dengan cara oligomerisasi terinduksi-
dATP, yaitu suatu inhibitor RR (Fairman et al., HASIL DAN PEMBAHASAN
2011). Sifat fisikokimia dan aktivitas sitotoksik
senyawa
Docking molekul Hasil penentuan sifat fisikokimia turunan
Struktur kristal 3HNC diunduh ke dalam benzoilurea dengan program ChemBioDraw Ultra
workspace dan ditentukan active site-nya. Diimpor 11.0 dan aktivitas sitotoksiknya yang diuji dengan
struktur 3D molekul turunan benzoilurea ke dalam metode kematian larva udang ditampilkan pada
workspace dan diletakkan ke dalam cavity-3 dengan tabel 1.
cara align pada reference ligand TTP. Docking

Berkala Ilmiah Kimia Farmasi, Vol. 2 No. 2, November 2013


Tabel 1. Struktur, sifat fisikokimia, dan LC50 turunan benzoilurea tersubstitusi pada cincin

Kode Senyawa MW Log P cMR (cc/mol) LC50 (mM)


HU Hydroxyurea 76,05 -1,12 1,5674 2,21
BU-1 R=H 164,27 0,56 4,4250 0,72
BU-2 R = 4-OCH3 194,21 0,43 5,0419 0,32
BU-3 R = 4-C(CH3)3 220,30 2,26 6,2802 0,17
BU-4 R = 3-CF3 232,17 1,48 4,9353 0,56
BU-5 R = 2-Cl 198,67 1,12 4,9164 0,49
BU-6 R = 4-Br 243,07 1,39 5,2020 0,23
BU-7 R = 4-NO2 209,18 0,28 5,0365 0,58

Pada tabel 1 tampak bahwa perbedaan ditampilkan pula nilai LC50 yang kemudian diubah
substituen pada cincin aromatik yang menghasilkan menjadi pLC50 yang nilainya digunakan dalam
perbedaan sifat fisikokimia molekul (Log P dan analisis HKSA.
CMR) menunjukkan perbedaan aktivitas sitotoksik Menurut data pada tabel 2, adanya cincin
di antara turunan benzoilurea. Semua turunan benzena dalam struktur urea (pada BU-1 sampai
benzoilurea menghasilkan aktivitas sitotoksik yang BU-7) dapat meningkatkan nilai RS, yang
lebih tinggi dibanding hidroksiurea menurut metode menunjukkan peningkatan kekuatan interaksi
BST. Hasil ini menunjukkan bahwa turunan dengan protein reseptor. Masuknya cincin benzena
benzoilurea tersubstitusi pada cincin memiliki tanpa substituen (BU-1) menambah terbentuknya
potensi sebagai senyawa antitumor. Turunan ikatan hidrogen. Substituen pada cincin benzena
benzoilurea yang menunjukkan aktivitas tertinggi berkontribusi pada kekuatan interaksi melalui
adalah BU-3 dengan LC50 sebesar 0,17 mM. pembentukan interaksi sterik (ikatan van der
Waals), kecuali untuk substituen klor (BU-5).
Pemodelan Molekul Adanya halogen yang diwakili klor dan brom (BU-
Untuk mengetahui pengaruh cincin benzena dan 6) tidak menambah jumlah ikatan hidrogen, tetapi
peran substituen pada cincin tersebut dalam substituen nitro dapat menambah interaksi melalui
aktivitas biologisnya telah dilakukan pemodelan pembentukan ikatan hidrogen sehingga senyawa
molekul yang menghasilkan nilai RS (total energi BU-7 mempunyai skor docking paling tinggi. Hasil
interaksi ligan-protein) dan menunjukkan adanya pemodelan molekul menunjukkan bahwa semua
interaksi antara molekul dengan protein dalam senyawa yang berinteraksi dengan protein dalam
cavity-3 reseptor 3HNC, berupa ikatan hidrogen active site 3HNC dapat membentuk ikatan hidrogen
serta van der Waals (interaksi sterik) yang dengan residu asam amino Asp 270 reseptor
ditampilkan dalam tabel 2. Pada tabel tersebut ribonukleotida reduktase.

Tabel 2. Skor Docking (RS) dan aktivitas sitotoksik turunan benzoilurea


Kode Senyawa RS (kkal/mol) Jumlah Ikatan Ha Interaksi Sterika LC50 (mM) pLC50b
HU -29,9329 1 (Asn 270) - 2,21 -0,3442
BU-1 -53,7136 2 (Asn 270) - 0,72 0,1401
BU-2 -71,8875 2 (Asn 270) 2 (Arg 256, Asp 226) 0,32 0,5017
BU-3 -70,3575 2 (Asn 270) 4 (Arg 256, Asp 226, 0,17 0,7603
Ile 228, Ser 227)
BU-4 -70,7310 2 (Asn 270) 1 (Ile 228) 0,56 0,2549
BU-5 -64,1358 1 (Asn 270) - 0,49 0,3066
BU-6 -62,1602 1 (Asn 270) 1 (Ile 228) 0,23 0,6345
BU-7 -74,3452 2 (Asn 270) 1 (Arg 1 (Asp 226) 0,58 0,2364
256)

a
dengan asam amino dalam active site reseptor 3HNC; b nilai –log LC50; tanda (-) : tidak ada interaksi.

Berkala Ilmiah Kimia Farmasi, Vol. 2 No. 2, November 2013


Interaksi ligan-protein yang meliputi : ikatan senyawa dengan skor docking tertinggi (BU-7), dan
hidrogen, interaksi sterik (van der Waals), dan obat antikanker hidroksiurea (HU) ditampilkan
elektrostatik untuk molekul senyawa induk (BU-1), pada gambar 1 sampai 4.
molekul dengan aktivitas biologis teringgi (BU-3),

Gambar 1. Konformasi-docking 3D molekul HU (1A) dan BU-1(1B) dalam cavity-3 (grid hijau) reseptor 3HNC,
menunjukkan ikatan hidrogen (garis putus warna biru) dengan residu asam amino Asn 270. Gambar struktur diperoleh
dengan program Molegro 5.5.

Gambar 1 menunjukkan ikatan hidrogen yang hidrogen (-N ⋅ ⋅ ⋅ H-O=C dan (-N ⋅ ⋅ ⋅ O=C).
terbentuk dari interaksi antara molekul senyawa Interaksi molekul turunan benzoilurea dengan asam
HU dan BU-1 (benzoilurea) dengan residu asam amino dalam cavity-3 dibandingkan dengan
amino Asn 270 dalam active site ribonukleotida hidroksiurea secara 3 dimensi ditampilkan pada
reduktase (cavity-3). HU membentuk satu ikatan gambar 2, sedangkan secara 2 dimensi ditampilkan
hidrogen (-N ⋅ ⋅ ⋅ H-O=C), sementara hampir semua gambar3.
turunan benzoilurea membentuk dua ikatan

Gambar 2. Konformasi-docking 3D interaksi ikatan hidrogen (garis putus warna biru) antara molekul senyawa uji dengan
asam amino dalam active site enzim RR. Molekul HU (2A) hanya membentuk satu ikatan hidrogen, sedangkan turunan
benzoilurea BU-1 (2B), BU-7 (2C) senyawa dengan skor docking tertinggi dan BU-3 (2D) senyawa dengan bioaktivitas
tertinggi dapat membentuk 2 ikatan hidrogen. Gambar struktur diperoleh dengan program Molegro 5.5.

Berkala Ilmiah Kimia Farmasi, Vol. 2 No. 2, November 2013


Gambar 2. menunjukkan bahwa tururnan berinteraksi membentuk ikatan hidrogen dengan
benzoilurea membentuk ikatan hidrogen dengan atom H gugus NH asam amino Asp sehingga
asam amino yang sama dengan hidroksiurea (HU). meningkatkan kekuatan interaksi ligan-protein yang
Adanya cincin benzena pada struktur urea ditunjukkan oleh nilai RS senyawa BU-7 sebesar -
mengakibatkan perubahan konformasi molekul 74,3452 kkal/mol. Selain menambah ikatan
sehingga menambah jumlah ikatan hidrogen yang hidrogen, adanya cincin benzena beserta
terbentuk dari interaksi antara atom O gugus substituennya juga meningkatkan kekuatan
karbonil dengan atom H gugus NH asam amino interaksi ligan-protein melalui interaksi sterik,
Asn. Atom O substituen nitro (senyawa BU-7) juga seperti ditunjukkan pada gambar 3

Gambar 3. Gambar 2 dimensi interaksi ikatan hidrogen (garis putus warna biru) dan interaksi sterik (garis putus warna
merah) antara molekul senyawa uji dengan asam amino dalam active site enzim RR. Molekul HU (gambar 3A) hanya
membentuk satu ikatan hidrogen dengan asam amino Asn 270; BU-1 (gambar 3B) membentuk dua ikatan hidrogen dengan
Asn 270; senyawa dengan skor docking tertinggi BU-7 (gambar 3C) menunjukkan dua ikatan hidrogen dengan Asn 270, satu
ikatan hidrogen dengan Arg 256, dan interaksi sterik dengan Asp 226; senyawa dengan bioaktivitas tertinggi BU-3 (gambar
3D) membentuk dua ikatan hidrogen dengan Asn 270 dan menunjukkan empat interaksi sterik dengan Ile 228, Asp 226, Arg
256, Ser 227. Gambar diperoleh dari program Molegro 5.5.

Gambar 3 menunjukkan interaksi antara juga mengadakan interaksi sterik dengan beberapa
molekul senyawa uji dengan asam amino dalam asam amino yang membentuk cavity-3, antara lain
active site RR (cavity-3 reseptor 3HNC), baik Arg 256, Asp 226, Ser 227, Ile 228. Tidak adanya
ikatan maupun interaksi sterik. Turunan benzoilurea interaksi sterik pada senyawa BU-5 adalah karena
membentuk ikatan hidrogen dengan asam amino pada senyawa ini gugus klor terletak pada posisi
yang sama dengan yang diikat hidroksiurea (HU), orto gugus karbonil sehingga dapat menimbulkan
yaitu Asn 270, tetapi turunan benzoilurea dapat halangan sterik.
membentuk dua ikatan hidrogen. Di samping itu, Hasil pemodelan dan docking molekul
molekul turunan benzoilurea yang mengandung menunjukkan bahwa Asn 270 , 256 Arg , Asp 226 ,
substituen pada cincin benzenanya, kecuali BU-5, Ile 228 , dan Ser 227 adalah residu asam amino

Berkala Ilmiah Kimia Farmasi, Vol. 2 No. 2, November 2013


yang penting dalam active site enzim RR untuk ada korelasi antara sifat fisikokimia dan aktivitas
interaksi ligan-protein. sitotoksik. Efek sterik tampaknya memberikan
kontribusi pada bioaktivitas senyawa BU-2, BU-3,
Hubungan Struktur dan Aktivitas dan BU-6 yang memiliki volume molar (CMR)
Pada tabel 2 telah ditunjukkan bahwa senyawa lebih tinggi dibanding senyawa uji yang lain.
BU-7 yang mempunyai skor docking (RS) tertinggi Hasil analisis regresi antara energi interaksi
dan BU-2 yang nilai RS-nya lebih tinggi dibanding molekul secara in silico (RS) dan aktivitas
BU-3 menunjukkan aktivitas sitotoksik yang lebih sitotoksik in vitro (pLC50) menunjukkan terdapat
rendah; hal ini mungkin berhubungan dengan nilai korelasi antara RS dengan pLC50 (r= 0,767;
log P senyawa BU-2 dan BU-7 yang lebih rendah s=0,236, p= 0,027<0,05) seperti yang ditunjukkan
dibanding BU-3. Jika dilihat dari data sifat dalam gambar 4.
fisikokimianya (log P, CMR) pada tabel 1 tampak

Gambar 4. Korelasi antara skor docking (RS) dan aktivitas sitotoksik in vitro (pLC50) turunan benzoilurea tersubstitusi pada
cincin.

Hasil analisis regresi dan gambar 4 fisikokimia (hidrofobik log P dan sterik CMR) dan
menunjukkan bahwa makin tinggi Rerank Score energi interaksi (RS) sebagai prediktor untuk
(makin rendah energi interaksi ligan-protein), bioaktivitas senyawa, diperoleh beberapa
makin tinggi aktivitas biologisnya. Dari persamaan regresi. Dipilih persamaan yang
perhitungan dengan menggunakan dua sifat memenuhi persyaratan r2 > 0,8 dan P < 0,05 yaitu :

(1) pLC50 = 0,231 CMR - 0,770


(r2= 0,856; s= 0,1396; F= 35,562; p= 0,001)
(2) pLC50 = 0,319 CMR + 0,009 RS - 0,619
(r2= 0,883; s= 0,1375; F= 18,897; p= 0,005)
(3) pLC50 = 0,194 CMR + 0,056 log P - 0,640
(r2 = 0,861; s= 0,1498; F= 15,544; p= 0,007)
(4) pLC50 = 0,341 CMR - 0,020 log P + 0,010 RS - 0,650
(r2= 0,884; s= 0,1535; F= 10,125; p= 0,024)

Berdasarkan persamaan HKSA terpilih, jelas bahwa KESIMPULAN


sifat sterik (CMR) merupakan faktor yang dominan Penelitian ini menyimpulkan bahwa tujuh turunan
dalam mempengaruhi aktivitas, diikuti oleh sifat benzoilurea mempunyai efek sitotoksik terhadap
hidrofobik dan elektronik. Hasil ini sesuai dengan larva udang lebih tinggi dibanding obat antikanker
studi docking bahwa interaksi sterik memberikan hidroksiurea sehingga mempunyai potensi sebagai
kontribusi terhadap energi interaksi kompleks liga- antitumor. Terdapat hubungan antara aktivitas
protein. Model HKSA terbaik adalah persamaan 1. sitotoksik in vitro dengan afinitasnya terhadap

Berkala Ilmiah Kimia Farmasi, Vol. 2 No. 2, November 2013


ribonukleotida reduktase secara in silico, Activity. Biochemical Pharmacology 59 :
ditunjukkan oleh persamaan pLC50= -0.018RS - 983–991.
0,797; n= 8; r= 0,767; p= 0,027; F= 8,546; s= 0,236 Giles FJ, 2007. A new era for ribonucleoside
). Turunan benzoilurea terikat 3HNC dengan pola reductase inhibition. Leukemia Research 31 :
yang sama seperti hidroksiurea, dan nilai RS semua 1163–1164
senyawa lebih tinggi daripada hidroksiurea. Hardjono S. 2012, Structure Modification of 1-
Aktivitas sitotoksik yang lebih tinggi daripada (Benzoyloxy)urea and Quantitative Structure
hidroksiurea merupakan kontribusi faktor sterik Cytotoxic Activity Relationship. Disertasi.
Faculty of Science and Technology Airlangga
(CMR) berdasarkan persamaan pLC50= 0,231CMR
leotida
-0,770; n= 8; r= 0,925; p= 0,001; F= 35,562; s=
Jin C, Liang Y-J, He H, Fu L, 2011. Synthesis and
0,1396). Sifat fisikokimia yang mendukung
antitumor activity of ureas containing
aktivitasnya adalah volume molar (sterik, CMR) pyrimidinyl group. European Journal of
dan reaktivitas (elektronik, RS). Hasil penelitian Medicinal Chemistry 46 : 429-432.
merekomendasikan untuk mempertahankan cincin
McLaughlin JL, Rogers LL, 1999. The use of
aromatik dan menambahkan substituen pada posisi biological assays to evaluate botanicals. Drug
para yang dapat menghasilkan CMR lebih besar Inf J. 32:513.
dari 5 dan log P sekitar 2. Saban N, Bujak M, 2009. Hydroxyurea and
hydroxamic acid derivatives as antitumor
DAFTAR PUSTAKA drugs. Cancer Chemother Pharmacol 64:
Apu AS, Muhit MA, Tareq SM, Pathan AH, 213–221
Jamaluddin ATM, and Ahmed M, 2010. Saiko P, Graser G, Giessrigl B, Lackner A, Grusch
Antimicrobial Activity and Brine Shrimp M, Krinha BN, Jayaprakash V, Jaeger W,
Lethality Bioassay of the Leaves Extract Fritzer-Szekeres, Szekeres T. 2011. A Novel
of Dillenia indica Linn J Young Pharm N-hydroxy-N’-aminoguanidine derivative
; 2(1): 50–53. inhibits ribonucleotide reductase activity:
Departemen Kesehatan RI, 2006. Statistik Effect in human HL-60 promyelocytic
Penderita Kanker di Indonesia. leukemia cells and synergism with
www.puskom.depkes.go.id. Diakses pada 12 arabinofuranosylcytosine (Ara-C).
Maret, 2012. Biochemichal Pharmacology 81: 50-59.
Fairman JW, Wijerathna SR, Ahmad MF, Xu H, Siswandono, 2003. The Synthesis of Benzoylurea
Nakano R, Jha S, Prendergast J, Welin RM, and the Activity Test of Central Nervous
Flodin S, Roos A, Nordlund P, Li Z, Walz System Depresssant in Mus Musculus. J.
T,. Dealwis CG, 2011. Structural basis for Biosains Pascasarjana 5 (1): 10–16.
allosteric regulation of human ribonucleotida Zhukov NV and Tjulandin SA, 2008. Targeted
reductase by nucleotide-induced therapy in the treatment of solid tumors:
oligomerization. Nat. Struct. Mol. Biol. 18: practice contradicts theory. Biochemistry
316-322. Mosc 73 (5): 605–618.
Finch RA, Liu M-C, Grill SP, Rose WC, Loomis R,
Vasquez KM, Cheng Y-C, Sartorelli AC,
2009. Triapine (3-Aminopyridine-2-
carboxaldehydethiosemicarbazone): A Potent
Inhibitor of Ribonucleotide Reductase
Activity with Broad Spectrum Antitumor

Berkala Ilmiah Kimia Farmasi, Vol. 2 No. 2, November 2013

You might also like