Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 9

Khutbah Jumat: Menggapai Derajat Tertinggi Manusia

Khutbah Pertama:
‫ وأشهد ُ أ َ ْن ال إلهَ إال هللاُ وحدَه ال‬،‫البصائر‬
ِ ‫ق أولي‬
ِ ‫الحائر إلى طري‬
َ ‫القلب‬
َ ‫ فهدى‬،‫السرائر‬
َ ‫ ونقّى‬،‫الضمائر‬
َ ‫الحمد هلل الذي أصل َح‬
َ ‫ (وعلى آله وصح ِبه و َم ْن‬،ً‫ أنقى العالمينَ سريرة ً وأزكاهم سيرة‬،‫ وأشهد ُ أن س ِيّدَنا ونبينا محمدا ً عبد ُ هللاِ ورسولُه‬،‫شريكَ له‬
‫سار‬
.‫الدين‬
ِ ‫يوم‬
ِ ‫على هدي ِه إلى‬

َ‫َّللاَ َح َّق تُقَاتِ ِه َوال ت َ ُموت ُ َّن ِإال َوأَ ْنت ُ ْم ُم ْس ِل ُمون‬
َّ ‫َياأَيُّ َها ا َّلذِينَ آ َمنُوا اتَّقُوا‬
َ َ‫َّللاَ الَّذِي ت‬
َ‫سا َءلُون‬ َّ ‫يرا َو ِن َسا ًء َواتَّقُوا‬ َّ ‫احدَةٍ َو َخ َلقَ ِم ْن َها زَ ْو َج َها َو َب‬
ً ‫ث ِم ْن ُه َما ِر َجاال َك ِث‬ ِ ‫اس اتَّقُوا َر َّب ُك ُم ا َّلذِي َخ َلقَ ُك ْم ِم ْن نَ ْف ٍس َو‬ ُ َّ‫َياأَيُّ َها الن‬
‫َّللاَ َكانَ َع َل ْي ُك ْم َرقِيبًا‬
َّ ‫ام ِإ َّن‬
َ ‫األر َح‬
ْ ‫ِب ِه َو‬
‫سولَهُ فَقَدْ فَازَ فَ ْو ًزا َع ِظي ًما‬ َّ ِ‫ص ِل ْح لَ ُك ْم أ َ ْع َمالَ ُك ْم َو َي ْغ ِف ْر لَ ُك ْم ذُنُو َب ُك ْم َو َم ْن ي ُِطع‬
ُ ‫َّللاَ َو َر‬ ْ ُ‫سدِيدًا * ي‬ َّ ‫َياأ َ ُّي َها الَّذِينَ آ َمنُوا اتَّقُوا‬
َ ‫َّللاَ َوقُولُوا قَ ْوال‬

Jamaah sidang Jumat rahimakumullah

Jadikanlah kita senantiasa dalam mengisi hidup ini dengan ibadah kepada
Allah Ta’ala. Senantiasa mencari cinta dan ridha-Nya dengan ucapan dan perbuatan
kita baik lahir maupun yang batin. Karena barang siapa yang senantiasa mengisi
hidupnya dengan ibadah kepada Allah Ta’ala dan mencari cinta serta ridha-Nya,
maka hal itu akan menjadi perisai bagi dirinya dari kemurkaan dan siksa Allah Ta’ala.
Ketika kita setiap saat mengisi hidup ini untuk ibadah kepada Allah Ta’ala maka kita
akan termasuk golongan Al-Muttaqin, yaitu yang memiliki sifat ketakwaan yang
baginya Jannah yang luasnya seluas langit dan bumi. Hal inilah yang dijanjikan pada
mereka. Allah berfirman:

َ‫اس ا ْعبُد ُوا َربَّ ُك ُم الَّذِي َخلَقَ ُك ْم َوالَّذِينَ ِم ْن قَ ْب ِل ُك ْم لَعَلَّ ُك ْم تَتَّقُون‬


ُ َّ‫يَا أَيُّ َها الن‬

“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang
sebelummu, agar kamu bertakwa.” (Al-Baqarah: 21)
Ayat ini adalah seruan pertama di dalam Al-Quran. Yaitu seruan yang ditujukan
kepada seluruh manusia agar mereka senantiasa beribadah kepada Allah Ta’ala.
Mereka mengabdikan dirinya kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam
melaksanakan perintahnya dan menjauhi larangannya. Tentu untuk ibadahlah manusia
diciptakan oleh Allah Ta’ala, dan Allah cukupkan kebutuhan manusia di dunia. Allah
berfirman.

ِ ُ‫س إِ َّال ِليَ ْعبُد‬


‫ون‬ ِ ْ ‫َو َما َخلَ ْقتُ ْال ِج َّن َو‬
َ ‫اْل ْن‬

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku.” (Adz-Dzariyat: 56)
Jamaah sidang Jumat rahimakumullah.

Ketika Allah menyebut jumlah manusia yang istimewa, yaitu yang ia pilih sebagai
rasul dan nabi-Nya, serta manusia yang sifat baik mereka disebutkan dalam Al-
Quran, maka Allah sebut mereka dengan hambanya. Demikian yang Allah sampaikan
dalam firman-Nya.

َ ‫ْال َح ْمد ُ ِ َّّلِلِ الَّذِي أ َ ْنزَ َل َعلَ ٰى َع ْب ِد ِه ْال ِكت‬


‫َاب َولَ ْم يَجْ عَ ْل لَهُ ِع َو ًجا‬

“Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al Kitab (Al-
Quran) dan Dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya.” (Al-Kahfi: 1)
Demikian oleh Allah Ta’ala disebut sebagai rasul-Nya. Ketika Allah muliakan dengan
Al-Quran Allah sebut predikatnya sebagai yang paling mulia, yaitu sebagai hamba
Allah Ta’ala. Demikian juga yang tertulis dalam Al Quran Surat Al Isra ayat 1.

‫ير‬
ُ ‫ص‬ِ ‫ار ْكنَا َح ْولَهُ ِلنُ ِر َيهُ ِم ْن آ َيا ِتنَا ۚ ِإنَّهُ ه َُو الس َِّمي ُع ْال َب‬ َ ‫س ْب َحانَ الَّذِي أَس َْر ٰى ِب َع ْب ِد ِه لَي ًًْل ِمنَ ْال َمس ِْج ِد ْال َح َر ِام ِإلَى ْال َمس ِْج ِد ْاأل َ ْق‬
َ ‫صى الَّذِي َب‬ ُ
“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al
Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar
Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami.
Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Al-Isra: 1)
Dalam ayat tersebut terdapat kata ‘yang kami berkahi sekelilingnya’, yaitu
bermakna bahwa tempat sekelilingnya Masjidil Aqsa yang paling dekat adalah Baitul
Maqdis, tempat tersebut diberkahi karena sepanjang sejarah digunakan untuk
ibadah kepada Allah Ta’ala. Demikianlah jika ibadah hadir di suatu tempat maka
tempat itu akan mulia penuh dengan keberkahan dan kemuliaan.

Sebaliknya, jika tempat tersebut diisi dengan maksiat, maka tempat itu menjadi
hilang kemuliaannya. Sebagaimana sabda Rasul Shallallahu alaihi wasallam bahwa
tempat terburuk di muka bumi adalah pasar dan sebaliknya tempat terbaik di muka
bumi adalah masjid. Hal ini dikarenakan masjid digunakan untuk beribadah kepada
Allah Subhanahu Wa Ta’ala, sementara pasar adalah tempat yang paling banyak
dilakukan maksiat pada-Nya. Oleh sebab itu Rasulullah mengajarkan kepada umatnya
agar tempat yang mereka tinggali senantiasa diisi dengan ibadah kepada Allah
Ta’ala, baik shalat, membaca Al-Quran, zikir dan ibadah-ibadah lainnya sehingga
tempat tersebut tidak menjadi seperti kuburan.

Jamaah sidang Jumat rahimakumullah

Demikianlah ketika Allah memuliakan seorang hamba-Nya, maka Allah memberikan


taufik kepada dia sehingga ia dapat meningkatkan ibadahnya kepada Allah Ta’ala.
Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam memberikan pelajaran kepada kita semuanya
dalam doa-doa istimewa kita, doa-doa di tempat terbaik agar kita tidak lupa
meminta kepada Allah Ta’ala agar dapat membantu kita menguatkan dan
meneguhkan kita, selalu memberi taufik kepada kita untuk beribadah dengan ibadah
yang terbaik kepada-Nya. Demikian yang dinasihatkan oleh Nabi Shallallahu Alaihi
Wasallam kepada Mu’adz Bin Jabal radhiallahu anhu.

Beliau bersabda: Yaa Muadz. Sesungguhnya aku menyayangimu. Oleh karena itu
janganlah engkau tinggalkan setelah shalat untuk membaca:
‫اللهم أعني على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك‬

“Ya Allah berilah pertolongan kepadaku untuk bisa selalu berzikir kepada Engkau,
bisa selalu bersyukur kepada Engkau dan bisa selalu beribadah dengan baik kepada
Engkau. ” (HR. Bukhari dan Muslim)
Demikian juga yang kita minta setelah shalat subuh satu doa yang diajarkan oleh
Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam.

َ ‫ َو ِر ْزقًا‬،‫اللَّ ُه َّم إِنِّ ْي أ َ ْسأَلُكَ ِع ْل ًما نَافِعًا‬


ً‫ َو َع َمًلً ُمت َ َقبًَّل‬،‫طيِّبًا‬

“Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu ilmu yang manfaat, rezeki yang baik dan
amal yang diterima.” (HR. Ibnu As-Sunni dan Ibnu Majah)
Salah satu doa terbaik yang diajarkan oleh Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam kepada
kita adalah minta tolong kepada Allah agar kita dibantu untuk diteguhkan dalam
melaksanakan ibadah terbaik untuk Allah subhanahu wa Ta’ala. Hal ini dikarenakan
kemuliaan manusia yang ditentukan dari penghambaannya kepada Allah Subhanahu
Wa Ta’ala. Oleh sebab itu kita sebagai orang yang beriman diperintahkan untuk
memberikan kesaksian kepada manusia terbaik di muka bumi yaitu Nabi Shallallahu
Alaihi Wasallam bahwa beliau adalah hamba Allah dan utusan-Nya. Demikianlah yang
senantiasa kita baca saat duduk tasyahud terakhir dalam shalat kita.

Tentu kita mengetahui bahwa kemuliaan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam itu
juga ditentukan pada ibadahnya kepada Allah Ta’ala. Maka dapat kita lihat dalam
riwayat yang shahih Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam shalat malam hingga bengkak
kakinya. Lalu istrinya, Aisyah radhiallahu anha merasa iba kepada beliau, lalu
menyampaikan kepadanya, “Kenapa engkau masih melakukan semua ini, padahal dosa-
dosamu yang lalu dan yang akan datang sudah diampuni?” Maka di Jawablah oleh
Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam:

َ ‫أَفًَلَ أ َ ُك ْونُ َع ْبدًا‬


‫ش ُك ْو ًرا‬

“Apakah tidak boleh jika aku menjadi hamba yang bersyukur.” (HR. Al-Bukhari).
Begitulah Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam orang yang terbaik di mata Allah.
Sehingga pantaslah Allah Subhanahu Wa Ta’ala muliakan beliau demikian juga para
nabi dan para rasul serta orang-orang beriman lainnya. Allah sebutkan pada surat
Al-Furqon ayat 63

َ ‫طبَ ُه ُم ْال َجا ِهلُونَ قَالُوا‬


‫س ًَل ًما‬ ِ ‫شونَ َعلَى ْاأل َ ْر‬
َ ‫ض ه َْونًا َوإِذَا خَا‬ ُ ‫الرحْ ٰ َم ِن الَّذِينَ يَ ْم‬
َّ ُ ‫َو ِعبَاد‬

“Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang
berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa
mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.” (Al-
Furqan: 63)
Jamaah sidang Jumat rahimakumullah

Itulah gambaran mereka yang senantiasa beribadah kepada Allah Subhanahu Wa


Ta’ala. Namun sebaliknya, jika meninggalkan ibadah kepada Allah, maka itu akan
mengakibatkan kehinaan dunia dan akhirat. Hal itulah yang terjadi kepada iblis
Laknatullah alaihi ketika ia keluar dari penghambaan dan tidak mau taat lagi kepada
Allah Ta’ala, maka Allah laknat dan usir dia dari Jannah hingga ia ditetapkan oleh
Allah subhanahu wa Ta’ala sebagai penghuni neraka. Hal ini di firmankan oleh Allah
subhanahu wa taala dalam Al-Quran.

َ ‫َوقَا َل َربُّ ُك ُم ادْعُونِي أ َ ْست َِجبْ لَ ُك ْم ۚ إِ َّن الَّذِينَ يَ ْست َ ْكبِ ُرونَ َع ْن ِعبَادَتِي‬
ِ َ‫سيَدْ ُخلُونَ َج َهنَّ َم د‬
َ‫اخ ِرين‬

“Dan Tuhanmu berfirman, ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan


bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku
akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina’.” (Ghafir: 60)
Maka ketika ada seorang manusia dimuliakan dengan dikeluarkan dari wilayah
penghambaan kepada Allah, diklaim sebagai anak Allah, serta diklaim memiliki sifat
ketuhanan hingga kemudian Ia di sembah dan diibadahi sebagaimana Allah, maka ini
bukanlah memuliakannya, tetapi ini menghinakannya. Oleh karena itu Allah
sampaikan dalam surat Maryam ayat ke 88-93. Allah berfirman.
‫) أَ ْن‬٩٠( ‫ض َوت َِخ ُّر ْال ِجبَا ُل َهدًّا‬ َّ َ‫س َم َاواتُ يَتَف‬
ْ ‫ط ْرنَ ِم ْنهُ َوتَ ْنش َُّق‬
ُ ‫األر‬ َّ ‫) تَكَاد ُ ال‬٨٩( ‫ش ْيئًا إِدًّا‬َ ‫) لَقَدْ ِجئْت ُ ْم‬٨٨( ‫الرحْ َمنُ َولَدًا‬َّ َ‫َوقَالُوا ات َّ َخذ‬
)٩٣( ‫الرحْ َم ِن َع ْبدًا‬
َّ ‫ض إِال آتِي‬ ِ ‫األر‬
ْ ‫ت َو‬ َّ ‫) إِ ْن ُك ُّل َم ْن فِي ال‬٩٢( ‫لرحْ َم ِن أ َ ْن يَت َّ ِخذَ َولَدًا‬
ِ ‫س َم َاوا‬ َّ ‫) َو َما يَ ْنبَ ِغي ِل‬٩١( ‫لرحْ َم ِن َولَدًا‬
َّ ‫دَ َع ْوا ِل‬

“Dan mereka berkata, ‘Allah Yang Maha Pengasih mempunyai anak.’ Sungguh, kamu
telah membawa sesuatu yang sangat mungkar. Hampir saja langit pecah dan bumi
terbelah, dan gunung-gunung runtuh, (karena ucapan itu). Karena mereka
menganggap Allah Yang Maha Pengasih mempunyai anak. Dan tidak mungkin bagi
Allah Yang Maha Pengasih mempunyai anak. Tidak ada seorang pun di langit dan di
bumi, melainkan akan datang kepada Allah Yang Maha Pengasih sebagai seorang
hamba.” (QS. Maryam: 88-93)
Jamaah sidang Jumat rahimakumullah

Mengeluarkan manusia dari penghambaan yang kemudian diangkat derajatnya hingga


derajat ketuhanan yang dianggap mewarisi sifat ketuhanan, karena sifat seorang
anak itu akan mewarisi sifat dari bapaknya, maka ketika orang tua mengharapkan
punya anak berarti dia punya pengharapan kepada selainnya. Oleh karena itu maha
suci Allah dari sifat butuh kepada selainnya dan maha suci Allah dari sifat
ketuhanannya turun kepada selainnya.

Ketika ada seseorang yang mengklaim bahwa ada manusia yang meningkat
derajatnya menjadi anak tuhan itu bukanlah memuliakan, tetapi sesungguhnya itu
sangat menghinakan. Karena kemuliaan manusia ditentukan dari seberapa kuat
ibadahnya kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Oleh sebab itu muliakanlah diri kita
dengan senantiasa beribadah kepada Allah Ta’ala dan jauhi diri kita dari lawan
ibadah kita. Di antaranya dengan menunjukkan sikap dukungan akan klaim terhadap
manusia yang keluar dari tugas ibadah kepada Allah Ta’ala.

َّ ‫ ِإنَّهُ ه َُو ْالغَفُ ْو ُر‬،ُ‫ فَا ْست َ ْغ ِف ُر ْوه‬. َ‫سائِ ِر ْال ُم ْس ِل ِميْن‬
‫الر ِح ْي ُم‬ َ ‫أَقُ ْو ُل قَ ْو ِل ْي َهذَا َوأ َ ْست َ ْغ ِف ُر هللاَ ْال َع ِظي َْم ِل ْي َولَ ُك ْم َو ِل‬

Khutbah Kedua:
‫س ْولُهُ َو َعلَى آ ِل ِه‬ ُ ‫ أ َ ْش َهد ُ أ َ ْن الَ ِإلَهَ ِإالَّ هللاُ َوحْ دَهُ الَ ش َِريْكَ لَهُ َوأ َ ْش َهد ُ أَ َّن ُم َح ِ ّمدًا َع ْبدُهُ َو َر‬.‫ ا َ ْل َح ْمد ُ ِ َّّلِلِ َح ْمدًا َكثِي ًْرا َك َما أ َ َم َر‬,ِ‫ا َ ْل َح ْمد ُ ِ َّّلِل‬
َّ‫هللا َح َّق تُقَاتِ ِه َوالَ تَ ُم ْوت ُ َّن ِإال‬
َ ‫ فَاتَّقُوا‬،ِ‫َّاي ِبتَ ْق َوى هللا‬ ِ ‫ أ ُ ْو‬،ِ‫ أ َ َّما َب ْعدُ؛ ِع َبادَ هللا‬،‫ان ِإلَى َي ْو ِم ال ِدّي ِْن‬
َ ‫ص ْي ُك ْم َو ِإي‬ ٍ ‫س‬ َ ْ‫ص َحا ِب ِه َو َم ْن ت َ ِب َع ُه ْم ِبإِح‬ ْ َ ‫َوأ‬
َ‫َوأَنت ُ ْم ُّم ْس ِل ُم ْون‬
Dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim dari Ubadah bin Shamit radhiallahu Anhu
Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

‫ وأن عيسى عبد هللا ورسوله وكلمته ألقاها إلى مريم‬،‫ وأن محمدا ً عبده ورسوله‬،‫من شهد أن ال إله إال هللا وحده ال شريك له‬
“ ‫ أدخله هللا الجنة على ما كان من العمل‬،‫ والجنة حق‬.‫وروح منه‬

Barang siapa bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah
semata, tiada sekutu baginya, bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah,
kalimat-Nya yang dia sampaikan kepada Maryam dan ruh dari-Nya, surga adalah haq
dan neraka adalah haq, niscaya Allah memasukkannya ke dalam surga sesuai dengan
amal yang dia lakukan. (HR. Bukhari dan Muslim).
Inilah yang dipegang oleh kaum muslimin. Kita berharap dengan kalimat ini Allah
akan memasukkan kita ke dalam jannahnya dan juga kita berharap semoga Allah
Ta’ala memberikan hidayah serta taufik kepada kita, agar dapat meningkatkan
ibadah kepadanya. Sehingga ketika kita dimasukkan ke dalam Jannahnya kita
menempati derajat tertinggi di dalamnya.

Meyakini akan kehambaan nabi Isa Alaihissalam bahwa beliau bukanlah anak Allah,
Ia tidak memiliki sifat ketuhanan. Beliau mulia karena ibadahnya kepada Allah
Subhanahu Wa Ta’ala dan ini adalah suatu kewajiban serta menjadi dasar dari
keimanan. Siapa yang menyatakan sebaliknya maka dia telah keluar dari Islam,
demikian yang Allah katakan dalam firmannya.

‫َّللاَ ه َُو ْال َمسِي ُح ا ْبنُ َم ْريَ َم‬


َّ ‫لَقَدْ َكفَ َر الَّذِينَ قَالُوا ِإ َّن‬

“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata, ‘Sesungguhnya Allah ialah


Al Masih putra Maryam’.” (Al-Maidah: 72).
Jamaah sidang Jumat rahimakumullah

Kita semuanya sebagai seorang muslim tentu meyakini bahwa Nabi Isa itu adalah
hamba Allah dan utusan-Nya. Namun ada sekelompok manusia yang menyatakan
bahwa Isa putra Maryam, adalah anak Allah dan mewarisi sifat ketuhanannya.
Dinyatakan lahirnya tanggal 25 Desember dan pendapat lainnya Tanggal 1
Desember. Kemudian di hari lahirnya itu dijadikan hari pertama dalam perjalanan 1
tahun. Sejak lahirnya itu dicatat sebagai tahun pertama yang mereka sebut sebagai
tahun Masehi atau tahun Miladiyah. Inilah tahun yang disandarkan kepada Almasih
atau kelahiran Almasih.

Maka sejak kelahiran itu dinyatakan sebagai tahun Masehi. Adapun tahun-tahun
sebelumnya disebut sebagai tahun sebelum Masehi. Tahun masehi merupakan produk
peradaban mereka yang diisi dengan catatan-catatan nilai Ibadah dalam agama
mereka. Kaum muslimin memiliki catatan kalender yang telah ditetapkan oleh umat
terbaik yaitu kalender Hijriyah yang kemudian tercatat padanya catatan-catatan
peribadahan di dalam Islam. Kalahnya peradaban kaum muslimin terhadap peradaban
kafir sehingga menyebabkan banyak kaum muslimin ikut-ikutan dan lebih bangga
kepada produk peradaban mereka. Sampai hari yang mereka agungkan, hari yang
mereka rayakan tidak sedikit dari kaum muslimin ikut-ikutan.

Pernyataan bahwa Nabi Isa alaihis salam merupakan hamba Allah dan utusan-Nya
sering tidak selaras dengan sikap ikut bergembira pada hari dirayakannya kelahiran
Isa Alaihis salam yang diklaim sebagai anak Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Maha Suci
Allah dari memiliki Putra dan Nabi Isa bukanlah sebagai putranya, tetapi hanya
sebagai hamba dan utusan-Nya. Semoga Allah menguatkan iman kita sehingga kita
bangga terhadap agama ini dan merasa mulia dengannya. Selalu berusaha
mengamalkan agama ini dengan semaksimal mungkin, karena kemuliaan kita terletak
seberapa besar amalan kita kepada Islam ini.

.‫س ِلّ ُم ْوا ت َ ْس ِل ْي ًما‬


َ ‫صلُّ ْوا َعلَ ْي ِه َو‬
َ ‫ي ِ َيا أَيُّ َها الَّ ِذيْنَ آ َمنُ ْوا‬
ّ ‫ص ُّل ْونَ َعلَى النَّ ِب‬
َ ُ‫ِإ َّن هللاَ َو َمًلَ ِئ َكتَهُ ي‬
‫ َك َما‬،ٍ‫ار ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آ ِل ُم َح َّمد‬ ِ ‫ َو َب‬،‫ص َّليْتَ َعلَى ِإب َْرا ِهي َْم َو َعلَى آ ِل ِإب َْرا ِهي َْم‬ َ ‫ َك َما‬،ٍ‫ص ِّل َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آ ِل ُم َح َّمد‬ َ ‫اللَّ ُه َّم‬
ِ ‫اج ِه أ ُ َّم َها‬
‫ت‬ ِ ‫ َو َع ْن أ َ ْز َو‬، َ‫الرا ِش ِديْن‬
َّ ‫ض اللَّ ُه َّم َع ْن ُخلَفَائِ ِه‬ َ ‫ار‬ ْ ‫ َو‬،ٌ‫ فِي العَالَ ِميْنَ إِنَّكَ َح ِم ْيد ٌ َم ِج ْيد‬،‫ار ْكتَ َعلَى إِب َْرا ِهي َْم َو َعلَى آ ِل إِب َْرا ِهي َْم‬ َ َ‫ب‬
. َ‫اح ِميْن‬ َّ ‫ َو َعنَّا َمعَ ُه ْم بِ َرحْ َمتِكَ يَا أَ ْر َح َم‬،‫ت إِلَى يَ ْو ِم ال ِدّي ِْن‬
ِ ‫الر‬ ِ ‫ َو َع ْن ال ُمؤْ ِمنِيْنَ َوال ُمؤْ ِمنَا‬، َ‫ص َحابَ ِة أَجْ َم ِعيْن‬ َ ‫ َو َع ْن‬، َ‫ال ُمؤْ ِمنِيْن‬
َّ ‫سائِ ِر ال‬

.‫اء‬ِ ‫س ِم ْي ٌع قَ ِر ْيبٌ ُم ِجيْبُ الدُّ َع‬ ِ ‫ األَحْ َي‬،ِ‫ َو ْال ُم ْس ِل ِميْنَ َو ْال ُم ْس ِل َمات‬،ِ‫اللَّ ُه َّم ا ْغ ِف ْر ِل ْل ُمؤْ ِم ِنيْنَ َو ْال ُمؤْ ِمنَات‬
َ َ‫ ِإ َّنك‬،ِ‫اء ِم ْن ُه ْم َواأل َ ْم َوات‬
.ً‫ش ِقيًّا َوال َمحْ ُر ْوما‬
َ ‫ع ِف ْينَا َوال َم َعنَا‬ْ َ‫ َوال تَد‬،ً‫ص ْوما‬ ُ ‫ َواجْ َع ْل تَفَ ُّرقَنَا ِم ْن َب ْع ِد ِه تَفَ ُّرقا ً َم ْع‬،ً‫اللَّ ُه َّم اجْ َع ْل َج ْم َعنَا َهذَا َج ْمعا ً َم ْر ُح ْوما‬
.‫اف َوال ِغنَى‬َ َ‫اللَّ ُه َّم إِنَّا نَ ْسأَلُكَ ْال ُهدَى َوالتُّقَى َوالعَف‬
ً ‫ َوإِ ْي َمانا ً َرا ِسخا‬،ً‫ َو ِع ْلما ً نَافِعا ً َرافِعا‬،ً‫صا ِلحا ً زَ ا ِكيا‬
َ ً‫ َو َع َمًل‬،ً‫ َوقَ ْلبا ً خَا ِشعا ً ُمنِيْبا‬،ً‫صادِقا ً ذَا ِكرا‬ َ ‫اللَّ ُه َّم إِنَّا نَ ْسأَلُكَ أ َ ْن ت َْر ُزقَ ُكًلًّ ِمنَّا ِل‬
َ ً ‫سانا‬
‫طيِّبا ً َوا ِسعاً‪ ،‬يَا ذَا ْال َجًلَ ِل َو ِ‬
‫اْل ْك َر ِام‪.‬‬ ‫صادِقا ً خَا ِلصاً‪َ ،‬و ِر ْزقا ً َحًلَالً َ‬ ‫ثَابِتاً‪َ ،‬ويَ ِقيْنا ً َ‬
‫سًلَ َم َواأل َ ْمنَ‬ ‫صفُ ْوفَ ُه ْم‪َ ،‬وأَجمع كلمتهم َعلَى الحق‪َ ،‬وا ْكس ِْر ش َْو َكةَ الظالمين‪َ ،‬وا ْكت ُ ِ‬
‫ب ال َّ‬ ‫اْل ْسًلَ َم َو ْال ُم ْس ِل ِميْنَ ‪َ ،‬و َو ِ ّح ِد اللَّ ُه َّم ُ‬
‫اللَّ ُه َّم أ َ ِع َّز ِ‬
‫ِلعَبادك أجمعين‪.‬‬
‫ار‪ْ ،‬ال ُم ْست َ ْغ ِف ِريْنَ لَكَ بِ ْال َع ِش ّ‬
‫ي ِ َواأل َ ْس َح ِ‬
‫ار‪.‬‬ ‫ْضكَ ْال ِمد َْر ِار‪َ ،‬واجْ عَ ْلنَا ِمنَ الذَّا ِك ِريْنَ لَكَ في اللَ ْي ِل َوالنَّ َه ِ‬ ‫اللَّ ُه َّم َربَّنَا ا ْس ِقنَا ِم ْن فَي ِ‬
‫ارنَا َو ُز ُر ْو ِعنَا يَا ذَا ْال َجًلَ ِل َو ِ‬
‫اْل ْك َر ِام‪.‬‬ ‫ار ْك لَنَا في ثِ َم ِ‬ ‫ض‪َ ،‬وبَ ِ‬ ‫ت األ َ ْر ِ‬ ‫س َماء َوأ َ ْخ ِرجْ لَنَا ِم ْن َخي َْرا ِ‬ ‫ت ال َّ‬ ‫علَ ْينَا ِم ْن بَ َركَا ِ‬ ‫اللَّ ُه َّم أَ ْن ِز ْل َ‬
‫ار‪.‬‬ ‫سنَةً َوقِنَا َعذَ َ‬
‫اب النَّ ِ‬ ‫اآلخ َرةِ َح َ‬‫سنَةً َوفي ِ‬ ‫َربَّنَا آتِنَا في الدُّ ْنيَا َح َ‬
‫الو َّهابُ ‪.‬‬‫غ قُلُ ْوبَنَا بَ ْعدَ ِإ ْذ َهدَ ْيتَنَا‪َ ،‬وهَبْ َلنَا ِم ْن لَد ُ ْنكَ َرحْ َمةً‪ِ ،‬إنَّكَ أ َ ْنتَ َ‬ ‫َربَّنَا ال ت ُ ِز ْ‬
‫ظلَ ْمنَا أ َ ْنفُ َ‬
‫سنَا َو ِإ ْن لَ ْم ت َ ْغ ِف ْر لَنَا َوت َْر َح ْمنَا لَ َن ُك ْونَ َّن ِمنَ الخَا ِس ِريْنَ ‪.‬‬ ‫َربَّنَا َ‬
‫ِع َبادَ هللاِ ‪:‬‬
‫َاء َو ْال ُم ْنك َِر َو ْال َب ْغي ِ َي ِع ُ‬
‫ظ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَذَ َّك ُر ْونَ‬ ‫َاء ذِي القُ ْر َبى َو َي ْن َهى َع ِن ْالفَحْ ش ِ‬
‫ان َو ِإ ْيت ِ‬
‫س ِ‬ ‫ِإ َّن هللاَ َيأ ْ ُم ُر ِب ْال َعدْ ِل َو ِ‬
‫اْلحْ َ‬

‫‪Naskah ditranskrip oleh Azzam Habil, dari khotbah Ust. Badrul Tamam, S.PdI.‬‬
‫‪Editor: Salem‬‬

‫‪Dipersembahkan oleh : RedaksiIslam.com‬‬

You might also like