Lampiran BUDIDAYA

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 12

Lampiran

Perbanyakan Tanaman Hortikultura


Perbanyakan tanaman hortikultura dibagi atas dua yaitu perbanyakan vegetatif dan
generatif. Perbanyakan generatif adalah perbanyakan yang menggunakan biji sebagai calon
individu baru. Biji merupakan hasil dari petemuan dari sel kelamin betina dan sel kelamin
jantan, terbentuk zygot yang kemudian berkembang menjadi buah.
Biji tanaman hortikultura memiliki berbagai bentuk dan ukuran. Ada yang berbiji besar
seperti pada spesies kacangkacangan ada juga yang bijinya kecil seperti pada spesies serealia.
Baik tidaknya sumber tanaman yang berasal dari biji sangat tergantung pada sifat genetik dari
kedua induknya (induk jantan dan betina). Awal terbentuknya biji dimulai dari fertilisasi yang
merupakan gabungan antara gamet betina dan jantan, yang terjadi setelah penyerbukan. Tahap
berikutnya sesudah fertilisasi adalah perkembangan ovul menjadi biji. Untuk meningkatkan
mutu produk hortikultura pemuliaan tanaman melakukan persilangan, untuk menghasilkan
benih unggul. Kriteria keunggulannya juga berbeda-beda, ada varietas yang tahan terhadap
penyakit, cekaman abiotik, keindahan warna bunga, dan sebagainya tergantung pada
permintaan pasar. Sebelum benih hasil pemulia ini dilepas ke masyarakat, maka harus terlebih
dahulu dilakukan sertifikasi.
1. Pengelompokan benih
Berdasarkan tahapan sertifikasinya, maka benih dikelompokkan atas:
 Breeder seed, adalah benih yang dihasilkan oleh pemulia, yang belum dilakukan
pengujian lebih lanjut.
 Foundation seed, setelah dilakukan pengujian terhadap kemurnian genetiknya dan
identitasnya benih ini dimasukkan ke kategori benih dasar
 Registered seed, proses pendaftaran untuk benih sertifikasi.
 Certified seed, benih yang sudah brsertifikasi.

2. Pengujian Kualitas Benih


Pengujian kualitas benih untuk mengetahui viabilitasnya, dapat dilakukan pengujian
benih yaitu:
 Tes perkecambahan benih adalah tahapan pengujian yang melihat berapa besar
persentase kecambah dari suatu jenis benih. Pengujian ini dapat dilakukan pada bak pasir,
kecambah atau menggunakan kertas merang.
 Uji dingin, uji ini memperlakukan benih dengan perlakuan temperatur rendah sekitar
100C, sebelum dikecambahkan pada kondisi suhu normal. Hasil uji ini akan menunjukkan
benih-benih yang mampu beradaptasi pada suhu rendah.
 Tes tetrazolium, benih diuji dengan menggunakan zat kimia tetrazolium klorida.
Kemampuan benih berkecambah setelah dilakukan perendaman dengan tetrazolium
menunjukkan kemampuan benih gtersebut untuk tetap berrespirasi. Uji ini hanya
memperlihatkan kemampuan benih berrepirasi tidak memperlihatkan kemampuan
berkecambah.
 Tes kemurnian benih, melalui uji kemurnian benih secara mekanis dapat diketahui
dengan melihat berapa persentase kehadiran benih lainnya dibandingkan dengan benih
tanaman utama.

3. Pemecahan dormansi benih


Dormansi artinya terhambatnya pertumbuhan (perkembangan) untuk sementara
meskipun keadaan lingkungannya sebenarnya bersifat menunjang. Beberapa benih tanaman
hortikultura tidak akan berkecambah pada kondisi normal. Benih seperti ini memerlukan
penanganan khusus. Beberpa perlakuan yang dilakukan untuk memecah dormansi adalah:
 Fisik (mekanis, suhu, cahaya). Perlakuan mekanis dilakuan pada biji yang kulitnya keras
maka dilakukan skarifikasi. Proses pengikisan dapat dilakuan dengan memasukkan biji ke
dalam drum dicampur pasir kemudian diputar. Perlakuan skarifikasi pada biji harus
dilakukan secara hati-hati karena terlalu keras akan merusak embrio biji. Perlakuan suhu
tinggi juga dapat membantu memecah dormansi, pans yang ditimbulkannya akan
menyebabkan retaknya kulit sehingga air dapat masuk dan benih dapat berkecambah.
Benih selada (Lactuca sativa) membutuhkan perlakuan cahaya (sekitar 660 nanometer)
agar dapat berkecambah.
 Bahan kimia(perlakuan asam, pencucian dengan air, perendaman). Kulit biji yang keras
dapat diberi perlakuan asam sulfat selama beberapa menit untuk melunakkan kulit bijinya.
Pencucian dengan air juga dapat dilakukan pada kulit biji yang mengandung senyawa
kimia, Pencucian ini akan menyebabkan terjadinya proseshidrolisa dan zat nimia yang
dikandung kulit akan terurai dan bici dapat berkecambah. Perendaman dalam larutan etil
alkohol atau kalium florida juga dapat membantu memecah dormansi. Perendaman dengan
larutan ini juga akan menghasilkan perkecambahan yang serentak. Beberapa faktor
lingkungan yang harus diperhatikan selama proses perkecambahan adalah:
 kelembababan udara
 Suhu udara
 Cahaya matahari
 Komposisi udara
 Bebas hama dan penyakit

4. Perbanyakan Generatif Persemaian


Perkecambahan adalah proses yang merupakan gabungan proses respirasi dan kerja
hormon. Proses metabolismo ini didukung oleh energi yang berasal dari embrio. Cadangan
makanan seperti protein, lemak dan minyak di metabolisma pada proses respirasi dan
menghasilkan energi. Aktivitas persemaian ini membutuhkan penanganan yang kelak akan
menentukan hasil budidaya tanamannya. Tempat persemaian dapatmenggunakan beberapa
alternatif bergantung pada jenis yang akan dibibitkan. Metoda persemaian dapat dilakukan di
lapangan terbuka atau pada bak kecambah, ataupun pot.

Gambar 5.7 Teknik penanaman benih langsung di lapangan


Gambar 5.8 Bak kecambah yang dalam satu tempat banyak tanaman

Gambar 5.9 Tipe bak kecambah satu lubang satu tanaman

Gambar 5.10 Pot pembibitan

Teknik persemaian
Persemaian untuk benih- benih yang berbiji besar dapat dilakukan dengan menanam
langsung, akan tetapi untuk benih yang kecil dapat dibantu dengan mencampur terlebih dahulu
dengan pasir dan meletakkannya pada kertas lalu ditaburkan pada jalur yang sudah ditentukan
dalam bak kecambah.
Gambar 5.11 Bak persemaian yang telah diisi dengan tanah

Gambar 5.12 Persemaian berukuran besar

Gambar 5.13 Persemaian pada bak kecambah untuk benih berukuran kecil

Pindah tanam
Pindah tanaman dilakukan yang disesuaikan dengan umur masing-masing jenis
tanaman, beberapa jenis tanaman ada yang cepat akan tetapi ada juga yang lambat. Kriteria
tanaman dapat dilakukan pindah tanaman jika tanaman muda tersebut telah memiliki dua daun
yang telah membuka sempurna sempurna.
Gambar 5.14 Tanaman yang siap di lakukan pindah tanam

Jika tanaman berasal dari pembibitan maka tanaman muda dapat dicongkel dengan
menggunakan alat secara hati-hati, kemudian memisahkannya satu per satu lalu ditanam,
seperti Gambar di bawah ini

Gambar 5.15 Teknik transplanting (pindah tanam)

Alternatif lainnya adalah dengan mencabut bibit, pegang tangkai daun dengan
batangnya sekaligus dan tarik hati-hati ke atas, seperti Gambar berikut.

Gambar 5.16 Teknik mencabut bibit dari pot

5. Perbanyakan vegetatif
Perbanyakan cara ini adalah perbanyakan yang menggunakan bahan tanaman selain
biji. Perbanyakan secara vegetatif ini adalah cara perbanyakan tanaman yang terjadi tanpa
melalui perkawinan. Perbanyakan ini hanya melibatkan satu induk saja, calon individu baru
(keturunan) berasal dari bagian tubuh induknya.
Karena hanya melibatkan satu induk, maka makhluk hidup baru memiliki sifat biologis
yang sama dengan induknya. Jaringan vegetatif yang digunakan dapat berupa batang, akar,
ataupun daun. Perbanyakan vegetatif dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu vegetatif
alami dan buatan. Pada perkembangbiakan vegetatif alami makhluk hidup baru terbentuk tanpa
bantuan manusia, sedangkan vegetatif buatan tanaman baru terbentuk dengan bantuan manusia.
Saat ini dikenal perbanyakan vegetatif yang menggunakan teknik kultur jaringan.
Perbanyakan dengan metode ini menghasilkan calon invidu baru yang lebih banyak
dibandingkan dengan perbanyakan vegetatif dengan metode lainnya. Karena metode ini dapat
memperbanyak satu sel menjadi beratus-ratus individu baru. Beberapa keuntungan dan
kerugian menggunakan perbanyakan vegetatif, yaitu:
 Tanaman yang dihasilkan memiliki sifat yang sama dengan induknya
 Lebih cepat menghasilkan
 Sangat membantu bagi tanaman yang tidak menghasilkan biji
 Terhindar dari serangan penyakit benih
 Harga jual lebih tinggi
 Tidak terjadi alterasi dari sifat induknya

a. Vegetatif alami
Beberapa cara perbanyakan vegetatif alami adalah sebagai berikut:
 Membelah diri, yaitu perbanyakan diri dengan cara membelah diri. Perbanyakan ini terjadi
pada tumbuhan tingkat rendah, misalnya ganggang hijau.
 Spora, tumbuhan yang berkembang biak dengan cara ini antara lain adalah Paku (misalnya
suplir), jamur dan ganggang.
 Akar tinggalatau rizoma, merupakan batang yang tertanam dan tumbuh di dalam tanah.
Batang tersebut tumbuh mendatar dan tampak seperti akar. Jika ujung rizoma tumbuh
menjadi tumbuhan baru maka tumbuhan tersebut tetap bergabung dengan tumbuhan induk
dan membentuk rumpun, contohnya jahe.
 Umbi lapis, perbanyakan cara ini contohnya terjadi pada bawang merah. Umbi bawang
merah ini berlapis-lapis dan ditengahnya tumbuh tunas. Umbi lapis baru yang berasal dari
tunas ketiak terluar tumbuh membentuk tunas yang disebut siung.

Gambar 5.17 Perbanyakan dengan rizoma

 Umbi batang, perbanyakan tanaman dengan cara ini contohnya terjadi pada tanaman
kentang dan ubu jalar. Umbi pada kentang ini sesungguhnya adalah batang yang tumbuh
ke dalam tanah. Ujung batang itu menggembung membentuk umbi untuk menyimpan
cadangan makanan. Pada satu lekukan di permukaan batang yang menggembung (umbi)
tersebut terdapat tunas yang disebut mata tunas.

Gambar 5.18 Perbanyakan dengan umbi batang

 Umbi akar, perbanyakan cara ini terjadi pada wortel. Akar berubah fungsi untuk
menyimpan cadangan makanan sehingga disebut umbi akar. Jika umbi akar ditanam maka
akan tumbuh tunas-tunas baru dari bagian yang merupakan sisa batang.
 Geragih, batang yang tumbuh menjalar diatas atau dibawah permukaan tanah disebut
geragih. tunas pada buku-buku batang dapat tumbuh menjadi tumbuhan baru. Ujung
geragih yang menyentuh tanah akan membelok keatas . Pada bagaian bawah geragih
muncul akar serabut.

Gambar 5.19 Perbanyakan dengan geragih

 Tunas, contoh tanaman hortikultura yang berkembang biak dengan tunas adalah pisang.
Disekitar pohon pisang yang sudah besar tumbuh tunas baru. Tunas tunas ini tumbuh
berdekatan dengan pohon induk dan membentuk rumpun.
Gambar 5.20 Perbanyakan dengan tunas

b. Perbanyakan vegetatif buatan


Perbanyakan vegetatif buatan terjadi dengan bantuan manusia. Beberapa perbanyakan
vegetatif buatan adalah:
 Cangkok, jenis tumbuhan yang biasa dicangkok pohon buah-buahan misalnya mangga,
jeruk, dan lainlain. Umumnya jenis tumbuhan berkayu mudah dicangkok walaupun tidak
seluruhnya, misalnya cemara. Mencangkok tanaman dilakukan dengan cara mengupas
kulit batang kemudian dikuliti, bagian yang dikuliti tersebut dilapisi dengan tanah yang
subur kemudian dibungkus dengan sabut kelapa, ijuk atau plastik.

Gambar 5.21 Teknik mencangkok tanaman

 Setek batang, potongan batang tumbuhan yang hendak di setek harus mempunyai sebuah
mata sebagai bakal tunas. Potongan batang ini umumnya merupakan batang yang sudah
cukup tua. Penanaman batang potongan batang ini dilakukan pada tanahyang subur dan
gembur
Gambar 5.22 Perbanyakan dengan setek batang

 Setek daun, perkembangbiakan dengan setek daun umumnya diterapkan pada tanaman
hias misalnya begunia. Daun yang disetek ini harus cukup tua, dan tanah yang digunakn
sebagai media tumbuh harus gembur dan lembab. Perkembangbiakan dengan setek daun
ini dilakukan dengan meletakkan daun yang sudah dipilih tadi diatas permukaan tanah.
Beberapa hari kemudian tumbuh tunas baru yang kemudian dapat dipindahkan ketempat
lain. Beberapa contoh setek daun terlihat pada Gambar berikut.

Gambar 5.23 Beberapa jenis perbanyakan dengan setek daun

 Tempel (okulasi), cara perbanyakkan ini dilakukan dengan menempelkan tunas dari satu
tumbuhan ke batang tumbuhan lain. Setiap tumbuhan itu mempunyai sifat yang berbeda.
Batang dan tunas yang diokulasi berasal dari dua tumbuhan. Batang yang ditempel
merupakan tumbuhan yang mempunyai akar dan batang yang kuat.

Gambar 5.23 Perbanyakan tanaman dengan teknik menempel

 Sambung pucuk (enten), sambung pucukmerupakn penyatuanpucuk dengan


batangbawah. Pucuk danbatang bawah yangdisambung itu berasaldua tumbuhan.Sambung
pucuk dapatmenghasilkan tanamanyang lebih baikmutunya. Biladibandingkan
denganokulasi, ternyatasambung pucuk lebihcepat menghasilkan.Cara sambung
pucukdapat dilakukanterhadap tanaman hias,buah-buahan, danperkebunan.
Sambungpucuk dilakukan secarasederhana. Batangbawah diperoleh darisemaian biji.
Pucukdiambil dari cabangtumbuhan yangmempunyai sifat- sifatbaik seperti
berbungaindah dan berbuahmanis, atau lainnya.Pucuk kemudiandisambung denganbatang
bawah.Penyambungandilakukan denganmenggunakan taliplastik.

Gambar 5.24 Teknik sambung pucuk


 Runduk, jenis tumbuhan yang dapat dikembangbiakan dengan runduk sangat sedikit.
Tumbuhan itu mempunyai batang yang panjang dan lentur. Tumbuhan yang dapat
dikembangbiakan dengan cara merunduk misalnya melati , alemanda, apel, dan lain-lain.
Perkembangbiakan dengan cara ini sangat sederhana. Batang tanaman dikerat sedikit,
batang itu kemudian dilengkukkan atau dirundukkan ketanah. Kemudian batang yang
dikerat itu, ditimbun dengan tanah, seperti Gambar berikut ini.

Gambar 5.25 Teknik perbanyakan tanaman dengan runduk


Lampiran
Sarana produksi yang diperlukan dalam budi daya tanaman hias hampir sama dengan
tanaman pangan. Tanaman pangan umumnya dibudidayakan dalam lahan yang terhampar,
sedangkan tanaman hias dapat juga dibudidayakan dalam pot atau polybag di tempat terbuka
atau ternaungi di pekarangan.
Media tanam pot depan berupa tanah yang dicampur dengan pupuk kandang atau
berbagai media tanaman siap pakai yang tersedia di toko sarana produksi pertanian. Berikut
adalah bahan untuk budi daya tanaman hias.
 Benih atau bibit
 Media tanam
 Pupuk
 Zat pengatur tumbuh
 Pestisida
 Mulsa plastic (plastic penutup media tanam)
 Sungkup (plastic penutup bunga/daun)
 Polybag atau pot
Secara umum, teknik budi daya tanaman hias hamper sama dengan teknik budi daya
tanaman pangan. Berikut ini adalah teknik budi daya untuk tanaman hias.
1. Persiapan Lahan/Media Tanam
Budi daya tanaman hias dapat dilakukan di dalam pot (polybag) atau dalam hamparan
lahan. Persiapan lahan/media tanam dilakukan untuk menyediakan media tumbuh yang sesuai
untuk setiap tanaman agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Kondisi tanah yang
gembur sangat dibutuhkan untuk budi daya tanaman.
Jika diperlukan, lahan tanam dapat diberi tambahan pupuk kandang. Kadang-kadang, budi
daya tanaman hias dilakukan di tempat yang dinaungi dengan paranet atau plastik.
2. Pembibitan
Persiapan benih/bibit merupakan hal yang penting dalam budi daya tanaman hias.
Perbanyakan bahan tanaman hias dapat dilakukan melalui perbanyakan seksual dengan
menggunakan biji dan perbanyakan vegetatif dengan menggunakan organ vegetatif.
Perbanyakan seksual dilakukan melalui biji yang merupakan hasil pembuahan gamet
betina oleh gamet jantan yang didahului oleh penyerbukan. Biji yang akan dijadikan benih
sebaiknya dipanen dari induk yang sehat. Sebelum ditanam, biji disemai terlebih dahulu.
Penyemaian dilakukan di lahan yang berbentuk bedengan. Lahan untuk persemaian juga harus
diolah agar gembur sehingga memudahkan perkecambahan benih. Persemaian benih dilakukan
di tempat yang agak terlindung dari panas matahari atau dapat diberikan naungan paranet.
Persemaian benih juga dilakukan di bak plastik, tray atau pot plastik. Media semai yang
digunakan adalah tanah yang dicampur dengan pupuk kandang dengan perbandingan 2 : 1 atau
dua bagian tanah dan satu bagian pupuk kandang. Media semai juga dapat diganti dengan
media siap pakai yang dibeli di took pertanian, seperti arang sekam atau cocopeat. Selama
persemaian, media semai dijaga kelembabannya dengan melakukan penyiraman. Contoh
tanaman hias yang diperbanyak dengan benih adalah Anthurium dan Adenium.
Perbanyakan vegetatif menggunakan organ-organ vegetatif. keuntungan perbanyakan
vegetatif adalah dapat menghasilkan bibit yang seragam dalam jumlah banyak. Perbanyakan
vegetative dapat terjadi secara alami maupun buatan. Perbanyakan vegetatif dapat dengan
menggunakan organ akar, batang, daun, tunas, sulur, dan umbi. Contoh tanaman hias yang
membiak secara vegetatif alami adalah bunga lili, gladiol dan kanna.
Perbanyakan vegetatif buatan pada tanaman hias dapat dilakukan melalui stek,
perundukan, okulasi, dan penyambungan. Berikut adalah contoh perbanyakan vegetatif buatan
pada tanaman hias.
Stek: perbanyakan dengan menggunakan bagian akar, batang, dan daun. Contoh
tanaman hias yang diperbanyak dengan stek diantaranya adalah cocor bebek, begiona, sirih,
mawah dan puring.
· Perundukan: perbanyakan dengan cara merundukkan bagian tanaman ke tanah
sehingga menginduksi munculnya akar. Perundukan dapat dilakukan misalnya pada tanaman
melati dan alamanda.
· Penyambungan (grafting), merupakan penggabungan dua tanaman yang berlainan
sehingga tumbuh menjadi tanaman baru. Contoh tanaman hias yang diperbanyak dengan
penyambungan adalah mawar atau adenium.
3. Penanaman
Penanaman dilakukan jika lahan tanam sudah gembur. Jika terlalu kering, lahan dapat
disiram terlebih dahulu. Penanaman sebaiknya dilakukan pada pagi hari atau sore hari. Jika
diperbanyak dengan benih, benih dapat ditanam langsung atau disemai terlebih dahulu
sehingga tumbuh menjadi bibit siap tanam. Bibit ditanam dalam lubang tanam dengan ukuran
yang sesuai untuk masing jenis tanaman hias.
4. Pemupukan
Pemupukan adalah penambahan unsur hara untuk mencukupi kebutuhan tanaman.
Pupuk dapat diberikan ke media atau disemprot langsung ke tanaman. Jenis pupuk yang
digunakan bisa berupa pupuk organic atau anorganik.
5. Pemeliharaan
Pemeliharaan meliputi : (i) penyulaman, yaitu menanam kembali tanaman yang mati,
rusak atau pertumbuhan tidak normal, (ii) penyiraman, disesuaikan dengan kondisi tanaman.
Penyiraman dapat dilakukan pada pagi atau sore hari. Jika cuaca panas, penyiraman dilakukan
setiap hari, (iii) pembumbunan, dilakukan untuk memperbaiki aerasi tanah (udara dalam tanah
bergantian dengan udara di atmosfer) serta menutup pangkal tanaman atau sebagian tanaman
yang berada di dalam tanah, dan (iv) penyiangan, membersihkan gulma yang mengganggu
pertumbuhan tanaman.
6. Pengendalian OPT
Pengendalian organisme pengganggu dilakukan untuk mencegah mengendalikan
organisme yang mengganggu pertumbuhan, produksi dan kualitas hasill tanaman.
Pengendalian dapat dilakukan dengan menggunakan pestisida atau secara manual dengan
mencabut atau membuang tanaman yang terserang serta memungut hama pengganggu
tanaman. Saat ini sudah banyak tersedia pestisida alami.
7. Panen dan Pascapanen
Panen dan pascapanen harus dilakukan dengan hati-hati agar kehilangan hasil dan
penurunan kualitas hasil panen dapat dihindari. Panen dilakukan pada pagi atau sore hari.
Pascapanen tanaman hias disesuaikan dengan produk budidayanya.
a. Tanaman hias daun
b. Bunga potong
c. Tanaman dalam pot

You might also like