Lampiran SK

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 5

PENYEDIAAN OBAT YANG MENJAMIN KETERSEDIAAN OBAT

Penyediaan obat yang menjamin ketersediaan obat diwujudkan dalam kegiatan pengendalian obat.
Tujuan kegiatan pengendalian obat agar tidak terjadi kelebihan atau kekosongan obat di UPT BLUD
Puskesmas Sekotong yang terdiri dari:

1. Memperkirakan atau menghitung pemakaian rata-rata periode tertentu di Puskesmas dan


seluruh unit pelayanan
2. Menentukan stok optimum dan stok pengaman/penyangga (buffer stock)
3. Mkenentukan waktu tunggu

Pengendalian obat terdiri dari:

1. Pengendalian persediaan
Untuk melakukan pengendalian persediaan diperlukan pengamatan terhadap stok kerja
(pemakaian), stok pengaman, waktu tunggu dan sisa stok. Sedangkan untuk mencukupi
kebutuhan perlu diperhitungkan keadaan stok yang seharusnya ada pada waktu kedatangan
obat, maka jumlah obat yang dapat diminta adalah:

Q = (SK+SP+WT+WK)-SS

Ket :
Q = jumlah obat yang diminta
SK = Stok Kerja
SP = Stok Pengaman
WT = Waktu Tunggu
WK = Waktu Kosong
SS = Sisa Stok
Agar tidak terjadi kekosongan obat dalam persediaan, maka hal-hal yang perlu diperhatikan
adalah:
a. Mencantumkan jumlah stok optimum
b. Membuat laporan secara sederhana dan berkala kepada pemimpin UPT BLUD
tentang pemakaian obat tertentu yang banyak dan obat lainnya yang masih punya
banyak persediaan
c. Pemeriksaan besar (pencacahan) dimaksudkan untuk mengetahui kecocokan antara
kartu stok dengan fisik obat, yaitu jumlah setiap jenis obat. Pemeriksaan ini
dilakukan 6 bulan sekali

2. Pengendalian penggunaan
Tujuan dilaksanakan pengendalian penggunaan adalah untuk menjaga kualitas pelayanan
obat dan meningkatkan efisiensi pemanfaatan dana obat. Pengendalian penggunaan
meliputi:
a. Persentase penggunaan obat terbanyak
b. Persentase penggunaan sirup
c. Persentase rata-rata jumlah resep
d. Kesesuaian dengan pedoman

3. Pengendalian obat hilang, Rusak/ kadaluarsa


a. Penanganan obat hilang
Tujuan dilaksanakan penanganan obat hilang adalah sebagai bukti
pertanggungjawaban kepada pemimpin UPT BLUD sehingga diketahui persediaan
obat saat itu. Obat juga dinyatakan hilang apabila jumlah obat dalam tempat
penyimpanannya ditemukan kurang dari catatan sisa stok pada kartu stok.
Pengujian silang antara jumlah obat dalam tempat penyimpanan dengan catatan
sisa stok dilakukan secara berkala satu tahun sekali oleh pemimpin UPT BLUD.
Dalam menangani obat hilang langkah-langkah yang harus dilakukan adalah:
1) Petugas pengelola obat menyusun daftar jenis dan jumlah obat yang hilang
untuk dilaporkan kepada pemimpin UPT BLUD
2) pemimpin UPT BLUD memeriksa dan memastikan kejadian tersebut
kemudian menerbitkan Berita Acara Obat Hilang
3) petugas pengelola obat mencatat jenis dan jumlah onbat yang hilang di
kartu stok
4) apabila jumlah obat yang tersisa tidak mencukupi kebutuhan pelayanan ,
amaka petugas pengelola obat segera mengajukan permintaan obat kepada
Instalasi Farmasi Kabupaten (IFK) melalui LPLPO
b. penangana obat rusak/kadaluarsa
tujuan dilaksanakan penanganan obat rusak/kadaluarsa adalah untuk melindungi
pasien dari efek samping penggunaan obat rusak/kadaluarsa. Dalam menangani
obat rusak/kadaluarsa maka langkah-langkah yang harus dilakukan adalah:
1) petugas pengelola obat mengumpulkan obat rusak/kadaluarsa dalam
gudang obat
2) obat yang rusak/kadaluarsa dikurangkan dari catatan sisa stok obat pada
kartu stok
3) petugas pengelola obat membuat berita acara pengembalian obat yang
diketahui oleh pemimpin UPT BLUD
4) petugas pengelola obat mengirim kembali obat rusak/kadaluarsa kepada IFK
PERESEPAN OBAT PSIKOTROPIKA DAN NARKOTIKA

Peresepan adalah proses permintaan obat tertulis dari dokter, dokter gigi dan dokter spesialis kepada
unit penunjang obat yang ada apoteker, dan pemberian obat psikotropika dan narkotika hanya dapat
dilakukan apabila:

1. peresepan obat narkotika dan psikotropika hanya boleh ditulis oleh dokter
2. resep merupaikan resep asli yang ditanda tangani oleh dokter. Resep yang tidak ditanda
tangani boleh ditolak atau konfirmasi ke dokter yang bersangkutan
3. resep dibuat rangkap dua sebagai arsip
4. resep yang ditulis harus jelas, baik jenisnya, jumlahnya maupun cara penggunaannya
5. nama, alamat, umur dan diagnose pasien harus jelas
6. resep yang berisi obat psikotropika atau narkotika disimpan di tempat terpisah
PENANGANAN OBAT KADALUARSA/RUSAK
Tujuan dilaksanakannya penanganan obat kadaluarsa/rusak adalah sebagai acuan
bagi petugas dalam menangani obat kadaluarsa/rusak. . Dalam menangani obat
rusak/kadaluarsa maka langkah-langkah yang harus dilakukan adalah:
1) petugas pengelola obat mengumpulkan obat rusak/kadaluarsa dalam
gudang obat
2) petugas pengelola obat mencatat jumlah, nomor batch dan tanggal
kadaluarsanya
3) obat yang rusak/kadaluarsa dikurangkan dari catatan sisa stok obat pada
kartu stok
4) petugas pengelola obat memisahkan obat yang kadaluarsa/rusak dari
penyimpanan obat lainnya
5) petugas farmasi mencatat di buku obat kadaluarsa/rusak
6) petugas pengelola obat membuat berita acara pengembalian obat yang
diketahui oleh pemimpin UPT BLUD
7) petugas pengelola obat mengirim kembali obat rusak/kadaluarsa kepada IFK
PERSYARATAN PETUGAS YANG

You might also like