Sejarah

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 8

TERBENTUKNYA NEGARA KEBANGSAAN INDONESIA

A. Politik etis dan munculnya Golongan Terpelajar Indonesia


Pemerintah Belanda memulai Politik Etis itu pada tahun 1900-an yang ditandai oleh
pengangkatan J.B Van Heutsz, sebagai Gubernur Jenderal (1904-1909) dengan penasehatnya
Prof. C. Snouck Hurgronye, seorang ahli budaya dan agama yang terkenal.
1. Trilogi Politik Etis
Isi Politik etis, sebagaimana yang dikemukakan Van Deventer merupakan Trilogi, yaitu
irigasi (pengairan), emigrasi / transmigrasi (perpindahan penduduk dari satu pulau kepulau yang
lain), dan edukasi (pendidikan).
Politik balas budi yang dicerminkan dalam trilogi Politik Etis itu, menuru Van Deventer
dengan pertimbangan sebagai berikut :
a. Rakyat Indonesia hidup bertani, pemerintah Belanda harus membangun sarana irigasi.
b. Rakyat Indonesia masih terbelakang, maka pemerintah harus menyebarluaskan
penyelenggaraan pendidikan.
c. Sehubungan dengan diberlakukannya Undang-Undang Agraria tahun 1870, rakyat
Indonesia tidak leluasa lagi memperluas lahan pertaniannya di Jawa, karena itu pemerintah harus
menyelenggarakan program ransmigrasi dari Jawa ke luar Jawa.
Sejak itu pemerintah Belanda memperogramkan penyebarluasan pendidikan, membangun
sarana irigasi, dan tahun 1905 sejumlah orang Jawa dipindahkan keluar Jawa, antara lain ke
Lampung dan Deli, Sumatra Timur.
Sebenarnya gagasan Politik Etis yang dicetuskan oleh Van Deventer sangat ideal.
Apalagi dengan adanya prinsip mewujudkan kesejahteraan di Indonesia. Namun pada prakteknya
dilapangan, penyelenggaraan Politik Etis diselewengkan oleh pemerintah Belanda seiring dengan
kepentingan kolonial Belanda di Indonesia. Penyelewengan itu sebagai berikut :
a. Pendidikan yang dilaksanakan hanyalah pendidikan tingkat rendah, tujuannya adalah
untuk memenuhi kebutuhan akan pegawai rendahan, mandor-mandor atau peleyan-
pelayan yang bisa membaca. Memeng kemudian dibuka sekolah-sekolah menengah,
tetapi kebanyakan orang pribumi tidak mampu menikmatinya karena biayanya mahal.
b. Irigasi hanya dibangun didaerah-daerah yang terdapat perkebunan milik Belanda,dan
c. Transmigrasi ke luar Jawa, khususnya di Sumatera, hanya dimaksudkan untuk
mempermudah pengusaha-pengusaha Barat di luar Jawa memperoleh tenaga kerja.
Dengan demikian Politik Etis yang dilancarkan Van Deventer gagal dalam praktik
dilapangan karena pemerintah Belanda tidak memiliki itikad baik untuk menyejahterakan
pribumi.

2. Edukasi dan masa depan Indonesia


Politik Etis yang dicetuskan kaum etis dalam prakteknya telah diselewengkan oleh
pemerintah Kolonial Belanda. Tetapi bangsa Indonesia tetap memperoleh keuntungan. Program
edukasi yang dilaksanakan oleh Belanda mampu menumbuhkan golongan terpelajar di
Indonesia.
Begitu program Politik Etis mulai dilaksanakan, dibukalah sekolah-sekolah. Untuk anak-
anak bumi putera kalangan bawah didirikan Sekolah Dasar Bumi Putra kelas dua (de Tweede
Klasse), sekolah yang lama pendidikannya lima tahun ini biayanya sangat mahal. Untuk anak
bumi putra kelas menengah didirikan Sekolah Dasar Bumi Putra Kelas Satu (de Eerste Klasse),
sekolah ini lama pendidikannya juga lima tahun. Namun, karena Van Heutsz dinilai kurang
bermutu dalam bahasa Belanda, maka masa belajarnya diangkat menjadi enam tahun. Untuk
anak Eropa didirikan sekolah khusus, yaitu ELS (Europese Lagere School).

B. Muncul dan berkembangnya Organisasi Pergerakan


Pendidikan ternyata menghasilkan kaum intelektual (kaum cerdik pandai / berwawasan
luas) di Indonesia. Kaum intelektual menumbuhkan nasionalisme yang diwujudkan dalam
berbagai pergerakan nasional yang modern.
1. Boedi Oetomo (BO)
Organisasi pergerakan nasional yang pertama kali berdiri adalah Boedi Oetomo.
Didirikan oleh mahasiswa-mahasiswa dookter pribumi ( Stovia) di Jakarta pada tanggal 20 mei
1908. Para tokoh organisasi ini adalah Sutomo, Gunawan Mangunkusumo, Cipto
Mangunkusumo, dan Ario Trikusumo.
Pada tanggal 3-5 oktober 1908 Boedi Oetomo melaksanakan kongres pertama di
Yogyakarta, hasil keputusan kongres sebagai berikut:
a. Boedi Oetomo tidak mengadakan kegiatan politik, tetapi kegiatan pendidikan dan
budaya.
b. Ruang gerak Boedi Oetomo dibatasi hanya untuk pulau Jawa, Madura, dengan pusat
kegiatan di Yogyakarta.
c. Raden Tumenggung Tirtokusumo, Bupati Karanganyar di angkat sebagai ketua.

2. Sarekat Islam (SI)


Organisasi ini merupakan pengembangan dari Sarekat Dagang Islam (SDI) yang
didirikan pada tahun 1909 di Jakarta atas prakarsa dari R.M. Tirtoadisuryo. Tujuan utama SDI
untuk membela kepentingan para pedagang Indonesia dari ancaman saingan dengan para
pedagang Cina.
Pada tahun 1913, SI menyelenggarakan kongres pertama di Surabaya. Kongres itu
menetapkan keputusan sebagai berikut :
a. Sarekat Islam bukan Partai Politik
b. Sarekat Islam tidak melawan pemerintah Hindia Belanda
c. Haji Oemar Said Cokroaminoto dipilih menjadi ketua Sarekat Islam
d. Kota Surabaya ditetapkan menjadi pusat kegiatan Sarekat Islam

3. Indische Partij (IP)


Indische Partij didirikan di Bandung pada tahun 1912. Para pendirinya dikenal dengan
sebutan Tiga Serangkai, yaitu E.F.E Douwes Dekker (Danu Dirjo Setia Budi), R.M. Suwardi
Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara), dan Dr. Cipto Mangunkusumo.
IP merupakan organisasi politik murni yang pertama kali didirikan. Pergerakan ini
berdasarkan nasionalisme (kebangsaan) Hindia (sebutan Indonesia saat itu). Hindia adalah setiap
orang yang dilahirkan, dibesarkan di Hindia dan mengakui Hindia sebagai tanah airnya. Adapun
tujuan IP ada dua hal, yaitu dalam jangka pendek mempersatukan seluruh bangsa Hindia. Dan
dalam jangka panjang mencapai Hindia merdeka.

4. Perhimpunan Indonesia (PI)


Pada tahun 1908 sejumlah pelajar Indonesia di negeri Belandamendirikan suatu
organisasi yang bernama Indische Vereeniging (Perhimpunan Hindia). Didirikannya
perkumpulan ini bertujuan kekeluargaan semata-mata karena merasa senasib sepenanggungan di
perantauan. Sebagai media komunikasi dan penyebar luas ujuan oraganisasi maka pada tahun
1916 diterbitkan majalah dengan nama Hindia Putra.
Karena kiprah PI dianggap mengancam stabilitas politik, pemerintah Belanda melakukan
penangkapan-penangkapan terhadap para tokoh PI. Mereka yang ditangkap diajukan ke
pengadilan Den Haag pada tahun 1928 adalah Hatta, Nazir Pamuncak, Abdul Majid
Joyodiningrat, dan Ali Sastroamijoyo.

5. Partai Komunis Indonesia (PKI)


Partai Komunis Indonesia berdiri pada tahun 1920, dengan Semaun sebagai ketuanya.
PKI merupakan pegembangan dari Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV), suatu
organisasi yang berpaham Marxis yang didirikan di Semarang pada tahun 1913 oleh Hendriek
Sneevliet, seorang sosialis Belanda.
Dalam perjuangannya, PKI menggunakan strategi garis komunis internasional, yaitu dengan
melakukan penyusupan kedalam tubuh partai-partai lain. Tujuannya agar organisasi lain terpecah
belah dan anggotanya beralih menjadi anggota PKI, sehingga kelak mereka dapat membentuk
negara Komunis. Salah satu organisasi yang disusupi PKI adalah Sarekat Islam.

6. Partai Nasional Indonesia (PNI)


PNI merupan perkembangan dari kelompok belajar (Algemeene Studie Club). Rapat
yang dihadiri Soekarno, Cipto Mangunkusumo, Suyudi, dan beberapa mantan anggota
Perhimpunan Indonesia, diantaranya adalah Iskaq Cokroadisuryo, Budiarto, dan Sunario,
berhasil membentuk organisasi pergerakan baru yang dinamakan Partai Nasional Indonesia.
PNI sangat terpengaruh oleh PI, tujuan PNI adalah kemerdekaan Indonesia. Ideologi partai
dikenal dengan istilah marhaenisme, yaitu suatu ideologi kerakyatan yang mencita-citakan
terbentuknya masyarakat sejahtera yang merata. Adapun perjuangan PNI didasarkan pada
triologi perjuangan, yaitu kesadaran nasional, kemauaan nasianal, dan perbuatan nasional.

7. Organisasi-Organisasi Pergerakan setelah PNI


Setelah Soekarno dipenjara, PNI dibubarkan. Selanjutnya, para tokoh PNI berusaha
menggalang bekas anggota PNI untuk membentuk organisasi pergerakan baru. Sartono, salah
seorang mantan tokoh PNI, membentuk Partai Indonesia (Partindo), sedangkan Moh. Hatta dan
Syahrir mendirikan Pendidikan Nasional Indonesia atau lebih dikenal dengan sebutan PNI-Baru.
Partindo dan PNI-Baru melanjutkan perjuangan dan cita-cita PNI untuk menumbuhkan semangat
nasionalisme dikalangan rakyat. Hanya cara perjuangannya yang beda. Partindo menitikberatkan
pada pembentukan organisasi massa, sedangkan PNI-Baru lebih menekan pada pendidikan
politik dan sosial.

8. Sumpah Pemuda
Seiring dengan berdirinya organisasi-organisasi pergerakan di Indonesia, kaum muda pun
memunculkanorganisasi pemuda. R. Satiaman, Kadarman, dan Sunardi mendirikan Tri Koro
Dharmo pada tanggal 7 Maret 1915, di Jakarta. Tujuan utamanya adalah mempersiapkan
pemuda-pemuda menjadi pemimpin di kemudian hari.
Dalam kongres yang bertema Indonesia Bersatu dihadiri oleh para utusan pemuda dari
berbagai daerah. Mereka setuju untuk mengembangkan persatuan pemuda-pemuda Indonesia
sebagai suatu bangsa. Rasa persatuan itu harus mengatasi kepentingan golongan, bahasa, maupun
agama. Tetapi kongres pemuda I dini dinilai kurang berhasil karena sifat kedaerahan masih
melekat pengaruhnya. Oleh karena itu, lalu diadakan Kongres Pemuda Indonesia II pada tanggal
26-28 Oktober 1928 di Jakarta.
Kongres ini berjalan sukses. Pada terakhir kongres, tanggal 28 Oktober 1928, para
pemuda membuat pernyataan politik bersama tentang persatuan bangsa. Pernyataan politik itu
kemudian lebih dikenal dengan sebutan Sumpah Pemuda. Adapun bunyi pernyatan politik yang
wajib diterima sebagai asas oleh setiap organisasi kepemudaan kebangsaan Indonesia adalah
sebagai berikut :
1. Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, Tanah Air
Indonesia.
2. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
3. Kami putra dan putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.

C. Menuju Negara Kebangsaan Indonesia


Proklamasi Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1945, merupakan keputusan atau tekad
bulat politik perjuangan bangsa Indonesia. Kemerdekaan ini tidak dirancang atau disodorkan
oleh bangsa Jepang. Tentara Jepang memang masih ada di Indonesia, tetapi dalam keadaan kalah
perang dan harus tunduk kepada pemerintahan Sekutu. Salah satu tugas tentara Jepang adalah
menjaga situasi di Indonesiatanpa perubahan apapun.
1. Golongan Muda Menghadapi Situasi
a. Hikmah kemunduran Perang Jepang
Memasuki tahun 1945, posisi Jepang dalam menghadapi Sekutu semakin tidak
menguntungkan. Tanda-tanda bahwa kelak Jepang akan kalah perang sudah mulai tampak sejak
tahun sebelumnya. Pendaratan Sekutu pada bulan April 1944, telah mengancam kedudukan
Jepang di Indonesia. Untuk mempertahankan diri, Jepang tidak ada cara lain kecuali dengan
meningkatkan bantuan kekuatan dari rakyat Indonesia. Agar usaha itu lancar, melalui Perdana
Menteri Koiso Jepang menjanjikan kemerdekaan bagi Indonesia di kemudian hari.
b. Menyerahnya Jepang dan keinginan Golongan Muda
Pada tanggal 14 Agustus 1945, pemerintah Jepang telah menyetujui untuk menyerah
tanpa syarat kepada Sekutu. Pada saat bersamaan Soekarno-Hatta tiba kembali di Jakarta dari
perjalanannya ke Saigon.
Desas-desus menyerahnya Jepang benar-benar meningkatkan ketegangan dikalangan pemuda.
Mereka tidak menginginkan proklamasi kemerdekaan dilakukan oleh PPKI buatan Jepang.
Untuk kepentingan itu, pada malam hari tanggal 15 Agustus 1945, beberapa pemuda mendatangi
Hatta. Anak buar Syahrir dan para pemuda dari Asrama Menteng 13, juga melakukan penekanan
terhadap Soekarno.
c. Tanggapan Soekarno-Hatta
Pikiran dan keinginan pemuda di dalam menanggapi situuasi seperti diuraikan di atas,
menimbulkan konflik dengan para pemimpin nasionalis. Konflik terutama terjadi dengan
Soekarno-Hatta. Kedua tokoh besar itu juga berfikir secepat mungkin kemerdekaaan harus
diproklamasikan. Namun dalam beberapa hal, mereka tidak dapat menyetujui cara-cara yang di
usulkan oleh para pemuda.

2. Peristiwa Rengasdengklok dan Perumusan Naskah Proklamasi


a. Golongan Muda Menyandera Soekarno-Hatta
Sakit hati atas amarah Soekarno-Hatta, pemuda mengambil tindakan yang lebih nekat.
Malam hari tanggal 15 Agustus 1945, dibawah pimpinan Soekarni dan Chaerul Saleh, para
pemuda memutuskan untuk menyandera Soekarno-Hatta. Ikut serta disandera adalah Fatmawati
(Istri Soekarno) dan Guntur Soekarno Putra. Para penyandera membawa mereka ke
Rengasdengklok, kota kecil dibagian timur laut jakarta.
b. Peranan Laksamana Maeda Tadashi
Peranan Maeda dalam peristiwa sekitar proklamasi cukup besar. Drama penyanderaan
mungkin tidak akan berakhir pada sore hari tanggal 16 Agustus 1945, jika Maeda tidak
berinisiatif untuk mencarinya. Setelah diketahui kedua tokoh itu berada di Rengasdengklok, ia
menyuruh Soebardjo untuk menjemputnya. Setelah kembali dari Rengasdengklok sidang PPKI
segera dilangsungkan.
c. Perumusan Naskah Proklamasi
Rapat dirumah Maeda pada tengah malm tanggal 16 Agustus 1945 merupakan agenda
PPKI. Para pemuda juga diundang untuk datang, diharapkan mereka dapat bergabung untuk
menyusun kalimat Proklamasi yang akan dibacakan esok harinya. Setelah melalui peroses yang
panjang dengan berbagai perbedaan pendapat, akhirnya pembacaan teks Proklamasi diputuskan
akan dilakukan di rumah Soekarno. Waktunya juga telah ditentukan, yaitu pukul 10.00.

3. Proklamasi Kemerdekaan dan Tindak Lanjutnya


a. Peristiwa Besar di Pegangsaan Timur
Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 adalah peristiwa besar. Setelah melalui
perjalanan yang panjang dan tidak jarang diwarnai dengan serangkaian konflik, akhirnya
pergerakan nasional membuahkan hasil. Baik Golongan Tua maupun Golongan Muda yang
memiliki andil. Keduanya saling jalin, satu dan lainnya saling melengkapi. Peristiwa besar yang
dinanti telah tiba, bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaan Indonesia.
Peristiwa besar itu memilikin makna yang lebih besar lagi. Betapa tidak, Proklamasi
Kemerdekaan sebuah bangsa dilakukan dirumah pribadi di Jalan Pegangsaan timur 56, jakarta,
tempat keluarga Soekarno tinggal, menjadi saksi sejarah keagungan bangsa Indonesia pada saat
itu.
b. Mengupayakan Kelengkapan Sebuah Negara
Proklamasi kemerdekaan adalah peristiwa bersejarah, namun tanpa tindak lanjut yang
jelas, peristiwa itu tidak akan banyak berarti. Tindakan yang harus segera dilakukan adalah
membentuk lembaga pemerintahan. Untuk tujuan itu perlu pedoman dasar yang tegas berupa
Konstitusi (Undang-Undang Dasar). Konstitusi mutlak diperlukan oleh suatu negara merdeka
yang berdaulat penuh, apalagi jika ingin menumbuhkan demokrasi.
Pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI berhasil mengesahkan UUD yang terdiri atas
pembukaan, batang tubuh (37 Pasal), aturan peralihan (4 Pasal), dan aturan tambahan (2 Pasal),
disetai penjelasan.
PERJUANGAN MENGISI KEMERDEKAAN

A. Upaya persiapan kemerdekaan Indonesia


1. BPUPKI
Pada tanggal 1 Maret 1945 pemerintah pendudukan Jepang di bawah pimpinan Letjen
Kumakici Harada mengumumkan pembentukan Dokuritsu Junbi Cosakai ( BPUPKI ) untuk
menghadapi situasi kritis. Susunan anggota pengurusnya adalah 1 orang ketua 2 orang ketua
muda dan 60 orang anggota. BPUPKI mulai bersidang pada tanggal 29 Mei sampai dengan 1
Juni 1945 untuk merumuskan dasar Negara dan UUD.Akhirnya pada tanggal 22 Juni 1945
lahirlah Piagam Jakarta.
Pada tanggal 14 Juli 1945 BPUPKI melaksanakan sidang yang kedua untuk menerima
laporan dari ketua panitia ( Soekarno ) yang terdiri dari 3 keputusan yaitu :
a. Pernyataan Indonesia merdeka
b. Pembukaan UUD
c. Batang Tubuh UUD
2. PPKI
Setelah BPUPKI selesai melaksanakan tugasnya, maka Jepang segera membubarkannya
dan membentuk PPKI ( Dokuritsu Junbi Iinkai ) pada tanggal 7 Agustus 1945 yang berjumlah 21
orang dan tanpa sepengetahuan Jepang ditambah 6 orang anggota sehingga PPKI sudah diambil
alih sebagai alat perjuangan rakyat Indonesia dan bukan semata-mata badan yang dikehendaki
Jepang.
Pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945 kota Hirosima dan Nagasaki dibom atom oleh sekutu,
sehingga Jepang bertekuk lutut pada sekutu. Sementara Soekarno, Muhammad Hatta dan
Radjiman dipanggil oleh Jenderal Terauchi di Dalath-Vietnam untuk menerima kemerdekaan
dari pemerintah Jepang.

B. Peristiwa penting sekitar proklamasi


Berita penyerahan Jepang terhadap Sekutu tidak bisa ditutup-tutupi lagi, oleh karena itu
golongan pemuda mendesak Bung Karno dan Bung Hatta untuk segera memproklamasikan
kemerdekaan namun para golongan tua berpendapat harus dimusyawarahkan dulu dengan PPKI
karena merupakan alat perjuangan. Akhirnya tanggal 16 Agustus pagi Bung Karno dan Bung
Hatta diculik oleh golongan pemuda dan dibawa ke Rengas Dengklok ( selatan Karawang ).
Jam 12 malam akhirnya mereka ke rumah Laksamana Muda Tadashi Maeda untuk
merumuskan naskah proklamasi. Rumusan naskah Proklamasi yang asli adalah tulisan tangan
Bung Karno dan diketik oleh Sayuti Melik dengan beberapa perubahan, seperti kata tempoh
diganti tempo, masalah tanggal dan yang menandatangani naskah proklamasi.
C. Makna proklamasi bagi bangsa Indonesia
Pada tanggal 17 Agustus 1945 jam 10.00 hari Jum’at dibacakan teks proklamasi
kemerdekaan Indonesia yang sebelumnya dilakukan pengibaran bendera Merah Putih dan
sambutan Walikota Soewiryo dan dr Muwardi. Peristiwa besar itu hanya berlangsung selama
kurang lebih satu jam dengan penuh khidmat, sekalipun sangat sederhana namun membawa
perubahan yang luar biasa dalam kehidupan bangsa Indonesia yaitu Indonesia bebas dari
belenggu penjajah.
D. Perkembangan politil di Indonesia sejak proklamasi hingga demokrasi terpimpin
1. Pembentukan badan kelengkapan negara
Pada tanggal 18 Agustus 1945 PPKI melakukan rapat yang membahas :
a. Penetapan dan pengesahan Pembukaan UUD 1945
b. Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden
c. Pembentukan Badan Komite Nasional sebagai pembantu presiden
Pada tanggal 19 Agustus 1945 PPKI mengadakan rapat lanjutan yang menghasilkan :
a. Penetapan 12 menteri yang membantu tugas presiden
b. Membagi wilayah Indonesia menjadi 8 Propinsi

Untuk menghadapi kekuatan Jepang dan Sekutu pemerintah Indonesia membentuk Badan
Kemanan Rakyat ( BKR ) pada tanggal 22 Agustus 1945 yang berada di bawah wewenang
KNIP. Oleh karena datangnya pasukan Sekutu dan NICA yang silih berganti sehingga
pemerintah memutuskan dibentuknya Tentara Keamanan Rakyat ( TKR ) pada tanggal 5 Oktober
1945.Pada tanggal 1 Januari 1946 diubah menjadi Tentara Keselamatan Rakyat ( TKR ) lalu
tanggal 26 Januari berubah menjadi Tentara Republik Indonesia ( TRI ). Untuk
menyempurnakan TRI maka pemerintah membentuk Tentara Nasional Indonesia ( TNI ) tanggal
7 Juni 1947.

2. Perkembangan demokrasi liberal


Pada masa berlakunya Konstitusi RIS ( 1949 ) dan UUDS ( 1950 ) bangsa kita
melaksanakan pesta Demokrasi Liberal dengan menggunakan sistem pemerintahan secara
parlementer, di mana kepala negara adalah presiden sedangkan kepala pemerintahan dipimpin
oleh Perdana Menteri dan bertanggung jawab pada Parlemen ( DPR ). Pada masa itu situasi
politik tidak stabil karena sering terjadi nya pergantian kabinet dan sering terjadi pertentangan
politik di antara partai-partai yang ada. Adapun kabinet yang pernah memerintah antara lain :
a. Kabinet Natsir ( 6 September 1950 – 20 Maret 1951 ) Kabinet ini jatuh karena ada mosi
tidak percaya bahwa M. Natsir tidak mampu menyelesaikan masalah Irian Barat dan sering
terjadi pemberontakan sehingga muncul gerakan DI/TII, Andi Azis, APRA, RMS dsb.
b. Kabinet Sukiman ( 26 April 1951 – 3 April 1952 ) Masalah yang dihadapinya adanya
pertukaran nota antara Menlu Ahmad Subarjo dengan Dubes AS Merle Cochran tentang bantuan
ekonomi dan militer berdasarkan Mutual Security Act ( MSA ) atau UU kerjasama keamanan.
c. Kabinet Wilopo ( 3 April 1952 – 3 Juni 1953 ) Masalah yang dihadapinya yaitu :
1. Gerakan separatis di Sumatera dan Sulawesi
2. Peristiwa 17 Oktober
3. Peristiwa Tanjung Morawa
d. Kabinet Ali I ( 31 Juli 1953 – 12 Agustus 1955 ) Masalah yang dihadapinya yaitu
pemberontakan DI/TII di Jawa Barat, Aceh dan Sulawesi serta pergantian KSAD dari Bambang
Sugeng pada Bambang Oetoyo.
e. Kabinet Burhanudin Harahap ( 12 Agustus 1955 – 3 maret 1956 ) Pada masa ini berhasil
melaksanakan Pemilu I dengan 2 periode , tanggal 29 September 1955 memilih anggota DPR
dan tanggal 15 Desember 1955 memilih anggota Badan Konstituante. Pemilu I ini dimenangkan
oleh 4 partai besar yaitu PNI, Masyumi, NU dan PKI.
f. Kabinet Ali II ( 24 Maret 1956 – 14 Maret 1957 ) Masalah yang dihadapinya yaitu
timbulnya gerakan anti China dan pemberontakan PRRI/PERMESTA.
g. Kabinet Djuanda Kabinet ini jatuh karena Badan Konstituante tidak bisa membuat UUD
yang baru pengganti UUDS sehingga presiden mengeluarkan Dekritnya tanggal 5 Juli 1959 dan
mengumumkan berlakunya Demokrasi Terpimpin.

3. Masa demokrasi terpimpin


Karena Badan Konstituante tidak dapat membuat UUD baru pengganti UUDS maka pada
tanggal 5 juli 1959 jam 17.00 hari jum’at Presiden Soekarno mengeluarkan Dekritnya yang
berisi :
a. Pembubaran Badan Konstitiante
b. Berlaku kembalinya UUD 1945 dan tidak berlakunya UUDS
c. Pembentukan MPRS dan DPAS dalam waktu singkat
Sejak saat itu Presiden mengumumkan berlakunya sistem Demokrasi Terpimpin yang di
dalamnya banyak terjadi penyimpangan dan penyelewengan terhadap UUD 1945 antara lain :
a. MPRS mengangkat Soekarno sebagai presiden seumur hidup
b. Presiden mengangkat MPRS
c. Pidato presiden yang berjdul ” Penemuan Kembali Revolusi kita ” dijadikan GBHN
d. Lembaga tinggi dan tertinggi negara dijadikan pembantu presiden
e. Presiden membubarkan DPR hasil pemilu dan menggantikannya dengan DPR-GR
Pada masa Demokrasi Terpimpin Presiden lebih banyak dipengaruhi oleh PKI dan PKI
memainkan peranan pentingnya sehingga mendapatkan perlakuan istimewa dari presiden. Dalam
rangka mewujudkan tujuannya maka PKI melakukan tindakan antara lain :
1. Dalam Negeri
a. Berusaha menyusup ke parpol dan ormas yang menjadi lawan politiknya kemudian
memecah belah.
b. Dalam bidang pendidikan mengusahakan agar ajaran Marxis Leninisme menjadi salah
satu masta pelajaran wajib
c. Dalam bidang militer, mengindoktrinasi perwira ABRI dengan ajaran komunis
2. Luar Negeri
Berusaha mengubah politik luar negeri yang bebas dan aktif menjurus ke negara-negara
yang komunis.

You might also like