Professional Documents
Culture Documents
BAB II Pasti
BAB II Pasti
BAB II Pasti
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Konsep Pengetahuan
hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang mengadakan pengindraan terhadap
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga, yaitu proses melihat
dan mendengar. Selain itu proses pengalaman dan proses belajar dalam
(2014), diartikan segala sesuatu yang di ketahui atau segala sesuatu yang
kemampuan untuk mengatakan kembali dari ingatan hal-hal khusus dan umum,
metode dan proses atau mengingat sesuatu pola, susunan, gejala atau peristiwa.
Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor pendidikan
diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan
semakin luas pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan, bukan berarti
pendidikan formal tetapi juga pendidikan non formal (Wawan dan Dewi, 2011).
1) Tahu (know)
sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang
2011)
2) Memahami (comprehension)
2011)
3) Aplikasi (application)
4) Analisis (analysis)
5) Sintesis (synthesis)
6) Evaluasi (evaluation)
didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari perilaku yang tidak
perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses
bagi dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi,
1) Faktor Internal
a) Pendidikan
b) Pekerjaan
c) Umur
kematangan jiwa.
d. Konsep Makanan Bergizi
lemak, protein, vitamin, dan mineral yang penting bagi manusia untuk
2015).
pada Bayi
bayi tersebut. Hal ini juga bergantung pada kematangan oral fisiologis bayi
dan juga mencerna karena bayi mengalami perubahan cara makan dari
Tentu hal ini dengan proses yang perlahan-lahan. Jadi, harus diperhatikan
betul-betul makanan apa yang harus diberikan pada bayi (Ruslianti, 2015).
1) ASI Ekslusif
lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan. Air Susu Ibu adalah
makanan yang terbaik untuk bayi dan susu formula tidak mungkin
kelenjar susu dalam tahap akhir kehamilan dan beberapa hari setelah
Kolostrum penting bagi bayi karena mengandung banyak gizi dan zat-
dan protein lainnya, berkadar air tinggi, tetapi kadar lemaknya rendah.
banyak energy pada bayi, dan menimbulkan rasa kenyang yang lebih
2) ASI + MP-ASI
makanan yang diberikan kepada bayi selain ASI, di mana jenis dan
proses transisi dari asupan kepada bayi yang semula hanya susu (Air
berbentuk cair, lunak, padat dan jenis makanannya bisa seperti jus,
lapar/kenyang.
sini bayi akan mengikuti arah jari apabila meletakkan jari pada pipi bayi.
2) Usia Bayi 6-8 Bulan
Bayi pada usia 6-9 bulan juga bisa diberikan makanan yang
bermacam macam agar bayi nantinya terbiasa dengan makanan lain. Pada
makanan lain seperti bubur atau tim saring. Pada usia ini juga bayi sudah
bisa tegak duduk pada saat makan di kursi makan dan mampu memegang
Makanan yang mengandung gizi zat besi, sayur, buah yang disaring
juga bisa pada bayi seusia ini. Sebaiknya juga berusaha mengajari bayi
a) ASI on demand.
lain.
i) Buat jadwal makan sedemikian rupa sehingga terjadi rasa lapar dan
memainkan lidah untuk digerakkan dari arah kiri ke kanan. Bayi juga
makanan keras dan terlalu besar agar bayi tidak tersedak saat
dihaluskan, sayuran rebus lunak, keju, atau roti. Untuk minumannya, juga
pastinya tidak mudah pecah. Di usia ini bayi sudah bisa diberikan
makanan, seperti nasi tim tanpa saringan agar usus bisa terangsang untuk
tumbuh sempurna.
Oleh karena itu, bagi para orang tua, makanan yang diberikan pada
usia tersebut seperti misalnya bayi yang masih berusia 4 bulan sudah
diberikan makan. Tentu hal ini menyebabkan bayi nantinya alergi bahkan
mengalami kerusakan pencernaan karena pencernaan bayi pada usia
tersebut masih belum sempurna untuk diberikan makanan apa pun. Anda
bisa mengikuti pola makan bayi Anda seperti di atas dan ada baiknya juga
yang diberikan kepada bayi sehingga bayi Anda tumbuh dengan lebih
baik.
a) Berikan nasi tim kasar, dengan lauk pauk dicincang atau diparut
b) Berikan sekitar 1/2 mangkok, dapat diberikan 3-4 kali per hari,
e) Responsive feeding
(1) ibu atau pengasuh harus merespons tanda lapar atau kenyang yang
(2) Bicara dan lakukan kontak mata dalam proses pemberian makan.
(3) Makan adalah proses belajar dan bentuk kasih sayang orang tua-
anak.
kecerdasan anak. Oleh karena itu, pola makan yang baik dan teratur perlu
diperkenalkan sejak dini, antara lain dengan pengenalan jam-jam makan
11 bulan dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Perlu diketahui, jadwal
jauh).
06.00 Susu
08.00 Bubur saring/Nasi tim
14.00 Susu
20.00 Susu
Pada usia bayi juga dibutuhkan gizi seimbang, yaitu makanan yang
sehingga dapat tumbuh optimal dan cerdas, untuk ini makanan perlu
makanan yang telah dikenalkan sejak bayi usia enam bulan yang telah
diterima oleh bayi, dan dikembangkan lagi dengan bahan makanan sesuai
sesuai pola makan keluarga. Peranan orang tua sangat dibutuhkan untuk
membentuk perilaku makan yang sehat. Seorang ibu dalam hal ini harus
mengetahui, mau, dan mampu menerapkan makan yang seimbang atau
sehat dalam keluarga karena anak akan meniru perilaku makan dari orang
tidak cukup menerima porsi makan karena anak susah makan. Namun,
pemberian yang berlebihan pada makanan selingan pun tidak baik karena
protein, vitamin dan mineral, seperti arem-arem nasi isi daging sayuran,
tahu isi daging sayuran, roti isi ragout ayam sayuran, pizza, dan lain-lain.
membeli, sebaiknya dipilih tempat yang bersih dan dipilih yang lengkap
Jika sejak kecil hanya senang yang manis manis saja, maka kebiasaan
ini akan dibawa sampai dewasa dan risiko kegemukan menjadi
meningkat
Toddler adalah anak yang berusia 1-3 tahun. Makanan usia toddler
banyak bergantung pada orang tua atau pengasuhnya, karena aka-anak belum
dapat menyebutkan nama makananan yang dia inginkan, dan orang tuanyalah
yang memilihkan untuk anak. Jadi, dapat dikatakan bahwa tumbuh kembang
anak usia 1-3 tahun atau usia toddler sangat bergantung pada bagaimana
1) Pemberian Nutrisi
Pemberian nutrisi pada anak harus tepat, yaitu tepat dalam hal-hal ini:
lemak, vitamin, mineral serta kebutuhan cairan tubuh anak, yaitu 1-1.5
liter/hari.
mendapatkan asupan gizi yang diperlukannya secara utuh dalam satu hari.
2 06.00 … Susu
6 14.00 … Susu
9 20.00 … Susu
i. Pola Makan Anak Usia Toddler
1) Ketika bayi tumbuh menjadi anak usia 1-3 tahun, mereka harus
2) Satu hal yang perlu diperhatikan untuk membuat makanan keluarga cocok
untuk anak, yaitu gunakan sedikit gula, garam dan, hindari bumbu-bumbu
3) Susu masih sangat berperan penting dalam pola makan anak, meskipun
sedikit kurang sekarang, yaitu sekitar 200-600 ml susu atau 2-3 porsi susu
per hari.
makanan:
c) 1-2 porsi jenis daging atau jenis daging lainnya per hari
Disini peran orang tua harus memutuskan apa yang anaknya harus makan,
khusunya pada usia ini anak bersifat konsumen pasif dan rentan terhadap
Jenis makanan ini termasuk buah, kue, semua jenis makanan lunak dan
makanan berasa, di samping ASI atau susu yang mungkin masih diperlukan.
geraham, anak berumur 11/2 tahun – 2 tahun biasanya memiliki geraham, maka
bisa diberikan makanan biasa asalkan tidak pedas, berlemak, dan merangsang.
margarin, gula pasir dapat diganti gula merah atau gula batu atau madu.
j. Gizi Seimbang
Gizi seimbang untuk bayi 0-6 bulan cukup hanya dari ASI. ASI
merupakan makanan yang terbaik untuk bayi oleh karena dapat memenuhi
semua zat gizi yang dibutuhkan bayi sampai usia 6 bulan, sesuai dengan
setiap bayi harus memperoleh ASI Eksklusif yang berarti sampai usia 6
Pada anak usia 6-24 bulan, kebutuhan terhadap berbagai zat gizi
semakin meningkat dan tidak lagi dapat dipenuhi hanya dari ASI saja. Pada
usia ini anak berada pada periode pertumbuhan dan perkembangan cepat,
mulai terpapar terhadap infeksi dan secara fisik mulai aktif, sehingga
sementara ASI tetap diberikan sampai bayi berusia 2 tahun. Pada usia 6
keluarga saat bayi berusia 1 tahun. Ibu sebaiknya memahami bahwa pola
Secara bertahap, variasi makanan untuk bayi usia 6-24 bulan semakin
sumber protein hewani dan nabati, serta makanan pokok sebagai sumber
jumlah yang tidak berlebihan dan dalam proporsi yang juga seimbang
Kebutuhan zat gizi anak pada usia 2-5 tahun meningkat karena masih
termasuk makanan jajanan. Oleh karena itu jumlah dan variasi makanan
harus mendapatkan perhatian secara khusus dari ibu atau pengasuh anak,
bergizi seimbang. Disamping itu anak pada usia ini sering keluar rumah
2014).
2. Status Gizi
salah satu atau dua kombinasi dari ukuran–ukuran gizi tertentu. Suhardjo
dalam Suwiji (2006) mengatakan bahwa status gizi adalah keadaan tubuh
proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh
(Supariasa, 2016).
ketidakcukupan gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel seperti
kulit, mata, rambut, mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat
untuk survei klinis secara cepat (rapid clinical surveys). Survey ini
kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Disamping itu digunakan
pemeriksaan fisik yaitu tanda (sign) dan gejala (symptom) atau riwayat
jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain : darah, urin,
tinja dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot. Metode ini
2016).
Penilaian status gizi secara tidak langsung dibagi menjadi tiga yaitu:
secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang
adalah berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur
(TB/U), dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB). Indeks BB/U
adalah pengukuran total berat badan termasuk air, lemak, tulang, dan otot.
LiLA adalah pengukuran terhadap otot, lema, dan tulang pada area yang
diukur.
lengan atas dapat berubah relatif cepat, naik atau turun, bergantung pada
merupakan indikator yang paling umum digunakan sejak tahun 1972. Selain
itu, dianjurkan juga menggunakan indeks TB/U dan BB/TB untuk
yaitu: gizi lebih, gizi baik, gizi sedang, gizi kurang dan gizi buruk. Baku
Gizi (PSG) anak balita tahun 1999 menggunakan baku rujukan WHO-NCHS
Tabel 3
Kategori
yang mempengaruhi status gizi dibagi menjadi dua yaitu secara langsung
pada anak adalah konsumsi pangan dan penyakit infeksi. Kedua penyebab
hanya karena kurang makanan tetapi juga karena adanya penyakit infeksi,
terutama diare dan ispa. Anak yang mendapatkan makanan cukup baik tetapi
sering diserang diare atau demam, akhirnya dapat menderita gizi kurang.
Sebaliknya anak yang tidak memperoleh makanan cukup dan seimbang daya
makanan. Akhirnya berat badan anak menurun. Apabila keadaan ini terus
berlangsung anak dapat menjadi kurus dan timbulah kejadian kurang gizi.
pantang makanan.
2) Psikologi
Dapat juga merupakan respons terhadap rangsangan dari luar seperti iklan
3) Genetik
Genetik menjadi salah satu faktor dari status gizi. Hal ini dijelaskan
oleh Ali Khomsan dalam Endang Suwiji (2006) pada anak dengan status
gizi lebih atau obesitas besar kemungkinan dipengaruhi oleh orang tuanya
(herediter). Bila salah satu orang tua mengalami gizi lebih atau obes maka
peluang anak untuk mengalami gizi lebih dan menjadi obes sebesar 40%,
dan kalau kedua orang tua mengalami gizi lebih atau obes maka peluang
anak meningkat sebesar 80%. Selain genetik atau hereditas ada faktor lain
langsung yang lain adalah akses atau keterjangkauan anak dan keluarga
yang kompleks dari perubahan morfologi, biokimia, dan fisiologi yang terjadi
berbeda, tapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan
individu. Anak tidak hanya bertambah besar secara fisik, melainkan juga
ukuran dan struktur organ-organ tubuh dan otak. Sebagai contoh, hasil dari
secara fisik maupun mental. Pertumbuhan fisik dapat dinilai dengan ukuran
berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang,
dan fungsi tubuh yang lebih kompleks, dalam pola yang teratur dan dapat
menyangkut proses diferensiasi sel tubuh, jaringan tubuh, organ, dan sistem
terdapat hubungan yang pasti antara perubahan yang terjadi pada saat ini,
perkembangan anak secara umum terdiri atas tahapan pranatal, periode bayi,
Periode ini terdiri atas fase germinal, embrio, dan fetal. Fase
germinal, yaitu mulai dari konsepsi sampai kurang lebih usia kehamilan 2
minggu dan periode fetal mulai dari 8 minggu sampai 40 minggu atau
kelahiran Pada periode ini terjadi pertumbuhan yang sangat cepat dan
sangat penting karena terjadi pembentukan organ dan sistem organ anak.
Selain itu, adanya hubungan antara kondisi ibu dan fetus yang memberi
yang adekuat selama masa kehamilan terutama kadar protein yang tinggi
2) Periode bayi
Periode ini terbagi atas neonatus dan bayi. Neonatus adalah sejak
sosial dan pembentukan rasa percaya pada diri anak melalui perhatian dan
pemenuhan kebutuhan dasar dari orang tua. Kemampuan orang tua dalam
Periode ini terdiri atas usia anak 1 sampai 3 tahun yang disebut
mengembangkan rasa ingin tahu, dan eksplorasi terhadap benda yang ada
dunia sekolah, dan perkembangan konsep diri telah dimulai pada periode
ini. Pada usia prasekolah, perkembangan fisik lebih lambat dan relatif
menetap. Sistem tubuh harusnya sudah matang dan sudah terlatih dengan
toileting. Keterampilan motorik, seperti berjalan, berlari, melompat
menjadi semakin luwes, tetapi otot dan tulang belum begitu sempurna.
ini anak membutuhkan aktivitas yang reguler kurang lebih 4 sampai 5 jam
per hari. Periode ini dikenal sebagai fase usia sekolah, yaitu anak
peran guru menjadi sangat penting karena ucapan dan perilaku guru di
kelompok.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memilih sekolah yang
dicapai melalui lingkungan sekolah, anak lebih mandiri dan tidak terlalu
organ reproduksi dan pencapaian identitas diri anak sebagai remaja yang
sebagai orang dewasa, terutama ada fase remaja akhir. Boleh dikatakan
pada fase ini anak melalui krisis dentitas sebagai seorang remaja yang
2004).
atas fase oral, fase ana fase alik, dan fase genital. Berikut ini akan
ke atas.
periode ini.
Selama fase ini, genitalia menjadi area yang menarik dan area
harus bijak dalam memberi penjelasan tentang hal ini sesuai dengan
pakaian ayah dan ibunya. Secara psikologis pada fase ini mulai
Pada awal fase laten kelamin anak perempuan lebih menyukai teman
reproduksi. Dalam hal ini orang tua harus bijaksana dalam merespons,
maturitas anak. Sering kali karena begitu penasaran dengan seks, anak
karena itu, apabila anak tidak pernah bertanya tentang seks, sebaiknya
orang tua waspada. Peran ibu dan ayah sangat penting dalam
genital ketika anak mulai masuk fase pubertas, yaitu dengan adanya
percaya versus tidak percaya, otonomi versus rasa malu dan ragu, inisiatif
versus rasa bersalah, industry versus inferiority, dan identitas dan keracunan
Penanaman rasa percaya adalah hal yang sangat mendasar pada fase
lain dan orang yang pertama berhubungan adalah orang tuanya, terutama
makan di saat anak lapar dan haus adalah sangat penting untuk
mengembangkan rasa percaya ini. Bayi belajar bahwa orang tuanya dapat
terpenuhi.
2) Otonomi versus rasa malu dan ragu (1 sampai 3 tahun)
mainan atau barang yang diinginkannya. Pada fase ini anak akan meniru
perilaku orang lain di sekitarnya dan hal ini merupakan proses belajar.
Sebaliknya, perasaan malu dan ragu akan timbul bila anak merasa dirinya
kerdil atau saat mereka dipaksa oleh orang tuanya atau orang dewasa
apabila anak tidak mampu berprestasi sehingga merasa tidak puas atas
Anak akan belajar untuk bek sama dan bersaing dengan anak lainnya
Otonomi mulai berkembang pada anak di fase ini, terutama awal usia 6
tahun, dengan dukungan keluarga terdekat. Terjadinya perubahan fisik,
tubuhnya (body image). Interaksi sosial lebih luas dengan teman, umpan
Perasaan tidak adekuat dan rasa inferior atau rendah diri akan
dan anak tidak berhasil memenuhinya. Selain itu, harga diri yang kurang
remaja dan dewasa. Pujian atau penguatan (reinforcement) dari orang tua
sesuatu.
anak yang sedang berada pada transisi dari kanak-kanak menuju dewasa.
sambil bernyanyi atau bersenandung, bayi juga terdiam. Jadi, bayi belajar
mainan.
oleh apa yang mereka lihat dan rasakan dengan pengalaman lainnya.
dunia sekolah.
satu istilah untuk beberapa orang yang punya ciri yang sama, misalnya
menyebut nenek untuk setiap wanita tua, sudah bongkok, dan memakai
tongkat. Sedangkan pada fase intuitive thought, anak sudah bisa memberi
alasan pada tindakan yang dilakukannya. Satu hal yang harus diingat
nonverbal.
rasional, dan imajinatif, dan dapat menggali objek atau situasi lebih
tentang waktu dan mengingat kejadian yang lalu serta menyadari kegiatan
masa remaja.
membuat mereka mampu berpikir tentang apa yang orang lain juga
pada perkembangan kognitif anak dan terdiri atas tiga tahapan utama, yaitu
preconventional, conventional, dan postconventional. Berikut ini akan
1) Fase preconventional
Anak belajar baik dan buruk, atau benar dan salah melalui budaya
sebagai dasar dalam peletakan nilai moral. Fase ini terdiri atas tiga
tahapan. Tahap satu didasari oleh adanya rasa egosentris pada anak, yaitu
kebaikan adalah seperti apa yang saya mau, rasa cinta dan kasih sayang
keburukan. Tahap dua, yaitu orientasi hukuman dan ketaatan, baik dan
apabila anak memukul temannya dan orang tua tidak memberi sanksi,
2) Fase conventional
adanya contoh karakter yang baik, seperti jujur, setia, murah hati, baik
3) Fase postconventional
dipersepsikan sebagai suatu kebaikan. Ada dua fase, yaitu orientasi pada
hukum dan orientasi pada prinsip etik yang umum. Pada fase pertama,
anak menempatkan nilai budaya, hukum, dan perilaku yang tepat yang
individu. Tidak ada yang dapat mereka terima dari lingkungan tanpa
tingkat nilai moral tertinggi, yaitu anak dapat menilai perilaku baik dan
buruk dari dirinya sendiri. Apabila mereka dapat melakukan sesuatu yang
1. Tingkat Pengetahuan
diambil dari buku Wawan dan Dewi (2011) dan Titik Lestari (2014), yang
menyatakan bahwa pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah
bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tesebut akan semakin luas
pendidikan formal saja, akan tetapi dapat diperoleh melalui pendidikan non
diambi dari buku Ruslianti (2015), Badriah (2014) dan Kemenkes RI (2014).
protein, vitamin, dan mineral yang penting bagi manusia untuk pertumbuhan
Kebutuhan gizi seimbang terbagi berdasarkan umur yaitu bayi usia 0-6
bulan, pada usia anak 6-24 bulan, dan pada usia anak 2-5 tahun. Gizi seimbang
untuk bayi 0-6 bulan cukup hanya dari ASI. ASI merupakan makanan yang
terbaik untuk bayi oleh karena dapat memenuhi semua zat gizi yang dibutuhkan
murah dan bersih. Oleh karena itu setiap bayi harus memperoleh ASI Eksklusif
Pada anak usia 6-24 bulan, kebutuhan terhadap berbagai zat gizi semakin
meningkat dan tidak lagi dapat dipenuhi hanya dari ASI saja. Pada usia ini anak
terhadap infeksi dan secara fisik mulai aktif, sehingga kebutuhan terhadap zat
infeksi. Agar mencapai gizi seimbang maka perlu ditambah dengan Makanan.
Pendamping ASI atau MP-ASI, sementara ASI tetap diberikan sampai bayi
berusia 2 tahun.
Kebutuhan zat gizi anak pada usia 2-5 tahun meningkat karena masih
berada pada masa pertumbuhan cepat dan aktivitasnya tinggi. Demikian juga
makanan jajanan. Oleh karena itu jumlah dan variasi makanan harus
mendapatkan perhatian secara khusus dari ibu atau pengasuh anak, terutama
seimbang.
3. Status Gizi
Teori status gizi yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari buku
supariasa 2016 dan jurnal Endang Suwiji, 2006. Status gizi berarti keadaan
kesehatan fisik seseorang atau sekelompok orang yang ditentukan dengan salah
satu atau dua kombinasi dari ukuran–ukuran gizi tertentu. Status gizi adalah
makanan. Dapat disimpulkan bahwa, status gizi merupakan keadaan atau tingkat
kesehatan seseorang pada waktu tertentu akibat pangan pada waktu sebelumnya.
penilaian status gizi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu penilaian secara
langsung dan tidak langsung. Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi
Penilaian status gizi secara tidak langsung dibagi menjadi tiga yaitu: survei
antropometri adalah umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar
kepala, dan lingkar dada (Supariasa, 2001). Indeks antropometri yang umum
digunakan dalam menilai status gizi adalah Berat Badan menurut Umur (BB/U),
Tinggi Badan menurut Umur (TB/U), dan Berat Badan menurut Tinggi Badan
(BB/TB). Indeks BB/U adalah pengukuran total berat badan termasuk air, lemak,
tulang, dan otot. Indeks TB/U adalah pengukuran pertumbuhan linier. Indeks
BB/TB adalah indeks untuk membedakan apakah kekurangan gizi terjadi secara
Faktor yang mempengaruhi status gizi terbagi atas dua bagian yaitu secara
langsung dan secara tidak langsung. Menurut Soekirman dalam Endang Suwiji
(2006) penyebab langsung timbulnya gizi kurang pada anak adalah konsumsi
pangan dan penyakit infeksi dan secara tidak langsung adalah Pola Asuh Gizi,
Lebih jelasnya dari kerangka teori yang diteliti adalah sebagai berikut:
2. Psikologi
3. Genetik
4. Pelayanan Kesehatan
D. Kerangka Konsep Penelitian
Independen
Faktor yang mempengaruhi Dependen
pengetahuan Ibu:
Status Gizi
Faktor Internal:
1. Pendidikan
2. Pekerjaan
Pemberian
3. Umur
makanan bergizi:
Pengetahuan
Domain Kognitif:
Tahu
E. Pertanyaan Penelitian/Hipotesis
status gizi pada Balita (0-3 tahun) di wilayah kerja Puskesmas Beruntung
Raya Banjarmasin.