Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 18

Laporan Fenomena Dasar

Modul 03

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tidak dapat dipungkiri dalam kehidupan sehari-hari kita tidak dapat


terlepas dari fluida, fenomena fluida dapat terjadi dalam kondisi statis maupun
dinamis. Flui da sendiri adalah suatu zat yang dapat mengalir dan biasanya
berwujud gas dan cair. Aliran fluida terbagi menjadi beberapa macam aliran,
diantaranya adalah fluida streamline. Aliran fluida ini sangat nyata penerapnnya
pada kehidupan sehari-hari, yaitu penerapan aliran fluida pada bodi mobil yang
sedang berjalan. Pengelompokan jenis aliran fluida ini dapat dilakukan dengan
memhami prinsip dasar bilangan reynold. Berdasarkna bilangan reynold terdapat
dua jenis aliran yaitu aliran laminar dan aliran turbulen. Aliren laminar adalah aliran
yang pola alirannya lurus teratur dan berlapis-lapis, sedangkan aliran turbulen
adalah pola liran yang pola lirannya tidak beraturan. Oleh karena itu kita harus
mempelajari reynold apparatus agar dapat menerapkan penerapan fluida dalam
kehidupan sehari-hari

1.2 Tujun
Tujuan yang hendak dicapai dalam praktikum bilangan Reynold adalah sebagai
berikut:
1. Mengamati jenis aliran laminar, aliran transisi, dan aliran turbulen.
2. Mencari nilai batas jenis aliran laminar, aliran transisi, dan aliran turbulen.

Bilangan Reynold 1
Laporan Fenomena Dasar
Modul 03

BAB II
TEORI DASAR

2.1 Pengertian Fluida

Fluida ialah suatu zat yang dapat mengalir, hal ini merupakan ciri-ciri khusus yang
dapat membedakan fluida dengan zat padat. Ciri-ciri lainnya yang dapat diketahui
ialah fluida tidak mempunyai bentuk sendiri, tetapi mengikuti bentuk tempat di
mana fluida itu berada. Dipandang dari segi reaksinya terhadap tegangan geser yang
terjadi pada zat padat dan fluida dalam keadaan diam maka zat padat dapat
menahan tegangan geser dengan deformasi statik atau plastis, sedangan fluida
tidak. Tegangan geser yang dikenakan pada fluida berapapun kecilnya akan
menyebabkan fluida bergerak dan berubah bentuk secara terus- menerus selama
tegangan tersebut bekerja, maka dapat dikatakan fluida diam tegangan gesernya
nol.

Fluida terbagi dalam bentuk gas dan cair, walaupun zat cair dan gas merupakan dua
bentuk fluida yang sudah bisa diketahui, ternyata karakteristik keduanya banyak
memiliki perbedaan. Zat cair adalah zat yang tidak dapat dimampatkan. Aplikasi
praktis yang banyak dijumpai dalam pemakaian konsep- konsep dasar mekanika
fluida adalah instalasi jaringan pemipaan dan komponen- komponen dasar
perangkat fluida seperti katup, belokan, pipa, pompa, kompresor, dan lain-lain.
Dengan analisa energi pada sistem secara keseluruhan, maka dapat ditentukan
perancangan sistem secara optimal.

2.2 Bilangan Reynold

Bilangan Reynold merupakan bilangan tak berdimensi yang menyatakan


perbandingan gaya-gaya inersia terhadap kekentalan (viskositas) yang dapat
membedakan suatu aliran itu pada kondisi laminar, transisi, dan turbulen. Osborne
Reynold pada tahun 1883 melakukan beberapa percobaan untuk mempelajari
aliran dalam pipa kaca. Osborne Reynold menempatkan zat pewarna di garis sumbu
pipa kemudian mengamati gerak zat pewarna itu ketika zat cair mengalir di

Bilangan Reynold 2
Laporan Fenomena Dasar
Modul 03

sepanjang pipa. Reynold adalah orang pertama yang berhasil menggambarkan


adanya jenis aliran laminar ketika zat pewarna tetap seperti seutas benang dalam
garis sumbu pipa, dan aliran turbulen ketika zat pewarna itu menyebar dengan
cepat keseluruh fluida yang mengalir di dalam pipa.

Bilangan Reynold merupakan bilangan tak berdimensi yang dapat membedakan


suatu aliran itu pada kondisi laminar, transisi, dan turbulen.

....................................................................... ( 2.1 )

Aliran dikatakan laminar bila aliran tersebut mempunyai bilangan Re kurang dari
2000, untuk aliran transisi berada pada bilangan Re lebih dari 2000 dan bilangan Re
4000 biasa juga disebut sebagai bilangan Reynold kritis, sedangkan aliran turbulen
mempunyai bilangan Re lebih dari 4000 (Wright dan Olson, 1993).

2.3 Viskositas

Viskositas fluida merupakan ukuran ketahanan sebuah fluida terhadap deformasi


atau perubahan bentuk. Viskositas dipengaruhi oleh temperatur, tekanan, dan laju
perpindahan momentum molekulnya. Viskositas zat cair cenderung menurun
dengan seiring bertambahnya kenaikan temperatur hal ini disebabkan gaya-gaya
kohesi pada zat cair bila dipanaskan akan mengalami penurunan dengan semakin
bertambahnya temperatur pada zat cair yang menyebabkan turunnya viskositas
dari zat cair tersebut (Suharto, 1991).

Temperature ( t ) Dynamic Viscosity ( u )


°c (kg/m.s) atau( Ns/m2)
0 1.787 x 10-3
5 1.519 x 10-3
10 1.307 x 10-3
20 1.002 x 10-3
30 0.798 x 10-3
40 0.653 x 10-3
50 0.547 x 10-3
60 0.467 x 10-3
70 0.404 x 10-3
80 0.355 x 10-3
90 0.315 x 10-3
100 0.282 x 10-3

Bilangan Reynold 3
Laporan Fenomena Dasar
Modul 03

Fluida air, minyak, bensin, dan udara tegangan dan laju regangan geser (gradien
kecepatan) dapat dikaitkan dengan suatu hubungan dalam bentuk Persamaan 2.2.

...................................................................................... (2.2)

Konstanta kesebandingannya disimbolkan dengan |i dan disebut sebagai viskositas


dinamik dari fluida tersebut. Grafik antara t terhadap du/dy harus linier dengan
kemiringan sama dengan viskositas tersebut, seperti yang diilustrasikan pada
Gambar 2.1. Nilai viskositas yang sebenarnya tergantung dari fluida tertentu, dan
untuk setiap fluida tertentu pula viskositasnya sangat tergantung pada temperatur
seperti yang diilustrasikan pada Gambar 2.1 dengan dua kurva untuk air.

Gambar 2.1 Tegangan geser

2.4 Densitas

Densitas adalah kerapatan fluida dilambangkan dengan huruf p didefinisikan


sebagai massa fluida per satuan volume. Kerapatan atau densitas dari fluida akan
mempengaruhi jenis aliran dari fluida, bila ditinjau dari bilangan Reynold, densitas
suatu zat atau materi dapat dilihat dari temperaturnya.

.......................................................................................................( 2.3)

Bilangan Reynold 4
Laporan Fenomena Dasar
Modul 03

Nilai kerapatan fluida dapat dipengaruhi oleh temperatur, semakin tinggi


temperatur maka kerapatan suatu fluida semakin berkurang.

Tebel 2.2 Densitas umum (Wright dan Olson, 1993).


Zat Densitas (kg/m3)
Merkuri 13600
Air 1000
Minyak 800
Udara 122
Helium 0.18

2.5 Debit Aliran

Debit aliran digunakan untuk menghitung kecepatan aliran pada masing- masing
pipa pengujian, diperlihatkan pada Persamaan 2.4.

........................................................................................(2.4)

2.6 Aliran Fluida

Aliran fluida cair dapat dibedakan menjadi dua jenis aliran, yaitu: aliran laminar dan
aliran turbulen. Aliran laminar hanya dapat terjadi pada kondisi fluida tertentu
seperti yang diselidiki oleh Osborne Reynold (1842-1912). Osborne Reynold
melakukan penyelidikan di laboratorium dengan menggunakan peralatan seperti
diperlihatkan pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2. Percobaan Osbome Reynold

Bilangan Reynold 5
Laporan Fenomena Dasar
Modul 03

Percobaan Osborne Reynold menunjukkan suatu aliran air dari suatu bak air ke
suatu pipa gelas yang diatur debitnya oleh sebuah keran. Cara untuk melihat jenis
aliran di dalam pipa gelas digunakan zat pewarna yang mempunyai massa jenis
sama dengan berat jenis air. Percobaan-percobaan yang dilakukan, Osborne

Reynold menemukan bahwa apabila kecepatan rata-rata aliran di dalam pipa gelas
lebih rendah dari pada suatu harga kritis tertentu, zat pewarna akan mengalir di
dalam pipa bersama-sama dengan aliran air dalam bentuk garis lurus seperti
diperlihatkan pada Gambar 2.2.

Apabila kecepatan aliran di dalam pipa diperbesar melebihi suatu harga kritis
tertentu maka aliran zat pewarna mengikuti aliran air yang menjadi tidak teratur
garis-garis arusnya, karena bertambahnya kecepatan maka terjadi pusaran-
pusaran yang membawa partikel cairan dari satu lapisan pindah ke lapisan lain.
Kondisi ini zat pewarna tercampur dengan air di seluruh penampang pipa seperti
ditunjukkan pada Gambar 2.2. Kondisi aliran yang garis-garis arusnya lurus tersebut
dinamakan “aliran laminar”, sedangkan aliran yang garis-garis arusnya tidak teratur
dan partikel-partikel cairannya tercampur dinamakan “aliran turbulen”. Antara
aliran laminar dan aliran turbulen terjadi aliran transisi seperti ditunjukkan pada
Gambar 2.2.

2.6.1 Aliran Laminar

Aliran laminar ialah aliran dengan fluida yang bergerak dalam lapisan- lapisan
dengan satu lapisan meluncur secara lancar dan teratur. Viskositas di dalam aliran
laminar ini berfungsi untuk meredam kecenderungan terjadinya gerakan relatif
antara lapisan, seperti diperlihatkan pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3 Aliran Laminar

Bilangan Reynold 6
Laporan Fenomena Dasar
Modul 03

2.6.2 Aliran Transisi

Aliran transisi merupakan proses perubahan dari aliran laminar ke aliran turbulen.
Aliran transisi merupakan aliran yang gari-garis alirannya lurus berubah menjadi
aliran yang garis-garis alirannya saling berpotongan dan partikel-partikel
cairannya tercampur, seperti diperlihatkan pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4. Aliran Transisi

2.6.3 Aliran Turbulen


Merupakan aliran yang pergerakan partikel-partikel fluidanya sangat tidak
menentu karena mengalami percampuran serta putaran partikel antar lapisan, yang
mengakibatkan saling tukar momentum dari satu bagian fluida ke bagian fluida yang
lain seperti diperlihatkan pada Gambar 2.5.

Gambar 2.5. Aliran Turbulen

2.7 Pompa
Pompa adalah suatu peralatan mekanik yang berfungsi untuk memindahkan fluida
cair dari satu tempat ke tempat lain melalui media perpipaan, pemindahan tersebut
dilakukan dengan cara memberikan dan menambahkan energi pada fluida cair agar
dapat mengalir dalam pipa dan bertekanan.

Bilangan Reynold 7
Laporan Fenomena Dasar
Modul 03

Pompa Sentrifugal

Pompa sentrifugal adalah suatu pompa yang dapat mengubah energi mekanik
menjadi energi kinetis sehingga fluida dapat berpindah dari satu tempat ke tempat
lain, seperti diperlihatkan pada Gambar 2.6.

Gambar 2.6 Pompa Sentrifugal

Bilangan Reynold 8
Laporan Fenomena Dasar
Modul 03

BAB III

METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum fenomena dasar untuk bilangan
reynold yaitu :
1. Alat Bilangan Reynold
2. Gelas ukur
3. Stopwatch
4. Slang Air
5. Timba Air
3.1.2 Bahan
1. Air (H2O)
2. Tinta Warna Merah

3.2 Prosedur Kerja


Adapun langkah pelaksanaan pengujian untuk bilangan reynold adalah
sebagai berikut :
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Reservoir bawah diisi air hingga penuh.
3. Stopwatch disiapkan.
4. Katup 1 dan 3 ditutup penuh.
5. Katup 2 dan 4 dibuka penuh.
6. Saklar pompa ditekan pada posisi on.
7. Setelah bak terisi penuh, kemudian katup 3 dibuka penuh hingga tabung
acrylic terisi air.
8. Katup udara dibuka untuk membuang udara yang terperangkap di dalam
tabung acrylic.
9. Setelah dipastikan tidak ada udara yang terperangkap didalam tabung
acrylic, tuas katup 5 diputar 20o.
10. Katup 3 dibuka perlahan-lahan hingga tinggi air pada tabung tinta
setimbang.

Bilangan Reynold 9
Laporan Fenomena Dasar
Modul 03

11. Tabung tinta diisi zat pewarna secukupnya.


12. Ketinggian air pada reservoir atas diamati kemudian catat.
13. Stopwatch diaktifkan.
14. Jenis aliran pada pipa acrylic diamati.
15. Setelah melakukan pengamatan, stopwatch dinonaktifkan.
16. Catat waktu pada stopwatch.
17. Lihat penambahan tingggi air pada bak samping dan catat.
18. Katup 6 dibuka penuh hingga air pada pipa acrylic kosong.
19. Hitung volume air pada bak atas.
20. Hitung debit aliran pada bak atas.
21. Hitung kecepatan aliran, setelah mendapatkan debit pada bak atas.
22. Hitung bilangan reynold sesuai dengan prosedur.
23. Katup 3 ditutup penuh.
24. Saklar pompa ditekan pada posisi off..

Bilangan Reynold 10
Laporan Fenomena Dasar
Modul 03

BAB IV
ANALISIS DATA
4.1. Data Percobaan
Data hasil pengukuran dengan tegangan 3 volt dan bukaan katup 210
Sudut Putar Katup Volume Waktu
Jenis Aliran
(⁰) (ml) (s)

20 1000 110 Laminer (2 cm)


40 1000 18,87 Laminer (2,5 cm)
60 1000 7,38 Terbulen
80 1000 3,56 Terbulen
82 1000 2,82 Terbulen

4.2. Perhitungan
Data Reynold
Sudut= 40⁰
t = 2,82 s
ρair = 1000 kg/m³
d = 0.0254 m

𝜋𝑑2 𝜋(0.0254 𝑚)2


A = =
4 4
= 0.00050645 m2
µ = 8.91x10-4 kg/m.s

a. Debit Teoritis
𝑉
𝑄𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 =
𝑡
0.001 m³
=
2,82 s
= 0.00035461 m3/s

Bilangan Reynold 11
Laporan Fenomena Dasar
Modul 03

b. Kecepatan
𝑄𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 = 𝐴. 𝑣
𝑄𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
𝑣=
𝐴
m3
0.00035461
𝑠
=
0.00050645 𝑚2
𝑚
= 0.700187 𝑠

c. Bilangan Reynold
𝜌𝑣𝑑
𝑅𝑒 =
𝜇
kg 𝑚
(1000 3 )(0.700187 𝑠 )(0.0254 m)
= m
𝑘𝑔
0,000891 𝑚. 𝑠

= 19960,43

Data hasil perhitungan


Time Q d A V ρ air µ
No Re
(s) (m3/s) (m) (m2) (m/s) (kg/m3) (kg/m.s)
1 110 0,00000909 0,0254 0,00050645 0,01795 1000 0,000891 511,71
2 18,87 0,00005299 0,0254 0,00050645 0,104638 1000 0,000891 2982,96
3 7,38 0,00013550 0,0254 0,00050645 0,267551 1000 0,000891 7627,15
4 3,56 0,00028090 0,0254 0,00050645 0,554642 1000 0,000891 15811,35
5 2,82 0,00035461 0,0254 0,00050645 0,700187 1000 0,000891 19960,43
Keterrangan: Q = Debit Air d = Diameter pipa A = Luas Pipa V= Kecapatan µ = Viskositas

JENIS ALIRAN
Re
Perhitungan pengamatan
511,71 laminer laminer
2982,96 transisi laminer
7627,15 turbulen turbulen
15811,35 turbulen turbulen
19960,43 turbulen turbulen

Bilangan Reynold 12
Laporan Fenomena Dasar
Modul 03

Grafik Debit (Q) vs Reynold (Re)

Q
0,00040000
Q VS RE
0,00035461
0,00035000
0,00028090
0,00030000

0,00025000

0,00020000
0,00013550
0,00015000

0,00010000 0,00005299
0,00005000 0,00000909

0,00000000
511,71 2982,96 7627,15 15811,35 19960,43
Bilangan Reynold

Grafik Kecepatan (v) vs Reynold (Re)

0,80000
V VS RE
0,70019
0,70000
0,55464
0,60000
kecepatan (v)

0,50000

0,40000
0,26755
0,30000

0,20000 0,10464
0,10000 0,01795

0,00000
511,71 2982,96 7627,15 15811,35 19960,43
Bilangan Reynold

4.3. Analisis Data Praktikum

Pada praktikum Bilangan Reynold ini kita akan menentukan jenis aliran
yangterjadi pada fluida. Praktikum dilakukan dengan cara mengamati tinta yang
bergerak bersama dengan fluida menuju ke tempat penampungan air. Ternyata
tinta bergerak secara lurus dan tidak saling bertubrukan. Tinta juga menyebar

Bilangan Reynold 13
Laporan Fenomena Dasar
Modul 03

secara merata pada air. Hal ini menunjukkan bahwa aliran fuida ini berjenis laminer.
Aliran laminer terjadi apabila partikel-partikel zat cair bergerak teratur dengan
membentuk garis lintasan kontinyu dan tidak saling berpotongan. Aliranlaminer
terjadi apabila kecepatan aliran rendah, ukuran saluran sangat kecil dan zat cair
mempunyai kekentalan besar. Aliran dengan fluida yang bergerak dalam lapisan–
lapisan, atau laminer–laminer dengan satu lapisan meluncur secara lancar . Dalam
aliran laminer iniviskositas berfungsi untuk meredam kecendrungan
terjadinyagerakan relatif antara lapisan. Selain mengindentifikasi jenis aliran fluida
dengan cara mengamati, juga dilakukan pengukuran menggunakan bilangan
Reynold.
Dalam mekanika fluida, bilangan Reynolds adalah rasio antara gaya inersia
(vsρ) terhadap gaya viskos (μ/L) yang mengkuantifikasikan hubungan kedua gaya
tersebut dengan suatu kondisi aliran tertentu. Bilangan Reynolds adalah bilangan
yang tidak berdimensi yang menunjukkan sifat suatu aliran sehingga besarnya tidak
bergantung pada sistem yang dipakai. Reynolds menunjukkan bahwa untuk
kecepatan aliran yang kecil, zat warna akan mengalir dalam satu garis lurus seperti
benangatau sumbu pipa. Aliran fluida dapat dibedakan menjadi tiga jenis, pertama
aliran laminier memiliki ciri yang berlapis-lapis contohnya aliran lambat. Aliran
turbulen memiliki ciri aliran yang cepat contohnya aliran air pada sungai yang
berarus deras dan aliran transisi memiliki ciri aliran yang bergelombang

Bilangan Reynold 14
Laporan Fenomena Dasar
Modul 03

BAB V
KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat dari praktikum bilangan Reynold sebagai berikut:

1. Jenis aliran laminar terjadi ketika zat pewarna membentuk garis lurus di
sepanjang pipa, aliran turbulen terjadi ketika zat pewarna menyebar pada
fluida yang mengalir dalam pipa, sedangkan aliran transisi perubahan dari
laminar ke turbulen.
2. Dari hasil pengujian dengan menggunakan Pipa 1 inci, serta
memvariasikan kecepatan aliran dapat diketahui aliran laminar jika
bilangan Reynold lebih kecil dari 2190, aliran transisi jika bilangan
Reynold antara 2190 sampai 3977, dan aliran turbulen jika bilangan
Reynold lebih besar dari 3977.

5.2. Saran
Saran untuk praktikum bilangan Reynold sebagai berikut:
3. Pada saat pengujian aliran air harus konstan hal ini bertujuan supaya
aliran tidak berubah pada saat pengamatan.
4. Massa jenis zat warna yang digunakan harus sama dengan massa jenis air
yang digunakan dalam pengujian.
5. Pada saat pengujian jangan sampai ada guncangan atau getaran pada alat
uji.

Bilangan Reynold 15
Laporan Fenomena Dasar
Modul 03

DAFTAR PUSTAKA

Bober, W, dan Kenyon, R.A. 1980. Fluid Mechanics. Canada: Simultaneously.

Cangel, Y.A, dan Cimbala, J.M. 2006. Fluid Mechanics. Amerika: International Edition

Harjo, C. P. dan Said, Muhammad. 2011. Perancangan dan Pembuatan Alat Uji
Bilangan Reynold, Pekanbaru., Riau

Tim Laboratorium Konversi Energi, 2017. Modul Praktikum Fenomena Dasar.,


Laboratorium Konversi Energi, Jurusan Teknik Mesin-Fakultas Teknik-Universitas
Riau,. Riau,

Bilangan Reynold 16
Laporan Fenomena Dasar
Modul 03

LAMPIRAN

Bilangan Reynold 17
Laporan Fenomena Dasar
Modul 03

Bilangan Reynold 18

You might also like