02 PDF

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

Jurnal Pendidikan Vokasi: Teori dan Praktek. 31 Agustus 2015. Vol.3 No.

2
ISSN : 2302-285X

PENERAPAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG DENGAN


ASSESSMENT PROJECT WORK SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN
MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MENGGAMBAR KELAS XI SMKN 3
SENDAWAR KUTAI BARAT

Nasius Logan, Kusnan, E. Titiek Winanti


Program Studi S2 Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas Negeri Surabaya
email: nasius.logan@gmail.com, nink2@yahoo.com, tikwin52@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan : (1) untuk mendapatkan informasi tentang peran model
pengajaran langsung dengan assessment project work dalam meningkatkan motivasi belajar
pada siswa kelas XI SMK Negeri 3 Sendawar pada kompetensi Menggambar konstruksi kusen,
daun pintu dan jendela kayu; (2) untuk mendapatkan informasi tentang peran model pengajaran
langsung dengan assessment project work pada siswa kelas XI SMK Negeri 3 Sendawar pada
kompetensi menggambar konstruksi kusen, daun pintu dan jendela kayu; dan (3) untuk
Mendapatkan informasi tentang aktivitas siswa pada model pengajaran langsung dengan
assessment project work yang diterapkan pada kompetensi menggambar konstruksi kusen, daun
pintu dan jendela kayu.
Jenis penelitian dalam tesis ini menggunakan pola Penelitian Tindakan Kelas (Classroom
Action Research) dengan analisis deskriptif kuantitatif yang dilakukan dalam dua siklus. Subjek
penelitian adalah siswa kelas XI yang berjumlah 12 siswa. Instrument yang digunakan untuk
mengumpulkan data meliputi lembar angket motivasi belajar siswa, penilaian proyek, dan
lembar pengamatan aktivitas siswa.
Hasil penelitian: (1) peningkatan motivasi belajar siswa yaitu dari 75% siswa berkategori
motivasi belajar tinggi pada siklus I, meningkat menjadi 91.67% pada siklus II; (2) peningkatan
hasil belajar siswa aspek sikap spiritual dengan kategori nilai baik dari 53.33% pada siklus I
meningkat menjadi 83.33% pada siklus II, aspek sikap sosial dengan nilai berkategori baik dari
66.67% pada siklus I meningkat menjadi 91.67 pada siklus II, ketuntasan klasikal pada aspek
pengetahuan kognitif dari 66.67% pada siklus I meningkat menjadi 91.67% pada siklus II,
ketuntasan klasikal pada aspek keterampilan dari 66.67% meningkat menjadi 91.67% pada
siklus II; dan (3) peningkatan aktivitas belajar siswa pada kategori aktivitas yang paling
dominan dilakukan siswa yaitu melakukan tugas menggambar dari siklus I rata-rata sebesar
87.50% menjadi 97.92% dan pada kategori aktivitas belajar yang paling minim dilakukan siswa
yaitu mengajukan pertanyaan dari rata-rata 20.83% pada siklus I menjadi 37.50% pada siklus II.

Kata Kunci: Menggambar konstruksi, Hasil Belajar, Motivasi, Aktivitas.

106
Jurnal Pendidikan Vokasi: Teori dan Praktek. 31 Agustus 2015. Vol.3 No.2
ISSN : 2302-285X

ABSTRACT

This research aims to find the improvement of the students' motivation, study result and
learning activities in the drawing materials of door frame, door, and wood window after the
students are given the direct leaming model by using Project Work Assessment to improve
students' drawing motivation and study result at eleventh grade of SMK Negeri 3 Sendawar
Kutai Barat.
The research in this thesis uses classroom action research by using descriptive
quantitative analysis in two cycles. There are 12 students of eleventh grade become the subject
of the research. The instruments used to collect the data are questionnaire for students' learning
motivation, project assessment, and observation sheet for students' activities.
The results of the research are: (1) the students' learning motivation is 75% in the first
cycle and it becomes 91.67% in the second cycle; (2) the students; learning result in their
spiritual attitude is in a good category. It is 53.33% in the first cycle and it becomes 83.33% in
the second cycle. the students' social aspect is in good category. It is 66.67% in the first cycle
and it becomes 91.67% in the second cycle. The classical achievement in the skill aspect is
66.67% in the first cycle and it becomes 91.67% in the second cycle; (3) The improvement of
the students' leaming activities is in the category of the most dominant. The students do the
drawing assignment for 87.50% in the first cycle and it becomes 97.92% in the second cycles.
The minimal activity which is conducted by the students is asking the questions to the teacher. It
is 20.83% in the first cycle and it becomes 37.50% in the second cycle.

Keywords: Building Construction Drawing, Motivation, Activities, Study Result.

107
Jurnal Pendidikan Vokasi: Teori dan Praktek. 31 Agustus 2015. Vol.3 No.2
ISSN : 2302-285X

A. PENDAHULUAN dikenal sebagai pendekatan


Metode belajar merupakan salah pembelajaran berbasis produksi
satu komponen pengajaran yang (production-based training).
memiliki arti penting dan patut Dalam aktivitas assessment project
dipertimbangkan dalam rangka work terjadi integrasi antara
pelaksanaan pengajaran. Tanpa pembelajaran dan penilaian. Di satu sisi
menggunakan metode, kegiatan terjadi proses pembelajaran yang
interaksi edukatif tidak akan berproses merupakan wujud dari pendekatan
dengan baik. Tugas utama guru di pembelajaran berbasis produksi
antaranya adalah menciptakan suasana (production-based training), dimana
atau iklim belajar mengajar yang dapat peserta didik diarahkan untuk
memotivasi siswa untuk senantiasa mengerjakan/ menyelesaikan suatu
belajar dengan baik dan bersemangat. tugas pekerjaan secara utuh dan
Iklim belajar mengajar yang menantang terstandar mulai dari tahap perencanaan
berkompetisi secara sehat serta hingga pelaksanaan. Di sisi lain terjadi
memotivasi siswa dalam belajar, akan proses penilaian secara berkelanjutan
berdampak positif terhadap pencapaian sesuai dengan tahapan pelaksanaan
prestasi belajar siswa yang optimal. kegiatan.
Oleh karenanya, dipandang perlu Dengan model pengajaran langsung
sebuah model pembelajaran yang dapat yang sangat cocok digunakan untuk
mengembangkan sebuah penguasaan menyampaikan pengetahuan prosedural
kompetensi teknis sekaligus mampu yang dibutuhkan untuk melaksanakan
menyediakan peluang terjadinya keterampilan kompleks serta
internalisasi sistem nilai dan pengetahuan deklaratif yang dapat
pengalaman berhasil pada diri peserta diajarkan langkah demi langkah,
didik, agar tumbuh keyakinan bahwa ditambah karakteristik Assessment
keahlian yang dipelajarinya cukup project work yang memadukan unsur
bermakna untuk dijadikan pilihan. belajar dan berlatih maka patut diduga
Dengan sistem kurikulum SMK saat akan dapat menjawab kekurangan-
ini yang masih menerapkan pendekatan kekurangan yang terjadi pada proses
pembelajaran berbasis kompetensi yang pembelajaran siswa khususnya di SMK
menganut prinsip pembelajaran tuntas Negeri 3 sendawar yang selama ini
(mastery learning), maka penilaian hasil belajarnya tergolong rendah.
yang digunakan sebagai bagian integral
dari proses tersebut harus konsisten B. KAJIAN PUSTAKA
dengan prinsip ketuntasan. Peserta Model Pengajaran Langsung
didik hanya dinyatakan selesai belajar Pengajaran langsung adalah suatu
atau tuntas jika benar-benar telah model pengajaran yang bersifat teacher
memenuhi syarat untuk dinyatakan center. Menurut Nur (2011: 26 ), model
kompeten berdasarkan standar yang pengajaran langsung adalah salah satu
berlaku. Dengan kata lain, peserta didik pendekatan mengajar yang dirancang
yang telah menyelesaikan suatu tahap khusus untuk menunjang proses belajar
pembelajaran pada hakekatnya adalah siswa yang berkaitan dengan
mereka yang sudah kompeten. pengetahuan deklaratif dan
Assessment project work adalah cara pengetahuan prosedural yang
penilaian yang mengarahkan peserta terstruktur dengan baik yang dapat
didik pada prosedur kerja yang diajarkan dengan pola kegiatan yang
sistematis dan standar untuk membuat bertahap, selangkah demi selangkah.
atau menyelesaikan suatu produk Pengetahuan deklaratif adalah
(barang atau jasa), melalui proses pengetahuan yang dimiliki siswa
produksi/ pekerjaan yang sesungguhnya tentang sesuatu, sedangkan
(Depdiknas, 2006: 2), yang dalam pengetahuan prosedural adalah
perkembangan terakhir, cara tersebut

108
Jurnal Pendidikan Vokasi: Teori dan Praktek. 31 Agustus 2015. Vol.3 No.2
ISSN : 2302-285X

pengetahuan tentang bagaimana faktor psikis yang bersifat non


melakukan sesuatu. intelektual dan mempunyai peranan
Sintaks model pengajaran langsung untuk menumbuhkan gairah, rasa
meliputi; fase 1 klarifikasi tujuan dan senang dan semangat belajar. Hasil
memotivasi siswa belajar, fase 2 belajar akan optimal jika ada motivasi
mempresentasikan pengetahuan atau yang tepat (Sardiman, 2011: 75).
mendemontrasikan keterampilan, fase Salah satu cara guru untuk dapat
3 memberi latihan terbimbing, fase 4 meningkatkan motivasi belajar peserta
mengecek Pemahaman dan memberi didiknya dalam pembelajaran dengan
umpan balik, dan fase 5 memberi jalan mengoptimalkan pemanfaatan
latihan lanjutan dan transfer (Nur, pengalaman dan kemampuan peserta
2011: 36) didik dengan cara peserta didik diberi
tugas. Keterlibatan siswa dalam belajar
Assesment Project Work dapat memotivasi siswa. Siswa yang
Assessment Project work adalah cara berorientasi pada pencapaian tujuan
penilaian pembelajaran yang sering dinilai memiliki motivasi belajar
mengarahkan peserta didik pada yang tinggi. Siswa-siswa yang jarang
prosedur kerja yang sistematis dan atau tidak pernah berorientasi pada
standar untuk membuat atau pencapaian tujuan dinilai memiliki
menyelesaikan suatu produk (barang motivasi rendah. Motivasi dalam
atau jasa), melalui proses produksi atau belajar menggambar bangunan sering
pekerjaan yang sesungguhnya berkorelasi dengan perilaku aktual
(Depdiknas, 2006: 2) untuk mencapai prestasi belajar.
Assessment project work pada Motivasi peserta didik di dalam proses
dasarnya adalah penilaian pembelajaran belajar mengajar meliputi: ketekunan
berdasarkan standar kompetensi yang atau keaktifan dalam belajar, ulet
mencakup aspek pengetahuan, didalam menghadapi kesulitan, minat
keterampilan, sikap, kesesuaian dan ketajaman dalam belajar,
produk/jasa, dan kesesuaian waktu berprestasi dalam belajar, mandiri
pelaksanaan. Komponen project work dalam belajar (Riduwan, 2007: 192).
yang dinilai terdiri dari penyusunan
rencana project work, pelaksanaan Aktivitas Belajar
proses produksi, laporan, kegiatan, dan Aktivitas yang dilakukan oleh siswa
kulminasi (presentasi/ pengujian/ dalam proses pembelajaran merupakan
penyajian). Peserta didik dinyatakan salah satu faktor penting yang sangat
kompeten apabila memenuhi standar mempengaruhi hasil belajar siswa.
minimal yang dipersyaratkan pada Menurut Djamarah (2008: 38) aktivitas
indikator dari setiap kompetensi dasar. belajar adalah segala sesuatu yang
Penetapan pencapaian nilai mengacu dilakukan oleh siswa baik fisik maupun
pada Pedoman Penilaian dan Pelaporan mental/ non fisik dalam proses
Hasil Belajar Peserta Didik Sekolah pembelajaran atau suatu bentuk
Menengah Kejuruan (SMK). interaksi (guru dan siswa) untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah
Motivasi Belajar laku yang menyangkut kognitif, afektik
Motivasi dalam kegiatan belajar dan psikomotor dalam rangka untuk
dapat dikatakan sebagai keseluruhan mencapai tujuan belajar.
daya penggerak di dalam diri peserta
didik yang dapat menimbulkan kegiatan Hasil Belajar
belajar, menjamin kelangsungan dari Hasil belajar adalah angka yang
kegiatan belajar dan memberikan arah diperoleh siswa yang telah berhasil
pada kegiatan belajar, sehingga tujuan menuntaskan konsep-konsep mata
yang dikehendaki peserta didik dapat pelajaran sesuai dengan kriteria
tercapai. Motivasi belajar merupakan ketuntasan minimal (KKM) yang

109
Jurnal Pendidikan Vokasi: Teori dan Praktek. 31 Agustus 2015. Vol.3 No.2
ISSN : 2302-285X

ditetapkan sesuai dengan kurikulum Selanjutnya, Sanjaya (2010: 26)


yang berlaku. Menurut Sudjana menyatakan bahwa penelitian tindakan
(2005:5) hasil belajar dapat diartikan kelas dapat diartikan sebagai proses
sebagai perubahan tingkah laku yang pengkajian masalah pembelajaran di
tetap sebagai hasil proses pembelajaran. dalam kelas melalui refleksi diri dalam
Prinsip yang mendasari penilaian hasil upaya untuk memecahkan masalah
belajar yaitu untuk memberi harapan dengan cara melakukan berbagai
bagi siswa dan guru untuk tindakan yang terencana dalam situasi
meningkatkan kualitas pembelajaran. nyata serta menganalisis setiap
Kualitas pembelajaran yang diartikan pengaruh dari tindakan tersebut.
sebagai siswa yang mampu menjadi Bentuk desain penelitian yang akan
pelajar yang efektif dan guru menjadi digunakan adalah sesuai dengan desain
motivator yang baik. Dalam kaitannya, penelitian model Kurt Lewin (dalam
guru dan pelajar dapat menjadikan Arikunto, 2010: 131). Konsep pokok
informasi hasil penilaian sebagai dasar dari penelitian tindakan Kurt Lewin
dalam menentukan langkah-langkah berupa untaian siklus. Penelitian
pemecahan masalah, sehingga mereka Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan
dapat memperbaiki dan meningkatkan karena mampu menawarkan pendekatan
belajarnya (Rasyid, 2008 : 67). dan prosedur baru yang lebih
Hasil belajar dalam pendidikan, menjanjikan dan berdampak langsung
khususnya dalam proses belajar dalam bentuk perbaikan dan
mengajar mempunyai beberapa fungsi, peningkatan profesionalisme guru
seperti yang diungkapkan oleh Winkle, dalam mengelola proses belajar
(1984:142) sebagai berikut: (a) hasil mengajar di kelas.
belajar sebagai indikator kualitas dan Teknik analisis data yang digunakan
kuantitas pengetahuan yang telah meliputi:
dikuasai anak didik; (b) hasil belajar
sebagai lambang pemusatan hasrat Analisis data hasil validasi ahli
keingintahuan; (c) hasil belajar sebagai terhadap perangkat pembelajaran
bahan informasi dalam inovasi Analisis data hasil validasi
pendidikan; dan (d) hasil belajar dapat komponen perangkat pembelajaran
dijadikan indikator terhadap daya serap (Silabus, RPP, Lembar Penilaian,
kecerdasan anak didik. Bahan Ajar) dan instrument penelitian
Sistem pendidikan nasional dan berupa Lembar Pengamatan Aktivitas
rumusan tujuan pendidikan baik tujuan Belajar Siswa dan Instrumen Angket
kurikuler maupun tujuan instruksional Motivasi Belajar Siswa dianalisis
pada umumnya menggunakan dengan teknik analisis statistik
klasifikasi hasil belajar Bloom (1956), deskriptif kuantitatif. Rumus yang
yang secara garis besar membaginya digunakan adalah:
menjadi tiga ranah yakni: ranah Indek V
kognitif, ranah afektif, dan ranah
psikomotor. Skala penilaian dari 1 sampai 4
Dimana: ∑ ni = Jumlah penilaian dari
C. METODE PENELITIAN validator
Jenis penelitian ini adalah pola i = angka yang diberikan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). dari validator
Penelitian tindakan kelas berasal dari lo = Angka penilaian
istilah bahasa inggris classroom action validitas tertinggi
research, yang berarti penelitian yang N = Jumlah validator
dilakukan pada sebuah kelas untuk Nilai V terletak di antara 0 dan 1.
mengetahui akibat tindakan yang Sedangkan kriteria validitas yang
diterapkan pada suatu objek penelitian digunakan sebesar ≥ 0,70, artinya jika
di kelas tersebut (Trianto, 2011: 13).

110
Jurnal Pendidikan Vokasi: Teori dan Praktek. 31 Agustus 2015. Vol.3 No.2
ISSN : 2302-285X

perhitungan indek ≥ 0,70 maka Sangat Tidak Setuju, diberi skor = 4


dikatakan valid (Aiken, 1996: 70-71) Tidak Setuju, diberi skor = 3
Setuju, diberi skor = 2
Analisis Hasil Pengamatan Aktivitas Sangat Setuju, diberi skor = 1
Belajar Siswa
Data hasil pengamatan aktivitas (Arikunto, 2010: 284)
siswa dianalisis dengan menggunakan
analisis statistik deskriftif kuantitatif, Analisis Hasil Belajar Siswa
dengan menggunakan rumus: (1) Ketuntasan Individu
P= x 100 % Ketuntasan individu dianalisis
menggunakan analisis deskriptif
kuantitatif. Standar yang digunakan
Keterangan: untuk menentukan ketuntasan belajar
P = Persentase aktivitas siswa siswa dalam penelitian ini adalah
ΣA= Jumlah siswa yang melakukan apabila rata-rata ketercapaian indikator
setiap kategori aktivitas yang yang mewakili tujuan pembelajaran
diamati memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal
ΣN = Jumlah seluruh siswa. (KKM) mata pelajaran Konstruksi
Reliabilitas instrument pengamatan Bangunan Menggambar I di SMK
aktivitas siswa dihitung menggunakan Negeri 3 Sendawar yang ditetapkan
rumus Percentage of Agreement sebesar 70, dengan perhitungan sebagai
= x 100% berikut:
Jlh nilai setiap indikator
K .Individu  x100%
Keterangan: Jumlah indikator
A = jumlah aktivitas siswa yang
teramati oleh pengamat yang (2) Ketuntasan Klasikal
memberikan skor tinggi Analisis data ketuntasan klasikal
B = jumlah aktivitas siswa yang menggunakan analisis deskriptif
teramati oleh pengamat yang kuantitatif. Ketuntasan klasikal dapat
memberikan skor rendah. dihitung dengan menggunakan rumus
Pembelajaran siswa dianggap aktif berikut:
apabila memperoleh skor rata-rata
Jlh siswa yang tuntas
sebesar ≥75 dan Instrument dianggap K .Klasik al  x100%
reliabel apabila nilai R > 0.75 atau 75. Jumlah seluruh siswa

(Borich, dalam Trianto, 2011: 63) (Depdiknas, 2008: 66)

Analisis Hasil Angket Motivasi D. HASIL PENELITIAN


Belajar Siswa Analisis Hasil Motivasi Belajar Siswa
Analisis hasil angket motivasi Untuk mengetahui peningkatan
belajar siswa menggunakan kriteria dan motivasi belajar siswa kelas XI SMK
penskoran sebagai berikut. Negeri 3 Sendawar jurusan gambar
Untuk pernyataan positif bangunan digunakan lembar angket
SS = Sangat Setuju yang diisi oleh masing-masing siswa
S = Setuju pada setiap akhir siklus tindakan.
TS = Tidak Setuju Berdasarkan hasil analisis angket
STS = Sangat Tidak Setuju motivasi belajar siswa, maka dapat
Dimana: diketahui peningkatan motivasi belajar
Sangat Tidak Setuju, diberi skor = 1 siwa pada pembelajaran model
Tidak Setuju, diberi skor = 2 pengajaran langsung dengan assessment
Setuju, diberi skor = 3 project work pada siklus I dan siklus II.
Sangat Setuju, diberi skor = 4 Peningkatan motivasi belajar siswa
Untuk pernyataan negativ dapat dilihat pada Tabel 5.1 berikut.

111
Jurnal Pendidikan Vokasi: Teori dan Praktek. 31 Agustus 2015. Vol.3 No.2
ISSN : 2302-285X

Tabel 5.1 Rekapitulasi Hasil Angket mana pada siklus I diperoleh nilai rata-
Motivasi Belajar Siswa rata kelas sebesar 12.42 (Skor penilaian
Kategori Motivasi 5-20) dengan rincian 7 orang siswa
Motivasi
Tinggi Rendah mendapatkan nilai kategori baik dan 5
Siklus I 9 Siswa 3 Siswa orang siswa mendaptkan nilai kategori
Siklus II 11 Siswa 1 Siswa cukup. Sedangkan pada siklus II siswa
Dari Tabel 5.1 di atas dapat yang memperoleh nilai dengan kategori
disimpulkan bahwa hasil motivasi baik berjumlah 10 orang dan siswa
belajar peserta didik terdapat yang memperoleh nilai dengan kategori
peningkatan dari siklus I ke siklus II. cukup berjumlah 2 orang. Ini
Dari skor yang diperoleh, terlihat pada menunjukkan bahwa hasil belajar pada
siswa yang tergolong motivasi tinggi aspek sikap spiritual (KI 1) mengalami
berjumlah 9 orang siswa atau sebesar peningkatan yaitu dari siklus I yang
75% pada siklus I, naik menjadi sebelumnya siswa yang mendapatkan
sejumlah 11 orang siswa atau sebesar nilai dengan kategori baik sejumlah 7
91.6% pada siklus II. Sedangkan siswa orang siswa (58.33%) menjadi 10
yang berkategori motivasi rendah orang siswa atau sebesar 83.33%.
sejumlah 3 orang siswa atau 25% pada Peningkatan hasil belajar pada aspek
siklus I, turun menjadi hanya 1 orang sikap spiritual dapat dipaparkan pula
siswa pada siklus II. Lebih jelasnya dalam gambar sebagai berikut.
seperti titunjukkan pada gambar
berikut.

Gambar 5.2 Perbandingan Nilai Sikap


Gambar 5.1. Perbandingan Motivasi Spiritual (KI 1) Siklus I dan II
Belajar Siswa Pada Siklus I dan II
2) Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Aspek Sikap Sosial (KI 2)
1) Peningkatan Hasil Belajar Siswa Rekapitulasi nilai rata-rata hasil
Pada Aspek Sikap Spritual (KI 1) belajar pada aspek sikap sosial antara
Rekapitulasi nilai rata-rata hasil belajar siklus I dan siklus II dapat dipaparkan
pada aspek sikap spiritual (KI 1) antara seperti pada Tabel 5.3 sebagai berikut.
siklus I dan Siklus II dapat dipaparkan
pada Tabel 5.2 sebagai berikut. Tabel 5.3 Rekapitulasi Nilai KI 2 Siklus
I dan Siklus II
Tabel 5.2 Rekapitulasi Nilai Sikap KI 1 Kategori
KI 2
Siklus I dan Siklus II Baik Cukup
Kategori Siklus I 8 Siswa 4 Siswa
KI 1 Siklus II 11 Siswa 1 Siswa
Baik Cukup
Siklus I 7 Siswa 5 Siswa Dari Tabel 5.3 di atas dapat
Siklus II 10 Siswa 2 Siswa disimpulkan bahwa hasil belajar siswa
Dari Tabel 5.2 di atas dapat pada aspek sikap sosial (KI 2) terdapat
disimpulkan bahwa hasil belajar siswa peningkatan di mana pada siklus I
kelas XI SMK Negeri 3 Sendawar diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar
Jurusan Gambar Bangunan pada aspek 12.71 (Skor penilaian 5-20) dengan
sikap spiritual (KI 1) yang berjumlah rincian 8 orang siswa mendapatkan
12 orang siswa terdapat peningkatan di nilai kategori baik dan 4 orang siswa
mendaptkan nilai kategori cukup.

112
Jurnal Pendidikan Vokasi: Teori dan Praktek. 31 Agustus 2015. Vol.3 No.2
ISSN : 2302-285X

Sedangkan pada siklus II siswa yang (91.67%) yang memperoleh nilai tuntas
memperoleh nilai dengan kategori baik dan hanya 1 orang (8.33%) yang tidak
berjumlah 11 orang dan siswa yang tuntas. Peningkatan hasil belajar pada
memperoleh nilai dengan kategori aspek pengetahuan dapat dipaparkan
cukup berjumlah 1 orang siswa. Ini pula dalam bentuk gambar sebagai
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa berikut:
pada aspek sikap sosial (KI 2)
mengalami peningkatan yaitu dari
siklus I yang sebelumnya siswa yang
mendapatkan nilai dengan kategori baik
sejumlah 8 orang (66.67%) menjadi 11
orang siswa atau sebesar 91.67%.
Lebih jelasnya seperti ditunjukkan pada
gambar berikut:
Gambar 5.4 Perbandingan Nilai KI 3
Siklus I dan II

Gambar 5.3 Perbandingan Nilai Sikap


Sosial (KI 2) Siklus I dan II

3) Peningkatan Hasil Belajar Siswa


Pada Aspek Pengetahuan (KI 3)
Rekapitulasi rata-rata nilai hasil Gambar 5.5 Ketuntasan Klasikal KI 3
belajar pada aspek pengetahuan antara Siklus I dan II
siklus I dan Siklus II dapat dipaparkan
seperti pada Tabel 5.4 sebagai berikut. 4) Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Pada Aspek Keterampilan (KI 4)
Tabel 5.4 Rekapitulasi Nilai KI 3 Siklus Rekapitulasi rata-rata nilai hasil
I dan Siklus II belajar pada aspek keterampilan (KI 4)
Siswa Siklus I Siklus II antara siklus I dan Siklus II dapat
Nilai rata-rata 71.88 76.46 dipaparkan seperti pada Tabel 5.5
Ketuntasan sebagai berikut.
75 91.67
Klasikal
Tuntas 8 11 Tabel 5.5 Rekapitulasi Nilai KI 4 Siklus
I dan Siklus II
Tidak Tuntas 4 1
Siswa Siklus I Siklus II
Dari Tabel 5.4 di atas dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar siswa Nilai rata-rata 71.46 75.21
pada aspek pengetahuan (KI 3) yang Ketuntasan
66.67 91.67
berjumlah 12 orang siswa terdapat Klasikal
peningkatan dimana nilai rata-rata kelas Tuntas 8 11
pada siklus I sebesar 71.88 naik Tidak Tuntas 4 1
menjadi 76.46 pada siklus II. Begitu Dari Tabel 5.4 di atas dapat
pula persentase ketuntasan siswa secara disimpulkan bahwa hasil belajar siswa
klasikal dimana pada siklus I terdapat 8 pada aspek keterampilan (KI 4) yang
orang (66.67%) siswa yang mendapat berjumlah 12 orang siswa terdapat
nilai tuntas dan 4 orang (33.33%) siswa peningkatan di mana pada hasil pretest
memperoleh nilai tidak tuntas, pada nilai rata-rata kelas sebesar 66.25 atau
siklus II naik menjadi 11 orang sebesar 41.67% ketuntasan secara

113
Jurnal Pendidikan Vokasi: Teori dan Praktek. 31 Agustus 2015. Vol.3 No.2
ISSN : 2302-285X

klasikal, pada siklus I nilai rata-rata kategori motivasi belajar tinggi dan
kelas meningkat menjadi sebesar 71.46 8.33% siswa kategori motivasi
atau sebesar 66.67% ketuntasan secara belajar rendah pada siklus II. Hal ini
klasikal. Demikian pula dengan hasil sejalan dengan hasil penelitian yang
pada siklus II terjadi peningkatan nilai dilakukan oleh Hutasuhut (2010)
rata-rata kelas dari sikuls I yang sebesar bahwa pembelajaran berbasis project
71.46 menjadi 75.21 atau sebesar meningkatkan motivasi belajar
91.67% ketuntasan secara klasikal. siswa.
Lebih jelasnya untuk melihat 2. Terjadi peningkatan hasil belajar
peningkatan hasil belajar pada aspek siswa pada penerapan model
keterampilan (KI 4) dapat dipaparkan pengajaran langsung dengan
pula dalam bentuk gambar sebagai assessment project work yang
berikut. meliputi:
a. Penilaian aspek sikap spiritual (KI
1) dari 58% siswa kategori nilai
baik dan 41.67 siswa kategori
nilai cukup pada siklus I,
meningkat menjadi 83.33% siswa
kategori nilai baik dan 16.67%
siswa kategori nilai cukup.
b. Penilaian aspek sikap sosial (KI
Gambar 5.6 Perbandingan Nilai KI 4 2) dari 66.67% siswa kategori
Siklus I dan II nilai baik dan 33.33% siswa
kategori nilai cukup pada siklus I,
meningkat menjadi 91.67% siswa
kategori nilai baik dan 8.33%
siswa kategori nilai cukup.
c. Penilaian aspek pengetahuan (KI
3) dari nilai rata-rata kelas sebesar
71.88 dengan tingkat ketuntasan
siswa secara klasikal sebesar
66.67% pada siklus I, meningkat
Gambar 5.7 Perbandingan Ketuntasan menjadi rata-rata 76.46 dengan
Klasikal KI 4 Siklus I dan II tingkat ketuntasan siswa secara
klasikal sebesar 91.67% pada
E. PENUTUP siklus II.
Simpulan d. Penilaian aspek keterampilan (KI
Berdasarkan deskripsi data hasil 4) dari nilai rata-rata kelas sebesar
penelitian pada Bab V penerapan model 71.46 dengan tingkat ketuntasan
pengajaran langsung dengan assessment siswa secara klasikal sebesar
project work pada mata pelajaran 66.67% pada siklus I, meningkat
menggambar konstruksi bangunan I di menjadi rata-rata 75.21 dengan
SMK Negeri 3 Sendawar Kabupaten tingkat ketuntasan siswa secara
Kutai Barat, maka dapat disimpulkan klasikal sebesar 91.67% pada
hasil sebagai berikut: siklus II. Hal ini sejalan dengan
1. Terjadi peningkatan motivasi belajar hasil penelitian yang dilakukan
siswa pada penerapan model oleh Basori (2013) bahwa project
pengajaran langsung dengan work dapat meningkatkan hasil
assessment project work dari 75% belajar siswa.
siswa kategori motivasi belajar 3. Terjadi peningkatan aktivitas belajar
tinggi dan 25% siswa kategori siswa kelas XI SMK Negeri 3
motivasi belajar rendah pada siklus Sendawar pada penerapan model
I, meningkat menjadi 91.67% siswa pengajaran langsung dengan

114
Jurnal Pendidikan Vokasi: Teori dan Praktek. 31 Agustus 2015. Vol.3 No.2
ISSN : 2302-285X

assessment project work dari kegiatan pembelajaran di kelas dan


kategori aktivitas belajar yang observasi lapangan agar aktivitas
paling dominan dilakukan oleh belajar siswa tetap berjalan efektif.
siswa yaitu melakukan tugas Mengingat aktivitas pembelajaran
menggambar dari sebelumnya ini terbagi antara di kelas dan diluar
sebesar rata-rata 87.50% pada siklus kelas maka sebaiknya dilakukan
I menjadi 97.92% pada siklus II. lebih dari satu orang guru untuk
Dan pada kategori aktivitas belajar membimbing siswa pada saat
yang paling minim dilakukan siswa kegiatan observasi lapangan.
yaitu mengajukan pertanyaan dari
sebelumnya rata-rata sebesar F. DAFTAR PUSTAKA
20.83% pada siklus I menjadi Aiken, Lewis R. 1996. Rating Scales
37.50% pada siklus II. Hal ini and Checklist: Evaluating Behavior,
sejalan dengan penelitian yang Personality, and Attitudes. USA:
dilakukan oleh Andri (2012) bahwa John Wiley & Sons, Inc.
pembelajaran berbasis project Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
meningkatkan aktivitas belajar Penelitian Suatu Pendekatan
siswa. Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Depdiknas. 2006. Pedoman
Saran Pelaksanaan Ujian Komponen
Berdasarkan hasil penelitian pada Produktif Dengan Pendekatan
siswa kelas XI SMK Negeri 3 Proyek Tugas Akhir/ Project work.
Sendawar jurusan gambar bangunan, (online).www.geocities.ws/infounsm
maka dapat disarankan beberapa hal k/PW_2006.pdf. diakses pada
sebagai berikut: tanggal 19 Februari 2013.
1) Motivasi belajar siswa merupakan . 2008. Perangkat Penilaian
salah satu faktor penting dalam KTSP SMA. Jakarta: Depdiknas.
upaya peningkatan hasil belajar. Djamarah. 2008. Psikologi Belajar.
Oleh karenya guru harus selalu Jakarta: Rineka Cipta.
berupaya untuk dapat menumbuhkan Nur, Mohamad. 2011. Model
motivasi belajar siswa dalam setiap Pengajaran Langsung.Surabaya:
kegiatan pembelajaran sehingga Pusat Sains Dan Matematika
kegiatan pembelajaran dapat Sekolah Unesa.
dilaksanakan oleh siswa dengan Rasyid, M.2008. Optimalisasi Peran
lebih baik dan berhasil. Guru dalam Proses Transformasi
2) Untuk memperoleh hasil belajar Pengetahuan dengan Menggunakan
yang optimal, pada model Media Pembelajaran. Jurnal Lentera
pengajaran langsung assessment Pendidikan. Vol. 11. No. 1: 55-
project work perlu dipertimbangkan 68.
masalah waktu pembelajaran yang Sanjaya, Wina. 2010. Penelitian
tersedia. Mengingat model Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana
pembelajaran ini membutuhkan Prenada Media Group.
waktu belajar yang panjang maka Sardiman, A.M. 2011. Interaksi dan
guru harus membuat perencanaan Motivasi belajar mengajar. Jakarta:
yang matang baik pada saat kegiatan Rajawali Press
pembelajaran di kelas maupun di Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil
luar kelas pada saat kegiatan Proses Belajar Mengajar. Bandung:
observasi lapangan agar kegiatan PT. Remaja Rosdikarya
pembelajaran tetap dapat berjalan Trianto, 2011. Mendesain Model
efektif. Pembelajaran Inovatif-Progresif.
3) Pada model pembelajaran ini, sangat Jakarta: Kencana Prenada Media
diperlukan perencanaan dan Group.
pengelolaan waktu yang tepat antara

115
Jurnal Pendidikan Vokasi: Teori dan Praktek. 31 Agustus 2015. Vol.3 No.2
ISSN : 2302-285X

W.S. Winkle. 1984. Psikologi


Pendekatan dari Evaluasi Belajar.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

116

You might also like