Neurosciencedalam Pembelajaran RAKuliah Materi

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 69

Neuroscience (Neurosains) dalam

Pembelajaran Raudhatul Athfal

Dosen:
Bahril Hidayat

Bahan Ajar (kumpulan slide materi perkuliahan)


Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Fakultas Agama Islam
Universitas Islam Riau
Agustus 2017
Tatap Muka I
 Perkenalan, Kontrak Belajar, Tugas
(Evaluasi Awal)
 Persiapan Administrasi dan Perlengkapan
Perkuliahan.
 Standar Penilaian
 Pengantar Mata Kuliah NDPRA
 Referensi Mata Kuliah NDPRA
Pengertian Neurosains dalam
Pembelajaran
 Menurut (Larry R. Squire, 2008), istilah
neurosains diperkenalkan pertama kali pada
pertengahan tahun 1960.
 Secara etimologi, neurosains adalah ilmu neural
(neural science) yang mempelajari sistem syaraf,
terutama neuron atau sel saraf dengan
pendekatan multidisipliner (Taufik Pasiak, 2012)
 Secara terminologi, neurosains merupakan bidang
ilmu yang mengkhususkan pada studi saintifik
terhadap sistem syaraf.
 Jadi, neurosains juga disebut sebagai ilmu yang
mempelajari otak dan seluruh fungsi-fungsi syaraf
lainnya
Pengertian Neurosains dalam
Pembelajaran
 Neurosains merupakan satu bidang kajian mengenai sistem
saraf yang ada di dalam otak manusia. Neurosains juga
mengkaji mengenai kesadaran dan kepekaan otak dari segi
biologi, persepsi, ingatan, dan kaitannya dengan pembelajaran.
Bagi teori Neurosains, sistem syaraf dan otak merupakan asas
fisikal bagi proses pembelajaran manusia.
 Neurosains dapat membuat hubungan diantara proses
kognitif yang terdapat di dalam otak dengan tingkah laku yang
akan dihasilkan. Hal ini dapat diartikan bahwa, setiap perintah
yang diproses oleh otak akan mengaktifkan daerah-daerah
penting otak (Harun, 2003).
 Neurosains adalah suatu bidang penelitian saintifik tentang
sistem saraf, utamanya otak. Neurosains merupakan
penelitian tentang otak dan pikiran. Studi tentang otak
menjadi landasan dalam pemahaman tentang bagaimana kita
merasa dan berinteraksi dengan dunia luar dan khususnya apa
yang dialami manusia dan bagaimana manusia mempengaruhi
yang lain (Schneider, 2011).
Pengertian Neurosains dalam
Pembelajaran
 Kandel (2000) mengatakan “The last frontier of the biological
sciences–their ultimate challenge–is to understand the biological
basis of consciousness and the mental processes by which we
perceive, act, learn, and remember.”
 Komunitas atau Perkumpulan Neurosains didirikan pada
tahun 1969, namun pembelajaran mengenai otak sudah
dilakukan sejak lama sekali.
 Beberapa hal yang dipelajari meliputi struktur, fungsi, sejarah
evolusi, pengembangan, genetika, biokimia, fisiologi,
farmakologi, informatika, komputasi neurosains dan patologi
dari sistem syaraf.
 Neurosains seakan-akan terlihat cabang dari ilmu biologi.
Namun, saat ini sudah banyak dilakukan kerjasama penelitian
antar bidang ilmu dalam kerangka neurosains, seperti disiplin
ilmu psikologi-neuro dan kognitif, ilmu komputer, statistik,
fisika, dan kedokteran.
Sejarah neurosains di dalam
pembelajaran (Cajal, 1852-1934)
 Sejarah Perkembangan Neurosains
Neurology dimulai ketika Cajal (Santiago Ramón y
Cajal), ilmuwan Spanyol (pemenang Nobel 1906)
menemukan empat dasar teori tentang Neuron.
a. Sel saraf, sebagai unit sinyal dan blok pembentuk
dasar otak disebut neuron. Neuron terdiri dari
dendrite, badan sel dan axon. Dendrit adalah tunas
dari badan sel yang menerima sinyal dari sel lain.
Badan sel berupa selaput (membrane) yang berisi
nucleus ( DNA ). Axon yang terbentuk garis panjang
dari badan sel adalah elemen yang menyampaikan
informasi dendrite sel lain melalui terminal axon.
b. Terminal axon menyampaikan informasi ke dendrit
sel lain di sinepsi, yaitu celah antara axon dengan
dendrite sel lain. Sinapsis sebelum celah disebut
presinaptik, dan sesudahnya disebut post sinaptik.
Sejarah neurosains di dalam pembelajaran
(Teori Cajal, 1852-1934)
c. Neuron membentuk sinapsis dan berkomunikasi
dengan sel syaraf tertentu saja.

d. Sinyal dalam neuron berjalan kesatu arah saja,


yaitu dari dendrit ke badan sel, axon, presinaptik,
menyeberang celah sinaptik, dan dendrite sel
berikutnya. Selanjutnya ditemukan bahwa neuron
terdiri dari neuron (syaraf) sensorik, yaitu yang
menerima rangsangan dari luar, neuron motorik,
yang mengendalikan kegiatan kegiatan sel otot, dan
interneuron, yang menjadi perantara di antara
kedua neuron.
Sejarah neurosains di dalam pembelajaran
(Teori Hodgkin dan Huxley)
Alan Hodgkin dan Huxley (pemenang Nobel
1963) dan Katz menemukan:
Energi potensial terbentuk karena masuknya ion
sodium positif mengubah voltase internal sel
dan menghasilkan upstroke. Kemudian saluran
potassium terbuka dan ion potassium keluar
dari sel, menghasilkan downstroke sehingga
sel kembali pada voltase semula.
Setiap energi potensial menjadi sel punya lebih
banyak sodium di dalam , namun dikurangi
dengan adanya protein yang mengangkut
kelebihan ion sodium keluar. Setiap energi
potensial menghasilkan aliran yang mengatifkan
wilayah sebelahnya secara berantai, dengan
cara ini maka sinyal dari pengalaman visual,
motorik, pikiran atau memori dikirim dari
satu neuron lainnya.
Penemuan penting mengenai perkembangan
neurosains dan aplikasinya dalam dunia
Pendidikan
 John Truer, memberikan pertimbangan
yang sifatnya optimis meskipun harus hati-
hati, bahwa neurosains dapat dihubungkan
dengan pendidikan. Ia melihat terdapat
jembatan pendek yang telah ada dan dapat
digunakan untuk menghubungkan
keduanya, yakni psikologi kognitif.
Penemuan penting mengenai perkembangan
neurosains dan aplikasinya dalam dunia
Pendidikan
 Dalam perkembangannya, riset neurosains di bidang
pendidikan mengalami pertumbuhan yang sangat
pesat, meskipun sifatnya satu arah, yakni dari saintis
(neurolog, psikolog, biolog, dan lain-lain) ke pragmatis
(pembelajaran). Sekadar contoh, penelitian yang
dilakukan oleh Michael Atherton dan Read M. Diket.
 Mereka mulai berupaya menerapkan temuan riset
otak di laboratorium neurosains ke dalam praktik
pembelajaran di ruang kelas.
 Penelitian serupa banyak dilakukan dengan fokus dan
spesifikasi yang berbeda-beda. Termasuk dalam hal ini
adalah Eric Jensen, Bobby DePorter dan David A.
Sousa serta para neurolog lainnya.
Penemuan penting mengenai perkembangan
neurosains dan aplikasinya dalam dunia
Pendidikan
 Kurt W. Fischer yang menyatakan bahwa hubungan
neurosains dan pendidikan justru harus dilakukan di
ruang kelas, bukan di laboratorium neurosains.
Argumennya adalah, di ruang-ruang kelas inilah anak-
anak “memahat” otaknya sendiri.
 Maria Montesori adalah neurolog pertama yang
menjadikan ruang kelas Taman Kanak-kanak (TK)
sebagai laboratorium penelitian yang mengaitkan otak
dan pendidikan.
 Sekarang, laboratorium Montessori tersebut telah
berkembang menjadi Sekolah Montessori yang sangat
terkenal dan telah tersebar luas ke seluruh penjuru
dunia.
Penemuan penting mengenai perkembangan
neurosains dan aplikasinya dalam dunia
Pendidikan
 Jodi Tommerdahl yang menyatakan bahwa tidak mungkin
temuan dari laboratorium neurosains dapat langsung
diterapkan ke dalam pembelajaran di ruang kelas.
 Oleh karena itu, ia membangun jembatan yang kokoh untuk
menghubungkan pikiran, otak, dan pendidikan; mulai dari
laboratorium neurosains hingga praksis pembelajaran di ruang
kelas.
 Jodi Tommerdahl mengusulkan lima langkah untuk
mengimplementasikan temuan riset di laboratorium neurosains
ke dalam praktik pembelajaran di ruang kelas, yaitu neurosains,
neurosains kognitif, mekanisme psikologi, teori pendidikan, dan
ruang kelas pembelajaran.
Penemuan penting mengenai perkembangan
neurosains dan aplikasinya dalam dunia
Pendidikan
Otak Manusia

 Manusia lahir, sel-sel otak


anak mencapai 100 miliar,
tetapi hanya sedikit sekali
dari sel-sel itu yang
terhubung satu sama lain,
yaitu sel otak yang
mengendalikan detak
jantung, pernafasan, gerak
refleks, pendengaran, dan
naluri hidup.
Otak Manusia
 Ketika anak memasuki usia 3 tahun, sel
otak telah membentuk sekitar 1.000
triliun jaringan koneksi/sinapsis.
 Jumlah ini 2 kali lebih banyak dari yang sel-
sel yang ada pada orang dewasa. Setiap
rangsangan atau stimulasi yang diterima
anak akan melahirkan sambungan baru
atau memperkuat sambungan yang sudah
ada (Suyadi, 2014).
Otak Manusia
 Perkembangan mental intelektual (taraf
kecerdasan) dan mental emosional (taraf
kesehatan jiwa) banyak ditentukan oleh
sejauh mana perkembangan susunan
syaraf pusat (otak) dan kondisi fisik organ
tubuh lainnya (Mansur, 2005).
 Otak memiliki peran signifikan bagi
manusia karena perkembangannya yang
pesat sebelum menuju masa dewasa
Otak Manusia
 Menurut Kushartanti, berat otak kurang lebih
1350 -1400 cc atau lebih kurang 2% dari
berat badan.
 Tidak ada hubungan langsung antara berat
otak dan besarnya kepala dengan dengan
tingkat kecerdasan.
 Otak bertambah besar, namun tetap berada
dalam tengkorak sehingga semakin lama akan
semakin berlekuk-lekuk.
 Semakin dalam lekukan pertanda semakin
banyak informasi yang disimpan, dan semakin
cerdaslah pemiliknya.
Bagian Utama Otak

 Otak Besar (Serebrum)


 Otak Kecil (Serebelum)
 Otak Tengah
(Mesensefalon)
 Sumsum Sambung;
Sumsum Lanjutan
(Medula Oblongata)
 Jembatan Varol (Pons
Varoli)
 Batang Otak
(Brainstem) mencakup
Mesensefalon, Medula
Oblongata, dan Pons
Varoli
Otak Besar (Serebrum; Cerebrum)

Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktivitas mental,


yaitu yang berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori),
kesadaran, dan pertimbangan.
 Sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan
kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada
bagian korteks serebrum yang berwarna kelabu terdapat bagian
penerima rangsang (area sensor) yang terletak di sebelah belakang
area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon
rangsangan.
 Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor
dan sensorik. Area ini berperan dalam proses belajar, menyimpan
ingatan, membuat kesimpulan, dan belajar berbagai bahasa. Di sekitar
kedua area tersebut adalah bagian yang mengatur kegiatan psikologi
yang lebih tinggi
 Misalnya bagian depan merupakan pusat proses berpikir (yaitu
mengingat, analisis, berbicara, kreativitas) dan emosi. Pusat
penglihatan terdapat di bagian belakang.
Anatomi Otak Besar
Otak Tengah (Mesensefalon;
Mesencephalon)
 Otak tengah terletak di depan otak kecil
dan jembatan varol. Di depan otak tengah
terdapat thalamus dan kelenjar hipofisis
yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar
endokrin. Bagian atas (dorsal) otak tengah
merupakan lobus optikus yang mengatur
refleks mata seperti penyempitan pupil
mata, dan juga merupakan pusat
pendengaran.
Otak Kecil (Serebelum; Cerebelum)
 Serebelum mempunyai fungsi utama dalam
koordinasi gerakan otot yang terjadi
secara sadar, keseimbangan, dan posisi
tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan
atau berbahaya maka gerakan sadar yang
normal tidak mungkin dilaksanakan.
Jembatan Varoli

 Jembatan Varoli
berisi serabut saraf
yang
menghubungkan
otak kecil bagian
kiri dan kanan, juga
menghubungkan
otak besar dan
sumsum tulang
belakang
Medula Oblongata
(Sumsung Sambung: Sumsum Lanjutan)

 Sumsum sambung berfungsi


menghantar impuls yang
datang dari medula spinalis
menuju ke otak. Sumsum
sambung juga
mempengaruhi jembatan,
refleks fisiologi seperti
detak jantung, tekanan
darah, volume dan
kecepatan respirasi, gerak
alat pencernaan, suhu
tubuh, dan sekresi kelenjar
pencernaan.
Fungsi Otak Secara Keseluruhan
Fungsi Otak Secara Keseluruhan (dalam
Gilles, 2017)
Fungsi Otak Kiri dan Otak Kanan
Fungsi Otak Kiri dan Kanan
(Roger Sperry, Cerebral organization and
behavior, 1961)
Otak Kiri dan Otak Kanan dalam Pembelajaran
(Dryden, 2001)
 Kecerdasan matematika dan bahasa berpusat di otak
kiri, meskipun untuk matematika tidak terpusat secara
tegas di otak kiri, sedangkan untuk bahasa tepatnya di
daerah Wernicke dan Brocca.
 Kecerdasan musik dan spasial berpusat di otak kanan.
 Kecerdasan kinestetik sebagaimana dimiliki oleh
alahragawan berpusat di daerah motorik cortex
cerebri.
 Kecerdasan intrapribadi (intrapersonal) dan
antarpribadi (interpersonal) ditata pada sistem limbik
dan dihubungkan dengan lobus prefrontal maupun
temporal (Snell, 1996)
Otak Kiri dan Otak Kanan dalam Pembelajaran
(Dryden, 2001)
 Pendidikan yang ada sekarang terlalu berfokus ke otak
kiri,
 Kepintaran: otak kanan harus diberi pekerjaan seperti
otak kiri. Otak kiri dengan kata-kata dan bahasa,
sedangkan otak kanan dengan musik, gambar, dan
warna.
 Ruangan kelas harus didesain menjadi ruangan yang
santai dengan nuansa musik lembut, bau wangi, dan
rasa humor tinggi. Pemanfaatan pendekatan otak
secara keseluruhan (Whole Brain Approach) dengan
mengacu pada belahan otak kiri dan kanan akan
secara jelas memperlihatkan tidak dapatnya dipisahkan
masalah kognisi dengan emosi sebagai satu kesatuan.
Otak Kiri dan Otak Kanan dalam Pembelajaran
(Dryden, 2001)
 Memahami emosi dari peserta didik
merupakan salah satu kunci untuk
membangun motivasi belajar mereka.
 Jika informasi hanya dikemas dalam bentuk
kata, ia hanya disimpan dalam otak kiri,
sedangkan apabila dikemas juga dalam bentuk
gambar yang penuh warna, otak kanan juga
akan ikut menyimpannya. Dengan demikian
informasi yang disajikan dalam paduan kata
dan gambar akan lebih cepat terserap dan
tersimpan.
Pertumbuhan Otak
(Prenatal)
Pertumbuhan Otak
(Prenatal)
 Lempeng otak (neural plate) dibentuk dari sel-sel embrionik
sejak usia kehamilan 15 hari
 Pada usia kehamilan 16 minggu otak sudah mulai berfungsi.
Hal itu tampak dari mulai adanya gelombang elektrik di otak.
 Sampai usia 24 minggu, bagian korteks (cortex) masih halus
belum terlihat adanya lipatan-lipatan (sulci).
 Pembentukan otak baru sempurna di akhir kehamilan, lengkap
dengan lipatan-lipatan
 Bagian lipatan yang menonjol yang disebut gyrus dan sudah
terbentuk.
 Gyrus merupakan daerah cortex yang sangat penting untuk
berpikir dan menyimpan informasi. Dengan adanya lipatan-
lipatan, maka luas permukaan cortex bertambah dalam ruang
tengkorak yang terbatas
Pertumbuhan Otak
(Prenatal)
 Tampak pada hari ke 16 sudah terbentuk lempeng
neural yang selanjutnya akan berkembang menjadi
otak dan sumsum tulang belakang.
 Pada hari ke 26 sudah tampak jelas bagian kepala dan
calon tulang belakang
 Melalui CT scan dapat diketahui bahwa pada usia tiga
bulan, ukuran kepala jauh lebih besar dari anggota
badan lainnya.
 Hal itu membuktikan bahwa perkembangan otak
mendahului perkembangan anggota badan lainnya.
 Berikut gambar pertumbuhan dan perkembangan otak
mulai dari bulan pertama hingga bulan ke sembilan
Pertumbuhan Otak
(Prenatal)
Faktor yang mempengaruhi
perkembangan prenatal otak
 Perpaduan antara cetak biru (genetik) dengan faktor
lingkungan.
 Faktor genetik merupakan faktor internal yang diperoleh dari
rekombinasi gen kedua orangtuanya. Faktor lingkungan
meliputi semua faktor dari luar diri anak, seperti gizi dan
stimulasi. Kecukupan makanan dan gizi yang seimbang
mempengaruhi pembentukan otak.
 Oleh karena itu, sangat penting bagi ibu hamil untuk
mengkonsumsi makanan yang cukup dan bergizi. Kekurangan
makanan dan gizi menyebabkan pertumbuhan otak dan
 badan bayi tidak optimal.
 Kecukupan kalsium, fosfor dan asam lemak tertentu seperti
DHA, Omega-3, dan EPA yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan sel-sel otak, mempengaruhi pertumbuhannya.
Faktor yang mempengaruhi perkembangan
prenatal otak
 Stimulasi dini juga berpengaruh terhadap pembentukan
dan pertumbuhan otak. Suara ibu, seperti perkataan,
degup jantung, tarikan nafas, bacaan Al Quran, musik,
sentuhan dan belaian di perut, yang lembut, memberi
stimulasi positif.
 Stabilitas emosi ibu akan terkait dengan stablitas
hormonal juga akan mempengaruhi perkembangan otak.
 Obat-obatan, kafein, narkoba, alkohol, nikotin, radiasi,
teratogen, dan penyakit memberi stimulasi negatif
terhadap perkembangan otak. Oleh karena itu ibu hamil
harus menjaga emosi dan menjauhi dari makanan dan
minuman yang tidak sehat.
Oleh karena itu, tumbuh kembang anak
seharusnya diperhatikan sejak masa sebelum
kelahiran.
Perkembangan Otak Masa Bayi
 Perkembangan otak bayi setelah dilahirkan, rangkaian
penglihatan, bau, suara, sentuhan, bahasa, dan kontak mata
membantu membentuk hubungan neural otak.
 Otak bayi menunggu pengalaman untuk menentukan
bagaimana hubungan dibentuk.
 Pada saat bayi yang baru lahir sekitar 25% dari berat otak
dewasa. Pada tahun kedua, otak sekitar 75% berat otak
dewasa. Dua perkembangan kunci selama 2 tahun pertama
mencakup selubung myelin (lapisan sel lemak yang
mempercepat impuls elektrik sepanjang akson) dan ikatan
sinapsis (Santrock, 2007).
 Puncak kelebihan produksi sinapsis di daerah yang
berhubungan dengan visual terjadi sekitar bulan keempat
setelah kelahiran, diikuti oleh pemutusan secara bertahap
hingga tahun-tahun pertengahan dan akhir prasekolah.
Perkembangan Otak Masa Bayi
 Kelebihan produksi dan pemutusan yang hampir sama terjadi agak
kemudian di daerah otak yang terlibat dalam pendengaran dan bahasa.
 Di korteks prefrontal (daerah otak di mana berpikir tingkat tinggi dan
pengaturan diri terjadi), puncak kelebihan produksi terjadi tidak lama
setelah usia 3 tahun.9 Saat lahir, hemisfer telah mulai mengkhususkan diri,
bayi yang baru lahir menunjukkan aktivitas listrik yang lebih besar di
hemisfer kiri daripada di hemisfer kanan saat mereka mendengarkan suara
bicara.
 Pada saat 2 bulan, pusat kendali motorik otak berkembang hingga titik bayi
mampu secara tiba-tiba meraih dan menggenggam objek yang dekat.
 Usia 4 bulan hubungan neural yang diperlukan untuk persepsi kedalaman
mulai terbentuk.
 Usia 12 bulan pusat bicara otak diseimbangkan untuk menghasilkan kata
pertama. Aktivitas listrik otak terjadi dari sekitar usia 1 ½ hingga 2 tahun,
gelombang aktivitas ini dihubungkan dengan peningkatan dalam
perkembangan konseptual dan bahasa (Santrock, 2007).
Perkembangan Otak Masa
Kanak-kanak
 Sepanjang masa kanak-kanak, otak tidak tumbuh secepat
masa bayi.
 Tetapi, otak dan kepala masih tumbuh lebih cepat daripada
anggota tubuh lainnya.
 Usia 3 hingga 6 tahun, pertumbuhan yang paling cepat terjadi
di area lobus frontal yang terlibat dalam perencanaan dan
pengaturan tindakan baru dan dalam mempertahankan
perhatian terhadap tugas.
 Usia 6 hingga masa puber, pertumbuhan yang paling dramatis
terjadi dalam lobus temporal dan parietal, khususnya pada
area yang memainkan peran utama dalam bahasa dan
hubungan spasial.
 Konsentrasi dopamine dalam otak anak biasanya meningkat
secara signifikan dari usia 3 hingga 6 tahun, dihubungkan
dengan keterampilan kognitif anak yang sedang berkembang.
Perkembangan Otak Masa
Kanak-kanak
Implikasi Perkembangan Otak dalam
Dunia Pendidikan
1. Optimalisasi Kecerdasan
 Pendidikan sebaiknya mengembangkan
kecerdasan, bukan hafalan, yaitu melalui
stimulasi otak untuk berpikir.
 Otak yang cerdas antara lain mampu
menciptakan sesuatu yang baru,
menemukan alternatif yang tak pernah
dipikirkan orang, dan mengatasi masalah
dengan elegan.
Implikasi Perkembangan Otak dalam
Dunia Pendidikan
2. Keseimbangan fungsi otak kanan dan kiri
 Otak kanan dan otak kiri memiliki fungsi yang
berbeda. Otak kanan lebih bersifat intuitif, acak,
tak teratur, divergen.
 Otak kiri bersifat linier, teratur, dan konvergen.
 Pendidikan hendaknya mengembangkan kedua-
belahan otak itu secara seimbang. Pembelajaran
yang bersifat eksploratori dan divergen, lebih dari
satu kemungkinan jawaban benar akan
mengembangkan kedua belahan otak tersebut.
Implikasi Perkembangan Otak dalam
Dunia Pendidikan
3. Keseimbangan otak triune
 Pendidikan harus mengembangkan secara seimbang fungsi
otak atas, tengah dan bawah (logika, emosi, dan motorik) yang
sering disebut juga head, heart, and hands. Hal itu sesuai
dengan tujuan pendidikan nasional yaitu mengambangkan
manusia yang cerdas, terampil, dan beakhlak mulia.

4. Pengembangan motorik tangan


 Stimluasi melalui motorik tangan perlu dilakukan sejak dini.
Koordinasi tangan ini sifatnya berkebalikan, di mana tangan
kiri dikendalikan otak bagian kanan. Oleh karena itu tidak
selayaknya kita melarang anak menggunakan tangan kirinya
karena hal itu justru sedang mengembangkan otak kanannya.
Implikasi Perkembangan Otak dalam
Dunia Pendidikan
5. Pengembangan kemampuan berbahasa
 Bahasa dan kognisi saling mendukung, maka
kemampuan bahasa perlu dikembangkan sejak dini.
 Berbagai fasilitas yang mampu mengembangkan
kemampuan bahasa diperlukan untuk memacu
munculnya kemampuan berbahasa, baik lisan
maupun tulis.
 Alat-alat tulis berbagai warna dan ukuran, tape
dan berbagai suara dan lagu untuk anak-anak,
buku-buku bacaan bergambar yang menarik, dan
“environmental print” amat mendukung
munculnya literasi.
Implikasi Perkembangan Otak dalam
Dunia Pendidikan
6. Multiple Intelligences (MI)
 Setiap orang itu unik, ia memiliki bakat,
potensi, dan keinginan sendiri.
 Teori MI dari Howard Gardner (2000)
mengingatkan kita akan kecerdasan yang
ganda.
 Pendidikan harus mempertimbangkan tipe
kecerdasan anak tersebut, bakat, dan
keinginannya.
 Guru harus menggunakan berbagai metode,
media, dan objek belajar untuk
mengembangkan kecerdasan yang beragam.
TUGAS TERSTRUKTUR

Mahasiswa menyusun Resume Bahan


Kuliah Sebelumnya dan dilaporkan
secara tertulis dan dikirim ke email
sebagai bentuk Tugas Terstruktur
mahasiswa
Format Tugas
 Mahasiswa dibagi menjadi tiga kelompok.
 Setiap kelompok menyusun laporan berupa
resume (sinopsis; ringkasan) bahan ajar (dan
referensi ilmiah lainnya, jika dianggap perlu)
dengan Sistematika Umum sebagai berikut.
1. Cover
2. Isi
3. Kesimpulan
4. Daftar Pustaka
Format Tugas
1. Cover (Sampul)
a. Cover terdiri atas Judul Tugas, Logo
Fakultas Agama Islam UIR, nama lengkap dan
NPM, dan nama dosen pengampu Mata
Kuliah
b. Pada bagian bawah cover, ditulis Fakultas
Agama Islam Prodi PIAUD Universitas Islam
Riau – September 2017
Format Tugas

2. Isi
a. Kembangkan resume dengan gaya bahasa
sendiri berdasarkan Bahan Ajar selama
tatap muka I-IV.
b. Sistematika Khusus Tulisan:
BAB I
1.1 Pendahuluan
1.2 Tujuan Penulisan
1.3 Manfaat Tulisan
Format Tugas
BAB II
2.1 (kembangkan sistematika resume dengan gaya
bahasa sendiri dan referensi tambahan (jika
diperlukan) berdasarkan bahan ajar tatap muka I-IV.
2.2 (kembangkan sistematika resume dengan gaya
bahasa sendiri dan referensi tambahan (jika
diperlukan) berdasarkan bahan ajar tatap muka I-IV.

2.2 (kembangkan sistematika sub-judul resume dengan


gaya bahasa sendiri dan referensi tambahan (jika
diperlukan) berdasarkan bahan ajar tatap muka I-IV.

Dst pada sub bab 2.3, 2.4, (jika diperlukan)


Format Tugas
BAB III Kesimpulan

Daftar Pustaka

Ketentuan Penulisan Laporan:


a. Tulisan disusun dengan Ukuran Font 12, Times New Roman,
satu setengah (1 ½ ) spasi, ukuran kertas A4, minimal 10
halaman, maksimal 15 halaman.
b. Tulisan hard copy dikumpulkan tanggal 26 September 2017,
pada kuliah tatap muka berikutnya.
c. Soft copy dikirim melalui surat elektronik (surel/email)
kepada dosen ke alamat: bahrilhidayat@fis.uir.ac.id,
paling lambat tanggal 26 September 2017, pukul 23.59 WIB
Penutup
 Selamat membentuk kelompok,
pembagian tugas, dan menyusun
sistematika tulisan Tugas Terstruktur
berdasarkan Sistematika Umum dan
Sistematika Khusus di atas.
 Selamat berdiskusi.
Otak Triune
Otak Triune
 Teori Triune Brain adalah teori dari Paul D. Maclean berawal
dari hipotesisnya di tahun 1960-an, seorang Neuroscientist
Amerika yang menjelaskan tentang evolusi otak vertebrata di
dalam bukunya The Triune Brain in Evolution (1990). Kajian
Teori Triune ini terus dikembangkan oleh para ahli sampai
saat ini.
 Berdasarkan teori Triune Brain ini, otak manusia terbagi
menjadi tiga bagian, yaitu Reptilian Complex (Otak Reptil), Limbic
System (sistem Limbic), dan NeoCortex (Neokorteks).
 Ketiga lapisan otak tersebut saling terkait dalam satu
organisme menyeluruh dan saling terlibat dalam tugasnya
dengan cara yang rumit, tapi menentukan.
 Jadi, menurut teori ini, lapisan otak manusia terdiri dari tiga
bagian dasar yang berbeda, yaitu otak reptil, sistem limbik,
dan otak neokorteks yang disebut juga dengan otak belajar.
Otak Triune
 Teori Otak Triune (Three In
One)

 Para ahli membagi lapisan otak


dengan tujuan untuk
penyederhanaan dan mempermudah
dalam pemahaman.
 Lahirlah gagasan baru yang disebut
teori Three in One tentang otak
manusia.

 Menurut teori ini, otak manusia


mempunyai tiga lapisan otak, masing-
masing mempunyai fungsi spesialisasi
terpisah, meskipun tetap ketiganya
saling berhubungan.
Otak Triune
1. Otak Reptil (Reptilian Complex; Otak
Bawah)
 Disebut Otak reptil, karena mirip dengan
otak reptil berdarah dingin.
 Disebut juga dengan batang otak (brainstem),
karena letaknya berada pada batang otak.
 Manusia dan binatang merayap memiliki
unsur kesamaan yaitu kepemilikan otak
reptile.
 Inilah tingkat kecerdasan terendah dan paling
sederhana dari spesies manusia.
Otak Triune: Otak Reptil
 Dalam keadaan bahaya, stress-distress atau tertekan,
dan terancam, otak reptile bekerja dengan cepat,
jantung berdegup lebih cepat, pernapasan lebih
cepat pula, perasaan negatif, dan perhatiannya adalah
terpusat hanya untuk menyelamatkan diri.
 Pada situasi aman, bebas dari tekanan dan ancaman,
otak reptil bekerja secara normal.
 Strategi tersebut adalah melawan ancaman bahaya,
menyerah dengan penuh rasa takut, atau „melarikan
diri
 Jadi, apabila pendidik dan peserta didik bekerja
dalam pendidikan berdasarkan rasa takut atau
mekanisme melarikan diri, maka masih didominasi
oleh Otak Reptil.
Otak Triune: Otak Reptil
 Agar proses pembelajaran berjalan dengan
efektif dan pemikiran kreatif menjadi aktif,
otak reptil harus distimulasi aman.
 Setelah otak reptile aman, dia mampu
bekerja dengan baik dan mendukung bagian
otak lain untuk belajar.
 Bahkan, dalam kondisi aman memungkinkan
mendorong seluruh bagian otak menjadi
berfungsi dan berani mengungkapkan
gagasan-gagasan baru yang kreatif.
Otak Triune
2. Sistem Limbik (Limbic System; Otak
Mamalia; Otak Tengah)
Disebut otak mamalia karena mirip dengan otak
mamalia berdarah panas lainnya. Letaknya berada di
bagian tengah otak.
Otak/sistem limbic, memainkan peran besar dalam
mengendalikan emosi dan perasaan, sehingga sistem
limbic ini dikenal dengan otak emosional (The
Emotional Brain).
Sistem limbic sangat berfungsi dalam penyimpanan
perasaan peserta didik, pengalaman yang
menyenangkan, memori, dan kemampuan belajar
peserta didik.
Otak Triune: Sistem Limbic
 Ramadhy, Sufyan (2001), penelitian mutakhir
menunjukkan bahwa system limbic ini berperan dalam
penyatuan (integrasi) pemikiran rasional dan energi
emosi, yang artinya menyempurnakan proses berpikir
manusia.
 Dryden, Gordon (2001) yang mengatakan bahwa
pusat emosi otak berhubungan erat dengan sistem
penyimpanan memori jangka panjang
 Sistem limbic melakukan peran vital dalam
meneruskan informasi yang diterima ke dalam sistem
memori.
 Perasaan (emosi) senang, gembira dapat mempercepat
proses pembelajaran. Perasaan (emosi) negatif akan
memperlambat belajar, bahkan menghentikannya sama
sekali.
Otak Triune: Sistem Limbic
 Apabila kondisi emosi positif, maka sistem
limbic akan terpancing dan tergugah
sehingga proses pembelajaran akan lebih
efektif dan mendukung otak neokorteks
lebih kreatif.
 Untuk kepentingan belajar, usahakan
system limbic ini dalam keadaan normal,
dalam pengertian emosi berada dalam
kondisi positif.
Otak Triune: Neokorteks (Otak
Atas)
3. Neokorteks (Neocortex; Otak Atas)
Otak Neokorteks dikenal sebagai otak berpikir
atau otak belajar (The Learning Brain). Otak ini
merupakan otak tingkat tinggi dalam sistem
otak peserta didik (manusia).
Sesuai dengan namanya (The Learning Brain),
otak ini berfungsi mengendalikan hal-hal yang
bersifat rasional sehingga disebut juga sebagai
otak rasional.
Otak ini merupakan lapisan terluar dari bagian
otak yang menutupi otak bagian dalam, yaitu
system limbic.
Otak Triune: Neokorteks (Otak
Atas)
 Neokorteks merupakan pusat kecerdasan
manusia yang tidak di miliki oleh mahluk lain.
 Bagian Otak ini membuat manusia dapat
belajar, berpikir, berbicara, menulis,
mendengar, melihat, memecahkan masalah
yang rumit, berhitung, merencanakan masa
depan, mencipta, kreatif, berbudaya, dan nilai-
nilai luhur lainnya.
 Dengan kondisi Sistem Limbik dan Otak
Reptil yang baik, maka neokorteks bisa
berfungsi maksimal dalam proses
pembelajaran.
Otak Triune
 Menurut Winarso (2015), hal terpenting bagi
pendidik terhadap peserta didik adalah
memandang ketiga aspek otak di atas sebagai
satu kesatuan mekanisme kerja otak.
 Tidak satupun dari ketiga pusat/bagian otak
tersebut berdiri sendiri, tetapi ketiga bagian
otak di atas saling terkait untuk menjalankan
fungsi mereka.
 Di dalam otak, sepanjang waktu, terjadi
pertukaran energi antarbagian otak dan
saling membantu yang berlangsung secara
terus menerus, sampai manusia meninggal.
Otak Triune
Daftar Pustaka
Widodo, Winarso. APLIKASI PEMBELAJARAN DI JENJANG PENDIDIKAN DASAR BERBASIS RAMAH
OTAK MELALUI BRAIN DEVELOPMENT STRATEGY. Al Ibtida: Jurnal Pendidikan Guru MI. Vol 2, No 1 (2015)

DePorter, Bobbi, dan Mike Hernacki. 2001. Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan
Menyenangkan. Bandung: Kaifa

Dryden, Gordon. 2003. Revolusi cara belajar: The learning revolution bagian 1. Bandung: Kaifa

Mansur. 2005. Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Santrock, JW. 2007. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga

Snell,R.S (1996). Neuroanatomi Klinik. Jakarta: EGC

Suyadi. 2014. Teori Pembelajaran Anak Usia Dini dalam Kajian Neurosains. Bandung: Remaja Rosdakarya

Ramadhy, Sufyan. (2001). Bagaimana Mengembangkan Kecerdasan? Sarana Panca Karya.


Daftar Pustaka
Dryden, G and Vos Jeanette (2001). Revolusi Cara Belajar. Bandung: Kaifa

Mansur. 2005. Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Santrock, JW. 2007. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga

Suyadi. 2014. Teori Pembelajaran Anak Usia Dini dalam Kajian Neurosains. Bandung: Remaja
Rosdakarya

Kushartanti, BM., Wara. - PERKEMBANGAN APLIKASI NEUROSAINS DALAM


PEMBELAJARAN DI TK [onine]. Tersedia di:
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131405898/pengabdian/Neurosains+dan+Pembelajaran.pdf

Gilles, Elizabeth., E. 2107. Abusive Head Injury.


[online] Tersedia di: http://www.childneurologyfoundation.org/disorders/abusive-head-injury/
Diakses 3 September 2017.
Daftar Pustaka
Harun, Jamaluddin. 2003. Teori Pembelajaran serta Kesannya dalam Reka bentuk Aplikasi Multimedia Pendidikan,
(Online), (b.domaindlx.com/infodata/pdf/mdp.pdf)

Larry R. Squire (ed), Fundamental Neuroscience, Third Edition (London: Elsevier & AP, 2008)

https://www.nobelprize.org/nobel_prizes/medicine/laureates/1906/cajal-article.html

Jodi Tommerdahl, “A model for bridging the gap between neuroscience and education”, Oxford Review of Education
No 1, Vol. 36 Februari 2010.

John T. Bruer, “Education and the Brain: A Bridge Too Far”, Educational Research, Vo. XXVI, No. 8.

Kandel, ER, Schwartz JH and Jessell TM, 2000, Principles of Neural Science (4th ed. ed.). New York: McGraw-Hill

Michael Atherton (athe0007@umn.edu) & Read M. Diket (diketwcc@netdoor.com), “Applying the Neurosciences
to Educational Research: Can Cognitive Neuroscience Bridge the Gap? Part I & Part II”

Kurt W. Fischer, “Mind, Brain, and Education: Building a Scientific Groundwork for Learning and Teaching”, International
Journal Compilation Mind, Brain, and Education Society and Wiley Periodicals © 2009

Schneider, Harry D. 2011. Neuroscience. (online). (http://www.harrydschneidermd.com/html/neuroscience.html

Taufiq Pasiak, Tuhan dalam Otak Manusia, Mewujudkan Kesehatan Spiritual Berdasarkan Neurosains (Bandung: Mizan,
2012)

You might also like