Professional Documents
Culture Documents
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
PENDAHULUAN
1
mahasiswa tentang masalah praktik keperawatan dan memenuhi tugas
pembuatan makalah pada mata ajar etika keperawatan.
1.3 Manfaat
Untuk mengetahui kejujuran dan kebohongan perawat dalam
menjalankan tugasnya.
1.4 Sistematika penulisan
Bab I : Pendahuluan, terdiri dari
I.1 Latar belakang
I.2 Tujuan penulisan
I.3 Manfaat penulisan
I.4 Sistematik penulisan
Bab IV : Penutup
2.3 Kesimpulan
2.4 Saran
2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
3
Kejujuran merupakan prinsip etis yang mendasar. Berkata jujur bersifat
tidak mutlak, sehingga desepsi pada keadaan tertentu diperbolehkan. Berkata jujur
hal yang penting dalam hubungan saling percaya perawat dan klien.
a. Contoh Kasus Berkata Jujur
Tuan dan nyonya Harun yang berusia 65 dan 60 tahun, pada hari minggu
pergi mengunjungi anaknya dengan mobil pribadi. Mobil tersebut dikemudikan
sendiri oleh suaminya yang berusia 65 tahun. Ditengah perjalanan, mobil tersebut
mengalami kecelakaan yang mengakibatkan Ny. Harun meninggal dunia setelah
dibawa kerumah sakit. Sedangkan Tn. Harun tidak sadarkan diri setelah 2 hari
dirawat Tn. Harun baru sadarkan diri lalu bertanya kepada perawat yang bertugas
tentang keberadaan istrinya .Bila perawat berterus terang mengatakan bahwa
istrinya telah meninggal, maka ia akan khawatir dampak nya terhadap kesehatan
Tn. Harun karena secara klinis, keadaan fisik atau mental Tn. Harun masih sangat
lemah. Bila perawat tidak mengatakan sebenarnya, hal ini berarti perawat tidak
jujur ataupun berbohong.
Hal-hal seperti itu sangat dilematis bagi perawat.disattu sisi perawat harus
berkata jujur, disisi lain perawat dituntut untuk menjadi pembela bagi hak-hak Tn.
Harun yang masih lemah kondisi fisik maupun mentalnya. Dalam hal ini,
kejujuran dapat berakibat fatal bagi diri Tn. Harun.
Dari kasus ini dapat dilihat bahwa perawat mengalami konflik. Perawat
harus berkata jujur atau harus berbohong. Perawat harus berkata secara bijakasana
bahwa kesehatan Tn. Harun lebih penting untuk dipertahankan. Perawat juga
harus mempertahankan pendapatnya, baik terhadap keluarga pasien, petugas lain
maupun teman sejawat.
Menurut Free, secara professional perawat mempunyai kewajiban tidak
melakukan hal yang merugikan klien dan desepsi mungkin mempunyai manfaat
untuk meningkatkan kerjasama dan kesehatan klien.
Alasan berkata jujur :
a. Hal penting dalam menciptakan hubungan saling percaya
b. Hak pasien untuk mengetahui
c. Kewajiban moral
4
d. Menghilangkan cemas dan penderitaan
e. Meningkatkan kerjasama pasien maupun keluarga
f. Memenuhi kebutuhan perawat
2. Berkata bohong
Alasan berkata bohong :
a. Pasien tidak mungkin menerima kenyataan
b. Pasien menghendaki atau tidak diberitahu bila itu menyakitkan
c. Desepsi mungkin bermanfaat untuk meningkatkan kerjasama
pasien.
3. AIDS
Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune
Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi
sindrom yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia
akibat infeksi virus HIV .Virusnya sendiri bernama Human
Immunodeficiency Virus HIV yaitu virus yang memperlemah
kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan
menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena
tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju
perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa
disembuhkan.
HIV dan virus-virus sejenisnya umumnya ditularkan melalui
kontak langsung antara lapisan kulit dalam (membran mukosa) atau
aliran darah, dengan cairan tubuh yang mengandung HIV, seperti
darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu ibu.
Penularan dapat terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal, ataupun
oral), transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan
bayi selama kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak
lainnya dengan cairan-cairan tubuh tersebut.
Hukuman sosial bagi penderita HIV/AIDS, umumnya lebih berat
bila dibandingkan dengan penderita penyakit mematikan lainnya.
Kadang-kadang hukuman sosial tersebut juga turut tertimpakan kepada
5
petugas kesehatan atau sukarelawan, yang terlibat dalam merawat
orang yang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA).
Perawat bertanggung jawab dalam merawat klien AIDS. Perawat
yang merawat penderita AIDS mengalami berbagai stress pribadi
termasuk takut tertular, serta emosi pada klien fase terminal.
perawat stress takut tertular atau menularkan kepada keluarga.
Contoh Kasus HIV/AIDS
Tn. P adalah seorang sopir bus antar provinsi. Ia telah bekerja selama 20
tahun sebagai seorang sopir. Akhir-akhir ini Tn. P sering demam, diare, dan
menderita sariawan yang tidak sembuh-sembuh sudah hampir 2 bulan, berat
badan turun lebih dari 5 Kg. Tn P tidak menganggap serius penyakitnya sehingga
dia hanya berusaha minum obat warung dan belum sembuh juga akhirnya
keluarganya membawa Tn. P ke RS. Tn. P meminta kepada Ners Ratna untuk
segera memberitahu hasil pemeriksaannya. Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan
Tn. P positif menderita HIV.
Ners Ratna yang merawat Tn.P kebetulan sudah bekerja selama 10 tahun di
bangsal B20 ini. Keluarga meminta Ners Ratna untuk tidak memberitahukan
mengenai penyakit ini kepada pasien ataupun kepada para pembesuknya.
Keluarga takut kalau pasien di beritahu keluarga takut Tn.P akan frustasi, tidak
bisa menerima kondisinya, dan akan dikucilkan oleh masyarakat. Ners Ratna
mengalami dilema etik dimana di satu sisi dia harus memenuhi permintaan
keluarga namun di sisi lain Ners Ratna harus memberitahukan kondisi yang
dialami oleh Tn. P.
Jika dilihat dari pengalaman Ns. Ratna masa lalu dimana pasien
mengalami dampak psikologis yang berat. Sehingga perawat berniat untuk
membicarakan hal ini pada keluarga untuk menindak lanjuti dengan pendekatan
informasi seperti apa yang harus diberikan pada Tn. P supaya Tn. P tidak terlalu
merasa kaget dan rendah diri sehingga pasien dapat membantu dalam proses
penyembuhannya.
6
Kemungkinan lain yang terjadi. Perawat mencoba meminta kepada keluarga
pasien untuk tetap memberikan informasi kepada Tn. P karena hal ini akan
berdampak pada proses penyembuhan dan dampak psikologisnya.
Bila keluarga pasien tetap tidak setuju dan tetap nekat dengan keputusannya maka
perawat sebaiknya:
Tetap berusaha menerangkan kepada keluarga tentang dampak dan resiko
apabila pasien tidak mengetahui kondisi kesehatannya
Perawat membuat perjanjian dengan keluarga bahwa dampak yang akan
ditimbulkan dari keputusan tersebut diluar tanggungjawab perawat
Perawat melakukan pendekata dari hati ke hati . Hal ini dapat melunakkan
hati keluarga pasien supaya tidak ada masalah perampasan hak pasien. Tindakan
ini dilakukan dengan harapan dapat mencegah masalah tidak terjadi lagi. Perawat
perlu menghubungi tim etik RS.
7
sesuatu dengan sengaja yang menyebabkan keguguran atau
matinya kandungan dikenai penjara.
Pasal 229
Pasal 341
Seorang ibu yang, karena takut akan ketahuan melahirkan anak, pada saat
anak dilahirkan atau tidak lama kemudian, dengan sengaja merampas nyawa
anaknya, diancam, karena membunuh anak sendiri, dengan pidana penjara paling
lama tujuh tahun.
4. Euthansia
8
Eu > bahasa yunani “bahagia, aik thanatos > yunani
“meninggal dunia” euthanasia > tindakan mempermudah mati
dengan mudah dan tenang.
BAB III
Role Play
9
Pada suatu hari ada seorang gadis yang sedang di rawat inap disebuah
rumah sakit dengan mengidap penyakit Kanker usus .Tetapi ibunya tidk
memberitahukan apa penyakitnya anaknya kepada anaknya karena ibunya
sangat merasa kasihan dengan keadaan anaknya tersebut dan ibunya tidak
ingin anaknya larut dalam kesedihan.
Ibu pasien : selamat siang sus,sekarang waktunya anak saya diberi obat ya sus
Ibu pasien : Kamu sakit usus buntu nak,makanya kamu harus di rawat
disini,nanti kalau kamu sudah sembuh baru sekolah lagi (wajah
sedih).
Perawat : (bingung)
Perawat : iya de kalau kamu ingin segera sembuh minum obat yang rutin
10
Perawat : bu,saya sudah selesai.bu saya akan kembali lagi nanti 2 jam
kemudian untuk memberikan obat lagi. saya permisi dulu bu
Ibu Pasien : iya sus terimakasih ,sus saya ingin membicarakan sesuatu tetapi
jangan disini ya .
Ibu pasien : iya sus,jadi begini ini menyangkut keadaan anak saya sus,saya
tidak ingin anak saya mengetahui apa penyakitnya .Saya tidak
ingin melihat anak saya sedih sus.
Ibu pasien : iya sus terimakasih ,saya sangat sedih saya tidak mempunyai
suami anak saya satu satunya sakit kanker (sedih)
Perawat : iya bu saya mengerti apa yang ibu rasakan sekarang ini.ibu harus
tabah dan sabar ya bu mungkin ini ujian dari Tuhan.
Pasien : sus sebenarnya apa penyakit saya,saya tidak percaya saya usus
buntu ibu saya kelihatannya berbohong .
11
Pasien : saya tidak percaya sus.
Perawat : de kan suster sudah bilang ade sakit usus buntu de,de saya sudah
selesai saya permisi ya de cepat sembuh ya de
Perawat : bu,setiap kali saya melakukan tindakan kepada anak ibu dia selalu
menanyakan penyakitnya itu, saya merasa kasihan melihat anak ibu,tetapi ibu
harus kuat ya bu,ibu banyak berdoa supaya anak ibu diberikan kesembuhan oleh
Allah .
Ibu Pasien : iya sus saya nitip ya jangan sampai anak saya tau kalau dia sakit
parah .iya sus saya selalu berdoa untuk kesembuhan anak saya.
Jadi kesimpulan dari role play ini adalah kita harus berbohong untuk
kebaikan pasien agar tidak memperberat psikologis pasien da keadaan pasien.
BAB IV
PENUTUP
2.3 Kesimpulan
12
Berbagai permasalahan etik dapat terjadi dalam tatanan klinis yang
melibatkan interaksi antara klien dan perawat. Permasalahan bisa
menyangkut penentuan antara mempertahankan hidup dengan
kebebasan dalam menentukan kematian, upaya menjaga keselamatan
klien yang bertentangan dengan kebebasan menentukan nasibnya, dan
penerapan terapi yang tidak ilmiah dalam mengatasi permasalah klien.
Dalam membuat keputusan terhadap masalah dilema etik, perawat
dituntut dapat mengambil keputusan yang menguntungkan pasien dan
diri perawat dan tidak bertentang dengan nilai-nilai yang diyakini
klien. Pengambilan keputusan yang tepat diharapkan tidak ada pihak
yang dirugikan sehingga semua merasa nyaman dan mutu asuhan
keperawatan dapat dipertahankan.
2.4 Saran
Dengan adanya bahasan menganai isu bioetik seperti ini, kita akan
diingatkan batapa kejinya perbuatan yang melanggar aturan itu. Dan
kita juga diajarkan tentang bagaimana menyikapi segala bentuk
dilema dalam praktik keseharian kita. Semoga makalah ini dapat
menjadi acuan, atau referensi dalam pengajaran mata kuliah etika
keperawatan.
Demikian apa yang dapat kami sampaikan, mungkin makalah
ini belum sempurna. Maka dari itu kami mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca agar lebih baik dimasa yang
akan datang.
13