Pola Tanam (Pekarangan)

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 12

TUGAS TERSTRUKTUR MATA KULIAH POLA TANAM

“Pekarangan”

Disusun Oleh :
Kelompok 11
Lina Latul Chomaroh 155040207111006
Soni Muhammad Luthfy 155040207111034
Defrizal Dwi Prayogi 155040207111035
Kelas G

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018
I. PENDAHULUAN
II. PEMBAHASAN

2.1 Definisi Pekarangan


Pekarangan adalah lahan yang berada di sekitar rumah memiliki batas
kepemilikan yang jelas, tempat tumbuh berbagai jenis tanaman dan merupakan
tipe taman indonesia yang berfungsi antara lain sebagai tempat bermain anak-
anak, kegiatan pasca panen, ruang terbuka yang sering dimanfaatkan untuk
kegiatan sosial dan acara keluarga. Pekarangan dalam arti luas adalah suatu
area/lahan yang berada di sekitar rumah dan jelas kepemilikannya, batas fisik
pekarangan seperti tembok, pagar besi, pagar tanaman, gundukan tanah, parit,
patok, tonggak batu, atau tanaman di ujung-ujung lahan dicirikan pada berbagai
pekarangan tergantung pada adat, kebiasaan, sosial budaya masyarakat, status
ekonomi, letak pekarangan di desa/kota dan lain-lain (Arifin et al, 2009).

2.2 Manfaat Pekarangan


Dari pemanfaatan pekarangan itu sendiri sangat menguntungkan, karena di
pekarangan tersebut dapat menciptakan lingkungan hidup nyaman, sehat dan
estetis, dengan taman pekarangan akan dapat mengkreasikan seluruh aktivitas
secara maksimal setiap keluarga. Ada berbagai keuntungan yang diperoleh dengan
memanfaatkan pekarangan secara konseptual antara lain:
1. Pemanfaatan berpotensi sebagai penghasil (tambahan), seperti bahan pangan
atau bahan obat-obatan bahkan ternak untuk kebutuhan hidup sehari-hari
dalam rangka hidup sehat, murah dan mudah.
2. Pemanfaatan pekarangan dengan taman pekarangan yang konseptual akan
memberikan kenyamanan serta dapat memenuhi kebutuhan jasmani dan
rohani terutama anggota keluarga, maupun siapa saja yang lewat disekitar
rumah kita.
3. Pemanfaatan pekarangan mengandung nilai pendidikan khususnya dapat
mendidik anggota keluarga cinta lingkungan, juga pekarangan dapat menjadi
laboratorium hidup.
4. Pemanfaatan pekarangan merupakan bagian dari pembangunan hutan kota,
guna lingkungan yang nyaman, sehat dan indah, sangat mendukung
pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan (suistanable
development), karena pemanfaatan pekarangan merupakan pelestarian
ekosistem yang sangat baik. Hutan kota yang berbentuk menyebar dan
berstrata banyak merupakan hutan kota yang paling efektif dalam
menanggulangi perubahan suhu, terutama di daerah Tropis. Bila setiap
pekarangan dimanfaatkan secara konseptual, tentu akan terbangun hutan kota
berbentuk menyebar dan berstrata banyak di mana-mana, tentu akan dapat
menanggulangi masalah perubahan iklim karena kenaikan panas bumi.

2.3 Fungsi Pekarangan


Menurut fungsinya secara umum pekarangan adalah tempat habitat berbagai
jenis satwa, sebagai sumber pangan sandang dan papan, sebagai sumber tambahan
pendapatan keluarga, tempat dilakukannya aktifitas santai selain di dalam rumah
seperti duduk-duduk menikmati udara segar dan sebagai tempat ruang terbuka
hijau bagi lingkungan sekitarnya (Arifin et al, 2009). Pekarangan berfungsi
sebagai pembatas lahan rumah dengan lahan lain baik lahan milik orang lain
maupun lahan sendiri yang digunakan untuk keperluan lain (misal kebun). Selain
fungsi tersebut, pekarangan mempunyai fungsi estetis maupun ekonomis.
Halaman berfungsi estetis karena biasanya pekarangan diberi atau ditanami
dengan penghias rumah seperti dekorasi atau tanaman bunga sehingga rumah
kelihatan lebih indah dan asri. Nilai ekonomis berkaitan dengan kemampuan
lahan pekarangan untuk menghasilkan tambahan pendapatan bagi pemilik misal
dengan ditanami tanaman hortikultura (buah dan sayuran) dan budidaya ternak,
unggas atau ikan. Danoesastro (1978) menyebutkan bahwa sedikitnya terdapat 4
fungsi pokok pekarangan yaitu :
a. Sebagai penghasil tanaman perdagangan,
b. Sebagai sumber bahan makanan,
c. Sebagai penghasil tanaman rempah-rempah dan obat-obatan,
d. Sumber berbagai macam kayu-kayuan (kayu bakar, bahan bangunan, maupun
bahan kerajinan).
2.4 Jenis Tanaman Pekarangan
Berkaitan dengan upaya mengoptimalkan pemanfaatan lahan pekarangan
untuk mengembangkan diversivikasi pangan, pemerintah telah banyak melakukan
program antara lain telah dikembangkan P2KP (Percepatan Penganekaragaman
Konsumsi Pangan) dan GPOT (Gerakan Perempuan Optimalisasi Pekarangan
(GPOP) dan sekarang adalah M-KRPL (Model Kawasan Rumah Pangan Lestari)
namun hasilnya belum memuaskan karena menurut Ashari (2012) pemanfaatan
pekarangan masih bersifat sambilan dan belum berorientasi pasar.
Berikut adalah beberapa jenis tanaman yang bisa ditanam di pekarangan
menurut pendapat Ashari (2012) :
2.4.1 Tanaman pangan
Berikut ini adalah sepuluh urutan tanaman pangan yang banyak diusahakan
adalah:
1. Ketela pohon (Manihot esculenta)
2. Talas (Cocolasia esculenta)
3. Jagung (Zea mays)
4. Ketela rambat (Ipomoea batatas)
5. Uwi (Dioscorea spp.)
6. Ganyong (Canna edulis)
7. Gadung (Dioscorea esculenta)
8. Suweg (Amorphophallus paeoniifolius)
9. Aren (Arenga pinnata) dan
10. Garut (Maranta arundinacea).

2.4.2 Tanaman Buah-buahan


Sementara itu tanaman buah-buahan yang lain tidak diutamakan untuk
dijual tetapi untuk keperluan keluarga dan saudarasaudaranya atau tetangga.
Tanaman buah - buahan yang diusahakan juga mempunyai fungsi sosial karena
jikalau musim panen tiba, mereka akan saling berbagi hasil panennya. Berikut
adalah sepuluh urutan tanaman buah-buahan yang banyak diusahakan diantarnya
adalah:
1. Rambutan (Nephelium lappaceum)
2. Pepaya (Carica papaya)
3. Mangga (Mangfera indica)
4. Nangka (Artocarpus heterophyllus)
5. Pisang (Musa sp.)
6. Jambu Air (Eugenia aquea)
7. Apokat (Persea americana)
8. Jambu Biji (Psidium guajava)
9. Durian (Durio sp.) dan
10. Jeruk (Citrus sp.)

2.4.3 Tanaman Sayur-sayuran


Tanaman sayur-sayuran dalam hal ini termasuk tanaman untuk rempah-
rempah dan pewarna alami. Sepuluh urutan tanaman sayur-sayuran yang banyak
diusahakan adalah sebagai berikut :
1. Cabe (Capsicum annum)
2. Bayam (Amaranthus hybridus)
3. Pete (Parkia speciosa)
4. Pandan wangi (Pandanus amaryllifolius)
5. Labu siam/jipang (Sechium edule)
6. Kacang panjang (Vigna sinensis)
7. Katu (Squropus adrogynus)
8. Sukun (Artocarpus communis)
9. Serai (Cymbopogon citratus) dan
10. Kenikir (Tagetes patula).

2.4.4 Tanaman Perkebuan


Tanaman Perkebunan, perdagangan dan industri merupakan tanaman yang
bernilai ekonomis. Meskipun tanaman-tanaman tersebut bernilai ekonomis tetapi
hanya tanaman tertentu seperti melinjo, randu (kapok) dan cengkeh yang biasa
dijual oleh petani sedangkan tanaman yang lain lebih bersifat untuk mewujudkan
kenyamanan di lahan pekarangannya karena tanaman perkebunan memberikan
suasana teduh dan sejuk. Sepuluh urutan tanaman perkerbunan, perdagangan dan
industri yang banyak diusahakan adalah sebagai berikut :
1. Melinjo (Gnetum gnemon)
2. Kakao (Theobroma cacao)
3. Kopi (Coffea arabica)
4. Cengkeh (Syzygium aromaticum)
5. Randu (Ceiba petandra)
6. Murbai (Morus alba)
7. Damar (Agathis corantifolia)
8. Panili (Vanilla planifolia)
9. Teh (Camellia sinensis) dan
10. Jarak pagar (Jatropha curcas)

2.4.5 Tanaman Hias


Tanaman hias merupakan tanaman yang dapat dinikmati dari keindahan
bunga atau daun atau batang yang dilihat dari bentuk maupun warnanya untuk
dapat memberikan kesenangan atau kepuasan. Tanaman hias ditanam baik di pot
maupun di pekarangan rumah. Sepuluh urutan tanaman hias yang banyak
diusahakan adalah sebagai berikut :
1. Euphorbia (Euphorbia sp.)
2. Lidah mertua (Sansevieria sp.)
3. Kamboja jepang (Adenium sp.)
4. Puring (Scima wallichii)
5. Sri rejeki (Aglaonema sp.)
6. Palem kuning (Chrysalidocarpus lutescens)
7. Zamiaculkas (Zamiifolia)
8. Gelombang cinta (Anthurium sp). Dan
9. Beras wutah (Dieffenbachia sp.)

2.4.6 Tanaman Obat


Tanaman obat yang dimaksud adalah tanaman yang bagian tanamannya baik
akar, batang, bunga, buah, maupun daunnya dimanfaatkan oleh masyarakat untuk
keperluan obat. Sepuluh urutan tanaman obat yang banyak diusahakan adalah
sebagai berikut :
1. Lengkuas (Alpinia galanga)
2. Lidah buaya (Aloe vera)
3. Awar-awar (Ficus septica)
4. Talok (Muntingia calabura)
5. Jahe (Zingiber officinale)
6. Lempuyang (Zingiber aromaticum)
7. Temu lawak (Curcuma xanthorrhiza)
8. Kunyit (Curcuma longa)
9. Sirih hijau (Piper betle) dan
10. Yodium (Jatropha multifida)

2.4.7 Tanaman Bangunan


Tanaman untuk bahan bangunan selalu ditanam oleh masyarakat yang
halamannya memungkinkan untuk ditanami khususnya tanaman kelapa karena
tanaman ini akan selalu dibutuhkan masyarakat.
Sepuluh urutan tanaman bangunan, kerajinan, kayu yang banyak diusahakan
adalah sebagai berikut :
1. Kelapa (Cocos nucifera)
2. Jati (Tectona grandis)
3. Gamal (Glyricidia sepium)
4. Mahoni (Swietenia mahagoni)
5. Teh-tehan (Calypha siamensis)
6. sengon (Albisia sp.),
7. Lamtoro (Leucaena leucolepala)
8. Beringin (Ficus benyamina)
9. Mindi (Melia azedarach),
10. Waru (Hibiscus tilliaceus)

2.4.8 Tanaman untuk Kegiatan Adat


Dalam kehidupan sehari-hari di pedesaan tidak terlepas dengan kegiatan
budaya dan keagamaan yang memanfaatkan keanekaragaman tanaman sebagai
wujud adanya hubungan manusia baik hubungan manusia dengan Tuhan seperti
pada acara keagamaan, maupun hubungan manusia dengan sesama seperti pada
acara pernikahan, merti bumi, kenduri. Sepuluh urutan tanaman untuk kegiatan
adat dan keagamaan adalah sebagai berikut :
1. Cempaka (Michelia alba)
2. Kamboja (Plumeria acuminata)
3. Janur kelapa (Cocos nucifera)
4. Kenanga (Cananga odorata)
5. Mawar (Rosa sp.)
6. Melati (Jasminum sambac)
7. Palem (Chrysalidocarpus lutescens)
8. Cemara (Cupressus lusitanica)
9. Pisang raja (Musa paradisiaca)
10. Tebu wulung (Saccharum officniarum).

2.5 Pengaturan Tanaman dalam Pekarangan


Ashari (2012) juga menyatakan bahwa Penataan bentuk dan pola
pekarangan berbeda-beda, tergantung banyak faktor. Misalnya faktor luas tanah,
ketinggian tempat dari permukaan laut (elevasi), keadaan iklim, jenis tanaman,
dan jauh dekatnya dari kota. Selain itu, peranan dan pemanfaatan pekarangan
bervariasi dari satu daerah dengan daerah yang lain. Hal tersebut tergantung pada
tingkat kebutuhan, social budaya, pendidikan masyarakat maupun faktor fisik dan
ekologi setempat. Oleh karena itu pemanfaatan lahan pekarangan dapat dijadikan
basis usaha pertanian dalam rangka memberdayakan sumberdaya keluarga dalam
pemenuhan pangan keluarga. Semakin banyak potensi dari pekarangan ini maka
pekarangan rumah( samping, depan, belakang) harus dimanfaatkan dengan
bijaksana. Berikut ini contoh pembagian penggunaan pekarangan yang baik
1. Halaman depan (buruan):, tanaman hias, pohon buah, tempat bermain anak,
bangku taman, tempat menjemur hasil pertanian
2. Halaman samping (pipir): tempat jemur pakaian, pohon penghasil kayu bakar,
bedeng tanaman pangan, tanaman obat, kolam ikan, sumur dan kamar mandi
3. Halaman belakang (kebon): bedeng tanaman sayuran, tanaman bumbu,
kandang ternak, tanaman industri.
2.6 Tujuan Kegiatan Pemanfaatan Pekarangan
Tujuan dari pemanfaatan pekarangan adalah untuk meningkatkan
pemenuhan gizi mikro melalui perbaikan menu keluarga, menumbuhkan
kesadaran keluarga agar mengenali dan mengetahui sumber-sumber pangan yang
ada disekitar kita, menumbuhkan kesadaran keluarga agar mau dan mampu
memanfaatkan bahan pekarangan menjadi sumber pangan dan gizi keluarga.
III. PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Anwar, 2009,Evaluasi Pembelajaran, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya


Arifin, Anwar. 2009. Ilmu Dalam Mengatur Pola Tanam. Jakarta: Rajawali Pers.
Ashari, Saptana dan T.B. Purwantini, 2012. Potensi dan Prospek Pemanfaatan
Lahan Pekarangan untuk Mendukung Ketahanan Pangan. Forum Penelitian
Agro Ekonomi, Vol 30 (01) :13-20
Danoesastro, H. 1978. Laporan Survei Pekarangan. Fakultas Pertanian.
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Arifin, Anwar. 1998. Ilmu Dalam Mengatur Pola Tanam. Jakarta: Rajawali Pers.

You might also like