Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 6

LAPORAN FOME (Family Oriented Medical Education)

Pembimbing : dr. Eka Nofita

Oleh :

Nama : Oksa Sukma Perdana

BP : 1110312132

PENDIDIKAN DOKTER 2011

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS


TAHUN AJARAN 2012/ 2013
I. LATAR BELAKANG / PENDAHULUAN

Seiring dengan perubahan waktu, terjadi inovasi kurikulum pendidikan dalam dunia
kedokteran di Indonesia. Awalnya,sejak tahun 1970an, kurikulum pendidikan dokter
berorientasi pada masyarakat atau dikenal dengan COME (Community Oriented Medical
Education). Sejak tahun 2005, terjadi perubahan orientasi pendidikan kedokteran menjadi
pendidikan yang berbasis dokter keluarga.

Dalam menyikapi hal tersebut, FK UNAND berusaha untuk melahirkan dokter –


dokter yang mempunyai kompetensi sebagai dokter keluarga. Untuk mendukung hal
tersebut maka dilaksanakanlah suatu program yang dinamakan FOME (Family Oriented
Medical Education) untuk mengasah kemampuan para mahasiswa kedokteran dalam
menjadi dokter keluarga nantinya. Kegiatan ini mulai dilaksanakan oleh mahasiswa
pendidikan dokter pada tahun kedua.

II. Tujuan dan Manfaat

II.1. Tujuan

a. Tujuan Umum

Memberikan kesempatan pada mahasiswa kedokteran untuk mengenal masalah


kesehatan keluarga secara komprehensif dan holistik, mengidentifikasi faktor – faktor yang
mempengaruhi masalah kesehatan keluarga, dapat memberikan solusi secara promotif dan
preventif serta dapat menimbulkan rasa empati terhadap pasien dan keluarganya.

b. Tujuan Khusus

 Mahasiswa dapat mengidentifikasi dan memahami masalah kesehatan setiap


keluarga

 Mahasiswa dapat mengidentifikasi faktor – faktor yang berhubungan dengan


masalah kesehatan keluarga (internal dan eksternal)

 Mahasiswa mampu mengetahui masalah kesehatan keluarga yang memiliki


indikasi untuk dirujuk ke puskesmas atau rumah sakit

 Mahasiswa mampu merasakan empati terhadap keluarga yang mengalami


masalah kesehatan terutama keluarga miskin

 Mahasiswa mampu memberikan solusi secara promotif dan preventif dalam


penanganan masalah kesehatan keluarga binaan

II. 2. Manfaat
a. Bagi Mahasiswa

 Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam hal


mengidentifikasi, memahami, dan mencari faktor – faktor yang berhubungan
dengan masalah kesehatan keluarga serta membantu mencarikan solusinya

 Menimbulkan rasa empati bagi mahasiswa terhadap keluarga yang


mengalami masalah kesehatan terutama keluarga miskin

b. Bagi Dinas Kesehatan

 Terbantunya Dinas Kesehatan dalam mengenal dan mencari solusi masalah


kesehatan masyarakat

 Dapat membantu Dinkes setempat dalam mempercepat pembangunan


kesehatan

c. Bagi Masyarakat

 Terbantunya masyarakat dalam upaya mencari solusi masalah kesehatan yang


dihadapinya

 Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat setempat

d. Bagi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

 Terlaksananya program Tridarma Perguruan Tinggi

 Terwujudnya kerjasama yang harmonis antara Fakultas Kedokteran Unand,


Dinas Kesehatan, Pemerintah Daerah, dan Masyarakat

III. Gambaran Keluarga

III. 1. Data demografi keluarga

Tabel 1. Anggota keluarga yang tinggal serumah atau memiliki hubungan dekat dengan keluarga.

No Nama Kedudukan Gender Umur Pendidikan Pekerjaan Berpartisipasi Keterangan


dalam dalam tambahan
keluarga pembinaan
1. Timurlain Kepala Laki-laki 57 - Bengkel Tidak Selalu keluar
keluarga rumah
sehingga
sulit ditemui
2. Sarnaini Istri Perempuan 50 - Rumah Tangga -
3. Endalena Anak Perempuan 31 - Karyawati - -
4. Yulifatma Anak Perempuan 27 - Karyawati -
5. Ila Anak Perempuan 23 - - -
Ramawati
6. Abdul Afif Anak Laki- Laki 15 SLB - -

III.2. IDENTIFIKASI MASALAH KESEHATAN KELUARGA

1. Bagaimana status kesehatan keluarga yang dibina?

2. Bagaimana keadaan lingkungan keluarga yang dibina?

3. Bagaiman perilaku kesehatan keluarga yang dibina?

4. Bagaimana pengaturan pola makan dalam keluarga?

III.3. Masalah Keluarga

1. A. Bapak Timurlain sebelumnya memiliki kadar kolestrol yang tinggi yang setelah
dianjurkan melakukan pemeriksaan mengalami gangguan pada jantungnya,
selanjutnya memiliki gangguan pada lambung sehingga lambungnya.

B. Ibu Sarnaini sering mudah kecapekan dan pegal-pegal walaupun sedang tidak
melakukan pekerjaan berat.

C. Anak yang terakhir Abdul Afif mengalami retardasi mental sehingga walaupun berumur
15 tahun hanya memiliki kecerdasan seperti anak SD.

2. Keadaan lingkungan di keluarga kurang bersih, dan didalam rumah terlihat sempit karena
terlalu banyaknya barang yang tertumpuk, dan membuat keadaan dalam rumah pengap.

3. Bapaknya dulunya seorang perokok, sekarang sudah mulai mengurangi konsumsi rokok.

4. Pola makannya teratur, tetapi dengan sumber makanan yang memilikin kadar kolestertol
yang cukup tinggi.

IV. Kegiatan- Kegiatan untuk Solusi Masalah Kesehatan

1. Meminta keluarga mempertahankan pola makanan yang teratur dan mengurangi


makan makanan yang berlemak tinggi seperti daging dang menggantinya dengan
ikan.
2. Memberikan penjelasan kepada keluarga tentang bahaya dari kolesterol yang tinggi
dan menghubungkannya dengan penyakit yang dialami oleh Bapak Timurlain.
3. Memberikan penyuluhan tentang tata cara cuci tangan yang benar ke keluarga.
4. Meminta Bapak selalu melakukan check up dengan masalah kesehatannya terutama
kadar jantung dan kolesterol.
5. Menyarankan kepada keluarga untuk sering berolahraga karena kegiatan keluarga ini
diakui kurang.
6. Memberikan motivasi kepada keluarga untuk selalu memberikan pendidikan untuk
anaknya terakhir dan selalu memberi perhatian khusus keapada anak tersebut.

V. Monitoring Kegiatan dan Hasil Monitoring

1. Di pertemuan-pertemuan selanjutnya sudah ada kemajuan, karena hasil monitoring


jumlah konsumsi makan makanan yang berlemak sudah dikurangi keluarga dan ibu
Sarnaini sudah mengganti makanan seperti gulai daging dengan ikan.
2. Dari hasil monitoring, keluarga sudah mulai mencoba memulai cuci tangan yang bersih
dan benar terutama sebelum makan, sesudah buang air besar dll.
3. Untuk maslah kesehatan Bapak Timurlain, beliau sudah melakukan pemeriksaan tapi
karena terhambat biaya, treatment yang harus dilakukan tidak dilakuakn oleh keluarga
dan sebagai penggantinya Beliau mengkonsumsi obat yang hanya mengatasi symptom
saat beliau sakit.
4. Selanjutnya saya memberikan penjelasan bagaiman cara pemakaian obat dan
menjelaskan bahwa obat harus diminum secara teratur dan diminum sampai habis.

VI. Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan dari hasil mendapatkan bahwa adanya sikap mau menerima dari beberapa ahli
keluarga terhadap nasehat dan saranan yang diberikan sehingga mudah untuk saya
melakukan pembinaan. Tapi terdapat permasalahan dan kendala karena belum pernahnya
tatap muka dengan Bapak Timurlain sehingga sulit memonitoring keadaan beliau

Sebagai saran untuk perencanaan pembinaan selanjutnya adalah,tetap menghubungi


keluarga sehingga dapat mengetahui hasil dari pembinaan yang telah dilakukan sebelumnya.

VI. Dokumentasi
Gambar1. Ruangan Depan

Gambar 2. Tampak Luar

You might also like