Professional Documents
Culture Documents
Final Laporan Magang
Final Laporan Magang
LAPORAN MAGANG
OLEH :
ANNISA FIRDAYANTI
NIM : 11141010000048
JAKARTA
2018
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya
Serpong 2, Tangerang Selatan pada tanggal 22 Januari sampai 24 Februari 2017. Pada
kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga atas doa,
dukungan, dan bimbingan yang diberikan. Ucapan terima kasih saya berikan kepada :
2. Ibu Fajar Ariyanti, SKM, M.Kes, Ph.D, selaku penanggung jawab magang.
4. Ibu dr. Wanda, M.Kes selaku dosen pembimbing Lapangan yang senatiasa
5. Ibu Adinda Rizki Maharani selaku pemegang program gizi puskesmas serpong
proses magang.
iii
7. Orang tua yang selalu mendoakan, mendukung, memberikan nasihat serta
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, penulis megharapkan kritik dan saran yang membangunagar penulis dapat
menyusun laporan magang ini menjadi lebih baik. Akhir kata, penulis berharap
semoga laporan magang ini dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan
Penulis
iv
Cover i
Kata ii
Pengantar........................................................................................................
Daftar Isi............................................................................................................. iv
Daftar Tabel…………………………………………………………………… vi
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................. 3
1.2 Tujuan.......................................................................................................... 3
1.2.1 Tujuan Umum...................................................................................... 3
1.2.2 Tujuan Khusus..................................................................................... 3
1.3 Manfaat......................................................................................................... 4
1.3.1 Manfaat Bagi Mahasiswa.................................................................... 4
1.3.2 Manfaat Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat FKIK UIN 4
Jakarta
1.3.3 Manfaat Bagi Institusi Magang............................................................ 4
BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN 5
2.1 Gambaran Umum Puskesmas 5
2.1.1 Gambaran Umum Puskesmas Serpong 2 ………………………….... 5
2.1.2 Struktur Organisasi Puskesmas Serpong 2 ………………………….. 7
2.1.3 Sarana dan Prasarana ………………………………………………... 15
2.1.4 Program Puskesmas Serpong 2 ……………………………………... 16
2.2 Gambaran Program Gizi Puskesmas Serpong 2 ……………………. 18
2.3 Pemantauan Pemberian ASI ekslusif …………………………………….. 19
2.4 Analisis Pemantauan Pemberian ASI ekslusif 24
2.5 Kebijakan Program ASI ekslusif ............................................. 37
2.6 Hambatan dalam pelaksanaan pemantauan serta evaluasi pemberian ASI 40
Ekslusif…………………………………………………………………
BAB III SIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 44
v
BAB IV PENUTUP 41
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 42
vi
DAFTAR TABEL
2.1 Jumlah Kader ................................................................................................. 14
2.5 Cakupan Pemberian ASI Ekslusif di Wilayah Kerja Puskesmas Serpong 2 Tahun
2017 ………………………………………………………………………….…… 33
2.6 Jumlah Pemberian ASI Ekslusif di Wilayah Kerja Puskesmas Serpong 2 Bulan
Januari …………………………………………………………………………….. 34
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka kematian bayi di Indonesia ialah 32
per 1000 kelahiran hidup (BPS, 2012). Sedangkan angka KematianNeonatus (AKN)
pada tahun 2012 sebesar 19 per 1.000 kelahiran hidup. Target Renstra Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia tahun 2014 untuk kematian bayi ialah 24 per 1000
kelahiran hidup dan target MDG’s tahun 2015 ialah 23 per 1000 kelahiran hidup
(Kemenkes RI, 2011). Hal ini mendasari masalah gizi menjadi salah satu faktor
penting penentu pencapaian MDGs (Millenium Development Goals) yang kini menjadi
target pencapaian SDGs 2015-2030 untuk mengurangi segala bentuk malnutrisi dan
bahwa pemberian ASI ekslusif saat ini yang masih rendah, persentase bayi berusia ≤
6 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif hanya 38%. Menurut profil Kesehatan
Indonesia Tahun 2016, persentase ASI ekslusif di Indonesia tahun 2016 sebesar
29,5%, hal tersebut masih sangat jauh dari standar yang sudah ditetapkan yaitu 80% ,
Sedangkan ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi. ASI mengandung sel darah
putih, zat kekebalan, enzim, hormon dan protein yang sesuai untuk bayi (Kemenkes
RI, 2014). Pemberian ASI bermanfaat bagi bayi dan ibu bayi. Manfaat pemberian ASI
bagi bayi diantaranya sebagai makanan tunggal yang dapat memenuhi kebutuhan
pertumbuhan bayi sampai usia 6 bulan, meningkatkan daya tahan tubuh, membuat
berat badan bayi lebih ideal, mempercepat perkembangan motorik dan kognitif, serta
1
meningkatkan jalinan kasih sayang antara bayi dengan ibu. Sedangkan bagi ibu,
pemberian ASI dapat mengurangi risiko kanker payudara dan ovarium, sebagai alat
berat badan ibu sebelum hamil, mengurangi pendarahan pasca melahirkan, lebih
Dalam rangka menurunkan angka kematian bayi, United Nation Children Fund
susu ibu (ASI) selama paling sedikit enam bulan (Kemenkes RI, 2014). Pemberian
ASI ekslusif sudah diatur dalam dalam Undang-Undang Kesehatan nomor 36 tahun
2009 yang kemudian ditindaklanjuti dengan terbitnya PP-ASI tahun 2012 terkait
program pemberian ASI ekslusif, salah satu pasal 37 di PP ASI mengatur kegiatan
luas terkait dengan pemberian ASI Eksklusif serta pemantauan dan evaluasi
pada ibu yaitu melalui kegiatan penyuluhan di kelas ibu hamil dan pemantauan serta
evaluasi pemberian ASI ekslusif ini dilakukan rutin setiap bulan di posyandu wilayah
kerja puskesmas serpong 2, pemantauan ini yang akan menghasilkan cakupan ASI
ekslusif. selain cakupan ASI ekslusif, proses proses yang dihasilkan dari pemantauan
tersebut akan terlihat seperti hambatan hambatan apa saja yang terjadi saat
2
evaluasi selanjutnya di pemantauan bulan berikutnya untuk menghasilkan peningkatan
tersebut masih dibawah target nasional yaitu sebesar 80%. Pada tahun 2016 cakupan
pemberian ASI ekslusif sebesaR 55,8% dan pada tahun 2017 cakupan pemberian ASI
ekslusif sebesar 60,7 %, Oleh karena itu, penulis ingin melihat “gambaran pemantauan
serta evaluasi pemberian ASI ekslusif di wilayah kerja Puskesmas Serpong 2”.
1.2 Tujuan
Selatan
Jakarta
3
1. Terlaksananya salah satu upaya dalam mengimplementasikan Tri
masyarakat
4
BAB II
wilayah 198,80 Ha dan luas wilayah Kelurahan Buaran 379, 98 Ha. Berikut
untuk hari minggu dan hari libur nasional hanya terdapat pelayanan UGD
5
a. Visi
b. Misi
Puskesmas Serpong 2
Serpong 2
Serpong.
5. Menjalin kerja sama yang baik dengan lintas sektorat dalam rangka
c. Motto
6
jamkesda, klinik TB Paru, klinik MTBS, imunisasi, laboratorium, EKG,
7
Bagan 2.1 Struktur Organisasi Puskesmas Serpong 2 Tahun 2018
Kepala Puskesmas
UKM Esensial dan UKM Pengembangan UKP Kefarmasian dan Penanggung Jawab Jaringan Pelayanan
Keperawatan Kesmas Laboratorium Puskesmas dan Jaringan Pelayanan Kesehatan
1. Sarana Transportasi
perawatan yang rutin dan untuk datanya dapat dilihat pada tabel 2.1.
15
8 BP Pelayanan TB Paru 1 Hari Rabu
Hari Selasa dan
8 Klinik Gizi 1
Kamis
10 Apotik 1 Setiap Hari Kerja
11 Laboratiroum 1 Setiap Hari Kerja
a. Promosi Kesehatan
b. Penyehatan Lingkungan
d. Perbaikan Gizi
f. Pengobatan
16
a. Lansia
b. UKS/UKGS
c. Anti Napza
3. Program Inovasi
Senam ibu hamil ini dilakukan untuk ibu hamil yang usia
jumat, adapaun kegiatan nya yaitu senam khusus ibu hamil dan
17
Dari semua program yang terdapat di Puskesmas Serpong 2, ada
Puskesmas Serpong 2 memiliki salah satu tugas pokok wajib yaitu upaya
Puskesmas Serpong 2 :
2. Surveilans Gizi
3. Klinik Gizi
18
gizi yang terdiri dari 1 kegiatan untuk upaya kesehatan bayi, 5 kegiatan
upaya kesehatan bayi dan balita, 1 kegiatan upaya kesehatan ibu yang
memiliki bayi dan balita, 2 kegiatan upaya kesehatan bayi,balita dan ibu
hamil, 3 kegiatan upaya kesehatan ibu hamil, 1 kegiatan upaya kesehatan ibu
Diketahui bahwa salah satu kegiatan dalam program gizi yaitu terdapat
ini dilakukan setiap bulan oleh kader posyandu melalui pencatatan dan
ibu balita yang tidak memberikan ASI ekslusif pada anaknya. Pada
pencatatan dilakukan pada umur bayi 0-6 bulan. Pencatatan ini dilaksanakan
dilakukan oleh kader dan penggerak yang dinamakan KP-ASI, tetapi KP-ASI
ini baru terbentuk bulan Oktober tahun 2017 dan masih belum merata di setiap
19
indikator cakupan yang sudah ditentukan oleh Dinkes Tangerang Selatan.
Indikator cakupan ASI eklsusif di Tangerang Selatan sebesar 47% bayi usia 0-
serta evaluasi pemberian ASI ekslusif tidak hanya dilakukan pemantauan dan
pencatatan tetapi diberikan konseling terutama pada ibu yang tidak memberikan
ASI ekslusif, sedangkan evaluasi akan dilakukan oleh petugas gizi dan
puskesmas.
berusia 6 bulan
bulan.
a. Sasaran konseling adalah ibu hamil dan atau keluarga dan ibu yang
20
b. Lokasi konseling anatara lain Posyandu, Kelompok Pendukung IBU
kelas ibu.
memperoleh pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi dan anak balita (Kemenkes,
1. Masukan (Input)
bahwa Input merupakan elemen atau bagian yang terdapat dalam sistem
(metode).
21
Berikut ini penjelasan pada masing-masing elemen dari masukan
Berikut ini rincian dari Posyandu beserta jumlah kader yang ada di
Serpong 14 70
Buaran 13 65
22
dari 5 kader. Menurut Juknis Posyandu Tahun 2009, jumlah kader di
kader baru.
berdasarkan hasil wawancara dengan petugas TPG, dalam satu tahun ini
Juknis Posyandu tahun 2009 bahwa adanya pelatihan kader dalam rangka
ini perlu dilakukan karena tak jarang pergantian kader dan keaktifan kader
adalah hal yang sering terjadi sehingga kader baru kurang aktif dan perlu
pemberian ASI eksklusif ialah mengajak ibu dan keluarga bayi untuk
memberikan ASI Eksklusif dari usia 0-6 bulan agar bayi dapat tumbuh
dengan sehat. Selain itu, pesan yang harus disampaikan kader kepada ibu
tentang definisi dan manfaat dari pemberian ASI eksklusif, baik bagi bayi
23
dilakukan hingga bayi berusia 2 tahun dengan memberikan makanan
pendamping ASI ketika bayi sudah berusia diatas 6 bulan. Tetapi saat di
pengantar bayi.
b. Dana (Money)
24
Surveilans Gizi (Kemenkes, 2012) terdapat format khusus dalam
isi format yang berada di psoyandu pun berbeda dengan format yang
25
Berikut merupakan form 5 (F5) yang merupakan form hasil
kegiatan di posyandu termasuk pencatatan ASI ekslusif.
Gambar 2.3
Form 5 (F5) kegiatan posyandu
yaitu alat tulis kantor dan form yang dibuat sendiri oleh masing masing
26
posyandu akan dihitung oleh TPG menggunakan sistem informasi
f. Metode (Method)
berusia 0-6 bulan di posyandu terkait pemberian ASI ekslusif atau tidak
atau mengganti susu formula menjadi ASI bagi bayi yang tidak
27
2. Proses Kegiatan Pemantauan Serta Evaluasi Pemberian ASI Ekslusif di
penulis kunjungi dimulai dari kader mencatat nama dan umur bayi di
3 , setelah itu dicatat di formulir pencatatan ASI ekslusif dan KMS di meja
3 setelah itu kader memberikan motivasi atau informasi dan edukassi terkait
ASI ekslusif di meja 4 atau 5 bersama dengan petugas gizi dan dilanjutkan
dengan pemberian informasi atau konseling terkait ASI ekslusif oleh petugas
ke form 5 (F5) dan diberikan kepada petugas puskesmas. Hasil dari rekapan
aplikasi yang sudah disiapkan yang berasal dari Dinas Kota Tangerang
Selatan.
diberikan yaitu :
28
“ ya gapapa sih kak, biar ga ribet aja nulisnya dua kali dua kali gitu, yang
“ engga sih, bu dinda ga pernah nanya juga gapapa, yang penting kana da
kurang lebih 10 menit dikarenakan harus mengecek ulang bayi yang ASI
buku penimbangan.
dari satu, mulai dari pengisian KMS, pencatatan ASI ekslusif dan
memberikan vit.A, hal ini dikarenakan salah satu kader tidak masuk dan satu
29
lainnya. Berdasarkan hal tersebut bahwa pelaksanaan sistem 5 meja di
posyandu terkait ASI ekslusif terdapat yang tidak sesuai dengan petunjuk
teknis
oleh kader terkait ASI, kader lebih sering memberikan motivasi atau
informasi terkait ASI ekslusif kepada pengantar bayi yang tidak memberikan
ASI ekslusif, untuk bayi yang diberikan ASI ekslusif kader biasanya jarang
mengatakan “bagus, terusin ya”. Salah satu Informasi yang diberikan kader
Buaran, yaitu :
“ sayang ih ga dikasi ASI, udah stop aja susu formulanya. Susu formula
diberikan ASI ekslusif salah satunya karna ASI yang tidak keluar. setelah itu
sedangkan di buku pink ada informasi dan edukasi terkait pemberian ASI
ekslusif dan hal tersebut tidak dilakukan oleh kader, apabila petugas gizi
apabila tidak diketahui materi yang akan disampaikan. Hal ini tidak
30
Pemberian Makanan Bayi dan Anak” menyatakan bahwa apabila ibu bayi
produksi ASI sedikit atau khawatir tidak cukup ASI yang diberika kepada
rasa percaya dirinya agar bisa menyusui, dan memberikan informasi terkait
pemberian ASI ekslusif ialah mengajak ibu dan keluarga bayi untuk
memberikan ASI ekslusif agar bayi dapat tumbuh dengan sehat. Selain itu,
pesan yang harus disampaikan kader kepada ibu bayi dalam kegiatan ASI
pemberian ASI setelah 6 bulan dapat diteruskan sampai umur 2 tahun dengan
Hasil wawancara dengan kader terkait pelatihan atau refresh kader terkait
ASI :
“ lupaa kalo ASI terakhir kapan, lupa juga isi yang dikasi tau apaa hehe,
pokonya ya manfaat ASI, kalo ga salah sih yang taun kemaren tentang PHBS
apayaa.. bukan ASI gitu, soalnya kalo ada refresh kader beda beda gitu
31
Sedangkan untuk pemberian informasi yang dilaksanakan oleh
petugas gizi diawali dengan pertanyaan seputar alasan tidak diberikan ASI
ekslusif, apa saja yang menghambat memberikan ASI, setelah itu petugas
pada satu orang atau tatap muka. Hasil observasi yang dilakukan kepada
bayi terkait ASI ekslusif sudah sesuai dengan PP ASI ekslusif tahun 2012
secara parsial terhadap pemberian ASI. Materi yang diberikan tersebut hasil
tahu dari diri sendiri TPG yang mencari tahu dari PP ASI ekslusif.
“ iya aku caro cari aja kayak materinya apa gitu, terus nyari tau tentang
yang peraturan tenaga kesehatan untuk edukasi ASI, terus nemu tuh di PP
ASI yaudah aku coba ikutin aja, karna di kita belum ada SOP terkait
terkait ASI yaitu bayi yang baru lahir tidak diberikan ASI atau yang memang
“yang aku kasih biasanya sih emang yang baru lahir gitu, atau punya
keluhan beda gitu,karna kalau aku konselingin satu satu waktunya terbatas
32
gitu kan, jadi aku tanya aja kenapa kenapa nya ke ibu atau yg nganternya
terus kan rata rata sama tuh alesannya yauda jadi informasinya sama. atau
ada juga misalkan si ibu tiba tiba bilang masih ada pertanyaan terus dia nya
nyamperin aku, atau ga yang anaknya bb nya ga normal tuh aku konselingin,
tapi yang lain juga kalo dia ASI aku kasih semangatin buat terus ASI, ya
syarat yang tertera dalam PP-ASI dan unicef dalam buku “Paket konseling:
informasi atau edukasi kepada ibu terkait ASI ekslusif melalui buku pink
pemberian ASI ekslusif kepada anak, TPG memiliki materi sendiri yang
sudah dimiliki melalui handphone atau media lembar balik yang sudah
33
Bagan 2.1
Gambar 2.4 Konseling pada ibu bayi yang tidak memberikan ASI
ekslusif di Posyandu
34
3. Keluaran (Output)
Hasil jumlah bayi 0-6 bulan yang mendapat ASI ekslusif di posyandu
didapatkan dari kader, kader berkumpul untuk merekap data data kegiatan
posyandu yang akan dimasukan kedalam laporan form 5. Setelah itu, hasil
rekapan tersebut dilaporkan kepada TPG , apabila TPG tidak bisa hadir
maka diberikan kepada bidan, jika rekapan tersebut belum selesai kader
yang diinput melalui aplikasi yang sudah disediakan oleh Dinas Kesehatan
35
Berikut merupakan software sistem informasi yang sudah di
Gambar 2.4
Aplikasi input data ASI ekslusif
36
5 MEI 11 9 20 63.6 77.8 70.0
6 JUNI 11 12 23 54.5 50.0 52.2
7 JULI 6 8 14 66.7 50.0 57.1
8 AGUSTUS 5 4 9 80.0 25.0 55.6
9 SEPTEMBER 12 10 22 58.3 60.0 59.1
10 OKTOBER 16 11 27 56.3 72.7 63.0
11 NOVEMBER 10 13 23 60.0 61.5 60.9
12 DESEMBER 14 17 31 64.3 58.8 61.3
NO KELURAHAN
SASARAN CAKUPAN ASI EKSLUSIF
L P L+P
L P L+P
ekslusif yaitu ASI yang diberikan kepada Bayi sejak dilahirkan selama 6
37
(enam) bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau
minuman lain.
bayi menjadi 24 per 1000 kelahiran hidup; 2.) Menurunkan Angka Kematian
Ibu menjadi 228 per 100 ribu kelahiran hidup; dan 3.) Menurunkan prevalensi
RI,2014).
peningkatan makanan bayi dan anak (PMBA) dengan optimal yaitu: 1.)
Meningkatnya cakupan bayi baru lahir yang mendapatkan ASI dalam 1 (satu)
jam pertama; 2.) Meningkatnya cakupan pemberian ASI eksklusif 6 bulan; 3.)
Meningkatnya cakupan pemberian MPASI pada bayi mulai usia 6 bulan; 4.)
Meningkatnya cakupan anak yang mendapat ASI sampai 24 bulan atau lebih;
Dengan hal ini PP ASI mengatur untuk adanya peran dan Tanggung jawab
Menurut buku surveilans gizi 2012, bahwa pemantauan serta evaluasi ASI
ekslusif dilakukan setiap bulan pada saat bulan penimbangan, alat yang
38
digunakan dalam pencatatan adalah KMS dan form laporan, kemudian
catat jawaban ibu ke dalam KMS balita pada kolom Pemberian Air
atau simbol yang telah diisi ke dalam form pencatatan dan laporan.
39
dan juga pengawasan kepada ibu dan bayi baik sejak saat proses IMD
b. gizi ibu
c. persiapan menyusui
d. mempertahankan menyusui
pemberian ASI
ekslusif.
2. Saat memberikan informasi dan edukasi terkait ASI ekslusif kader tidak
40
hanya yang kader ketahui dan menyarankan untuk bertanya kepada
TPG.
memiliki peran lebih dari satu mulai dari pengisian KMS, pencatatan
41
BAB III
3.1 Simpulan
dilakukan.
sehingga tidak ada peran dan tugas yang jelas bagi petugas serta kader
42
dalam melakukan kegiatan pemantauan serta evaluasi pemberian ASI
ekslusif, tidak diberikannya informasi dan edukasi oleh kader melalui bku
pink terkait pemberian ASI ekslusif, dan terdapat peran kader lebih dari
3.2 Saran
Perlu adanya pelatihan kader terkait ASI Ekslusif serta konseling, agar
kader tidak selalu menunggu petugas TPG apabila petugas TPG tidak
bisa hadir.
2. Bagi Posyandu
dalam mencatat.
posyandu.
43
BAB IV
PENUTUP
Peminatan Gizi Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif
perkuliahan.
Jakarta dengan Puskesmas Serpong 2 dapat terus terjalin kerjasama yang baik. Atas
44
DAFTAR PUSTAKA
Cornelia, dkk. 2013. Konseling Gizi: Proses, Komunikasi, Tata Laksana, serta
http://library.um.ac.id/free-contents/index.php/buku/detail/principles-of-
management-george-r-terry-15405.html
45