Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 13

THE REGULATION OF STATUTORY AUDITING:

AN INSTITUTIONAL THEORY APPROACH

RINGKASAN MATERI KULIAH (RMK)

Disusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Auditing Sektor Publik

Oleh:
1. Deuis Fitriani 176020300111001
2. Herry Linda Anjani 176020300111013

MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2018
A. Introduction
Definisi “Audit Hukum” yaitu praktik yang melibatkan produksi pernyataan yang terorganisir
(pendapat) mengenai laporan keuangan beberapa perusahaan oleh seseorang atau orang yang secara
resmi diakui oleh suatu negara atau pemerintah yang berkompeten dalam melaksanakan Audit, dimana
Auditor wajib memiliki peran penting dalam memberikan kredibilitas terhadap laporan keuangan
perusahaan karena Pengguna laporan keuangan menganggap aporan audit sebagai jaminan keandalan
(European Commission, 1998). Statutory auditing dibedakan dari keseluruhan praktek akuntan publik
dalam audit wajib yang fokus pada audit yang diamanatkan oleh hukum dan diatur oleh negara.
Regulasi pada statutory auditing adalah untuk melindungi kepentingan publik, dan salah satu tujuan ini
telah diartikulasikan yang bervariasi dari satu negara ke negara lain.
Makalah ini membahas dan menganalisis evolusi baru peraturan audit perundang-undangan dari
perspektif Teori Neo-Institutional. Makalah memeriksa regulasi audit hukum di Amerika Serikat,
Prancis, dan Kanada. Ketiga negara tersebut dipilih diakrenakan hingga saat ini struktur peraturan
untuk audit relative berbeda. Setelah diberlakukannya Sarbanes-Oxley Act of 202 di Amerika Serikat,
dan legislasi yang sebdanging di Perancis dan Kanada, ketiga negara tersebut tampaknya menjadi
serupa. Kesamaan yang berkembang tersebut sebagai hasil dari tekanan eksternal dari pasar modal
global terkait praktik pengaturan standar yang melampaui batas-batas nasional. Kesamaan tersebut
merupakan bentuk “pemisahan”, dimana pelaku di bidang kelembagaan dari peraturan professional
terletak dibawah tekanan dari kekuatan eksternal, dimana berusaha untuk meningkatkan legitimasi
dengan mempertahankan fleksibilitas dalam praktik internal dan mempertahankan tingkat tertentu.
Fokus analitis dari makalah yaitu pada struktur peraturan dan bagaimana peraturan tersebut
berubah sepanjang waktu, daripada fokus terhadap perusahaan professional yang telah mencoba
mempengaruhi struktur peraturan. Kontribusi makalah pada literature terletak pada penyelidikan
bagaimana struktur peraturan dapat muncul menjadi serupa, disamping mempertahankan karakteristik
khusus (Thornton et al, 2012). Pembahasan makalah yaitu:
1. Ringkasan Teori Neo-Institutional
2. Pendekatan Metodologi
3. Perubahan Struktur Regulasi untuk Audit Hukum di USA, Perancis, dan Kanada

B. Methodological Approach
Penelitian menggunakan dokumen dan catatan yang tersedia secar publik, dan artikel serta buku
yang diterbitkan, catatan kesaksian publik di hadapan badan legislative, dan peninjauan serta analisis
undang-undang yang berlaku. Makalah berusaha memahami bagaimana struktur peraturan untuk Audit
Hukum telah berubah dalam periode sejak berlalunya Undang-Undang Sarbanes-Oxley di Amerika
Serikat tahun 2002. Penelitian menggunakan pendekatan metodologis bersifat deskriptif tentang apa
yang telah terjadi dalam struktur peraturan, dan menganalisis untuk menggambatkan tingginya tingkat
kesamaan dalam struktur peraturan di tiga negara yang diselidiki, serta menggambarkan bagaimana
struktur peratruan tetap mempertahankan logika kelembagaan dasar khas masing-masing negara
sebelum UU Sarbanes-Oxley.

C. Neo-Institutional Theory
Weber (1947), Teori Neo-institutional telah berevolusi menjadi paradigm penelitian dengan
pengaruh dignifikan pada banyak dispilin ilmu social. Teori neo-institutional awalnya dikembangkan
dalam bidang sosiologi (DiMaggio dan Powell, 1983; Meyer dan Rowan, 1977), dan kemudian
digunakan dalam disiplin akademis lainnya seperti ilmu politik (Lowndes, 2001), perilaku organisasi
(Greenwood dan Suddaby, 2006), dan manajemen srategis (Lounsbury dan Glynn, 2001; Oliver, 1997).
Berbagai aspek teori neo-institutional telah memberikan kerangka teoritis untuk penelitian dalam
akuntansi, termasuk penelitian yang berfokus pada profesi akuntansi (Carpenter dan Dirsmith, 1993;
Dirsmith et al., 1997; Eden et al., 2001; Fogarty, 1992a, b , 1996; Fogarty et al., 1997; Suddaby et al.,
2007), peraturan akuntansi (Cooper dan Robson, 2006); dan peran pengaturan dari Securities and
Exchange Commission (SEC) (Bealing, 1994; Bealing et al., 1996).
Salah satu dasar yang mendasari teori neo-institusional, bahwa organisasi secara social
dibangun, dan organisasi tunguk pada tekanan yang mempengaruhi desain dan operasi struktur
peraturan yang ada. Pada makalah ini, organisasi diartikan sebagai struktur peraturan untuk Audit
Hukum, termasuk struktur hukum yang dibuat oleh pemerintah sesuai dengan Undang-Undang, serta
struktur peraturan yang dibuat oleh Badan professional yang bertindak di bawah pengawasan
pemerintah atau dalam cara yang independen.
Penggunaan teori neo-institusional dalam mempelajari peraturan audit perundang-undangan
telah direnungkan oleh DiMaggio dan Powell (1983 : 152) sebagai berikut,
“Profesi tunduk pada tekanan koersif dan mimetic yang sama seperti organisasi. Selain itu, berbagai
jenis professional dalam suatu organisasi dapat berbeda satu sama lain, mereka menunjukkan banyak
kesamaan dengan rekan professional mereka di organisasi lain. Dalam banyak kasus, kekuasaan
professional ditentukan oleh negara sebagaimana diciptakan oleh kegiatan profesi”.
Perubahan pada struktur peraturan dimotivasi oleh perilaku mencari legitimasi. Penciptaan
struktur peraturan yang menganut norma dan harapan dari bidang kelembagaan, pihak yang
bertanggung jawab atas pembuatan dan pemeliharaan struktur menunjukkan bahwa mereka bertindak
atas tujuan yang dinilai secara kolektif dengan cara yang sah (Meyer dan Rowan, 1977). Dengan
demikian, upaya sadar dilakukan untuk menciptakan, memelihara, dan mengelola legitimasi pada pihak
eksternal untuk menerima dukungan yang bekelanjutan berkelanjutan (DiMaggio dan Powell, 1983;
Meyer dan Rowan, 1977). Bidang yang sangat dilembagakan memberikan tekanan pada struktur
peraturan dan badan pengatur karena kekuatan negara dan kekuatan eksternal lainnya yang
mempengaruhi struktur pengaturan menjadi praktik adopsi yang sesuai dengan harapan.
Perubahan terbaru dalam struktur peraturan untuk audit hukum di AS, Prancis dan Kanada
mencerminkan dampak dari tekanan eksternal dari pasar modal global terhadap praktik regulasi yang
semakin terstandarisasi untuk audit secara global. Namun, ada juga bukti pemisahan, khususnya
sehubungan dengan perubahan dalam struktur peraturan Perancis dan Kanada. Perubahan terbaru dalam
struktur peraturan dijelaskan, sebagai berikut:

D. The Evolution of Regulatory Structures for Statutory Auditing


Struktur peraturan untuk Audit Hukum sejak diberlakukannya Sarbanes-Oxley Act tahun 2002
telah mengalami banyak perubahan. Perubahan ini didorong sebagian oleh beberapa kegagalan audit di
Amerika Serikat yang menyebabkan diberlakukannya Sarbanes-Oxley. Namun, tidak ada kegagalan
audit serupa di Perancis dan Kanada. Undang-Undang diperkenalkan di kedua negara untuk mengubah
struktur peraturan untuk Audit Hukum dengan cara memberikan tampilan isomorfismainstitusional
(DiMaggio dan Powell, 1983). Perubahan di Perancis sebagian besar meniru perubahan di AS,
sementara perubahan di Kanada lebih normatif karena merekacenderung mempertahankan peran
profesi akuntan publik dalam regulasi Audit Hukum.
1. Changes in the regulatory structure for statutory auditing in the USA
Peraturan pemerintah tentang Audit Hukum di AS berasal dari Negara Bagian New York
tahun 1896 dengan berlakunya Undang-Undang pertama yang mengesahkan lisensi dari Akuntan
Publik Bersertifikat (BPA). Setelah Securities Acts of the 1930s, pemerintag federal AS memiliki
sedikit peraturan audit, kecuali untuk menentukan bahwa perusahaan dengan sekuritas publik harus
menerbitkan laporan keuangan sesuai prinsip akuntansi berterima umum, dan telah diaudit oleh
akuntan independen. Securities Act tidak menjelaskan bahwa akuntan independen harus
merupakan CPA.
Padahal, upaya dari American Institute of CPA (AICPA) dan firma akuntan publik bahwa
profesi akuntan publik yang terorganisir datang utuk mengendalikan regulasi audit (persyaratan
pendidikan, pengalaman, persiapan dan penilaian, standar audit, dan standar etika) serta untuk
mencegah organisasi saingan akuntan publik dalam mendapatkan posisi dalam praktek audit
hukum.
Salah satu indikasi dari potensi kerusakan dalam hegemoni AICPA berkenaan dengan
regulasi audit hukum yaitu pembentukan Commission on Auditor’s Responsibilities (Komisi Cohen
tahun 1974 untuk mengatasi kesenjangan antara harapan publik kepada auditor lakukan, dan yang
auditor percaya bahwa auditor dapat mencapai). Peristiwa yang menyebabkan perubahan besar
dalam struktur peraturan untuk Audit Hukum di USA melibatkan beberapa kegagalan besar
perusahaan dan audit periode 2001-2002 seperti Enron, World-Som, dan Arthur Andersen.
Kegagalan tersebut membuat diberlakukannya Undang-Undang Sarbanes-Oxley, yaitu sebuah
perubahan regulasi dalam dokumen publik. Kegagalan perusahaan dan audit, serta lingkungan
politik dan ekonomi yang ebrgolak pada periode pasca 11 September 2001, dari perusahaan
akuntansi professional besar ataupun pelobi perusahana mampu mencegah Srbanes-Oxley untuk
diberlakukan. Setelah berlalunya UU dan penciptaan PCAOB, sebagian besar struktur peraturan
untuk Audit Hukum di AS telah dihapus dari AICPA, dan ditransfer ke PCAOB. Hal ini
dikarenakan PCAOB adalah entitias yang diciptakan oleh hukum.
Upaya oleh perusahaan dan pelobi untuk melunakkan ketentuan Sarbanes-Oxley telah
dlakukan, dimana perubahan pada struktur regulasi diberlakukan, namun internal praktik
organisasi tetap utuh. Standar auditing, standar etika, standar independensi, dan inspeksi raktik saat
ini terdapat pad PCAOB.
Penelitian terbaru (Abernathy et al., 2013) menunjukkan bahwa peningkatan regulasi audit
oleh PCAOB menyebabkan keberadaan yang signifikan dari perusahaan kecil yang berasal dari
pasar audit hukum. Namun, penulis menunjukkan bahwa hal ini tidak berarti bahwa auditor yang
keluar dari pasar audit hukum yang merugikan, namun auditor hukum yang tetap cenderung lebih
independen dan memiliki kualitas yang lebih tinggi dapat menjadi target oleh PCAOB daripada
auditor yang masih ada.
Para penulis juga menunjukkan bahwa peningkatan regulasi auditor hukum oleh PCAOB
telah menyebabkan peningkatan kualitas audit karena tindakan penegakan hukum yang dikenakan
terhadap auditor mengakibatkan dampak negatif terhadap auditor dan klien audit (Abernathy et al.,
2013, hal. 1). Dengan demikian, efek Sarbanes-Oxley pada struktur regulasi AS telah
meningkatkan kualitas audit dan, dari perspektif teori institusional baru, dapat dikatakan sebagai
contoh isomorfisma koersif bahwa perubahan struktur regulasi auditor dikenakan oleh kekuatan
eksternal untuk profesi audit.

2. Changes in the regulatory structure for statutory auditing in France


Secara historis, terdapat sejumlah jenis Auditor Hukumdi Perancis, termasuk “inspecteurs”
yang ditunjuk oleh otoritas kerajaan pada abad ke-17, yang berkenaan dengan perpajakan dan
“sindikat” yang terpilih dalam rapat umum pemegang saham untuk ditinjau ulang. Legislasi utama
yang berkaitan dengan pengembangan Audit Hukum di Perancis, adalah :
a) Hukum 23 Mei 1863 : menciptakan “komisaris” yang disebut “commissaires de surveillance”
atau “censeurs” yang dimaksudkan untuk memberikan perlindungan bagi pemegang saham.
b) Keputusan 8 Agustus 1935 : diperlukan kompetensi dan independensi Auditor Hukum dan
penentuan pekerjaan yang tidak kompatibel.
c) Undang-Undang 24 Juli 1966 dan Kepurusan 12 Agustus 1969 : menetapkan bahwa Auditor
Hukum harus menjadi anggota Compagnie Nationale des Commissaires aux Comptes (CNCC).
Sejak berakhirnya Perang Dunia ke-II, profesi akuntan dan audit Perancis telah dibagi
menajdi dua profesi terpisah yang diatur oleh Pemerintah. UU Perancis membatasi Auditor Hukum
dan Akuntan PUblik dari bekerja untuk klien yang sama. Profesi Auditing diatur oleh CNSS, dan
profesi Akuntan diatur oleh Ordre des Experts-Comptables(OEC). CNCC diawasi oleh
Departemen Kehakiman (Garde des Sceaux), sedangkan OEC diawasi Kementrian Ekonomi dan
Keuangan.
Semua auditor wajib terdaftar dalam daftar resmi oleh CNCC. CNCC melihat bahwa
perannya sangat diperluas untuk mencakup pemeriksaan akun di semua kategori organisasi, baik
dalam perusahaan laba atau nirlaba. Di luar misi undang-undang untuk membuktikan bahwa
laporan keuangan menyajikan pandangan yang benar dan adil dari posisi keuangan dan hasil
operasi perusahaan, auditor Prancis juga dipanggil untuk campur tangan ketika perusahaan mencari
modal tambahan atau untuk menyediakan prosedur peringatan dini untuk perusahaan yang
kemungkinan menghadapi kesulitan keuangan (CNCC, 1994, 1999, 2000).
Permasalahan Enron dan WorldCom membuat Pemerintah Perancis untuk mengubah
struktur peraturan Perancis untuk mengaudit Undang-Undang Perancis, dikarenakan permasalahan
itu dirasakan menimbulkan keraguan signifikan pad akualitas informasi keuangan dan akuntansi di
AS, dan telah menyebar ke semua perusahaan internasional. Seperti yang dinyatakan oleh
President of the Assembly, Jean-Louis Debre bahwa Pemerintah Perancis perlu mengubah struktur
peraturan Perancis untuk mengembalikan kepercayaan pada fungsi perusahaan dan keandalan
pasar keuangan, dimana undag-Undang tentang Keamanan keuangan akan memberikan keyakinan
untuk memulihkan praktik yang sehari dari tata kelola perusahaan dan transparansi informasi
keuangan.
Alasan yang menjelaskan penggunaan Amerika Serikat sebagai model, yaitu Sarbanes-oxley
Act memiliki yuridiksi ekstrateritorial, dimana Pemerintah Perancis menjadi sasaran tekanan
internasional. Pemerintah Perancis ingin Komisi Exchange menjadi regulator “tingkat pertama”
yang dapat berbicara pada USA SEC. Hal ini Komisi Keuangan Senat, SEC muncul sebagai
pemimpin karena pengaruhnya di pasar keuangan. Komisi Senat menyoroti fakta bahwa Perancis
sudah memiliki rezim hukum yang ketat terkait perhatian untuk mencegah peluang konflik
kepentingan.
Undang-Undang No 2003-706 tertanggal 1 Agustus 2003 (LSF), menuat 139 artikel yang
dibagi menjadi 4 judul yang fokus pada modifikasi terhadap struktur badan pengatur, modifikasi
aktivitas yang diizinkan dari Auditor Hukum, meningkatkan perlindungan investor, dan ketentuan
yang berhubungan dengan asuransi, hukum keuangan, hukum perbankan, hukum akuntansi, dan
hukum perusahaan. Reformasi oleh LSF termasuk pembuatan Haut Conseil du Commissariat aux
Comptes (H3C), dimana Pemerntah Perancis menuduh H3C dengan memiliki fungsi sebagai
pemantauan profesi audit, dan memastikan kepatuhan dengan etika professional, terutama
independensi auditor. Dalam hal ini, H3C tampak serupa dengan PCAOB oleh Amerika Serikat.
Selain penciptaan H3C, terdapat perubahan lain pada struktur peraturan untuk Audit Hukum seperti
pemisahan antara layanan konsultasi dan audit, serta jangka waktu maksimum 6 tahun sebagai
Auditor Hukum untuk perusahaan tertentu.
Muncul kekhawatiran terhadap profesi audit di Perancis sebelum diberlakukannya LSF.
Berbagai pihak baik dari dalam maupun luar pemerintahan telah sepakat menyatakan bahwa
struktur regulasi untuk audit hukum di Perancis akan mengalami perubahan secara bertahap.
Diantaranya muncul pemisahan antara peran konsultasi dan sertifikasi yang sudah diberlakukan di
Perancis sebagai upaya untuk menghindari permasalahan seperti di Amerika. Selain itu, profesi
audit di Perancis sudah diatur dalam sistem Anglo-Saxon dimana telah adanya penyesuaian dengan
budaya hukum setempat. Melalui LSF dan pembentukan HC3 diharapkan akan mampu
meningkatkan etika profesi audit guna menjaga kredibilitas Perancis di lingkup Internasional.
Selain itu, peranan LSF dalam hal ini juga untuk mempertahankan status profesi auditor agar
berpartisipasi aktif berdasarkan etika profesi dan mekanisme pemantauan praktek.
Adapun perubahan dalam struktur regulasi di Perancis difokuskan pada tiga hal, yaitu:
a) Menciptakan otoritas pengawas eksternal untuk profesi (HC3);
b) Penguatan aturan independensi; dan
c) Penciptaan kekuatan baru untuk Garde des Sceaux (Menteri Kehakiman) dan komisi sekuritas
(Autorite' des marche's financiers).
Pada gambar 2 mengilustrasikan struktur regulasi untuk audit hukum (statutory auditing) di
Perancis sebelum dan sesudah LSF.
Gambar 2 Regulatory Structure of Auditing in France

Secara garis besar, perubahan struktur regulasi di Perancis terjadi akibat perubahan struktur
regulasi untuk audit hukum di Amerika Serikat. Sedangkan operasi badan pengawas (CNCC) tidak
mengalami perubahan ruang lingkupnya meliputi pembentukan audit, etika dan standar
independensi, serta review praktek dan prosedur disiplin. Selain itu, upaya perubahan struktur
regulasi ini ditujukan untuk memungkinkan auditor Perancis untuk dapat mengaudit perusahaan di
Amerika Serikat. Hal ini merupakan contoh dari decoupling dimana terjadi perubahan simbolik
yang dangkal dalam struktur regulasi dan bersifat tidak signifikan dalam mengubah prosedur
operasi internal badan pengawas akan tetapi hal ini perlu dilakukan akibat dorongan kepentingan
ekonomi dari profesi audit Perancis untuk dapat melakukan audit terhadap perusahaan Perancis di
Amerika maupun anak perusahaan Amerika di Perancis.

3. Changes in the regulatory structure for statutory auditing in Canada


Gambar 3 Regulatory Structure of Auditing in Canada

Di Kanada, pemerintah provinsi bekerjasama dengan badan-badan profesional akuntan hal


ini karena pemerintah provinsi memiliki wewenang untuk mengatur praktek audit hukum. Adapun
penunjukan The Chartered Accountant (CA) sebagai auditor hukum berlisensi di Kanada menjadi
yang paling menonjol. Namun, selain CA juga terdapat dua badan profesional lainnya yaitu
Certified Management Accountants (CMA) dan Certified General Accountanta (CGA). Sebagian
besar badan akuntan profesional di setiap provinsi di Kanada sepakat untuk bergabung menjadi
suatu badan profesional baru yang disebut CPA Kanada, dengan sebutan profesional yang baru
yaitu Chartered Professional Accountant (CPA). Adapun tujuan dari penggabungan ini adalah
untuk mencapai akuntansi terpadu dan profesi audit di seluruh Kanada.
Pada dasarnya tidak terjadi skandal akuntansi dan audit di Kanada sehingga tuntutan untuk
melakukan reformasi struktur regulasi untuk audit hukum menjadi relatif lemah. Namun perubahan
terjadi seiring dengan diterbitkannya surat terbuka berjudul “The Enron Situation” pada Februari
2002. Presiden CICA (CPA Kanada) menyatakan bahwa terdapat perbedaan atas operasi profesi
yang dilakukan di Kanada dengan di Amerika Serikat. Begitupun disiplin, pengawasan rezim dan
sistem inspeksi praktik di Kanada juga berbeda dari proses peer review Amerika. Namun tidak
menutup kemungkinan jika perubahan struktur regulasi juga diperlukan di Kanada (Smith, 2002).
Adapun alasan utama dilakukan perubahan struktur regulasi untuk audit hukum di Kanada
adalah sebagai berikut (Be'dard, 2005):
a) Menjaga reputasi pasar modal Kanada dalam menghadapi potential contagion dari Amerika
Serikat;
b) Mencegah potensi konsekuensi bagi perusahaan Kanada dan auditor hukum dari peraturan
yang diberlakukan oleh undang-undang AS; dan
c) Memelihara sistem self-regulation profesi akuntansi Kanada.
Terdapat dua perubahan utama atas struktur regulasi di Kanada. Pertama, POB independen,
the Canadian Public Accountability Board (CPAB) didirikan pada tahun 2002. CPAB didirikan
sebagai upaya kooperatif nasional yang melibatkan regulator federal dan provinsi serta CPA.
Serupa dengan PCAOB di Amerika Serikat, CPAB bertanggung jawab untuk mendaftarkan
perusahaan audit, inspeksi praktek, dan mendisiplinkan perusahaan. Selanjutnya, perubahan kedua
adalah didirikannya Auditing and Assurance Standards Oversight Council (AASOC) pada Oktober
2002 untuk mengawasi kegiatan Auditing and Assurance Standards Board (AASB). Dengan
demikian, perubahan struktur regulasi audit hukum di Kanada dapat digambarkan sebagai upaya
untuk meningkatkan peran profesi audit dalam struktur regulasi. Namun, badan profesional di
Kanada membuat perubahan pada struktur regulasi dengan mempertimbangkan profesional
deliberations dan konsultasi daripada melalui coercive power pemerintah seperti di Amerika
Serikat, sehingga profesional self-regulation tetap dipertahankan.
E. Comparative Analysis and Discussion
Tabel 1 Comparison of Regulatory Structures

Dalam tabel di atas, terlihat adanya kesamaan dalam struktur regulasi untuk audit hukum di
Amerika Serikat, Perancis dan Kanada. Dimana masing-masing negara memiliki badan pengawas yang
dibentuk oleh pemerintah, serta melibatkan badan-badan profesional. Entitas badan profesional ini
selalu di bawah kontrol langsung dari pemerintah. Umumnya, mayoritas keanggotaan badan-badan ini
ditunjuk oleh pemerintah serta kekuasaan dan tanggung jawab mereka ditentukan oleh hukum, dan
mereka bertanggung jawab langsung kepada pemerintah atas tindakan dan keputusan mereka.
Di Amerika Serikat, hukum-hukum seputar struktur regulasi untuk audit hukum telah
menyebabkan pendirian lembaga kuasi-pemerintah (yaitu Dewan Akuntansi atau PCAOB) yang
bertanggung jawab untuk aspek-aspek tertentu dari struktur regulasi. Sebaliknya, di Kanada badan
pengawas biasanya dikendalikan oleh anggota profesi audit, sementara di Perancis pengendali untuk
auditor hukum dikendalikan oleh Pemerintah Perancis.
Setelah diberlakukannya Undang-Undang Sarbanes-Oxley, struktur regulasi untuk audit hukum
mengalami proses perubahan yang dramatis di Amerika Serikat dimana kekuatan self-regulatory dari
profesi Amerika secara efektif dihilangkan dan dialihkan ke PCAOB. Di Perancis, LSF diberlakukan
pada tahun 2003, hal ini mengubah nama-nama struktur regulasi tertentu dalam proses mimeticism
institusional, yang secara simbolis mengadopsi struktur regulasi yang dibuat di Amerika Serikat, tetapi
tidak secara mendasar mengubah struktur regulasi yang sebelumnya telah ada di Perancis. Sedangkan
di Kanada, akibat tingginya proporsi perusahaan Kanada yang terdaftar di Amerika Serikat, menjadi
penting untuk mengakui perubahan yang terjadi dalam struktur regulasi untuk audit hukum di Amerika
Serikat. Namun, identitas profesi akuntan Kanada juga berupaya untuk mempertahankan nilai-nilai
profesionalisme berdasarkan self-regulation dan profesi audit telah secara efektif mampu
mempertahankan self-regulation tersebut.

F. Summary and Conclusion


Berdasarkan hasil pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Terdapat perubahan terbaru dalam struktur regulasi untuk audit hukum di Amerika Serikat, Perancis
dan Kanada. Ketiga negara dipilih untuk dianalisis karena secara historis mereka memiliki struktur
hukum dan politik yang berbeda sehingga berdampak pada cara regulasi diimplementasikan.
2. Di Amerika Serikat, struktur hukum dan politik federal bagi 50 negara bagian memiliki
independensi untuk perizinan auditor hukum dalam menetapkan standar audit dan regulasi praktik.
3. Di Kanada juga terdapat struktur federal, namun perizinan auditor hukum, standar regulasi dan
regulasi praktik berada di tangan lembaga profesional.
4. Di Perancis, perizinan auditor hukum serta standar regulasi dan praktek regulasi dipegang badan
pemerintah serta diawasi oleh pemerintah.
5. Teori neo-institusional stitusional digunakan sebagai kerangka teoritis dalam makalah ini. Adapun
alasan memilih teori institusional yaitu: 1) Teori neo-institusional mengakui pentingnya regulasi
profesional dalam reproduksi isomorfik dari struktur sosial. 2) Teori neo-institusional menekankan
interaksi antara evolusi regulasi profesional dan kekuatan peraturan negara. 3) Co-evolution
lembaga-lembaga negara dan lembaga-lembaga regulasi profesional merupakan faktor kunci dalam
perubahan kelembagaan. 4) Teori neo-institusional digunakan untuk memahami dinamika
globalisasi, perubahan ini telah diberlakukan oleh hukum di Amerika Serikat, di mana pemerintah
federal telah mengambil alih segmen besar dari sebelumnya self-regulatory pada aspek regulasi
profesional. Sementara di Perancis perubahan dalam struktur regulasi memberikan penampilan
simbolis meniru bentuk struktural dari Sarbanes-Oxley. Sedangkan di Kanada perubahan struktural
telah dihasilkan dari tekanan normatif, dimana profesi akuntan publik umumnya telah mampu
mempertahankan kemampuannya untuk mengatur diri sendiri berdasarkan tanggung jawab
profesional yang sebagian besar diterima oleh masyarakat Kanada dan pemerintah.
6. Perlu adanya tinjauan lebih lanjut atas konvergensi regulasi audit hukum apakah sebenarnya efektif
dalam melindungi kepentingan publik. Hal ini dikarenakan perubahan terbaru dalam struktur
regulasi untuk audit hukum jika dilihat di Amerika Serikat, Perancis dan Kanada tidak selalu
mengarah pada kesimpulan bahwa perubahan telah efektif dalam melindungi kepentingan publik.
Ernesta:
1. Di indonesia di audito hukum asahi, seberapa besar perannya? Dlm menekan korupsi di
indonesia?
Keberadaan auditor hukum dinilai penting di Indonesia. Soalnya, banyak para pejabat di
pemerintahan, baik di tingkat pusat maupun daerah yang tersandung kasus hukum terutama
kasus korupsi. Hal ini lantaran kebijakan yang dikeluarkan menabrak regulasi yang ada.

baik di tingkat pusat maupun daerah tidak mengetahui risiko hukum dalam membuat
kebijakan. Dengan mengetahui risiko hukum, mereka tidak akan melakukan penyimpangan.

Pasalnya, dalam hal ini BPK hanya melakukan audit keuangan, bukan audit hukum

diperlukan auditor hukum yang handal untuk mengatasi semua itu. Dalam waktu dekat,
katanya, ASAHI akan membuat Program Pendidikan Auditor Hukum-ASAHI.

agar para pejabat dan staf yang bersinggungan dalam masalah hukum dapat meningkatkan
ketaatan hukum dalam penerapannya. “Pendidikan auditor hukum ini juga dapat memberikan
kontribusi nyata dalam penegakan hukum di Indonesia.

- Undang2 tidak bertentangan dengan peraturan di atasnya

2. Tindakan hukum thdp auditor berdampak – thd auditor


Ketika auditor dihadapkan pada konflik dimana harus bersikap independen dalam
memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan, namun di sisi lain auditor
juga harus dapat memenuhi tuntutan entitas yang diperiksa agar entitas tersebut puas
dengan pekerjaannya. Hal ini dapat memunculkan tekanan ketaatan serta dapat
menghasilkan variasi pada keputusan auditor terutama memperbesar kemungkinan
pelanggaran standar etika. Langkah antisipatif dalam mengatasi hal tsb seperti apa?

Hisyam:
1. Definisi auditor hukum adalah? Memeriksa apa?
profesi hukum yang bersertifikat dalam menjalankan audit hukum

saat ini masih banyak dari kalangan pejabat publik penyelenggara negara (legislatif, eksekutif
dan yudikatif), dan swasta bahkan dari kalangan akademisi tidak menghormati, mentaati atau
mematuhi hukum dalam setiap mengambil keputusan dan melakukan perbuatan hukum.
Audit dari segi hukum belum dilakukan kecuali untuk perusahaan-perusahaan tertentu yang
akan menerbitkan dan melakukan penawaran umum atas efek.

Dari hasil audit hukum tersebut akan dapat diindentifikasi adanya penyimpangan hukum yang
terjadi dalam suatu transaksi atau perbuatan hukum, sehingga diketahui tingkat ketaatan dan
kepatuhan hukum atau seberapa jauh hukum dipatuhi/ditaati oleh para pihak yang
bersangkutan dalam melaksanakan perbuatan hukum.

Melki:
1. Kasus enron, melahirkan aturan diantaranya sox bertentangan dg ACPA. Apakah aturan2 yg
dikeluarkan organisasi audit apakah u/ kepentingan organisasi itu sendiri/pencitraan shg di mata
klien organisasi itu baik adanya?
Terkait peraturan yg sudah disusun sedemikian rupa namun tidak mampu mengatasi masalah secara
keseluruhan, pertama karna etika auditor itu sendiri
Peraturan perundangan akan efektif dalam menyelesaikan masalah, hukum itu sendiri harus
jelas agar masyarakat menerima. Hukum tidak jelas karena adanya multi tafsir (merasa tidak
bersalah/tidak menyimpang). Fungsi audit hukum untuk mendapatkan kepastian hukum. Audit
yg wajib berdasar peraturan.

Pelatihan, pendampingan

Pendidikan auditor hukum ini juga dapat memberikan kontribusi nyata dalam penegakan
hukum di Indonesia

You might also like