Professional Documents
Culture Documents
The Regulation of Statutory Auditing: An Institutional Theory Approach
The Regulation of Statutory Auditing: An Institutional Theory Approach
Oleh:
1. Deuis Fitriani 176020300111001
2. Herry Linda Anjani 176020300111013
MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2018
A. Introduction
Definisi “Audit Hukum” yaitu praktik yang melibatkan produksi pernyataan yang terorganisir
(pendapat) mengenai laporan keuangan beberapa perusahaan oleh seseorang atau orang yang secara
resmi diakui oleh suatu negara atau pemerintah yang berkompeten dalam melaksanakan Audit, dimana
Auditor wajib memiliki peran penting dalam memberikan kredibilitas terhadap laporan keuangan
perusahaan karena Pengguna laporan keuangan menganggap aporan audit sebagai jaminan keandalan
(European Commission, 1998). Statutory auditing dibedakan dari keseluruhan praktek akuntan publik
dalam audit wajib yang fokus pada audit yang diamanatkan oleh hukum dan diatur oleh negara.
Regulasi pada statutory auditing adalah untuk melindungi kepentingan publik, dan salah satu tujuan ini
telah diartikulasikan yang bervariasi dari satu negara ke negara lain.
Makalah ini membahas dan menganalisis evolusi baru peraturan audit perundang-undangan dari
perspektif Teori Neo-Institutional. Makalah memeriksa regulasi audit hukum di Amerika Serikat,
Prancis, dan Kanada. Ketiga negara tersebut dipilih diakrenakan hingga saat ini struktur peraturan
untuk audit relative berbeda. Setelah diberlakukannya Sarbanes-Oxley Act of 202 di Amerika Serikat,
dan legislasi yang sebdanging di Perancis dan Kanada, ketiga negara tersebut tampaknya menjadi
serupa. Kesamaan yang berkembang tersebut sebagai hasil dari tekanan eksternal dari pasar modal
global terkait praktik pengaturan standar yang melampaui batas-batas nasional. Kesamaan tersebut
merupakan bentuk “pemisahan”, dimana pelaku di bidang kelembagaan dari peraturan professional
terletak dibawah tekanan dari kekuatan eksternal, dimana berusaha untuk meningkatkan legitimasi
dengan mempertahankan fleksibilitas dalam praktik internal dan mempertahankan tingkat tertentu.
Fokus analitis dari makalah yaitu pada struktur peraturan dan bagaimana peraturan tersebut
berubah sepanjang waktu, daripada fokus terhadap perusahaan professional yang telah mencoba
mempengaruhi struktur peraturan. Kontribusi makalah pada literature terletak pada penyelidikan
bagaimana struktur peraturan dapat muncul menjadi serupa, disamping mempertahankan karakteristik
khusus (Thornton et al, 2012). Pembahasan makalah yaitu:
1. Ringkasan Teori Neo-Institutional
2. Pendekatan Metodologi
3. Perubahan Struktur Regulasi untuk Audit Hukum di USA, Perancis, dan Kanada
B. Methodological Approach
Penelitian menggunakan dokumen dan catatan yang tersedia secar publik, dan artikel serta buku
yang diterbitkan, catatan kesaksian publik di hadapan badan legislative, dan peninjauan serta analisis
undang-undang yang berlaku. Makalah berusaha memahami bagaimana struktur peraturan untuk Audit
Hukum telah berubah dalam periode sejak berlalunya Undang-Undang Sarbanes-Oxley di Amerika
Serikat tahun 2002. Penelitian menggunakan pendekatan metodologis bersifat deskriptif tentang apa
yang telah terjadi dalam struktur peraturan, dan menganalisis untuk menggambatkan tingginya tingkat
kesamaan dalam struktur peraturan di tiga negara yang diselidiki, serta menggambarkan bagaimana
struktur peratruan tetap mempertahankan logika kelembagaan dasar khas masing-masing negara
sebelum UU Sarbanes-Oxley.
C. Neo-Institutional Theory
Weber (1947), Teori Neo-institutional telah berevolusi menjadi paradigm penelitian dengan
pengaruh dignifikan pada banyak dispilin ilmu social. Teori neo-institutional awalnya dikembangkan
dalam bidang sosiologi (DiMaggio dan Powell, 1983; Meyer dan Rowan, 1977), dan kemudian
digunakan dalam disiplin akademis lainnya seperti ilmu politik (Lowndes, 2001), perilaku organisasi
(Greenwood dan Suddaby, 2006), dan manajemen srategis (Lounsbury dan Glynn, 2001; Oliver, 1997).
Berbagai aspek teori neo-institutional telah memberikan kerangka teoritis untuk penelitian dalam
akuntansi, termasuk penelitian yang berfokus pada profesi akuntansi (Carpenter dan Dirsmith, 1993;
Dirsmith et al., 1997; Eden et al., 2001; Fogarty, 1992a, b , 1996; Fogarty et al., 1997; Suddaby et al.,
2007), peraturan akuntansi (Cooper dan Robson, 2006); dan peran pengaturan dari Securities and
Exchange Commission (SEC) (Bealing, 1994; Bealing et al., 1996).
Salah satu dasar yang mendasari teori neo-institusional, bahwa organisasi secara social
dibangun, dan organisasi tunguk pada tekanan yang mempengaruhi desain dan operasi struktur
peraturan yang ada. Pada makalah ini, organisasi diartikan sebagai struktur peraturan untuk Audit
Hukum, termasuk struktur hukum yang dibuat oleh pemerintah sesuai dengan Undang-Undang, serta
struktur peraturan yang dibuat oleh Badan professional yang bertindak di bawah pengawasan
pemerintah atau dalam cara yang independen.
Penggunaan teori neo-institusional dalam mempelajari peraturan audit perundang-undangan
telah direnungkan oleh DiMaggio dan Powell (1983 : 152) sebagai berikut,
“Profesi tunduk pada tekanan koersif dan mimetic yang sama seperti organisasi. Selain itu, berbagai
jenis professional dalam suatu organisasi dapat berbeda satu sama lain, mereka menunjukkan banyak
kesamaan dengan rekan professional mereka di organisasi lain. Dalam banyak kasus, kekuasaan
professional ditentukan oleh negara sebagaimana diciptakan oleh kegiatan profesi”.
Perubahan pada struktur peraturan dimotivasi oleh perilaku mencari legitimasi. Penciptaan
struktur peraturan yang menganut norma dan harapan dari bidang kelembagaan, pihak yang
bertanggung jawab atas pembuatan dan pemeliharaan struktur menunjukkan bahwa mereka bertindak
atas tujuan yang dinilai secara kolektif dengan cara yang sah (Meyer dan Rowan, 1977). Dengan
demikian, upaya sadar dilakukan untuk menciptakan, memelihara, dan mengelola legitimasi pada pihak
eksternal untuk menerima dukungan yang bekelanjutan berkelanjutan (DiMaggio dan Powell, 1983;
Meyer dan Rowan, 1977). Bidang yang sangat dilembagakan memberikan tekanan pada struktur
peraturan dan badan pengatur karena kekuatan negara dan kekuatan eksternal lainnya yang
mempengaruhi struktur pengaturan menjadi praktik adopsi yang sesuai dengan harapan.
Perubahan terbaru dalam struktur peraturan untuk audit hukum di AS, Prancis dan Kanada
mencerminkan dampak dari tekanan eksternal dari pasar modal global terhadap praktik regulasi yang
semakin terstandarisasi untuk audit secara global. Namun, ada juga bukti pemisahan, khususnya
sehubungan dengan perubahan dalam struktur peraturan Perancis dan Kanada. Perubahan terbaru dalam
struktur peraturan dijelaskan, sebagai berikut:
Secara garis besar, perubahan struktur regulasi di Perancis terjadi akibat perubahan struktur
regulasi untuk audit hukum di Amerika Serikat. Sedangkan operasi badan pengawas (CNCC) tidak
mengalami perubahan ruang lingkupnya meliputi pembentukan audit, etika dan standar
independensi, serta review praktek dan prosedur disiplin. Selain itu, upaya perubahan struktur
regulasi ini ditujukan untuk memungkinkan auditor Perancis untuk dapat mengaudit perusahaan di
Amerika Serikat. Hal ini merupakan contoh dari decoupling dimana terjadi perubahan simbolik
yang dangkal dalam struktur regulasi dan bersifat tidak signifikan dalam mengubah prosedur
operasi internal badan pengawas akan tetapi hal ini perlu dilakukan akibat dorongan kepentingan
ekonomi dari profesi audit Perancis untuk dapat melakukan audit terhadap perusahaan Perancis di
Amerika maupun anak perusahaan Amerika di Perancis.
Dalam tabel di atas, terlihat adanya kesamaan dalam struktur regulasi untuk audit hukum di
Amerika Serikat, Perancis dan Kanada. Dimana masing-masing negara memiliki badan pengawas yang
dibentuk oleh pemerintah, serta melibatkan badan-badan profesional. Entitas badan profesional ini
selalu di bawah kontrol langsung dari pemerintah. Umumnya, mayoritas keanggotaan badan-badan ini
ditunjuk oleh pemerintah serta kekuasaan dan tanggung jawab mereka ditentukan oleh hukum, dan
mereka bertanggung jawab langsung kepada pemerintah atas tindakan dan keputusan mereka.
Di Amerika Serikat, hukum-hukum seputar struktur regulasi untuk audit hukum telah
menyebabkan pendirian lembaga kuasi-pemerintah (yaitu Dewan Akuntansi atau PCAOB) yang
bertanggung jawab untuk aspek-aspek tertentu dari struktur regulasi. Sebaliknya, di Kanada badan
pengawas biasanya dikendalikan oleh anggota profesi audit, sementara di Perancis pengendali untuk
auditor hukum dikendalikan oleh Pemerintah Perancis.
Setelah diberlakukannya Undang-Undang Sarbanes-Oxley, struktur regulasi untuk audit hukum
mengalami proses perubahan yang dramatis di Amerika Serikat dimana kekuatan self-regulatory dari
profesi Amerika secara efektif dihilangkan dan dialihkan ke PCAOB. Di Perancis, LSF diberlakukan
pada tahun 2003, hal ini mengubah nama-nama struktur regulasi tertentu dalam proses mimeticism
institusional, yang secara simbolis mengadopsi struktur regulasi yang dibuat di Amerika Serikat, tetapi
tidak secara mendasar mengubah struktur regulasi yang sebelumnya telah ada di Perancis. Sedangkan
di Kanada, akibat tingginya proporsi perusahaan Kanada yang terdaftar di Amerika Serikat, menjadi
penting untuk mengakui perubahan yang terjadi dalam struktur regulasi untuk audit hukum di Amerika
Serikat. Namun, identitas profesi akuntan Kanada juga berupaya untuk mempertahankan nilai-nilai
profesionalisme berdasarkan self-regulation dan profesi audit telah secara efektif mampu
mempertahankan self-regulation tersebut.
baik di tingkat pusat maupun daerah tidak mengetahui risiko hukum dalam membuat
kebijakan. Dengan mengetahui risiko hukum, mereka tidak akan melakukan penyimpangan.
Pasalnya, dalam hal ini BPK hanya melakukan audit keuangan, bukan audit hukum
diperlukan auditor hukum yang handal untuk mengatasi semua itu. Dalam waktu dekat,
katanya, ASAHI akan membuat Program Pendidikan Auditor Hukum-ASAHI.
agar para pejabat dan staf yang bersinggungan dalam masalah hukum dapat meningkatkan
ketaatan hukum dalam penerapannya. “Pendidikan auditor hukum ini juga dapat memberikan
kontribusi nyata dalam penegakan hukum di Indonesia.
Hisyam:
1. Definisi auditor hukum adalah? Memeriksa apa?
profesi hukum yang bersertifikat dalam menjalankan audit hukum
saat ini masih banyak dari kalangan pejabat publik penyelenggara negara (legislatif, eksekutif
dan yudikatif), dan swasta bahkan dari kalangan akademisi tidak menghormati, mentaati atau
mematuhi hukum dalam setiap mengambil keputusan dan melakukan perbuatan hukum.
Audit dari segi hukum belum dilakukan kecuali untuk perusahaan-perusahaan tertentu yang
akan menerbitkan dan melakukan penawaran umum atas efek.
Dari hasil audit hukum tersebut akan dapat diindentifikasi adanya penyimpangan hukum yang
terjadi dalam suatu transaksi atau perbuatan hukum, sehingga diketahui tingkat ketaatan dan
kepatuhan hukum atau seberapa jauh hukum dipatuhi/ditaati oleh para pihak yang
bersangkutan dalam melaksanakan perbuatan hukum.
Melki:
1. Kasus enron, melahirkan aturan diantaranya sox bertentangan dg ACPA. Apakah aturan2 yg
dikeluarkan organisasi audit apakah u/ kepentingan organisasi itu sendiri/pencitraan shg di mata
klien organisasi itu baik adanya?
Terkait peraturan yg sudah disusun sedemikian rupa namun tidak mampu mengatasi masalah secara
keseluruhan, pertama karna etika auditor itu sendiri
Peraturan perundangan akan efektif dalam menyelesaikan masalah, hukum itu sendiri harus
jelas agar masyarakat menerima. Hukum tidak jelas karena adanya multi tafsir (merasa tidak
bersalah/tidak menyimpang). Fungsi audit hukum untuk mendapatkan kepastian hukum. Audit
yg wajib berdasar peraturan.
Pelatihan, pendampingan
Pendidikan auditor hukum ini juga dapat memberikan kontribusi nyata dalam penegakan
hukum di Indonesia