Jambu Cangkok

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 4

KAJIAN TEKHNIK MENCANGKOK

PERBANYAKAN JAMBU KRISTAL (Psidium guava)

Tience Elizabet Pakpahan

Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Medan

ABSTRACT

Crystal guava (non-seed) is a fruit plant that comes from Taiwan and widely cultivated in Indonesia. For producing
high quality fruit and increase the number of plants that are more productive, one of the efforts is by marcotted. The
usual technique is slashing stem, the other marcotting technique is wrapped around the rod with a wire. This study
aimed to obtain marcotting techniques and growth regulators the right to obtain the marcotting root crystals guava.
This study was conducted in November 2014 - January 2015 on land STPP practice field. This study uses a completely
randomized design (CRD) with 2 factors and 3 replications. The first factor is the technique of grafting, which is
wrapped around the stem with wire and wounding / slashing cambium. The second factor is without the use of Rootone
F and use Rootone F. Media used is rice husk and cocopeat media derived from coconut fibers are mashed. The
variables include the percentage grafts observations of life, as it appears Kallus, number of roots and root length. Data
were analyzed descriptively.The results showed that treatment using marcotting techniques with twining stems better
than using stem incisions. In the media using rice husk, the percentage of marcotte survival by 100%, while emerging
the highest Kallus started in the second week that T1F1 by 20%, the highest number of roots in the treatment T1F1 is 69
and the highest root length on T1F2 is 9,67cm. While the media are using cocopeat, the percentage of graft survival by
83.33%, while emerging the highest Kallus started in the second week that T1F2 by 25%, the highest number of roots in
the treatment T1F2 is 29 and the highest root length is 7.83 cm T1F2.

Keywords: crystal guava, marcotting, wire wrapped

dalam waktu singkat. Namun dalam


pelaksanaannya membutuhkan waktu agak lama
PENDAHULUAN dan agak rumit.
Pada umumnya mencangkok biasa dilakukan
dengan cara melukai/menyayat hingga bersih dan
J ambu kristal merupakan jambu biji yang
hampir tanpa biji. Berasal dari Taiwan yang
banyak digemari karena rasanya yang segar dan
menghilangkan kambium pada cabang atau ranting
sepanjang 5-10 cm pada tanaman dikotil. Selain
cara diatas, ada tekhnik lain mencangkok yaitu
nikmat, biji yang sangat minim dan daging yang dengan tanpa melukai batang. Mencangkok
sangat tebal.Jambu kristal ini memiliki daya saing dilakukan dengan cara melilitkan kawat pada
tinggi karena memiliki beberapa keunggulan yaitu: batang yang telah memiliki kriteria layak untuk
unggul dalam cita rasa yang segar, manis, kres, cangkokan kemudian dibalut dengan media yang
berdaging tebal dan hampir tanpa biji, mudah kering.
dibudidayakan, frekuensi panen yang tinggi, Metode mencangkok tanpa menyayat (lilit
peluang wirausaha yang tinggi baik buah dan kawat pada batang) akan menghemat waktu dan
pembibitan, dengan harga jual jambu ini di tingkat hasil cangkokan lebih banyak apalagi bila
petani sekitar Rp 15.000/kg, sedang di supermarket permintaan kebutuhan bibit meningkat.
Rp 25.000-Rp 45.000/kg. Penggunaan kawat yang dililitkan pada batang
Dalam perkembangbiakan, tanaman, media tanam, zat pengatur tumbuh dapat
perkembangbiakan jambu kristal dilakukan dengan dilakukan sebagai upaya untuk mengatasi kendala
vegetatif seperti : cangkok, stek, dan tempel karena yang muncul dalam mencangkok.
kondisi hampir tanpa biji. Mencangkok merupakan Tujuan Penelitian:
perbanyakan tanaman yang akan menghasilkan 1. Untuk mengetahui tekhnik mencangkok yang
tanaman baru dengan sifat yang sama seperti tepat untuk pembentukan akar pada tanaman
induknya serta jumlah tanaman yang lebih banyak jambu kristal.
28 Agrica Ekstensia. Vol. 9 No. 2 Nopember 2015: 27-30

2. Untuk mengetahui zat pengatur tumbuh dalam HASIL DAN PEMBAHASAN


pembentukan akar pada tanaman jambu kristal.
3. Untuk mengetahui media yang terbaik dalam Persentase Cangkok Hidup
mencangkok tanaman jambu kristal.
a. Media sekam padi
Persentase cangkok hidup dapat dijadikan
METODOLOGI sebagai ukuran keberhasilan dalam perbanyakan
vegetatif dengan metode cangkok. Persentase
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan keberhasilan cangkok hidup adalah sebesar 100%
November 2014 - Januari 2015 di lahan Praktek yaitu berjumlah 12 unit dari 12 unit. Persentase
Jurusan Penyuluhan Pertanian STPP Medan. keberhasilan cangkok hidup adalah sebesar 83,33%
Penelitian ini dilaksanakan dengan Rancangan yaitu berjumlah 10 unit dari 12 unit.
Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari dua b. Media cocopeat
faktor yaitu: Persentase keberhasilan cangkok hidup adalah
a. Pada media sekam padi sebesar 83,33% yaitu berjumlah 10 unit dari 12
FaktorA : Tekhnik Mencangkok unit. Indikator bahwa cangkok tersebut hidup
T1 : Lilit dengan kawat adalah pucuk cabang cangkok masih terdapat daun
T2 : Disayat dan terlihat segar hingga akhir pengamatan.
F1 :TidakmenggunakanRootoneF Cangkok yang mati disebabkan oleh beberapa
F2 :MenggunakanRootone F faktor yaitu faktor lingkungan, genetik, dan
b. Pada media cocopeat organisme pengganggu tanaman (OPT).
Faktor B : Media cangkok (media cocopeat)
T1 : Lilit dengan kawat Kemunculan kalus
T2 : Disayat
F1 :TidakmenggunakanRootoneF Kalus merupakan kumpulan sel-sel parenkim
F2 :MenggunakanRootone F yang laju pertumbuhannya tidak seragam. Kalus
juga dapat didefinisikan sebagai suatu jaringan
Dengan demikian diperoleh kombinasi hidup hasil dari suatu pertumbuhan yang terdiri
perlakuan yaitu: dari massa yang tidak teratur.
a. Media jerami dengan perlakuan T1F1, T1F2,
T2F1, T2F2, dan diulang sebanyak 3 x ulangan a. Media sekam padi
sehingga diperoleh 12 percobaan.
b. Media cocopeat dengan perlakuan T1F1,
T1F2, T2F1, T2F2, dan diulang sebanyak 3 x
ulangan sehingga diperoleh 12 percobaan.

Mencangkok Dengan Kawat

Dipilih cabang/batang yang memenuhi kriteria


cangkok kemudian diberi kawat dan dililitkan Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa
pada batang dan direkatkan dengan bantuan tang. kalus muncul pada minggu II pada perlakuan yang
Setelah cabang/batang dililit kawat, ditutup dengan menggunakan tekhnik mencangkok dengan melilit
plastik yang telah diisi cocopeat/sekam dengan batang dengan kawat yaitu perlakuan T1F1, T1F2
bantuan alat bantu cangkok kemudian diletakkan sedangkan pada perlakuan melukai/menyayat
dibagian batang yang terlilit kawat. Alat bantu kambium muncul pada minggu ke-tiga. Persentase
cangkok ini mempermudah. Media cangkok tertinggi pada awal pembentukan kalus yaitu pada
ditutup dengan plastik dan ikat dengan tali dengan perlakuan T1F1 yaitu sebesar 20% pada minggu ke
erat. Usahakan air tidak dapat masuk ke dalam II dan mencapai 95% pada minggu ke VI.
media cangkok dan tetap kering. Diberi label Perlakuan dengan menyayat batang kemunculaan
tanggal pencangkokan, dan pengambilan kalus pada minggu ke III sebesar 25 %. Media
cangkokan setelah 2-3 bulan kemudian. yang kering pada perlakuan ini mengakibatkan
tingkat stres tanaman yang tinggi sehingga
kemunculan kalus lebih cepat dengan perlakuan
Kajian Tekhnik Mencangkok... (Tience Elizabet Pakpahan) 29

melilit kawat. Sehingga pada bagian tersebut, kulit b. Media cocopeat


batang akan menggembung akibat adanya
penumpukan auksin dan karbohidrat, dan dengan
adanya media tanam maka zat-zat tersebut akan
menstimulir terbentuknya kalus atau akar.
Tanaman yang berada pada kondisi relatif sedikit
air dan unsur hara cenderung membentuk akar
lebih banyak.

b. Media cocopeat Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa


jumlah akar terbanyak terdapat pada perlakuan
T1F2 yaitu 29 buah sedangkan terendah pada
perlakuan T2F2 yaitu 12 buah.Jumlah akar dengan
perlakuan melilit batang dengan kawat dan disertai
pemberian rootone F dapat merangsang
pembentukan jumlah akar tanaman.

Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa Panjang Akar


Akar yang tumbuh secara optimal akan
kalus muncul pada minggu II pada perlakuan yang
tumbuh secara optimal, karena akar yang panjang
menggunakan tekhnik mencangkok dengan melilit
akan meningkatkan kemampuan menyerap nutrisi.
batang dengan kawat yaitu perlakuan T1F1, T1F2
Panjang akar merupakan hasil perpanjangan sel-sel
sedangkan pada perlakuan melukai/menyayat
dibelakang meristem ujung akar dan meristem ini
kambium muncul pada minggu ke-tiga. Persentase
mempunyai posisi dibelakang meristem ujung akar
tertinggi pada awal pembentukan kalus yaitu pada
dan meristem ini mempunyai posisi dibelakanag
perlakuan T1F2 yaitu sebesar 25% dan mencapai
karena selain membentuk sel-sel yang memanjang
95% pada minggu ke VI.Perbedaan waktu saat
juga menghasilkan sejumlah sel kearah meristem
munculnya kalus tersebut akibat perbedaan respon
ujung yang membentuk tudung akar
sel-sel atau jaringan tanaman terhadap ketersediaan
(Dwijoseputro, 1990).
auksin eksogen dan endogen.
a. Media sekam padi
Jumlah akar tanaman

a. Media sekam padi

Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa


panjang akar tertinggi adalah pada perlakuan T1F2
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa yaitu 9,67 cm sedangkan terendah yaitu perlakuan
jumlah akar terbanyak terdapat pada perlakuan T2F2 yaitu 6,67cm.
T1F1 yaitu 69 buah sedangkan terendah pada
perlakuan T2F1 yaitu 15 buah. Pembentukan akar b. Media cocopeat
pada cangkok terjadi karena penumpukan zat-zat
makanan yang berasal dari daun-daun dibagian
atas, semakin banyak zar-zat makan yang
tertumpuk maka jumlah akar yang terbentuk juga
semakin banyak.
30 Agrica Ekstensia. Vol. 9 No. 2 Nopember 2015: 27-30

Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa Dharmawati, F.D, dkk. 2007. Pengaruh Media dan
panjang akar tertinggi adalah pada perlakuan T1F2 Hormon Tumbuh Akar terhadap
yaitu 7,83 cm sedangkan terendah yaitu perlakuan Keberhasilan Cangkok Ulin. Penelitian
T2F1 yaitu 2,33 cm. Hal ini menunjukkan bahwa Hutan Tanaman.
perlakuan yang menggunakan hormon pada
Dwijoseputro. 1990. Pengantar Fisiologi
cangkok dapat meningkatkan, mempercepat
Tumbuhan. Gramedia. Jakarta.
pertumbuhan akar, meningkatkan keseragaman
perakaran serta meningkatkan pemanjangan Ihsan, F.,danSukarmin.Tekhnik Pengujian Umur
perakaran. Asnawi et al. (1989) juga menjelaskan Batang Bawah Terhadap Keberhasilan dan
bahwa perkembangan akar utama yang dinyatakan Pertumbuhan Rambutan Hasil Okulasi.
dalam panjang dan kerimbunan akar dipengaruhi Gardner, Peace & Mitchell. 1991. Fisiologi
oleh imbangan zat pengatur tumbuh, bahan tanam, Tanaman Budidaya. Universitas Indonesia.
senyawa-senyawa pembangun seperti karbohidrat, Jakarta.
protein, lemak, vitamin B dan C serta mineral.
Prastowo, N.H, J. M. Roshetko, G.S. Maurung, E.
Nugraha, J. M. Tukan. F. Harun. 2006.
KESIMPULAN Tehnik Pembibitan dan Perbanyakan
Vegetatif Tanaman Buah. World
1. Pencangkokan jambu kristal menggunakan Agroforestry Centre (ICRAF) & Winrock
media sekam padi dengan teknik melilit International.Bogor.
batang dengan kawat lebih baik dalam Salibury & Ross, 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid
kemunculan kallus, jumlah akar dan panjang 3. Penerbit ITB Bandung.
akar dibandingkan dengan menyayat batang.
2. Pencangkokan jambu kristal menggunakan
media cocopeat dengan teknik melilit batang
dengan kawat lebih baik dalam kemunculan
kalus, jumlah akar dan panjang akar
dibandingkan dengan menyayat batang.
3. Pemberian rootone F dengan teknik melilit
batang dengan kawat menggunakan media
cocopeat lebih baik dalam kemunculan kalus
jumlah akar, dan panjang akar.
4. Pemberian rootone F dengan teknik melilit
batang dengan kawat menggunakan media
cocopeat lebih baik dalam pengukuran
panjang akar.

DAFTAR PUSTAKA

Asnawi, R., MP Yufdi, dan MT Soemantri. 1989.


Pengaruh Air Kelapa Terhadap
Pertumbuhan Setek Panili. Pemb Littri. 15
(2):79-83.
Anonimous. Perbanyakan Tanaman Jambu Non
Biji. Balai Penelitian Tanaman Buah
Tropika. Jakarta.
Christiani. 2011. Perbanyakan Tanaman Melinjo
Dengan Tekhnik Cangkok Di Kebun
Benih hortikulturan Tejomantri Wonorejo
Polokarto Sukoharjo. Universitas Sebelas
Maret. Surakarta.

You might also like