Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 18

CRITICAL JOURNAL REPORT

Ilmu Sosial Budaya Dasar

dosen pengampu “Drs.Dermawan Sembiring,M.Hum”

DISUSUN OLEH:

NAMA : ITA PRATIWI

NIM : 4153111032

KELAS : MATEMATIKA DIK C REGULER 2015

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas Berkat dan
Karunianya yang begitu besar sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas Critical
Journal Report, untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar
dengan materi Pentingnya Pendidikan Multikulturalisme di Indonesia

Saya juga mengucapkan terima kasih kasih kepada dosen pembimbing


mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar yang membimbing saya selama mata
kuliah ini berlangsung . Saya menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan. Oleh karena itu, Saya mengharapkan saran dan kritik demi
kesempurnaan makalah yang akan saya buat selanjutnya dan semoga makalah ini
dapat bermanfaat terutama untuk saya sendiri.

Akhir kata saya mengucapkan terima kasih , dan semoga makalah ini dapat
beguna bagi pembaca khususnya bagi saya sendiri.

Medan, 7 November 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..................................................................................... i

Daftar Isi ............................................................................................. ii

Bab I Pendahuluan ............................................................................... 1

Bab II Ringkasan Jurnal

2.1 Identitas Jurnal

Jurnal 1 .................................................................................... 2

Jurnal 2 .................................................................................... 3

2.2 Ringkasan Jurnal

Jurnal 1 .................................................................................... 4

Jurnal 2 ..................................................................................... 7

Bab III Analisis Jurnal ....................................................................... 11

Bab IV Penutup .................................................................................. 14

Daftar Pustaka .................................................................................... 15

Lampiran

ii
BAB I

PENDAHULUAN

Salah satu materi pada mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar adalah
mengenal Multikulturalisme. Multikulturalisme adalah istilah yang digunakan
untuk menjelaskan pandangan seseorang tentang ragam kehidupan didunia,
ataupun kebijakan kebudayaan yang menekankan tentang penerimaan terhadap
adanya keragaman. Istilah multikulturalisme akhir-akhir ini mulai
diperbincangkan diberbagai kalangan berkenaan dengan merebaknya konflik etnis
dinegara ini. Multikultural yang dimiliki Indonesia dianggap faktor utama
terjadinya konflik. Hal ini dikarenakan masyarakat indonesia merupakan
masyarakat dengan tingkat keragaman yang sangat kompleks yang disebut dengan
masyarakat multikultural. Maka penting bagi masyarakat terutama mahasiswa
memahami paham multikulturalisme agar dapat menerapkannya dalam kehidupan
bermasyarakat.

Dalam mencari pengetahuan yang baru mengenai Multikulturalisme, dapat


dilakukan dengan membaca referensi salah satunya dari jurnal internasional
ataupun nasional. Namun, dalam pembuatan sebuah jurnal, pasti ada pro dan
kontra termasuk di dalamnya mengenai keterkaitan topik dengan tujuan, metode
yang digunakan dalam penelitian, pembahasan dan kesimpulan yang dipaparkan
penulis serta bahasa dalam pemaparan materi. Kelemahan dan keungggulan
sebuah jurnal merupakan suatu masukan dan saran dalam setiap pembuatan
sebuah jurnal dan dapat menambah wawasan bagi para pembaca.

Dalam KKNI mahasiswa dituntut untuk mampu berpikir secara kritis,


kreatif dan inovatif dengan membandingkan lebih dari 1 jurnal dalam mencari
informasi yang lebih luas, hal ini juga berguna untuk menambah wawasan
mahasiswa dan mampu memberikan tanggapan terhadap pengetahuan yang baru
serta menerapkannya dalam kehidupannya.

1
BAB II

RINGKASAN JURNAL

2.1 Identitas Jurnal

Jurnal 1

Judul Pendidikan Multikultural Menuju Masyarakat Bermartabat


Jurnal Pendidikan Islam
Download http://journal.uhamka.ac.id/index.php/jpi/article/view/175
ISSN -
Vol/Halaman 7/02
Tahun September 2016
Penulis Bunyamin
Reviewer Kelompok III
Tanggal Review Minggu, 4 November 2017
Abstrak
Tujuan Penelitian Mengungkapkan secara mendalam tentang pendidikan
multikultural
Subjek Penelitian Masyarakat indonesia secara luas
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif
dengan menggunakan pendekatan analisis situasi

2
Jurnal II

Judul Pluralisme dan Pendidikan Multikultural di Indonesia


Jurnal JANTRA
Download http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbyogyakarta/wpcontent/uplo
ads/sites/24/2015/02/Jantra_Vol._IV_No._7_Juni_2009.pdf#page=3
9
ISSN 1907 – 9605

Vol/Halaman VI/07
Tahun Juni 2009
Penulis A.A Ngr Anom Kumbara
Reviewer Kelompok III
Tanggal Review Minggu, 4 November 2017
Abstrak
Tujuan Penelitian Menganalisis hubungan antara pluralisme, masyarakat
majemuk, dan pendidikan multikultural di Indonesia
Subjek Penelitian Kondisi sosial masyarakat indonesia majemuk
Metode penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif
dengan menggunakan pendekatan analisis situasi

3
2.2 Ringkasan Jurnal

Jurnal I

Pendahuluan Bangsa Indonesia adalah bangsa yang plural yang terdiri


atas berbagai kelompok etnis, budaya, agama dan lain-lain.
Konsep multikultural tidak dapat disamakan dengan konsep
keanekaragaman secara suku bangsa atau kebudayaan suku
bangsa yang menjadi ciri masyarakat majemuk, karena
multikultural menekankan keanekaragaman kebudayaan
dalam kesetaraan. Hal yang menjadi perhatian adalah
upaya untuk membangun Indonesia yang multikultural hanya
mungkin dapat terwujud apabila konsep multikultural
menyebar luas dan dipahami pentingnya bagi bangsa
Indonesia, serta adanya keinginan baik pada tingkat nasional
maupun lokal untuk mengadopsi dan menjadi pedoman
hidupnya. Untuk itu, perlu mengkaji konsep multikultural,
karena konsep multikultural tidaklah sama dengan konsep
keanekaragaman secara suku bangsa atau kebudayaan suku
bangsa. Konsep multikultural menekankan kesetaraan dalam
keanekaragaman kebudayaan
Kajian Teori  Hal ini didasarkan bahwa ”kerangka konseptual tentang
masyarakat multikultural tidak terlalu baru diIndonesia,
sebab prinsip Indonesia adalah sebagai negara ”bhinneka
tunggal ika” yang mencerminkan bahwa meskipun
Indonesia adalah negera terdiri dari berbagai suku bangsa,
etnis dan agama, tetapi terintegrasi dalam keikaan,
kesatuan”(Azra,2005).
 Multikultural meliputi sebuah pemahaman, penghargaan
dan penilaian atas budaya seseorang dan sebuah
penghormatan dan keingintahuan tentang budaya etnis orang
lain. Artinya, meliputi sebuah penilaian terhadap
kebudayaan-kebudayaan orang lain, bukan dalam arti

4
menyetujui seluruh aspek dari kebudayaan- kebudayaan
tersebut, melainkan mencoba melihat bagaimana
kebudayaan tertentu dapat mengekspresikan nilai bagi
anggota- anggotanya sendiri (Sanaky, 2003).
 Kelompok struktural dalam masyarakat multikultural dapat
diidentifikasi melalui enam kategori, yakni:suku, ras,
bahasa, status sosial, , religi, dan letak geografis. Keenam
kategori ini memiliki equitu dan equality, persamaan dan
keadilan hak untuk mendapatkan pembelajaran dalam
kehidupan bernegara. Latar belakang inilah yang harus
dilakukan dengan pendekatan tertentuagar peserta didik
tidak dirugikan dan mendapatkan kesempatan yang sama
dalam pembelajaran (Semiawan, 2010).
Metodologi Metode penelitian yang digunakan adalah metode
Penelitian deskriptif kualitatif (peneliti berusaha memahami arti sebuah
peristiwa dan kaitannya terhadap objek penelitian) dengan
menggunakan pendekatan analisis situasi. Yaitu Konsep
multikultural penting untuk dikembangkan dan
diinternalisasikan dalam proses transformasi nilai-nilai
masyarakat dan bangsa yang beragam ini.
Pembahasan Dalam menghadapi banyak tantangan di masa depan,
manusia melihat pendidikan sebagai aset yang sangat
diperlukan dalam upaya untuk mencapai cita-cita
perdamaian, kebebasan dan keadilan sosial. Pendidikan
merupakan sistem dan cara meningkatkan kualitas hidup
manusia dalam segala aspek kehidupan manusia. Dengan
sendirinya, paradigma baru dalam Undang-undang Sistem
Pendidikan Nasional harus mengacu pada pendidikan
multikultural yaitu adanya kebudayaan beragam dalam
suatu masyarakat yang tetap merupakan kesatuan Bhineka
Tunggal Ika. Istilah "pendidikan multikultural" dapat
digunakan baik pada tingkat deskriftif dan normatif, yang

5
menggambarkan isu-isu dan masalah-masalah pendidikan
yang berkaitan dengan masyarakat multikultural.
Kebutuhan dan urgensi pendidikan multikultural
demokratis setidaknya dalam tiga dasawarsa terakhir
dirasakan semakin mendesak bagi negara-negara
multikultural lainnya, termasuk Indonesia. Bagi Indonesia,
hal ini semakin dirasakan terutama pada masa reformasi,
otonomi dan desentralisasi yang sekarang ini sedang
dijalankan, dan juga diiringi dengan berbagai konflik yang
terjadi. Maka, untuk mengantisipasi perubahan menuju
masyarakat Indonesia yang beradab dan bermartabat,
diperlukan terobosan pemikiran tentang suatu konsep
pendidikan yang fungsinya dapat memberdayakan manusia
dan masyarakat dengan perbedaan yang dimiliki. Artinya,
konsep pendidikan tersebut berhadapan dengan
kebutuhan mendesak untuk merekonstruksi kembali
“kebudayaan nasional Indonesia” yang terdiri dari
keragaman etnis dan budaya tersebut.
Dengan kenyataan ini, maka dapat dikatakan bahwa
model pendidikan multikultural tidak sekedar merevisimateri
pembelajaran tetapi melakukan reformasi dalam sistem
pembelajaran itu sendiri. Untuk mewujudkan konsep
tersebut di atas, konsep pendidikan multikultural, diharapkan
dapat memberikan kontribusi bagi pembentukan masyarakat
Indonesia ditengah ”kebihnnekaan” yang betul-betul aktual.
Oleh karena itu,”disainkurikulum pendidikan multikultural,
”mestilah mencakup subjek-subjek seperti seperti; toleransi,
tema-tema tentang perbedaan ethno- kultural, sukubangsa,
agama, bahaya diskriminasi, penyelesaian konflik, HAM,
demokrasi dan pluralitas, kemanusian universal dan subjek-
subjek lain yang relevan
Kesimpulan Gagasan pendidikan multikultural merupakan suatu

6
pendidikan alternatif untuk melakukan transformasi
pendidikan yang secara menyeluruh dalam masyarakat yang
sangat plurali. Konsep pendidikan multikultural harus
berusaha memfasilitasi proses pembelajaran yang
menghargai keragamanetnis dan perbedaan, persamaan
hak, toleransi dan sikap terbuka.

Jurnal II

Pendahuluan Indonesia, sebagai salah satu negara kepulauan terluas di


dunia yang di samping memiliki penduduk terbesar nomor
empat di dunia, juga memiliki b u d a y a ya n g s a n g a t
b e r a g a m Keragaman tersebut antara lain terlihat dari
perbedaan bahasa, sukubangsa, dan keyakinan agama yang
dianut. Pluralitas budaya ini, disatusisi menjadi kekayaan
bangsa yang tidak ternilai, disisi lain bahwa pluralitas
kultural tersebut mengandung potensi konflik yang bisa
menimbulkan terjadinya disintegrasi bangsa.
Meskipun Indonesia merupakan salah satu
masyarakat polietnis atau negara multikultur, namun
kenyataannya dalam rangka pendidikan multikultural
pendidikan multukultural belum menjadi bagian dari
kebijakan politik pendidikan secara nasional. G e r a k a n
m u l t i k u l t u r a l dan p e r h a t i a n t e r h a d a p p e n t i n g n y a
pendidikan multikultural yang muncul pada era 1960-an yang
awalnya bersifat lokal dan nasional di negara Barat, namun,
gagasan itu kini telah menjadi isu lintas nasional dan bahkan
mengglobal.
Terlepas dari kritis mepihak-pihak tertentu terhadap
konsep dan isu multikulturalisme dan pendidikan
multikultural itu, Indonesia sebagai bangsa
multikultural, sangat perlu mengambillangkah-langkah

7
sistematik dan konsisten untuk mengembangkan pendidikan
multikultural sebagai basis perubahan sosial-kultural
menuju terbentuknya insan Indonesia yang
multikulturalis.
Kajian Teori  Pluralisme adalah suatu teori yang menentang kekuasaan
negara monolitis; sebaliknya, mendukung
desentralisasi dan o t o n o m i untuk o rg a n i s a s i -
organisasi utama yang mewakili ket erlibata n individu
dalam masyarakat (The Oxford Dictionary, 1980)
 Witson memaknai masyarakat ekonomi, seperti
pedagang Cina,Arab, multikultural sebagai konsep yang amat
dan India (foreign Asiatic) dengan luas, yakni
”masyarakat yang di kelompok petani bumi putera.
dalamnya berkembang banyak kebudayaan.
Metodologi Metode penelitian yang digunakan adalah metode
Penelitian deskriptif kualitatif (peneliti berusaha memahami arti sebuah
peristiwa dan kaitannya terhadap objek penelitian) dengan
menggunakan pendekatan analisis situasi. Melalui
pendidikan multikultural diharapkan bangsa ini ke depan
tidak terjebak dalam pertarungan atau konflikan tara
kepentingan identitas etnik dan kepentingan keutuhan bangsa.
Atau tidak terjadi pertarungan dan konflik yang saling
meniadakan antara bersifat kurang demokratis. Di pihak
kepentingan mempertahankan identitas budaya etnik di
satu pihak dan pengembangan kebudayaan nasional di
pihak lain.
Pembahasan Pada mulanya konsep pluralsociety diperkenalkan oleh
Furnival yang mengemukakan bahwa masyarakat majemuk
(plural society) adalah masyarakat yang terdiri dari dua atau
lebih unsur tatanan sosial yang hidup berdampingan, tetapi
tidak tercampur dan menyatu dalam satu unit politik tunggal.
Konsep Furnival ini, banyak mengacu pada realitas sosial

8
politik di Eropa yang relatif ”homogen”, tetapi sangat diwarnai
chauvenisme etnis, rasial,agama,dangender.
Gambaran kasus-kasus kerusuhan dan pertikaian etnis yang
terjadi secara merata dinegeri ini menegaskan kembali kepada
kita, bahwa pluralitas budaya masyarakat Indonesia
merupakan persoalan krusial yang perlu dikelola secara serius,
sistematis, dan kontinyu dengan menukik pada akar persoalan.
Artinya dipecahkan melalui proses dialog antar elemen
masyarakat secara matang; tidak bersifat formalitas elitis seperti
yang dilakukan selama ini. Sehubungan dengan itu, untuk
Sehubungan dengan itu, untuk mengeleminir pontensi
konflik dan mencegah terulangnya kembali konflik- konflik
yang bernuansa SARA di Indonesia, maka
pengembangan kesadaran dan sikap multikulturalisme antar
warga, baik ia sebagai warga Negara Indonesia secara
individual maupun sebagai warga kelompok etnis. Dengan
demikian, salah satu langkah politis yang dianggap strategis
yang perlu diambil oleh pem erintah bagi
pengembangan kesadaran dan sikap multikulturalisme
adalah melalui pendidikan multikultural.
Fokus utama kelompok kultural ini adalah mempertahankan
cara hidup mereka, yang memiliki hak yang sama dengan
kelompok dominan, mereka menantang kelompok kultural
dominan, berusaha menciptakan suatu masyarakat, yang semua
kelompok bisa eksis sebagai mitra sejajar. Tujuan pendidikan
multikultural adalah
1. Meningkatkan pemahaman tentang betapa pentingnya
perbaikan sistem pendidikan agar dapat menyadarkan dan
meyakinkan warga masyarakat tentang keragaman budaya, dan
kera gam a n i t u berpengaru h terhadap kepentingan
politik suatu bangsa.
2. Pendidikan multikultural berlaku untuk semua siswa. Karena

9
itu, pendidika n para guru yan g berwawasan multi
budaya agar dapat mengajar secara efektif.
3. Mengajarkan kepada anak-anak pengetahuan, sikap, dan
perilaku lintas budaya.
Kesimpulan Kesadaran terhadap pentingnya pendidikan multikultural
bagi setiap negara dan bangsa dalam dua dasawarsa ini, tidak
hanya menjadi urusan negara-negara yang memiliki
masyarakat majemuk (plural society). Melalui
pendidikan multikultural diharapkan bangsa ini kedepan
tidak terjebak dalam pertarungan atau konflik antara
kepentingan identitas etnik dan kepentingan keutuhan bangsa.
Atau tidak terjadi pertarungan dan konflik yang saling
meniadakan antara kepentingan mempertahankan identitas
budaya etnik di satu pihak dan pengembangan
kebudayaan nasional d i pihak lain.

10
BAB IV

ANALISIS JURNAL

a. Menjelaskan Relevansi antara topik jurnal


Relevansi merupakan cara menghubungkan antara konsep yang satu
dengan yang lainnya dengan cara bersamaan. Pada jurnal I, topik yang dibahas
mengenai pentingnya penerapan pendidikan multikultural untuk menghasilkan
masyarakat yang bermartabat. Dan pada jurnal II, topik yang dibahas mengenai
hubungan pluralisme dengan pendidikan mukltikultural di Indonesia. Kedua
jurnal memiliki pembahasan dan konsep topik yang sama yaitu mengenai
pendidikan multikultural diIndonesia yang sam-sama dilatarbelakangi oleh
banyaknya ragam suku dan etnis di Indonesia yang sering memicu terjadinya
konflik.

b. Menjelaskan pokok-pokok argumen penulis dalam pendahuluan

Argumen penulis dipendahuluan pada jurnal I yaitu perlu mengkaji konsep


multikultural,karena konsepmultikultural tidaklah sama dengan konsep
keanekaragaman secarasuku bangsaatau kebudayaan suku bangsa. Konsep
multikultural menekankan kesetaraan dalam keanekaragaman kebudayaan. Dan
pada jurnal II, Dalam konteks reformasi dan otonomi daerah, konflik-konflik yang
berbasis SARA yangberkaitandenganisu pembangunan yang tidak merata dan
marginalisasi masyarakat asli di bidang ekonomi, sosial-budaya, dan politik
tampak semakin marak. Untuk mengeleminir pontensi konflik dan mencegah
terulangnya kembali konflik-konflik yang bernuansa SARA diIndonesia,
maka pengembangan kesadaran dan sikap multikulturalisme antar warga.
Dari kedua jurnal, argumen yang dipaparkan penulis sangat jelas dan sesuai
dengan permasalahan yang ada di Indonesia.

11
c. Membahas pemilihan serta cakupan kajian Teori
Pada jurnal I, pemilihan kajian teori sudah baik dan mendukung
pembahasan yang dipaparkan contohnya “Multikultural meliputi sebuah
pemahaman,penghargaan dan penilaian atas budaya seseorang dan sebuah
penghormatan dan keingintahuan tentang budaya etnis orang lain. Artinya,
meliputi sebuah penilaian terhadap kebudayaan- kebudayaan orang lain, bukan
dalam arti menyetujui seluruh aspek dari kebudayaan-kebudayaan tersebut,
melainkan mencoba melihatbagaimana kebudayaan tertentu dapat
mengekspresikan nilai bagi anggota- anggotanya sendiri. Sedangkan pada jurnal
II, pemilihan kajian teori yang digunakan sangat sedikit dan kurang efektif dan
kurang mendukung pembahasan penelitian contohnya “Pluralisme adalah suatu
teori yang menentang kekuasaan negara monolitis; sebaliknya, mendukung
desentralisasi dan o t o n o m i untuk o rg a n i s a s i -organisasi utama yang
mewakili keterlibat an individu dal am masyarakat”

d. Membahas metodologi penelitian yang digunakan dan relevansinya


Pada jurnal I dan II metode yang digunakan adalah metode deskriptif
kualitatif yaitu memahami arti sebuah peristiwa dan kaitannya terhadap objek
penelitian. Pada jurnal I, pemilihan metode penilitian sudah tepat , penulis
meneliti pendidikan multikulturalisme yang dijadikan sebagai pedoman dalam
menghadapi masalah –masalah kebudayaan dilingkungan masyarakat. Dan pada
jurnal II, penulis menganalisis hubungan antara pluralisme, masyarakat majemuk,
dan pendidikan multikultural diIndonesia dalam menghadapi masalah
multikultural di Indonesia, Namun dalam pemaparan materi, ada banyak yang
sulit dipahami

12
e. Bahasa Penulisan
Pada jurnal I, bahasa yang digunakan mudah dipahami, karena penulis
memaparkan materi dengan bahasa yang komunikatif. Sedangkan pada jurnal II ,
penggunaan bahasa sulit dimengerti, hal ini dikarenakan penulis banyak
menggunakan bahasa sulit dipahami

f. Abstrak
Pada jurnal I, pemaparan abstrak sudah baik disajikan dalam bahasa
inggris dan bahasa Indonesia , Serta menyajikan tujuan, metode yang digunakan
serta penerapannya dalam bidang pendidikan. Sedangkan pada jurnal II,
pemaparan abstrak tidak mencakup metode yang digunakan dalam penelitian.

g. Keterangan penutup dan kesimpulan


Pada jurnal I, pemaparan kesimpulan penelitian sudah baik dan mencakup
keseluruhan pembahasan. Yaitu dijelaskan mengenai pengertian
multikulturalisme, konsep dan implikasinya. Sedangkan pada jurnal II, tidak ada
pemaparan kesimpulan secara jelas, sehingga dapat membuat pembaca bingung.

13
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan Kedua jurnal dapat disimpuulkan bahwa multikulturalisme
merupakan hal yang penting untuk dijaga serta diterapkan dalam kehidupan
bermasyarakat yang multikultur untuk menyelesaikan konflik yang berkaitan
dengan etnis, SARA dan sebagainya. Paham Multikulturalisme dapat diterapkan
dalam pendidikan. Pada kegiatan kritik jurnal I “Pendidikan Multikultural Menuju
Masyarakat Bermartabat” dan jurnal II “Pluralisme dan Pendidikan Multikultural
di Indonesia” dapat ditarik kesimpulan dari segi bahasa, pemaparan abstrak,
tujuan, pembahasan, metode serta kesimpulan, kedua jurnal sudah memaparkan
secara baik, Namun pada jurnal I, kelengkapan materi dan kejelasannya lebih baik
dari jurnal II.

4.2 Saran
Sebagai mahasiswa perlu memahami paham multikulturalisme agar dapat
diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat.

14
DAFTAR PUSTAKA

Azra Azyumardi, 2003.”Identitas dan Krisis Budaya Membangun


Multikulturalisme Indonesia”, dalam Poestaka , Jurnal Ilmu-Ilmu Budaya
Fakultas Sastra Universitas Udayana, No. 6Th., XIV, Agustus, 2003.

Delors, J.1998.Learning: The Treasure Within, Unesco,

Puwasito, Andrik, 2003, Komunikasi Multikultural, Surakarta: Muhammadiyah


Unuversity Press.

Rahardjo,Turnomo,2005.Menghargai Perbedaan Kultural.Yogyakarta:Pustaka

Pelajar.

Salim Agus, 2006.Stratifikasi Etnik,Universitas Negeri Semarang: Tiara wacana

15

You might also like