Professional Documents
Culture Documents
4 CJR Lengkap Ita
4 CJR Lengkap Ita
DISUSUN OLEH:
NIM : 4153111032
JURUSAN MATEMATIKA
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas Berkat dan
Karunianya yang begitu besar sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas Critical
Journal Report, untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar
dengan materi Pentingnya Pendidikan Multikulturalisme di Indonesia
Akhir kata saya mengucapkan terima kasih , dan semoga makalah ini dapat
beguna bagi pembaca khususnya bagi saya sendiri.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Jurnal 1 .................................................................................... 2
Jurnal 2 .................................................................................... 3
Jurnal 1 .................................................................................... 4
Jurnal 2 ..................................................................................... 7
Lampiran
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu materi pada mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar adalah
mengenal Multikulturalisme. Multikulturalisme adalah istilah yang digunakan
untuk menjelaskan pandangan seseorang tentang ragam kehidupan didunia,
ataupun kebijakan kebudayaan yang menekankan tentang penerimaan terhadap
adanya keragaman. Istilah multikulturalisme akhir-akhir ini mulai
diperbincangkan diberbagai kalangan berkenaan dengan merebaknya konflik etnis
dinegara ini. Multikultural yang dimiliki Indonesia dianggap faktor utama
terjadinya konflik. Hal ini dikarenakan masyarakat indonesia merupakan
masyarakat dengan tingkat keragaman yang sangat kompleks yang disebut dengan
masyarakat multikultural. Maka penting bagi masyarakat terutama mahasiswa
memahami paham multikulturalisme agar dapat menerapkannya dalam kehidupan
bermasyarakat.
1
BAB II
RINGKASAN JURNAL
Jurnal 1
2
Jurnal II
Vol/Halaman VI/07
Tahun Juni 2009
Penulis A.A Ngr Anom Kumbara
Reviewer Kelompok III
Tanggal Review Minggu, 4 November 2017
Abstrak
Tujuan Penelitian Menganalisis hubungan antara pluralisme, masyarakat
majemuk, dan pendidikan multikultural di Indonesia
Subjek Penelitian Kondisi sosial masyarakat indonesia majemuk
Metode penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif
dengan menggunakan pendekatan analisis situasi
3
2.2 Ringkasan Jurnal
Jurnal I
4
menyetujui seluruh aspek dari kebudayaan- kebudayaan
tersebut, melainkan mencoba melihat bagaimana
kebudayaan tertentu dapat mengekspresikan nilai bagi
anggota- anggotanya sendiri (Sanaky, 2003).
Kelompok struktural dalam masyarakat multikultural dapat
diidentifikasi melalui enam kategori, yakni:suku, ras,
bahasa, status sosial, , religi, dan letak geografis. Keenam
kategori ini memiliki equitu dan equality, persamaan dan
keadilan hak untuk mendapatkan pembelajaran dalam
kehidupan bernegara. Latar belakang inilah yang harus
dilakukan dengan pendekatan tertentuagar peserta didik
tidak dirugikan dan mendapatkan kesempatan yang sama
dalam pembelajaran (Semiawan, 2010).
Metodologi Metode penelitian yang digunakan adalah metode
Penelitian deskriptif kualitatif (peneliti berusaha memahami arti sebuah
peristiwa dan kaitannya terhadap objek penelitian) dengan
menggunakan pendekatan analisis situasi. Yaitu Konsep
multikultural penting untuk dikembangkan dan
diinternalisasikan dalam proses transformasi nilai-nilai
masyarakat dan bangsa yang beragam ini.
Pembahasan Dalam menghadapi banyak tantangan di masa depan,
manusia melihat pendidikan sebagai aset yang sangat
diperlukan dalam upaya untuk mencapai cita-cita
perdamaian, kebebasan dan keadilan sosial. Pendidikan
merupakan sistem dan cara meningkatkan kualitas hidup
manusia dalam segala aspek kehidupan manusia. Dengan
sendirinya, paradigma baru dalam Undang-undang Sistem
Pendidikan Nasional harus mengacu pada pendidikan
multikultural yaitu adanya kebudayaan beragam dalam
suatu masyarakat yang tetap merupakan kesatuan Bhineka
Tunggal Ika. Istilah "pendidikan multikultural" dapat
digunakan baik pada tingkat deskriftif dan normatif, yang
5
menggambarkan isu-isu dan masalah-masalah pendidikan
yang berkaitan dengan masyarakat multikultural.
Kebutuhan dan urgensi pendidikan multikultural
demokratis setidaknya dalam tiga dasawarsa terakhir
dirasakan semakin mendesak bagi negara-negara
multikultural lainnya, termasuk Indonesia. Bagi Indonesia,
hal ini semakin dirasakan terutama pada masa reformasi,
otonomi dan desentralisasi yang sekarang ini sedang
dijalankan, dan juga diiringi dengan berbagai konflik yang
terjadi. Maka, untuk mengantisipasi perubahan menuju
masyarakat Indonesia yang beradab dan bermartabat,
diperlukan terobosan pemikiran tentang suatu konsep
pendidikan yang fungsinya dapat memberdayakan manusia
dan masyarakat dengan perbedaan yang dimiliki. Artinya,
konsep pendidikan tersebut berhadapan dengan
kebutuhan mendesak untuk merekonstruksi kembali
“kebudayaan nasional Indonesia” yang terdiri dari
keragaman etnis dan budaya tersebut.
Dengan kenyataan ini, maka dapat dikatakan bahwa
model pendidikan multikultural tidak sekedar merevisimateri
pembelajaran tetapi melakukan reformasi dalam sistem
pembelajaran itu sendiri. Untuk mewujudkan konsep
tersebut di atas, konsep pendidikan multikultural, diharapkan
dapat memberikan kontribusi bagi pembentukan masyarakat
Indonesia ditengah ”kebihnnekaan” yang betul-betul aktual.
Oleh karena itu,”disainkurikulum pendidikan multikultural,
”mestilah mencakup subjek-subjek seperti seperti; toleransi,
tema-tema tentang perbedaan ethno- kultural, sukubangsa,
agama, bahaya diskriminasi, penyelesaian konflik, HAM,
demokrasi dan pluralitas, kemanusian universal dan subjek-
subjek lain yang relevan
Kesimpulan Gagasan pendidikan multikultural merupakan suatu
6
pendidikan alternatif untuk melakukan transformasi
pendidikan yang secara menyeluruh dalam masyarakat yang
sangat plurali. Konsep pendidikan multikultural harus
berusaha memfasilitasi proses pembelajaran yang
menghargai keragamanetnis dan perbedaan, persamaan
hak, toleransi dan sikap terbuka.
Jurnal II
7
sistematik dan konsisten untuk mengembangkan pendidikan
multikultural sebagai basis perubahan sosial-kultural
menuju terbentuknya insan Indonesia yang
multikulturalis.
Kajian Teori Pluralisme adalah suatu teori yang menentang kekuasaan
negara monolitis; sebaliknya, mendukung
desentralisasi dan o t o n o m i untuk o rg a n i s a s i -
organisasi utama yang mewakili ket erlibata n individu
dalam masyarakat (The Oxford Dictionary, 1980)
Witson memaknai masyarakat ekonomi, seperti
pedagang Cina,Arab, multikultural sebagai konsep yang amat
dan India (foreign Asiatic) dengan luas, yakni
”masyarakat yang di kelompok petani bumi putera.
dalamnya berkembang banyak kebudayaan.
Metodologi Metode penelitian yang digunakan adalah metode
Penelitian deskriptif kualitatif (peneliti berusaha memahami arti sebuah
peristiwa dan kaitannya terhadap objek penelitian) dengan
menggunakan pendekatan analisis situasi. Melalui
pendidikan multikultural diharapkan bangsa ini ke depan
tidak terjebak dalam pertarungan atau konflikan tara
kepentingan identitas etnik dan kepentingan keutuhan bangsa.
Atau tidak terjadi pertarungan dan konflik yang saling
meniadakan antara bersifat kurang demokratis. Di pihak
kepentingan mempertahankan identitas budaya etnik di
satu pihak dan pengembangan kebudayaan nasional di
pihak lain.
Pembahasan Pada mulanya konsep pluralsociety diperkenalkan oleh
Furnival yang mengemukakan bahwa masyarakat majemuk
(plural society) adalah masyarakat yang terdiri dari dua atau
lebih unsur tatanan sosial yang hidup berdampingan, tetapi
tidak tercampur dan menyatu dalam satu unit politik tunggal.
Konsep Furnival ini, banyak mengacu pada realitas sosial
8
politik di Eropa yang relatif ”homogen”, tetapi sangat diwarnai
chauvenisme etnis, rasial,agama,dangender.
Gambaran kasus-kasus kerusuhan dan pertikaian etnis yang
terjadi secara merata dinegeri ini menegaskan kembali kepada
kita, bahwa pluralitas budaya masyarakat Indonesia
merupakan persoalan krusial yang perlu dikelola secara serius,
sistematis, dan kontinyu dengan menukik pada akar persoalan.
Artinya dipecahkan melalui proses dialog antar elemen
masyarakat secara matang; tidak bersifat formalitas elitis seperti
yang dilakukan selama ini. Sehubungan dengan itu, untuk
Sehubungan dengan itu, untuk mengeleminir pontensi
konflik dan mencegah terulangnya kembali konflik- konflik
yang bernuansa SARA di Indonesia, maka
pengembangan kesadaran dan sikap multikulturalisme antar
warga, baik ia sebagai warga Negara Indonesia secara
individual maupun sebagai warga kelompok etnis. Dengan
demikian, salah satu langkah politis yang dianggap strategis
yang perlu diambil oleh pem erintah bagi
pengembangan kesadaran dan sikap multikulturalisme
adalah melalui pendidikan multikultural.
Fokus utama kelompok kultural ini adalah mempertahankan
cara hidup mereka, yang memiliki hak yang sama dengan
kelompok dominan, mereka menantang kelompok kultural
dominan, berusaha menciptakan suatu masyarakat, yang semua
kelompok bisa eksis sebagai mitra sejajar. Tujuan pendidikan
multikultural adalah
1. Meningkatkan pemahaman tentang betapa pentingnya
perbaikan sistem pendidikan agar dapat menyadarkan dan
meyakinkan warga masyarakat tentang keragaman budaya, dan
kera gam a n i t u berpengaru h terhadap kepentingan
politik suatu bangsa.
2. Pendidikan multikultural berlaku untuk semua siswa. Karena
9
itu, pendidika n para guru yan g berwawasan multi
budaya agar dapat mengajar secara efektif.
3. Mengajarkan kepada anak-anak pengetahuan, sikap, dan
perilaku lintas budaya.
Kesimpulan Kesadaran terhadap pentingnya pendidikan multikultural
bagi setiap negara dan bangsa dalam dua dasawarsa ini, tidak
hanya menjadi urusan negara-negara yang memiliki
masyarakat majemuk (plural society). Melalui
pendidikan multikultural diharapkan bangsa ini kedepan
tidak terjebak dalam pertarungan atau konflik antara
kepentingan identitas etnik dan kepentingan keutuhan bangsa.
Atau tidak terjadi pertarungan dan konflik yang saling
meniadakan antara kepentingan mempertahankan identitas
budaya etnik di satu pihak dan pengembangan
kebudayaan nasional d i pihak lain.
10
BAB IV
ANALISIS JURNAL
11
c. Membahas pemilihan serta cakupan kajian Teori
Pada jurnal I, pemilihan kajian teori sudah baik dan mendukung
pembahasan yang dipaparkan contohnya “Multikultural meliputi sebuah
pemahaman,penghargaan dan penilaian atas budaya seseorang dan sebuah
penghormatan dan keingintahuan tentang budaya etnis orang lain. Artinya,
meliputi sebuah penilaian terhadap kebudayaan- kebudayaan orang lain, bukan
dalam arti menyetujui seluruh aspek dari kebudayaan-kebudayaan tersebut,
melainkan mencoba melihatbagaimana kebudayaan tertentu dapat
mengekspresikan nilai bagi anggota- anggotanya sendiri. Sedangkan pada jurnal
II, pemilihan kajian teori yang digunakan sangat sedikit dan kurang efektif dan
kurang mendukung pembahasan penelitian contohnya “Pluralisme adalah suatu
teori yang menentang kekuasaan negara monolitis; sebaliknya, mendukung
desentralisasi dan o t o n o m i untuk o rg a n i s a s i -organisasi utama yang
mewakili keterlibat an individu dal am masyarakat”
12
e. Bahasa Penulisan
Pada jurnal I, bahasa yang digunakan mudah dipahami, karena penulis
memaparkan materi dengan bahasa yang komunikatif. Sedangkan pada jurnal II ,
penggunaan bahasa sulit dimengerti, hal ini dikarenakan penulis banyak
menggunakan bahasa sulit dipahami
f. Abstrak
Pada jurnal I, pemaparan abstrak sudah baik disajikan dalam bahasa
inggris dan bahasa Indonesia , Serta menyajikan tujuan, metode yang digunakan
serta penerapannya dalam bidang pendidikan. Sedangkan pada jurnal II,
pemaparan abstrak tidak mencakup metode yang digunakan dalam penelitian.
13
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan Kedua jurnal dapat disimpuulkan bahwa multikulturalisme
merupakan hal yang penting untuk dijaga serta diterapkan dalam kehidupan
bermasyarakat yang multikultur untuk menyelesaikan konflik yang berkaitan
dengan etnis, SARA dan sebagainya. Paham Multikulturalisme dapat diterapkan
dalam pendidikan. Pada kegiatan kritik jurnal I “Pendidikan Multikultural Menuju
Masyarakat Bermartabat” dan jurnal II “Pluralisme dan Pendidikan Multikultural
di Indonesia” dapat ditarik kesimpulan dari segi bahasa, pemaparan abstrak,
tujuan, pembahasan, metode serta kesimpulan, kedua jurnal sudah memaparkan
secara baik, Namun pada jurnal I, kelengkapan materi dan kejelasannya lebih baik
dari jurnal II.
4.2 Saran
Sebagai mahasiswa perlu memahami paham multikulturalisme agar dapat
diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat.
14
DAFTAR PUSTAKA
Pelajar.
15