Professional Documents
Culture Documents
Makalah Pencemaran Sampah Plastik
Makalah Pencemaran Sampah Plastik
Disusun Oleh:
Program Pascasarjana
Universitas Hasanuddin
Maskassar
2018
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah dengan judul “ Pengendalian Sampah Plastik
Masuk Ke Perairan Laut”
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal, terlepas dari semua itu, Kami
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam
memberikan informasi mengenai pengendalian sampah plastic di perairan
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Di Indonesia permasalahan sampah belum dapat diselesaikan oleh
pemerintah secara tuntas. Dengan jumlah penduduk yang semakin bertambah
menyebabkan bertambah pula volume timbunan sampah yang di hasilkan dari
aktivitas manusia. Komposisi sampah yang dihasilkan dari aktivitas manusia
adalah sampah organik sebanyak 60-70% dan sisanya adalah sampah non
organik 30-40 %. Sementara itu dari sampah non organik tersebut komposisi
sampah terbanyak kedua yaitu sebesar 14% adalah sampah plastik. Sampah
plastik yang terbanyak adalah jenis kantong plastik dan plastik kemasan
(Purwaningrum, 2016)
Indonesia merupakan Negara peringkat kedua dunia setelah cina, dengan
menghasilkan sampah plastik diperairan mencapai 187,2 juta ton. Dengan jumlah
penduduk yang lebih sedikt dari India, Negara tersebut masih jauh dibawah
Indonesia dalam menyumbang sampah di laut. Prediksi kenaikan jumlah sampah
yang masuk ke laut akan berlangsung secara eksponensial jika tidak ada
penanganan secara khusus mengenai sampah di darat .Jika melihat konstelasi
Indonesia sebagai Negara kepulauan dan berada pada jalur arus dunia, sampah
laut akan berasal dari dua sumber, yakni aktivitas manusia yang membuang
langsung sampah ke laut atau di bawa oleh sungai dan kedua adalah sampah
dari Negara lain dibawa oleh arus dunia dan terjebak di perairan Indonesia.
Dengan sistem arus terbuka, Indonesia sebagai penyumbang sampah ke
Samudra Hindia melalui Arus Lintas Indonesia dan Arus Khatulistiwa Selatan.
Arus-arus ini membawa sampah dan materialnya melewati berbagai provinsi di
Indonesia terutama di Wilayah Timur (Purba, 2017).
Sampah – sampah plastik yang masuk di lautan lama-kelamaan akan
terakumulasi di lautan dan akhirnya rusak menjadi partikel-pertikel kecil yang
dikenal sebagai mikroplastik. Hal ini tentu akan sangat berbahaya bagi
lingkungan perairan khususnya organisme yang akan mengira bahwa plastik
yang terdegradasi di lautan tersebut merupakan makanannnya karena ukuran
dan bentuk yang menyerupai plankton. Diperkirakan saat ini terdapat 5.25 triliun
barang dari bahan plastik dengan berat lebih dari 268.000 ton berada di lautan.
Permasalahan sampah plastik tersebut apabila semakin banyak jumlahnya
di lingkungan perairan maka tidak hanya akan mencemari lingkungan, tetapi juga
dapat menyebabkan terganggunya ekosistem di laut hingga matinya organisme,
oleh karena itu untuk mengurangi jumlah sampah di lautan maka diperlukan
mekanisme pengendalian masuknya sampah ke perairan laut.
B. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan mengenai dampak pencemaran
sampah plastik di lautan dan cara penanganan sampah plastik.
II. PEMBAHASAN
Gambar 2. Organisme memakan pasltik yang terdapat di laut karena mengira plastik
tersebut merupakan makanannya
Kasus sampah plastik tidak hanya berdampak pada lingkungan, namun
berdampak bagi organisme. Di Pasifik Burung Albatros yang mati, ketika di belah
terdapat berbagai macam sampah plastik di dalam tubuhnya. Didiga burung ini
memakan sampah-sampah plastic yang berada di pinggir pantai. Selain itu Ikan
Pantivora dari Pasifik Utara juga di temukan memakan rata-rata 2-3 macam
sampah plastik yang di temukan di dalam ususnya. Di lautan sampah plastik juga
memilki dampak yang dapat menyebankan bleaching atau pemutihan pada
karang (Fujioka, 2015)
UNEP and NOAA (United Nations Environment Program and National Oceanic
and Atmospheric Administration), The Honolulu Strategy: A Global
Framework for Prevention and Management of Marine Debris, 201.
Purwanigrum, P. 2016. Upaya Mengurangi Timbunan Sampah Plastik
Di Lingkungan. JTL. Vol 8 (2) : 41-147.
Pettipas. S., Bernier., Walker, R.T. 2016. A Canadian Policy Framework to
Mitigate Plastic Marine Pollution. Marine Policy 68. 117-122.
Purba, P.N. 2017. Status Sampah Laut. Universitas Padjadjaran. Article Ocean
for Future.
Smith. J. 2011. Plastic Debris In The Ocean. UNEP Year Book