Hamburan Rutherford 2

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 9

Hamburan Rutherford

Untuk mengetahui penyusun inti, Rutherford melakukan eksperimen


penembakan inti atom dengan menggunakan partikel alpha. Hasil pengukuran ini
ternyata berdampak pada pengukuran ukuran inti.

Gambar berikut menunjukan proses hamburan partikel datang oleh inti atom
pada titik O, yang merupakan pusat dari gaya inti. Partikel datang memiliki massa
m dan kecepatan v0 serta bermuatan q. momentum sebelum dan sesudah tumbukan
adalah Pi dan Pf, di mana Pi  Pf . Dengan demikian aplikasi teorema impuls-

momentum memberikan suatu bentuk persamaan sebagai beikut:

P   F (r )dt ………………………………………………………………...2)

Pf

P

F(r)
Pi 

r

O
Gambar 04. Hamburan partikel alpha
y

P Py Pf

Pi
Px  x

 
2
Gambar 05. Penggambaran momentum sistem

P  Pf  Pi , adalah total perubahan momentum secara vektor, kemudian

diintegral dengan batas dari   sampai   , dan r adalah suatu fungsi t. Jika 
adalah sudut hamburan, maka dari Gambar 05 diperoleh:

P  Px 2  Py 2

Px  Pf cos   Pi  mv0 (cos   1) dan Py  Pf sin   mv0 sin  , sehingga:

P  mv0 (cos   1)2  mv0 sin  2

P  m 2 v02 (cos   1) 2  m 2 v02 sin 2 

P  mv0 cos 2   2 cos  1  sin 2  , di mana cos 2   sin 2   1

 
P  mv0 2(1  cos  ) , di mana 1  cos   2 sin 2 1 
2

 
P  mv0 4 sin 2 1  , sehingga diperoleh:
2

 
P  2mv0 sin 1  …………………………………………………….3)
2

Berdasarkan gambar, terlihat bahwa gaya F (r ) antara inti dan partikel


datang membentuk sudut  dengan arah P . Dengan mengkombinasikan
persamaan 2 dan 3, maka:
 

2mv0 sin 1    F (r ) cos  dt ………………………………….....…..4)
2
0


dan 0   F (r ) sin  dt ………………………………………………..……...5)
0

Momentum sudut awalnya adalah m0v0b (sebelum tumbukan), di mana b adalah


parameter tumbukan. Momentum sudut selama tumbukan adalah mr 2 , dengan

 merupakan kecepatan sudut    d dt  . Sehingga diperoleh persamaan:


 

mr 2  mvo b …………………………………………………………….6)

Persamaan 4 dapat dituliskan ke dalam bentuk yang lain yakni:

    2

 
2mv0 sin 1  
2  F (r ) cos 
dt
d
d
   
 2

    2

 
2mv0 sin 1 
d
2 dt
  F (r ) cos  d
   2

d vb
Karena    02 , maka diperoleh:
dt r

    2

 
2mv02 b sin 1  
2 r
2
F (r ) cos  d ………………………………....7)
   2

Sekarang dperoleh bahwa r merupakan fungsi  , dengan mensubstitusi Z  sin 


dZ
di mana  cos  sehingga dZ  cos  d .
d

 
Batas atas  sin   sin     2  cos 
2

 
Batas bawah sin   sin      2   cos  , sehingga persamaan 7
2
menjadi:
 2
cos 

0 2
   r F (r ) dZ ……………………………………......8)
2mv b sin 1  
2 2

 
 cos 
2

Persamaan 8 di atas menunjukan gaya pusat yang konservatif. Untuk mengetahui ,


maka terlebih dahulu harus diketahui kebergantungan r pada  r  r ( ) . Namun
untuk kasus dari gaya yang merupakan hukum invers kuadrat jarak, tidak
diperlukan untuk mengetahui r ( ) karena:

r 2 F (r )  C (konstanta)  qQ

Dengan mensubstitusi persamaan ini ke persamaan 8 maka:

 
2mv02 b sin 1   qQZ
2
 
cos      
 2   qQ cos 2  cos 2   2qQ cos 2 
2
 cos 

mv02 b  qQ
 
cos 1 
2  qQ cot 1   
 
sin 1
2
 2

b
qQ
mv02
 
cot 1  ………………………………………………………...9)
2

Hamburan dalam sebuah kerucut pejal dengan sudut d saat  dan   d . Jika
d
merupakan turunan tampang lintang, maka:
d

d
d  2b db  ………………………………………………………10)
d

atau dapat ditulis

d 2b db  2b db 
 
d d 2 sin  d

d b db
 ………………………………………………………….11)
d sin  d
d

db

b


Q

Gambar 06. Partikel dengan parameter antara b dan b + db, dihamburkan


antara  dan   d

Untuk menyelesaikan persamaan 11, maka yang pertama dilakukan adalah


penetuan nilai db sebagai berikut:

Berdasarkan pesamaan 9 yakni

b
qQ
mv02
 
cot 1  , maka:
2

 qQ
d  2 cot 1      
  qQ d cot 2 
2 1
  0
db mv
d d mv02 d

db

1   
qQ d cos 2  sin
1 1
  
2 …………………………………..…12)
d mv0 2
d

Persamaan ini merupakan bentuk persamaan diferensial uv,

d uv 
 u ' v  v' u
dt

   
Misalkan u = cos 1  dan v = sin 1 1  , diperoleh:
2 2
1
  1
   
u’ =  sin 1  dan v’ =  sin  2 1  cos 1  , sehingga
2 2 2 2 2

  2
 
d cos 1  sin 1 1 
       
2   cos 1  1 sin 2 1  cos 1   sin 1 1  1 sin 1   
d 2 2 2 2 2 2 2


2 1
 
1 cos 2  1

 
2 sin 2 1 
2
2


1  cos
2
12   sin 12  
2

2 sin 1  
2

 2 

1 1 
  2 
2  sin 1 
 2
  

1
  cos ec 2 1 
2 2
 
Selanjutnya dengan mensubstitusi hasil ini ke persamaan 12, diperoleh:

db
d

1 qQ
2
2 mv0
 
cosec 2 1  , sehingga:
2

db  
1 qQ
2
2 mv0
 2

cosec 2 1  d …………………………………………..13)

Selanjutnya dengan mensubstitusi persamaan 9 dan 13 ke persamaan 11,


diperoleh:

d b db qQ
cot 1  
2
 
1 qQ
2 mv0 2
cosec 2 1  d
2
 
 
d sin  d mv02 sin  d

1  qQ  cos 1 2 
2
 1 1
  2 
2  mv0  2
  2
 
 sin 1  sin 2 1  sin 
1  qQ
2
 
 cos 1 2  1
  2 
2  mv0   
2
   
 sin 3 1  2 sin 1  cos 1 
2 2

2
1  qQ  1
  2 
 
 , sehingga diperoleh:
4  mv0  sin
4 1
2

 
2
d  qQ 
  cosec 4 1  ……………………………………………14)
d  2mv02  2

Persamaan 14 dikenal dengan persamaan hamburan Rutherfod.. Persamaan ini


dapat ditulis dalam bentuk yang sederhana sebagai berikut:

2
 qQ  1
 ( )   
 4 K e  sin 2 
4 1
 
2
 qQ  1
   ……………………………………..…….15)
 1  cos  
2
 2K e

d
Di mana  ( )  dan Ke adalah energi kinetic dari partikel alpha. Dengan
d
mempertimbangkan persamaan 7, r 2 F (r ) akan divergen saat r   . Ini artinya

tanpa F (r ) mendekati nol sesuai dengan r-2 pada batas integrasi, maka

integralnya adalah divergen.oleh karena itu, hukum invers kuadrat jarak


merupakan kasus yang terbatas untuk F(r) dalam batas asymptotik, sehingga:


 T    ( )d    ( ) sin  d
 0

atau

 K
 T  2  sin  d …………………………………………16)
0
1  cos  2
2
 qQ 
dengan K    . Selanjutnya dengan memisalkan   cos  dan
 2K e 
d   sin  d , maka:

batas-batas integral pada persamaan 16 menjadi sebagai berikut.

Batas atas  cos   1

Batas bawah  cos 0  1

sehingga persamaan 16 menjadi:

1 K
 T  2  d
1
1   2

1 K
 T  2  d …………………………………………………..17)
1
1   2

Selanjutnya untuk menyelesaikan persamaan 17, maka dapat dilakukan dengan


permisalan sebagai berikut:

misal u  1   maka du   d

sedangkan batas-batas integralnya menjadi

batas atas  0

batas bawah  2

sehingga persamaan 17 menjadi:

1 1
 T  2K  u  2 du  2K   u 1 2   2K     
0 0

2   0 2

Dari persamaan ditunjukan bahwa  T divergen jika V (r )  1 , di mana V (r )


r
merupakan fungsi potensial. Ini artinya bwhwa setiap partikel dihamburkan dan
tampang lintang tak berhingga kecuali bila b tak berhingga. Grafik hubungan dari
tampang lintang ,  ( ) , dengan  ditunjukan pada Gambar 07.
1
Untuk V ( r )  r
 ( ) 1  r Gambar 07. Variasi dari  ( )
Untuk V (r )  r e e
dengan  untuk energi dari partikel
alpha

 1800

Dapat pula ditinjau muatan dari elektron yang berbeda pada orbit yang
berbeda untuk kemudian diganti dengan muatan ekivalen yang juga efektif pada
jarak tertentu rscreen dari inti. Kemudian fungsi potensial memiliki bentuk
persamaan sebagai berikut.

qQ  r
V (r )  e …………………………………………..……………18)
r

1 dV
Di mana  rscreen dan   0 , dengan menggunakan F (r )   , maka
 dr
diperoleh:

2
  C  
2

 T  1  cos     
  screen  
r

…………………………………………………..19)

dengan C = qQ.  T adalah tak berhingga seperti ditunjukan pada Gambar 07

Maka dapat ditunjukan bentuk tampang lintang hamburan Coulomb.


Selain itu dengan pengukuran tampang melintang dari tumbukan elastik dapat
memberikan suatu metode untuk mengukur jari-jari inti.

You might also like