Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

IDENTIFIKASI KEDALAMAN DAN KANDUNGAN KROMIT

DI DESA KIRAM KECAMATAN KARANG INTAN


KABUPATEN BANJAR

M. Rif’an Abdi1, Totok Wianto1, Sri Cahyo Wahyono1

ABSTRAK. Kromit merupakan mineral oksida dari besi kromium dengan komposisi
kimia (FeCr2O4) dan bijih logam kromium. Berdasarkan peta geologi, Desa Kiram
Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar merupakan formasi ultramafik, terdiri dari
batuan peridotit dan batuan serpentit yang terlipat kuat. Kedalaman dan kandungan
kromit serta unsur lainnya diketahui dengan metode Geolistrik 2D konfigurasi dipole-
dipole dan X-Ray Flourescence (XRF). Hasil pengukuran di lapangan metode geolistrik
2D konfigurasi dipole-dipole dengan potensi kedalaman 0–10 m yang berupa bongkahan
batuan berbentuk boulder dengan harga resistivitas antara 1.084-3.435 Ohm.meter.
Kandungan kromit yang ada di Desa Kiram, Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar
dengan analisa XRF adalah berkisar antara 22,7%-25,5 % dan Fe berkisar antara
27,9%-29,3%. Unsur lain selain kromit yaitu Si, Mg, Ni,Mn dll.

Kata kunci: kromit, geolistrik, XRF, kab. Banjar

PENDAHULUAN ditemukan di berbagai lokasi di


Kromit merupakan mineral Indonesia, seperti Kalimantan Selatan,
penting dalam industri-industri stainless Latau, Barru dan Malili. Namun,
steel, gray cast iron, iron free high berbagai cebakan kromit di Indonesia
temperature alloys, dan chromium belum dieksploitasi secara ekonomis
plating untuk perlindungan permukaan. pada saat ini. (Sopaheluwakan,1985).
Dalam mineral industri, kromit diproses Kromit juga merupakan komoditi
bergabung dengan magnesite seperti mineral masa depan di Indonesia. Oleh
magnesia sintered, magnesia calcined karena itu, Lembaga Geologi dan
dan binders seperti clay, lime, gypsum, Pertambangan Nasional-LIPI telah
bauxite, dan corundum. Hasilnya menempatkan kromit sebagai komoditi
berupa bahan yang tahan terhadap mineral yang perlu diiventarisasikan
tekanan, perubahan temperature dan (Ardiwilaga, 1988).
baik sebagai isolasi antara tembok Potensi kromit di Indonesia
bangunan terhadap asam. (Rustiadi, cukup besar, hal ini dikarenakan kromit
2008). terbentuk pada batuan induknya yaitu
Sejumlah cebakan kromit tipe ofiolit dan penyebaran ofiolit di
podiform dalam komplek ofiolit Indonesia diperkirakan lebih dari 80

1
Program Studi Fisika FMIPA Universitas Lambung Mangkurat
167
168 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 11 No. 2, Agustus 2014 (167 – 173)

ribu ton (Wianto & Haryanti, 2008). Penelitian ini mengidentifikasi


Penyebaran kromit yang terdapat di kedalaman kromit dengan menggunakan
Kalimantan Selatan khususnya di metode geolistrik dan mengetahui
Kabupaten Banjar berdasarkan kandungan kromit yang ada di Desa
eksplorasi, memiliki ± 5 ribu ton (tahap Kiram, Kecamatan Karang Intan
eksplorasi di Kabupaten Banjar) Kabupaten Banjar menggunakan XRF
(http://upjsdme.org). (X-ray Fluorescence). Penelitian ini
Salah satu metoda geofisika didasari oleh hasil survei lapangan yang
yang dapat digunakan untuk telah dilakukan, bahwa terdapat
memperkirakan keberadaan sumber singkapan kromit di daerah ini yang
daya alam adalah metoda geolistrik. terangkat ke atas permukaan melalui
Metoda ini dapat memberikan peristiwa tektonik selama proses
gambaran susunan dan kedalaman pembentukan jalur pegunungan, karena
lapisan batuan, dengan mengukur sifat di Indonesia cebakan kromit termasuk
kelistrikan batuan (Kalmiawan dkk, dalam tipe podiform.
2000). Metode geolistrik umumnya
digunakan untuk keperluan eksplorasi METODOLOGI PENELITIAN
sumber daya alam (mineral, minyak Penelitian ini bertempat di Desa
dan gas bumi, geothermal, bijh besi Kiram, Kecamatan Karang Intan
dan sebagainya). Metode Geolistrik Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan
berhubungan dengan nilai konduktivitas dengan koordinat terletak pada
suatu mineral. Berdasarkan penelitian 03°32’08” Lintang Selatan dan
oleh Jabbar (2011), tentang studi sifat 114°54’57” Bujur Timur. Preparasi
konduktivitas material bawah sampel untuk Interpretasi data, dilakukan
permukaan berdasarkan data geolistrik di Laboratorium Geofisika FMIPA Fisika
tahanan jenis di daerah Kamara UNLAM Banjarbaru dan karakterisasi
Kelurahan Tuwung Kecamatan Barru sampel dengan XRF dilakukan di
Kabupaten Barru, hasil analisa yang Laboratorium UM Malang.
diperoleh dari penampang resistivitas Peralatan dan bahan yang
sangat bervariasi dari rentang 1.406 digunakan dalam pengambilan data
Ωm hingga 28.863 Ωm dengan lapisan lapangan dan karekterisasi sampel,
batuannya didominasi oleh kromit. untuk alat terdiri dari Global Positioning
System (GPS), kamera digital, satu set
Abdi, M.R., dkk. Identifikasi Kedalaman dan Kandungan Kromit ...... 169

peralatan Resistivitymeter OYO maksimal n sesuai panjang lintasan.


McOhm Mark-2 model 2115A, empat Setelah data selesai, C2 digeser pada 5
gulung kabel sepanjang ± 300 meter, meter dari titik sebelumnya untuk
21 elektroda, meteran, tali bantu ukur, mendapatkan data dari n=1 sampai
alat komunikasi, accu 12 volt, empat maksimal n sesuai panjang lintasan.
buah palu, switch box, lembaran form Setelah mencapai n terakhir, C2 terus
isian data penelitian, laptop, dan digeser sejauh 5 meter dari titik
seperangkat alat uji XRF. Sampel sebelumnya sepanjang lintasan,
Kromit diambil dari singkapan di lokasi kemudian dilakukan pengukuran lagi.
penelitian yang dijadikan sebagai
sampel.
Langkah-langkah yang dilakukan
dalam penelitian lapangan ini yakni:
a. Survei Lapangan
Tahapan ini mempersiapkan
Gambar 1. Skema susunan elektroda
lokasi penelitian, perancangan panjang konfigurasi dipole-dipole di lapangan.
lintasan, penentuan titik awal dan akhir
dan target kedalaman yang akan diukur c. Pengolahan Data
serta waktu penelitian.
Akusisi data di lapangan adalah
mendapatkan data resistivitas lapangan
b. Akusisi Data Lapangan
dari tiap-tiap titik, dan kemudian data
Akusisi data lapangan pada
lapangan ini dikalikan dengan faktor
penelitian ini menggunakan konfigurasi
geometri sehingga diperoleh harga
dipole-dipole (Gambar 1) dengan jarak
resistivitas semu dan kemudian diolah
antara spasi elektroda adalah 5 meter,
dengan perangkat lunak software
dan n=1 sampai maksimal n=6. Pada
Res2Dinv.
awal pengukuran, C2 diletakkan pada
titik awal lintasan (titik nol), titik C1
d. Interpretasi Data
berada pada 5 meter, titik P1 berada
Interpretasi data merupakan
pada 10 meter, dan P2 berada pada 15
tahap yang terakhir dari metodologi
meter. Susunan ini dilakukan untuk
penelitian lapangan. Hasil pengolahan
memperoleh data pada n=1. Kemudian
data menghasilkan citra warna karena
susunan ini dirubah untuk
adanya distribusi resistivitas. Tiap-tiap
mendapatkan n=2, n=3, sampai
170 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 11 No. 2, Agustus 2014 (167 – 173)

warna mewakili dari harga tiap-tiap warna hitam dengan goresan coklat.
resistivitas tanah/batuan yang berada di Berdasarkan uji sampel dengan alat
bawah permukaan. X-Ray Fluorescence (XRF),
menunjukkan adanya kandungan
e. Karakterisasi dengan XRF mineral yang mendominasi pada
Pada teknik XRF, kita lokasi penelitisn yaitu kandungan besi
menggunakan sinar-X dari tabung dan kromium sebagai unsur yang
pembangkit sinar-X untuk membentuk kromit.
mengeluarkan elektron dari kulit bagian
dalam untuk menghasilkan sinar-X
baru. Seperti pada tabung pembangkit
sinar-X, elektron dari kulit bagian dalam
suatu atom pada sampel analit
menghasilkan sinar-X dengan panjang-
panjang gelombang karakteristik dari
setiap atom di dalam sampel. Untuk
Gambar 2. Survei singkapan kromit di
setiap atom di dalam sampel, intensitas lapangan
dari sinar-X karakteristik tersebut
sebanding dengan jumlah (konsentrasi)
a. Hasil Penelitian Lapangan
atom di dalam sampel, jika kita dapat
Hasil akuisisi data lapangan
mengukur intensitas sinar–X
dianalisis dengan perangkat lunak
karakteristik dari setiap unsur, kita
Res2dinv kemudian diinterpretasikan.
dapat membandingkan intensitasnya
Pada lintasan 1, keberadaan kromit
dengan suatu standar yang diketahui
terdapat pada permukaan berbentuk
konsentrasinya, sehingga konsentrasi
lensa pada bongkahan yaitu pada
unsur dalam sampel bisa ditentukan.
kedalaman 0–3 m dan kedalaman 3-7
m, pada lintasan 2 keberadaan kromit
HASIL DAN PEMBAHASAN
terdapat di bawah permukaan yaitu
Hasil survey lapangan dan uji pada kedalaman 0–10 m, sedangkan
pendahuluan dan melihat ciri fisik dari untuk lintasan 3 tidak ditemukan
kromit, Gambar 2 menunjukkan adanya keberadaan kromit. Gambar
singkapan kromit yang ditemukan di 3, 4, dan 5 menunjukkan hasil
lokasi penelitian memiliki ciri fisik
Abdi, M.R., dkk. Identifikasi Kedalaman dan Kandungan Kromit ...... 171

penampang 2D dari hasil pengukuran bawah lapisan tanah dari 3 lintasan.

Gambar 3. Hasil penampang resistivitas hasil inversi 2D (lintasan 1)

Gambar 4. Hasil penampang resistivitas hasil inversi 2D (lintasan 2)

Gambar 5. Hasil penampang resistivitas hasil inversi 2D (lintasan 3)

b. Hasil Pengujian dengan XRF 5. Ni 10,9 10,8 9,84


Hasil Pengujian tiga buah sampel

Tabel 1. Hasil Uji XRF kandungan kromit dengan XRF diperoleh besar
Kromit kandunan unsur-unsur penyusun kromit

No. Unsur Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 ditunjukkan oleh Tabel 1.


(%) (%) (%)
1. Fe 29,0 27,9 29,3
c. Analisa Hasil
2. Cr 23,4 22,7 25,5
Berdasarkan hasil pendugaan
3. Si 21,7 22,6 20,2
geolistrik berupa penampang 2D pada
4. Mg 13,0 14,0 13,0
172 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 11 No. 2, Agustus 2014 (167 – 173)

3 lintasan yang diambil pada penelitian Kromit yang ditemukan di atas


lapangan maka didapatkan, pada permukaan berbentuk lensa pada
lintasan 1 (Gambar 3) mengindikasi boulder/bongkahan, berwarna
keterdapatan kromit nilai tahanan kehitaman, keras, kilap logam, bentuk
jenisnya adalah ± 1727 Ohm.m, kristal tidak beraturan, goresan coklat,
berbentuk bongkahan yang muncul pecahan tidak sempurna. Lokasi
pada permukaan tanah, pada posisi penelitian berada pada Formasi
elektroda 6-8 (meter ke 26–33) pada Ultramafik (Mub) yaitu batuan peridotit
kedalaman ± 0–3 m dan di bawah dan serpentinit yang diperkirakan
permukaan pada posisi elektroda 8-9 adanya letak kontak geologi berupa
(meter ke 36-40) pada kedalaman ± 3-7 lipatan atau sesar. Komplek batuan
meter. Hasil pendugaan geolistrik Ultramafik merupakan induk
berupa penampang 2D pada lintasan 2 mineralisasi kromit yaitu pembentukan
(Gambar 4) mengindikasi keterdapatan batuan yang berasal dari selubung dan
kromit untuk nilai tahanan jenisnya kerak samudera yang terangkat ke atas
adalah ± 1150 Ohm.m, untuk lintasan 2 oleh peristiwa tektonik selama proses
keterdapatan kromit berada di bawah pembentukan jalur pegunungan
permukaan dengan bentuk bongkahan (Wahana, 2011).
dan lapisan yang tidak kontinu, pada Hasil Uji XRF ketiga sampel
posisi elektroda 12-13 (meter ke 54–60) kromit memiliki kandungan Cr dan Fe di
dan juga pada posisi elektroda 15-18 atas 20 %. Berdasarkan Hasil Uji XRF
(meter ke 72–86) pada kedalaman ± 0– menunjukkan bahwa kandungan kromit
10 m. Dan pada lintasan 3 hasil pada sampel 1 seperti tercantum pada
pendugaan geolistrik berupa Tabel 1 terdiri dari Cr 23,4% Fe 29,0%
penampang 2D sepertinya tidak dan unsur lain seperti Si, Mg, Ni
ditemukan indikasi adanya dengan kadar Si sebesar 21,7%, Mg
keterdapatan kromit karena pada sebesar 13% dan Ni sebesar 10,9%.
lintasan 3 dengan tahanan jenisnya Pada sampel 2 kandungan kromit terdiri
yaitu ± 1084 Ohm.m, berbentuk lapisan dari Cr 22,7% Fe 27,9% dan unsur lain
yang kontinu, ini diindikasikan batuan seperti Si, Mg, Ni dengan kadar Si
dasar yang berada di bawah 22,6%, Mg sebesar 14,0%, dan Ni
permukaan. sebesar 10,8%. Pada sampel 3,
kandungan kromit didapatkan sebesar
Abdi, M.R., dkk. Identifikasi Kedalaman dan Kandungan Kromit ...... 173

Cr 25,5% Fe 29,3% dan unsur lain resistivity method to investigate


the Krakal Hot Spring in Desa
seperti Si, Mg, Ni dengan kadar Si
Krakal, Kec. Alian, Kab.
sebesar 20,2%, Mg sebesar 13%, Ni Kabumen, Prop. Jawa Tengah.
Prosiding PIT HAGI ke-25,
sebesar 9,84%. Sampel kromit diambil
Bandung.
dari titik lintasan yang terdapat
Rustiadi, P. 2008. Karakteristik Bijih
singkapan, maka dapat diketahui besar
Kromit Barru Sulawesi Selatan.
kandungan kromit yang diperoleh yaitu Jurnal Riset Geologi dan
Pertambangan. 18(1): 1
Cr antara 22,7%-25,5% dan Fe antara
27,9%-29,3%. Santoso, D. 2002. Pengantar Teknik
Geofisika. ITB, Bandung

KESIMPULAN Sapiie, B., N.A. Magetsari, A.H.


Harsolumakso, & C.I. Abdullah.
Kromit yang ditemukan
2006. Geologi Fisik. ITB.
berbentuk lensa pada bongkahan yang Bandung.
muncul di atas permukaan dengan nilai
Sikumbang, N & R. Heryanto. 1994.
resistivitas yang didapatkan antara Peta Geologi lembar
1084-3435 Ohm.meter dengan Banjarmasin, Kalimantan
Selatan, skala 1 : 250.000, Pusat
kedalaman ± 0-3 meter dan kedalaman Pengembangan dan Penelitian
3-7 meter pada lintasan 1, kedalaman ± Geologi, Bandung.
0-10 meter pada lintasan 2. Telford, WM., 1990. Applied
Kadar kandungan kromit dengan Geophysics Second Edition.
Cambridge University
menggunakan XRF diperoleh untuk
unsur Cr berkisar antara 22,7 %-25,5 % Wahana, B.B, 2011. Endapan Mineral
Early Magmatic, Studi Kasus:
dan untuk unsur Fe berkisar antara Endapan Mineral Kromit
27,9 %-29,3 %, sedangkan unsur lain Kabupaten Barru, Sulawesi
Selatan. ITB, Bandung
yang terdapat dalam kromit selain (Fe,
Cr2, O4) adalah Si, Mg, Ni, dan Mn.

DAFTAR PUSTAKA
Allan, G. 1999. A Tempelate For
Geophysical Investivigations of
Small Landfills. The Leading
Edge, 02, pp. 249-254.

Kalmiawan, P, A. Sismanto, &


Suparwoto. 2000. Survey of

You might also like