Sistem Informasi Plant-Koneksi Wonderware Historian Server

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 25

Sistem Informasi Plant - Koneksi Wonderware Historian Server

dengan I/O Server


Ini adalah tugas saya yang saya posting ke blog. Jadi gaya penulisannya gak santai, gaya
penulisannya resmi karena memang tujuan utamanya untuk laporan tugas. Sama dengan
postingan Perancangan Pemrograman Pinhole Grate Menggunakan PLC Allen Bradley –
RSLogix500. Semoga bermanfaat,

BAB I
Pendahuluan
1. Latar Belakang
Historian merupakan salah satu produk dari wonderware yang berfungsi untuk menyimpan process
data dari suatu plant. Process data sendiri adalah segala informasi yang berkaitan dengan suatu
proses, yang terkumpul dari proses yang sedang berjalan. Process data biasa diambil diantaranya
ditunjukkan pada poin 1.1-1.5.

1.1. Real-time data


Real-time data adalah nilai-nilai dari suatu data pada satu waktu tertentu. Misalkan adalah posisi
suatu valve apakah membuka atau menutup dan sebagainya.
1.2. Historical data
Historical data adalah nilai-nilai yang tidak real-time, bisa jadi satu minggu yang lalu, bahkan satu
tahun yang lalu. Historical data ini biasanya digunakan untuk memperbaiki kinerja suatu sistem,
atau untuk menganalisis sistem jika terjadi kegagalan sistem di masa lalu.
1.3. Summary data
Summary data adalah data-data yang telah diolah. Misalkan pada penyaluran BBM, data yang
diambil selain flowrate adalah keuntungan biaya dari penyaluran tersebut. Biaya tersebut dihitung
berdasarkan flowrate yang terukur.
1.4. Event Data
Event data adalah data yang tersimpan jika ada peristiwa-peristiwa tertentu. Event data ini lebih
ke data diskrit. Misalkan jika terjadi kegagalan dalam sistem boiler, maka event data ini akan
merekam kapan boiler trip supaya diketahui penyebabnya.
1.5. Configuration Data
Configuration data adalah data-data konfigurasi dari suatu plant. Misalkan berapa jumlah I/O
Server yang digunakan, tipe-tipenya, dan sebagainya.
Process data sendiri biasanya diambil dengan tujuan:
· Proces analysis, diagnostics, optimasi.
· Predictive dan preventive maintenance
· Product and process quality
· Health and Safety
· Production reporting
· Failure analysis

Historian server yang digunakan pada project ini adalah Industrial SQL Server. Gambar 1
menunjukkan tampilan utama dari Industrial SQL Server.

Gambar 1 Tampilan Utama Industrial SQL Server pada System Management Console

Dalam pengambilan data, selain menggunakan Historian server juga menggunakan I/O Server
atau sekarang ini lebih dikenal dengan OPC (OLE for Process Control). Fungsi utama OPC ini adalah
untuk menjembatani controller dengan level di atas controller tersebut. Misal antara controller
dengan HMI. Controller dengan protokol komunikasi yang beragam dapat dijembatani dengan OPC
untuk berkomunikasi dengan HMI yang mempunyai protokol komunikasi tertentu juga.
OPC yang digunakan pada project ini adalah KepServer. Gambar 2 menunjukkan tampilan dari
KepServer.
Gambar 2 Tampilan KepServer sebagai OPC Server
Pada OPC Server terdapat istilah “topic”. Topic ini akan berhubungan dengan perangkat yang lain.

2. Batasan Masalah
2.1. Pengoneksian antara InSQLServer dan OPC Server digunakan untuk mengambil data pinhole
grate
2.2. Software untuk pengambilan data menggunakan Industrial SQL Server dan KepServer
2.3. Konfigurasi menggunakan IDAS (IndustrialSQL Server Data Acquisition Service)

3. Tujuan
Tujuan pengoneksian antara Industrial SQL Server dengan OPC Server ini adalah:
3.1. Dapat mengambil data dari penyalaan dari pinhole grate
3.2. Dapat menggunakan Industrial SQL Server dan OPC Server untuk akuisisi data pada pinhole
grate.
3.3. Dapat menghubungkan Industrial SQL Server dengan OPC Server dan menampilkan hasil
akuisisi tersebut ke dalam Trend

BAB II
Teori Dasar

1. Overview Boiler
Boiler merupakan equipment yang hampir selalu ada dalam suatu industri. Sesuai dengan
namanya, Boiler merupakan equipment yang berfungsi untuk mengubah air menjadi uap. Uap
tersebut digunakan untuk keperluan-keperluan proses sesuai dengan bidang apa industri tersebut
bergerak.
Pada Boiler yang ditunjukkan oleh gambar 3, terdapat sistem pembersihan sisa-sisa hasil
pembakaran yang disebut dengan pinhole grate. Terdapat bermacam-macam jenis pembersihan
hasil pembakaran, ada yang langsung diletakkan pada konveyor lalu dibuang, ada yang sisa hasil
pembakaran tersebut langsung digeser, dan ada yang ditiup. Pinhole grate yang dibahas pada
laporan ini adalah pinhole grate yang ditiup dengan sequence tertentu. Bagian pinhole grate sendiri
ditunjukkan pada gambar 2.
Gambar 3 Contoh PnID Pinhole Grate

2. Overview Industrial SQL Server


Industrial SQL Server merupakan salah satu bagian dari Wonderware yang berfungsi untuk
mengakuisisi data. Industrial SQL Server ini biasanya mengambil tag dari InTouch HMI maupun
OPC Server untuk diakuisisi. Dalam project ini, tag yang diambil adalah yang berasal dari OPC
Server.
Poin 2.1 – 2.12 menunjukkan cara-cara konfigurasi Industrial SQL Server untuk akuisisi data dari
OPC Server.
2.1. Daftarkan aplikasi KepServer pada industrial SQL Server. Caranya adalah dengan klik kanan
pada I/O Server Types lalu klik New I/O Server Type seperti pada gambar 4.
Gambar 4 New I/O Server Type
2.2. Setelah itu akan muncul tampilan seperti gambar 5. Masukkan “server_runtime” pada nama
aplikasinya dan “Exe name”-nya. Pemberian nama ini mengacu pada nama aplikasi dari KepServer
itu sendiri yang dapat dilihat dengan cara klik File-Project Properties-tab
Suiteink/FastDDE pada KepServer tersebut

Gambar 5 Mendaftarkan Aplikasi KepServer pada InSQL Server


2.3. Jika telah selesai, klik kanan pada IDAS-<nama InSQL Server pada komputer tersebut> lalu
pilih New I/O Server

Gambar 6 New I/O Server


2.4. Setelah itu akan muncul tampilan seperti pada gambar 7. Masukkan “localhost” pada I/O
Server location dan “server_runtime” pada I/O Server Type. Alt.Server Location adalah server
cadangan yang dapat digunakan ketika server utama terputus. Kosongkan saja karena dalam
project ini tidak menggunakan redundant server. Jika telah selesai maka akan membentuk tree
baru.

Gambar 7 New I/O Server


2.5. Klik kanan pada tree “localhost\server_runtime” lalu pilih new topic seperti yang ditunjukkan
pada gambar 8. Nama topic adalah seperti yang dijelaskan pada OPC Server.

Gambar 8 Insert New Topic


2.6. Gambar 9 menunjukkan kotak dialog untuk memasukkan nama topic. Format penulisan topic
adalah Channel_Topic. Jika telah selesai klik Finish.

Gambar 9 Memasukkan Topic


2.7. Masukkan tag pada topic tersebut dengan klik kanan pada topic yang telah dimasukkan lalu
klik New Discrete Tag jika tag yang ingin dimasukkan adalah tag diskrit.
2.8. Klik Next maka akan muncul tampilan seperti gambar 10. Bagian ini menyediakan pilihan bagi
kita bagaimana storage method-nya. Ada 3 jenis penyimpanan yaitu:
2.8.1. Not Stored : Nilai tidak disimpan oleh Industrial SQL Server
2.8.2. Delta : Industrial SQL Server hanya menyimpan nilai yang berubah saja
2.8.3. Force : Nilai diakuisisi terus meskipun tidak ada perubahan nilai tersebut.

Gambar 10 Pemilihan Storage Method


2.9. Jika telah selesai maka klik kanan pada IDAS - <nama server pada komputer yang digunakan>
lalu pilih Commit Pending Changes.
Gambar 11 Commit Pending Changes
2.10. Klik Commit

Gambar 12 Kotak Dialog Commit Pending Changes

2.11. Jika konfigurasi telah selesai, masuk ke tree management console lalu pilih status.Klik kanan
pada status lalu pilih StartInSQL maka akan muncul kotak dialog seperti pada gambar 13.
Masukkan Domain yaitu localhost, login name adalah nama komputer tersebut, lalu password.
Note: Setiap komputer yang digunakan untuk InSQL Server wajib diberi password.

Gambar 13 Start InSQL Server


2.12. Jika tampilan status sudah hijau/running, berarti data sudah dapat diakuisisi dengan baik.

Gambar 14 Akuisisi Data sedang berjalan

Pada InSQL server juga terdapat Export dan Import tag. Hal ini tentu akan memudahkan
dibandingkan dengan harus memasukkan tag satu-satu. Cara untuk import dan export tag adalah
dengan menggunakan DBLoad – DBDump seperti yang dijelaskan pada poin 2.13 – 2.17
2.13. Buka aplikasi Database Configuration Export-Import pada Start-All Program-Wonderware-
InSQL Server-Database Configuration Export and Import. Maka akan muncul tampilan seperti pada
gambar 15
Gambar 15 Database Export/Import Utility
2.14. Export adalah fasilitas yang dapat digunakan untuk mengekspor tagname ke dalam bentuk
.txt. Pilih export lalu klik next maka akan muncul tampilan seperti pada gambar 16. Server name
adalah nama InSQL Server-nya, lalu Filename adalah nama file yang akan dibuat di path yang
telah dipilih. Klik Next

Gambar 16 Export Utility


2.15. Gambar 17 menunjukkan kotak konfirmasi. Klik Next lalu jika telah selesai klik Finish. Maka
tagname telah ter-export pada path yang telah ditentukan seperti pada gambar 16.
Gambar 17 Confirmation Dialogue

Gambar 18 Hasil File yang telah di-export (diblok biru)


2.16. Cara mengedit file tersebut adalah dengan membuka file tersebut melalui aplikasi Ms.Excel
agar mudah terlacak. Karena dengan Ms.Excel masing-masing besaran sudah ditaruh di masing-
masing cell sehingga memudahkan dalam mengedit tag tersebut.
2.17. Jika tag sudah diedit (ditambahkan atau dikurangi), maka selanjutnya file tersebut dapat di-
import ke InSQL Server. Cara untuk import sama dengan cara untuk export, hanya saja di pilihan
awal dipilih import, bukan export.
Gambar 19 Import
Dengan menggunakan fasilitas export/import ini, waktu dan tenaga yang dibutuhkan dalam
memasukkan tag akan menjadi lebih efisien karena dalam suatu project rata-rata tag yang
digunakan itu lebih dari 300 tag, bahkan ada yang lebih dari 1000 tag.

3. Overview OPC Server (Menggunakan KepServer)


OPC Server merupakan aplikasi yang menjembatani antara controller dengan aplikasi yang
setingkat di atas controller tersebut. OPC Server yang digunakan pada project ini adalah
KepServer. Poin 3.1-3.18 menunjukkan cara-cara konfigurasi dari KepServer.
3.1. Buka aplikasi KepServer, maka akan muncul tampilan seperti pada gambar 20

Gambar 20 Tampilan Utama KepServer


3.2. Untuk membuat topik baru, caranya adalah dengan klik kanan pada area kosong yang dikotaki
merah pada gambar 21 lalu klik New Channel
3.3. Setelah diklik New Channel maka akan muncul kotak dialog seperti pada gambar 22. Tulis
sembarang nama pada Channel name. Lalu klik Next.

Gambar 21 Kotak Dialog Identification


3.4. Selanjutnya adalah pemilihan device. Untuk project ini yang digunakan adalah PLC Allen
Bradley dengna komunikasi Ethernet. Jadi pada gambar 22 pilih Allen Bradley Ethernet. Klik Next
3.5. Pilih Network Adapter Default, klik Next

Gambar 22 Network Interface Dialogue


3.6. Pilih Optimization Method. Apakah semua tag akan di-write atau tag yang berubah saja yang
di-write. Klik Next lalu klik Finish.

Gambar 23 Optimizatin Method


3.7. Jika telah selesai mengonfigurasi channel, selanjutnya adalah konfigurasi Device. Caranya
adalah dengan klik pada bagian yang dikotaki merah pada gambar 24.
Gambar 24 Klik New Device
3.8. Setelah diklik maka akan muncul kotak dialog seperti pada gambar 25. Masukkan sembarang
nama dari device lalu klik Next.

Gambar 25 Device Name


3.9. Selanjutnya adalah memasukkan nama device yaitu SLC5/05 Open lalu klik Next.

Gambar 26 Device Model


3.10. Masukkan alamat IP dari PLC tersebut, klik next.
Gambar 27 Device ID
3.11. Pilih mode scanning-nya. Klik Next.

Gambar 28 Device Scan Mode


3.12. Konfigurasi Timing Parameter-nya. Klik Next

Gambar 29 Timing Parameter


3.13. Pilih apakah akan meng-enable Auto Demotion atau tidak. Hal ini akan berguna jika device
sedang gagal berkomunikasi.

Gambar 30 Auto Demotion


3.14. Konfigurasi Port-nya, biarkan default

Gambar 31 Port Configuration


3.15. Konfigurasi Protocol Parameter, untuk Ethernet masukkan 0 lalu klik Next.

Gambar 32 Protocol Parameters


3.16. Masukkan slot configuration. Untuk slot ini, samakan dengan konfigurasi aktual pada rak PLC
tersebut. Klik Next lalu klik finish.
Gambar 33 Slot Configuration
3.17. Selanjutnya adalah memasukkan tagname dengan cara klik pada area yang dikotaki merah
seperti pada gambar 34

Gambar 34 Adding a tag


3.18. Setelah di-klik maka akan muncul tampilan seperti pada gambar 35. Masukkan nama tag
dan address-nya. Cara penulisan address samakan dengan yang terdapat pada RSLogix.

Gambar 35 Tag Properties


Penting untuk diketahui bahwa tag pada OPC Server ini nantinya akan dipakai pada seluruh sistem.
Misalkan pada InTouch dan Historian server.

BAB III
Perancangan Sistem

1. Arsitektur Sistem
Gambar 36 Arsitektur Sistem
Gambar 36 menunjukkan arsitektur sistem keseluruhan sistem pinhole grate. Untuk historian
server dan OPC Server ini terletak pada komputer dengan IP 192.158.1.150.

2. Graphic Diagram
Gambar 37 menunjukkan Graphic Diagram menunjukkan rancangan alur kerja dari pinhole grate
ketika di-start, stop, dan ketika beroperasi. Pada nantinya graphic ini akan diakuisisi oleh Historian
server melewati OPC Server.
2.1. Start/Stop Button

Gambar 37 Graphic Diagram of Start/Stop Button


Pada gambar 9 ditunjukkan grafik start/stop button. Grafik ini menjelaskan tentang kapan pinhole
bekerja dan kapan pinhole berhenti. Berdasarkan gambar 9, pinhole grate system dapat di-start
ketika ada steam yang mengalir, sedangkan jika tidak ada steam yang mengalir, pinhole tidak
dapat di-start. Pinhole akan berhenti beroperasi ketika tombol stop ditekan.
2.2. Operation
Pada bagian Operation, akan dijelaskan detail sequence operasi dari pinhole grate.

Gambar 38 Graphic Diagram of Operation


Berdasarkan pada gambar 38, terdapat 6 valve yang bekerja secara bergantian. Operasi pinhole
grate system dimulai dari valve A yang menyala selama t detik, lalu off selama t detik, disusul
dengan valve B yang menyala selama t detik, lalu off selama t detik, lalu valve A menyala lagi
dengan waktu selama t detik, lalu ketika valve A off kemudian valve C menyala dengan sequence
yang sama seperti valve A. Begitu seterusnya hingga valve F.

3. I/O Assignment
I/O Assignment menunjukkan instrumen-instrumen yang digunakan beserta addressing dari
instrument tersebut pada PLC. Tabel 1 menunjukkan I/O Assignment yang digunakan pada project
ini.
Tabel 1 I/O Assignment
BAB IV
Hasil dan Analisis
1. Hasil Akuisisi Data
1.1. Hasil Konfigurasi pada I/O Server
Gambar 39 menunjukkan tag-tag yang dimasukkan ke dalam OPC Server. Tag-tag ini nantinya
akan diambil oleh Historian Server untuk ditampilkan pada Historian Client.

1.2. Hasil Konfigurasi Historian Server


Pada Historian server, telah terdapat history block, itu berarti data telah terakuisisi pada historian
server.

2. Daftar Pertanyaan
2.1. Di dalam arsitektur project, kenapa valve L genap dan berpasangan?
Pada project pinhole grate ini, valve saling berpasangan karena memang desain dari suatu pinhole
grate seperti itu.
2.2. Apa kegunaan OPC Quick Client?
OPC Client digunakan untuk simulasi dari OPC jika tidak ada client lain yang tersambung dengan
OPC tersebut. Untuk memastikan komunikasi dari OPC Server berjalan lancar.
2.3. Format topik seperti apa?
Format topik adalah “Channel_Device”

2.4. Jika menggunakan komputer lain dalam menghubungkan I/O Server ke Historian,
apakah menggunakan nama komputer/IP Address?
Yang digunakan jika IO server berbeda komputer dengan Historian server adalah dengan
menggunakan IP Address.
2.5. Perbedaan Suitelink dan DDE? Kenapa digunakan Suitelink?
Suitelink adalah versi terbaru dari DDE. Pada Suitelink telah terdapat Data Quality, sedangkan
pada DDE tidak terdapat informasi data Quality.
2.6. Bagaimana menampilkan tag yang berbeda dalam Trend?
Langsung ditampilkan saja. Karena pada Trend bisa menampilkan berbagai jenis tag secara
langsung.
2.7. Perbedaan All Event Tags dan All String Tags?
Event tag adalah tag yang dikonfigurasi untuk aktif jika ada suatu event. Biasanya masuk pada
event log. Jika string tags adalah tag yang berbentuk data string.
2.8. Cara menuliskan address suatu tags dalam KepServer?
Dalam menuliskan tag pada KepServer biasanya mengikuti format controller yang digunakan.
Untuk project ini formatnya adalah format sesuai dengan format RSLogix.
2.9. Penjelasan Module dalam menyalakan program dalam historian?
2.10. Simulation Examples dalam KepServer digunakan untuk apa?
Simulation Examples adalah contoh-contoh yang disediakan oleh KepServer pada saat awal
menginstal KepServer.
2.11. Kenapa tidak import tag melalu MDAS/Manual Tag?
MDAS digunakan untuk import tag, tapi tidak lewat IDAS. Sedangkan Import/Export tag melalui
Import/Export Configuration adalah tag yang diakusisi lewat IDAS.
2.12. Jika menggunakan fasilitas import dan export tag baik dalam I/O Server atau
Historian server apakah EWS harus menyesuaikan tag yang dipakai?
Biasanya, import dan export tag dalam IO Server maupun historian itu digunakan untuk
menyesuaikan tag yang mungkin telah ditambahkan pada EWS. Jadi bukan EWS yang
menyesuaikan, tapi biasanya adalah IO Server atau Historian Server yang menyesuaikan.
2.13. Di RSLogix apakah bisa import tags seperti yang digunakan di I/O server atau
Industrial SQL Server?
Untuk RSLogix belum ditemukan fasilitas import/export tag melalui excel seperti pada I/O Server
dan Industrial SQL Server.
2.14. Apakah tag yang di-export dari Industrial SQL Server selalu dalam bentuk .txt?
Benar, tapi bisa dibuka dan diedit di Microsoft Excel.
2.15. Jika import tag dari I/O server tetapi pada PC yang berbeda apakah bisa
mengambil semua tag secara langsung, tidak satu per satu?
Pengambilan tag lebih baik menggunakan fasilitas import/export agar tidak menambahkan tag
satu per satu.
2.16. Apakah sudah mencoba menggunakan fitur store and forward?
Belum pernah dicoba, fitur store and forward membutuhkan 2 komputer IDAS.
2.17. Apakah tag dari Industrial SQL Server bisa dipakai di I/O server?
Bisa, tentunya dengan ketentuan masing-masing SQL Server maupun I/O Server.
2.18. Jika export tag berbentuk analog, apakah sama seperti export tag discrete dalam
file Industrial SQL Server?
Sama, hanya saja dengan detail yang berbeda. Misalkan pada analog ada ketentuan scaling,
sedangkan di discrete tidak ada, begitu seterusnya.
2.19. Apa itu fitur store and forward?
Fitur store and forward adalah fitur dari Historian Server dimana jika terjadi kegagalan komunikasi
antara IDAS dengan Historian Server, maka data akan disimpan secara lokal pada komputer IDAS
tersebut. Jika komunikasi telah pulih maka data yang telah disimpan secara lokal tersebut akan
diteruskan ke Historian Server.
2.20. Jika sambungan terputus maka data disimpan di mana?
Jika sambungan terputus, maka data akan disimpan di local IDAS computer. Tapi itupun juga
pilihan. Jika pada saat konfigurasi dipilih No Store maka data tidak akan disimpan di mana-mana
dengan kata lain data tidak diakuisisi.
 

You might also like