Professional Documents
Culture Documents
Khutbah Maret 2018
Khutbah Maret 2018
Khutbah Maret 2018
ُفَ َم ْن يَ ْع َم ْل ِمثْقَا َل ذَ َّرةٍ َخي ًْرا يَ َرهُ َو َم ْن يَ ْع َم ْل ِمثْقَا َل ذَ َّرةٍ ش ًَّرا يَ َره
Artinya: "Barangsiapa berbuat kebaikan sebesar zaroh pun, niscaya dia akan
melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan keburukan
sebasar zaroh pun, niscaya ia akan melihat (balasan)nya pula."
Zaroh adalah bagian terkecil dari sesuatu, yang di dalam Ilmu Fisika disebut
atom. Allah SWT menegaskan bahwa tak satu pun perbuatan manusia,
meski sekecil atom, lepas dari perhatian dan pengawasan Allah SWT.
Perbuatan baik, betapapun kecilnya, pasti akan mendapat balasan. Demikian
juga perbuatan jelek pasti akan mendapat balasan. Balasan bisa diterima di
dunia ini, dan bisa pula di akhirat kelak. Bahkan tidak menutup kemungkinan
ada balasan yang tidak hanya di dunia tetapi juga di akhirat.
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa lepas dari pergaulan sesama
manusia. Dalam pergaulan itu, disadari atau tidak, kita sering melakukan
sesuatu yang jelek, seperti bicara ceplas ceplos tak terkendali dan menyakiti
orang lain. Jika kita termasuk orang seperti ini, kita harus belajar bagaimana
mengendalikan ucapan-ucapan yang tidak baik dan menyakiti orang lain. Kita
harus bicara yang baik karena segala sesuatu yang baik merupakan sedekah
sebagaimana hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan dari Jabir bin
Abdullah RA sebagai berikut:
َ ٍُك ُّل َم ْع ُر ْوف
صدَ قَة
Artinya: “Setiap kabaikan adalah sedekah.”
Oleh karena perkataan yang baik termasuk sedekah, maka perkataan itu
pasti akan mendapatkan balasan yang baik dari Allah SWT. Untuk itu, orang-
orang emosional atau pemarah harus belajar mengendalikan lisannya agar
tidak bicara seenaknya yang dapat merusak hubungan antar personal.
Orang-orang seperti ini biasanya memiliki konflik dengan orang lain
Jadi bicara yang baik itu sangat perlu dan kita harus bisa. Jika tidak,
sebaiknya kita memilih diam. Mengapa demikian? Sebab setiap amal baik,
sekecil apa pun, pasti akan di balas Allah SWT. Perkataan yang baik tidak
saja mendapat pahala dari Allah SWT, tetapi juga secara sosial menciptakan
suasana kondusif yang memungkinkan masyarakat untuk hidup bersama
dengan damai dan tentram. Orang-orang tua kita sering berpesan, “podho-
podho sing ngomong, mbok ngomongo sing apik.” Artinya, sama-sama
mengeluarkan energi, yakni berbicara, bicaralah yang baik. Maka haruslah
kita hindari ucapan-ucapan kotor seperti misuh-misuh, ucapan-ucapan kasar
seperti menghujat atau menghardik sebab kesemuanya itu bisa menimbulkan
ketidak nyamanan bagi orang lain. Ucapan-ucapan seperti itu pasti akan
dicatat malaikat dan kita harus mempertanggung jawabkannya kelak. Pasti
akan ada balasan, yakni siksa dari Allah SWT, sebagaimana ditegaskan
dalam ayat yang di awal telah disampaikan, yakni:
َُو َم ْن يَ ْع َم ْل ِمثْقَا َل ذَ َّرةٍ ش ًَرا يَ َره
Artinya: “Dan barangsiapa mengerjakan keburukan sebasar zaroh, atau
sekecil apa pun, niscaya ia akan melihat (balasan)nya pula.”
Hidup di dunia ini hanyalah sebentar. Maka hendaknya hidup yang sangat
singkat ini kita manfaatkan sebesar-besarnya untuk menyiapkan bekal yang
sebanyak-banyaknya untuk hidup abadi di akhirat nanti. Barangsiapa yang
bekal akhiratnya sangat banyak, pasti akan hidup bahagia di surga bersama
orang-orang saleh yang di ridhai Allah SWT. Barangsiapa yang bekal
akhiratnya sedikit atau bahkan kurang, pasti akan sengsara di akhirat.
Mereka akan menjadi geladangan yang mondar-mandir kesana kemari
meminta pertolongan. Maka sisa hidup ini marilah kita isi dengan amal-amal
saleh sekecil apa pun kesalehan itu agar kita selamat di dunia dan akhirat.
Amin, amin, ya rabbal alamin.