Makalah TCS

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 18

MAKALAH

SISTEM MANAJEMEN CHASIS


“Traction Control System (TCS) atau ASR”

Disusun Oleh:
Amir Chisnulloh 1541220022
Muhammad Arif Nur Huda 1541220040

JURUSAN TEKNIK MESIN


PROGRAM STUDI TEKNIK OTOMOTIF ELEKTRONIK
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2018
BAB I PENDAHULULAN
1.1 Latar Belakang
Pada era yang semakin berkembang ini, manusia modern membutuhkan
suatu moda tranportasi untuk menunjang mobilitasnya. Salah satu moda
transportasi tersebut adalah kendaraan roda empat atau mobil. Fenomena
tersebut ditunjukkan dari jumlah kendaraan pada saat ini yang semakin
meningkat. Melihat fenomena tersebut perusahaan otomotif pun berlomba-
lomba untuk menciptakan kendaraan yang nyaman dan berteknologi tinggi.
Pada kendaraan baik mobil ataupun sepeda motor, sudah dari awal
perancanganya di bekali oleh salah satu sistem yang berguna sebagai salah
satu pengaman kendaraan sistem itu ialah brake system (sistem rem). Sistem
itu sangat vital perananya dalam menjaga keselamatan pengemudi dan
penumpanganya. Dimana pengoperasianya adalah pengemudi cukup
menekan pedal rem dengan kaki sehingga kendaraan dapat melambat ataupun
berhenti.
Pada sistem pengereman kendaraan tersebut gaya pengereman secara
matematis ditentukan oleh besarnya gaya tekan pada kaki, traksi roda, dan
gaya gesek mekanisme rem. Oleh sebab itu apabila kecepatan kendaraan
tinggi ditambah kondisi jalan yang licin (traksi kecil) lalu di rem secara tiba-
tiba (kondisi panik) maka roda akan berhenti namun kendaraan masih masih
mempuyai kecepatan dalam artian belum berhenti. Ditambah lagi dalam
kondisi tersebut kemudi pun akan sulit dikendalikan karena roda sudah
terkunci (lock).
Namun Ada pula kondisi lain dimana roda mengalami wheel spin atau
slip dimana kondisi dimana roda belakang mobil berputar lebih cepat dari
semestinya. hal ini terjadi karena tenaga dari mesin yang diterima oleh roda
belakang melebihi kemampuan grip ban. Grip ini muncul akibat fungsi dari
sifat karet ban dan tekanan ke bawah mobil yang berasal dari bobot mobil itu
sendiri atau downforce (gaya tekan ke bawah pada saat mobil melaju).
Biasanya kondisi tersebut terjadi saat kendaraan berada di meda yang licin
seperti salju atau di medan yang berlumpur.
Dengan seiring perkembangan teknologi para insinyur di bidang otomotif
pun mulai berlomba-lomba dalam megembangkan teknologi yang mutakhir
untuk di aplikasikan di kendaraan khususnya dalam menangani kondisi wheel
spin ini akhirnya sekarang sudah ada teknologi yang bernama TCS (Traction
Control System) atau ASR (Antriebs Schlupf Regelung).
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut maka dicari suatu permasalahan yaitu:
1. Apa itu sistem rem TCS (Traction Control System)?
2. Apa saja komponen sistem TCS dan fungsinya?
3. Bagaimana Prinsip Kerja TCS?
4. Bagaimana cara kerja unit hidraulis ASR/TCS?
5. Bagaimana sistem ASR/TCS pada mobil Mercedes ARS2?

1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui tentang rem sistem TCS.
2. Untuk mengetahui komponen sistem TCS beserta fungsinya.
3. Untuk mengetahui prinsip kerja TCS.
4. Untuk Mengetahui cara kerja unit hidraulis ASR/TCS
5. Untuk mengetahui sistem ASR/TCS pada mobil Mercedes ARS2.

1.4 Batasan Masalah


Pada bab 3 pembahasan akan dibahas sistem ASR / TCS yang terdapat
pada mobil Mercedes ARS2
BAB II TEORI DASAR
2.1 Pengertian Spin
Spin adalah suatu kejadian/keadaan pada saat percepatan berlangsung
roda berputar sedangkan kendaraan belum bertambah kecepatannya. Keadaan
seperti ini terjadi dikarenakan gaya penggerak yang diteruskan keroda
penggerak lebih besar dari pada besarnya traksi ban, semakin kecil traksi
semakin mudah terjadi spin seperti ditunjukkan dengan ilustrasi pada Gambar
1 berikut untuk menjelaskannya :

Gambar 2.1 Gaya penggerak dan Traksi


Gaya penggerak ”Fp” didapatkan dari proses kerja motor penggerak
kendaraan yang besarnya out-put motor mulai dari torsi rendah ke tinggi
diatur sesuai keinginan operatornya (pengemudi) dengan segala sifat
pengendaliannya.
Traksi ban ”FT” didapatkan dari proses gesekan antara permkaan jalan dan
permukaan ban yang besarnya tergantung dari koefisien gesek antara ban
dengan permukaan jalan (µJ) dan berat kendaraan (W) ;
Terjadi spin jika :

Sedangkan Traksi relatif tetap yang besarnya :

Sehingga pada saat mobil dipercepat dengan power motor melebihi


kemampuan traksi maka akan terjadi roda penggerak slip (spin), hal ini akan
menyebabkan mobil akan jalan tidak stabil dan lebih ekstrim lagi jika salah
satu roda pada kondisi traksi sangat kecil kendaraan tidak bisa bergerak
(berjalan).
Contoh :
1. Pada mobil dengan penggerak roda depan mobil tidak bisa dibelokkan
mengikuti radius jalan. (Gambar 2)
Gambar 2.2 Udersteering pada kendaraan penggerak depan
karena pada roda penggerak terjadi slip, bagian depan kendaraan
terpelanting keluar dari radius jalan (understeering)
2. Pada mobil dengan penggerak roda belakang mobil tidak bisa
dibelokkan mengikuti radius jalan. (Gambar 3)

Gambar 2.3 : Oversteering pada kendaraan penggerak belakang


karena pada roda penggerak terjadi slip, bagian belakang kendaraan
terpelanting keluar dari radius jalan (Oversteering).
3. Pada saat kedua roda penggerak pada µsplit (Gambar 4), roda
kanan dipermukaan jalan kering µ : 0,9 (µ beasar) dan roda penggerak
kiri di permukaan jalan yang basah µ : 0,9 (µ kecil).
Gambar 2.4.Kendaraan dengan roda penggerak µsplit
Pada saat awal berjalan/ percepatan maka akan terjadi roda kanan diam
tidak berputar dan roda kiri berputar slip di permukaannya (spin)
akibatnya kendaraan tidak bergerak karena gaya penggerak hanya akan
memutar roda yang memiliki µ kecil.
Konsep kerja ETC adalah memperbaiki sifat jalan kendaraan saat
percepatan dari ketiga contoh diatas (Gambar 2, 3, 4) dengan beberapa
alternatif :
ü Mengerem roda penggerak yang slip
ü Menurunkan daya motor
ü Kombinasi pengereman roda penggerak yang slip dan menurunkan
daya motor

2.2 Pengertian sistem TCS


Ditinjau dari sistem kontrolnya, sistem kontrol traksi merupakan
system yang mampu mempertahankan rasio slip diantara ban dan permukaan
jalan dengan cara mengontrol peralatan-peralatan guna memberikan
perlawanan percepatan terhadap perubahan kondisi permukaan jalan.
Kontrol traksi terdiri atas:
a. Kontrol Torsi Engine, berfungsi mempertahankan kondisi steady state
plant.
b. Kontrol Torsi Pengereman, mencegah keberadaan torsi dengan
memberikan gaya gesek yang berbeda di antara kedua roda penggerak.
Sistem kontrol traksi direncanakan untuk mencegah roda melintir
dengan gaya akseleratif yang tinggi.
Kontrol traksi dipasang pada system kendaraan (mobil dan motor
teknologi tinggi) yang berfungsi untuk menghindari wheelspin. Wheelspin
adalah suatu kondisi dimana roda belakang mobil berputar lebih cepat dari
semestinya. hal ini terjadi karena tenaga dari mesin yang diterima oleh roda
belakang melebihi kemampuan grip ban. Grip ini muncul akibat fungsi dari
sifat karet ban dan tekanan ke bawah mobil yang berasal dari bobot mobil itu
sendiri atau downforce (gaya tekan ke bawah pada saat mobil melaju).
Gambar 2.5 Wheel speed control
wheelspin sering terjadi di mobil balap F1. Hal ini disebabkan karena
bobot mobil F1 yang ringan (tidak lebih dari 700 kg) tetapi mempunyai
tenaga yang besar (sekitar 700 HP).Jadi agar tidak terjadi wheelspin
digunakanlah traction control.
2.3 Komponen Utama Sistem TCS/ASR
Kontrol traksi terdiri atas komponen-komponen sebagai berikut:
a. Wheel Speed sensor, sensor yang memberikan informasi kepada ABS
untuk ditindak lanjuti.
b. ECU (Electronic Control Unit) Input amplifier IC menerima sinyal dari
wheel speed sensor, sinyal frekwensi tersebut memberi perintah tentang
kecepatan roda penggerak. Microcontrollernya akan memproses sinyal-
sinyal percepatan dan kecepatan roda penggerak. Data data ini akhirnya
akan menyiapkan basis perhitungan dalam menentukan nilai akhir yang
dibutuhkan untuk kendali slip.
c. Hydraulic Unit
d. Electronic throttle control actuator
e. Simplified throttle control actuator
f. Fuel injection dan ignition control (Pengurangan tekanan pompa mesin
secara perlahan-lahan).
System kontrol traksi (TCS), juga dikenal sebagai anti-slip regulasi (ASR).
Biasanya digunakan sebagai fungsi sekunder pada anti-lock braking system
(ABS) pada kendaraan bermotor.
Intervensi (bantuan) terdiri dari satu atau lebih dari berikut ini:
a. Mengurangi atau menekan percikan urutan ke satu atau lebih silinder
b. Mengurangi pasokan bahan bakar ke satu atau lebih silinder
c. Rem gaya yang diterapkan pada satu atau lebih roda
d. Tutup throttle, jika kendaraan ini dilengkapi dengan drive by wire
throttle
e. Dalam turbo-charged kendaraan, sebuah solenoida dapat meningkatkan
kontrol digerakkan untuk mengurangi dan karena itu meningkatkan
tenaga mesin.
Biasanya, sistem kontrol traksi berbagi aktuator elektro-hidrolik rem (tapi
tidak menggunakan master silinder konvensional dan servo), dan sensor
kecepatan roda dengan sistem anti-lock braking system.

2.4 Prinsip Kerja TCS


2.4.1 ASR dengan prinsip pe-ngatur moment rem
Sistem pengatur moment rem dibangun pada komponen listrik dan
hidraulis sistem rem yang meng-gunakan ABS.

Gambar 2.6 Roda dalam keadaan  split

Pada saat awal berjalan/ perce-patan tanpa pengatur momen rem pada
split. ( roda kiri dan kanan berbeda). roda penggerak berdiri diatas jalan
yang mempunyai ham-batan gesek () yang berbeda. Dimana ( roda kiri > 
roda kiri). Oleh karena deferensial selalu mem-bagi moment penggerak (MP)
sama besar antara roda kanan dan kiri, sehingga MP/2 ditentukan oleh roda
dengan  kecil

50 % 50 %

Mp/2+M rem Mp/2+M rem

Mp = 100 %

Gambar 2.7 Pengereman pada roda yang slip ( kecil)


Pada saat awal berjalan/ perce-patan dengan sistem pengatur mo-men
rem pada  slip. Pada saat roda melebihi batas slip, roda peng-gerak kanan
berputar lebih cepat (slip). Dengan bantuan sensor pu-taran roda, besar slip
diinformasikan ke kontrol unit ABS/ASR. Kontrol unit dengan bantuan unit
hidraulis mem-berikan tekanan rem pada roda yang slip. Sehingga pada roda
kanan me-nimbulkan moment pengereman dan defferensial menghasilkan
persa-maan moment (M kanan = M kiri). Oleh karena itu berlaku :

 M kiri =Mp/2 + M rem  Gaya penggerak kiri sama dengan gaya


penggerak rem kanan + 1/2 Mp
 Jumlah gaya penggerak = gaya traksi

Pengertian beberapa istilah :


ASR : Antriebs Schlupf Regelung
LTCS : Low Speeds Traktion Control Sistem
BSD : Bremsen Sperv Differential
EDS : Elektronische Differential Spere
ABD : Automatisches Bremsen Differential
ETC : Elektronic Traktion Control
ETS : Elektronic Traktion Suport
BTC : Breake Traktion Control
Umumnya pada saat mobil mulai berjalan atau percepatan, perpin-dahan
tenaga tergantung pada slip antara roda dan jalan. Berjalan normal di atas
jalan licin tidak cukup hanya dengan mengatur pedal gas untuk menghindari
slip roda penggerak. Dengan meningkatkan slip maka turun gaya samping.
Oleh karena itu mobil tidak bisa jalan stabil.Pada pengatur slip yang lengkap
bekerja pada sistem rem dan atau pada motor manajemen dan bekerja pada
semua tingkat kecepatan.ASR dengan sistem kerja tunggal pada sistem rem
:Pada sistem ini traksi dan gaya samping yang optimal dicapai pada
kecepatan < 50 km/jam.

Gambar 2.7. ASR Pengereman pada roda penggerak


Dengan ASR roda yang slip dapat diperlambat dengan rem roda itu
sendiri tanpa menginjak rem, sehingga dicapai slip yang ideal pada kecepatan
yang semestinya. Melalui defferensial dipindahkan moment rem yang ada
sebagai moment penggerak pada roda yang berlawanan. Jika momen
penggerak terlalu tinggi, ke dua roda direm tetapi lama-nya pengereman
harus dibatasi su-paya rem tidak terlalu panas.

2.4.2 ASR dengan pengatur daya motor


Pengaturan daya motor dimak-sud adalah menurunkan daya motor
dengan jalan mengatur saat penga-pian, injeksi bahan bakar dan posisi katup
gas sehingga daya motor dapat diturunkan sesuai traksi yang me-mungkinkan
tidak terjadi slip.

Gambar 2.8 ASR pengaturan daya motor

Gaya samping optimal pada semua tingkat kecepatan. Untuk meng-


hindari kerugian gaya dorong ke samping (pada penggerak be-lakang) atau
kemampuan di belokkan (pada penggerak depan) pengaturan sudah harus
bekerja jika salah satu roda penggerak slip lebih dari 30 %.

Kemungkinan yang diatur pada mesin :

 Meregulasi daya mesin melalui katup gas dengan motor listrik


penggerak katup gas (E gas)
 Memundurkan saat pengapian (melalui kontrol unit mesin)
 Mematikan silinder motor (dengan mematikan injektor)
 Mengurangi tekanan turbo (melalui kontrol unit mesin)
 Memindahkan gigi yang besar (pada transmisi automatis) elektronik
ASR dengan pengaturan daya motor disebut juga :

ASC : Automatic Stability Control


EMS : Elektronische Motorleistungs Stenerung
2.4.3 ASR dengan pengaturan kombinasi antara rem dan daya motor.
Pada ASR kombinasi terjadi pengaturan pada sistem rem dan moment
putar motor. Oleh karena itu keuntungan pada ke dua sistem dapat disatukan.

Gambar 2.9. ASR pengaturan kombinasi antara daya motor dengan rem

Pada sistem ini dapat diperoleh traksi dan gaya samping yang optimal
pada semua kecepatan sehingga didapatkan tidak terjadi slip perce-patan

Prinsip kerja.
Jika salah satu roda berputar bebas (slip) segera sistem rem pada roda itu
aktif. Jika roda kedua ikut berputar bebas (slip) segera pula sistem rem pada
roda kedua aktif (kedua roda direm) bersamaan dengan itu moment putar roda
dikurangi. Pada kecepatan tinggi yang bekerja hanya ASR dengan pe-
ngaturan moment motor ASR Simtem Pengaturan Slip pada RemAliran
hidraulis tertutup dengan pembatas tekanan (Misal Bosch ASR5).
Contoh : Mobil penggerak depan de-ngan pembagian saluran rem diagonal.

Gambar 2.10 Rangkaian ABS dan ASR

Keterangan gambar :
KM = Katup masuk
KB = Katup buang
KP = Katup pemindah dengan pembatas tekanan (70-130 bar)
KI = Katup isap
P = Pompa pengembali yang mampu mengisap
PT = Penyimpan tekanan
PP = Peredam getaran (pulsasi)

2.5 Cara Kerja Unit Hidraulis ABS/TCS/ASR


2.4.1 Pengereman Roda yang Slip
Pada tahapan ini roda yang slip akibat percepatan di rem untuk
menghindari daya mesin hanya me-ngalir ke roda yang slip tersebut dimana
fase kerjanya sama dengan ABS :

Gambar 2.11 Menaikkan tekanan


-Menaikkan Tekanan ABS
 Tekanan rem dari silinder master melalui katup KP dari KM ke
kaliper.
-Menahan Tekanan ABS

Gambar 2.12 Menahan tekanan


 Katup KM berarus  tekanan pada kaliper tetap.
-Menurunkan Tekanan ABS

Gambar 2.13 Menurunkan tekanan


 Katup KB, KM dan pompa berarus  cairan rem me-ngalir ke
penyimpan tekanan rendah dan dipompa melalui peredam pulsasi dan
katup pemindah ke sil master.

-ASR Menaikkan Tekanan

Gambar 2.14 ASR menaikan tekanan


 Katup KI, pompa dan katup KP berarus  pompa meng-isap cairan
dari silinder master melalui katup KI
 Tekanan pompa mengalir melalui katup KM ke kaliper
 Tekanan maksimal dibatasi oleg katup pembatas tekanan KP
-ASR Menurunkan Tekanan

Gambar 2.15 ASR menurunkan tekanan


 Katup KB, pompa, katup KP dan katup KI berarus  tekanan kaliper
turun melalui katup KB.

Gambar 2.16 Skema lengkap ABS Bosch generasi 5 dengan pembagian


saluran diagonal.

Gambar 2.17 Skema lengkap ABS/ASR Bosch generasi 5 dengan


pembagian saluran diagonal.
2.4.2 ASR Sistem Pengaturan Daya Motor
Macam-macam pengaturan motor :
a. Pengaturan pembukaan katup gas :
Jika salah satu atau kedua roda penggerak slip, momen putar motor
akan dikurangi de-ngan menutup katup gas. Batas slip tergantung dari
kecepatan mobil dan apakah salah satu atau kedua roda yang slip. Pada
kendaraan dengan penggerak depan pengaturan katup gas tidak harus
dengan cepat karena stabilitas mobil masih terjaga oleh roda bela-kang
yang masih berputar se-suai dengan kecepatan ken-daraan.Pada
kendaraan penggerak aksel belakang katup gas harus menutup sangat
cepat supaya stabilitas kendaraan terjaga.
b. Pengendalian tambahan :
Melalui sistem pengapian dan injeksi apabila slip pada penggerak
melebihi batas ter-tentu saat pengapian diper-lambat. Jika moment
mesin masih terlalu besar pengapian dimatikan (injeksi dimatikan juga)
c. Penaturan gaya mesin dengan injeksi :
Pada kondisi yang ideal (untuk penggerak depan) semua komponen
yang dibutuhkan ada pada kendaraan, yaitu : Kontrol unit ABS/ASR
kontrol unit mesin dan hubungan antara kedua kontrol unit
tersebut.Dengan demikian sistem ini menjadi sederhana dan
murah.Supaya regulasi daya mesin lebih baik, untuk mematikan injektor
diperlukan persetengah silinder, artinya : injektor dima-tikan setiap
langkah kerja kedua.
BAB III PEMBAHASAN
Persiapan sinyal
Sensor roda
dari sensor roda Steker diagnosa
depan kiri
depan kiri dan
belakang kiri

Katup 3/3 depan

Mikro prosesor ABS

Mikro prosesor ABS


Sensor roda kiri
depan kanan

Katup 3/3 depan


Persiapan sinyal kanan
Sensor roda dari sensor roda
belakang kiri depan kanan dan
belakang kanan
Katup belakang
kiri

Sensor roda
belakang kanan
Katup belakang
kanan

Katup pemindah
Persiapan sinyal
Saklar rem
dari saklar rem

Transistor penguat
Relay katup
Mikro prosesor ASR

Mikro prosesor ASR


Sudut katup gas
Persiapan sinyal
sebenarnya

Relay pompa
tekan
Saklar rantai salju
dengan tampu Persiapan sinyal
kontrol Relay pompa
pengembali

Saklar tekan Persiapan sinyal


Posisi katup gas
sebenarnya

Lampu fungsi ASR

Lampu saklar
rantai salju

Kontrol unit ABS/ASR


Lampu kontrol
ABS

Lampu kontrol
ASR

Gambar 3.1 Skema Blok Kontrol Unit ASR (Mercedes ARS2)


Pengaturan Gaya Pengereman Mesin :
Apabila pengereman mesin terlalu besar dan licin, roda penggerak dapat
slip lebih dari 30% walaupun rem tidak diinjak. Hal ini berbahaya pada
kendaraan dengan penggerak roda belakang karena stabilitas kendaraan
hilang. Momen pengereman mesin yang besar terjadi biasanya ditimbulkan
setelah pemnindahan gigi besar ke gigi kecil pada saat kopling dilepas.
Sistem ini menghindari slip roda yang terlalu besar dengan menaikkan
putaran mesin. Putaran mesin dinaikkan dengan putaran sebuah katup gas
listrik atau dengan bantuan dari pengatur putaran idel.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
1. TCS menjadi solusi untuk menurunkan tingkat kecelakaan yang
sering terjadi karena kasus rem yang tidak berfungsi atau blong
dengan dilengkapi teknologi yang telah ditingkatkan agar
meningkatkan keamanan pengendara/pengemudi dan kelebihan-
kelebihan yang cukup banyak.
2. TCS Bekerja pada 3 prinsip dasar yaitu pengaturan momen rem,
pengaturan daya motor dan pengaturan kombinasi yakni pengaturan
momen rem dan daya motor.
4.2 Saran
1. Untuk menservis kendaraan yang berteknologi ABS sebaiknya
dilakukan di bengkel resmi,agar perbaikan dan perawatanya menjadi
lebih maksimal. Dikarenakan setiap merk mobil memiliki sistem dan
kontruksi yang beda sehingga manual book nya pun berbeda.
2. Seiring dengan berkembangnya teknologi di bidang otomotif,
seharusnya sudah semestinya para insinyur, mahasiswa ataupun
pelajar SMK yang menggeluti bidsng otomotif mampu menguasai
teknologi TCS ini, lebih-lebih mampu untuk mengembangkan
sistemnya menjadi lebih baik.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA

Toyibu, Moch. Modul Pelatihan Sistem Rem Dengan ABS/ASR/ESP . 2012.


Malang :Departemen Ototronik PPPPTK BOE.

Electronic Service Modul. 2010. Yokohama:Nissan Coorporation

Rokim, M.S.2012.Buku Ototronik.Jakarta:Direktorat Pembinaan SMK

Abs/Tcs/Esp Training Guide.Japan:Daihatsu

………,. Automotive Handbook, Robert Bosch Gmbh, Stuttgart. 2000

. ……… , Bremsenlagen fur Kraftfahrzeuge, BOSCH 1994.

You might also like