Tak Gerontik Senam Otak

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 11

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

SENAM OTAK PADA LANSIA

A. LATAR BELAKANG
Menua adalah proses yang mengubah seorang dewasa sehat menjadi seorang yang
frail dengan berkurangnya sebagian besar cadangan system fisiologis dan meningkatnya
kerentanan terhadap berbagai penyakit dan kematian (Setiati, 2009). Penduduk Lansia atau
lanjut usia menurut UU No.43 (2004) adalah penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun
keatas. Umur yang dijadikan patokan sebagai lanjut usia berbeda-beda, umumnya berkisar
antara 60-65 tahun. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lanjut usia menjadi
4 yaitu : usia pertengahan (middle age) 45-59 tahun, lanjut usia (elderly) 60-74 tahun, lanjut
usia tua (old) 75–90 tahun dan usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun. Menurut Depkes RI
(2003), batasan lansia terbagi dalam empat kelompok yaitu pertengahan umur usia lanjut
(virilitas) yaitu masa persiapan usia lanjut yang menampakkan keperkasaan fisik dan
kematangan jiwa antara 45-54 tahun, usia lanjut dini (prasenium) yaitu kelompok yang mulai
memasuki usia lanjut antara 55-64 tahun, kelompok usia lanjut (senium) usia 65 tahun keatas
dan usia lanjut dengan resiko tinggi yaitu kelompok yang berusia lebih dari 70 tahun atau
kelompok usia lanjut yang hidup sendiri, terpencil, tinggal di panti, menderita penyakit berat,
atau cacat. Di Indonesia, batasan lanjut usia adalah 60 tahun keatas. Hal ini dipertegas dalam
Undang - Undang Nomor 43 tahun 2004.

Lansia dapat dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan
manusia. Proses menjadi lansia merupakan proses alamiah yang dapat terjadi pada setiap
orang. Dimana keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang untuk mempertahankan
keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologis. Kegagalan ini berkaitan dengan penurunan
daya kemampuan untuk hidup serta peningkatan kepekaan secara individual. Aspek yang
juga mengalami penurunan secara degenerative adalah fungsi kognitif (kecerdasan/pikiran).
Salah satu contoh gangguan degeratif kognitif pada lansia adalah demensia. Demensia adalah
suatu sindroma klinik yang meliputi hilangnya fungsi intelektual dan ingatan/memori
sedemikian berat sehingga menyebabkan disfungsi hidup sehari-hari (Brocklehurst and
Allen, 1987 dalam Boedhi-Darmojo, 2009). Pada lansia dengan demensia penurunan
kemampuan mental yang biasanya berkembang secara perlahan, dimana terjadi gangguan
ingatan, pikiran, penilaian dan kemampuan untuk memusatkan perhatian, dan bisa terjadi
kemunduran kepribadian, sehingga terkadang terjadi gangguan terhadap bio-psiko-sosial-
spritual pada lansia.

Menurut data dari kementrian kesehatan RI pada bulletin lansia tahun 2013 data
lansia di Indonesia mengalami peningkatan 7,59% pada tahun 2011 dengan usia harapan
hidup rata-rata 69,5 tahun. Situasi global pada saat ini di antaranya adalah setengah jumlah
lansia di dunia (400 juta jiwa) berada di Asia, Pertumbuhan lansia pada negara sedang
berkembang lebih tinggi dari negara yang sudah berkembang. Masalah terbesar lansia adalah
penyakit degenerative. Diperkirakan pada tahun 2050 sekitar 75% lansia penderita penyakit
degeneratif tidak dapat beraktifitas (tinggal di rumah). Terapi aktifitas kelompok merupakan
salah satu terapi modalitas yang dilakukan perawat kepada kelompok lansia yang mempunyai
masalah keperawatan yang sama. Aktivitas diguanakan sebagai terapi dan kelompok
diguanakan sebagai target asuhan. Di dalam kelompok terjadi dinamika interaksi yang saling
bergantung, saling membutuhkan dan menjadi laboratorium tempat lansia melatih perilaku
baru yang adaptif untuk memperbaiki perilaku yang maladaptif.

Panti Sosial Tresna Werdha Gau Mabaji Gowa, yang memiliki jumlah lansia 96
orang dengan kondisi lansia yang sehat fisik dan mental dan terbagi dalam 12 wisma dan
wisma sakura. Sebagian besar lansia laki-laki dan perempuan aktivitasnya dilakukan secara
mandiri dan dibantu. Dalam kesehariannya sebagian waktu lansia dihabiskan dengan
kegiatan tersedia di PSTW dan sebagian hanya dikamar. Di setiap wisma sarana hiburannya
terbatas tetapi setiap hari selalu ada kegiatan yang diadakan PSTW sehingga lansia bisa
melakukan kegiatan yang ingin dilakukan lansia.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan hasil survey di atas, maka mahasiswa/i Profesi Ners STIKes Mega
Rizky akan melakukan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) dengan materi senam GLO (
Gerak Latih Otak) pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Gau Mabaji Gowa.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum

Setelah dilakukannya Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) senam otak diharapakan dapat
mempertahankan daya ingat dan konsentrasi lansia.

2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui manfaat senam otak
b. Mampu melakukan senam otak
c. Senam Otak dapat dimasukan dalam jadwal kegiatan panti.

D. MANFAAT KEGIATAN
1. Memperlambat kepikunan.
2. Menghilangkan stres.
3. Meningkatkan konsentrasi.
4. Membuat emosi lebih tenang.

E. SASARAN STRATEGIS
1. Lansia yang ada di 12 wisma
2. Petugas yang berdinas di Panti Sosial Tresna Werdha Gau Mabaji Gowa
3. Lansia yang mampu melakukan aktivitas fisik
4. Lansia yang cooperative

F. PERENCANAAN
1. Hari/ Tanggal : Jumat, 12 januari 2018
2. Waktu : Pukul 07.00 s.d 07.30 WITA
3. Tempat : Aula PSTW Gau Mabaji Gowa
4. Topic : Senam Otak
5. Peserta : Lansia wisma dan petugas PSTW Gau Mabaji Gowa
6. Metode : Demonstrasi
7. Media : Sound system
8. Setting Tempat :

Keterangan :

: Leader : Fasilitator

: Co Leader : Lansia

: Observer

G. PENGORGANISASIAN

TIM Terapis :

1. Instruktur Senam Otak : Ferdy Leandro Sahertian S.Kep


2. Leader : Dinda Devani Putri S.Kep
3. Co-Leader : Ferdy Leandro Sahertian S.Kep
4. Observer : Jauhari Nuhuyanan S.Kep
5. Fasilitator : Muhammad Andrianus S.Kep
Korlina Fany ISK. Alam S.kep
Budiman S.Kep
Jusmayanti S.Kep
Asvan S.Kep
Erin Tri Wahyuni A S.Kep
La Ode Muhamad Rinaldi S.Kep
Nur Indriani Arif S.Kep
Syamsul S.Kep
Mirnawati S.Kep
Sukarman S.Kep
Marliyana S.Kep
Faizal S.Kep
Iis Kumalasari S.Kep
Reni Triana Asmin S.Kep
Abdul Kadir Jaelani S.Kep
Ummu Niswa S.Kep
Ahmad Fatu Rahman S.Kep
Dinda Devani Putri S.Kep
William Tasidjawa S.Kep
Chyndi Shoendari Pasan S.Kep
La Anggra S.Kep
Rifdha Afrilia S.Kep
Husni Mubarak S.Kep
Hanisa Dewi Putri S. Kep
Muh. Ridwan S. Kep
H. STRATEGI PELAKSANAAN
Hari : Jumat, 12 januari 2018
Waktu : 30 menit
NO Strategi Pelaksanaan Uraian Kegiatan PJ
1 Fase Orientasi Pada saat ini terapis melakukan : Leader
1. Memberi salam terapeutik : salam mulai
dari terapis, perkenalan nama dan panggilan
terapis.
2. Evaluasi/Validasi : menanyakan perasaan
lansia saat ini dan terapis menanyakan
tentang sejak kapan lansia mulai tinggal di
Wisma merasakan penurunan daya ingat dan
fungsi pendengaran.
3. Kontrak :
1) Menjelaskan tujuan kegiatan
2) Menjelaskan aturan main tersebut
a. Jika ada lansia yang akan
meninggalkan kelompok harus minta
ijin kepada terapis
b. Lama kegiatan 30 menit
c. Setiap lansia mengikuti kegiatan dari
awal sampai akhir
d. Jika peserta merasa kurang jelas
dengan penjelaskan leader, dapat
menanyakan kepada leader dengan
menunjuk tangan terlebih dahulu.
e. Peserta hadir di tempat 5 menit
sebelum kegiatan berlangsung.
2 Fase Kerja. 1. Mendemonstrasikan senam otak kepada Fasilitator
Demontrasi senam lansia dan petugas panti Co-Leader
GLO 2. Memberikan kesempatan lansia dan Leader
petugas untuk mencoba kembali sendiri
3. Mengulang kembali senam GLO secara
bersama lansia dan petugas panti
4. Melakukan senam GLO bersama-sama
dengan mahasiswa/I dengan menggunakan
musik
3 Fase Terminasi Evaluasi Fasilitator
1) Mahasiswa menanyakan perasaan lansia Co-Leader
setelah mengikuti kegiatan Leader
2) Memberikan pujian atas keberhasilan Obsever
lansia.
a. Rencana Tindak lanjut
 Terapis meminta lansia dan petugas
untuk mengulang hal yang telah
dipelajari secara mandiri
 Memasukan dalam jadwal kegiatan
harian panti
b. Kontrak yang akan datang Terapis
mengakhiri kegiatan dan
mengingatkan kepada lansia untuk
melakukan kegiatan yang biasa
dilakukan di PSTW Gau Mabaji
Gowa
MATERI SENAM OTAK

A. DEFINISI
Senam lansia merupakan olahraga ringan yang mudah dilakukan dan tidak
memberatkan, yang dapat diterapkan pada lansia (Maryam, 2008). Senam lansia bentuk
gerakannya tidak aerobik high impact tetapi bersifat aerobik low impact. Jika menggunakan
musik tidak menghentak namun lambat dan mendayu dan hanya mempunyai gerakan yang
ringan tanpa melompat dengan satu kaki dilantai, sehingga aman dan tidak menimbulkan
cidera.
Senam otak bekerja dengan menggabungkan dimensi pemfokusan untuk
meringankan atau merelaksasi bagian belakang otak (batang otak atau brainstem) dan bagian
depan otak (frontal lobes), dimensi pemusatan untuk bagian tengah sistem limbis (mild brain)
yang berhubungan dengan informasi emosional serta otak besar (cerebrum) untuk berpikir
abstrak dan dimensi lateralis (neocortex) untuk merangsang otak kiri dan kanan yang dapat
menghilangkan penghambat kognitif dan sensori yang menyebabkan sulit berkonsentrasi dan
stres pada orang dewasa maupun anak-anak (Dennison, 2008). Senam otak berguna untuk
melepaskan stres, menjernihkan pikiran, meningkatkan daya ingat, mampu memudahkan
kegiatan belajar dan melakukan penyesuaian terhadap ketegangan, tantangan, dan tuntutan
sehari-hari (Yanuarita, 2012 dalam Lamuhammad, 2015).

B. MANFAAT
1. Memperlambat kepikunan,
2. Menghilangkan stres,
3. Meningkatkan konsentrasi,
4. Membuat emosi lebih tenang.
Menurut Dennison (2008), senam latih otak memberikan manfaat, yaitu stres emosional
berkurang, pikiran lebih jernih, hubungan antar manusia dan 8 suasana belajar/bekerja lebih
rileks dan senang, kemampuan berbahasa dan daya ingat meningkat, orang menjadi lebih
bersemangat, orang merasa lebih sehat karena stres berkurang, sehingga prestasi belajar dan
bekerja meningkat. Dibandingkan dengan terapi yang digunakan untuk menurunkan stres
lainnya, senam otak tidak memerlukan waktu lama dan dapat dilakukan oleh semua umur,
baik lansia, anak-anak, remaja, maupun orang dewasa yang dapat dilakukan tanpa waktu
khusus serta tidak memerlukan bahan atau tempat khusus, dimana porsi latihannya adalah
sekitar 10-15 menit (Isnaini,2009 dalam Fitria, 2010; Setyoadi & Kushariyadi, 2011).

C. GERAKAN DASAR
1. Gerakan silang
Cara : kaki dan tangan digerakan secara berlawanan,bisa kedepan,samping atau
belakang.agar lebih ceria anda bisa menyelaraskan dengan irama musik.
Manfaat : merangsang bagian otak yang menerima informasi dan bagian yang
mengungkapkan informasi,sehingga memudahkan proses mempelajari hal-
hal baru dan meningkatkan daya ingat
2. Gerakan olengan pinggul
Cara : duduk dilantai posisi tangan dibelakang ,menumpi kelantai serta siku
ditekuk,angkat kaki sedikit lalu olengkan pinggul kekiri dan kekanan
dengan rileks.
Manfaat : mengaktifkan otak untuk kemampuan belajar,meihar dari kiri ke
kanan,kemampuan untuk memperhatikan dan memahami.

3. Gerakan pengisi energi


Cara : duduk nyaman dikursi,kedua lengan bawah dan dahi diletakan diatas
meja,tangan ditempatkan diatas bahudengan jari-jari menghadap sedikit
kedalam.ketika menarik napas rasakan napas mengalir kegaris tengah
seperti pancuran energi.mengangkat dahi kemudian tengkuk dan terakhir
punggung atas.diagfragma dan dada tetap terbuka dan bahu tetap rileks.
Manfaat : mengembalikan fitalitas otak setelah serangkaian aktifitas yang
melelahkan,mengusir stres, meningkatka konsentrasi dan perhatian serta
meningkatkan kemampuan memahami dan berfikir rasional.
4. Gerakan menguap berenergi
Cara : bukalah mulut seperti hendak menguap lalu pijatlah otot-otot
dipersendian rahang.lalu melemaskan otot-otot tersebut.
Manfaat : mengaktifkan otak untuk peningkatan oksigen agar otak berfungsi secara
efisien dan rileks,meningkatkan perhatian dan daya
pengkihatan,memperbaiki komunikasi lisan dan ekspresif serta
meningkatakan kemampuan untuk memilih informasi.
5. Gerakan gravitasi
Cara : duduk dikursi dan silangkan kaki,tundukkan baan dengan lengan epan
bawah,buang napas ketika turun dan ambil napas ketika naik.lakuka
dengan posisi kak berganti-gantian.
Manfaat : mengaktifkan otak untuk ras keseimbangan dan koordinasi,meningkatkan
kemampuan mengorganisasi dan meningkatkan energy
6. Gerakan tombol imbang
Cara : sentuhkan 2 jari kebelakang telinga,pada lekukan dibelakang telinga
sementara tangan satunya menyentuh pusar sekama kuramg lebih 30
detik,lakuakn secara bergantian. Selama melakuka gerakan itu dagu rileks
dan kepala dalam posisi normal menghadap kedepan
Manfaat : mengaktifkan otak untuk kesiapsiagaan dan memusatkan perhatian
,mengambil keputusan,berkonsentrasi dan pemikiran asosiatif. Untuk
mengefektifkan manfaat senam otak, dapat dilakukan pada pagi hari dalam
kurun waktu 5 sampai 15 menit agar otak siap dan seimbang untuk
memulai aktivitas. Serangkaian latihan sederhana yang disebut senam otak
dapat membantu fungsi otak kita menjadi lebih baik dan tajam, cerdas dan
jauh lebih percaya diri.
DAFTAR PUSTAKA

(Buku : Brain Gym,Paul E. Dennison PhD,Gail E. Dennison, Penerbit PT. Grasindo )


Constatinides. (2006). Teori proses menua, dalam R. Boedi-Darmojo (Penyuting),
Geriatri,Balaipenerbit FKUI : Jakarta
Dennison, P.E. (2008). Brain Gym and Me: Merasakan Kembali Kenikmatan Belajar.
Jakarta: PT Grasindo.
Lamuhammad, F.A (2015). Manfaat Brain Gym terhadap Penurunan Tingkat Depresi pada
Usia Lanjut. Majority, 4(8), 47-51). Diakses pada tanggal 11 Maret 2016 dari
http://jukeunila.com/wp-content/uploads/2015/11/47-52-FARIDA-HL.pdf.

Maryam, R.S, dkk. (2011). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba
Medika.

You might also like