KEJANG DEMAM - DEA S. P..PPSX

You might also like

Download as ppsx, pdf, or txt
Download as ppsx, pdf, or txt
You are on page 1of 32

DEFINISI

Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada anak berumur 6
bulan sampai 5 tahun yang mengalami kenaikan suhu tubuh (suhu di atas
38OC, dengan metode pengukuran suhu apa pun) yang tidak disebabkan
oleh proses intrakranial.

• Kejang terjadi karena kenaikan suhu tubuh, bukan karena


gangguan elektrolit atau metabolik lainnya.
• Bila ada riwayat kejang tanpa demam sebelumnya maka tidak
disebut sebagai kejang demam.
• Anak berumur antara 1-6 bulan masih dapat mengalami
kejang demam, namun jarang sekali.
• Bayi berusia kurang dari 1 bulan tidak termasuk dalam
rekomendasi ini melainkan termasuk dalam kejang neonatus
EPIDEMIOLOGI
• Kejang demam terjadi pada 2-5% anak berumur 6
bulan – 5 tahun.
• Hampir 5% anak berumur di bawah 16 tahun
minimal pernah mengalami satu kali kejang.
ETIOLOGI
Tiga faktor utama yang berperan
❑ Demam

❑ Umur

❑ Gen
#1. Faktor Demam
❑ Cepatnya
penaikan suhu tubuh
memegang peranan penting sebagai
penyebab KD

❑ Panas yang berperan pada kejang demam


➢Infeksi saluran pernafasan
➢Infeksi saluran pencernaan
➢Infeksi saluran air seni
➢Roseola infantum
➢Pasca imunisasi
#2. Faktor Umur
❑ Umumnya KD terjadi umur 6 bln - 6 thn
❑ Puncak tertinggi umur 17 – 23 bln
❑ 85% KD pertama terjadi pada umur sampai
umur 4 thn
❑ KD sebelum 5-6 bln kemungkinan infeksi SSP
#3. Faktor Gen
❑ Gen beperanan penting pada KD
❑ Anamnese KD pada famili 7.5% (Nelson-Ellenberg 1970)
❑ Risiko meningkat 2-3 x bila saudara/i KD
❑ Risiko meningkat 5%, bila seorang orang tua menderita KD
ETIOLOGI

Sumber: Buku Ajar Pediatri Gawat Darurat, 2011


ETIOLOGI
KLASIFIKASI
❑ Kejang demam sederhana
❑ Kejang demam kompleks
#1. Kejang Demam Sederhana
• Kejang demam yang berlangsung singkat (kurang dari 15
menit), bentuk
• kejang umum (tonik dan atau klonik), serta tidak berulang
dalam waktu 24 jam.

• Kejang demam sederhana merupakan 80% di antara


seluruh kejang demam
• Sebagian besar kejang demam sederhana
berlangsung kurang dari 5 menit dan berhenti sendiri.
#2. Kejang Demam Kompleks
Kejang demam dengan salah satu ciri berikut:
• Kejang lama (>15 menit)
• Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang parsial
• Berulang atau lebih dari 1 kali dalam waktu 24 jam.

• Kejang lama adalah kejang yang berlangsung lebih dari 15 menit


atau kejang berulang lebih dari 2 kali dan di antara bangkitan kejang
anak tidak sadar. Kejang lama terjadi pada 8% kejang demam.
• Kejang fokal: berasal dari fokus lokal di otak, dapat melibatkan
sistem motorik, sensorik maupun psikomotor.
• Kejang berulang adalah kejang 2 kali atau lebih dalam 1 hari, dan di
antara 2 bangkitan kejang anak sadar. Kejang berulang terjadi pada
16% anak yang mengalami kejang demam.
DIAGNOSIS
#1. ANAMNESIS
• Aloanamnesis (RPS, RPD, RPK, RPO, R.Sos)
#2. PX. FISIK
• menilai TV, mencari tanda trauma akut kepala, dan ada tidaknya
kelainan sistemik.
• mencari cedera yang terjadi mendahului atau selama kejang, adanya
penyakit sistemik, paparan zat toksik, infeksi, dan kelainan
neurologis fokal.
#3. PX. PENUNJANG
• Px. Lab
• Pungsi Lumbal
• EEG (Elektroensefalografi)
• Pencitraan
Sumber: Buku Ajar Pediatri Gawat Darurat, 2011
Px. Lab

• Px. laboratorium pada anak dengan kejang berguna untuk mencari


etiologi dan komplikasi akibat kejang lama.
• Pemeriksaan laboratorium tidak dikerjakan secara rutin pada kejang
demam, tetapi dapat dikerjakan untuk mengevaluasi sumber infeksi
penyebab demam.
• Pemeriksaan laboratorium yang dapat dikerjakan atas indikasi
misalnya darah perifer, elektrolit, dan gula darah
Pungsi Lumbal
• Pemeriksaan cairan serebrospinal dilakukan untuk menegakkan atau
menyingkirkan kemungkinan meningitis.
• Berdasarkan bukti-bukti terbaru, saat ini pemeriksaan pungsi lumbal
tidak dilakukan secara rutin pada anak berusia <12 bulan yang
mengalami kejang demam sederhana dengan keadaan umum baik.

• Terdapat tanda dan gejala rangsang meningeal


• Terdapat kecurigaan adanya infeksi SSP berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan klinis
• Dipertimbangkan pada anak dengan kejang disertai demam yang
sebelumnya telah mendapat antibiotik dan pemberian antibiotic
tersebut dapat mengaburkan tanda dan gejala meningitis.
EEG (Elektroensefalografi)
• Elektroensefalograf ialah alat pencatat aktivitas listrik otak dan hasil
pencatatannya disebut elektroensefalogram.
• Secara sederhana dapat dikatakan bahwa setiap kelainan yang
menggangu fungsi otak dapat memberi kelainan padaEEG. Namun tidak
selalu gangguan fungsi otak dapat tercermin dalam EEG.
• Pemeriksaan EEG tidak diperlukan untuk kejang demam, KECUALI
apabila bangkitan bersifat fokal.
• EEG hanya dilakukan pada kejang fokal untuk menentukan adanya fokus
kejang di otak yang membutuhkan evaluasi lebih lanjut.
PENCITRAAN
• Pemeriksaan neuroimaging (CT scan atau MRI kepala) tidak rutin
dilakukan pada anak dengan kejang demam sederhana.
• Pemeriksaan tersebut dilakukan bila terdapat indikasi, seperti kelainan
neurologis fokal yang menetap.
• Kelainan gambaran CT scan kepala dapat ditemukan pada pasien
kejang dengan riwayat trauma kepala, pemeriksaan neurologis yang
abnormal, perubahan pola kejang, kejang berulang, riwayat menderita
penyakit susunan saraf pusat, kejang fokal, dan riwayat keganasan.
TATA LAKSANA
EDUKASI
❑ Kejang selalu merupakan peristiwa yang menakutkan
bagi orang tua.
❑ Kecemasan dikurangi dengan cara:
➢ Meyakinkan bahwa kejang demam umumnya mempunyai
prognosis baik
➢ Memberitahukan cara penanganan kejang
➢ Memberikan informasi mengenai kemungkinan kejang
kembali
➢ Pemberian obat untuk mencegah rekurensi memang efektif
tetapi harus diingat adanya efek samping obat
PENCEGAHAN
• Sampai saat ini, tidak ada dukungan data yang ada bahwa intervensi
selain obat efektif mencegah kejang atau status epilepticus.
• Oleh karena itu, kepatuhan dalam konsumsi obat-obatan harus selalu
ditekankan kepada setiap pasien.
PROGNOSIS
• Prognosis kejang demam secara umum sangat baik.
• Tapi juga tergantung pada etiologi yang mendasari kejang dan
efektifitas tatalaksana kejang secara dini sebelum kerusakan
ireversibel telah terjadi.
• Pasien dapat diberi konseling untuk siap bila kejang terjadi dan
menghindari hal-hal yang akan meningkatkan risiko komplikasi.
KOMPLIKASI
• Kecacatan atau kelainan neurologis
• Kemungkinan berulangnya kejang demam
• Terjadinya epilepsi
• Kematian
Kemungkinan Berulangnya Kejang
Demam
Kejang demam akan berulang kembali pada sebagian kasus. Faktor risiko
berulangnya kejang demam adalah:
• Riwayat kejang demam atau epilepsi dalam keluarga
• Usia kurang dari 12 bulan
• Suhu tubuh kurang dari 39 derajat Celsius saat kejang
• Interval waktu yang singkat antara awitan demam dengan terjadinya
kejang.
• Apabila kejang demam pertama merupakan kejang demam kompleks.
Bila seluruh faktor tersebut di atas ada, kemungkinan berulangnya kejang
demam adalah 80%, sedangkan bila tidak terdapat faktor tersebut
kemungkinan berulangnya kejang demam hanya 10-15%. Kemungkinan
berulangnya kejang demam paling besar pada tahun pertama.
Terjadinya Epilepsi
Faktor risiko menjadi epilepsi di kemudian hari adalah:
• Terdapat kelainan neurologis atau perkembangan yang jelas sebelum
kejang demam pertama
• Kejang demam kompleks
• Riwayat epilepsi pada orangtua atau saudara kandung
• Kejang demam sederhana yang berulang 4 episode atau lebih dalam
satu tahun.
Kematian
• Kematian langsung karena kejang demam tidak
pernah dilaporkan.
• Angka kematian pada kelompok anak yang
mengalami kejang demam sederhana dengan
perkembangan normal dilaporkan sama dengan
populasi umum.

You might also like